NIM : 55519110030
Sub-CPMK 8
1.1.1 Definisi...............................................................................................3
1.2 Sewa........................................................................................................16
1.2.1 Definisi.............................................................................................16
1.3.1 Definisi.............................................................................................18
2 PERTANYAAN-PERTANYAAN...............................................................27
3 JURNAL INTERNASIONAL......................................................................28
3.1 Judul.......................................................................................................28
3.2 Peneliti....................................................................................................28
3.3 Variabel..................................................................................................28
3.4 Sampel....................................................................................................28
3.5 Software..................................................................................................29
3.7 Hasil........................................................................................................29
1 PROPERTI INVESTASI, SEWA DAN PENURUNAN ASET
1.1 Properti Investasi
1.1.1 Definisi
Menurut PSAK 13 (revisi 2007), properti investasi adalah properti (Tanah atau
bangunan atau bagaian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai
menghasilkan rentasl atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya tidak untuk:
Digunakan dalam produksi atau npenyediaan barang atau jsa atau unutk
sendiri (owner occupied property), yaitu properti yang dikuasai (Oleh pemilik
atau lesse melalui sewa pembiayaan) untuk digunakkan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif. Perbedaan utama antara
properti investasi dan propertis yang digunakan sendiri adalah properti investasi
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat beberapa perbedaan antara aset tetap
dan properti investasi, yaitu properti investasi harus berbentuk properti (yaitu
tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) dan
digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai. Sebagai contoh,
aset tetap atau properti investasi? Klasifikiasinya tergantung darin tujuan entitas
dalam mmperoleh tana tersebut, Apabila tanah tersebut digunakkan dalam
diunakan sebagai kantor perusahaan) maka tanah tersebut merupakan aset tetap.
tetapi dengan tujuan akan dijual kembali dimasa depan karena prusahaan memiliki
keyakinan harga tanah tersebut akan terus mengalami kenaikan nilai,maka tanah
Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan
Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum
properti yang digunakan sendiri atau akan dijual jangka pendek dalam
kegiatan usaha sehari-hari, maka tanah tersebut diakui sebagai tanah yang
Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui
sewa pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau
berikut :
ketiga.
pembiayaan.
Apabila bagian properti tersebut dapat di jual secara terpisah atau dapat disewakan
kepada pihak lain secara terpisah melalui sewa pembiayaan, maka entitas harus
mencatat kedua baagian itu secara terpisah, yaitu bagian pertama sebagai investasi
dan bagian kedua sebagai aset tetap. Namun jika bagian tersebut tidak dapat dijual
secara terpisah, maka klasifikasi properti tersebut ditentukan oleh bagian yang
atau persediaan barang-barang atau jasa atau untuk tujuan administratif tidak
kepada para penghuni properti yang dimilikinya. Apabila jasa tersebut tidak
Namum dalam kasus yang lain, jasa yang disediakan tersebut dapat bernilai cukup
signifikan. Sebagai contoh, apabila ntitas memiliki dan memngelola hotel, dan
apabila jasa yang diberikan kepada para tamu hotel merupakan dibayar oleh tamu
hotel, maka properti tersebut termasuk properti yang digunakan sendiridan bukan
properti investasi.
Biaya perolehan investasi harus diakui sebagai asat jika dan hanya jika:
Pada saat pengukuran awal, properti investasi yang memenuhi kualifikasi unutk
diakui sebagai aset harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
lainnya.
Jika entitas properti investasi dengan cara kredit dan pembayaraan untuk aset
melampaui jangka waktu kredit normal maka perbedaan antara total pembayaraan
dengan nilai tunainya diakui sebagai beban bunga selama periode kredit (kecuali
Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur
secara andal
Jika aset yang diperoleh tersebut tidak dapat diukur dengan nilai wajar. Maka
biaya perolehan properti investasi diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang
diserahkan.
Pada pengukuran setelah perolehan entitas harus memiliki nilai model wajaratau
seperti model biaya di aset tetap yang dijelaskan di bagian sebelumya yaitu dicatat
Berbeda dengan model revaluasi model nilai wajar dalam nilai properti investasi
harus diterapkan untuk seluruh properti investasi bukan hanya kelompok tertentu
dengan model revaluasi adalah selisih yang timbul dari penyesuaian ke nilai wajar
langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan tidak dilakukan
wajar.
Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih menggunakan model nilai wajar
mengukur seluruh properti investasi berdasarkan nilai wajar. Apabila hak atas
properti yang dimiliki oleh lessee melalui sewa operasi diklasifikasikan sebagai
propeti investasi maka entitas tidak mempunyai pilihan, harus menerapkan model
nilai wajar.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, mungkin terdapat bukti yang
jelas bahwa nilai wajar properti investasi tidak dapat ditentukan secara andal,
yaitu dalam kondisi jika, dan hanya jika, transaksi pasar serupa jarang terjadi dan
alternatif estimasi andal nilai wajar ( sebagai contoh, berdasarkan proyeksi arus
kas diskontoan) tidak tersedia. Dalam kasus tersebut maka entitas menerapkan
madal biaya berdasarkan PSAK 16 untuk properti investasi tersebut. Nilai residu
dari properti investasi harus diasumsikan nol, dan untuk semua properti investasi
properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak
yang signifikan, maka penyusutan tiap bagian tersebut dilakukan secara terpisah.
Jika dialkukan penggantian intuk suatu bagian dari properti investasi tersebut,
maka entitas mengakui biaya penggantian intuk bagian yang diganti tersebut
didalam jumlah tercatat suatu aset tersebut dan jumlah tercatat dari bagian aset
yang diganti tidak diakui lagi. Namun, jika bagian yang diganti tersebut bukan
merupakan bagian yang disusutkan secara terpisah, maka biaya penggantian yang
terjadi dapat digunakan sebagai indikasi untuk menentukan berapa jumlah biaya
wajar, mungkin saja sulit untuk menentukan berapa nilai wajar yang harus
dikurangi untuk bagian yang diganti. Dalam kasus tersebut, maka alternatif
tercatat aset tersebut dan kemudian menentukan kembali nilai wajar dari aset
tersebut.
Laba atau rugi yang timbul dari pelepasan properti investasi merupakan
selisih antara hasil neto dari pelepasan dengan jumlah tercatat aset, dan diakui
Sewa.
Sama seperti pelepasan aset tetap, jika pembayaran atas properti investasi
ditangguhkan maka imbalan yang diterima pada awalnya diakui sebesar setara
harga tunai dan selisih antara jumlah nominal dari imbalan dan nilai yang setara
Apabila tujuan dari penggunaan aset mengalami perubahan maka perlu dilakukan
transfer klasifikasi. Transfer ke atau dari properti investasi dilakukan jika, dan
proprti investasi.
tujuan properti investasi. Untuk kasus ini ditransfer dari properti yang
sedang dibangun atau dikembangkan ( dicakup di PSAK 16) menjadi
properti investasi.
Properti investasi disajikan bagian dari aset tidak lancar didalam laporan posisi
keuangan (neraca).
Apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya.
bagaimana, hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi
sendiri dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan
usaha sehari-hari.
nilai wajar tersebut didukung oleh bukti pasar atau lebih banyak
karena sifat propert tersebut dan keterbatasan data pasar yang dapat
diperbandingkan.
Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau
properti investasi yang dinilai. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal
Eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisai dari property investasi atau
rekonsiliasi antara jumlah tercatat property investasi pada awal dan akhir
Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam
Perbedaan nila tukar netto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan
Perubahan lain
ganda atau asset atau kewajiban yang diakui sebagai asset dan kewajiban
tersebuat dan penilaian yang telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan
lain.
Dalam kasus-kasus entitas tidak dapat menetukan nilai wajar secara andal,jika
jumlah yang terkait dg property investasi tsb secara terpisah dari jumlah yang
berada, dan
Untuk pelepasan property investasi yang tidak dicatat dengan nilai wajar
usaha;
atau nilai jual dikurangi beban penjualan, mana yang lebih rendah
o Penyusutan;
sendiri; dan
o Perubahan lain.
entitas mengungkapkan :
Penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal; dan
berada.
1.2 Sewa
1.2.1 Definisi
Sewa adalah kontrak perjanjian dimana penyewa memperoleh hak dari pesewa
untuk menggunakan aset tertentu pada periode yang telah disepakati kedua belah
Klasifikasi sewa terbagi menjadi dua, yaitu sewa pembiayaan (capital lease)
adalah sewa saat seluruh risiko dan manfaat yang berhubungan dengan
kepemilikan aset pesewa dialihkan secara substansian kepada penyewa dan sewa
operasi (operating lease) adalah sewa saat seluruh risiko dan manfaat yang
kepada penyewa.
yaitu IAS 17 pada tanggal 13 Januari 2016 diganti dengan IFRS 16 Leases oleh
IASB yang mulai berlaku efektif sejak 1 Januari 2019, sehingga isi pokok PSAK
30 tidak sesuai lagi dengan IFRS 16 Leases. Maka PSAK 30 pun ikut mengalami
perubahan menjadi PSAK 73 atas Sewa yang mulai berlaku efektif tanggal 1
Januari 2020.
Dalam PSAK 73 atas Sewa ini, penyewa tidak mengakui aset dan liabilitas akibat
adanya sewa operasi sehingga tidak memenuhi kebutuhan para pembaca laporan
keuangan. Oleh sebab itu, DSAK IAI menerbitkan PSAK 73 yang mengatur
sewa pembiayaan tetapi bagi pesewa tidak ada perubahan aturan apapun.
(right-of-use assets) dan liabilitas sewa. Tetapi terdapat dua pengecualian opsional
dalam pengakuan aset dan liabilitas sewa, yaitu untuk sewa jangka-pendek
(kurang dari 12 bulan) dan sewa yang aset pendasarnya (underlying assets)
bernilai rendah. Pada awal masa sewa, pihak penyewa mengakui sewa
pembiayaan sebagai aset hak-guna dan liabilitas sewa. Pengakuan ini dilakukan
atas dasar nilai wajar aset yang disewa atau jika lebih rendah, atas dasar nilai
sekarang (present value) dari pembayaran sewa guna minimum (minimum lease
payments).
memperoleh liabilitas sewa dapat diperoleh dari nilai terkini pembayaran sewa
Terdapat tiga poin penting untuk dapat mengukur nilai kini pembayaran sewa:
Masa sewa yaitu periode sewa yang tidak dapat dibatalkan (non cancelable
cukup pasti).
jaminan atas nilai residu, harga eksekusi opsi beli dan penalti karena
ditentukan.
1.3.1 Definisi
jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah
jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan
nilai pakainya. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah
terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut,
Penurunan nilai didasarkan pada prinsip konservatisme dan kehati-hatian. Aset tak
boleh dicatat overstated, dari nilai dapat diperoleh kembali. Aset harus disajikan
sebesar nilai yang mencerminkan manfaat ekonomi yang akan diperoleh di masa
depan. Jika nilai di masa depan lebih rendah dari nilai tercatat, maka aset harus
independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika satu aset dapat menghasilkan
arus kas independen maka pengukuran penurunan nilai dilakukan berdasarkan unit
aset tersebut. Namun ada beberapa aset yang dapat menghasilkan arus kas jika
berada dalam kelompok aset, sehingga penurunan nilai dilakukan untuk satu unit
penghasil kas. Contoh unit penghasil kas adalah investasi asosiasi, investasi di
Aset dapat diperoleh kembali melalui penjualan (value through sales) dan
penggunaan (value through sales). Jika aset dijual, entitas akan mendapatkan nilai
wajar dikurangi dengan biaya penjualan. Dalam penurunan nilai, yang dipilih
adalah nilai tertinggi antara nilai yang dapat diperoleh kembali dan nilai yang
digunakan.
Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Aset korporat adalah aset selain goodwill yang berkontribusi terhadap arus
kas masa depan baik dari unit penghasil kas yang sedang ditelaah maupun
Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk aset setelah dikurangi
lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan dengan nilai
pakainya.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang
nilai residunya.
Nilai pakai adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan akan diterima
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
Rugi penurunan nilai adalah jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah
entitas, atau
menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari arus
Dividen dari entitas anak, entitas asosiasi, atau ventura bersama yang
tinggi antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan
kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen dari aset atau kelompok aset lain. Dalam beberapa kasus, estimasi
Biaya pelepasan aset, selain dari biaya yang telah diakui sebagai liabilitas,
Nilai Pakai
o Menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa depan
tersebut.
o Arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan)
Arus kas masa depan diestimasi berdasarkan kondisi aset saat ini, estimasi
arus kas masa depan tidak mencakup arus kas masuk atau keluar masa
atau
entitas dari pelepasan aset melalui transaksi wajar antara pihak-pihak yang
Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan
Tingkat Diskonto
o Risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus kas masa depan
belum disesuaikan.
Jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya,
Jika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari jumlah tercatat aset
terkait, maka entitas mengakui liabilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan
revisian, setelah dikurangi nilai residu (jika ada), secara sistematis selama sisa
umur manfaatnya.
jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi selama periode
dan pos laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang di
jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi
selama periode dan pos laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam
jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui
jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi dan penghasilan
jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi dan
goodwill) atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah
5);
o jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik oleh kelas
unit penghasil kas (jika ada), deskripsi cara penggabungan aset saat
digunakan dalam estimasi saat ini dan estimasi sebelumnya (jika ada) dari
nilai pakai.
2 PERTANYAAN-PERTANYAAN
Apakah semua Properti Investasi secara fiskal perlu disusutkan/dibebankan?
3.2 Peneliti
IVANA PAVIC (Faculty of Economics & Business, University of Zagreb, Trg J.
F. Kennedya 6, Zagreb 10 000, Croatia),
3.3 Variabel
Investment Property in Long-Term Assets
Accounting Estimates
3.4 Sampel
Perusahaan yang terlisting di Bursa Efek Zagreb
3.5 Software
3.6 Unit Analisa
132 Perusahaan yang terlisting di Bursa Efek Zagreb pada tahun 2013 yang
Laporan Keuangannya diperoleh dari situs Zagreb Stock Exchange dan Financial
Agency, yang bertanggung jawab atas publikasi laporan keuangan tahunan di
Kroasia
3.7 Hasil
Ditemukan bahwa sebuah properti yang diadakan untuk memperoleh sewa atau
untuk apresiasi modal diatur oleh IAS 40 - Properti investasi. IAS 40
memungkinkan properti investasi diukur selanjutnya pada biaya perolehan atau
nilai wajar. IAS 40 mensyaratkan pengungkapan sejumlah informasi dalam
catatan atas laporan keuangan dengan menentukan informasi mana yang harus
diungkapkan ketika menerapkan model biaya dan yang mana dalam kasus model
nilai wajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis catatan perusahaan kuotasi
di Kroasia untuk menentukan informasi estimasi akuntansi yang berkaitan dengan
properti investasi yang mereka terbitkan. Kriteria untuk melakukan analisis adalah
permintaan pengungkapan oleh IAS 40. Penelitian ini menunjukan bahwa properti
investasi memiliki bagian yang relatif kecil dalam struktur total aset perusahaan
yang dikutip di Kroasia, yang mungkin merupakan salah satu alasan mengapa
estimasi akuntansi terkait yang diterbitkan dalam catatan singkat dan tidak
lengkap. Kesimpulan umumnya adalah bahwa catatan mengenai estimasi
akuntansi atas properti investasi terdiri dari definisi yang ditetapkan dalam
standar, bukan memberikan informasi yang lebih transparan bagi investor dan
pengguna laporan keuangan lain yang berkepentingan. Seperti yang diharapkan,
perusahaan dengan porsi properti investasi yang lebih tinggi telah menunjukkan
tingkat transparansi yang lebih tinggi, memberikan informasi tambahan yang tidak
disyaratkan oleh standar.