Anda di halaman 1dari 17

SUB-CPMK 6.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI


Kombinasi Bisnis dan Konsolidasi:
6.1 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
6.2 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
6.3 Contoh dan Prosedur Penyusunan Laporan Konsolidasi

Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelaporan Korporat


Dosen Pengampu : Dr. Ratna Mappanyuki, SE , MSi , Ak ,CA

OLEH :

PRADANA ARIF
KURNIAWAN
(55519110005)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2020
1
LEARNING OBJECTIVE:
Sub CPMK 6 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
6. KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI
6.1 KOMBINASI BISNIS ENTITAS SEPENGENDALI
6.2 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN
TERSENDIRI
6.3 CONTOH DAN PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
6.4 PERTANYAAN DAN JAWABAN
6.5 REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

6. KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI


Salah satu kategori kombinasi bisnis adalah konsolidasi. Konsolidasi pada bisnis adalah
sebuah kondisi di mana dua perusahaan atau lebih melebur menjadi satu untuk menghasilkan
perusahaan baru. Masing-masing pihak harus menghentikan kegiatan operasionalnya sementara
dan duduk bersama untuk melakukan evaluasi. Evaluasi tidak hanya dilihat dari sisi
produktivitasnya saja, tetapi juga secara manajemen dan faktor-faktor lainnya.
Setelah itu, pembahasan dilanjutkan dengan strategi jangka pendek dan panjang yang akan
ditempuh. Strategi-strategi ini harus dituangkan secara terperinci sehingga tahu apa tujuan bersama
yang akan diraih, prioritas, serta peran dari masing-masing pihak. Dengan begitu, akhirnya lahirlah
perusahaan dengan manajemen baru yang lebih sempurna.
Dengan melihat pengertian konsolidasi di atas, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa
tindakan ini merupakan langkah memperkuat bisnis melalui penggabungan beberapa hal menjadi
sesuatu yang baru. Jadi setiap perusahaan yang bergabung benar-benar meninggalkan bagiannya
dan menyatukan diri.
Ini memberikan keuntungan bagi perusahaan yang diambang kebangkrutan karena tidak harus
mengalami likuidasi. Sebaliknya, justru bergabung dengan perusahaan lain dan menghasilkan
kekuatan yang lebih besar untuk menghadapi persaingan bisnis.
Adapun tujuan dari konsolidasi tidak hanya untuk menghindari likuidasi dan bertahan di tengah
persaingan bisnis, tetapi juga beberapa hal di bawah ini:
1. Strategi pengembangan bagi sebuah startup agar tidak stagnan atau mengalami
kemunduran.
2. Meningkatkan performa bisnis dengan memperluas jaringan dan menggabungkan berbagai
pengalaman untuk meminimalisir resiko buruk.
3. Menciptakan kreativitas dan inovasi baru di masyarakat sehingga terbentuk segmen pasar
yang baru juga.
Terlepas dari sejumlah keuntungan dan nilai plus lainnya, perusahaan yang lahir baru ini pun
akan menghadapi tantangan. Salah satu hal berat yang akan dirasakan adalah sulitnya mengenalkan
perusahaan baru di tengah masyarakat yang telah familiar dengan perusahaan sebelumnya. Maka
dibutuhkan strategi marketing jangka pendek dan panjang yang saling berkesinambungan.
Berikut ciri-ciri konsolidasi :
a) Bubarnya Perusahaan Lama
Saat membahas pengertian konsolidasi di atas sangat ditekankan proses peleburan
antara dua perusahaan atau lebih. Artinya, perusahaan-perusahaan yang terlibat tidak lagi
mempertahankan identitas, manajemen, business process, dan apa pun itu terkait “diri”-nya
yang lama. Perusahaan lama benar-benar dibubarkan dan tidak menyisakan apa-apa.
Contoh yang paling mudah ditemui adalah Bank Mandiri. Bank tersebut terbentuk dari
beberapa bank, yaitu Exim Bank, Bapindo, BDN (Bank Dagang Negara), dan BBD (Bank
Bumi Daya). Dapat dilihat kini Bank Mandiri tidak memiliki satu pun identitas dari
keempat bank tersebut. Bank Mandiri hadir sebagai bank baru, bukan bawaan dari bank-
bank yang melebur.
b) Tidak Ada Proses Likuidasi
Meski perusahaan-perusahaan yang akan bergabung nyaris bangkrut atau sudah jatuh,
mereka tidak akan dilikuidasi. Meski secara status dibubarkan, tidak ada kegiatan penjualan
harta perusahaan dan sejumlah aktivitas likuidasi lainnya. Oleh sebab itu, pembayaran
hutang dan kewajiban lainnya akan menjadi tanggungan bersama. Biasanya pihak yang
memiliki modal lebih besar akan membantu.
Para pemegang saham akan duduk bersama dan membahas apakah menyetujui konsep
konsolidasi yang dirancang. Sebab ini akan mempengaruhi modal yang ditanamkannya
akan dialihkan ke mana dan digunakan untuk apa. Hasil kesepakatan dari pemegang saham
dituangkan dalam sebuah pernyataan pada saat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
tersebut.
c) Berstatus Baru
Status baru bukan hanya dari nama, brand, dan identitas saja. Namun secara
keseluruhan benar-benar baru, termasuk dari sisi badan hukumnya. Desain konsolidasi yang
disetujui saat RUPS akan dibuat akta baru oleh notaris profesional. Bahasa yang digunakan
pun wajib bahasa Indonesia karena perusahaan baru ini lahir di negara Indonesia.
Terhitung sejak akta dilahirkan, maka sah semua aset dan liabilitas dari perusahaan-
perusahaan lama dialihkan ke satu perusahaan baru. Sebenarnya ini akan berlaku secara
otomatis, jadi para pemegang saham tidak perlu heran jika status kepemilikan modalnya
akan berubah juga. Selain itu, dengan dibuatnya akta konsolidasi dan terbentuk
perusahaan baru, maka segala landasan hukum dari perusahaan-perusahaan lama tidak
berlaku lagi.
Contoh yang bisa ditemui adalah terbentuknya IPR (Indonesian Professional
Reasurer) sebagai hasil konsolidasi dari Reindo (PT Reasuransi Internasional Indonesia),
Nas Re (PT Reasuransi Nasional Indonesia), Tugu Re (PT Tugu Reasuransi Indonesia),
serta Marein (PT Perusahaan Reasuransi Indonesia).
Konsolidasi dianggap salah satu cara efektif untuk mengatasi permasalahan perusahaan karena
dari sisi permodalan, manajemen, teknologi, hingga keinginannya untuk menguasai pasar. Oleh
sebab itu, konsolidasi dapat ditempuh sebagai jalur alternatif selain untuk menyelamatkan
perusahaan dari kebangkrutan saja.Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses
konsolidasi pada usaha adalah memastikan kesehatan keuangan bisnis yang akan digabungkan.
Salah satu cara untuk melihat kesehatan keuangan bisnis adalah dengan melihat laporan keuangan
bisnis terkait dan memastikan bisnis tersebut melakukan pembukuan yang sudah sesuai standar
yang berlaku di Indonesia.
Penggabungan badan-badan usaha tersebut dapat dipengaruhi oleh metode akuntansi yang
diterapkan untuk mencatat akuisisi dan merger. Berdasarkan pendapat Beams (2002:6), ada dua
macam metode akuntansi yang dikembangkan di Amerika Serikat dan kemudian dipakai di
Indonesia yaitu:
1. Metode Penyatuan kepentingan (pooling of interest)
Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk
penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan.
Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-
perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada
entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan
yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung
lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada
dasar pertanggungjawaban yang baru.
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang
bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu
setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan
sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan
pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal
penggabungan usaha dilakukan.
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing
dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan
kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat
oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda
dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut
diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan
masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk
periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest:
(1) Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai
buku saat diadakan penggabungan
(2) Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal
perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung
(3) Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang
diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun
aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan
penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung
(4) Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik
perusahaan yang bergabung.

2. Metode Pembelian (purchase method)


Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan
suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-
perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh
atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai
wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang
sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang
dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut
PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih
yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase:
(1) Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung
sebesar nilai wajarnya
(2) Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga
pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan
sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau
yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).
(3) Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung.
Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima
perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill
pada kelompok aktiva.
6.1 KOMBINASI BISNIS ENTITAS SEPENGENDALI
Pernyataan ini diterapkan pada kombinasi bisnis entitas sepengendali yang
memenuhi persyaratan kombinasi bisnis dalam PSAK 22: Kombinasi Bisnis
baik untuk entitas yang menerima bisnis maupun entitas yang melepas bisnis.
Pernyataan ini tidak mengatur kombinasi bisnis entitas yang tidak sepengendali
atau entitas yang tidak berada di bawah pengendalian yang sama.
Entitas anak adalah suatu entitas yang dikendalikan oleh entitas lain. Entitas
induk adalah suatu entitas yang mengendalikan satu atau lebih entitas.
Entitas sepengendali adalah entitas yang secara langsung atau tidak langsung
(melalui satu atau lebih perantara), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di
bawah pengendalian yang sama.
Kelompok usaha adalah entitas induk dan entitas anaknya. Kepentingan
nonpengendali adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung
atau tidak langsung pada entitas induk.
Kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah kombinasi bisnis yang seluruh
entitas atau bisnis yang bergabung, pada akhirnya dikendalikan oleh pihak yang sama dan
pengendaliannya tidak bersifat sementara.
Pengendalian adalah entitas induk mengendalikan entitas anak ketika entitas
induk terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya
dengan entitas anak dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut
melaluikekuasaannya atas entitas anak.
PENGAKUAN, PENGUKURAN, DAN PENYAJIAN
Kriteria Pengendalian
Dalam menentukan adanya pengendalian, entitas menerapkan kriteria yang terdapat dalam
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsilidasi paragraf 05-18.
Sifat Transaksi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis
yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu
kelompok usaha yang sama, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba
atan rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam
kelompok usaha tersebut.
Contoh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali:
(a) Entitas induk memindahkan sebagian aset neto dari entitas anak yang dimilikinya
menjadi aset entitas induk yang bersangkutan.
(b) Entitas induk mengalihkan sebagian hak kepemilikanya dalam suatu entitas anak ke
entitas anak lain yang dimiiki oleh entitas induk.
(c) Entitas induk menukar kepemilikannya atas sebagian aset neto dalam entitas anak yang
dimilikinya dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh entitas anak lain, sehingga
kepemilikan entitas induk dalam entitas anak lain tersebut bertambah, sedangkan
persentase atas kepemilikan pemegang saham nonpengendali dalam entitas anak tersebut
berkurang.
Transaksi pembelian saham atau aset neto milik pemegang saham nonpengendali
merupakan transaksi yang mencakup perusahaan substansi ekonomi kepemilikan dari
pemegang saham nonpengendali ke pemegang saham pengendali.
Berhubung transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak
mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan,
maka transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan
kepemilikan.
Entitas yang menerima bisnis, dalam kombinasi bisnis entitas
sepengendali, mengakui selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat
dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali di ekuitas dan menyajikannnya
dalam pas tambahan modal disetor.
Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan
dari entitas yang bergabung, untuk periode terjadinya kombinasi bisnis entitas
sepengendali dan untuk periode komparatif sajian, disajikan sedemikian rupa seolah-olah
penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode. entitas yang bergabung berada
dalam sepengendalian.
Kebijakan akuntansi yang seragam diterapkan pada entitas yang berkombinasi
tersebut. finder’sfees diakui sebagai beban pada periode terjadinya, dengan
satu pengecualian biaya untuk menerbitkan efek utang dan efek ekuitas diakui sesuai
PSAK 55.
Entitas yang melepas bisnis dalam pelepasan bisnis entitas sepengendali, mengakui
selisih antara imbalan yang diterima dan jumlah tercatat bisnis yang dilepas di ekuitas dan
menyajikanya dalam pos tambahan modal disetor.
Laba Per Saham
Untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali yang melibatkan pertukaran dalam
bentuk saham biasa, jumlah saham biasa yang digunakan sebagai dasar penghitungan laba
per saham adalah jumlah gabungan rata-rata tertimbang dari saham yang beredar setelah
teradinya kombinasi bisnis entitas sepengendali tersebut.

PENGUNGKAPAN
Untuk seluruh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali,
pengungkapan berikut disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya
kombinasi bisnis:
(a) nama dan penjelasan tentang entitas atau bisnis yang berkombinasi;
(b) penjelasan mengenai hubungan kesepengendalian dari entitas-entias yang bertransaksi
dan bahwa hubungan tersebut tidak bersifat sementara;
(c) tanggal efektif transaksi;
(d) operasi atau kegiatan bisnis yang telah diputuskan untuk dijual atau dihentikan akibat
kombinasi bisnis tersebut;
(e) kepemilikan entitas atau bisnis yang dialihkan serta jenis dan jumlah imbalan yang
terjadi;
(f) jumlah tercatat bisnis yang dikombinasikan atau yang dilepas serta selisih
antara jumlah tercatat bisnis tersebut dan jumlah imbalan yang dialihkan atau imbalan
yang diterima; dan
(g) pengungkapan mengenai penyajian kembali laporan keuangan sebagaimana dijelaskan
di paragraf 12 yang dapat memberikan informasi minimal meliputi:
(i) ikhtisar angka-angka laporan keuangan yang telah dilaporkan sebelumnya untuk
periode yang disajikan kembali;
(ii) ikhtisar dari jumlah tercatat aset dan liabilitas entitas atau bisnis yang dikombinasikan;
(iii) dampak penyesuaian kebijakan akuntansi;
(iv) ikhtisar angka-angka laporan keuangan setelah disajikan kembali.
Entitas mengungkapkan saldo selisih yang disajikan dalam pos tambahan modal
disetor, baik yang timbul dari penerapan Pernyataan ini atas transaksi kombinasi
bisnis entitas sepengendali maupun dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali.

6.2 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN


TERSENDIRI
Perusahaan yang memiliki satu atau lebih anak perusahaan biasanya akan
menyajikan laporan keuangan dalam bentuk laporan konsoidasi. Prinsipnya adalah
penyajian laporan keuangan yang isinya gabungan dari laporan milik perusahaan dalam
satu laporan sehingga seolah-olah mereka adalah satu entitas.
Tujuan dari penyusunan laporan tersebut adalah untuk memberikan gambaran
objektif secara keseluruhan mengenai posisi keuangan dan aktivitas dari suatu kelompok
perusahaan (induk dan anaknya) sehingga bias dipahami oleh pihak-pihak yang
berkepentingan (investor, auditor, dsb).
Bentuk laporan tersebut dibutuhkan jika perusahaan induk memiliki kendali atas
perusahaan lain (anak perusahaan). Syarat dari perusahaan yang membutuhkan laporan
keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
 Mempunyai satu atau lebih anak perusahaan yang dibuktikan dengan
kepemilikan saham.
 Kepemilikan saham induk perusahaan terhadap anak perusahaan lebih dari 50%
 Kepemilikan saham induk perusahaan terhadap anak perusahaan kurang dari
50% namun perusahaan induk memiliki kendali penuh.
Jika syarat di atas tidak terpenuhi, perusahaan cukup membuat laporan keuangan masing-
masing secara mandiri.
Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi
Jika digunakan sesuai dengan ketentuan, laporan keuangan konsolidasi memiliki
beberapa manfaat diantaranya:
 Mengetahui efek entitas anak perusahaan terhadap induk perusahaan dalam jangka
panjang
 Memberikan informasi paling mutakhir kepada tim manajemen perusahaan induk
mengenai kinerja anak perusahaan yang diimiliki
 Memberikan informasi kepada pihak luar yang membutuhkan
Prinsip Kerja dan Cara Pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi
Secara umum, bagian-bagian yang harus dibuat sama dengan laporan keuangan
biasa yaitu adanya laporan neraca (balancesheets), laporan laba rugi (incomestatements),
laporan perubahan modal (statementofchangeequity), serta laporan arus kas
(cashflowstatements). Di Indonesia, standar pembuatan laporan keuangan mengikuti
PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan).
Cara menyusun laporan keuangan konsolidasi adalah dengan meletakkan
laporan-laporan keuangan entitas induk dan entitas anak secara bersisian dalam sebuah
kertas kerja konsolidasi. Anda bisa menggunakan aplikasi Microsoft Excel atau aplikasi
akuntansi khusus lainnya yang memiliki fasilitas tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan adalah penyesuaian dan eliminasi dari saldo akun
tertentu yang memang perlu disesuaikan. Pahami sifat transaksi yang diringkas dari tiap
akun dan coba untuk menganalisis bentuk penggabungan usaha yang terkonsolidasi.
Penyesuaian dan eliminasi ini sebaiknya dilakukan dengan sangat teliti supaya saldo
akhir yang dihasilkan dapat dibaca secara bermakna.
6.3 CONTOH DAN PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Gambaran Umum Proses Konsolidasi
Secara umum, prosedur dan proses pembuatan Laporan Keuangan
Konsolidasi diawali dengan penggabungan dengan cara menambahkan secara
bersama-sama Laporan Keuangan yang terpisah yang terdiri dari dua entitas atau
lebih. Kemudian, dilakukan penyesuaian dan eliminasi terhadap transaksi yang
terjadi di dalam satu grup. Proses pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi akan
menjadi masalah apabila kepemilikan terhadap perusahaan anak kurang dari 100%.
Berikut langkah-langkah untuk membuat laporan keuangan konsolidasi:
 Periksa laporan keuangan entitas induk dan entitas anak secara keseluruhan.
Identifikasi jika ada kesalahan atau kelalaian dalam pencatatan lalu lakukan
koreksi dan penyesuaian.
 Sesuaikan laporan untuk melakukan eliminasi terhadap laba-rugi antar masing-
masing perusahaan.
 Eliminasi penghasilan dan dividen dari anak perusahaan serta kembalikan saldo
akun investasi di anak perusahaan ke saldo ketika awal periode.
 Lakukan penyesuaian untuk membuat catatan dari bagian kepentingan non
pengendali atas laba dan dividen anak perusahaan.
 Ada laporan entitas anak, eliminasi saldo resiprokal investment yang tadinya
dilaporkan dalam laporan keuangan entitas induk. Sebaliknya, eliminasi ekuitas
yang tadinya dilaporkan pada keuangan entitas anak.
 Jika ada selisih-selisih nilai wajar, lakukan alokasi dan amortisasi.
 Lakukan eliminasi pada saldo-saldo resiprokal lainnya (utang piutang, pendapatan
dan beban, dll).
Teknik Konsolidasi
Contoh Laporan Keuangan Konsolidasi saat akuisisi:
PT. Raihan membeli semua saham PT. Ramadhan dengan kas sebesar Rp600.000,-
tunai. Diasumsikan, nilai wajar/harga pasar PT. Ramadhan sama dengan nilai
bukunya pada tanggal penggabungan.
Neraca kedua perusahaan sebelum tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:
Dari neraca diatas, dapat diketahui bahwa total saham yang diperoleh adalah
400.000 + 200.000 = 600.000.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Karena nilai wajar/harga pasar dan nilai bukunya sama, maka tidak ada selisih, dan
tidak ada pengakuan terhadap goodwill.
Selanjutnya transaksi pembelian saham PT. Ramadhan ini dicatat dalam
jurnal seperti berikut:
(a) Investasi di PT. Ramadhan (Db) 600.000
Kas (Kr) 600.000
(Mencatat pembelian saham PT. Ramadhan)
Dalam hal ini, tidak ada penambahan aset (aktiva) maupun kewajiban,
melainkan dicatat sebagai “Investasi” saja karena yang diakuisisi hanya sahamnya
saja, dimana nilai saham seharga 600.000 tersebut merupakan cerminan dari nilai
net aset atau aktiva bersihnya juga. Disini, hak pengendali diperoleh dengan
membeli saham PT. Ramadhan.
Berikut ini adalah neraca kedua perusahaan setelah akuisisi:

Perlu diingat bahwasannya neraca konsolidasi ini dibuat oleh PT. Raihan adalah
untuk menyatukan laporan keuangan dua perusahaan yang sebelumnya terpisah.
Transaksi investasi ini merupakan transaksi antar perusahaan yang ada dalam satu
grup, maka harus dieliminasi. Sehingga perlu membuat jurnal sebagai berikut:
(a) Saham – PT. Ramadhan (Db) 400.000
12
Laba di Tahan (Db) 200.000
Investasi di PT. Ramadhan (Kr) 600.000
(mencatat eliminasi di PT. Ramadhan)
Kemudian dibuat kerja kertas kerja konsolidasi:

Dan setelah kertas kerja selesai dibuat dengan diikutsertakan eliminasi,


Neraca Konsolidasi PT. Raihan akan tampak seperti berikut:

6.4 PERTANYAAN DAN JAWABAN


1.Apa perbedaan laporan keuangan konsolidasi dengan laporan keuangan tersendiri?
Jawaban:
Menurut PSAK 4, laporan keuangan konsolidasi harus disajikan oleh
entitas induk. Laporan keuangan tersendiri juga disajikan oleh entitas induk
sebagai tambahan atau lampiran laporan keuangan konsolidasi.
Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan kelompok usaha
(entitas induk dan entitas anak) yang di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas,
penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai
satu entitas ekonomi tunggal. Jika entitas induk juga memiliki investasi dalam
13
entitas asosiasi dan ventura bersama, laporan keuangan konsolidasi menyajikan
investasi dalam entitas asosiasi dan ventura bersama dengan metode ekuitas.
Dalam laporan keuangan tersendiri, investasi di entitas anak, entitas
asosiasi, dan ventura bersama disajikan dengan metode biaya, atau dengan metode
nilai wajar sebagaimana ditentukan dalam PSAK 55. Selain investasi di entitas
anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama, laporan keuangan tersendiri disusun
sesuai dengan SAK yang berlaku.
Menurut PSAK 4, laporan keuangan tersendiri sekurang-kurangnya terdiri dari
laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi dan penghasilan komprehensif lain,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus-kas. (PSAK 4.6). Karena laporan
keuangan tersendiri hanya merupakan lampiran atau tambahan laporan
konsolidasi, PSAK 4 tidak mengharuskan pengungkapan tambahan dalam catatan
atas laporan keuangan untuk laporan keuangan tersendiri. Seluruh ketentuan
pengungkapan dalam IAS 27 tidak diadopsi. PSAK 4 belum mengadopsi
amendement IAS 27 pada Agustus 2014 yang memperbolehkan entitas
menggunakan metode ekuitas dalam melaporkan investasi di entitas anak, entitas
asosiasi, dan ventura bersama dalam laporan keuangan tersendiri.
2. Bagaimana langkah-langkah membuat laporan keuangan Konsolidasi?
Jawaban:
 Periksa laporan keuangan entitas induk dan entitas anak secara keseluruhan.
Identifikasi jika ada kesalahan atau kelalaian dalam pencatatan lalu lakukan
koreksi dan penyesuaian.
 Sesuaikan laporan untuk melakukan eliminasi terhadap laba-rugi antar masing-
masing perusahaan.
 Eliminasi penghasilan dan dividen dari anak perusahaan serta kembalikan saldo
akun investasi di anak perusahaan ke saldo ketika awal periode.
 Lakukan penyesuaian untuk membuat catatan dari bagian kepentingan non
pengendali atas laba dan dividen anak perusahaan.
 Ada laporan entitas anak, eliminasi saldo resiprokal investment yang tadinya
dilaporkan dalam laporan keuangan entitas induk. Sebaliknya, eliminasi ekuitas
yang tadinya dilaporkan pada keuangan entitas anak.
 Jika ada selisih-selisih nilai wajar, lakukan alokasi dan amortisasi.
 Lakukan eliminasi pada saldo-saldo resiprokal lainnya (utang piutang,
pendapatan dan beban, dll).
KESIMPULAN

Laporan keuangan konsolidasi adalah lampiran keuangan suatu kelompok usaha yang
disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Pembuatan laporan keuangan pada suatu bisnis
adalah suatu keharusan.
Dengan laporan keuangan yang terperinci, pemilik bisnis bisa dengan mudah melakukan
improvisasi atau perencanaan pengembangan bisnis secara berkesinambungan berdasarkan data
keuangan yang faktual. Meskipun demikian, laporan keuangan konsolidasi tidak bisa memberikan
gambaran yang detail mengenai satu entitas yang bergabung dalam gabungan bisnis karena laporan
yang ada bersifat keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 Revisi 2015 tentang Kombinasi Bisnis.
Victor-Octavian Müller (2014). The impact of IFRS adoption on the quality of consolidated
financial reporting. Procedia - Social and Behavioral Sciences 109 (2014) 976 – 982

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-30-psak-38-kombinasi-
bisnis-entitas-sepengendali

Putra, L. D. (2008, Mei 14). LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Retrieved Oktober 26,
2012, from ACCOUNTING, FINANCE & TAXATION: http://putra-finance-accounting-
taxation.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai