KORPORAT
Oleh :
55519110005
2020
Daftar Isi
1 PROPERTI INVESTASI, SEWA DAN PENURUNAN ASET..................3
1.1.1 Definisi...............................................................................................3
1.2 Sewa...................................................................................................9
1.2.1 Definisi................................................................................................9
1.3.1 Definisi..............................................................................................18
3 JURNAL INTERNASIONAL......................................................................28
3.1 Judul.......................................................................................................28
3.2 Peneliti....................................................................................................28
3.3 Variabel..................................................................................................28
3.4 Sampel....................................................................................................28
3.5 Software..................................................................................................29
3.7 Hasil........................................................................................................29
1.1 Properti Investasi (PSAK 13)
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari
suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau
lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk
kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk :
a. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa atau untuk tujuan
administratif; atau
b. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Sedangkan yang dimaksud properti yang digunakan sendiri adalah
properti yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa atau untuk tujuan
administrasi.
Contoh dari properti investasi adalah sebagai berikut :
1. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan
untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
2. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum
ditentukan. (Jika entitas belum menentukan penggunaan tanah sebagai
properti yang digunakan sendiri atau akan dijual jangka pendek dalam
kegiatan usaha sehari-hari, tanah tersebut diakui sebagai tanah yang dimiliki
dalam rangka kenaikan nilai).
3. Bangunan yang dimiliki entitas (atau dikuasai entitas melalui sewa
pembiayaan) atau disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa
operasi.
4. Bangunan yang belum yang terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada
pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi.
5. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan
digunakan sebagai properti investasi.
Contoh yang bukan termasuk dalam properti investasi yaitu :
1. Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari
atau sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual
contohnya properti yang diperoleh secara eksklusif dengan maksud untuk
dijual dalam waktu dekat atau untuk pengembangan dan dijual kembali.
2. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak
ketiga.
3. Properti yang digunakan sendiri.
4. Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan.
Pertimbangan diperlukan untuk menentukan apakah suatu properti
memenuhi kriteria properti investasi. Entitas mengembangkan kriteria sehingga
kriteria tersebut dapat digunakan sebagai kebijakan yang konsisten sesuai dengan
definisi properti investasi dan petunjuk yang ada dalam PSAK 13.
Penurunan nilai aset adalah suatu kondisi dimana nilai tercatat dari aset
melebihi jumlah terpulihkan. Nilai terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi
antara nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan dan nilai pakai. Kerugian
penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat dikurangi dengan nilai
terpulihkan. Kerugian tersebut diakui dalam laporan laba rugi pada saat
terjadinya. Aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkan jika jumlah tercatat aset
melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui:
- penggunaan atau
- penjualan aset.
Dalam penurunan nilai, yang dipilih adalah nilai tertinggi antara nilai
yang dapat diperoleh kembali dengan nilai yang digunakan. Sebagai ilustrasi
suatu kendaraan nilai tercatatnya 400 juta, nilai jual dikurangi biaya penjualan 350
juta dan nilai pakainya 300 juta. Manajer akan memilih menjual aset tersebut
dengan harga 350 juta daripada terus memakainya, karena nilai pakai aset tersebut
hanya 300 juta. Namun jika nilai pakainya 370 juta dan nilai jual dikurangi biaya
penjualan 310 juta, maka manajer akan memilih terus menggunakan aset tersebut
sampai akhir masa manfaatnya.
Secara periodik perusahaan perusahaan harus mereview ada atau
tidaknya indikasi penurunan nilai pada akhir periode. Jika terdapat indikasi, maka
perusahaan harus menaksir jumlah terpulihkan dari aset tersebut. Terlepas apakah
terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus minimal setahun sekalimelakukan
pengujian penurunan nilai (impairment test) pada aset tidak berwujud dengan
masa manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum digunakan dan
goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis. Ada beberapa indikasi
penurunan nilai dari dalam maupun luar perusahaan, yaitu :
a. Informasi dari luar perusahaan
- Selama periode tertentu, nilai pasar aset telah menurun secara signifikan
melebihi pemakaian normal.
- Selama periode tertentu telah atau akan terjadi perubahan memburuk
dalam hal teknologi, pasar, kondisi ekonomi, hukum atau dalam pasar
produk atau jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut.
- Selama periode tertentu, suku bunga pasar dari investasi telah meningkat
sehingga akan menurunkan jumlah terpulihkan dari aset secara material.
- Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.
b. Informasi dari dalam perusahaan
- Keusangan atau kerusakan.
- Perubahan signifikan dengan cara penggunaan aset.
- Kinerja ekonomi suatu aset memburuk.
- Untuk suatu investasi dalam entitas anak, entitas asosiasi dan
pengendalian bersama entitas yang disajikan dalam laporan keuangan
terpisah berdasarkan metode biaya, investor mengakui deviden dari
investasi dan terdapat bukti bahwa deviden melebihi total laba
komprehensif entitas anak dan entitas yang dikendalikan bersama dalam
periode deviden diumumkan.
1. Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-
hariatau sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk
dijual contohnya properti yang diperoleh secara eksklusi dengan maksud
untuk dijual dalam waktu dekat atau untuk pengembangan dan dijual
kembali
2. Properti Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas
nama pihak ketiga.
3. Properti yang digunakan sendiri.
4. Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan
Pertimbangan diperlukan untuk menentukan apakah suatu propertimemenu
hi kriteria properti investasi. Entitas mengembangkan kriteria
sehinggakriteria tersebut dapat digunakan sebagai kebijakan
yang konsisten sesuai dengan definisi properti investasi dan petunjuk yang
ada dalam PSAK 13.
2) Bagaimana pengakuan atas Properti Investasi diakui sebagai asset
Jawab : Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika :
3.2 Peneliti
Audrey Wen-hsin Hsu & Grace Shu-Hsing Wu (2018)
3.3 Variabel
increases or decreases future stock price crash risk
investment property;
fair value;
historical cost
3.4 Sampel
Studi ini menggunakan sampel perusahaan China yang memiliki properti investasi
dan terdaftar di China’s A-shares market . Sampel terdiri dari 2.624 pengamatan
tahun perusahaan (di antaranya, 77 perusahaan adalah perusahaan real estate) dari
tahun 2007 hingga 2011. Sampel dimulai pada tahun 2007 sejak itu tahun China
secara substansial menyelaraskan standar akuntansi dengan IFRS dan mengadopsi
IAS 40 Properti Investasi, dengan beberapa modifikasi. Data tentang apakah
perusahaan sampel menggunakan fair value method atau historical cost methode
dikumpulkan dari laporan tahunan. Data keuangan didapatkan dari database
Taiwan Economic Journal (TEJ)
3.5 Software
OLS Regressions
3.7 Hasil
Penelitian ini menemukan bahwa melaporkan nilai wajar investasi properti
dikaitkan dengan lebih banyak Crash Risk daripada biaya historis yang
dilaporkan. Hal ini berbeda dengan temuan untuk properti investasi dilaporkan
sebesar nilai wajar di negara-negara Eropa itu memberikan informasi yang lebih
relevan dan mengurangi asimetri informasi, penelitian ini memberikan bukti
bahwa di Cina, pengukuran aset non-keuangan menggunakan model nilai wajar
menurunkan transparansi perusahaan dan meningkatkan Crash Risk sementara
tata kelola perusahaan (GCG) yang kuat mengurangi efek ini. Hasilnya kuat
ketika kita mengendalikan masalah endogenitas.
KESIMPULAN
33
DAFTAR PUSTAKA
https://www.staff.blog.ui.ac.id.martani2011PSAK-13-Properti-Investasi-IAS-40
120112.pptx&usg=AFQjCNHpfU320KOfywZzCgDjT0PnrRDIJw&sig2=TgloXz
9n8bQ35i5FUz3Yg&bvm=bv.104226188,d.c2E
https://www.staff.blog.ui.ac.id.martani2011PSAK-30-Sewa-ISAK-8120212.pptx
&usg=AFQjCNFWm1ttUwp7JnXUpePxzqVtUEebSA&sig2=CMakt6bHBZDem
M9ossyTSg&bvm=bv.104226188,d.c2E
https://www.staff.blog.ui.ac.id.martani2011%2F04%2FPSAK-48-Penurunan-
Nilai-Aset-IAS-36-Impairment-
15092014.pptx&usg=AFQjCNHv_TJESc016lA6Wgyw52bKCYKSGQ&sig2=a7
VE57sOLOXjYK_P8V2tAQ&bvm=bv.104226188,d.c2E
https://www.staff.blog.ui.ac.id.martanipendidikanartikel-psak%2Fimpairment-aset
%2F&usg=AFQjCNHfnI7DTg0K77mBJCaV2yVN8QywpA&sig2=ViCoItzOQd
ZYWYbS88AvYw&bvm=bv.104226188,d.c2E
http://www.staff.uny.ac.id.pengabdian-indah-mustikawati-seakt-msiFppm-2012-
materi-aset-
tetap.pdf&usg=AFQjCNHHKzq3dU342HCSgrS2hYInUbgcVw&sig2=PXD3Tl-
kNW p2pl3vA9XiQ&bvm=bv.104226188,d.c2E
Audrey Wen-hsin Hsu & Grace Shu-Hsing Wu (2018): The fair value of
investment property and stock price crash risk, Asia-Pacific Journal of
Accounting & Economics, DOI: 10.1080/16081625.2019.1545895
34