Anda di halaman 1dari 12

ANALISA TEKNIKAL

By. Moh M Meinard Arbie SE, MM


ANALISIS TEKNIKAL
DEFINISI ANALISIS TEKNIKAL
Perbedaan antara analisa teknikal dan analisa fundamental terletal pada pada factor yang mendasari analisis
tersebut.
Analisis Tehnikal mendasarkan diri pada pola-pola pergerakan harga saham dari waktu ke waktu , sedangkan
Analisi Fundamental secara top down mendasarkan diri pada factor-factor fundamental perusahaan yang
dipengaruhi oleh factor ekonomi dan industry.
ANALISIS TEKNIKAL adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indicator pasar saham
lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume.
Penganut analisis teknikal berpendapat bahwa dalam kenyataannya harga bergerak dalam suatu trend tertentu,
dan hal tersebut akan terjadi berulang-ulang.
Analisis teknikal dapat membantu mengidentifikasi arah suatu trend tetapi tidak diketahui metode yang secara
konsisten dapat digunakan untuk meramalkan besaran harga.
ANALISIS TEKNIKAL
ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL
Keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada data pasar di masa lalu (seperti data harga
saham dan volume penjualan saham), sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa datang.

Levy (1966) mengemukakan beberapa asumsi yang mendasari untuk mengestimasi harga saham di masa datang
adalah sebagai berikut :
1. Nilai pasar barang dan jasa, ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran
2. Interaksi permintaan dan penawaran ditentukan oleh berbagai factor, baik factor rasional maupun factor
yang tidak rasional. Faktor-factor tersebut meliputi berbagai variable ekonomi dan variable fundamental
serta factor-factor seperti opini yang beredar, mood investor dan ramalan-ramalan investor.
3. Harga-harga sekuritas secara individual dan nilai pasar secara keseluruhan cenderung bergerak mengikuti
suatu trend selama jangka waktu yang relative panjang. Berkaitan dengan kecepatan penyesuaian harga
saham dari harga keseimbangan yang lama menuju harga keseimbangan yang baru.
4. Trend perubahan harga dan nilai pasar dapat berubah karena perubahan hubungan permintaan dan
penawaran . Hubungan-hbungan tersebut akan bisa dideteksi dengan melihat diagram reaksi
pasar yang terjadi.
ANALISIS TEKNIKAL
KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL
KEUNTUNGAN
 Investor atau analis teknikal untuk memperoleh abnormal return, harus mampu mendapatkan informasi
secara lebih cepat dan menterjemahkan informasi tersebut ke dalam tindakan membeli atau menjual saham
sehingga investor bisa memperoleh keuntungan. Mereka harus mempunyai kemampuan analitis yang tinggi
dan memiliki insting yang tajam atas apa yang akan terjadi terhadap harga pasar jika ada informasi baru.
 Bagi para analis teknikal, dengan data-data pasar, investor hanya perlu mengindentifikasi bagaimana
kecenderungan pergerakan harga saham dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengambil
tindakan membeli atau menjual saham, untuk memanfaatkan waktu penyesuaian harga saham sehingga bias
memperoleh keuntungan. Data pasar (market data) bersifat sebagai data historis, seperti data harga saham,
volume perdagangan dan informasi perdagangan lainnya.

KRITIKAN
 Menurut para penganut hipotesis efisiensi pasar bahwa harga saham di masa yang akan datang tidak akan
dipengaruhi oleh pergerakan harga saham masa lalu. Jika pasar efisien tidak seorang investor pun
bisa memperoleh keuntungan abnormal dari pasar. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa
penelitian bahwa harga saham secara statatistik tidak bergerak mengikuti trend.
ANALISIS TEKNIKAL
KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL
KRITIKAN
 Keefektifan penggunaan analisis teknikal untuk jangka waktu yang panjang dalam rangka menemukan pola
pergerakan saham dalam merespon informasi baru guna menghasilkan kentungan bagi para investor.

TEKNIK – TEKNIK ANALISIS TEKNIKAL


Terdapat beberapa tehnik penggunaan grafik (charting) yang biasanya digunakan investor sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan investasinya :

1. The Dow Theory


The Dow Theory pertama kali dikemukakan oleh Charles H. Dow pada tahun 1800-an. Teori ini pada dasarnya
menjelaskan bahwa pergerakan harga saham bisa dikelompokkan menjadi 3 (tiga), sebagai berikut :
ANALISIS TEKNIKAL
1. The Dow Theory
The Dow Theory pertama kali dikemukakan oleh Charles H. Dow pada tahun 1800-an. Teori ini pada dasarnya
menjelaskan bahwa pergerakan harga saham bisa dikelompokkan menjadi 3 (tiga), sebagai berikut :
1) Primary Trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang lama (beberapa tahun)
2) Secondary (intermediate) trend, yaitu pergerakan harga saham yang terjadi selama pergerakan harga
dalam primary trend. Pergerakan sekunder ini muncul sebagai pergerakan yang bersifat sebagai
penyimpangan dari pergerakan primer dan biasanya terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa
bulan.
3) Minor trend atau day to day move merupakan fluktuasi harga saham yang terjadi setiap hari.
ANALISIS TEKNIKAL
1. The Dow Theory
Untuk menggambarkan pola pergerakan harga-harga saham dalam primary trend dikenal adanya dua istilah
yaitu :
 Pasar dalam kondisi bergairah (bull market)
Terjadi ketika pergerakan harga-harga saham dalam primary trend cenderung untuk bergerak naik.
 Pasar yang lesu (bear market)
Menunjukkan pergerakan harga-harga saham dalam primary trend yang cenderung turun.
ANALISIS TEKNIKAL
2. Rata-Rata Bergerak
Merupakan salah satu teknik yang dipakai dalam analisis teknikal untuk mendeteksi dan menganalisis
pergerakan harga saham baik saham individual maupaun seluruh saham di pasar modal.
Tehnik ini bertujuan untuk mendeteksi arah pergerakan harga saham dan besarnya tingkat pergerakan
tersebut. Tehnik ini dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata bergerak dari data harga penutupan saham
harian selama beberapa periode pengamatan.
Perhitungan rata-rata bergerak dilakukan secara terus menerus sehingga menghasilan sebuah garis trend
rata-rata bergerak yang menunjukkan trend pergerakan harga saham.
Selanjutnya garis trend yang dihasilkan akan bias dipakai untuk memprediksi arah pergerakan saham di
masa depan.
Garis trend juga berguna dalam pengambilan keptusan menjual atau membeli saham.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari metode ini adalah bahwa investor dianjurkan untuk membeli saham,
jika :
1. Garis rata-rata bergerak secara mendatar dan harga pasar saham melampaui garis tersebut.
2. Harga saham berada di bawah garis rata-rata bergerak yang sedang menaik.
3. Harga saham saat ini berada di atas garis rata-rata bergerak yang cenderung menurun,
namun kembali menaik sebelum mencapai garis tersebut.
ANALISIS TEKNIKAL
Sedangkan, investor disarankan untuk menjual saham jika :
1. Harga saham saat ini berada di bawah garis rata-rata bergerak yang mendatar.
2. Harga saham bergerak naik di atas garis rata-rata bergerak, namun garis rata-rata bergerak tersebut
justru sedang menurun.
3. Harga saham yang cenderung mengalami kenaikan (berada di bawah garis rata-ratabergerak), tetapi
kembali menurun sebelum mencapai garis rata-rata bergerak.
ANALISIS TEKNIKAL
3. Relative Strength
Relative Strength menggunakan pendekatan rasio yaitu antara harga saham dengan indeks pasar atau
industry tertentu. Hasil perbandingan biasanya digambarkan dengan plot-plot yang menunjukkan
perbandingan harga relative saham selama jangka waktu tertentu. Dari gambar yang telah disusun, investor
akan bias melihat perbandingan kekuatan saham-saham tersebut terhadap industrinya atau terhadap indeks
pasar.
Penggunaan Relative Strength :
 Jika terjadi trend pergerakan harga saham yang meningkat, maka bagi investor, pergerakan seperti ini
merupakan sinyal akan terjadinya peningkatan rasio harga saham dibanding indeks pasar. Hal ini
merupakan merupakan indikasi bahwa saham tersebut akan memberikan return yang melebihi return
pasar.
 Juga digunakan sebagai dasar penentuan sector-sector industry mana saja yang menarik dan
menguntungkan, sehingga investor akan bisa menentukan seberapa besar proporsi dana yang akan
diinvestasikan pada saham-saham pada industry bersangkutan.
ANALISIS TEKNIKAL
Contoh
Berikut adalah harga saham bulanan perusahaan XYZ dan ABC pada tahun 2010. Dengan menggunakan
Relative Strength, bagaimana kinerja saham XYZ dibandingkan dengan saham ABC.

Bulan Saham XYZ Saham ABC


Januari 75 325
Februari 85 405
Maret 130 405
April 170 400
Mei 175 405
Juni 170 400
Juli 175 370
ANALISIS TEKNIKAL
Jawab

Nilai Investasi Rasio yang dihitung selama 7 bulan


adalah lebih dari 1,00 sehingga
XYZ ABC Relative
Bulan berdasarkan relative strength kinerja
Rp 325 Rp 75 Strength saham XYZ lebih baik dibandingkan
Januari 75 24,375 325 24,375 1.00 dengan kinerja saham ABC
Februari 85 27,625 405 30,375 0.91
Maret 130 42,250 405 30,375 1.39
April 170 55,250 400 30,000 1.84
Mei 175 56,875 405 30,375 1.87
Juni 170 55,250 400 30,000 1.84
Juli 175 56,875 370 27,750 2.05
Average 1.56

Anda mungkin juga menyukai