Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem

2.1.1 Definisi Sistem

Menurut Lipusari (2018:27), “Sistem adalah sebuah


hubungan kerja dari prosedur–prosedur yang saling
berkaitan, berkumpul dan bersama–sama untuk
melaksanakan suatu kegiatan ataupun untuk menyelesaikan
sebuah tujuan tertentu”.

Menurut Rusdiana dan Irfan (2015:29), “Sistem ialah suatu


himpunan atau gabungan dari sejumlah bagian yang
memiliki keterlibatan dan bekerja sama dengan membentuk
suatu kesatuan demi memperoleh sebuh tujuan dari sistem
tersebut serta sasaran dalam ruang lingkup yang sempit”.

Jogianto (2015:41), “Menurut Jogianto, definisi sistem


adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang menggambarkan
berbagai kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat,
benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem

adalah Sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk

mencapai tujuan tertentu.

2.1.2 Jenis-Jenis Sistem

Jenis sistem dapat dibedakan menjad dua jenis, yaitu:

1. Berdasarkan Keterbukaan

a. Sistem terbuka, yaitu suatu sistem yang dapat dipengaruhi oleh

pihak luar karena adanya akses terbuka.


b. Sistem tertutup, yaitu suatu sistem yang tidak dipengaruhi oleh

pihak luar karena aksesnya tertutup.

2. Berdasarkan Komponen

a. Sistem fisik, yaitu suatu sistem yang memiliki komponen energi

dan materi.

b. Sistem non-fisik, yaitu suatu sistem yang bentuknya abstrak,

misalnya berupa ide, konsep, dan hal-hal lainnya.

2.1.3 Karakteristik Sistem

a) Komponen (components)

Komponen sistem merupakan keseluruhan yang menjadi bagian

penelitian sistem. Komponen sistem bisa berupa benda nyata atau

abstrak. Komponen sistem sering disebut sebagai subsistem.

b) Batas (boundary)

Batas sistem diperlukan guna membedakan antara satu sistem

dengan sistem yang lain. Tanpa adanya sebuah batas sistem, maka

akan amat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan

terhadap sistem.

c) Lingkungan (environments)

Lingkungan sistem yakni semua yang berada diluar sistem,

lingkungan sistem yang bisa menguntungkan atau merugikan. Pada

umumnya lingkungan yang menguntungkan akan tetap

dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem. Sedang

11
lingkungan sistem yang merugikan akan diusahakan agar memiliki

pengaruh sedikit mungkin, bahkan jika mungkin ditiadakan.

d) Penghubung/antar muka (interface)

Penghubung/antar muka adalah sarana yang memungkinkan setiap

komponen sistem, yaitu semua yang bertugas menjembatani

hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antar muka

adalah sarana bagi setiap komponen untuk saling berinteraksi dan

berkomunikasi.

e) Masukan (input)

Masukan merupakan komponen sistem, yakni semua yang harus

dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih

lanjut untuk menghasilkan suatu keluaran (output) yang berguna.

f) Pengolahan (processing)

Pengolahan adalah suatu komponen sistem yang memiliki peran

utama mengolah masukan (input) agar menghasilkan suatu

keluaran (output) yang berguna untuk para pemakainya.

g) Keluaran (output)

Keluaran adalah komponen sistem yang berupa berbagai macam

bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

Dalam sistem informasi manajemen, keluaran (output) yakni

informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi yang hendak

digunakan oleh para pemakai sebagai bahan dalam pengambilan

sebuah keputusan.

12
h) Sasaran (objectives) dan tujuan (goal)

Setiap komponen dalam sebuah sistem mesti dijaga agar saling

bekerja sama dengan harapan supaya mampu mencapai sasaran

serta tujuan sistem.

i) Kendali (control)

Setiap komponen yang ada dalam suatu sistem perlu selalu dijaga

supaya bisa tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya

masing-masing. Hal ini dapat dilakukan jika ada bagian yang

berperan untuk menjaganya, yaitu bagian kendali. Begian kendali

ini memiliki peran utama menjaga agar proses dalam sistem dapat

berlangsung atau berjalan secara normal sesuai batasan yang telah

ditentukan sebelumnya. Dalam Sistem Informasi Manajemen,

kendali dapat berupa validasi masukan, validasi proses, maupun

validasi keluaran yang bisa dirancang dan dikembangkan secara

terprogram.

j) Umpan balik (feed back)

Umpan balik dibutuhkan oleh bagian kendali (kotrol) sistem untuk

mengecek terjadinya sebuah penyimpangan proses dalam sistem

dan mengembalikan kedalam kondisi normal.

13
2.2 Informasi

2.2.1 Definisi Informasi

Menurut Romney dan Steinbart (2015:66), “informasi


adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk
memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan
keputusan”.

Gordon B Davis (2015:48), “Informasi adalah data yang telah


di olah menjadi suatu bentuk yang penting bagi sipenerima
dan mempunyai nilai nyata yang dapat di rasakan dalam
keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-
keputusan yang akan datang”

Elisabet Y. A dan Rita Irviani (2017:27), “Informasi adalah


data yang diolah menjadi lebih berguna dan berarti bagi
penerimanya, serta untuk mengurangi ketidakpastian dalam
proses pengambilan keputusan mengenai suatu keadaan”.

Peneliti simpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah

melalui input proses serta output dan menjadi bentuk yang lebih

berguna.

2.2.2 Jenis-Jenis Informasi

Jenis informasi ini dapat atau bisa dibagi menjadi tiga bagian,

diantaranya sebagai berikut ;

1. Faktual, merupakan sebuah informasi yang dibuat itu dengan

berdasarkan fakta serta dapat dibuktikan kebenarannya.

2. Opini atau konsep, merupakan sebuah informasi yang dibuat itu

dengan berdasarkan pendapat seseorang mengenai sesuatu hal.

14
3. Deskripsi, merupakan sebuah informasi yang dibuat didalam

bentuk penjelasan terperinci tentang/mengenai sesuatu hal.

(Muhammad Muslihudin dan Oktafianto, 2016:46)

2.3 Definisi Sistem Informasi

Elisabet Y. Anggraini dan Rita Irviani (201727), “Sistem


informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-
orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber
daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”.

Erwin Arbie (2015:44),“Sistem informasi merupakan suatu


sistem dari dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, bantuan dan
dukungan operasi, bersifat manajerial dari suatu organisasi
dan membantu memfasilitasi penyediaan laporan yang
diperlukan”.

Tafri D. Muhyuzir (2017:33),“Sistem informasi ialah data


yang dikumpulkan, diklasifikasikan dan diolah sedemikian
rupa sehingga menjadi sebuah informasi entitas terkait
tunggal dan mendukung satu sama lain sehingga menjadi
informasi berharga bagi mereka yang menerimanya”.

O’Brien (2015:29), “Sistem informasi ialah kombinasi dari


setiap unit dikelola orang (orang), hardware (perangkat
keras), software (perangkat lunak), jaringan komputer dan
jaringan komunikasi data (komunikasi), dan database (basis
data) yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan
informasi tentang yang bentuk organisasi”.

Peneliti menyimpulkan, Sistem Informasi merupakan gabungan dari

teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi

untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat

luas, sistem informasi ini sering dipakai untuk merujuk pada interaksi

15
antar orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam penjelasan

ini, istilah yang dipakai untuk merujuk tidak hanya untuk penggunaan

organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga

untuk orang berinteraksi dengan teknologi dalam mendukung proses

bisnis.

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Dalam sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti:

a. Perangkat keras (hardware)

mencakup piranti–piranti fisik seperti komputer dan printer.

Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan

dalam memproses informasi, misalnya komputer dan perangkat

tambahannya, lembar kertas, disk magnetic atau optic dan flash

disk.hardware dapat bekerja berdasarkan perintah yang telah

ditentukan. Dengan adanya perintah yang dapat dimengerti

hardware tersebut, maka hardware tersebut dapat melakukan

berbagai kegiatan yang telah ditentukan oleh pemberi perintah.

b. Perangkat Lunak (Software) atau Program

Merupakan sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat

keras untuk dapat memproses data. Perangkat lunak ini dibagi

menadi tiga golongan yaitu: sistem operasi (contohnya: Microsoft

Windows), bahasa pemrograman (contohnya: pascal), dan program

aplikasi (contohnya: Microsoft Office).

16
1. Sistem Operasi

Sistem Operasi merupakan suatu Software kompleks yang

mempunyai banyak fungsi. Fungsi yang pertama adalah untuk

mengatur semua perangkat keras komputer yang terhubung

dengan CPU. Fungsi kedua adalah menerjemahkan segala

aktivitas pemakai kepada CPU agar segala yang diperintahkan

oleh pemakai dapat dikerjakan oleh CPU. Fungsi yang ketiga

adalah mengatur semua proses yang terjadi didalam CPU. Sistem

operasi juga berfungsi sebagai tempat untuk menjalankan suatu

Software aplikasi. Saat ini terdapat berbagai jenis Software

sistem operasi yang bisa digunakan antara lain: Microsoft

Windows (Windows 98, Windows 2000, Windows XP, dan

Windows Vista) dan Linux (Mandrake, Ubuntu, dan Redhat).

2. Bahasa Pemrograman

Bahasa Pemrograman (Programming Language) adalah

perangkat lunak yang digunakan untuk merancang atau

membuat program sesuai dengan struktur dan metode yang

dimiliki oleh bahasa program itu sendiri.

3. Program Aplikasi

Merupakan Software yang mempunyai fungsi khusus sesuai

dengan tujuan pembuatnya.program aplikasi merupakan

software yang banyak digunakan untuk membantu

menyelesaikan tugas tertentu, seperti untuk membuat surat,

17
mendengarkan musik, menonton VCD, dan menghitung sejumlah

angka.

berdasarkan fungsinya, program aplikasi dapat dibedakan

menjadi beberapa macam, diantaranya adalah program aplikasi

pengolah kata, pengolah angka, pengolah grafis, pembuat

presentasi, dan multimedia.

c. Prosedur

Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan

data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

d. Orang

Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem

informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

e. Basis Data (Database)

Merupakan sekumpulan tabel, hubungan, dan lain–lain yang

berkaitan dengan penyimpanan data.

f. Jaringan Komputer

Merupakan sistem penghubung yang memungkinkan sumber

dipakai secara bersamaan atau diakses oleh sejumlah pemakai.

(Muhammad Muslihudin dan Oktafianto, 2016:48)

2.3.2 Tipe-Tipe Sistem Informasi

Tipe – tipe sistem informasi dibedakan menjadi beberapa tipe aplikasi,

yaitu :

18
a. Transaction Procesing System (TPS)

Transaction Procesing System (TPS) atau sistem pemrosesan

transaksi adalah sistem informasi terkomputerisasi yang

dikembangkan untuk memproses sejumlah besar data untuk

transaksi bisnis rutin.

b. Management Information System (MIS)

Management Information System (MIS) atau yang biasa disebut

dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM)adalah sebuah sistem

informasi pada level manajemen yang berfungsi untuk membantu

perencanaan, dan pengendalian.

c. Decision Suport System (DSS)

Decision Suport System (DSS) merupakan sistem informasi pada

level menejemen dari suatu organisasi yang mengombinasikan data

dan model analisis canggih atau peralatan data analisis untuk

mendukung pengambilan keputusan.

d. Expert System (ES)

Expert System (ES) merupakan representasi pengetahuan yang

menggambarkan cara seseorang ahli dalam mendeteksi suatu

masalah (Muhammad Muslihudin, Oktafianto, 2016:61).

2.3.3 Jenis-Jenis Sistem Informasi

Sistem informasi dikelompokan dengan berbagai level, klasifikasi yang

umum digunakan adalah :

19
a. Level organisasi

menurut level organisasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan rutin seputar keperluan mengontrol arus dari transaksi

yang terjadi di organisasi.

b. Area fungsional

Berdasarkan area fungsional dikenal sejumlah sistem informasi

fungsional yang ditujukan untuk memberikan informasi bagi

kelompok orang yang berada pada bagian tertentu. Beberapa

sistem informasi fungsional yang umum adalah sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Akuntansi.

2. Sistem Informasi Keuangan.

3. Sistem Informasi Manufaktur.

4. Sistem Informasi Pemasaran.

5. Sistem Informasi SDM.

c. Arsitektur sistem informasi

Arsitektur sistem informasi adalah suatu pemetaan atau rencana

kebutuhan-kebutuhan informasi didalam suatu

organisasi.Arsitektur sistem berguna untuk penuntun bagi operasi

sekarang atau menjadi cetak biru (blueprint) untuk arahan dimasa

mendatang (Muhammad Muslihudin dan Oktafianto, 2016:70).

20
2.4 Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Fitriyani and Ipnuwati Sistem pendukung


keputusan merupakan system informasi pada level
manajemen dari suatu organisasi yang mengombinasikan
data dan model analisis canggih atau peralatan data analisis
untuk mendukung pengambilan yang semi terstruktur dan
tidak terstruktur. (Fitriyani and Ipnuwati, 2017)

Menurut (Nanda, Pitiasari and Kusmawati, Konsep sistem


pendukung keputusan (Decision Support System/DDS)
pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh
Michael Scott Marton, yang selanjutnya dikenal dengan
istilah “Management decision system”. DDS di rancang untuk
menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang
dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih
data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan
dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan
mengevaluasi pemilihan alternatif. (Nanda, Pitiasari and
Kusmawati, 2019)

Menurut Khoiriyah, Yunita and Junaidi, Sistem pendukung


keputusan adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan
pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh
manager dan dapat membantu manager dalam pengambilan
keputusan. (Khoiriyah, Yunita and Junaidi, 2019)

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai Sistem Pendukung

Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) maka dapat

disimpulkan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision

Support System (DSS) merupakan bagian dari sistem informasi

berbasis komputer yang mengolah data menjadi informasi guna untuk

pengambilan keputusan dari masalah yang spesifik.

21
2.4.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari tiga komponen utama atau

subsistem yaitu:

a. Subsistem Data (Database)

Subsistem data merupakan komponen sistem pendukung keputusan

penyedia data bagi sistem. Data dimaksud disimpan dalam suatu

pangkalan data (database) yang diorganisasikan suatu sistem yang

disebut sistem manajemen pangkalan data (Data Base Manajemen

System/DBMS).

b. Subsistem Model

Merupakan paket perangkat lunak yang memasukan model

keuangan, statistik yang memberikan kapabilitas analitik yang

memberikan kapasitas analitik dan menejemen perangkat lunak

yang tepat.

c. Subsistem Dialog

Keunikan lainnya dari sistem pendukung keputusan adalah adanya

fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem terpasang dengan

pengguna secara interaktif. Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem ini

dapat dibagi atas tiga komponen yaitu:

1. Bahasa aksi (Action Language) yaitu suatu perangkat lunak yang

dapat digunakan pengguna untuk berkomunikasi dengan sistem.

Komunikasi ini dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti

Keyboard.

22
2. Bahasa Tampilan (Display atau Presentation Language) yaitu

suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk

menampilkan sesuatu.

3. Basis Pengetahuan (Knowladge Base)

yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sistem yang

dirancang dapat berfungsi secara efektif.

2.4.2 Kelebihan Sistem Pendukung Keputusan

a. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses

data untuk pengambilan keputusan.

b. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah,

terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak

terstruktur.

c. Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat

diandalkan.

d. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan

keputusan.

e. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan

yang diambil.

f. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara

keseluruhan dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya.

23
2.4.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

1. Sistem Pendukung Keputusan menyediakan dukungan bagi

pengambil keputusan utamanya pada situasi semi terstruktur

dengan memadukan pertimbangan manusia dan informasi

terkomputerisasi.

2. Dukungan disediakan bagi individu dan juga bagi kelompok.

Berbagai masalah organisasi melibatkan pengambilan keputusan

dari orang dalam kelompok. Untuk masalah terstrukturnya lebih

sedikit seringkali hanya membutuhkan keterlibatan beberapa

individu dari departemen dan level organisasi yang berbeda.

3. SPK menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang berurutan

atau saling berkaitan untuk memudahkan dalam melakukan

kegiatan yang dilakukan.

4. SPK sangat mendukung berbagai fase proses pengambilan

keputusan :Intelegence, design, choice dan implementation.

5. Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang

berbeda, mulai dari pimpinan puncak sampai manajer lapangan.

2.4.4 Tahapan Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis

terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi

informasi serta ditambah dengan faktor-faktor yang perlu

24
ditimbangkan dalam pengambilan keputusan. Tahapan yang harus

dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Tahap Penelusuran (Intelligence)

Tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi,

sehingga kita bisa mengidentifikasi masalah yang terjadi biasanya

dilakukan analisis dari sistem kesubsistem pembentuknya sehingga

didapatkan keluaran berupa dokumen pernyataan masalah.

b. Tahap Desain

Dalam tahap ini pengambilan keputusan menemukan,

mengembangkan dan menganalisis semua pemecahan yang mungkin

yaitu melalui pembuatan model yang bisa mewakili kondisi nyata

masalah.Dari tahapan ini didapatkan keluaran berupa dokumen

alternatif solusi.

c. Tahap Choice

Dalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu aternatif

pemecahan yang dibuat pada tahap desain yang dipandang sebagai

aksi yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang

dihadapi.Dari tahap ini didapatkan dokumen solusi dan rencana

implementasinya.

d. Tahap Implementasi

Pengambilan keputusan menjalankan rangkain aksi yang dipilih

ditahap Choice.Implementasi yang sukses ditandai dengan

terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan ditandai

25
masih adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi. Dari tahap

ini didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan hasil.

2.4.5 Kriteria Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan dirancang secara khusus untuk

mendukung seseorang yang harus mengambil keputusan-keputusan

tertentu. Berikut ini beberapa kriteria Sistem Pendukung Keputusan

adalah:

a. Interaktif

Sistem Pendukung Keputusan memiliki user interface yang

komunikatif, sehingga pemakai dapat melakukan akses secara

cepat ke data dan memperoleh informasi yang dibutthkan.

b. Fleksibel

Sistem Pendukung Keputusan memiliki sebanyak mungkin

variabel masukan, kemampuan untuk mengolah dan memberikan

keluaran yang menyajikan alternatif-alternatif keputusan kepada

pemakai.

c. Data Kualitas

Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan untuk

menerima data kualitas yang dikuantitaskan yang sifatnya

subyektif dari pemakainya, sebagai data masukan untuk

pengolahan data.

26
2.5 Web Mobile

Menurut D. Wijaya and W. Astuti, Web Mobile merupakan


suatu program yang dirancang untuk mengambil informasi-
informasi dari suatu server komputer pada jaringan
internet. Untuk HTML yang kode programnya tidak
dikompilasi terlebih dahulu, web bertugas
menginterpretasikan (menerjemahkan) tag-tag HTML yang
akan di tampilkan di jendela browser. (D. Wijaya and W.
Astuti, 2019)

Menurut Heriyanto, Web Mobile merupakan suatu layanan


penyajian informasi di internet dengan menggunakan HTML.
Web identik dengan internet, karena kepopulerannya saat
ini, web sudah menjadi interface aplikasi untuk melakukan
transaksi dan sajian informasi yang lengkap dari seluruh
dunia. (Heriyanto, 2018)

Menurut Simangunsong, Web Mobile adalah keseluruhan


halaman halaman web yang terdapat dari sebuah domain
yang mengandung informasi. Domain adalah nama unik
yang dimiliki oleh sebuah institusi sehingga bias diakses
melalui internet, misalnya ephi.id, yahoo.com, google.com,
dan lain lain. Untuk mendapat sebuah domain harus disewa
melalui register register yang ditentukan. (Simangunsong,
2018)

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

website adalah kumpulan halaman-halaman web yang membentuk

satu rangkaian terkait dengan pendekatan hyperlink yang digunakan

untuk menampilkan suatu informasi seperti gambar, video, text

maupun lainnya.

Dengan pendekatan hyperlink ini seseorang dapat memperoleh

informasi dengan meloncat dari suatu dokumen ke dokumen yang

lainnya. Dokumen-dokumen yang diakses pun tersebar di berbagai

mesin dan bahkan berbagai Negara. Informasi yang terdapat pada

27
website disebut halaman web (web page) dan untuk mengakses

sebuah halaman website dari browser pemakai perlu menyebutkan

URL (Uniform Resource Locator), setiap situs mempunyai home page

yaitu sebuah halaman utama bagi sebuah situs yang mengaitkan

dengan halaman-halaman website yang lainnya.

2.5.1 Jenis Website

Ditinjau dari aspek countent atau isi, website dapat dibagi menjadi 2

jenis yaitu website statis dan website dinamis. Selain dari sisi

countent/isi, website statis dan website dinamis dapat diihat dari

aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jenis web tersebut.

1. Website statis adalah website yang isinya tidak berubah-ubah.

Maksudnya adalah isi dari dokumen website tersebut tidak dapat

diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang

digunakan untuk membuat dokumen website ini tidak

memungkinkan dilakukan perubahan isi/data. Perubahan isi/data

pada halaman website statis hanya dapat dilakukan dengan cara

mengubah langsung isinya pada file mentah website tersebut,

contoh website statis adalah website profil perusahaan.

2. Website dinamis adalah jenis website yang countent/isinya

dapat berubah-ubah setiap saat. Contoh website dinamis

diantaranya : situs website berita, situs websitee-commerce, situs

websitee-banking.

28
Dalam membangun sebuah website digunakan beberapa bahasa

pemrograman sebagai berikut :

a. HTML (Hyper Text Markup Language)

HTML (Hyper Text Markup Language) merupakan salah satu bahasa

standar pemrograman untuk membuat suatu website yang bisa

diakses dengan internet. Dengan kata lain halaman website yang

kita lihat dan kita baca disusun dengan menggunakan bahasa ini

dan kemudian diterjemahkan oleh komputer agar dapat dipahami

oleh penggunanya.

b. PHP (Hypertext Preprocesor)

PHP(Hypertext Preprocesor)adalah bahasa pemrograman script

server side yang didesain untuk pengembangan website.Dimana

PHP ini merupakan singkatan dari Hypertext prepocessor yang

digunakan sebagai script untuk memperindah tampilan

website.Selain itu PHP juga digunakan bersamaan dengan bahasa

pemrograman lainnya seperti bahasa pemrograman HTML dan java

script.

c. MySQL (My Structured Query Langeage)

MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahan swedia

bernama MySQL yang pada saat itu bernama TcX DataKonsult AB

sekitar tahun 1994-1995, namun cikal bakal kodenya sudah ada

sejak 1079. MySQL adalah salah satu jenis database server yang

sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi

29
web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan

datanya.

d. Dreamweaver

Adobe Dreamweaver adalah program yang digunakan untuk

membuat atau menyunting halaman website. Software

Dreamweaver dikeluarkan oleh Adobe System.Aplikasi ini banyak

digunakan oleh para programmer, desainer, dan developer website

dikarenakan kemudahan dalam penggunaanya, kelengkapan

fiturnya dan juga dukungannya terhadap teknologi terkini.

e. Xampp

Xampp merupakan paket PHP yang berbasis open source yang

dikembangkan oleh sebuah komunitas open source. Dengan

menginstall xampp maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan

konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL, secara manual

xamppakan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara

otomatis untuk anda atau auto konfigurasi.

2.6 Bantuan Langsung Tunai Dana Desa

Menurut Silitonga and Simangunsong, Bantuan langsung tunai


yang disingkat BLT DD merupakan program bantuan
pemerintah berjenis pemberian uang tunai atau beragam bantuan
lainnya, baik bersyarat maupun tidak bersyarat. (Silitonga and
Simangunsong, 2020)

Menurut Sari, Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD)


atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) adalah sebuah

30
langkah yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi
kemiskinan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Sari,
2018)

Menurut Alkindi Abdurrachman S.E bantuan Langsung Tunai


Dana Desa adalah program dari pemerintah karena
dikuranginya subsidi untuk BBM dan diarahkan untuk
membantu rakyat miskin agar kemiskinan di Indonesia
berkurang.(Alkindi Abdurrachman S.E, 2018)

Berdasarkan dari pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa bantuan langsung tunai adalah program bantuan pemerintah

berjenis pemberian uang tunai atau beragam bantuan lainnya, baik

bersyarat (conditional cash transfer) maupun tak bersyarat

(unconditional cash transfer) untuk masyarakat miskin.

2.7 Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Menurut Putra, Aryanti and Hartati, Metode Simple Additive


Weighting (SAW) merupakan salah satu metode
penyelesaian masalah.Yang sering juga dikenal dengan
istilah metode penjumlahan berbobot. Konsep dasar metode
SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating
kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. (Putra,
Aryanti and Hartati, 2018)

Menurut Fitriyani and Ipnuwati Metode SAW sering juga


dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar
metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari
rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut.
Dalam metode ini mampu memberikan pemecahan
permasalahan dengan cara member informasi ataupun
usulan menutu pada keputusan tertentu.(Fitriyani and
Ipnuwati, 2017)

Menurut Khoiriyah, Yunita and Junaidi Metode SAW sering


juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep
dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot
dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut.

31
Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks
keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan
dengan semua rating alternatif yang ada. (Khoiriyah, Yunita
and Junaidi, 2019)

Menurut Alkindi Abdurrachman S.E Metode SAW sering juga


dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar
metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari
rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut.
(Alkindi Abdurrachman S.E, 2018)

Dari pendapat para ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa sistem

Metode SAW adalah metode penjumlahan terbobot dari rating kinerja

yang terdapat dalam setiap alternatif pada semua atribut.

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X)

ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating

alternatif yang ada. Metode ini merupakan metode yang paling

terkenal dan paling banyak digunakan dalam menghadapi situasi

Multiple Attribute Decision Making (MADM).MADM itu sendiri

merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif

optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu.

Metode SAW ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan

bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif diperoleh dengan

menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat

dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut

haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi

32
matriks sebelumnya. Langkah-langkah penyelesaian dalam metode

SAW sebagai adalah berikut :

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam

pengambilan keputusan, yaitu Ci.

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria(Ci), kemudian

melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang

disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun

atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan

dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot

sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif

terbaik (Ai) sebagai solusi.

2.8 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang

relevan dengan penelitian mengenai sistem pendukung keputusan

yang sedamg dilakukan, diantaranya adalah :

a. Penelitian dengan Judul “Sistem Penunjang Keputusan Pemberian

Kredit Dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Studi

Kasus : Koperasi Karyawan Gatera PT PLN ( Persero ) Area

Kebayoran”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada

Koperasi Karyawan GATERA PT PLN (PERSERO) Area Kebayoran,

33
maka terdapat kesimpulan yang dapat diambil, yaitu : a. Sistem

dapat mempercepat proses penentuan anggota yang disetujui

diberikan kredit yang dilakukan oleh bagian administrasi simpan

pinjam yang diberikan wewenang oleh manager, karena proses

pendataan, perhitungan serta pencetakan nilai hasil ada dalam satu

sistem, sesuai dengan syarat dan kriteria yang telah ditentukan,

sehingga lebih efektif dan efisien. b. Sistem penunjang keputusan

dengan metode Simple Additive Weighting (SAW), diharapkan

dapat mengurangi adanya subyektifitas dalam pengambilan

keputusan penentuan anggota koperasi yang disetujui diberikan

kredit. c. Sistem ini menghasilkan laporan ranking berupa tabel dan

grafik yang dapat membantu decision maker dalam pengambilan

keputusan. (Hasugian, Mursyidin and Handayani, 2018)

b. Penelitian dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan

Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (Saw) Dalam

Pemberian Kredit”. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan

pada sistem pendukung keputusan pemberian kredit, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemberian kredit yang dilakukan

dengan menggunakan sistem pendukung keputusan memberikan

kemudahan dalam memutuskan nasabah yang layak atau tidak

layak menerima kredit. 2. Proses pemberian kredit yang dilakukan

dengan sistem pendukung keputusan menyebabkan pencarian data

34
nasabah menjadi mudah. 3. Data kredit nasabah telah disimpan

dalam database sehingga menjamin keamanan data. 4. Penyusunan

laporan telah terkomputerisasi sehingga lebih efektif dan efesien.

(Fikry and Rizal, 2017)

DAFTAR PUSTAKA

Alkindi Abdurrachman S.E (2018) ‘Bantuan Langsung Tunai ( BLT ) Di

35
Kabupaten Pringsewu Dengan Metode SAW ( Simple Additive
Weighting )’, Jurnal Nasional.

Andi Firmanto (2017) ‘Sistem Penentuan Penerima Bantuan Langsung


Tunai (Blt) Dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)’,
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), pp. 1689–1699.

Andoyo, A. and Sujarwadi, A. (2015) ‘Sistem Informasi Berbasis Web Pada


Desa Tresnomaju Kecamatan Negerikaton Kab. Pesawaran’, Jurnal
TAM (Technology Acceptance Model ), 3(1), pp. 1–9.

D. Wijaya, Y. and W. Astuti, M. (2019) ‘Sistem Informasi Penjualan Tiket


Wisata Berbasis Web Menggunakan Metode Waterfall’, Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SENATIK), 2(1),
pp. 273–276.

Fitri Ayu and Nia Permatasari (2018) ‘perancangan sistem informasi


pengolahan data PKL pada divisi humas PT pegadaian’, Jurnal Infra
tech, 2(2), pp. 12–26. Available at:
http://journal.amikmahaputra.ac.id/index.php/JIT/article/download/
33/25.

Fitriyani, N. and Ipnuwati, S. (2017) ‘Sistem Pendukung Keputusan Dalam


Menentukan Ketua OSIS Menggunakan Simple Additive Weighting
(SAW) (Studi Kasus : MTsN Model TalangPadang)’, Prociding Kmsi,
5(1), pp. 412–419. Available at:
http://ojs.stmikpringsewu.ac.id/index.php/procidingkmsi/article/view
/451.

Heriyanto, Y. (2018) ‘Perancangan Sistem Informasi Rental Mobil Berbasis


Web Pada PT.APM Rent Car’, Jurnal Intra-Tech, 2(2), pp. 64–77.

Khoiriyah, S., Yunita, Y. and Junaidi, A. (2019) ‘Sistem Pendukung


Keputusan Pemilihan Crew Store Terbaik Menggunakan Metode
Profile Matching di PT Sumber Alfaria Trijaya’, Jurnal Teknologi dan
Ilmu Komputer Prima (JUTIKOMP), 2(2), p. 27. doi:
10.34012/jutikomp.v2i2.668.

Nanda, A. P., Pitiasari, R. and Kusmawati, D. (2019) ‘MODEL PENGAMBILAN


KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN PENERIMA BANTUAN BIBIT
PERTANIAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Study Kasus : Dinas
Pertanian Kabupaten Pesawaran)’, Explore: Jurnal Sistem informasi
dan telematika, 10(1). doi: 10.36448/jsit.v10i1.1219.

Putra, A. S., Aryanti, D. R. and Hartati, I. (2018) ‘Metode SAW (Simple


Additive Weighting) sebagai Sistem Pendukung Keputusan Guru
Berprestasi ( Studi Kasus : SMK Global Surya)’, Prosiding Seminar

36
Nasional Darmajaya, 1(1), pp. 85–97. Available at:
https://jurnal.darmajaya.ac.id/index.php/PSND/article/view/1233/76
3.

Ridhawati, E. and Khumaid, A. (2015) ‘Aplikasi Sistem Informasi


Pemesanan Pupuk Berbasis Sms Gateway pada Gabungan Petani
Pemakai Pupuk (Gp3) Pekon Banding Agung Kecamatan
Talangpadang’, EXPERT: Jurnal Manajemen Sistem Informasi dan
Teknologi, 5(2). doi: 10.36448/jmsit.v5i2.723.

Sari, S. R. (2018) ‘Analisis Program Bantuan Langsung Tunai Dengan


Metode Analisis Hirarki Proses di Kabupaten Wonogiri’.

Setiyawan (2013) ‘Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan


Kelayakan Calon Penerima Bantuan Langsung Tunai (Blt) Pada
Desa Sukabumi Kec.Talang Padang Menggunakan Metode Simple
Additive Weighting (Saw)’, Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), pp. 1689–1699.

SIHOTANG, H. T. (2019) ‘Sistem Informasi Pengagendaan Surat Berbasis


Web Pada Pengadilan Tinggi Medan’, 3(1), pp. 6–9. doi:
10.31227/osf.io/bhj5q.

Silitonga, A. E. and Simangunsong, A. (2020) ‘Sistem Pendukung Keputusan


Dalam Menentukan Penerima Bantuan Langsung Tunai Dengan
Metode Profile Matching Pada Kantor Kepala Desa Narigunung 1’,
3(3), pp. 275–280.

Simangunsong, A. (2018) ‘Sistem Informasi Pengarsipan Dokumen


Berbasis Web’, Jurnal Mantik Penusa, 2(1), pp. 11–19. Available at:
http://e-jurnal.pelitanusantara.ac.id/index.php/mantik/article/view/
317.

Tejasukmana Putra, R., Adi Wibowo, S. and Agus Pranoto, Y. (2021) ‘Sistem
Pendukung Keputusan Penerimaan Blt Di Kecamatan Sampang
Menggunakan Metode Saw Dan Metode Ahp Berbasis Web’, JATI
(Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika), 5(1), pp. 321–327. doi:
10.36040/jati.v5i1.3236.

37

Anda mungkin juga menyukai