Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Analisis Common Size


PT. Charoen Pokphan Indonesia Tbk
Untuk Memenuhi Tugas Analisis Laporan Keuangan

Andri (1252236)
MG-R

Pendahuluan

Analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari datadata keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi
keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara
mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat
dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat
dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari
peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap
rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan
diambil.Menurut Harahap (2009:195), kegunaan analisis laporan keuangan ini
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit)
dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan
(implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan
komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari
luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi,
peningkatan.
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan.
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria
tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
Menurut Kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah:

Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode


tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah

dicapai untuk beberapa periode.


Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan

kekurangan perusahaan.
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

apa

saja

yang

menjadi

dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat

ini.
Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.


Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.

Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh
setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis vertikal dan analisis
horisontal.
Analisis Vertikal membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan
dengan jumlah total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk
menyoroti hubungan yang signifikan dalam laporan keuangan. Analisis vertikal
(vertical analisys) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
perbandingan semacam itu. Dalam analisis vertikal terhadap neraca, masingmasing pos aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing
pos kewajiban dan ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total
kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam analisis vertikal terhadap laporan labarugi, masing-masing pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan atau
penghasilan. Analisis vertikal juga bisa diterapkan untuk beberapa periode
guna menyoroti perubahan hubungan sepanjang waktu.

Analisis Common Size Laporan Keuangan Konsolidasi dan


Laba Rugi
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
1. Analisa Common Size tahun 2010 ( Neraca PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk)
Dari total aktiva yang di miliki PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, proporsi
aktiva lancarnya 65.58% dan aktiva tetapnya 34.42%. Dari aktiva lancar yang
dimiliki, komponen Persediaan merupakan yang terbesar, yaitu : 23.85%, lalu
berturut-turut komponen Kas dan Piutang Usaha pihak ketiga.
Dalam komponen aktiva tetap, komponen merupakan yang terbesar, yaitu asset
tetap ; 29.63%, terus berturut turut komponen Tagihan pajak dan Aset pajak
tangguhan
Pada struktur Liabilitas dan Ekuitas PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
terlihat bahwa 31.24% perusahaan di biayai dengan Hutang, dan 68.76% di
biayai dengan ekuitas. Dari komponen hutang, maka Utang usaha pihak ketiga
merupakan komponen terbesar, yaitu sebesar 11.31 %, diikuti oleh Utang bank
jangka panjang, dan utang pajak. Dari struktur ekuitas, komponen Saldo laba
sebesar 64%, dan sisanya dalam bentuk modal saham, yaitu sebesar 2.52%.
2. Analisa Common Size tahun 2011 ( Neraca PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk)
Dari total aktiva yang di miliki PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, proporsi
aktiva lancarnya 59.34% dan aktiva tetapnya 40.66 %. Dari aktiva lancar yang
dimiliki, komponen Persediaan merupakan yang terbesar, yaitu: 26.44%, lalu
berturut-turut komponen Piutang lain-lain pihak ketigan dan Kas.

Dalam komponen aktiva tetap, komponen merupakan yang terbesar, yaitu asset
tetap ; 36.15%, kemudiaan diikuti oleh komponen Tagihan pajak sebesar 3%.
Pada struktur Liabilitas dan Ekuitas PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
terlihat bahwa 30.05% perusahaan di biayai dengan Hutang, dan 69.95% di
biayai dengan Ekuitas. Dari komponen hutang, maka Utang bank jangka
panjang merupakan komponen terbesar, yaitu sebesar 8.66%, diikuti oleh Utang
usaha pihak ketiga sebesar 6.77%
Dari struktur Ekuitas, komponen Saldo laba lainnya sebesar 66%, dan sisanya
dalam bentuk modal saham, yaitu sebesar 1.85%.

3. Analisa Common Size tahun 2012 ( Neraca PT. Charoen Pokphand


Indonesia Tbk)
Dari total aktiva yang di miliki PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, proporsi
aktiva lancarnya 58.15% dan aktiva tetapnya 41.85 %. Dari aktiva lancar yang
dimiliki, komponen Persediaan merupakan yang terbesar, yaitu : 27.26%, lalu
berturut-turut komponen Piutang usaha pihak ketiga dan Kas
Dalam komponen aktiva tetap, komponen merupakan yang terbesar, yaitu Aset
tetap 37.19%, lalu komponen Tagihan Pajak sebesar 2.34%.
Pada struktur Liabilitas dan Ekuitas PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
terlihat bahwa 33.79% perusahaan di biayai dengan Hutang, dan 66.21% di
biayai dengan Ekuitas. Dari komponen hutang, maka Utang bank jangka
panjang merupakan komponen terbesar, yaitu sebesar 10.52%, diikuti oleh
Utang usaha pihak ketiga, Liabilitas imbalan kerja karyawan, dan Utang bank
jangka pendek.
Dari struktur Ekuitas, komponen Saldo Laba sebesar 63.48%, dan sisanya dalam
bentuk modal saham, yaitu sebesar 1.33 %.
4. Analisa Common Size tahun 2013 ( Neraca PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk)
Dari total aktiva yang di miliki PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, proporsi
aktiva lancarnya 56.13% dan aktiva tetapnya 43.87%. Dari aktiva lancar yang

dimiliki, komponen Persediaan merupakan yang terbesar, yaitu : 25.73%, lalu


berturut-turut komponen Piutang usaha pihak ketiga dan Kas
Dalam komponen aktiva tetap, komponen merupakan yang terbesar, yaitu Aset
tetap 40.64%, lalu komponen Tagihan Pajak sebesar 1.12%.
Pada struktur Liabilitas dan Ekuitas PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
terlihat bahwa 36.71% perusahaan di biayai dengan Hutang, dan 63.29% di
biayai dengan Ekuitas. Dari komponen hutang, maka Utang bank jangka
panjang merupakan komponen terbesar, yaitu sebesar 17.61%, diikuti oleh
Utang usaha pihak ketiga, Liabilitas imbalan kerja karyawan, dan Utang bank
jangka pendek.
Dari struktur Ekuitas, komponen Saldo Laba sebesar 61.16%, dan sisanya dalam
bentuk modal saham, yaitu sebesar 1.04%.
5. Analisa Common Size tahun 2014 ( Neraca PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk)
Dari total aktiva yang di miliki PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, proporsi
aktiva lancarnya 47.98% dan aktiva tetapnya 52.02%. Dari aktiva lancar yang
dimiliki, komponen Persediaan merupakan yang terbesar, yaitu : 20.77%, lalu
berturut-turut komponen Piutang usaha pihak ketiga dan Persediaan(Ayam
pembibit turunan.
Dalam komponen aktiva tetap, komponen merupakan yang terbesar, yaitu Aset
tetap 43.42%, lalu komponen Uang muka pembelian sebesar 3.74%.
Pada struktur Liabilitas dan Ekuitas PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
terlihat bahwa 47.55% perusahaan di biayai dengan Hutang, dan 52.45% di
biayai dengan Ekuitas. Dari komponen hutang, maka Utang bank jangka
panjang merupakan komponen terbesar, yaitu sebesar 22.64%, diikuti oleh
Utang usaha pihak ketiga, Liabilitas imbalan kerja karyawan, dan Utang bank
jangka pendek.
Dari struktur Ekuitas, komponen Saldo Laba sebesar 50.85%, dan sisanya dalam
bentuk modal saham, yaitu sebesar 0.79%.
1. Analisa Common Size Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi
PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk tahun 2010

Pada komponen laporan Laba Rugi, dari total penjualan PT Charoen Pokphan
Indonesia, 75.1 % merupakan komponen harga pokok penjualan, dan 24.9%
merupakan laba kotor. Berturut turut, biaya penjualan sebesar 1.6% dari
penjualan bersih, biaya umum dan administrasi 4.9%, beban operasi lain 0.2%,
biaya keuangan 0.36%, laba sebelum pajak 18.7%, beban pajak sebesar 3.9%,
dan terakhir jumlah pendapatan komprehensif 14.72% dari penjualan yang
diperoleh PT Charoen Pokphan Indonesia.
2. Analisa Common Size Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi
PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk tahun 2011
Pada tahun 2011, proporsi komponen komponen yang ada pada laporan laba
rugi terhadap penjualan tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan bila
di bandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama pada komponen harga
pokok penjualan, dari 75.1% menjadi 78.15 %, laba kotor dari 24.9% menjadi
21.85%.
Komponan biaya biaya operasi tidak terlampau berubah bila di bandingkan
dengan tahun sebelumnya. Laba operasi juga tidak mengalami penurunan
signifikan, hanya sebesar 2%, pajak juga hanya mengalami penurunan 0.5%
dan laba bersih turun 1% dari tahun 2010.
3. Analisa Common Size Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi
PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk tahun 2012
Pada tahun 2012, proporsi komponen komponen yang ada pada laporan laba
rugi terhadap penjualan tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan bila
di bandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama pada komponen harga
pokok penjualan, dari 78.15% menjadi 78.9%, laba kotor dari 21.85% menjadi
21.1%.
Komponan biaya biaya operasi tidak terlampau berubah bila di bandingkan
dengan tahun sebelumnya. Laba operasi juga tidak mengalami penurunan
signifikan, hanya kurang dari 0.5%, pajak juga hanya mengalami penurunan
0.2% dan laba bersih turun sebesar 0.5% dari tahun 2011.
4. Analisa Common Size Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi
PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk tahun 2013
Pada tahun 2013, proporsi komponen komponen yang ada pada laporan laba
rugi terhadap penjualan tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan bila
di bandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama pada komponen harga

pokok penjualan, dari 78.9% menjadi 79.9%, laba kotor dari 21.1% menjadi
20.1%.
Komponan biaya biaya operasi tidak terlampau berubah bila di bandingkan
dengan tahun sebelumnya. Laba operasi juga tidak mengalami penurunan
signifikan, hanya kurang dari 2.4%, pajak juga hanya mengalami penurunan
0.4% dan laba bersih turun cukup banyak sebesar 2.73% dari tahun 2012.
5. Analisa Common Size Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi
PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk tahun 2014
Pada tahun 2014, proporsi komponen komponen yang ada pada laporan laba
rugi terhadap penjualan mengalami perubahan yang cukup signifikan bila di
bandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama pada komponen harga pokok
penjualan, dari 79.9% menjadi 85.8%, laba kotor dari 20.1% menjadi 14.2%. Ini
diakibatkan oleh nilai rupiah yang terus anjlok terhadap USD dan inflasi yg
tinggi sekitar 8% lebih
Komponan biaya biaya operasi tidak terlampau berubah bila di bandingkan
dengan tahun sebelumnya. Laba operasi juga juga mengalami penurunan
signifikan, turun nyaris 5%, pajak juga mengalami penurunan 2% dan laba
bersih turun cukup banyak sebesar 4% dari tahun 2013.

Analisis Delta dan Sub Delta Laporan Keuangan PT. Charoen


Pokphand Indonesia Tbk
Pada analisis Delta dan Sub Delta, terbagi menjadi 2 yaitu:

Delta dan Sub Delta postif terbesar dan sub delta positif terkecil
Delta dan Sub Delta negative terbesar dan sub delta negative terkecil

Tiap pos yang dianalisis berbeda-beda, ketika Delta dan Sub Delta postif berada
di pos-pos asset dan ekuitas, maka terjadi punurunan asset serta ekuitas yang
berarti negative terhadap Laporan keuangan . Pada Delta dan Sub Delta positif
berada di pos liabilitas, maka terjadi penurunan terhadap utang dan liabiltas
yang berarti positif terhadap laporan keuangan.

Sedangkan tiap pos yang dianlisis dengan Delta dan Sub Delta negative, maka,
setiap pos asset dan ekuitas akan terjadi kenaikan yang berarti positif terhadap
Laporan keuangan. Dan pada Delta dan Sub Delta negative yang berada di pos
liabilitas, maka terjadi kenaikan yang berimbas negative terhadap laporan
keuangan.

Analisis Delta Laporan Keuangan PT. Charoen Pokphand


Indonesia Tbk 2010-2011
Delta % positif terbesar:
Pada pos kas atau setara kas terjadi penurunan sebesar 10.3% (negative)
Pada pos Jumlah asset lancar terjadi penurunan sebesar 6.24% (negative)
Pada pos Utang Usaha Pihak ketiga terjadi penurunan sebesar 4.54%
(positif)
Pada pos Utang bank jangka panjang jatuh tempo terjadi penurunan
sebesar 2.14% (positif)
Pada pos Jumlah Liabilitas Jangka Pendek terjadi penurunan sebesar
4.61% (positif)

Delta % positif terkecil


Pada pos Utang bank jangka panjang terjadi penurunan sebesar 0.001%
(positif)
Pada pos Utang sewa pembiayaan jangka panjang jatuh tempo terjadi
penurunan sebesar 0.014% (positif)
Pada pos Utang Lain-lain pihak ketiga terjadi penurunan sebesar 0.024%
(positif)
Pada pos Kepentingan Non-Pengendali terjadi penurunan sebesar 0.043%
(negative)
Pada pos Persediaan Ayam pembibit turunan terjadi penurunan sebesar
0.10% (negatif)
Delta % negatif terbesar:
Pada pos Aset Tetap terjadi kenaikan sebesar 6.52% (positif)
Pada pos Jumlah Aset Tidak lancar terjadi kenaikan sebesar 6.24%
(positif)
Pada pos Utang bank jangka panjang terjadi kenaikan sebesar 4.29%
(negatif)
Pada pos Jumlah Liabilitas jangka panjang terjadi kenaikan sebesar 3.24%
(negatif)
Pada pos Persediaan terjadi kenaikan sebesar 2.59% (positif)

Analisis Sub Delta Laporan Keuangan PT. Charoen Pokphand


Indonesia Tbk 2010-2011

Sub Delta % positif terbesar:


Pada pos kas atau setara kas terjadi penurunan sebesar 14.12%
(negative)
Pada pos Utang usaha pihak ke tiga terjadi penurunan sebesar 12.43%
(positif)
Pada pos Utang jangka panjang jatuh tempo (utang bank) terjadi
penurunan sebesar 9.06% (Positif)
Pada pos Utang pajak terjadi penurunan sebesar 4.74% (positif)
Pada pos Aset pajak tangguhan, terjadi penurunan sebesar 1.21%
(Negatif)
Sub Delta % positif terkecil:
Pada pos Liabilitas pajak tangguhan terjadi penurunan sebesar 0.26%
(positif)
Pada pos Uang muka pelanggan terjadi penurunan sebesar 0.15% (positif)
Pada pos kepentingan non pengendali terjadi penurunan sebesar 0.07%
(negative)
Pada pos Utang sewa pembiayaan terjadi penurunan sebesar 0.063%
(positif)
Pada pos saldo laba terjadi penurunan sebesar 0.04% (negative)
Sub Delta % negatif terbesar:
Pada pos Utang bank terjadi kenaikan sebesar 56.76% (negative)
Pada pos Liabilitas imbalan kerja terjadi kenaikan sebesar 15.25%
(negative)
Pada pos Utang bank jangka pendek terjadi kenaikan sebesar 15.18%
(negative)
Pada pos Utang lain-lain pihak berelasi terjadi kenaikan sebesar 8.53%
(negative)
Pada pos Persediaan terjadi kenaikan sebesar 8.19% (positif)
Sub Delta % negatif terkecil:
Pada pos Piutang lain lain pihak berelasi terjadi kenaikan sebesar 0.11%
(negative)
Pada pos Selisih nilai transaksi terjadi penurunan sebesar 0.09%
(negative)
Pada pos Komponen ekuitas lainnya terjadi penurunan sebesar 0.07%
(negative)
Pada pos PPn dibayar dimuka terjadi kenaikan sebesar 0.01% (negative)
Pada pos Utang sewa jangka panjang terjadi kenaikan sebesar 0.01%
(negative)

Analisis Sub Delta Laporan Keuangan PT. Charoen Pokphand


Indonesia Tbk 2011-2012
Sub Delta % positif terbesar:
Pada pos Utang lain-lain pihak berelasi terjadi penurunan sebesar 13.81%
(positif)

Pada pos
(positif)
Pada pos
(positif)
Pada pos
Pada pos

liabilitas imbalan kerja terjadi penurunan sebesar 10.37%


Utang bank jangka panjang terjadi penurunan sebesar 5.95%
utang pajak terjadi penurunan sebesar 4.06% (positif)
kas atau setara kas terjadi penurunan sebesar 3.39% (negative)

Sub Delta % positif terkecil:


Pada pos uang muka pelanggan terjadi penurunan sebesar 0.16% (positif)
Pada pos Piutang lain lain pihak berelasi terjadi penurunan sebesar 0.12%
(negatif)
Pada pos liabilitas pajak tangguhan terjadi penurunan sebesar 0.09%
(positif)
Pada pos piutang usaha pihak berelasi terjadi penurunan sebesar 0.04%
(negative)
Pada pos asset tetap terjadi penurunan sebesar 0.02% (negative)
Sub Delta % negatif terbesar:
Pada pos Utang pihak berelasi non-usaha terjadi kenaikan sebesar 16.43%
(negative)
Pada pos Utang usaha pihak ketiga terjadi kenaikan sebesar 7.04%
(negative)
Pada pos Utang bank jangka pendek terjadi kenaikan sebesar 6.71%
(negative)
Pada pos Utang bank jangka panjang jatuh tempo terjadi kenaikan
sebesar 5.08% (negative)
Pada pos uang muka terjadi kenaikan sebesar 4.53% (positif)
Sub Delta % negatif terkecil:
Pada pos Piutang pihak berelasi non-usaha terjadi kenaikan sebesar 0.31%
(positif)
Pada pos selisih nilai transaksi terjadi kenaikan sebesar 0.24% (positif)
Pada pos Saldo laba telah ditentukan terjadi kenaikan sebesar 0.24%
(positif)
Pada pos komponen ekuitas lainnya terjadi kenaikan sebesar 0.18%
(positif)
Pada pos liabilitas imbalan kerja terjadi kenaikan sebesar 0.08%
(negative)

Analisis Sub Delta Laporan Keuangan PT. Charoen Pokphand


Indonesia Tbk 2012-2013
Sub Delta % positif terbesar:
Pada pos Utang bank jangka panjang terjadi penurunan sebesar 16.79%
(positif)

Pada pos Utang pihak berelasi non usaha terjadi penurunan sebesar
9.09% (positif)
Pada pos Utang bank jangka panjang jatuh tempo terjadi penurunan
sebesar 7.37% (positif)
Pada pos Liabilitas imbalan kerja terjadi penurunan sebesar 6.64% (positif)
Pada pos Tagihan pajak terjadi penurunan sebesar 3.04% (positif)

Sub Delta %positif terkecil:


Pada pos Pendapatan lain-lain bersih terjadi penurunan sebesar 0.17%
(negative)
Pada pos Beban masih harus dibayar terjadi penurunan sebesar 0.07%
(positif)
Pada pos Saldo laba telah ditentukan terjadi penurunan sebesar 0.07%
(negative)
Pada pos Kepentingan Non-pengendali terjadi penurunan sebesar 0.07%
(negative)
Pada pos Uang muka pembelian penurunan sebesar 0.03% (negative)
Sub Delta %negatif terbesar:
Pada pos Utang bank jangka panjang terjadi kenaikan sebesar 15.55%
(negative)
Pada pos Utang usaha pihak ketiga terjadi kenaikan sebesar 11.38%
(negative)
Pada pos Utang pajak terjadi kenaikan sebesar 5.10% (negative)
Pada pos utang lain-lain pihak ketiga terjadi kenaikan sebesar 4.32%
(negative)
Pada pos Aset tetap terjadi kenaikan sebesar 3.76% (positif)

Sub Delta %negatif terkecil:


Pada pos Piutang usaha pihak berelasi terjadi kenaikan sebesar 0.40%
(positif)
Pada pos Persediaan (ayam pembibit turunan) terjadi kenaikan sebesar
0.23% (positif)
Pada pos Liabilitas pajak tangguhan terjadi kenaikan sebesar 0.18%
(negative)
Pada pos Biaya dibayar dimuka terjadi kenaikan sebesar 0.17% (negative)
Pada pos Piutang pihak berelasi non-usaha terjadi kenaikan sebesar 0.10%
(positif)

Analisis Sub Delta Laporan Keuangan PT. Charoen Pokphand


Indonesia Tbk 2013-2014
Sub Delta % positif terbesar:
Pada pos Utang usaha pihak ketiga terjadi penurunan sebesar 23.05%
(positif)
Pada pos Aset tetap terjadi penurunan sebesar 9.17% (negative)
Pada pos Utang pajak terjadi penurunan sebesar 6.56% (positif)
Pada pos Kas atau setara kas terjadi penurunan sebesar 4.16% (negative)
Pada pos Liabilitas imbalan kerja terjadi penurunan sebesar 3.56% (positif)

Sub Delta % positif terkecil:


Pada pos Tambahan modal disetor terjadi penurunan sebesar 0.11%
(negative)
Pada pos Biaya dibayar dimuka terjadi penurunan sebesar 0.06%
(negative)
Pada pos Liabilitas imbalan pekerja terjadi penurunan sebesar 0.03%
(positif)
Pada pos Saldo laba telah ditentukan terjadi penurunan sebesar 0.03%
(negative)
Pada pos Kepentingan non-pengendali terjadi penurunan sebesar 0.02%
(negative)
Sub Delta % negatif terbesar:
Pada pos Utang bank jangka pendek terjadi kenaikan sebesar 28.06%
(negative)
Pada pos Utang bank jangka panjang jatuh tempo terjadi kenaikan
sebesar 8.66% (negative)
Pada pos Utang bank jangka panjang terjadi kenaikan sebesar 6.25%
(negative)
Pada pos Piutang pihak berelasi non-usaha terjadi kenaikan sebesar 4.68%
(positif)
Pada pos Piutang usaha pihak ketiga terjadi kenaikan sebesar 2.59%
(positif)
Sub Delta % negatif terkecil:
Pada pos Piutang usaha pihak berelasi terjadi kenaikan sebesar 0.61%
(positif)
Pada pos Pendapatan lain-lain bersih terjadi kenaikan sebesar 0.48%
(positif)
Pada pos Saldo laba belum ditentukan terjadi kenaikan sebesar 0.31%
(positif)
Pada pos Uang muka pelanggan terjadi kenaikan sebesar 0.13%
(negative)
Pada pos PPn dibayar dimuka terjadi kenaikan sebesar 0.01% (positif)

Anda mungkin juga menyukai