LANDASAN TEORI
1. Batasan adalah penggambaran dari suatu elemen atau unsur mana yang
termasuk dalam sistem
2. Lingkungan adalah segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang
menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem
3. Masukan yaitu sumber daya berupa data, bahan baku, perlatan, energi, dan
lingkunga yang dikonsumsi dan di manipulasi oleh suatu sistem.
4. Keluaran adalah sumber daya atau produk seperti informasi, laporan,
dokumen, tampilan layar komputer barang jadi yang disediakan untuk
linkungan sistem oleh kegiatan dalam susatu sistem.
5. Komponen adqalah kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem an
mentranformasikan input menjadi bentuk setengan jadi, komponen ini
meruupakan supsistem dari sebuah sistem.
6. Penghubung yaitu tempat di mana komponen atau sistem dan
lingkungannya bertemu atau berintegrasi.
7. Penyimpanan adalah area yang dikuasai dan digunakan untuk
menyimpang sementara dan tetap diinformasi, energi, bahan baku, antara
komponen tersebut bekeja degan berbagai tingkatan yang ada dan
memungkinkan komponen yang berbeda dari berbagai data yang sama.
8. Sasaran soistem yaitu tujuan yang akan dicapai oleh sistem akan dikatakan
berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan (kusrini, 2007).
2.5. Sistem pendukung keputusa(SPK)
Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang
mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui
alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan
rancangan model. Sistem pendukung keputusan merupakan pengabungan
sumber-sumber kecerdasan induvidu dengan kemampuan komponen untuk
memperbaiki kualitas keputusan.
Dengan pengertian sebelumnya dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung
keputusan bukan merupakan alat pengembilan keputusan, melaikan
merupakan sistem yangmembantu pengambilan data yang telah diolah dengan
dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu
masalah dengan lebih cepat dan akurat.(setya pami:2017)
2.5.1 Tujuan sistem pendukung keputusan
{ }
H ( d )= 0 jika d ≤ 0 ....................................................(2.1)
1 jika d> 0
Dimana:
H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif
d = selisih nilai kriteria {d = f(a) – f(b)}
Pada kasus ini, tidak ada beda atau sama penting antara a dan b jika dan
hanya jika f(a)=f(b); apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif
memiliki nilai berbeda, maka pembuat keputusan membuat preferensi mutlak
untuk alternatif yang mempunyai nilai lebih baik (Novaliendry, 2018).
2. Kriteria Quasi (Quasi Criterion)
Rumus dari kriteria quasi dapat dilihat pada persamaan 2.2.
{ }
H ( d )= 0 jika d ≤ q ......................................................2.2)
1 jika d> q
Dimana:
d = selisih nilai kriteria {d=f(a)-f(b)}
q = nilai yang menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria
Pada kasus ini, dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama
selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternative untuk kriteria tertentu
tidak melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak. Jika pembuat
keputusan menggunakan kriteria quasi, maka ia harus menentukan nilai q,
dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu
kriteria. Preferensi yang lebih baik diperoleh apabila selisih antara dua
alternatif di atas nilai q (Novaliendry, 2018).
3. Kriteria dengan preferensi linier
Rumus untuk menghitung kriteria dengan preferensi linier dapat dilihat pada
persamaan 2.3.
H ( d )=
{ d 0 jika d ≤ 0
p
jika 0 ≤ d ≤ p (2...........................................(2.3)
1 jika d > q
Dimana:
d = selisih nilai kriteria {d=f(a)-f(b)}
p = nilai kecenderungan atas
Pada kasus ini, dapat dilihat sebuah kejelasan bahwa selama nilai selisih
memiliki nilai yang rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan terjadi
peningkatan secara linier dengan nilai d, jika nilai d lebih besar bila
dibandingkan dengan nilai p, maka teradinpreferensi mutlak.
4. Kriteria Level (Level Criterian)
Rumus untuk menghitung kriteria level yaitu dapat dilihat pada persamaan
2.4.
{
0 jika d ≤ q
H ( d )= 0.5 jika q< d ≤ p ..............................................(2.4)
1 jika d > p
Dimana:
H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif
d = selisih nilai kriteria {d=f(a) – f(b)}
p = nilai kecenderungan atas
q = harus merupakan nilai tetap
Pada kasus ini, kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan
preferensi p adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada diantara nilai q
dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d)=0.5).
5. Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda
Rumusnya dapat dilihat pada persamaan 2.5.
H ( d )=
{ d−q 0 jika d ≤ q
p−q
jika q< d ≤ p ......................................... (2.5)
1 jika d > p
Dimana:
H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif
d = selisih nilai kriteria {d=f(a) – f(b)}
p = nilai kecenderungan atas
q = harus merupakan nilai tetap
Pada kasus ini, pengambil keputusan mempertimbangkan peningkatan
preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam
area antara dua kecenderungan q dan p.
6. Kriteria gaussian (Gaussian Criterian)
Rumus untuk mencari kriteria gaussian yaitu dapat dilihat pada persamaan
2.6.
{
0 jika ≤ 0
H ( d )= d2 ..............................(2.6)
1−e− 2 jika d> 0
2a
Dimana:
H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif
d = selisih nilai kriteria {d=f(a) – f(b)}
7. Indeks Preferensi multikriterian
Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan nilai rata-rata
bobot dari fungsi preferensi Pi. Berikut ini rumusnya dapat dilihat pada
persamaan 2.7.
1
℘ ( A 1 , A 2 )= ∗Σ( A 1 , A 2)..........................................(2.7)
K
Dimana:
℘ ( A 1 , A 2 ) = preferensi dari perbandingan alternative a1 dan a2
K = jumlah keseluruhan kriteria
Σ( A 1 , A 2) = jumlah nilai preferensi selisih perbandingan A1 dan A2
8. Leaving Flow
Penentuan setiap simpul dalam grafik nilai outranking adalah berdasarkan
leaving flow, dengan menggunakan persamaan (Novaliendry, 2018). Berikut
ini rumusnya dapat dilihat pada persamaan 2.8.
1
+ ¿ (a )= Σ φ( a , x) ¿
φ n−1 x∈ A ........................................................(2.8)
Dimana:
φ ( a , x )= menunjukkan preferensi alternatif a lebih baik dari x.
n = jumlah nilai
9. Entering Flow
Rumus untuk menghitung entering flow dapat dilihat pada persamaan 2.9.
1
−¿ ( a) = Σ φ (a , x ) ¿
φ n−1 x ∈ A ........................................................(2.9)
Dimana:
φ−¿ ( a) ¿ = untuk menentukan urutan prioritas pada proses Promethee yang
menggunakan urutan parsial (Novaliendry, 2018).
10. Net Flow
Rumus untuk menghitung net flow dapat dilihat pada persamaan 2.10.
−¿(a)¿
+ ¿ ( a ) −φ ¿
φ ( a )=φ .......................................................(2.10)
Dimana:
φ ( a ) = untuk menghasilkan keputusan akhir penentuan urutan dalam
menyelesaikan masalah sehingga menghasilkan urutan lengkap
(Novaliendry, 2018).
2.7. Tahapan Penyeleksian dengan Metode PROMETHEE
Langkah-langkah perhitungan dengan algoritma PROMETHEE adalah
diperlukan tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan
untuk mendapatkan hasil penyeleksian dengan metode PROMETHEE sebagai
berikut (Cahya, 2017):
1. Menentukan beberapa alternatif. Alternatif disini bisa diartikan dengan
obyek yang akan diseleksi. Pada perhitungan penyeleksian dengan
PROMETHEE diperlukan penentuan beberapa obyek yang akan diseleksi
(minimal 2 obyek). Dimana antara obyek yang satu dengan obyek lainnya
akan dibandingkan.
2. Menentukan beberapa kriteria. Setelah melakukan penentuan obyek yang
akan diseleksi, maka dalam perhitungan penyeleksian PROMETHEE juga
diperlukan penentuan beberapa kriteria, penentuan kriteria disini sebagai
syarat atau ketentuan dalam penyeleksian.
3. Menentukan dominasi kriteria. Ketika menentukan kriteria, decision maker
harus menentukan bobot atau dominasi kriteria dari kriteria lainnya. Setiap
kriteria boleh memiliki nilai bobot yang sama atau berbeda.
4. Menentukan tipe preferensi untuk setiap kriteria yang paling cocok
didasarkan pada data dan pertimbangan dari decision maker. Tipe
preferensi ini berjumlah enam (Usual, Quasi, Linier, Level, Linear Quasi
dan Gaussian).
5. Memberikan nilai threshold atau kecenderungan untuk setiap kriteria
berdasarkan preferensi yang telah dipilih. Nilai kecenderungan tersebut
adalah nilai indifference, preference, dan gaussian.
6. Perhitungan Entering Flow, Leaving Flow dan Net Flow.
a. Nilai Entering Flow adalah jumlah dari yang memiliki arah mendekat dari
node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking.
b. Leaving Flow adalah jumlah dari yang memiliki arah menjauh dari node a,
dan hal ini merupakan pengukuran outranking.
c. Nilai Net Flow adalah penilaian secara lengkap. Lengkap disini adalah
penilaian yang didapat dari nilai Entering Flow yang dikurangi nilai
Leaving Flow. Jadi bisa diartikan, nilai Net Flow adalah nilai akhir atau
hasil yang didapat dari nilai posistif yang dikurangi nilai negatif dari sebuah
node.
2.8. Raskin
1. Tepat sasran
2. Tepat jumlah
3. Tepat harga
4. Tepat waktu
5. Tepat kualitas
6. Tepat admistrasi
Program ini, yang hingga 2002 dikenal luas dengan singkatan OPK
(operasi pasar khusus), pada awalnya direncanakan dan dilaksanakan oleh kantor
mentri negara pangan dan holtikultura (menpangan) bekerja sama dengan badan
urusan logistik (bulog). Pada fase pertama, beras mulai dibagikan dibeberapa
daerah di Indonesia pada juli 1998, dengan cara bertahap distribusikan
keseluruhan pulau pada bulan-bulan berikutnya Ketika program OPK
dilaksanakan dalam skala penuh. Ketika menpangan dibubarkan setelah
pemerintah malakukan restrukturisasi kabinet penyusunan pemilihan umum 1999,
bulog bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan program OPK.
Dari program raskin ini adalah menigkatkan akses pangan kepada keluarga
miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam rangka menguatkan ketahanan
pangan rumah tangga dan mencegah penurunan konsumsi energi dan protein.
Dalam memenuhi kebutuhan pangan tersebut, program raskin perlu dilaksanakan
agr masyarakat miskin benar-benar bisah merasakan manfaatnya, yakni dapat
membeli beras dengan kualitas baik dengan harga terjangkau.(sabrina Aulia
Rahma:2020)
2.9. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan sebagian objek yang akan diteliti yang mewakili
populasi yang mampu menggambarkan populasi tersebut secara optimal. Sampel
juga adalah suatu prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja
yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi. Sampel yang diambil adalah sampel yang sesuai
dengan kriteria penelitian (Fauzi, 2016).
Untuk mengukur besaran sampel yang akan diteliti peneliti menggunakan
rumus Slovin, dimana rumus ini mampu mengukur besaran sampel yang akan
diteliti. Besaran sampel yang akan diteliti sebagai persamaan 2.11:
N
n= 2 ............................................(2.11)
N . e +1
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Nilai kritis (batas kesalahan) yang pakai adalah 10% (0,1)
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik slovin adalah antara 10-20%
dari populasi penelitian.
Jumlah populasi dalam penelitian ini pada bebrapa warga desa buktinggi
yang mendapatkan bantuan beras raskin yaitu terdiri dari
1.sahdi
2. marebe
3. rasna
4. sudirman
dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian, maka untuk
mengetahui sampel penelitian dengan perhitungan sebagai berikut:
4 4 4
n= = = =3 , 44 disesuaikan menjadi 4 responden
4(20 % )+ 1 4 ( 0 , 04 ) +1 1 ,16
2
dalam penelitian ini seluruhnya menjadi sebanyak 4 responden dari seluruh
warga desa bukitinggi yang mendapatkan bantuan beras raskin.
Dari populasi penelitian diatas terdapat beberapa kriteria yaitu:
penghasilan perbulan,jumlah keluarga,umur kepalah keluarga.
2.10. Website
Website adalah halaman atau kumpulan halaman pada sebuah domain di
internet yang dibuat dengan tujuan tertentu. Website umumnya berisi tampilan
halaman berupa teks, gambar, animasi, audio, video atau gabungan satu dengan
lainnya.
Website juga merupakan kumpulan halaman yang digunakan untuk
menampilkan informasi teks, gambar, animasi, suara atau gabungan dari
semuanya, baik yang bersifat statis ataupun dinamis yang membentuk satu
rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan
dengan jaringan-jaringan halaman (Putra, 2020).
2.10.1 XAMPP
Xampp adalah sebuah software yang memiliki tugas untuk menjalankan
website berbasis PHP dengan menggunakan pengolah data berupa MySQL pada
komputer lokal. XAMPP ini juga dikenal sebagai Cpanel server yang mampu
melakukan preview website tanpa harus tersambung dengan jaringan internet
ataupun online. XAMPP ini berupa sebuah paket perangkat lunak (Linux, Apache,
MySQL, PHP, dan Perl) yang berisi platform gratis serta open source yang
dikembangkan oleh perusahaan Apache Friends (Wicaksono, 2017).
2.10.2 Database MySQL
MySQL adalah sebuah Database Management System (DBMS)
menggunakan perintah Structured Query Language (SQL) yang banyak
digunakan saat ini dalam pembuatan aplikasi berbasis website (Adani, 2020).
2.10.3. PHP
Personal Home Page (PHP) merupakan bahasa skrip yang tertanam dalam
HTML untuk dieksekusi bersifat server side. PHP termasuk dalam open source
product, sehingga source code PHP dapat diubah dan didistribusikan secara bebas
(Ritonga, 2015).
2.10.4 . HTML
Hypertext Markup Language (HTML) adalah bahasa standar
pemrograman untuk membuat suatu website yang bisa diakses dengan internet.
Berikut struktur dasar dari HTML (Andre, 2021):
Penjelasan:
<html>
<head>
<title> </title>
<head>
<body>
</body>
</html>
Digunakan untuk
menunjukkan pengolahan
Processing
yang akan dilakukan dalam
komputer.
Digunakan untuk
menunjukkan pengolahan
Manual Operation
yang tidak dilakukan oleh
komputer.
Digunakan untuk
mempersiapkan
Predefined Process (Sub penyimpanan yang
Program) sedang/akan digunakan
dengan memberikan harga
awal.
Digunakan untuk memilih
Decision proses yang akan dilakukan
berdasarkan kondisi tertentu.
Digunakan untuk memulai
Terminal
atau mengakhiri program.
Berfungsi untuk
menunjukkan bahwa data
Offline Storage
akan disimpan ke media
tertentu.
Digunakan untuk
Manual Input Symbol menginputkan data secara
manual dengan keyboard.
Digunakan untuk
Input/Output Data menyatakan input dan output
tanpa melihat jenisnya.
Punched Card Digunakan untuk
menyatakan masukan dan
keluaran yang berasal dari
card
Digunakan untuk
menyatakan masukan dan
Disk Storage
keluaran yang berasal dari
disk
Digunakan untuk
menyatakan masukan dan
Magnetic Tape
keluaran yang berasal dari
pita magnetis.
Digunakan untuk
menyatakan masukan dan
Document
keluaran yang berasal dari
dokumen.
Digunakan untuk
menyatakan keluaran melalui
Display
layar monitor.