PROPERTI INVESTASI
Disusun Oleh:
Reza Dwi Kurniawan 992022018
Regia Beatrice Amanda 992022015
Muhammad Kevin Prasetya 992022024
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa penting nya Investasi Properti?
2. Kenapa kita harus belajar Investasi Properti?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan yang kami harapkan kepada pembaca setelah membaca
makalah yang kami susun, yaitu sebagai berikut :
1. Mampu mengerti Investasi Properti.
2. Mampu menyusun Biaya Perolehan Investasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dengan tujuan akan dijual kembali di masa depan karena perusahaan memiliki
keyakinan harga tanah tersebut akan terus mengalami kenaikan nilai, maka tanah
tersebut merupakan properti investasi
Sedangkan contoh aset yang bukan merupakan properti investasi adalah sebagai
berikut.
1. Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari
atau sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual.
Contoh properti yang diperoleh secara eksklusif dengan maksud untuk
dijual dalam waktu dekat atau untuk pengembangan dan dijual kembali.
2. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak
ketiga.
3. Properti yang digunakan sendiri. Ini merupakan aset tetap.
4. Properti dalam proses konstruksi atau pengembangan yang di masa depan
digunakan sebagai properti investasi. PSAK 16: Aset Tetap berlaku untuk
properti tersebut hingga proses pembangunan atau pengembangan selesai.
5. Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa
pembiayaan.
3
Bagaimana jika properti tersebut dapat terdiri atas bagian yang dikuasai
untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai (memenuhi definisi properti
investasi) dan bagian lain dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau
untuk menghasilkan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif (sesuai
definisi properti digunakan sendiri)? Apabila bagian properti tersebut dapat dijual
secara terpisah atau dapat disewakan kepada pihak lain secara terpisah melalui
sewa pembiayaan, maka entitas harus mencatat kedua bagian itu secara terpisah,
yaitu bagian pertama sebagai properti investasi dan bagian kedua sebagai aset
tetap. Namun jika bagian tersebut tidak dapat dijual secara terpisah, maka
klasifikasi properti tersebut ditentukan oleh bagian yang jumlahnya signifikan.
Misalkan, bagian yang digunakan dalam proses produksi atau persediaan barang-
barang atau jasa atau untuk tujuan administratif tidak signifikan, maka seluruh
properti tersebut diklasifikasikan sebagai properti investasi.
Dalam beberapa kasus lainnya, entitas dapat menyediakan tambahan jasa
kepada para penghuni properti yang dimilikinya. Apabila jasa tersebut tidak
signifikan terhadap keseluruhan perjanjian (arrangement), maka entitas
memperlakukan properti tersebut sebagai properti investasi. Contohnya adalah
ketika pemilik bangunan suatu kantor menyediakan jasa keamanan dan
pemeliharaan bangunan kepada penyewa yang menghuni bangunan. Jasa
keamanan dan pemeliharaan gedung bukanlah jumlah yang signifikan
dibandingkan uang sewa yang dibayarkan penghuni bangunan.
B. Pengakuan
Biaya perolehan properti investasi harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
4
C. Pengukuran Awal
Pada saat pengukuran awal, properti investasi yang memenuhi kualifikasi
untuk diakui sebagai aset harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
tersebut meliputi harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat
diatribusikan secara langsung. Pengeluaran yang dapat diatribusikan secara
langsung termasuk, misalnya, biaya jasa hukum, pajak penjualan, dan biaya
transaksi lainnya.
Jika aset yang diperoleh tersebut tidak dapat diukur dengan nilai wajar,
maka biaya perolehan properti investasi diukur dengan jumlah tercatat dari aset
yang diserahkan.
5
1. Model Biaya
Perlakuan akuntansi setelah perolehan dengan menggunakan model biaya
sama seperti model biaya di aset tetap yang telah dijelaskan di bagian
sebelumnya, yaitu dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Pengaturan untuk
penghitungan penyusutan juga sama dengan aset tetap.
2. Model Nilai Wajar
Berbeda dengan model revaluasi, model nilai wajar dalam properti
investasi harus diterapkan untuk seluruh properti investasi, bukan hanya
untuk kelompok tertentu saja. Kecuali dalam kondisi tertentu yang akan
dijelaskan di bawah. Perbedaan lainnya dengan model revaluasi adalah
selisih yang timbul dari penyesuaian ke nilai wajar langsung diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif dan tidak dilakukan penghitungan
penyusutan apabila entitas memilih menggunakan model nilai wajar.
Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih menggunakan
model nilai wajar mengukur seluruh properti investasi berdasarkan nilai
wajar. Apabila hak atas properti yang dimiliki oleh lessee melalui sewa
operasi diklasifikasi sebagai properti investasi maka entitas tidak
mempunyai pilihan, harus menerapkan model nilai wajar.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, mungkin terdapat bukti
yang jelas bahwa nilai wajar properti investasi tidak dapat ditentukan
secara andal, yaitu dalam kondisi jika, dan hanya jika, transaksi pasar
serupa jarang terjadi dan alternatif estimasi andal nilai wajar (sebagai
contoh, berdasarkan proyeksi arus kas diskontoan) tidak tersedia. Dalam
kasus tersebut maka entitas menerapkan model biaya berdasarkan PSAK
16 untuk properti investasi tersebut. Nilai residu dari properti investasi
harus diasumsikan nol, dan untuk semua properti Investasi lainnya tetap
diukur berdasarkan nilai wajar.
6
E. Penghentian Pengakuan
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau
ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak
memiliki manfaat ekonomis di masa depan. Pelepasan properti investasi dapat
dilakukan dengan cara dijual atau disewakan secara sewa pembiayaan.
Apabila satu properti investasi memiliki beberapa bagian dengan nilai
yang signifikan, maka penyusutan tiap bagian tersebut dilakukan secara terpisah.
Jika dilakukan penggantian untuk suatu bagian dari properti investasi tersebut,
maka entitas mengakui biaya penggantian untuk bagian yang diganti tersebut di
dalam jumlah tercatat suatu aset tersebut dan jumlah tercatat dari bagian aset yang
diganti tidak diakui lagi. Namun, jika bagian yang diganti tersebut bukan
merupakan bagian yang disusutkan secara terpisah, maka biaya penggantian yang
terjadi dapat digunakan sebagai indikasi untuk menentukan berapa jumlah biaya
bagian yang diganti tersebut.
Untuk properti investasi yang dicatat dengan menggunakan model nilai
wajar, mungkin saja sulit untuk menentukan berapa nilai wajar yang harus
dikurangi untuk bagian yang diganti. Dalam kasus tersebut, maka alternatif
pengakuannya adalah dengan memasukkan biaya penggantian ke dalam jumlah
tercatat aset tersebut dan kemudian menentukan kembali nilai wajar dari aset
tersebut.
Laba atau rugi yang timbul dari pelepasan properti investasi merupakan
selisih antara hasil neto dari pelepasan dengan jumlah tercatat aset, dan diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif dalam periode terjadinya penghentian.
Kecuali apabila pelepasan properti investasi dilakukan melalui jual-sewa balik,
maka pengakuan keuntungan atau kerugian yang timbul mengikuti PSAK 30:
Sewa.
Sama seperti pelepasan aset tetap, jika pembayaran atas properti investasi
ditangguhkan maka imbalan yang diterima pada awalnya diakui sebesar setara
harga tunai dan selisih antara jumlah nominal dari imbalan dan nilai yang setara
dengan harga tunai diakui sebagai pendapatan bunga.
7
F. Transfer
Apabila tujuan dari penggunaan aset mengalami perubahan maka perlu
dilakukan transfer klasifikasi. Transfer ke atau dari properti investasi dilakukan
jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan sebagai
berikut.
1. Dimulainya penggunaan oleh pemilik. Maka perlu ditransfer dari properti
investasi menjadi properti yang digunakan sendiri.
2. Dimulainya pengembangan untuk dijual. Dalam hal ini terjadi perubahan
dari properti investasi menjadi persediaan.
3. Berakhirnya pemakaian oleh pemilik dan aset tersebut digunakan untuk
tujuan rental atau kenaikan nilai atau keduanya. Perubahan ini
menyebabkan transfer dari properti yang digunakan sendiri menjadi
properti investasi.
4. Dimulainya sewa operasi ke pihak lain dari sebelumnya digunakan untuk
dijual, maka ditransfer dari persediaan menjadi properti investasi.
5. Berakhirnya pembangunan atau pengembangan dan akan digunakan untuk
tujuan properti investasi. Untuk kasus ini ditransfer dari properti yang
sedang dibangun atau dikembangkan (dicakup di PSAK 16) menjadi
properti investasi.
G. Pengungkapan
Entitas mengungkapkan antara lain sebagai berikut.
1. Apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya.
2. Jika menerapkan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan
bagaimana, hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi
diklasifikasikan dan dicatat sebagai properti investasi.
3. Apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan, kriteria yang digunakan
untuk membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan
sendiri dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan
usaha sehari-hari.
8
4. Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai
wajar dari properti investasi, yang mencakup pernyataan apakah
penentuan nilai wajar tersebut didukung oleh bukti pasar atau lebih banyak
berdasarkan faktor lain (yang harus diungkapkan oleh entitas tersebut)
karena sifat properti tersebut dan keterbatasan data pasar yang dapat
diperbandingkan.
5. Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau
diungkapkan dalam laporan keuangan) didasarkan atas penilaian oleh
penilai independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang
relevan serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi dan kategori
properti investasi yang dinilai. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal
tersebut harus diungkapkan.
6. Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif untuk:
a. penghasilan rental dari properti investasi;
b. beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan)
yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan penghasilan
rental selama periode tersebut;
c. beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan)
yang timbul dari properti investasi yang tidak menghasilkan
pendapatan rental selama periode tersebut; dan
d. perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif atas penjualan properti investasi dari
sekelompok aset yang mana model biaya digunakan ke kelompok
yang menggunakan model nilai wajar.
9
1. Pengungkapan Pada Model Nilai Wajar
Entitas yang menerapkan model nilai wajar juga harus mengungkapkan
rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode,
yang menunjukkan hal-hal berikut.
1. Penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan
dari akuisisi dan penambahan yang dihasilkan dari pengeluaran setelah
perolehan yang diakui dalam jumlah tercatat aset.
2. Penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha.
3. Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam
kelompok aset yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual dan pelepasan lain.
4. Laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar.
5. Perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan
dari mata uang fungsional menjadi mata uang penyajian yang berbeda,
termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang
penyajian dari entitas pelapor.
6. Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri.
7. Perubahan lain.
10
terpisah dari jumlah yang terkait dengan properti investasi lainnya. Sebagai
tambahan, entitas mengungkapkan:
1. uraian mengenai properti investasi tersebut;
2. penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal;
3. apabila mungkin, kisaran estimasi di mana nilai wajar kemungkinan besar
berada; dan
4. untuk pelepasan properti investasi yang tidak dicatat dengan nilai wajar:
11
d. penyusutan;
e. jumlah dan rugi penurunan nilai yang diakui, dan jumlah pemulihan
rugi penurunan nilai, selama satu periode sesuai PSAK 48
Penurunan Nilai Aset;
f. perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan
keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang penyajian
yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri
menjadi mata uang penyajian dari entitas pelapor;
g. transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri;
dan
h. perubahan lain.
5. nilai wajar properti investasi.
Jika entitas tidak dapat menentukan nilai wajar properti investasi secara
andal, entitas mengungkapkan:
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Properti investasi adalah bahwa properti dapat menjadi salah satu bentuk
investasi yang menjanjikan namun, penting juga untuk diingat bahwa
investasi properti juga memiliki risiko dan tantangan. Anda perlu
mempertimbangkan faktor-faktor seperti fluktuasi pasar, risiko sewa yang
tidak stabil, biaya perawatan, dan risiko likuiditas. Selalu lakukan penelitian
mendalam, konsultasikan dengan profesional, dan pertimbangkan tujuan
investasi Anda sebelum membuat keputusan untuk berinvestasi dalam
property.
B. Saran
1. Analisis pasar: Melakukan analisis pasar yang komprehensif adalah
langkah penting sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam
properti. Tinjau tren pasar, permintaan dan penawaran properti di
lokasi yang Anda pilih.
2. Lokasi: Pilih lokasi yang strategis untuk investasi properti.
Pertimbangkan faktor seperti aksesibilitas, fasilitas umum, dan potensi
pertumbuhan di masa depan.
3. Potensi pengembangan: Perhatikan potensi pengembangan properti di
masa depan. Pertimbangkan apakah ada rencana pembangunan
infrastruktur atau proyek-proyek yang dapat meningkatkan nilai
properti Anda di masa depan.
4. Keuangan: Lakukan perhitungan keuangan yang cermat sebelum
berinvestasi. Tinjau biaya pembelian, biaya perawatan, dan potensi
pendapatan dari properti tersebut. Pastikan Anda memiliki rencana
keuangan yang matang.
13
5. Risiko: Pertimbangkan risiko yang terkait dengan investasi properti.
Misalnya, risiko fluktuasi pasar, risiko sewa yang tidak stabil, atau
risiko perbaikan dan pemeliharaan properti.
6. Diversifikasi: Pertimbangkan untuk diversifikasi portofolio investasi
Anda dengan memasukkan properti ke dalamnya. Diversifikasi dapat
membantu mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan
jangka panjang.
7. Konsultasi profesional: Jika Anda merasa perlu, konsultasikan dengan
profesional seperti agen real estat, pengacara, atau konsultan keuangan
untuk mendapatkan saran yang lebih terperinci dan sesuai dengan
situasi Anda.
Ingatlah bahwa ini hanya beberapa poin umum yang dapat menjadi
bagian dari kesimpulan dan saran untuk properti investasi. Setiap situasi
investasi memiliki faktor-faktor yang unik, jadi penting untuk melakukan
penelitian mendalam dan mempertimbangkan kebutuhan dan tujuan Anda
sendiri sebelum mengambil keputusan investasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15