Anda di halaman 1dari 57

1

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Definisi Efektivitas

Menurut Loebbecke (2000, p807), effectiveness is the degree to

which the organization’s objectives are accomplished – keefektifan

merupakan suatu tingkat dimana tujuan dari organisasi telah tercapai.

Efektivitas menurut O’Brien (2003, p31), success should be also

measure by the effectiveness of information technology in supporting an

organization’s business strategies, enabling its business processes,

enhancing its organizational structures and culture, and increasing the

customer and business value of the enterprise – Kesuksesan seharusnya

juga diukur oleh keefektifan teknologi informasi yang mendukung

strategi bisnis suatu perusahaan dalam menciptakan proses bisnis,

meningkatkan struktur serta budaya organisasi, dan meningkatkan jumlah

pelanggan serta nilai bisnis dari perusahaan tersebut.

Berdasarkan Stair dan Reynolds (2006, p11), effectiveness is a

measure of the extent to which a system achieves its goals. It can be

computed by dividing the goals actually achieved by the total of the

stated goals – Efektivitas adalah suatu ukuran dari tingkatan sebuah


2

sistem untuk mencapai tujuannya. Efektivitas dapat dihitung dengan

membagi pencapaian tujuan yang sebenarnya dengan total dari tujuan

yang ditatapkan.

Menurut http://www.thefreedictionary.com/effectivity, effectivity

power to be effective; the quality of being able to bring about an effect –

kemampuan untuk menjadi efektif; dalam memberikan suatu efek yang

berkualitas.

2.1.2 Definisi Sistem

Menurut O’Brien (2003, p8), a system is a group of interrelated

components working together toward a common goal by accepting inputs

and producing outputs in an organized transformation process – Sistem

merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan, yang

bekerjasama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan

menghasilkan output melalui suatu proses transformasi yang terorganisir.

Sistem sendiri memiliki 3 komponen yang terkait yaitu:

1) Input

Input berarti semua masukan elemen-elemen yang ditangkap dan

dikumpulkan untuk kemudian diolah menjadi suatu keluaran.

2) Process

Process adalah suatu peristiwa yang merubah suatu input menjadi

output yang berarti dimana user menggunakan menu-menu yang

tersedia.
3

3) Output

Output berarti tujuan yang merupakan hasil akhir dari suatu

proses perubahan, Setelah data diproses, maka hasil akhir yang

dihasilkan disebut dengan output yang berupa informasi.

Menurut Gondodiyoto (2007, p108), sistem adalah kumpulan

elemen-elemen atau sumber daya yang saling berkaitan secara terpadu,

terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk

mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan (http://id.wikipedia.org) Sistem berasal dari bahasa

Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang

terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

memudahkan aliran informasi. Istilah ini sering dipergunakan untuk

menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model

matematika seringkali bisa dibuat.

Menurut informasi (http://staffsite.gunadarma.ac.id) yang dikutip

berdasarkan:

1) Ludwig Von Bartalanfy

Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu

antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

2) Anatol Raporot

Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu

sama lain.
4

3) L. Ackof

Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri

dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama

lainnya.

2.1.3 Definisi Informasi

Menurut Mukhtar (2002, p1), informasi berarti suatu proses yang

terorganisasi, memiliki arti dan berguna bagi orang yang menerimanya.

Ciri-ciri atau karakteristik suatu informasi yang baik dan lengkap adalah

sebagai berikut :

1) Realible (Dapat dipercaya)

Informasi haruslah bebas dari kesalahan dan haruslah akurat

dalam mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari suatu

organisasi.

2) Relevan (sesuai)

Informasi yang relevan harus memberikan arti kepada pembuat

keputusan. Informasi ini bisa mengurangi ketidak pastian dan bisa

meningkatkan nilai dari suatu keputusan.

3) Timely (Tepat waktu)

Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan bisa

mempengaruhi proses pengambilan keputusan.


5

4) Complete (Lengkap)

Informasi yang disajikan termasuk didalamnya semua data-data

yang relevan dan tidak mengabaikan kepentingan yang diharapkan

oleh pembuat keputusan.

5) Understandable (Dimengerti)

Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah

dimengerti oleh si pembuat keputusan.

Menurut O’Brien (2005, p27), we can define information as data

that have been converted into a meaningful and useful context for specific

end users – kita dapat mendefinisikan informasi sebagai data yang telah

diubah menjadi suatu konteks yang memiliki arti dan berguna untuk para

pemakai akhir yang spesifik.

Menurut M-Stair (2006, p732), information: a collection of facts

organized in such a way that they have additional value beyond the value

of the facts themselves – informasi: suatu kumpulan fakta yang

terorganisir sedemikian rupa, sehingga fakta tersebut mempunyai nilai

tambah diluar nilai fakta itu sendiri.

Menurut George Reynalds (2006, p5) informasi adalah kumpulan

fakta-fakta yang tersusun seperti sebuah jalan atau jalur yang memiliki

nilai tambah diluar dari nilai-nilai fakta itu sendiri.

Menurut McLeod (2007, p9), information is processed data that is

meaningful; it usually tells users something that they did not already

know – informasi adalah data yang telah diproses sehingga memiliki arti;
6

informasi biasanya memberitahukan pengguna sesuatu yang belum

mereka ketahui sebelumnya.

2.1.4 Definisi Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005, p6), an information system can be any

organized combination of people, hardware, software, communications,

network, and data resources that collects, transforms, and disseminates

information in an organization – sistem informasi merupakan suatu

kombinasi yang mengatur manusia, perangkat keras, perangkat lunak,

jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,

mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Menurut Priyono Dwi Widodo (2006, p280), sistem informasi

adalah sistem pengolahan dan pengelolaan informasi yang terdapat di

suatu sistem komputer atau jaringan sedemikian rupa sehingga dapat

digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Jack Febrian (2007, p238), sistem informasi adalah

sistem yang dapat menghasilkan informasi yang berguna. Suatu sistem di

dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan

transaksi harian, mendukung operasi. Bersifat manajerial, dan kegiatan

strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan

laporan-laporan yang dilaporkan.

Menurut Laudon dan Laudon (2007, p14), an information system

can be defined technically as a set of interrelated components that collect

(or retrieve), process, store and distribute information to support


7

decision making an control in an organization – sistem informasi secara

teknis dapat didefinisikan sebagai kumpulan komponen yang saling

berhubungan, yang mengumpulkan (memperoleh), memproses,

menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung

pengambilan keputusan dan control didalam sebuah organisasi.

Berdasarkan analisis teori-teori tersebut diatas, yang menjadi

indikator efektivitas sistem informasi adalah: (1) Relevant, tepat guna

antara tujuan pembangunan system pada awalnya dengan manfaat yang

didapatkan; (2) Accurate, ketepatan serta kebenaran informasi yang

didapat pada saat perolehan, pengolahan, dan hasil akhir (input, process,

output); (3) Reliable, bebas dari kesalahan sehingga informasi yang

dihasilkan dapat dipercaya; (4) Timely, informasi dapat dihasilkan tepat

pada waktunya; (5) Complete, kelengkapan informasi yang dibutuhkan

pada saat input, process, dan output. (6) Understandable, penggunaan

sistem informasi yang mudah untuk dipahami.

2.1.5 Sintesis Variabel Efektivitas SISKA

Berdasarkan analisis teori-teori tersebut, yang dimaksud dengan

Efektivitas SISKA adalah suatu ukuran pencapaian tujuan sebuah sistem

yang terdiri dari kombinasi komponen hardware, software, jaringan

komunikasi, dan sumber daya manusia yang mengumpulkan, mengolah,

dan mendistribusikan informasi dalam bentuk inter-computer terstruktur

untuk mengelola data operasional telekomunikasi pelanggan, mulai dari

pemasangan, pembayaran, perbaikan, hingga pemutusan jaringan, dengan


8

dimensi indikator: (1) Kualitas sistem; (2) Kualitas informasi; (3)

Penggunaan sistem; (4) Kepuasan pemakai; (5) Dampak organisasi.

2.1.6 Konstruk Variabel Efektivitas SISKA

Berdasarkan sintesis teori-teori tersebut diatas, yang dimaksud

dengan Efektivitas SISKA adalah suatu ukuran pencapaian tujuan sebuah

sistem yang terdiri dari kombinasi komponen hardware, software,

jaringan komunikasi, dan sumber daya manusia yang mengumpulkan,

mengolah, dan mendistribusikan informasi dalam bentuk inter-computer

terstruktur pada PT. Telkom DATEL JakTim untuk mengelola data

operasional telekomunikasi pelanggan, mulai dari pemasangan,

pembayaran, perbaikan, hingga pemutusan jaringan, dengan dimensi

indikator: (1) Kualitas sistem; (2) Kualitas informasi; (3) Penggunaan

sistem; (4) Kepuasan pemakai; (5) Dampak organisasi.

2.1.7 Definisi Kinerja

Menurut Rakornas Ristek XIX (2001, p27), kinerja adalah suatu

unit pengukuran dari hasil (outcome) yang dapat diukur dari segi kualitas

maupun kuantitas. Oleh karena itu, unit pengukuran untuk menilai hasil

yang diperoleh dari kegiatan perlu ditetapkan dan didefinisikan.

Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006, p67), kinerja

(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.


9

Berdasarkan (http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja) Kinerja adalah

sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja" yang

menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil

kerja.

Menurut (http://one.indoskripsi.com) kinerja adalah gambaran

mengenai tingkat pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi.

2.1.8 Definisi User

Menurut Nancy dan Larry (2002, p24), user is someone who uses

a computer and the computers system – pengguna adalah seseorang yang

menggunakan komputer dan sistem computer.

Menurut O’Brien (2005, p11), end users are people who use an

information system or the information is produces – pengguna akhir

adalah orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang

dihasilkan oleh sistem.

Menurut M-Stair (2006, p741), user: individual who will interact

with the system regularly – individu yang berinteraksi dengan sistem

secara teratur.

Menurut Priyono Dwi Widodo (2006, p646), user adalah istilah

dalam dunia komputer untuk menyebutkan seseorang yang menggunakan

suatu sistem komputer, program, atau stasiun terminal dalam jaringan.


10

Menurut Jack Febrian (2007, p238), user biasanya ditujukan

kepada pengguna suatu sistem yang umumnya adalah manusia. Misalnya

pengguna komputer.

Menurut (http://www.atis.org/tg2k), pengguna artinya orang,

organisasi, atau entitas lainnya (termasuk komputer atau sistem

komputer) dimana menggunakan layanan yang disediakan oleh sistem

pemrosesan informasi untuk memindahkan informasi.

2.1.9 Sintesis Variabel Kinerja User

Berdasarkan analisis teori-teori tersebut, yang dimaksud dengan

Kinerja User adalah suatu pencapaian hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas oleh individu user sebagai pengguna akhir sistem informasi

berbasis komputer, dengan dimensi indikator: (1) Kemampuan; (2)

Pemahaman; (3) Kemauan; (4) Dukungan perusahaan; (5) Hasil kerja.

2.1.10 Konstruk Variabel Kinerja User

Berdasarkan sintesis dari teori-teori tersebut diatas, yang

dimaksud dengan Kinerja User dalam penelitian ini adalah suatu

pencapaian hasil kerja secara kualitas dan kuantitas oleh individu user di

PT. Telkom DATEL JakTim. dalam menggunakan SISKA sebagai

pengguna akhir sistem informasi berbasis komputer, dengan dimensi

indikator: (1) Kemampuan; (2) Pemahaman; (3) Kemauan; (4) Dukungan

perusahaan; (5) Hasil kerja.


11

2.1.11 Kisi-kisi Variabel, Dimensi, dan Indikator Penelitian

Table 2.1 Kisi-kisi Variabel, Dimensi, dan Indikator Penelitian

No. Variabel Dimensi Indikator


Penelitian
1. Efektivitas Kualitas Sistem - Mudah dipelajari
SISKA - Kemudahan penggunaan
- Kegunaan fungsi-fungsi dari
sistem
- Kehandalan sistem
Kualitas Informasi - Relevan
- Kepahaman
- Akurasi
- Kehandalan informasi
- Kekinian
- Kelengkapan
- Tepat waktu
Penggunaan Sistem - Frekuensi akses sistem
- Ketepatan penggunaan
Kepuasan Pemakai - Kepuasan terhadap
perangkat sistem informasi
- Kepuasan terhadap
keputusan yang diambil
Dampak Organisasi - Efektivitas kerja
2. Kinerja User Kemampuan - Pengetahuan dasar
- Keterampilan kerja
- Kerja sama
- Pemecahan masalah
Pemahaman - Pemahaman sistem
- Penguasaan bidang yang
dikerjakan
- Mengerti alur kerja sistem
Kemauan - Inisiatif
- Motivasi
- Tingkat kepercayaan
terhadap sistem
Dukungan - Dukungan staf IT
Perusahaan
Hasil Kerja - Kualitas kerja
- Produktivitas
- Target kerja
12

2.1.12 Kerangka Berpikir

Efektivitas SISKA adalah suatu ukuran pencapaian tujuan sebuah

sistem yang terdiri dari kombinasi komponen hardware, software,

jaringan komunikasi, dan sumber daya manusia yang mengumpulkan,

mengolah, dan mendistribusikan informasi dalam bentuk inter-computer

terstruktur pada PT. Telkom DATEL JakTim untuk mengelola data

operasional telekomunikasi pelanggan, mulai dari pemasangan,

pembayaran, perbaikan, hingga pemutusan jaringan, dengan dimensi

indikator: (1) Kualitas sistem; (2) Kualitas informasi; (3) Penggunaan

sistem; (4) Kepuasan pemakai; (5) Dampak organisasi.

Kinerja User dalam penelitian ini adalah suatu pencapaian hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas oleh individu user di PT. Telkom

DATEL JakTim. dalam menggunakan SISKA sebagai pengguna akhir

sistem informasi berbasis komputer, dengan dimensi indikator: (1)

Kemampuan; (2) Pemahaman; (3) Kemauan; (4) Dukungan perusahaan;

(5) Hasil kerja.

Dengan demikian, berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan

diatas, maka terdapat hubungan antara efektivitas SISKA dengan kinerja

user. Semakin tinggi efektivitas SISKA, maka akan berpengaruh terhadap

kinerja user pada perusahaan tersebut, sehingga diduga terdapat korelasi

antara kinerja user terhadap efektivitas SISKA di PT. Telkom DATEL

JakTim.
13

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Metodologi Penelitian

2.2.1.1 Definisi Penelitian

Menurut Iqbal Hasan (2008, p4), penelitian adalah

penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu masalah

dengan perlakuan tertentu (seperti memeriksa, mengusut,

menelaah, dan mempelajari secara cermat dan sungguh–sungguh)

sehingga diperoleh sesuatu (seperti mencapai kebenaran,

memperoleh jawaban atas masalah, pengembangan ilmu

pengetahuan dan sebagainya).

Menurut Sugiyono (2008, p5), penelitian adalah cara

ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan

tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam

bidang bisnis.

2.2.1.2 Jenis-jenis Penelitian

Menurut Iqbal Hasan (2004, p4), penelitian dapat digolongkan

menjadi 2 bagian, yaitu:

1) Jenis penelitian secara khusus

a. Jenis penelitian berdasarkan hasil atau alasan yang

diperoleh, penelitian ini dibedakan menjadi 2, yaitu

sebagai berikut:
14

a) Penelitian Dasar

Merupakan penelitian yang mempunyai alas an

intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu

pengetahuan dan secara tidak langsung dapat

digunakan.

b) Penelitian Terapan

Merupakan penelitian yang mempunyai alasan praktis,

keinginan unutk mengetahui, bertujuan agar dapat

melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, lebih efektif,

dan efisien.

b. Jenis penelitian berdasarkan bidang yang diteliti,

penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut:

a) Penelitian Sosial

Merupakan penelitian yang secara khusus meneliti

bidang sosial, seperti; ekonomi, pendidikan, hukum,

dan sebagainya.

b) Penelitian Eksakta

Merupakan penelitian yang secara khusus meneliti

bidang eksakta, seperti; kimia, fisika, dan sebagainya


15

c. Jenis penelitian berdasarkan tempat penelitian, penelitian

dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut:

a) Penelitian Lapangan

Merupakan penelitian yang langsung dilakukan di

lapangan atau responden.

b) Penelitian kepustakaan

Merupakan penelitian yang dilaksakan dengan

menggunakan literatur, aik berupa buku, catatan,

maupun laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.

c) Penelitian Laboratorium

Merupakan penelitian yang dilaksanakan pada tempat

tertentu (laboratorium) dan biasanya bersifat

eksperimen atau percobaan.

d. Jenis penelitian berdasarkan teknik yang digunakan,

penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut:

a) Penelitian Survey

Merupakan penelitian dengan tidak melakukan

perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap

variabel–variabel yang diteliti.

b) Penelitian Percobaan

Merupakan penelitian yang melakukan perubahan (ada

perlakuan khusus) terhadap variabel-variabel yang

diteliti.
16

e. Jenis penelitian berdasarkan keilmiahannya, penelitian

dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut:

a) Penelitian Ilmiah

Merupakan penelitian yang dalam pelaksanaannya

menggunakan kaidah–kaidah ilmiah, artinya pokok

pikiran yang dikemukakan atau disimpulkan melalui

suatu prosedur yang sistematis dengan

mempergunakan pembuktian yang meyakinkan.

Penelitian ilmiah didasarkan atas logika, terorganisasi,

dan teliti dalam identifikasi masalah, pengumpulan

data, analisa data,dan penarikan kesimpulan yang

valid.

b) Penelitian Nonilmiah

Merupakan penelitian yang dalam pelaksanaannya

tidak menggunakan metode atau kaidah – kaidah yang

ilmiah.

f. Jenis penelitian berdasarkan bidang garapannya, penelitian

dibedakan atas beberapa jenis:

a) Penelitian Bisnis

Merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam bidang

bisnis, seperti ; akuntansi, keuangan, manajemen,

pemasaran.
17

b) Penelitian Komunikasi

Merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam bidang

komunikasi, seperti; komunikasi massa, komunikasi

bisnis, kehumasan (PR), periklanan.

c) Penelitian Hukum

Merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam bidang

hukum, seperti; hukum perdata, hukum pidana, hukum

tata negara, hukum internasional.

d) Penelitian Pertanian

Merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam bidang

pertanian, seperti; grobisnis, budi daya tanaman, hama

tanaman, agronomi.

e) Penelitian Ekonomi

Merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam bidang

ekonomi, seperti; ekonomi mikro, ekonomi makro,

ekonomi pembangunan.

g. Jenis penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya,

penelitian dibedakan atas 3 jenis:

a) Penelitian deskriptif

Merupakan penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai dari satu variabel, dalam hal ini

variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa

membuat perbandingan atau menghubungkan dengan


18

variabel lain. Penelitian ini hanya menggunakan satu

sampel.

b) Penelitian komperatif

Merupakan penelitian yang dilakukan untuk

membandingkan nilai satu variabel dengan variabel

lainnya dalam waktu yang berbeda. Penelitian ini

menggunakan lebih dari satu sampel.

c) Penelitian hubungan

Merupakan penelitian yang dilakukan untuk

menggabungkan antara dua variabel atau lebih.

Penelitian ini menggunakan lebih dari satu sampel.

2) Jenis penelitian secara umum

a. Penelitian survey

Merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh

fakta–fakta dari gejala–gejala yang ada dan mencari

keterangan–keterangan secara faktual, baik tentang

institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok

ataupun suatu daerah.

Jenis penelitian survey adalah sebagai beikut:

a) Penelitian penjajakan

Merupakan penelitian yang sifatnya terbuka, masih

mencari–cari. Pengetahuan peneliti tentang masalah


19

yang akan diteliti masih terlalu tipis untuk dapat

melakukan studi deskriptif.

b) Penelitian deskriptif

Merupakan penelitian yang mempelajari masalah–

masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku

dalam masyarakat serta situasi–situasi tentang

hubungan, kegiatan, sikap, pandangan, serta proses

yang sedang berlangsung dan pengaruh dari fenomena.

c) Penelitian evaluatif

Merupakan penelitian dengan mencoba encari

jawaban, sampai seberapa jauh tujuan yang digariskan

pada awal program tercapai atau mempunyai tanda–

tanda akan tercapai.

d) Penelitian eksplanatif

Merupakan penelitian yang menggunakan data yang

sama, di mana peneliti menjelaskan hubungan kausal

antara variabel–variabel melalui pengujian hipotesis.

e) Penelitian prediksi

Merupakan penelitian yang digunakan untuk

meramalkan keadaan atau fenomena sosial tertentu,

seperti pendapat umum mengenai keadaan sosial dan

politik.
20

f) Penelitian pengembangan sosial

Merupakan penelitian yang dikembangkan

berdasarkan survey–survey yang dilakukan secara

berkala.

b. Grounded Research

Merupakan penelitian yang mendasarkan diri pada fakta

dan menggunakan analisis perbandingan, bertujuan untuk

mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep –

konsep, membuktikan teori, dan mengembangkan teori,

dimana pengumpulan data dan analisis datanya berjalan

pada waktu yang bersamaan.

c. Studi kasus

Merupakan penelitian mengenai status subjek penelitian

yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau

personalitas. Tujuan penelitaiannya adalah untuk

memberikan gambaran secara mendetaail tentang latar

belakang, sifat, serta karakter yang khas dari kasus,

ataupun status dari individu yang kemudian hasilnya

dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

d. Penelititan Eksperimen

Merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

manipulasi terhadap objek penelitian serta diadakannya

kontrol terhadap variabel tertentu. Tujuan dari penelitian


21

ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan

sebab–akibat serta berapa besar hubungan sebab–akibat

tersebar dengan cara memberikan perlakuan–perlakuan

tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan

menyediakan kontrol untuk perbandingan.

e. Analisis Data Sekunder

Merupakan penelitian yang menganalisis atas data yang

sudah tersedia.

2.2.1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian mempunyai 4 tujuan utama, yaitu

sebagai berikut:

1) Tujuan eksploratif, menemukan sesuatu yang baru dalam

bidang tertentu,

2) Tujuan verifikatif, menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan)

dalam bidang yang telah ada,

3) Tujuan development, mengembangkan sesuatu dalam bidang

yang telah ada,

4) Tujuan penulisan karya ilmiah, pembuatan skripsi, tesis, dan

disertasi.
22

2.2.2 Populasi

2.2.2.1 Definisi Populasi

Menurut Jonathan Sarwono (2006, p111), populasi

merupakan seperangkat unit analisis yang lengkap yang sedang

diteliti.

Menurut Moh. Nazir (2005, p273), populasi merupakan

kumpulan dari ukuran–ukuran tentang sesuatu yang ingin kita

buat inferensi. Populasi berkenaan dengan data, bukan dengan

orangnya.

Menurut Sugiyono (2008, p115), populasi merupakan

generalisasi yang atas: obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari da kemudian ditarik kesimpulannya.

2.2.3 Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian

Skala Pengukuran menurut Iqbal Hasan (2008, 14), merupakan

peraturan penggunaan notasi bilangan dalam pengukuran.

2.2.3.1 Macam-macam Skala Pengukuran

1) Skala Nominal

Skala nominal merupakan suatu skala yang diberikan pada

objek atau kategori yang tidak menggambarkan kedudukan

objek atau kategori tersebut terhadap objek atau kategori

lainnya, tetapi hanya sekadar label atau kode saja.


23

2) Skala Ordinal

Skala ordinal merupakan suatu skala di mana penomoran

objek/kategori disusun menurut besarnya, yaitu dari tingkat

terendah ke tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang

yang tidak harus sama.

3) Skala Interval

Skala interval merupakan suatu skala dimana

objek/kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut yang

memberikan informasi tentang interval atau tiap

objek/kategori sama.

4) Skala Rasio

Skala rasio merupakan suatu skala yang memiliki sifat–

sifat skala nominal, karena pada skala ini terdapat angka nol

maka pada skala ini dapat dibuat perkalian atau pembagian.

2.2.3.2 Tipe-tipe Skala Pengukuran

1) Skala likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu dalam

fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item–item instrumen yang dapat berupa pernyataan

dan pertanyaan.
24

Jawaban setiap instrumen yang digunakan skala Likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif, yang dapat berupa kata – kata antara lain:

1. Sangat Setuju 1. Setuju

2. Setuju 2. Sering

3. Ragu-ragu 3. Kadang-kadang

4. Tidak setuju 4. Hampir tidak pernah

5. Sangat tidak setuju 5. Tidak pernah

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat

diberi skor, misalnya:

No. Kelompok Jawaban Nilai


1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Ragu–ragu 3
4. Tidak setuju 2
5. Sangat tidak setuju 1

2) Skala Guttman

Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban

yang tegas, yaitu ”ya-tidak”; ”benar-salah”; ”pernah-tidak

pernah”; ”positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh

dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua

alternatif). Pada skala Guttman hanya ada dua interval yaitu


25

”setuju” atau ”tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala

Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang

tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

3) Semantic Differensial

Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial

dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk

mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun

checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang

jawabannya ”sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis,

dan jawabannya yang ”sangat negatif” terletak di bagian kiri

garis. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya

skala ini digunakan untuk mengukur karakteristik tertentu

yang dipunyai oleh seseorang.

4) Rating Scale

Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah

dikemukan, data yang diperoleh semuanya adalah data

kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan

rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka

kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Yang

penting bagi penyusun instrumen dengan rating scale adalah

harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada

alternatif jawaban pada setiap item instrumen.


26

2.2.3.3 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2008, p146), instrumen penelitian

merupakan suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati. Untuk memenuhi kriteria sebuah

penelitian, ada 2 syarat utama yang harus dipenuhi oleh alat ukur

untuk memperoleh suatu pengukuran yang cermat, yaitu sebagai

berikut:

1) Validitas

Menurut Arikunto (2002, p144), validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Menurut Sugiyono (2008, p172), hasil penelitian yang

valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang

diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur begitu juga sebaliknya. Uji validitas ini

bertujuan untuk mengukur tingkat komunikatif dari tiap butir

pertanyaan. Yang artinya uji validitas ini digunakan untuk


27

mengukur seberapa tinggi tingkat pemahaman atas butir–butir

yang ada dalam instrumen oleh para responden.

Menurut Iqbal Hasan (2008, p15), validitas berarti

kesucian alat ukur dengan apa yang hendak diukur, artinya

alat ukur yang digunakan dalam pengukuran dapat digunakan

untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jadi, validitas

adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau subjek

yang ingin diukur.

Beberapa cara pengujian validitas instrumen yang akan

digunakan untuk penelitian:

a. Pengujian validitas konstrak (Construct Validity)

Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan

pendapat dari ahli (judgment experts).

b. Pengujian validitas isi (Content Validity)

Instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi

dapat dilakuakan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan materi pelajaran pelajaran yang telah

diajarkan.

c. Pengujian validitas eksternal

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara

membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria

yang ada pada instrumen dengan fakta–fakta empiris yang

terjadi di lapangan. Untuk menguji hipotesis asosiatif


28

(hubungan) digunakan teknik korelasi. Salah satu teknik

korelasi yaitu korelasi Product Moment ( r ).

n XiYi -  Xi Yi


r
nXi2  Xi    Yi  
nYi2
2
2

Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta: Bandung 2008), hal 248

Keterangan:

r = koefisien korelasi

Xi = variabel bebas x yang ke-i

Yi = variabel tak bebas y yang ke-i

n = banyaknya pasangan data

Tabel 2.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0.00 – 0.199 Sangat Rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Alfabeta, Bandung 2008),hal 250

Tabel 2.3 Nilai–Nilai r Product Moment

Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif


N N N
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
29

9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278


10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,344 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,614 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 1000 0,081
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta: Bandung 2008), hal 524

2) Reliabilitas

Menurut Arikunto (2002, p154), reliabilitas adalah sesuatu

instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpulan data, karena instrumen tersebut

sudah baik dipercaya dan konsisten).

Menurut Sugiyono (2004, p51), reliabilitas instrumen

dapat dilakuakan secara eksternal maupun internal. Secara

internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis

konsistensi butir–butir yang ada pada instrumen dengan teknik

tertentu, sedangkan secara eksternal pengujian dapat

dilakukan dengan sebagai berikut:


30

a. Test–retest

Instrument penelitian yang reabilitisnya diuji dengan test-

retest dilakukan dengan cara mencobakan instrument

beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari

koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang

berikutnya.

b. Ekuivalen

Instrument yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara

bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama.

c. Gabungan

Reliabilitis instrument dilakukan dengan mengkorelasikan

antara data instrument yang satu dengan data instrument

yang dijadikan.

d. Intenal Consistency

Pengujian reliabilitas dengan internal consistency,

dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja,

kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik

tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk

memprediksi reliabilitas instrument.

Menurut Iqbal Hasan (2008, p15), reliabilitas artinya

memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan

memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali – kali oleh

peneliti yang sama atau oleh peneliti lain tetap akan


31

memberikan hasil yang sama. Jadi, reliabilitas adalah seberapa

jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yagn

sama dalam mengukur hal dan subjek yang sama. Reliabilitas

mengandung 3 makna, yaitu:

a. Tidak berubah–ubah (stabilitas),

b. Konsisten,

c. Dapat diandalkan.

2.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2004, p129), pengumpulan data dapat

dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.

Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting

alamiah, pada laboratorium dengan metode eksperimen. Bila dilihat dari

sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber

primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau

teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat

dilakukan dengan interview, kuisioner, observasi dan gabungan

ketiganya.

2.2.4.1 Interview

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

apabila peneliti ingin melakuka studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila


32

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik pengumpulan

data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau

self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribadi.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun

tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun

dengan menggunakan telepon.

1) Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh.

2) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang

bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya. pedoman wawancara yang telah

digunakan hanya berupa garis – garis besar permasalahan

yang akan ditanyakan.

2.2.4.2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau


33

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa

yang bisa diharapkan dari responden.

2.2.4.3 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik

yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala–gejala alam dan

bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

2.2.5 Korelasi dan Regresi

Menurut (http://www.globalstatistik.com), terdapat perbedaan

yang mendasar antara analisis korelasi dan analisis regresi. Analisis

korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua

variabel atau lebih, sedangkan analisis regresi digunakan untuk

memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, akibat

perubahan dari variabel independen. Dari sini terlihat bahwa pada analisis

korelasi belum diketahui mana variabel yang mempengaruhi dan mana

variabel yang dipengaruhi. sedangkan pada analisis regresi sudah jelas

secara konsep mana variabel yang mempengaruhi dan mana variabel

yang dipengaruhi.
34

2.2.5.1 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi indeks atau bilangan yang digunakan

untuk mengukur derajat hubungan, meliputi kekuatan hubungan

dan bentuk arah hubungan. Untuk kekuatan hubungan, nilai

koefisian korelasi berada di antara -1 dan +1. untuk bentuk arah

hubungan, nilai koefisisen korelasi dinyatakan dalam positif (+)

dan negatif (-), atau (-1 ≤ KK ≤ +1).

 Jika koefisien korelasi bernilai positif maka variabel–variabel

berkolerasi positif, artinya jika variabel yang satu naik/turun

maka variabel yang lainnya juga naik/turun. Semakain dekat

nilai koefisien korelasi ke +1, semakin kuat korelasi

positifnya.

 Jika koefisien korelasi bernilai negatif maka variabel–variabel

berkolerasi negatif, artinya jika variabel yang satu naik/turun

maka variabel yang lainnya juga naik/turun. Semakain dekat

nilai koefisien korelasi ke -1, semakin kuat korelasi

negatifnya.

 Jika koefisien korelasi bernilai 0 (nol) maka variabel tidak

menunjukkan korelasi

 Jika koefisien korelasi bernilai +1 atau -1 maka jika variabel–

variabel menunjukkan korelasi positif atau negatif sempurna.


35

Untuk menentukan keeratan hubungan / korelasi antar

variabel tersebut, berikut ini diberikan nilai-nilai dari KK sebagai

patokan:

Tabel 2.4 Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

No. Interval nilai Kekuatan hubungan


1. KK = 0,00 Tidak ada
2. 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat lemah atau lemah sekali
3. 0,20 < KK ≤ 0,40 Rendah atau lemah tanpa pasti
4. 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang
5. 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat
6. 0,90 < KK ≤ 1,00 Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan
7. KK = 100 Sempurna

Sumber: Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik ( Bumi Aksara Jakarta 2008) p44

Teknik statistik dalam uji korelasi yang digunakan pada

penelitian ini adalah koefisien korelasi sederhana. Koefisien

korelasi sederhana digunakan dalam menganalisa hubungan yang

melibatkan dua variabel. Rumus koefisien korelasi Pearson (r),

digunakan pada analisis korelasi sederhana:

Sumber: Sugiyono, Metoden∑XiYi – (∑Xi)(∑Yi)


Penelitian Bisnis, (Alfabeta: Bandung 2008), hal 248
r= :
Keterangan
√{n∑Xi²– (∑Xi)²}{n∑Yi²  (∑Yi)²}
r = Koefisien Relasi
36

∑X = Variabel Bebas X yang ke-i

∑Y = Variabel Terikat Y yang ke-i

n = Banyaknya Pasangan Data

2.2.5.2 Regresi Linear Sederhana

Menurut Iqbal Hasan (2008, p63), regresi linier sederhana

adalah regresi linier di mana variabel yang terlibat dalamnya

hanya, yaitu satu variabel terikat Y, dan satu variabel bebas X

serta berpangkat satu. Bentuk persamaanya adalah:

Keterangan:
Y  a  bX

Y = variabel terikat

X = variabel bebas

a = intersep

b = koefisien regresi

Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan

persamaan regresi tersebut maka nilai a dan b harus ditentukan

terlebih dahulu:

n XY - XY 
b
 X 2   X 2

a  Y - bX
n
37

2.2.6 Statistik

Menurut Iqbal Hasan (2008, p1), statistik adalah ilmu yang

mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan,

pengolahan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang

berbentuk angka – angka.

Menurut Sugiyono (2008, p206), terdapat dua macam statistik yang

digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif,

dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris

dan statistik nonparametris.

2.2.6.1 Jenis Statistik

1) Statistik Deskriptif

Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Penelitian yang dilakukan pada populasi jelas akan

menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Berikut

merupakan perhitungan statistik deskriptif:

a. Rentang skor

Data yang terbesar dikurangi dengan data yang terkecil.

Rentang  Xmax  Xmin

Xmax = Data yang terbesar

Xmin = Data yang terkecil


38

b. Rata – rata (mean)

Rata–rata merupakan nilai yang mewakili himpunan atau

sekelompok data.

Me  Xi
n

Keterangan:

Me = mean (rata – rata)

Xi = nilai X ke 1 sampai ke n

N = jumlah individu

c. Median

Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok

yang berdasarkan atas nilai tengah dari kelompok data

yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai

pada yang terbesar, atau dari yang terbesar sampai yang

terkecil.

(Untuk n = 78)

Median  data ke39  data ke 40 setelah diurutkan


2

d. Modus

Modus adalah teknik penjelasan kelompok yang

berdasarkan atas nilai popular atau yang sering muncul

pada kelompok tersebut.


39

e. Standar deviasi

Standar deviasi adalah salah satu ukuran dispersi yang

diperoleh dari akar kuadrat positif varian.

f. Distribusi frekuensi

Distribusi frekuensi adalah pengelompokkan data ke

dalam beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung

banyaknya data yang masuk ke dalam tiap–tiap kelas.

Biasnya data ini dihitung, dengan maksud untuk

menentukan nilai tertinggi dan terendah dari data yang

tersedia.

2) Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan

untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan

untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan apabila

sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik

pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara

random.

Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena

kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan

data sampel itu kebenarannya bersifat peluang atau

probability. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan

diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang

kesalahan dan kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk


40

persentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf

kepercayaan 95%, dan bila peluang kesalahan 1% maka taraf

kepercayaan 99% Peluang kesalahan dan kepercayaan ini

disebut dengan taraf signifikansi.

Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan

lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai teknik analisis

yang digunakan. Misalnya uji-t akan digunakan tabel-t, uji f

digunakan tabel f. Pada setiap tabel sudah disediakan untuk

taraf signifikansi berapa persen, suatu hasil analisis dapat

digeneralisasikan.

Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk

digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan

signifikansi berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan. Ada

perebadaan signifkansi perbedaan berarti perbedaan itu dapat

digeneralisasikan. Statistik inferensial meliputi statistik

parametris dan statistik nonparametris.

a. Statistik Parametris

Statistik Parametris digunakan untuk menguji parameter

populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi

melalui data sampel. Parameter populasi meliputi rata-rata

dengan notasi µ (mu), simpang baku σ (sigma), dan

varians σ2. Sedangkan statistiknya adalah meliputi rata-

rata , simpang baku s, dan varians s2. Jadi parameter


41

populasi yang berupa µ diuji memalui , selanjutnya σ

diuji melalui s, dan σ2diuji melalui s2. Dalam statistik

pengujian parameter melalui statistik (data sampel)

tersebut dinamakan uji hipotesis statistik.

Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi.

Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus

berdisribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah

satu test mengharuskan data homogen, dalam regresi harus

terpenuhi asumsi linieritas. Statistik parametris

kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval

dan rasio.

b. Statistik Nonparametris

Merupakan statistik yang tidak menuntut terpenuhinya

banyak asumsi. Statistik non parametris tidak menguji

parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Statistik ini

sering digunakan untuk menganalisis data nominal dan

ordinal.
42

2.2.6.2 Fungsi Statistik

Menurut Iqbal Hasan (p3, 2008), fungsi statistik antara

lain sebagai berikut:

1) Bank data

Statistik sebagai bank data adalah menyediakan data untuk

diolah dan diinterpretasikan agar dapat dipakai untuk

menerangkan keadaan yang perlu diketahui dan diungkap.

2) Alat Quality Control

Statistik sebagai alat quality control adalah sebagai alat

pembantu standardisasi dan sekaligus sebgai alat pengawasan.

3) Alat Analisis Data

Statistik sebagai alat analisa data merupakan satu bentuk

metode penganalisaan data.

4) Pemecahan Masalah dan Pembuatan keputusan

Statistik sebagai pemecahan masalah dan pembuatan

keputusan adalah sebagai dasar penetapan kebijakan dan

langkah lebih lanjut untuk mempertahankan dan

mengembangakan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.

2.2.7 Data

2.2.7.1 Pengertian Data

Menurut O’Brien (2005, p696), data merupakan fakta-

fakta atau observasi mengenai fenomena fisik atau transaksi

bisnis. Lebih khusus lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut
43

(karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda,

atau kejadian.

Menurut Iqbal Hasan (2008, p19), data merupakan

keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu

yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan, biasanya

digambarkan dalam bentuk angka, simbol, kode, dan lain–lain.

2.2.7.2 Jenis Data

Data perlu dikelompokkan terlebih dahulu sebelum

digunakan dalam proses analisis. Pengelompokan data

disesuaikan dengan karakteristik yang menyertainya, yaitu:

1) Pengelompokan data menurut sumber pengambilannya, yang

dalam hal ini data dibedakan atas dua, yaitu:

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung di lapangan oleh orang yang melakukan

penelitian atau yang bersangkutan memerlukannya.

Contoh: Data kuesioner, data survey, dan data observasi

b. Data sekunder

Merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

yang melakukan penelitian dari sumber–sumber yang telah

ada. Data ini diperoleh dari perpustakaan atau laporan–

laporan penelitian terdahulu.


44

Contoh: Data yang sudah tersedia di tempat–tempat

tertentu, seperti perpustakaan, BPS, kantor–kantor, dan

sebagainya

2) Pengelompokan data menurut waktu pengumpulannya, yang

dalam hai ini data dibedakan atas dua, yaitu:

a. Data Berkala

Merupakan data yang terkumpul dari waktu ke waktu

untuk memberikan gambaran perkembangan suatu

kegiatan atau keadaan.

Contoh: Data perkembangan harga sembilan macam bahan

pokok selama 10 bulan terakhir yang dikumpulkan setiap

bulan.

b. Data Kerat Lintang

Merupakan data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu

untuk memberikan gambaran perkembangan suatu

kegiatan atau keadaan pada waktu itu.

Contoh: Data sensus penduduk 1990

3) Pengelompokan data menurut sifatnya, yang dalam hal ini

data dibedakan atas dua, yaitu:

a. Data kualitatif

Merupakan data yang tidak berbentuk bilangan

Contoh: jenis kelamin, agama, atau warna


45

b. Data Kuantitatif

Merupakan data yang berbentuk bilangan

Contoh: Tinggi, panjang, atau umur

4) Pengelompokan data menurut tingkat pengukurannya, yang

dalam hal ini data dibedakan atas empat, yaitu:

a. Data nominal

Merupakan data yang berasal dari pengelompokkan

peristiwa berdasarkan kategori tertentu yang perbedaannya

hanyalah menunjukkan perbedaan kualitatif. Data ini tidak

menggambarkan kedudukan objek atau kategori tersebut

terhadap objek atau kategori lainnya tetapi hanya sekadar

label atau kode saja. Data ini memiliki 2 ciri, yaitu:

a) Kategori data bersifat saling lepas

b) Kategori data tidak disusun secara logis

Contoh:

Jenis kelamin manusia: 1 untuk pria

2 untuk wanita

b. Data ordinal

Merupakan data yang berasal dari objek atau kategori

yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terendah ke

tingkat tertinggi atau sebaliknya, dengan jarak atau

rentang yang tidak harus sama. Data ini memiliki ciri

seperti pada data nominal satu ciri lagi, yaitu kategori data
46

dapat disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan

besarnya karakteristik yang dimiliki.

Contoh:

Mengubah nilai ujian ke nilai prestasi, yaitu:

1 Nilai dari 80 – 100 adalah A,

2 Nilai dari 65 – 79 adalah B,

3 Nilai dari 55 – 64 adalah C,

4 Nilai dari 45 – 54 adalah D,

5 Nilai dari 0 – 44 adalah E.

c. Data Interval

Merupakan data yang berasal dari objek atau kategori

yang diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, di mana

jarak antara tiap objek atau kategori adalah sama. Pada

data ini tidak terdapat angka nol mutlak. Data ini

memberikan informasi tentang interval antara tiap

objek/kategori sama. Besarnya interval dapat ditambah

atau dikurangi. Data ini memiliki ciri sama dengan ciri

data ordinal ditambah satu ciri lagi, yaitu urutan kategori

data mempunyai jarak yang sama.

Contoh:

A B C D E

1 2 3 4 5

Interval A sampai C adalah 3- 1 = 2.


47

Interval C sampai D adalah 4 – 3 = 1

Kedua interval ini dapat dijumlahkan menjadi 2 + 1 = 3

atau interval antara A sampai D adalah 4 – 1 = 3

Pada data ini yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau

besaran, malainkan interval dan tidak terdapat titik nol

absolut.

d. Data Rasio

Merupakan data yang menghimpun semua ciri dari data

nominal, data ordinal, dan data interval yang dilengkapi

titik nol absolut dengan makna empiris. Angka pada data

ini menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari objek atau

kategori yang diukur.

Contoh:

A dan B adalah dua orang mahasiswa Universitas “ X “

yang nilai mata kuliah metode mata penelitiannya 60 dan

90. ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai B adalah

nilai 1,5 kali niloi A.

2.2.8 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2004, p51), hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan

masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan


48

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.

Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai

keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan

data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Jadi, maksudnya

adalah taksiran terhadap keadaan populasi melalui data sampel yang

diambil dari populasi. Oleh karena itu dalam statistik, yang diuji adalah

hipotesis nol. Jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya

perbedaan antara parameter dengan statistik (data sampel). Lawan dari

hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, yang menyatakan ada perbedaan

antara parameter dan statistik. Hipotesis nol diberi notasi Ho, dan

hipotesis alternatif diberi notasi Ha.

Menyatakan Kountour (2005, p.93), hipotesis adalah dugaan

sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian dimana

memerlukan data untuk menguji kebenaran tersebut. Dugaan ini harus

didasarkan atas suatu atau beberapa dasar pemikiran. Dasar-dasar

pemikiran ini diperoleh dari teori-teori. Hipotesis tidak dapat dibuat tanpa

dasar teori yang kuat. Perlu diingat bahwa teori diperoleh dari hasil-hasil

penelitian dari buku-buku teks

Menurut Iqbal Hasan (2008, p31), pengujian hipotesis merupakan

suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan , yaitu

keputusan menerima atau menolak hipotesis tersebut. Dalam pengujian

hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya


49

keputusan bisa benar atau salah salah, sehingga menimbulkan resiko.

Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas.

2.2.8.1 Bentuk Rumusan Hipotesis

Bentuk rumusan hipotesis ini bergantung dari kriteria–

kriteria yang menyertai hipotesis tersebut. Bedasarkan tingkat

eksplanasi hipotesis yang akan diuji atau bentuk jenis masalahnya

maka rumusan hipotesis dapat pula dikelompokkan menjadi tiga

macam, yaitu:

1) Hipotesis deskriptif

Hipotesis deskriptif adalah hipotesis mengenai nilai suatu

variabel mandiri, tidak dalam bentuk perbandingan atau

hubungan.

2) Hipotesis komparatif

Hipotesis komparatif adalah hipotesis mengenai nilai

perbandingan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

3) Hipotesis asosiatif

Hipotesis asosiatif adalah hipotesis mengenai nilai

hubungan antara satu atau lebih variabel dengan satu atau

lebih variabel lainnya.


50

Berdasarkan atas uji statistiknya, rumusan hipotesis dapat

dibedakan atas dua jenis hipotesis, yaitu sebagai berikut:

1) Hipotesis nol

Hipotesis nol, disimbolkan H0 adalah hipotesis yang

dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. Disebut

hipotesis nol karena hipotesis ini tidak memiliki perbedaan

atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.

Hipotesis nol sering juga disebut sebagai hipotesis statistik

karena dipakai dalam penelitian yang bersifat statistis, yaitu

diuji dengan perhitungan statistik Hipotesis nol ini dapat

dinyatakan dengan tidak adanya perbedaan antara dua variabel

atau tidak ada pengaruh anatara variabel X terhadap variabel

Y.

2) Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja

Hipotesis alternatif, disimbolkan Ha atau H1 adalah

hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan/tandingan hipotesis

nol. Hipotesis alternatif ini menyatakan adanya perbedaan

antara dua variabel, atau ada pengaruh variabel X terhadap

variabel Y.
51

Dalam menguji hipotesis ini ada beberapa langkah yang

harus dilalui, dikenal dengan prosedur pengujian hipotesis,

yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan formulasi hipotesisnya

 Hipotesis nol (H0),

 Hipotesis alternatif (H1).

b. Menentukan taraf nyata dan nilai tabel

Taraf nyata merupakan batas toleransi dalam menerima

kesalahan dari hasil hipotesis terhadap nilai parameter

populasinya. Taraf nyata dilambangkan dalam α. Besaran

yang sering digunakan untuk menentukan taraf nyata

(dinyatakan dalam %).

c. Menentukan kriteria pengujian

Kriteria pengujian merupakan bentuk pembuatan

keputusan dalam hal menerima atau menolak hipotesis nol

dengan cara membandingkan nilai kritis (nilai α. Tabel

dari distribusinya) dengan nilai uji statistiknya.

 Hipotesis nol (H0) diterima jika nilai uji statistiknyya

berada diluar nilai kritisnya,

 Hipotesis nol (H0) ditolak jika uji statistiknya berada

dalam nilai- nilai kritisnya.


52

d. Melakukan uji statistik

Uji statistik ini merupakan rumus-rumus dari distribusi

(berhubungan dengan distribusi) tertentu, seperti uji t

(distribusi t), uji Z (distribusi Z), uji  2 (distribusi kui

kuadrat,dan sebagainya.

e. Membuat kesimpulan

Pembuatan kesimpulan ini merupakan penetapan

keputusan dalam kriteria pengujian.

2.2.8.2 Pengujian Hipotesis

Salah satu kegiatan statistic induktif adalah menguji sebuah

hipotesis dugaan sementara. Dalam melakukan uji hipotesis, ada

benyak factor yang menentukan, apakah smpel yang diambil

berjumlah banyak atau hanya sedikit; apakah standard deviassi

populasi diketahui; apakah varians populasi diketahui; metode

parametric apakah yang dipakai, dan seterusnya. Berikut prosedur

pengujian sebuah hipotesis:

1) Menentukan Ho dan Hi

2) Menentukan uji (prosedur) statistic yang digunakan, apakah

akan digunakan uji t, ANOVA, uji z, dan lainnya.

3) Menentukan nilai statistic table yang biasanya dipengaruhi oleh:

a. Tingkat kepercayaan

b. Derajat kebebasan (df)

c. Jumlah sampel yang didapat


53

Pengujian hipotesis dapat dibedakan atas beberapa jenis

berdasarkan kriteria yang menyertainya.

1) Berdasarkan arah atau bentuk formulasi hipotesisnya

Berdasarkan atas arah atau bentuk formulasi hipotesisnya,

pengujian hipotesis dibedakan atas tiga jenis, yaitu sebagai

berikut:

a. Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)

Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis

di mana hipotesis nol (H0) berbunyi “ sama dengan “ dan

hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi “ tidak sama dengan

“ (H0 = dan H1 ≠).

b. Pengujian hipotesis pihak kiri atas sisi kiri

Pengujian hipotesis pihak kiri adalah pengujian hipotesis

di mana hipotesis nol (H0) berbunyi ” sama dengan ” atau

” lebih kecil atau sama dengan” dan hipotesis alternatifnya

berbunyi ” lebih kecil ” atau ” lebih kecil atau sama

dengan ” ( H0 = atau H0 ≥ dan H1 < atau H1 ≤ ). Kalimat

” lebih kecil atau sama dengan ” sinonim dengan kata ”

paling sedikit atau paling kecil ”.

c. Pengujian hipotesis pihak kanan atas sisi kanan

Pengujian hipotesis pihak kanan adalah pengujian

hipotesis di mana hipotesis nol (H0) berbunyi ” sama

dengan ” atau ” lebih kecil atau sama dengan ” dan


54

hipotesis alternatifnya berbunyi ” lebih besar ” atau ” lebih

besa atau sama besar ”( H0 = atau H0 ≤ dan H1 > atau H1

≥). Kalimat ” lebih besar atau sama dengan ” sinonim kata

” paling sedikit atau paling besar”.

2) Berdasarkan jenis parameternya

Berdasarkan atas jenis parameternya, pengujian hipotesis

dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Pengujian hipotesis tentang rata–rata

Pengujian hipotesis tentang rata–rata adalah pengujian

hipotesis mengenai rata–rata populasi yang didasarkan

atas informasi sampelnya.

b. Pengujian hipotesis tentang proporsi

Pengujian hipotesis tentang proporsi adalah pengujian

hipotesis mengenai proporsi populasi yang didasarkan atas

informasi sampelnya.

c. Pengujian hipotesis tentang varian

Pengujian hipotesis tentang varian adalah pengujian

hipotesis mengenai varian populasi yang didasarkan atas

informasi sampelnya.
55

3) Berdasarkan jumlah sampelnya

Berdasarkan atas jumlah sampelnya, pengujian hipotesis

dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Pengujian hipotesis sampel besar

Pengujian hipotesis sampel besar adalah pengujian

hipoteis yang menggunakan sampel lebih besar dari 30

(n>30).

b. Pengujian hipotesis sampel kecil

Pengujian hipotesis sampel kecil adalah pengujian

hipotesis yang menggunakan sampel lebih kecil atau sama

dengan 30 (n≤30).

4) Berdasarkan jenis distribusinya

Berdasarkan atas jenis distribusinya, pengujian hipotesis

dapat dibedakan atas empat jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z

Pengujian hipotesis dengan distribusi Z adalah pegnujian

hipotesis yang menggunakan distribusi Z sebagai uji

statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel norma satandar.

Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai

dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol

(H0) yang dikemukanan.


56

b. Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)

Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian

hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai uji

statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel t student. Hasil

uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai dalam

tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (H0)

yang dikemukakan.

c. Pengujian hipotesis  2 (kai kuadrat)


dengan

Pengujian hipotesis dengan  2 Adalah pengujian yang

menggunakan distribusi
 2 sebagai uji statistik. Tabel

pengujiannya disebut tabel kai kuadrat. Hasil uji statistik

ini kemudian dibandingkan dengan nilai dalam tabel untuk

menerima atau menolak hipotesis nol (H0) yang

dikemukakan.

d. Pengujian hipotesis dengan F (F- ratio)

Adalah pengujian hipotesis yangh menggunakan distribusi

F sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel F.

Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai

dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol

(H0) yang dikemukakan.


57

5) Berdasarkan tingkat eksplanasinya

Berdasarkan atas tingkat eksplanasinya, pengujian

hipotesis dapat dibedakan atas empat jenis, yaitu sebagai

berikut:

a. Pengujian hipotesis hubungan (uji hubungan)

Pengujian hipotesis hubungan adalah pengujian hipotesis

untuk megetahui adanya hubungan antar sejumlah gejala.

b. Pengujian hipotesis prediksi

Pengujian hipotesis prediksi adalah pengujian hipotesis

untuk mengetahui apakah suatu gejala (variabel) dapat

digunakan untuk memprediksikan gejala – gejala atau

variabel – variabel yang lain.

c. Pengujian hipotesis beda (uji komparatif)

Pengujian hipotesis beda adalah pengujian hipotesis untuk

mengetahui keadaan sesuatu, dalam hal ini signifikan yang

terdapat dalam suatu kelompok dengan kelompok yang

lain.

d. Pengujian hipotesis deskriptif

Pengujian hipotesis deskriptif adalah pengujian hipotesis

untuk menjelaskan atau menerangkan gejala–gejala satu

fenomena atau sampel yang mandiri.

Anda mungkin juga menyukai