Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ICHWAN MASTITO

NIM : 18311064
UJIAN AKHIR SEMESTER
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

Soal 1.
Jelaskan secara penjang lebar pengertian eksposur transaksi dan jelaskan bagaimana
timbulnya ekspor transaksi ini. Berikan argumentasi mengapa perusahaan multinasional atau
perusahaan domestik yang terlibat dalam transaksi bisnis dengan perusahaan asing perlu
memberi perhatian terhadap eksposur ini. (25%).
Jawab soal 1 :
 Eksposur transaksi yaitu mengukur bagaimana pengaruh perubahan kurs valas terhadap
nilai utang dan piutang perusahaan yang terdenominasi dalam mata uang asing. Jika
perusahaan di Indonesia memiliki utang dalam mata uang dolar dan kemudian dolar
menguat, maka akan diperlukan rupiah yang semakin banyak untuk membayar utang
tersebut. Sebaliknya apabila dolar melemah terhadap rupiah, maka nilai pembayaran utang
tersebut juga relatif kecil dari sudut pandang nilai rupiah.
 Transaksi yang menimbulkan eksposure ini adalah karena utang-piutang yang
terdenominasi dalam mata uang asing baik karena akibat jual beli barang secara kredit
maupun pinjam-meminjam uang.Eksposur transaksi ini juga timbul karena beberapa hal,
yaitu :
 Pembelian atau penjualan barang/ jasa secara kredit, di mana harganya dinyatakan
dalam valas
 Peminjaman atau pemberian pinjaman dana dimana pembayaran bunga dan cicilan
utang dibuat dalam mata uang asing.
 Menjadi suatu kelompok kontrak forward yang tidak jadi
 Memperoleh aktiva ataupun mendatangkan kewajiban yang didenominasi dalam valas
 Perusahaan multinasional atau perusahaan domestik yang terlibat dalam transaksi bisnis
dengan perusahaan asing perlu memberi perhatian terhadap eksposur ini karena dalam
transaksinya mereka menggunakan mata uang asing yang mengakibatkan perubahan pada
nilai tukar mata uang asing tersebut dapat mempengaruhi terhadap keuntungan, hutang,
dan piutang perusahaan.
Perubahan nilai tukar ini merupakan suatu ketidakpastian bagi perusahaan sehingga
perusahaan harus melakukan teknik untuk meminimalkan resiko akibat suatu
ketidakpastian di masa yang akan datang atau lebih dikenal dengan melakukan hedging

Soal 2.
Jelaskan secara panjang lebar pengertian operating exposure? Jelaskan dan berikan
argumentasi mengapa perusahaan multinasional harus memperhatikan eksposur ini dan
bagaimana strategi perusahaan untuk mengurangi risiko operasi ini. (25%)
Jawab soal 2 :
 Eksposur operasi yaitu mengukur seberapa besar pengaruh perubahan kurs valuta asing
terhadap arus kas yang akan diterima oleh perusahaan. Arus kas yang akan diterima ini
tergantung dari seberapa besar perusahaan mampu menjual produknya. Sedangkan nilai
penjualan itu sendiri tergantung dari harga jual, volume penjualan dan biaya-biaya yang
terjadi. Terdapat dua pihak dimana transaksi ekonomi ini terjadi yaitu antara perusahaan
induk dan perusahaan anak yang mata uangnya berbeda. Perusahaan induk akan
mengkonversi arus kas dari perusahaan anak atau afiliasi.
 Mengapa perusahaan multinasional harus memperhatikan eksposur ini?
Karena perusahaan yang menggunakan baik bahan-bahan produksi lokal ataupun
penerimaan lokal, perusahan ini akan sangat sensitif terhadap perubahan kurs. Jika
perusahaan menggunakan bahan baku dari negra lain, maka biaya produksi juga sangat
terspengaruh oleh fluktuasi mata uang asing dimana bahan-baku tersebut dibeli.
Selanjutnya karena penerimaan penjualannya juga berasal dari mata uang asing, maka
perubahan kurs juga sangat berpengaruh terhadap nilai penjualan tersebut. Oleh karena itu
dampak terhadap perubahan kurs tersebut bisa positif, negatif atau netral atau tidak
berpengaruh secara signifikan
 Strategi perusahaan untuk mengurangi risiko operasi ini yaitu dengan cara hedging melalui
pasar finansial, yang artinya apabila perusahaan belum memiliki kepastian dalam
memperoleh cash inflow di masa yang akan datang, dan perusahaan ingin mengurangi
risiko yang mungkin timbul, maka ia dapat melakukan hedging dengan cara membeli mata
uang forward.
Soal 3.
Tanggal 5 Juli 2020 PT Antam (Persero) telah menyepakati hasil negosiasi untuk menjual
emas ke Jepang senilai 500 juta yen. Penyelesaian pembayaran akan dilakukan pada saat
emas tersebut tiba di Jepang yang diperkirakan tanggal 5 September (2 bulan yang akan
datang). Informasi nilai kurs rupiah terhadap yen adalah sebagai berikut:
 Spot rate Rp100/yen.
 2-bulan forward rate Rp110/yen
 Tingkat bagi hasil (margin) di Indonesia 12% per tahun
 Tingkat bagi hasil (bunga) di bank Jepang 6% per tahun
 Manager Keuangan Antam yakin bahwa dalam 2 bulan ke depan kurs rupiah terhadap
won adalah Rp 95/ yen. Biaya modal ANTAM sebesar 15%.
Berikan perhitungan untuk skenario berikut:
A. Tidak melakukan hedging.(5%)
B. Hedging di pasar forward. (5%)
C. Hedging di pasar uang. (10%)
D. Skenario mana yang terbaik? Jelaskan berikut alasan-alasannya (5%)
Jawab soal 3 :
A. Tidak melakukan hedging
Jika kurs spot 5/9 sebesar Rp 95/¥, maka PT Antam akan menerima rupiah sebesar Rp 95/¥
X 500 juta = Rp 47.500 juta. Namun jika kurs spot 5/9 sebesar Rp 110/¥, maka PT Antam
akan menerima rupiah sebanyak Rp 110/¥ X ¥500 juta = Rp 55.000 juta. Ketika PT Antam
tidak melakukan hedging atau membiarkan piutang, maka akan menerima pembayaran yang
tidak pasti. Hal ini disebabkan oleh tinggi-rendahnya kurs spot di pasar antara rupiah dan yen
pada tanggal 5/9.

B. Hedging di pasar forward


Kontrak terjadi Penerimaan pembayaran
5/7 5/9
Jual ¥500 juta Menerima ¥ 500 juta dan
2 bulan Forward menukarkan dengan Rp 110/¥
Rp 110/¥ sehingga memperoleh Rp 55.000 juta

Jika PT Antam melakukan hedging di pasar forward, maka memiliki kepastian berapa kurs
yan terjadi pada tanggal 5/9. Hal ini menyebabkan jumlah penerimaan dua bulan yang akan
dating sudah diketahui. Dengan kata lain, PT Antam sudah “mengunci” jumlah penerimaan
tersebut ketika kontrak terjadi tanggal 5/9.

C. Hedging di pasar uang


1) Tanggal 5/7 meminjam uang dari pasar uang Yen sebanyak ¥495.049.505
500.000.000
(1+0,01)
= 495.049.505
2) Tanggal 5/7 menukar rupiah pada kurs spot Rp 100/¥ dan memperoleh ¥
49.504.950.500.
3) Tanggal 5/9 membayar pinjaman ¥ 495.049.504 plus bunga ¥4.950.495 = ¥5 juta
Kontrak terjadi Penerimaan pembayaran
5/7 5/9
Meminjam ¥495.049.504, Menerima ¥500 juta dan
menukar jumlah tersebut menjadi membayar ¥495.049.504
Rp 49.504.950.400 (kurs Rp ¥ 100) ditambah bunga ¥4.950.495

D. Skenario terbaik, perlu mencari tingkat bunga keseimbangan yang menyamakan kedua
cash flow tersebut tidak berbeda.
Hedging di pasar uang = Hedging di pasar forward
Penerimaan pinjaman (1+i) = Penerimaan dari forward
Rp 49. 504.950.400 (1+i) = Rp 55.000.000.000
(1+i) = 1,111
i = 0,111
Tingkat bunga sebesar 0,111 (11,1%) adalah untuk 2 bulan, sehingga untuk menghitung
tingkat bunga tahunan (12 bulan) maka harus dikalikan dengan 6 dan diperoleh 0,666 atau
66,6%.
Jika i > 11,1%, maka hedging di pasar uang lebih menguntungkan
Jika i < 11,1%, maka hedging di pasar forward lebih menguntungkan.
Misalkan jika tingkat bunga adalah 11,5% (lebih besar dari i)
Rp 49.504.950.00 (1+0,115) = 55.000.000.000
55.198.019.696 > 55.000.000.000
Misalkan jika tingkat bunga 10,5% (lebih kecil dari i)
Rp 49.504.950.00 (1+0,105) = 55.000.000.000
54.702.970.192 < 55.000.000.000

Soal 4.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penganggaran Modal Internasional. Faktor apa saja yang
harus diperhatikan dalam penganggaran modal internasional. Berikan argumentasi bahwa
perusahaan multinaasional tidak semata-mata melihat kelayakan proyek dari aspek kelayakan
keuangan saja. (25%).
Jawab soal 4 :

 Penganggaran Modal Internasional yaitu metode atau cara untuk menilai suatu
proyek/investasi dalam konteks Internasional itu layak atau tidak untuk dilakukan, maka
dapat dilakukan pendekatan sebagai berikut:
1. Menganalisis usulan investasi dari sudut pandang proyek secara independent
2. Menggeser sudut pandang ke kantor pusat
3. Melakukan penyesuaian transaksi dari pihak ketiga (yang relevan)
 Faktor yang harus diperhatikkan dalam penganggaran modal internasional :
1. Fund-transfer restriction : kemungkinan adanya peraturan pemerintah lokal untuk
membatasi aliran uang ke luar negeri.
2. Exchange rate : nilai tukar mata uang termasuk perkiraan tentang adanya apresiasi
atau depresiasi
3. metode pembiayaan ; dari mana sumber dana untuk pembaiayaan proyek investasi
diperoleh, apakah dari ekuitas, hutang, atau dari sumber dana intern yang berupa
cadangan
4. required rate of return ; tingkat keuntungan yang disyaratkan yang dihitung
berdasarkan biaya modal rata-rata tertimbang.
5. Liquidation/salvage value : Nilai terminal atau nilai likuidasi yaitu nilai proyek pada
akhir usia proyek
6. tax law : peraturan pajak termasuk pajak atas keiuntungan dan pajak atas dividen
7. consumer demand : Perkiraan permintaan atau penjualan
8. price: harga produk per unit
9. variable cost : biaya-biaya yang bersifat variabel
10. fixed cost: Biaya-biaya tetap
11. project life time : perkiraan usia ekonomis proyek
12. initial investment : Nilai awal investasi
 Apabila kelayakan proyek invetasi asing tersebut hanya didasarkan semata-mata pada
pertimbangan bisnis, maka seharusnya keuntungan-keuntungan yang sudah diperitungkan
dengan tingkat risiko, lebih besar dibanding dengan tingkat keuntungan yang diperoleh
para pesaing lokal pada proyek yang sama. Besarnya keuntungan perusahaan lokal ini
secara teoritis mestinya lebih tinggi dibanding dengan tingkat pendapatan investasi bebas
risiko, misalnya Treasury Bond (obligasi pemerintah).
Jika proyek tersebut menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih rendah dari T-bond
maka multinasional lebih baik melakukan investasi pada obligasi pemerintah tersebut dari
pada melanjutkan proyek. Namun apabila tingkat keuntungan proyek lebih tinggi dari
T-bond, maka multinasional harus memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari
keuntungan perusahaan lokal karena adanya risiko yang lebih tinggi yang ditanggung
oleh perusahan asing tersebut.
Akan tetapi, apabila kelayakan proyek asing tersebut didasarkan pada prespektif strategik
jangka panjang, maka konsekuensinya adalah proyek tersebut tidak dapat diharapkan
untuk segera menghasilkan net cash flow yang signifikan pasa tahun-tahun awal. Pada
proyek eksplorasi misalnya, multinasional harus melakukan investsi pada aktiva tetap
yang relatif besar, sementara cash flow belum begitu berarti. Dengan kata lain investasi
yang didasrkan pada pertimbangan strategik ini tidak lagi mengguanakn ukuran-ukuran
capital budeting kovensional, karena walaupun menurut model-model kelayakan proyek
dinyatakan tidak layak tetapi pertimbangan kualitatif jangka panjang menyimpulkan hal
sebaliknya bahwa proyek tersebut harus dijalankan

Anda mungkin juga menyukai