Anda di halaman 1dari 8

Nama : Eka Nurmaya Saputri

Nim : 2162201089
Kelas : Akuntansi 3 shift 3 E/F
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah I
Dosen Pengampu : Dewi Rachmania,. SE,. M.Ak

RESUME BAB 7
ASET TETAP DAN PROPERTI INVESTASI ASET TETAP
Definisi aset tetap adalah aset berwujud yang:
a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi, direntalkan pada pihak lain untuk tujuan
administratif, dan
b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari 1 periode.
Aset tetap adalah aset berwujud, punya bentuk fisik seperti tanah dan bangunan. Beda dengan
paten/merek dagang yang tidak punya bentuk fisik. Aset tetap memiliki tujuan penggunaan
khusus yakni untuik produksi, atau direntalkan dengan tujuan administratif. Jadi, aset seperti
tanah yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual bukan aset tetap. Aset tetap
termasuk ke dalam aset tidak lancar karena diharapkan akan digunakan untuk lebih dari satu
periode akuntansi.
Berdasarkan definisi diatas terdapat beberapa hal penting terkait asset tetap, yaitu:

− Aset tetap adalah asset bwewujud, yaitu mempunyai bentuk fisik, berbeda dengan paten
atau merek dagang yang tidak mempunyai bentuk fisik.
− Aset tetap mempunyai tujuan penggunaan khusus, yaitu digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif. Aset seperti tanah yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual, bukan
merupakan asset tetap.
− Aset tetap termasuk ke dalam asset tidak lancer, karena diharapkan akan digunakan untuk
lebih dari 1 (satu) periode akuntansi.
Dalam beberapa kasus dapat timbul suatu kegiatan sehubungan dengan pembangunan atau
pengembangan aset tetap, tetapi kegiatan tersebut tidak dimaksudkan untuk membawa aset
tersebut ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan
keinginan dan maksud manajemen.
Pengukuran Setelahnya
Untuk aset tetap, setelah pengakuan awal entitas harus memilih model biaya atau model
revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya. Model yang dipilih oleh entitas harus diterapkan
terhadap “seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama”. Kebijakan tersebut “tidak perlu
diterapkan untuk semua aset tetap yang dimiliki perusahaan”.
Contoh dari aset tetap, yaitu:
− Tanah
− Tangunan
− Peralatan
− Kendaraan yang digunakan entitas dalam kegiatan operasionalnya.
Apabila entitas membeli tanah dengan tujuan akan dijual kembali, dalam kegiatan normal
perusahaan bukan merupakan aset tetap atau apabila entitas membeli tanah tersebut untuk dijual
kembali karena entitas meyakini tanah tersebut akan mengalami kenaikan nilai, maka tanah
tersebut juga bukan merupakan aset tetap dan termasuk ke dalam properti investasi.

Model Biaya
Dalam model biaya, setelah diakui sebagai aset makan suatu aset tetap dicatat sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

Model Revaluasi
Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus
dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

Penghentian Aset Tetap


Menurut PSAK 16 paragraf 67 dalam (Siswati, 2016) jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat pelepasan dan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa
depan yang diharapkan dari penggunaan dan pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang
timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil
pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatatnya dan d imasukakan ke dalam laba rugi namun
tidak dikalsifikasin sebagai pendapatan.
PROPERTI INVESTASI
Properti investasi menurut PSAK 13 tahun 2015 adalah properti (tanah atau bangunan atau
bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lesse melalui
sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental/sewa atau untuk kenaikan nilai atau keduanya,
dan tidak untuk:

− Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif.

− Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.


Untuk dapat mengklasifikasikan suatu properti sebagai properti investasi, harus memenuhi
kedua kriteria berikut:
− Tujuan penggunaan (rental dan/atau kenaikan nilai), dan
− Jenis kepemilikan (dimiliki sendiri atau melalui sewa pembiayaan).

Contoh properti investasi adalah:


− Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual
jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
− Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan. (Jika
entitas belum menentukan penggunaan tanah sebagai properti yang digunakan sendiri atau
akan dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari, maka tanah tersebut diakui
sebagai tanah yang dimiliki dalam rangka kenaikan nilai.)

− Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan)

dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi. − Bangunan yang
belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih
sewa operasi
− Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan digunakan
sebagai properti investasi.

Yang bukan merupakan contoh properti investasi adalah:


− Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha-sehari-hari atau sedang
dalam proses pembangunan atau pengembang untuk dijual.
− Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga.
− Properti yang digunakan sendiri, termasuk properti yang dikuasai untuk digunakan di masa
depan sebagai properti yang digunakan sendiri, properti yang dimilik untuk pengembangan
di masa depan dan penggunaan selanjutnya sebagai properti yang digunakan sendiri, properti
yang digunakan oleh karyawan, dan properti yang digunakan sendiri yang menunggu untuk
dijual.
− Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan.

Pengakuan
Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat
ekonomik masa depan yang terkait dengan properti investasi akan mengalir ke entitas dan
biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal.

Pengukuran
Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk
dalam pengukuran awal tersebut. Biaya perolehan properti investasi adalah harga pembelian
dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung, seperti biaya jasa hukum,
pajak pengalihan properti, dan biaya transaksi lain.

Biaya perolehan properti investasi tidak termasuk:


− Biaya perintisan (kecuali biaya yang diperlukan untuk membawa properti ke kondisi yang
diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud manajemen)
− Kerugian operasional yang terjadi sebelum properti investasi mencapai tingkat hunian
yang direncanakan
− Jumlah tidak normal bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain yang terjadi selama
masa pembangunan atau pengembangan properti.
− Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan dikelompokkan
sebagai properti investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa yaitu aset diakui pada jumlah mana
yang lebih rendah antara nilai wajar properti dan nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Setelah pengakuan awal, entitas dapat memilih antara model nilai wajar atau model biaya
untuk kebijakan akuntansi atas seluruh properti investasinya. Untuk properti yang dikuasai
melalui sewa operasi diklasifikasikan sebagai properti investasi, harus diukur menggunakan
model nilai wajar. Untuk properti investasi yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara
andal atas dasar berkelanjutan, harus diukur dengan model biaya.
Transfer
Pengalihan ke atau dari properti investasi dilakukan jika dan hanya jika terdapat perubahan
penggunaan yang dibuktikan dengan:
− Dimulainya penggunaan oleh pemilik, dialihkan dari properti investasi menjadi properti
yang digunakan sendiri.
− Dimulainya pengembangan untuk dijual, dialihkan dari properti investasi menjadi
persediaan.
− Berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dialihkan dari properti yang dimiliki sendiri ke
properti investasi.

− Dimulainya sewa operasi kepada pihak lain, dialihkan dari persediaan menjadi properti
investasi.
Jika entitas menggunakan model biaya dalam pengukuran properti investasinya dan akan
mengalihkan properti investasi tersebut menjadi aset yang digunakan sendiri (aset tetap) atau
persediaan, maka nilai tercatatnya tidak berubah. Untuk properti investasi yang dicatat pada
nilai wajar dan kemudian dialihkan menjadi aset yang digunakan sendiri atau persediaan,
akuntansi selanjutnya mengacu pada PSAK 16 dan PSAK 14, yaitu biaya perolehan bawaan
(deemed cost) digunakan sebagai nilai wajar pada saat dimulainya tanggal penggunaan.
Jika properti yang digunakan sendiri oleh pemilik berubah menjadi peroperti investasi dan
akan dicatat menggunakan nilai wajar, entitas menerapkan PSAK 16 sampai dengan tanggal
berakhir perubahan penggunaannya. Entitas memperlakukan perbedaan antara jumlah tercatat
berdasarkan PSAK 16 dan nilai wajar dengan cara yang sama sebagaimana revaluasi
berdasarkan PSAK 16. Penurunan jumlah tercatat properti akan diakui dalam laba rugi, tetapi
jika terdapat surplus revaluasi yang terkait dengan properti tersebut, kenaikan tersebut diakui
dalam penghasilan komprehensif lain dan mengurangi surplus revaluasi di ekuitas. Perlakuan
atas timbulnya kenaikan jumlah tercatat adalah jika kenaikan tersebut membalik rugi
penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya atas properti tersebut, maka kenaikan diakui
dalam laba rugi. Jumlah yang diakui dalam laba rugi tidak boleh melebihi jumlah yang
diperlukan untuk mengembalikan nilai ke jumlah tercatat (setelah penyusutan) jika tidak ada
pengakuan rugi penurunan nilai. Sisa kenaikan yang ada diakui dalam penghasilan
komprehensif lain dan kenaikan surplus revaluasi di ekuitas. Selanjutnya pada saat properti
investasi dilepas, surplus revaluasi di ekuitas dapat ditransfer ke saldo laba. Transfer dari
surplus revaluasi ke saldo laba tidak melalui laba rugi.
Penghentian Pengakuan
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat dilepas atau ketika properti investasi
tidak digunakan lagi dan tidak memiliki manfaat ekonomik di masa depan. Keuntungan atau
kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan dari
selisih antara hasil neto pelepasan dan jumlah tercatat aset dan diakui dalam laba rugi pada
periode terjadinya penghentian atau pelepasan.
JAWABAN PERTANYAAN ESSAY
1. Aset tetap adalah aset berwujud, punya bentuk fisik seperti tanah dan bangunan. Beda
dengan paten/merek dagang yang tidak punya bentuk fisik. Aset tetap memiliki tujuan
penggunaan khusus yakni untuik produksi, atau direntalkan dengan tujuan administratif.
Jadi, aset seperti tanah yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual bukan aset
tetap. Aset tetap termasuk ke dalam aset tidak lancar karena diharapkan akan digunakan
untuk lebih dari satu periode akuntansi.
Materialitas itu bernilai. Pada dasarnya aset tetap adalah harta yang dimiliki perusahaan
yang jangka waktunya lebih dari 1 tahun yang digunakan dalam kegiatan operasional
perusahaan seperti peralatan, kendaraan, bangunan, mesin, tanah, dll. Secara otomatis, aset
tetap ini adalah sesuatu yang sangat bernilai untuk perusahaan, karena sangat berguna
untuk keberlangsungan perusahaan.
2. Menurut saya, apabila tanah tersebut digunakan dalam kegiatan operasional (membangun
pabrik) maka tanah tersebut merupakan asset tetap didalam laporan posisi keuangan.
3. Properti investasi menurut PSAK 13 tahun 2015 adalah properti (tanah atau bangunan atau
bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lesse
melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental/sewa atau untuk kenaikan nilai atau
keduanya, dan tidak untuk:

− Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif.
− Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Properti investasi dicatat pada nilai wajar yang telah direvaluasi pada tiap tanggal laporan
posisi keuangan dan tidak ada penyusutan. Model biaya juga perlu menentukan nilai wajar
dari properti investasi, karena pengungkapan dari nilai wajar diperlukan pada catatan atas
laporan keuangan.
4. Aset tetap dan propertin investasi disajikan di laporan posisi keuangan di bagian aset tidak
lancar. PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 13: Properti Investasi mensyaratkan beberapa
pengungkapan terkait aset tersebut
5. Pengakuan dihentikan pada saat dilepaskan atau ketika properti investasi tidak digunakan
lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan
dari pelepasannya.

Anda mungkin juga menyukai