Anda di halaman 1dari 24

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian terdahulu

Menurut Abdul Zikri Siregar 2018 Penetuan kelayakan penerimaan bantuan


raskin Sering terjadi pemberian beras raskin yang salah sasaran.untuk membantu
permasalahan tersebut akan dia buat system pendukung keputusan untuk
membantu dalam pembagian beras raskin. Multi-objective optimijation on the
basis of ration analysis(Moora). Hasil dan penelitian ini adalah agar dapat
memecahkan masalah yang tidak terstruktur Dalam pembagian beras raskin .
Septiana firdyana,dedy cahyandi,indah fitri astuti.2017 Menetukan
penerimaan bantuan beras raskin pada masyarakat miskin Dalam menetukan
penerimaan bantuan raskin masi menggunakan cara manual, yaitu mengunakan
pikiran saja. Agar tidak terjadi kecuranangan dan bantua tepat sasaran, perlu di
buatsebuah system untuk menentukan siap yang layak untuk menerima bantuan
tersebut. Metode weighted product digunakan sebagai Teknik pengumpulan data
penelitian dalam sebuah abservasi literatur review. Hasil penelitian ini adalah
untuk mencari bobot untuk setiap atribut,kemudian dilakukan proses peringatan
yang akan menentukan alternatif optimal, calon penerimaan raskin.bardasarkan
pengujian yang dilakukan,system yang di ciptakan untuk memberikan hasil yang
baik sesuai dengan perhitungan yang digunakan, membatu mempercepat
pemilihan penerima raskin.
Muhammad solehan maulana Ibrahim.2017 Seleksi penerimaan bantuan
beras raskin untuk warga miskin. Permasalahanya yaitu dengan membuat sebuah
system informasi yang baik untuk mencegah kesalahan-kesalahan dan
kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Mengunakan
metode promethea dan SAW untuk seleksi penerimaan bantua.
2.1. Definisi Sistem
Definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah
sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang tersebut
mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus mempunyai
elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi antar elemen dengan
lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus mempunyai tujuan
yang akan dicapai. Berdasarkan persyaratan ini, sistem dapat didefinisikan
sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk
suatu tujuan bersama. Kumpulan elemen terdiri dari manusia, mesin,
prosedur, dokumen, data atau elemen lain yang terorganisir dari elemen-
elemen tersebut. Elemen sistem disamping berhubungan satu sama lain, juga
berhubungan dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya (Nuryasin, 2016).
2.2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu:
1. Komponen-Komponen
Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa, elemen-elemen yang
lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari
sub sistem perangkat keras, perangkat lunak, dan manusia. Elemen-elemen
yang lebh besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras
adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori,
maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
2. Batasan Sistem
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem
ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas
suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan
merupakan energi dari dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga
dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus harus
ditahan dan dikendalikan.
4. Penghubung
Penghubung merupakn media perantara antar sub sistem. Melalui
penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari suatu
subsistem ke subsistem lainnya. Output dari suatu subsistem akan menjadi
input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan
penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang
lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Input
Input adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Input dapat berupa
maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah
energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh, didalam
suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang
digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara data adalah sinyal
input yang akan diolah menjadi informasi.
2.3. Konsep Dasar Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti
bagi sipenerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau
mendatang didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan
suatu kejadian-kejadian yang nyata. Sumber dari informasi adalah data
(Nuryasin, 2016).
Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat
tertentu. Didalam dunia bisnis, kejadian-kejadian yang sering terjadi adalah
transaksi perubahan dari suatu nilai yang disebut transaksi. Kesatuan nyata
adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-
betul ada dan terjadi (Nuryasin, 2016).
2.4. karakteristik sistem

Menurut kusrini sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat terentu


yang dapat membedakan unsur-unsur dari sistem berikut ini:

Karakteristik yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya


anatar lain”

1. Batasan adalah penggambaran dari suatu elemen atau unsur mana yang
termasuk dalam sistem
2. Lingkungan adalah segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang
menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem
3. Masukan yaitu sumber daya berupa data, bahan baku, perlatan, energi, dan
lingkunga yang dikonsumsi dan di manipulasi oleh suatu sistem.
4. Keluaran adalah sumber daya atau produk seperti informasi, laporan,
dokumen, tampilan layar komputer barang jadi yang disediakan untuk
linkungan sistem oleh kegiatan dalam susatu sistem.
5. Komponen adqalah kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem an
mentranformasikan input menjadi bentuk setengan jadi, komponen ini
meruupakan supsistem dari sebuah sistem.
6. Penghubung yaitu tempat di mana komponen atau sistem dan
lingkungannya bertemu atau berintegrasi.
7. Penyimpanan adalah area yang dikuasai dan digunakan untuk
menyimpang sementara dan tetap diinformasi, energi, bahan baku, antara
komponen tersebut bekeja degan berbagai tingkatan yang ada dan
memungkinkan komponen yang berbeda dari berbagai data yang sama.
8. Sasaran soistem yaitu tujuan yang akan dicapai oleh sistem akan dikatakan
berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan (kusrini, 2007).
2.5. Sistem pendukung keputusa(SPK)
Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang
mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui
alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan
rancangan model. Sistem pendukung keputusan merupakan pengabungan
sumber-sumber kecerdasan induvidu dengan kemampuan komponen untuk
memperbaiki kualitas keputusan.
Dengan pengertian sebelumnya dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung
keputusan bukan merupakan alat pengembilan keputusan, melaikan
merupakan sistem yangmembantu pengambilan data yang telah diolah dengan
dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu
masalah dengan lebih cepat dan akurat.(setya pami:2017)
2.5.1 Tujuan sistem pendukung keputusan

Tujuan sistem pendukung keputusan mempunyai tiga tujuan yang akan


dicapai adalah:

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecakan masalah


semiterstruktur.
2. Mendukung penilaian manajer bukan mncoba mengantikannya.
3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer dari pada
efesiensinya.
2.5.2 Manfaat Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan dapat memberikan berbagai manfaat dan
keuntungan, manfaat yang dapat diambil dari sistem pendukung keputusan
adalah:
1. Sistem pendukung keputusan memperluas kemampuan pengambil
keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
2. Sistem pendukung keputusan membantu pengambil keputusan untuk
memecahkan masalah, terutama dalam berbagai isu yang sangat kompleks
dan tidak terstruktur.
3. Sistem pendukung keputusan dapat menghasilkan solusi yang lebih cepat
dan hasil yang lebih dapat diandalkan.
4. Walaupun suatu sistem pendukung keputusan mungkin tidak dapat
memcahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, tapi dia bisa
menjadi pendorong bagi para pengambil keputusan dalam memahami
masalah, karena mampu menghadirkan berbagai solusi alternatif.
2.5.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum, sistem pendukung keputusan yang dikembangkan oleh tiga
komponen utama yaitu:
1. Database Management
Merupakan subsistem dari data yang terorganisir dalam database. Data
adalah suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar dan dalam
lingkungan.
2. Model Base
Merupakan model yang mewakili masalah dalam format kuantitatif (model
matematika) sebagai dasar simulasi atau pengambil keputusan, termasuk
tujuan permasalahan, komponen terkait, keterbatasan yang ada (kendala),
dan hal-hal terkait lainnya.
3. User Interface / Pengelolaan Dialog
Kadang-kadang disebut sebagai subsistem dialog, penggabungan antara dua
komponen sebelumnya, yaitu manajemen database dan model basis
tergabung dalam tiga komponen (user interface), setelah sebelumnya
menjabat dalam bentuk model komputer untuk memahami.
2.5.4 Metode-Metode Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang digunakan
untuk mempermudah pengambil keputusan dalam menentukan sebuah keputusan
memilih berbagai alternatif keputusan yang diperoleh dari pengolahan informasi
yang tersedia. Seperti yang dijelaskan diatas, untuk membuat sistem pendukung
keputusan kita menggunakan metode algoritma pendukung keputusan. Adapun
beberapa macam-macam metode dalam sistem pendukung keputusan adalah
sebagai berikut:
1. Metode AHP
Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) digunakan untuk mengambil
keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan
dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan
tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu
susunan hirarki, memberikan nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang
pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk
menetapkan variabel yang mana memiliki prioritas paling tinggi (Basarodin,
2017).
2. Metode SAW
Metode Simple Additive Weighting (SAW) juga dikenal istilah penjumlah
terbobot, dan konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot
dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW
membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Jayanti, 2016).
3. Metode PROMETHEE
Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) adalah metodologi untuk mengevaluasi alternatif dengan kriteria
yang diberikan dan membuat peringkat alternatif untuk keputusan akhir. Dugaan
dari dominasi kriteria yang digunakan dalam PROMETHEE adalah penggunaan
nilai dalam hubungan outranking, outranking merupakan metode yang dapat
menangani kriteria kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan. Metode ini mampu
memperhitungkan alternatif-alternatif berdasarkan karakteristik yang berbeda.
Metode outranking membandingkan beberapa kemungkinan alternatif (pada
kriteria) dengan kriteria dasar. Mereka pada dasarnya menghitung indeks untuk
setiap pasangan alternatif yang memenuhi syarat atau antara peringkat satu relatif
dengan alternatif lain (Cahya, 2017).
2.6. Langkah-Langkah Metode PROMETHEE
Adapun langkah-langkah Metode PROMETHEE yaitu:
1. Kriteria Biasa (Usual Criterion)
Rumus untuk menghitung fungsi selisih kriteria antar alternatif dapat dilihat
pada persamaan 2.1.

{ }
H ( d )= 0 jika d ≤ 0 ....................................................(2.1)
1 jika d> 0
Dimana:
H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif
d = selisih nilai kriteria {d = f(a) – f(b)}
Pada kasus ini, tidak ada beda atau sama penting antara a dan b jika dan
hanya jika f(a)=f(b); apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif
memiliki nilai berbeda, maka pembuat keputusan membuat preferensi mutlak
untuk alternatif yang mempunyai nilai lebih baik (Novaliendry, 2018).
2. Kriteria Quasi (Quasi Criterion)
Rumus dari kriteria quasi dapat dilihat pada persamaan 2.2.

{ }
H ( d )= 0 jika d ≤ q ......................................................2.2)
1 jika d> q
Dimana:
d = selisih nilai kriteria {d=f(a)-f(b)}
q = nilai yang menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria
Pada kasus ini, dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama
selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternative untuk kriteria tertentu
tidak melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak. Jika pembuat
keputusan menggunakan kriteria quasi, maka ia harus menentukan nilai q,
dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu
kriteria. Preferensi yang lebih baik diperoleh apabila selisih antara dua
alternatif di atas nilai q (Novaliendry, 2018).
3. Kriteria dengan preferensi linier
Rumus untuk menghitung kriteria dengan preferensi linier dapat dilihat pada
persamaan 2.3.

H ( d )=
{ d 0 jika d ≤ 0
p
jika 0 ≤ d ≤ p (2...........................................(2.3)
1 jika d > q
Dimana:
d = selisih nilai kriteria {d=f(a)-f(b)}
p = nilai kecenderungan atas
Pada kasus ini, dapat dilihat sebuah kejelasan bahwa selama nilai selisih
memiliki nilai yang rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan terjadi
peningkatan secara linier dengan nilai d, jika nilai d lebih besar bila
dibandingkan dengan nilai p, maka teradinpreferensi mutlak.
4. Kriteria Level (Level Criterian)
Rumus untuk menghitung kriteria level yaitu dapat dilihat pada persamaan
2.4.

{
0 jika d ≤ q
H ( d )= 0.5 jika q< d ≤ p ..............................................(2.4)
1 jika d > p
Dimana:
H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif
d = selisih nilai kriteria {d=f(a) – f(b)}
p = nilai kecenderungan atas
q = harus merupakan nilai tetap
Pada kasus ini, kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan
preferensi p adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada diantara nilai q
dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d)=0.5).
5. Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda
Rumusnya dapat dilihat pada persamaan 2.5.

H ( d )=
{ d−q 0 jika d ≤ q
p−q
jika q< d ≤ p ......................................... (2.5)
1 jika d > p
Dimana:
H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif
d = selisih nilai kriteria {d=f(a) – f(b)}
p = nilai kecenderungan atas
q = harus merupakan nilai tetap
Pada kasus ini, pengambil keputusan mempertimbangkan peningkatan
preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam
area antara dua kecenderungan q dan p.
6. Kriteria gaussian (Gaussian Criterian)
Rumus untuk mencari kriteria gaussian yaitu dapat dilihat pada persamaan
2.6.

{
0 jika ≤ 0
H ( d )= d2 ..............................(2.6)
1−e− 2 jika d> 0
2a
Dimana:
H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif
d = selisih nilai kriteria {d=f(a) – f(b)}
7. Indeks Preferensi multikriterian
Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan nilai rata-rata
bobot dari fungsi preferensi Pi. Berikut ini rumusnya dapat dilihat pada
persamaan 2.7.
1
℘ ( A 1 , A 2 )= ∗Σ( A 1 , A 2)..........................................(2.7)
K
Dimana:
℘ ( A 1 , A 2 ) = preferensi dari perbandingan alternative a1 dan a2
K = jumlah keseluruhan kriteria
Σ( A 1 , A 2) = jumlah nilai preferensi selisih perbandingan A1 dan A2
8. Leaving Flow
Penentuan setiap simpul dalam grafik nilai outranking adalah berdasarkan
leaving flow, dengan menggunakan persamaan (Novaliendry, 2018). Berikut
ini rumusnya dapat dilihat pada persamaan 2.8.
1
+ ¿ (a )= Σ φ( a , x) ¿
φ n−1 x∈ A ........................................................(2.8)

Dimana:
φ ( a , x )= menunjukkan preferensi alternatif a lebih baik dari x.
n = jumlah nilai
9. Entering Flow
Rumus untuk menghitung entering flow dapat dilihat pada persamaan 2.9.
1
−¿ ( a) = Σ φ (a , x ) ¿
φ n−1 x ∈ A ........................................................(2.9)

Dimana:
φ−¿ ( a) ¿ = untuk menentukan urutan prioritas pada proses Promethee yang
menggunakan urutan parsial (Novaliendry, 2018).
10. Net Flow
Rumus untuk menghitung net flow dapat dilihat pada persamaan 2.10.
−¿(a)¿
+ ¿ ( a ) −φ ¿
φ ( a )=φ .......................................................(2.10)
Dimana:
φ ( a ) = untuk menghasilkan keputusan akhir penentuan urutan dalam
menyelesaikan masalah sehingga menghasilkan urutan lengkap
(Novaliendry, 2018).
2.7. Tahapan Penyeleksian dengan Metode PROMETHEE
Langkah-langkah perhitungan dengan algoritma PROMETHEE adalah
diperlukan tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan
untuk mendapatkan hasil penyeleksian dengan metode PROMETHEE sebagai
berikut (Cahya, 2017):
1. Menentukan beberapa alternatif. Alternatif disini bisa diartikan dengan
obyek yang akan diseleksi. Pada perhitungan penyeleksian dengan
PROMETHEE diperlukan penentuan beberapa obyek yang akan diseleksi
(minimal 2 obyek). Dimana antara obyek yang satu dengan obyek lainnya
akan dibandingkan.
2. Menentukan beberapa kriteria. Setelah melakukan penentuan obyek yang
akan diseleksi, maka dalam perhitungan penyeleksian PROMETHEE juga
diperlukan penentuan beberapa kriteria, penentuan kriteria disini sebagai
syarat atau ketentuan dalam penyeleksian.
3. Menentukan dominasi kriteria. Ketika menentukan kriteria, decision maker
harus menentukan bobot atau dominasi kriteria dari kriteria lainnya. Setiap
kriteria boleh memiliki nilai bobot yang sama atau berbeda.
4. Menentukan tipe preferensi untuk setiap kriteria yang paling cocok
didasarkan pada data dan pertimbangan dari decision maker. Tipe
preferensi ini berjumlah enam (Usual, Quasi, Linier, Level, Linear Quasi
dan Gaussian).
5. Memberikan nilai threshold atau kecenderungan untuk setiap kriteria
berdasarkan preferensi yang telah dipilih. Nilai kecenderungan tersebut
adalah nilai indifference, preference, dan gaussian.
6. Perhitungan Entering Flow, Leaving Flow dan Net Flow.
a. Nilai Entering Flow adalah jumlah dari yang memiliki arah mendekat dari
node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking.
b. Leaving Flow adalah jumlah dari yang memiliki arah menjauh dari node a,
dan hal ini merupakan pengukuran outranking.
c. Nilai Net Flow adalah penilaian secara lengkap. Lengkap disini adalah
penilaian yang didapat dari nilai Entering Flow yang dikurangi nilai
Leaving Flow. Jadi bisa diartikan, nilai Net Flow adalah nilai akhir atau
hasil yang didapat dari nilai posistif yang dikurangi nilai negatif dari sebuah
node.
2.8. Raskin

Raskin adalah program pemerintahan dalam upaya meningkatkan ketahanan


pangan dan memberikan perlindungan pada keluarga miskin melalui
pendistribusian beras minimal 15kg/kk/bulan. Raskin juga merupakan subsidi
pangan dalam bentuk beras yang diperuntungkan bagi rumah tangga
berpenghasilan rendah sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan
pangan dan memberikan perlindungan social pada rumah tangga sasaran.
Keberhasilan program raskin diukur berdasarkan tingkat pencapaian indicator 6T,
yaitu:

1. Tepat sasran
2. Tepat jumlah
3. Tepat harga
4. Tepat waktu
5. Tepat kualitas
6. Tepat admistrasi

Program ini bertujuan untuk mengurangai beban pengeluaran rumah


tangga sasaran(RTS) melalui pemenuhan sebagi kebutuhan pangan pokok dalam
bentuk beras dan mencegah penurunan konsumsi energi dan protin. Selain itu
raskin bertujuan untuk meningkatkan/membuka akses pangan keluarga melalui
penjualan beras pada keluarga penerimaan manfaat dengan jumlah yang telah
ditentukan.
Selama lima tahun berturut-turut pemerintah Indonesia telah
melaksanakan program bantuan kesejatraan khusus berupa pemberian beras
kualitas medium dengan harga bersubsidi untuk keluarga miskin yang
membutuhkan. Program ini pada awalnya merupakan bagian penting dari program
jaringan pengaman sosial pemerintah serangkaian upaya yang dilaksakan secara
tergesah-gesah pada pertengahan tahun 1998 untuk memberikan bantuan kepada
keluarga yang paling terkena dampak krisis ekonomi yang telah berlangsung sejak
pertengahan tahun sebelumnya. Program jaringan pengaman social ini mencakup
program penciptaan lapangan pekerjaan, Pendidikan dan bantuan Kesehatan, serta
program penyediaan block grant dan kredit mikro skalah kecil yang dipergunakan
sebagai “dana bergulir” bagi masyarakat lokal yang mendukung pengembangan
kegiatan usaha kecil.

Program ini, yang hingga 2002 dikenal luas dengan singkatan OPK
(operasi pasar khusus), pada awalnya direncanakan dan dilaksanakan oleh kantor
mentri negara pangan dan holtikultura (menpangan) bekerja sama dengan badan
urusan logistik (bulog). Pada fase pertama, beras mulai dibagikan dibeberapa
daerah di Indonesia pada juli 1998, dengan cara bertahap distribusikan
keseluruhan pulau pada bulan-bulan berikutnya Ketika program OPK
dilaksanakan dalam skala penuh. Ketika menpangan dibubarkan setelah
pemerintah malakukan restrukturisasi kabinet penyusunan pemilihan umum 1999,
bulog bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan program OPK.

2.8. Manfaat raskin

Dari program raskin ini adalah menigkatkan akses pangan kepada keluarga
miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam rangka menguatkan ketahanan
pangan rumah tangga dan mencegah penurunan konsumsi energi dan protein.
Dalam memenuhi kebutuhan pangan tersebut, program raskin perlu dilaksanakan
agr masyarakat miskin benar-benar bisah merasakan manfaatnya, yakni dapat
membeli beras dengan kualitas baik dengan harga terjangkau.(sabrina Aulia
Rahma:2020)
2.9. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan sebagian objek yang akan diteliti yang mewakili
populasi yang mampu menggambarkan populasi tersebut secara optimal. Sampel
juga adalah suatu prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja
yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi. Sampel yang diambil adalah sampel yang sesuai
dengan kriteria penelitian (Fauzi, 2016).
Untuk mengukur besaran sampel yang akan diteliti peneliti menggunakan
rumus Slovin, dimana rumus ini mampu mengukur besaran sampel yang akan
diteliti. Besaran sampel yang akan diteliti sebagai persamaan 2.11:
N
n= 2 ............................................(2.11)
N . e +1
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Nilai kritis (batas kesalahan) yang pakai adalah 10% (0,1)
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik slovin adalah antara 10-20%
dari populasi penelitian.
Jumlah populasi dalam penelitian ini pada bebrapa warga desa buktinggi
yang mendapatkan bantuan beras raskin yaitu terdiri dari
1.sahdi
2. marebe
3. rasna
4. sudirman
dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian, maka untuk
mengetahui sampel penelitian dengan perhitungan sebagai berikut:
4 4 4
n= = = =3 , 44 disesuaikan menjadi 4 responden
4(20 % )+ 1 4 ( 0 , 04 ) +1 1 ,16
2
dalam penelitian ini seluruhnya menjadi sebanyak 4 responden dari seluruh
warga desa bukitinggi yang mendapatkan bantuan beras raskin.
Dari populasi penelitian diatas terdapat beberapa kriteria yaitu:
penghasilan perbulan,jumlah keluarga,umur kepalah keluarga.

2.10. Website
Website adalah halaman atau kumpulan halaman pada sebuah domain di
internet yang dibuat dengan tujuan tertentu. Website umumnya berisi tampilan
halaman berupa teks, gambar, animasi, audio, video atau gabungan satu dengan
lainnya.
Website juga merupakan kumpulan halaman yang digunakan untuk
menampilkan informasi teks, gambar, animasi, suara atau gabungan dari
semuanya, baik yang bersifat statis ataupun dinamis yang membentuk satu
rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan
dengan jaringan-jaringan halaman (Putra, 2020).
2.10.1 XAMPP
Xampp adalah sebuah software yang memiliki tugas untuk menjalankan
website berbasis PHP dengan menggunakan pengolah data berupa MySQL pada
komputer lokal. XAMPP ini juga dikenal sebagai Cpanel server yang mampu
melakukan preview website tanpa harus tersambung dengan jaringan internet
ataupun online. XAMPP ini berupa sebuah paket perangkat lunak (Linux, Apache,
MySQL, PHP, dan Perl) yang berisi platform gratis serta open source yang
dikembangkan oleh perusahaan Apache Friends (Wicaksono, 2017).
2.10.2 Database MySQL
MySQL adalah sebuah Database Management System (DBMS)
menggunakan perintah Structured Query Language (SQL) yang banyak
digunakan saat ini dalam pembuatan aplikasi berbasis website (Adani, 2020).
2.10.3. PHP
Personal Home Page (PHP) merupakan bahasa skrip yang tertanam dalam
HTML untuk dieksekusi bersifat server side. PHP termasuk dalam open source
product, sehingga source code PHP dapat diubah dan didistribusikan secara bebas
(Ritonga, 2015).
2.10.4 . HTML
Hypertext Markup Language (HTML) adalah bahasa standar
pemrograman untuk membuat suatu website yang bisa diakses dengan internet.
Berikut struktur dasar dari HTML (Andre, 2021):
Penjelasan:
<html>
<head>
<title> </title>
<head>
<body>

</body>
</html>

1. Tag <html> ini dugunakan untuk menyatakan bahwa halaman website


menggunakan bahasa HTML.
2. Tag <head> adalah kepala dari halaman website. Pada tag ini bisa
menambahkan banyak informasi seperti meta, css, java script, font dan lain-
lain.
3. Tag <title> digunakan untuk menyatakan judul website. Tag ini disimpan
didalam tag <head></head>.
4. Tag <body> ini digunakan untuk menampilkan isi dari website. Semua yang
ingin ditampilkan, dimasukkan dalam tag <body> ini, bisa gambar, teks,
video, musik, dan lai-lain.
2.10.5. Notepad++
Notepad++ merupakan salah satu aplikasi gratis windows, notepad ter-
install di banyak komputer orang. Software ini bisa digunakan untuk menulis
sebuah program komputer (Hidayati, 2021).
2.11. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang diterapkan pada penelitian ini yaitu
menggunakan model waterfall. Model waterfall adalah suatu model proses untuk
memodelkan sesuatu sistem perangkat lunak yang dibuat secara terstruktur
dimulai dari requirement, design, coding, testing, dan maintenance bagan model
waterfall dapat dilihat pada gambar 2.1 (Lestari, 2015).

Gambar 2.1 Bagan Model Waterfall (Lestari, 2015)


1. Tahap Requirement
Dalam langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem.
Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara
atau studi literature. Seorang sistem analisis akan menggali informasi sebanyak-
banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang bisa
melakukan tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini menghasilkan
dokumen user requiremet atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan
dengan keinginan user dalam pembuatan sistem. Dokumen inilah yang akan
menjadi acuan sistem analisis untuk menterjemahkan kedalam bahasa
pemrograman.
2. Tahap Design
Proses design akan menterjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum membuat coding.
Proses ini berfokus pada struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi
interface, dan detail (algoritma) procedural. Tahapan ini akan menghasilkan
dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan
digunakan programmer untuk melakukan aktivitas sistemnya.
3. Tahap Pengkodean (Coding)
Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali
oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang menterjemahkan transaksi yang
diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam
mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan komputer akan
dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan
dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah
menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa
diperbaiki.
4. Tahap Testing
Tahap ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah
melakukan analisa, design, dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan
digunakan oleh user.
5. Tahap Maintenance
Meliputi penyesuaian atau perubahan yang berkembang seiring dengan
adaptasi perangkat lunak dengan kondisi atau situasi sebenarnya setelah
disampaikan kepada konsumen atau pelanggan.
2.12. Flowchart
Flowchart atau sering disebut dengan diagram alir merupakan suatu jenis
diagram yang merepresentasikan algoritma atau langkah-langkah instruksi yang
berurutan dalam sistem (Syafitri, 2018).
Berikut ini beberapa simbol-simbol flowchart yang dibagi kedalam 3
kategori, diantaranya:
1. Simbol Arus (Flow Direction Symbols), biasanya simbol yang termasuk
kedalam kategori ini digunakan sebagai simbol penghubung. Beberapa simbol
yang termasuk kedalam kategori ini, yaitu dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Simbol Arus (Flow Direction Symbols)
Simbol Nama Fungsi
Flow Direction Symbol / Berfungsi untuk
Connecting Line menghubungkan simbol yang
satu dengan yang lain,
menyatakan arus suatu
proses.
Berfungsi untuk transmisi
Communication Link data dari satu lokasi ke lokasi
lain.
Digunakan untuk menyatakan
sambungan dari proses yang
Connector
satu ke proses berikutnya di
halaman yang sama.
Digunakan untuk menyatakan
sambungan dari proses yang
Offline Connector
satu ke proses berikutnya di
halaman yang berbeda.

2. Simbol Proses (Processing Symbols), sesuai dengan namanya simbol proses


digunakan untuk menyatakan simbol yang berkaitan dengan serangkaian proses
yang dilakukan. Berikut beberapa simbol yang termasuk kedalam bagian proses,
yaitu dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Simbol Proses (Processing Symbols)
Simbol Nama Fungsi

Digunakan untuk
menunjukkan pengolahan
Processing
yang akan dilakukan dalam
komputer.
Digunakan untuk
menunjukkan pengolahan
Manual Operation
yang tidak dilakukan oleh
komputer.
Digunakan untuk
mempersiapkan
Predefined Process (Sub penyimpanan yang
Program) sedang/akan digunakan
dengan memberikan harga
awal.
Digunakan untuk memilih
Decision proses yang akan dilakukan
berdasarkan kondisi tertentu.
Digunakan untuk memulai
Terminal
atau mengakhiri program.
Berfungsi untuk
menunjukkan bahwa data
Offline Storage
akan disimpan ke media
tertentu.
Digunakan untuk
Manual Input Symbol menginputkan data secara
manual dengan keyboard.

3. Simbol I/O (Input-Output), simbol yang termasuk kedalam bagian input-


output berkaitan dengan masukan dan keluaran. Berikut beberapa simbol yang
termasuk, yaitu dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Simbol I/O (Input-Output)
Simbol Nama Fungsi

Digunakan untuk
Input/Output Data menyatakan input dan output
tanpa melihat jenisnya.
Punched Card Digunakan untuk
menyatakan masukan dan
keluaran yang berasal dari
card
Digunakan untuk
menyatakan masukan dan
Disk Storage
keluaran yang berasal dari
disk
Digunakan untuk
menyatakan masukan dan
Magnetic Tape
keluaran yang berasal dari
pita magnetis.
Digunakan untuk
menyatakan masukan dan
Document
keluaran yang berasal dari
dokumen.
Digunakan untuk
menyatakan keluaran melalui
Display
layar monitor.

2.13. Unified Modelling Language (UML)


UML merupakan salah satu standar bahasa yang banyak digunakan didunia
industri untuk merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. Juga
menggambarkan kebutuhan (requirement), membuat analisis dan desain, serta
menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek (Ansori,
2020).
Salah satu yang digunakan dalam penelitian ini adalah use case diagram.
Use case diagram suatu urutan interaksi yang saling berkaitan antara sistem dan
aktor. Use case dijalankan melalui cara menggambarkan tipe interaksi antara user
suatu program (sistem) dengan sistemnya sendiri. Use case melalui sebuah cerita
yang mana sebuah sistem itu dipakai. Use case juga dipakai untuk membentuk
perilaku (behaviour) sistem yang akan dibuat. Sebuah use case menggambarkan
sebuah interaksi antara pengguna (aktor) dengan sistem yang sudah ada, berikut
simbol use case diagram dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5 Simbol Use Case Diagram
Simbol Nama Keterangan
Actor Merupakan peran orang, sistem
yang lain, atau alat ketika
berhubungan dengan use case

Use Case Abstraksi dari penghubung antara


aktor dengan use case.

Association Abstraksi dari penghubung antara


aktor dengan use case.
Generalisasi Menunjukkan spesialisasi aktor
untuk dapat berpartisipasi dengan
use case.
Include Menunjukkan bahwa suatu use case
seluruhnya merupakan
fungsionalitas dari use case lainnya.
Extend Menunjukkan bahwa suatu use case
merupakan tambahan fungsional
dari use case lainnya jika suatu
kondisi terpenuhi.

2.14. Entity Relationship Diagram (ERD)


Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan
untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System
Analys dalam tahap analisis persyaratan proyek pengembangan system. ERD
bersama-sama dengan detail pendukung merupakan model data yang pada
gilirannya digunakan sebagai spesifikasi untuk database. ERD merupakan suatu
model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan
objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk
memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkan
digunakan beberapa notasi dan simbol (Sutanta, 2020).
Berikut simbol-simbol untuk membuat diagram ERD dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.6 Simbol Entity Relationship Diagram (ERD)
Notasi Keterangan
Entitas, adalah suatu objek unik yang dapat
diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai.

Relasi, menunjukan adanya hubungan


diantara sejumlah entitas yang berbeda.

Atribut, adalah property dari entitas atau tipe


relasi.

Garis, sebagai penghubung antara relasi


dengan entitas, relasi dan entitas dengan
atribut.
2.15. Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian sistem ini menggunakan metode Blackbox Testing.
Metode ini merupakan pengujian terhadap fungsionalitas atau kegunaan
sebuah aplikasi. Blackbox testing cukup meninjau input/output sistem
software tersebut tanpa pengetahuan tentang internal programnya
(Rahmalia, 2020).

Anda mungkin juga menyukai