Anda di halaman 1dari 15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konep Dasar Sistem Dan Informasi


2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering digunakan untuk
menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika sering kali bisa
dibuat. Menurut Romney dan Steinbart (2015:3).
Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedurnya mendefinisikan sistem sebagai
berikut :

a. Menurut Tata Sutabri (2012:6) pada buku Analisis Sistem Informasi, pada dasarnya “sistem adalah
sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu”.

b. Menurut McLeod (2004) dikutip oleh Yakub dalam buku Pengantar Sistem Informasi (2012:1)
mendefiniskan “sistem adalah Sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang
sama untuk mencapai tujuan. Sistem juga merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
tujuan tertentu”.

Berdasarkan pengertian beberapa tokoh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

A. Karakter Sistem
Menurut Priyo Sutopo, dkk (2016:24) menyatakan bahwa sebuah sistem memiliki karakteristik atau
sifat-sifat tertentu. Adapun karakteristik yang dimaksud sebagai berikut :
1. Komponen Sistem (Components System)
Suatu Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling
bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen
sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem yang satu dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi
sistem tersebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat
menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar tersebut harus
selalu dijaga dan dipelihara. Sementara, lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan,
kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan suatu media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem
lainnya yang membentuk satu kesatuan, sehingga sumber-sumber daya mengalir dari subsistem
yang satu ke subsistem yang lainnya. Dengan kata lain, melalui penghubung, output dari
subsistem akan menjadi input bagi sub sistem lainnya.
5. Masukan (Input)
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa
masukan perawatan (maintenance input) dan maukan sinyal (signal input).
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran
yang berguna dan sisa pembuangan.
7. Pengolah Sistem (Processing System)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yangakan mengubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem (Objective) dan Tujuan (Goals)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran yang pasti. Jika suatu sistem tidak
mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Suatu sistem dikatakan
berhasil bila mengenai atau tujuan yang telah direncanakan.

2.1.2 Tujuan Sistem


Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu akan hancur dan berantakan,
tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan untuk tercapai sasarannya. Begitu juga
sistem yang baik, adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan
untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah terstruktur untuk mencapainya. Dengan begitu
kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi
tujuannya.
1. Taufiq (2013:5)
Tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan
organisasi, Lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi
dirinya sendiri atau bagi lingkungannya.

2.1.3 Pengertian Informasi


Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang ( Menurut
Nugrahanti dalam Mardison : 2017 ).
Sumber informasi adalah data. Data seringkali disebut sebagai bahan mentah informasi. Melalui suatu
proses transformasi, data dibuat menjadi lebih bermakna ( Menurut Sutabri dalam Mardison : 2017 ).

Adapun kualitas dari suatu informasi di tentukan oleh karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
1. Akurat (Accurate)
Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bisa atau tidak menyesatkan
dan harus jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tepat Waktu (Times Lines)
Diartikan bahwa informasi yang digunakan bukan merupakan informasi yang telah usang dan tidak
bernilai lagi, serta harus sampai pada penerima tidak terlambat sehingga membuat keputusan
secara tepat waktu.
3. Relavan (Relavan)
Diartikan bahwa informasi yang di sampaikan mempunyai hubungan dengan masalah yang akan
digunakan Bersama informasi tersebut.

2.1.4 Nilai Informasi


Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian didalam proses pengambilan
keputusan tentang suatu keadaan. Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu
sistem, informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan.
Menurut Nur Azizah, Nur, Lina Yuliana dan Elsa Juliana (2017:16)
Suatu informasi dikatakan bernilai bila informasi lebih efektif dibandikan dengan biaya
mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian di dalam proses
pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu
manfaat dan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan
di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Pengukuran suatu
nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Analysis Cost Effectiveness atau Cost Benefit. Adapun 9
(Sembilan) sifat yang dapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut :
1. Kemudahan dalam memperoleh (Accessibility), Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna
apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi
tidak bernilai jika sulit diperoleh.
2. Sifat Luas dan Kelengkapannya (Comprehensiveness), Informasi mempunyai nilai yang lebih
sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasisepotong dan
tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3. Ketelitian (Accuracy) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai
ketelitian yang tinggi. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat karena mengakibatkan
kesalahan pengambilan keputusan.
4. Kecocokan dengan Pengguna (Relevance) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila
sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika
tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya karena tidak dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.
5. Ketepatan Waktu (Timelines) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat
diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak
bernilai jika terlambat diterima atau usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat
pengambilan keputusan.
6. Kejelasan (Clarity) Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi.
Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7. Fleksibilitas (Flexibility) Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi.
Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer atau pimpinan pada saat pengambilan
keputusan.
8. Dapat Dibuktikan (Verified) Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat
dibuktikan kebenarannya. Tidak ada Prasangka (Unprejudiced) Nilai informasi semakin sempurna
apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan
informasi.
9. Dapat Diukur (Measurable) Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar
dapat mencapai nilai yang sempurna. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
nilai informasi adalah manfaat yang lebih efektif dalam nilai informasi.

2.2 Konep Dasar Sistem Informasi


2.2.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolah transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Romzi,
2014).
Cara-cara yang untuk mengumpulkan, memasukkan dan mengelolah serta menyimpan data
dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan
informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah di tetapakan.
(Krismiaji, 2015).
Sedangkan menurut Satyawan dkk, (2013) suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri
dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.
Sistem informasi mempunyai peranan penting dalam membantu menyediakan informasi untuk
berbagai tingkatan manajemen. Suatu sistem informasi dibuat untuk suatu keperluan tertentu, maka
struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-beda bergantung pada macam keperluan dan
permintaan yang harus terpenuhi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa sistem informasi adalah sistem
informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, teknologi, informasi, prosedur kerja), sesuatu
yang diproses (data menjadi informasi) dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atas tujuan.

2.2.2 Komponen Sistem Informasi

1. Jeperson Hutahaen (2015:13)


Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen atau elemen yang disebut dengan blok
bangunan (building block). Adapun uraian dari blok bangunan tersebut yaitu:
a. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-
metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat
berupa dokumen dasar.

b. Blok Model (Bodel Block)


Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan metode matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah
tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.

c. Blok Keluaran (Output Block)


Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok Teknologi (Technology Block)


Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalan model, menyimpan dan mengakses
data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian diri secara
keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsure utama yaitu :
1. Teknisi (humanware atau brainware)
2. Perangkat lunak (software)
3. Perangkat keras (hardware)

e. Blok Basis Data (Database Block)


Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan
diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

f. Blok Kendali (Control Block)


Banyak factor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperature
tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan
ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya, Beberapa pengendalian perlu dirancang dan
diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau
bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

2.2.3 Klasifikasi Sistem Informasi

1. Sutabri, Tata (2012 : 37)


Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Oleh karena itu,
untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan,
pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing-masing organisasi. Klasifikasi sistem informasi
tersebut sebagai berikut :
a. Sistem informasi berdasarkan level organisasi
Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional dan level manajerial.
b. Sistem informasi berdasarkan aktifitas manajemen
Dikelompokkan menjadi sistem informasi perbankan, sistem informasi akademik, sistem
informasi kesehatan, sistem informasi asuransi dan sistem informasi perhotelan.
c. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis
Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan, sistem
informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran dan sistem informasi sumber daya
manusia.

2.2.4 Tujuan Sistem Informasi


1. Sutabri, Tata (2012 : 47)
Tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai
akhir. Produk informasi berupa pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan
melalui tampilan video, produk kertas, dan multimedia.

2. Yuliastrie (2013 : 28)


Sistem informasi memiliki beberapa tujuan, yaitu :
A. Integritas sistem
1. Menghubungkan sistem individua tau kelompok
2. Pengolektifan data dan penyambungan secara otomatis
3. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi
B. Efisiensi pengelolaan
1. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data
2. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik informasi
3. Penggunaan dan pengambilan informasi.
C. Dukungan keputusan untuk manajemen
1. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhan
2. Akuisisi informasi eksternal melalui jaringan komunikasi
3. Ekstraksi dan informasi internal yang terpadu.

2.2.5 Definisi Analisis Sistem


1. Sri Mulyani (2016 : 38)
Analisis sistem merupakan suatu Teknik penelitian terhadap sebuah sistem dengan menguraikan
komponen-komponen pada sistem tersebut dengan tujuan untuk mempelajari komponen itu sendiri
serta ketertarikannya dengan komponen lain yang membentuk sistem sehingga didapat sebuah
keputusan atau kesimpulan mengenai sistem tersebut baik itu kelemahan ataupun kelebihan sistem.

2.2.6 Langkah-Langkah Analisa Sistem


1. Didik Setiawan dan Yhoni Agus Setya (2015 : 22)
Hasil penelitiannya menyatakan bahwasanya dalam melakukan Analisa sistem (system analysis),
melakukan beberapa Langkah-langkah sebagai berikut :

A. Identify
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada, dimana suatu masalah adalah
pertanyaan yang harus dapat dipecahkan untuk mencapai sasaran-sasaran yang diharapkan.
B. Understand
Langkah selanjutnya adalah memahami cara kerja sistem yang sedang berjalan.
Untuk dapat memahami sistem yang ada diperlukan data-data yang diperoleh dari langkah
pertama identifikasi secara terperinci.
C. Analyze
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian, maka dilakukan analisis hasil
penelitian. Dimana dalam hal ini diperlukan suatu pengalaman yang cukup untuk
mendapatkan hasil maksimal, karena biasanya seorang analisis sistem yang baru merasa
kesulitan pada tahapan ini. Analisa sistem yang dilakukan harus dapat menjawab pertanyaan
apa, bagaimana, siapa dan dimana sistem tersebut dikerjakan? Kemudian mengapa
dikerjakan?
D. Report
Langkah terakhir dari analisis sistem adalah pembuatan laporan dari hasil penelitian
yang kemudian dicatat dan didokumentasikan sebagai panduan untuk mendesain sebuah
sistem.

2.2.7 Prinsip Analisa Sistem


A. Tyoo J (2016 : 18)
Analisis sistem memiliki contoh yang baik dari pendekatan sistem yang bertujuan untuk
memecahkan masalah. Prinsip-prinsip analisis sistem yaitu untuk :
1. Mengidentifikasi masalah, masalah yang akan dipecahkan dengan sistem yang diatur
berkenaan dengan lingkungan tempat sistem berinteraksi.
2. Menyatakan sasaran sistem, tujuan umum dan khususnya ingin dicapai yang berkaitan dengan
keefektifannya ditetapkan dan diumumkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
sistem.
3. Menetapkan batasan sistem, pembatas antara sistem yang baru dengan lingkungannya harus
terperinci. Hubungan sistem (interface) yang berkaitan dengan masukan dan keluaran harus
ditegakkan.
4. Menetapkan kendala sistem, kendala yang dihadapi pada sistem dan pengembangannya,
seperti biaya dan jangka waktu untuk pengembangan sistem harus dipastikan.
5. Dekomposisi sistem, sistem dipecahkan kedalam sub-sub sistem yang saling berkaitan dan
berhubungan dengan lingkungannya. Hubungan antara subsistem ditentukan sehingga seorang
analis mampu melihat sistem dengan terperinci. Subsistem yang berada pada tingkat bahwa
yang nantinya dirancang dan menjadi bagian sistem yang ditetapkan.

2.3 Pengertian UML (Unifed Modeling Language)


“Unifed Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan
untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat lunak. Unifed Modeling
Language (UML) merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga
merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem” (Windu dan Grace dalam Suendri, 2018).
Menurut Widodo dalam Sukisno (2017) “UML (Unifed Modeling Language) adalah bahasa
pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”
Unifed Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang dipakai untuk menentukan,
membangun, memvisualisasikan, serta mendokumentasikan sebuah sistem informasi. Unifed
Modeling Language (UML) dikembangkan sebagai sebuah alat untuk melakukan analisis serta desain
berorientasi objek. Selain itu Unifed Modeling Language (UML) dipakai untuk memahami serta
mendokumentasikan setiap sistem informasi. Dalam dunia industri, penggunaan Unifed Modeling
Language (UML) terus semakin meningkat. Hal tersebutlah yang merupakan standar terbuka yang
menjadikannya sebagai sebuah bahasa pemodelan yang umum dipakai dalam dunia industri perangkat
lunak serta dalam pengembangan sistem.
Unifed Modeling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam OOAD
(Object-Oriented Analysis Design) dengan satu bahasa yang konsisten untuk menentukan, visualisasi,
mengkontruksi, dan mendokumentasikan artifact (sepotong informasi yang digunakan atau dihasilkan
dalam suatu proses rekayasa software, dapat berupa model, deskripsi, atau software) yang terdapat
dalam sistem software. Unifed Modeling Language (UML) merupakan bahasa pemodelan yang paling
sukses dari tiga metode Object-Oriented yang telah ada sebelumnya, yaitu Booch, OMT (Object
Modeling Technique), dan OOSE (Object-Oriented Software Engineering).

2.3.1 Tujuan UML (Unifed Modeling Language)


Tujuan dari Unifed Modeling Language (UML) adalah :
1. Yasin (2012 : 268)
a. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan yang ekspresif untuk mengembangkan
dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
b. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
c. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.
2.3.2 Sejarah Singkat UML (Unifed Modeling Language)
Bahasa pemrogramman berorientasi objek yang pertama dikembangkan dikenal dengan nama Simula-
67 yang dikembangkan pada tahun 1967. Bahasa pemrogramman ini kurang berkembang dan
dikembangkan lebih lanjut, namun dengan kemunculannya telah memberikan sumbangan yang besar
pada developer pengembang bahasa pemrogramman berorientasi objek selanjutnya.
Pengembangan aktif dari pemrograman berorientasi objek mulai menggeliat Ketika berkembangnya
bahasa pemrogramman Smaltalk pada awal 1980-an yang kemudian diikuti dengan perkembangan
bahasa pemrogramman berorientasi objek yang lainnya seperti C objek, C++, Eifel, dan CLOS.
Secara aktual, penggunaan bahasa pemrogramman berorientasi objek pada saat itu masih terbatas,
namun telah banyak menarik perhatian di saat itu.
Sekitar lima tahun setelah Smalltalk berkembang, maka berkembang pula metode pengembangan
berorientasi objek. Metode yang pertama diperkenalkan oleh Sally Shlaer dan Stephen Mellor (Shlaer-
Mellor, 1988) dan peter Coad juga Edward Yourdon (Coad-Yourdon), diikuti oleh Grady Booch
(Booch, 1991), james R. Rumbaugh, Michael R. Blaha, William Lorensen, Fredrick Eddy, William
Premerliani (Rumbaugh-BlahaPremerlani-Eddy-Lorensen, 1991), dan masih banyak lagi.
Buku terkenal yang juga berkembang selanjutnya adalah karangan Ivar Jacobson (Jacobson, 1992)
yang menerangkan perbedaan pendekatan yang focus pada use case dan proses pengembangan.
Sekitar lima tahun kemudian muncul buku yang membahas mengenai metodologi berorientasi objek
yang diikuti dengan buku-buku yang lainnya. Didalamnya juga membahas mengenai konsep, definisi,
notasi, terminology, dan proes mengenai metodologi berorientasi objek.
Pada 1996, Object Management Group (OMG) mengajukan proposal agar adanya standarisasi
pemodelan berorientasi objek dan pada bulan September 1997 UML diakomodasikan oleh OMG
sehingga sampai saat ini UML telah memberikan kontribusinya yang cukup besar didalam metodologi
berorientasi objek dan hal-hal yang terkait di dalamnya.
Secara fisik, UML adalah sekumpulan spesifikasi yang dikeluarkan oleh OMG. UML terbaru adalah
UML 2.3 yang terdiri dari 4 macam spesifikasi, yaitu diagram Interchange Specification, UML
infrastructure, UML Superstructure, dan Object Constraint Language (OCL).

2.3.3 Konsep Dasar UML


Berdasarkan beberapa pendapat yang ditarik kesimpulan bahwa UML (Unifed Modeling Language)
adalah sebuah bahasa pemodelan untuk perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis dan
merancang sistem informasi berbasis Objek.
1. Ibnu Akil (2016 : 1)
Unifed Modeling Language (UML) adalah bahasa pemodelan visual yang digunakan untuk
menspesifikasikan, memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan rancangan dari suatu
sistem perangkat lunak.

2.3.4 Langkah-langkah menggunakan UML (Unifed Modeling Language)


A. Henderi (2008 : 6)
Langkah-langkah penggunaan Unifed Modeling Language (UML) ebagai berikut :

1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses


yang mungkin muncul.
2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional
yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi
dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus
disediakan oleh sistem.
5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan
buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use
case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-
masing alur.
7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk
menjalankan skenario use case.
8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram.
Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan
metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk
menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan
pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component
diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia
bereaksi dengan baik.
10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan
dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke
dalam node.
11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan : Pendekatan use
case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk
mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test dan pendekatan komponen
yaitu mengassign setiap komponen kepada tim  pengembang tertentu.

2.4 Diagram UML (Unifed Modeling Language)


1. Use Case Diagram
Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang
ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Use case Diagram,
adalah gambaran efek fungsionalitas yang diharapkan oleh sistem.

Tabel 2.1 Komponen-komponen Use Case Diagram

Notasi Keterangan Simbol

Actor Pengguna sistem atau yang berinteraksi

langsung dengan sistem, bisa manusia,

aplikasi , ataupun objek lain

Use Case Digambarkan dengan lingkaran elips

Dengan nama use case nya tertulis

Di tengah lingkaran

Association Digambrkan dengan sebuah garis

Yang berfungsi menghubungkan

Actor dengan use case

2. Activity Diagram
Activity Diagram digambarkan menjadi berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang
dirancang bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan
bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses pararel yang
terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah
action dan sebagian besar transisi di trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal
processing). Oleh karena itu Activity diagram tidak menggambarkan Behaviour internal sebuah
sistem (dan interaksi antar subsistem) secara ekstrak, tetapi lebih menggambarkan proses-
proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.

Tabel 2.2 Komponen-komponen Activity Diagram

Notasi Keterangan Simbol


Activity Menandakan sebuah

Aktivitas

Action State dari sistem

Mencerminkan eksekusi dari

Suatu aksi

Initial Node Titik awal untuk

memulai suatu aktivitas

Activity Titik akhir untuk mengakhiri

Final Node Suatu akktivitas

Decision Node Digunakan untuk menggambarkan

Suatu keputusan/Tindakan yang harus

diambil pada kondisi tertentu

Swimlane Swimlane digunakan untuk

Partisi-partisi activity diagram

Control Flow Menunjukkan bagaimana

Kendala suatu aktivitas terjadi

Pada aliran kerja dalam Tindakan

Tertentu

Fork / Join Node Menunjukkan kegiatan

Menggabungkan dua

Panel activity menjadi

Satu atau satu panel activity

Menjadi dua

3. StateChart Diagram
Dalam Unifed Modeling Language (UML), state digambarkan berbentuk segi empat dengan
sudut membulat dan memiliki nama sesuai kodisinya saat itu. Transisi antar state umumnya
memiki kondisi guard yang merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan
dalam kurung siku. Action yang dilakukan sebagai akibat dari event tertentu dituliskan dengan
diawali garis miring. Titik awal dan akhir digambarkan berbentuk lingkaran berwarna setengah.

Tabel 2.3 Komponen-komponen StateChart Diagram

Notasi Keterangan Simbol

State Nilai atribut dan nilai link

Pada suatu waktu tertentu,

Oleh yang memiliki

Suatu objek

Initial Pseudo State Bagaimana objek

Dibentuk atau diawali

Final State Bagaimana Objek

Dibentuk dan

Dihancurkan / dikhiri

Transition Sebuah kejadian yang memicu

Sebuah state objek

Dengan cara memperbaharui

Satu atau lebih nilai atributnya

Asociation Apa yang menghubungkan

Antara objek satu dengan

Objek lainnya

Node Elemen fisik yang eksis

Saat aplikasi dijalankan

Dan mencerminkan suatu

Sumber daya komputasi

4. Sequence Diagram
Interaction diagram menunjukan bagaimana kelompok-kelompok objek saling berkolaborasi
dalam beberapa behaviour. UML memiliki beberapa bentuk interaction diagram dan yang
paling umum digunakan adalah Sequence Diagram. Sebuah Sequence Diagram secara khusus
menjabarkan behaviour sebuah scenario tunggal. Diagram tersebut menunjukan sejumlah objek
contoh dan pesan-pesan yang melewati objek-objek ini didalam use case.

Tabel 2.4 Simbol Sequence Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Actor juga dapat berkomunikasi

Actor dengan object, maka actor juga

dapat diurutkan sebagai kolom.

2 Object atau biasa juga disebut

partisipan merupakan instance

dati sebuah class dan dituliskan

Object tersusun secara horizontal.

Digambarkan sebagai sebuah class

(kotak) dengan nama objek

Didalamnya yang diawali dengan

Sebuah titik koma.


3 Lifeline mengindikasikan keberadaan

sebuah object dalam basis waktu. Notasi


Lifeline
untuk Lifeline adalah garis putus-putus

vertical yang ditarik dari sebuah objek.

4 Menggambarkan pesan/hubungan

Message antar objek, yang menunjukan


Return
urutan kejadian yang terjadi

5 Activation dinotasikan sebagai

sebuah kotak segi empat yang

Digambar pada sebuah Lifeline.


Activation
Activation mengindikasikan

sebuah objek yang melakukan

suatu aksi.
6 Boundary terletak di antara sistem

dengan dunia sekelilingnya. Semua form,

laporan-laporan, antar muka

Boundary ke perangkat keras seperti printer

atau scanner dan antar muka

ke sistem lainnya adalah

termasuk dalam kategori.

7 Control berhubungan dengan

fungsionalitas seperti pemanfaatan


Control
sumber daya, pemrosesan terdistribusi,

atau penanganan kesalahan.

8 Entity digunakan menangani informasi

yang mungkin akan disimpan

Entity secara permanen. Entity bisa juga

merupakan sebuah table pada

struktur basis data.

9 Message, digambarkan dengan

anak panah horizontal antara Activation.


Message Message
Message mengindikasikan komunikasi

antara object-object.

10 Self-message atau panggilan mandiri

Self- mengindikasikan komunikasi kembali


Message
kedalam sebuah objek itu sendiri.

2.5 Konsep Dasar Literature Review


2.5.1 Definisi Literature Review
Menurut Hasibuan, Literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain
yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur
review ini diarahkan untuk Menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah
yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah. Literatur review berisi ulasan,
rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku,
slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan
pada bab awal. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian yang akan dicobakan disini.
Semua peryataan atau hasil penelitian yang bukan berasal dari penulis harus disebutkan sumbernya,
dan tatacara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah yang ditetapkan. Suatu literatur review yang
baik haruslah bersifat relevan, mutakhir (tiga tahun terakhir), dan memadai. Focus utama suatu
tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah peneliti lain
telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka
atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang
sama.

Metode Literature Review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan.
Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan.

2.5.2 Kajian Literature Review


Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga
menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevam terhadap penelitian ini.
4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian
yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama,
sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang
berharga.

2.5.3 Literature review


Literature Review atau tinjauan pustaka adalah kumpulan teks yang bertujuan untuk meninjau titik-
titik kritis saat ini pengetahuan dan pendekatan metodologis pada topik tertentu. Tinjauan literature
adalah sumber-sumber sekunder, dan dengan demikian, tidak melaporkan setiap eksperimental asli
baru atau bekerja. Paling sering dikaitkan dengan literature berorientasi akademis, seperti tesis,
tinjauan pustaka biasanya mendahului sebuah proposal dan hasil penelitian bagian. Tujuan utamanya
adalah untuk membawa pembaca up to date dengan literature saat ini pada topic dan membentuk dasar
untuk tujuan lain, seperti penelitian masa depan yang mungkin dibutuhkan di daerah tersebut.
Terstruktur dengan baik tinjauan literatur dicirikan oleh aliran ide yang logis saat ini dengan referensi
yang relevan dan konsisten, referensi yang sesuai gaya penggunaan terminology yang tepat dan tidak
bias dan pandangan yang komprehensif tentang penelitian sebelumnya mengenai topic ini.
Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai sistem informasi kependudukan dan
penelitian lain yang bersangkutan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan sistem
informasi kependudukan ini perlu dilakukan study pustaka (literature review) sebagai salah satu dari
penerapan metode penelitian yang akan dilakukan, diantaranya sebagai berikut :

1. Penelitian yang telah dijalankan oleh Danas Saputro [2011]. Penelitian yang telah dijalankan oleh
Danas Saputro berjudul “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Kependudukan Di
Kelurahan Candibinangun, Pakem, Sleman”, pada tahun 2011. Sistem informasi ini akan
diterapkan dalam instansi untuk mengolah data dan menyajikan informasi atau laporan-laporan
sesuai dengan kebutuhan instansi secara cepat, tepat, dan akurat. Dengan adanya program ini dapat
mempermudah pekerjaan-pekerjaan yang dalam kesehariannya dilakukan dengan cara manual.
2. Penelitian yang telah dijalankan oleh Ratih Destariana [2009]. Penelitian yang telah dijalankan
oleh Ratih Destariana berjudul “Rancang Bangun Pemanfaatan Data Spesial Untuk
Kelengkapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)”, pada tahun 2009.
Diharapkan SIAK mampu mendukung dan memaksimalkan kinerja pemerintah dalam
menyediakan layanan public yang prima bagi masyarakat. Dengan adanya pengelolaan data secara
online maka kelemahan-kelemahan pengelolaan data secara konvensional dapat ditekan. Program
aplikasi SIAK memiliki kemampuan untuk menyediakan layout peta dalam bentuk digital,
menampilkan lokasi mengenai persil tanah beserta informasinya dalam bentuk teks dan gambar,
pencarian serta input data melalui kata kunci, pembuatan surat-surat terkait administrasi
kependudukan, pembuatan laporan atau rekapiyulasi dan percetakan.
3. Penelitian yang telah dijalankan oleh Agung Koswara [2011]. Penelitian yang dijalankan oleh
Agung Koswara berjudul “Analisa Sistem Informasi Pembuatan KTP Pada Kelurahan
panunggangan Barat Tangerang”, pada tahun 2011. KTP merupakan alat bantu untuk
membantu pendataan penduduk, sistem ini dirancang untuk dijadikan solusi awal dalam
memecahkan masalah yang dihadapi oleh instansi kelurahan. Namun belum adanya program untuk
mempermudah dalam pembuatan KTP pada kelurahan. Dan belum adanya peringatan terhadap
sistem apabila orang yang ingin memlakukan tindak kejahatan atau manipulasi data. Penelitian
akan dikembangkan lagi dengan sistem yang dapat menghasilkan output secara cepat berupa data
laporan agar menghasilkan informasi yang relevant untuk kelurahan. Penelitian yang telah
dijalankan oleh Rosalina Miliartha [2012].
4. Penelitian yang dijalankan oleh Rosalina Miliartha berjudul “Analisa Sistem Pembuatan KTP
Pada Kecamatan Curug Tangerang”, pada tahun 2012. Sistem pembuatan KTP yang
menggunakan sistem komputerisasi merupakan salah satu upaya untuk membantu kelancaran
instansi sehingga data yang didapat lebih tepat dan akurat. Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi nyata berupa ide-ide kepada manajemen instansi yang terkait dalam bentuk
informasi atau usulan yang berguna bagi kelangsungan instansi sehingga mampu mendapatkan
informasi yang dibutuhkan secara cepat, tepat dan akurat yang sesuai dengan yang diinginkan oleh
masyarakat dan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai Kecamatan Curug Tangerang dapat
berjalan efektif dan efisien.

2.6 Pelayanan Kependudukan


Menurut Kotler dalam Litjan Poltak Sinambela (2010 : 21) menyatakan bahwa “Pelayanan adalah
setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik”. Menurut Sampara (2010 :
25) menjelaskan bahwa “Pelayan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain, dan menyediakan kepuasan pelanggan”.
Berdasarkan dari berbagai pengertian pelayanan adalah merupakan salah satu kegiatan organisasi atau
lembaga yang diabdikan kepada masyarakat. Pelayanan sendiri pada hakekatnya merupakan
serangkaian kegiatan karena itu ia merupakan suatu proses pelayanan secara rutin dan
berkesinambungan yang meliputi seluruh organisasi dalam masyarakat.
Menurut Ananta (2010 : 22) Mendefinisikan : Pengertian Kependudukan terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Variabel demografi yaitu mortalitas, fertilitas, migrasi yang saling mempengaruhi terhadap jumlah
komposisi persebaran penduduk.
2. Variable non demografi seperti Pendidikan, pendapatan penduduk dan Kesehatan.
Menurut UU RI NO.10 (1992 : 105) menjelaskan bahwa kependudukan adalah hal ihwal yang
berkaitan dengan jumlah ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran kualitas, kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik ekonomi soosial budaya agama serta lingkungan penduduk
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai