Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MANAJEMEN ASET DAN PROPERTI

“ASSET PROPERTY BERKELANJUTAN DAN


MANAJEMEN ASSET BERKELANJUTAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. YUSRI WIJAYA/19050102077
2. NIKMAL/19050102090

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
2022/2023

A. Properti dalam proses pembangunan dan pengembangan

Properti dalam proses pembangunan dan pengembangan berdasarkan PSAK 13 (revisi 2007)
diakui sebagai aset tetap sampai asettersebut selesai dibangun setelah itu aset tersebut
direklasifikasi menjadi properti investasi. Dalam ED PSAK 13 (revisi 2011) ketentuan ini
berubah, properti tersebut langsung diakui sebagai properti investasisejak proses
pembangunannya. Dengan demikian maka entitasmemiliki pilihan menggunakan nilai wajar
sejak propertiinvestasi tersebut dibangun apabila memang nilai wajarnya dapat

B. Klasifikasi Properti Investasi

Menurut PSAK 13 (revisi 2007), properti investasi adalah properti (Tanah atau bangunan
atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee /
penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rentasi atau untuk kenaikan nilai
atau kedua-duanya tidak untuk digunakan dalam produksi, penyediaan barang, jasa atau
unutuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha Sehari-hari.

Dalam PSAK 13 juga diberikan definisi mengenai properti yang digunakan sendiri (owner
occupied property ), yaitu properti yangdikuasai (Oleh pemilik atau lesse melalui sewa
pembiayaan) untukdigunakkan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuktujuan
administratif. Perbedaan utama antara properti investasi dan properti yang digunakan sendiri
adalah properti investasi menghasilkan arus kas yang sebagian besar independen aset tetap.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat beberapa perbedaan antara aset tetap dan properti
investasi, yaitu properti investasi harus berbentuk properti (yaitu tanah atau bangunan atau
bagian dari suatu bangunanatau kedua-duanya) dan digunakan untuk menghasilkan rental
atau untuk kenaikan nilai.

Sebagai contoh, jika suatu entitas membeli sebidang tanah.Pernyataannya diklasifikasikan


sebagai aset tetap atau properti investasi? Klasifikiasinya tergantung dari tujuan entitas dalam
memperoleh tanah tersebut, Apabila tanah tersebut digunakkan dalam kegiatan operasional
(misalnya di atas tanah akan dibangun gedung yang digunakan sebagai kantor perusahaan)
maka tanah tersebut merupakan aset tetap. Namun, apabilah tanah tersebut tidak digunakan
dalam kegiatan operasional, tetapi dengan tujuan akan dijual kembali dimasa depan karena
perusahaan memiliki keyakinan harga tanah tersebut akan terus mengalami kenaikan nilai,
maka tanah tersebut merupakan properti investasi. Berikut adalah beberapa contoh aset dari
properti investasi.

a) Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk
dijual jangka pdek dalam kegiatn usaha sehari-hari.

b) Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaanya di masa depan belumdi tentukan.

c) Bangunan yang dimiliki oleh entitas ( atau dikuasai oleh entitas melaluisewa
pembiayaaan ) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu ataulebih sewa operasi

d) Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain
melalui satua atau lebih sewa operasi.

 Sedangkan contoh aset yang bukan merupakan properti investasi adalah sebagai
berikut :

a) Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau
sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untukdijual. Contoh properti
yang diperoleh secara ekslusuif denagan maksud untuk dijual dalam waktu dekat
atau untuk pengembangan dan di jual kembali.

b) Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga.

c) Properti yang digunakan sendiri.ini merupakan aset tetap

d) Properti dalam proses konstruksi atau pengembangan yang di masa depan digunakan
sebagai properti investasi. PSAK 16 aset tetap berlaku untuk properti tersebut hingga
proses pembangunan atau pengembangan selesai.

e) Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan.

Apabila bagian properti tersebut dapat di jual secara terpisah atau dapat disewakan kepada
pihak lain secara terpisah melalui sewa pembiayaan, maka entitas harus mencatat kedua
baagian itu secara terpisah, yaitu bagian pertama sebagai investasi dan bagian kedua sebagai
aset tetap. Namun jika bagian tersebut tidak dapat dijual secaraterpisah, maka klasifikasi
properti tersebut ditentukan oleh bagian yang jumlahnya signifikan. Misalkan, bagian yang
digunakakn dalam proses produksi atau persediaan barang-barang atau jasa atau untuk
tujuanadministratif tidak signifikan, maka seluruh properti di klasifikasikansebagai properti
investasi.Dalam beberapa kasus lainnya , entitas dapat menyediakantambahan jasa kepada
para penghuni properti yang dimilikinya. Apabila jasa tersebut tidak signifikan terhadap
keseluran perjanjian(Arrangement), maka entitas memperlakukan properti tersebut sebagai
properti investasi.

Contohnya adalah ketika pemilik bangunan suatu kantor menyediakan jasa keamanan dan
pemeliharaan bangunan kepada penyewa yang menghuni bangunan. Jasa keamanan dan
pemeliharaan gedung bukanlah jumlah yang signifikan dibandingkan uang sewa
yangdibayarkan penghuni bangunan.Namum dalam kasus yang lain, jasayang disediakan
tersebut dapat bernilai cukup signifikan. Sebagaicontoh, apabila entitas memiliki dan
mengelola hotel, dan apabila jasa yang diberikan kepada para tamu hotel merupakan dibayar
oleh tamu hotel, maka properti tersebut termasuk properti yang digunakan sendiri dan bukan
properti investasi. Sebagai contoh, PT. Global dan anak perusahaannya memiliki properti
sebagai berikut :

1) Tanah yang dimiliki PT Global, yang diibeli dengan tujuan untuk dijual kembali apabila
harganya meningkat.

2) Bangunan kosong milik PT Global dan disewakan sebagai operasi.

3) Properti yang dimiliki oleh PT Duta, anak perusahhan PT Global ( yang merupakan
perusahhan real estat), yang akan dijual perusahhan sebagai dari aktivitas bisnisnya.

4) Properti PT Global yang digunakan dalam proses produksi.

5) Hotel yang dimiliki oleh PT Royal, anak perusahhan PT Global lainnya, dan PT Royal
Memiliki jasa keamanan untuk barang milik tamu hotel.

Properti nomor 1 dan 2 termasuk ke dalam properti investasi. Properti nomor 5 juga
merupakan properti investasi apabila jasa keamanan untuk barang milik tamu hotel
merupakan komponen yang signifikan. Properti nomor 3 merupakan persediaan (sesuai PSAK
14 persediaan) dan properti nomor 4 merupakan aset tetap (PSAK 16 Aset tetap)

C. MANAJEMEN ASET

Manajemen aset merupakan salah satu pengelolaan yang wajib dilakukan perusahaan terhadap
aset yang dimiliki. Pengelolaan ini membantu perusahaan dalam mencatat, memantau,
menjaga, dan memelihara aset yang dimiliki. Pengelolaan aset ini juga membantu perusahaan
dalam menyusun anggaran sehingga tidak terjadi pemborosan terkait pembelian aset
berlebihan. Untuk melaksanakan manajemen ini, ada siklus yang harus dijalankan secara
berurutan, yaitu: Perencanaan kebutuhan aset, pengadaan aset, inventarisasi aset, penilaian
aset, legal audit aset, pengoperasian dan pemeliharaan aset, penilaian aset, penghapusan dan
pengalihan aset, serta pembaruan aset.

1. Perencanaan Kebutuhan Aset

Ini merupakan langkah awal dan paling strategis dalam proses manajemen aset. Perencanaan
kebutuhan aset harus dapat memberikan informasi mengenai tingkat kebutuhan perusahaan
atas aset tetap (fixed asset) yang akan dikelola, baik pengelolaan jangka panjang maupun
jangka pendek. Dengan perencanaan ini, diharapkan dapat meningkatkan keuntungan dan
menekan risiko kerugian perusahaan di masa depan.

2. Pengadaan Aset

Tahap selanjutnya dalam siklus adalah pengadaan aset, yaitu serangkaian kegiatan untuk
mendapatkan aset yang dilakukan baik oleh pihak internal perusahaan maupun oleh pihak luar
yang ditunjuk sebagai penyedia aset bersangkutan.

3. Inventarisasi Aset

Pada tahap ini, perusahaan melakukan pendataan dan pencatatan aset berwujud maupun tidak
berwujud dengan memberikan kode aset dan menuliskan keterangan mengenai suatu aset,
seperti lokasi aset, luas aset, harga perolehan aset, peruntukan aset, bukti kepemilikan aset,
identitas penanggung jawab, dan spesifikasi aset. Selanjutnya, hasil data tersebut dilaporkan
dan didokumentasikan pada suatu waktu tertentu untuk memperoleh data seluruh aset yang
dimiliki.

4. Legal Audit Aset

Dikenal juga dengan istilah uji tuntas hukum, ini merupakan tahap audit atau pemeriksaan
mengenai status kepemilikan aset, sistem dan prosedur pengadaan, sistem dan alur
pengalihan, serta mencari jika ada masalah hukum terkait aset dan menemukan solusi yang
tepat.

5. Pengoperasian dan Pemeliharaan Aset

Perusahaan menggunakan semua aset dalam proses bisnis sesuai dengan fungsinya masing-
masing. Kemudian, perusahaan juga melakukan pemeliharaan aset agar dapat berfungsi secara
optimal.

6. Penilaian Aset

Perusahaan menentukan nilai asetnya untuk mengetahui dengan jelas nilai kekayaan yang
dimiliki, yang dialihkan maupun yang dihapuskan.

7. Penghapusan dan Pengalihan Aset

Jika suatu aset tidak dapat dapat dimanfaatkan lagi, perusahaan akan memutuskan untuk
menghapuskan aset dengan cara mengalihkannya atau memusnahkannya. Pengalihan aset
adalah pemindahan hak dan/atau tanggung jawab dan wewenang aset pada divisi lain.
Sedangkan pemusnahan aset adalah penghancuran aset untuk mengurangi aset yang dimiliki.

8. Pembaruan Aset

Pada sebagian aset yang dinilai tidak dapat bekerja dengan optimal, masih dapat diperbarui
sehingga tetap dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Karena itu, perusahaan melakukan proses
pembaruan atau peremajaan aset sehingga dapat kembali bekerja secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/manajemen-aset#:~:text=Manajemen%20aset
%20adalah%20proses%20untuk,dan%20biaya%20seumur%20hidup%20aset.

https://www.academia.edu/40824877/Makalah_tentang_properti_investasi

Anda mungkin juga menyukai