Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

“PSAK 13: PROPERTI INVESTASI”

Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan

Disusun Oleh :

Faesal Fazlurahman (120620180013)

Ismi Aulia (120620180012)

Yulinda Putri Prativi (120620180011)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJAJARAN

2018
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1 Ikhtisar Perbedaan ...................................................................... 5


2.2 Pernyataan SAK 13 .................................................................... 9
2.3 Tujuan ......................................................................................... 9
2.4 Ruang Lingkup ........................................................................... 9
2.5 Definisi ....................................................................................... 10
2.6 Pengakuan ................................................................................... 11
2.7 Pengukuran Saat Pengakuan ....................................................... 11
2.8 Pengukuran Setelah Pengakuan .................................................. 12
2.9 Pengalihan .................................................................................. 13
2.10 Pelepasan .................................................................................... 14
2.11 Pengungkapan ............................................................................. 15
2.12 Penyesuaian 2015 ....................................................................... 17
2.13 Pendahuluan................................................................................ 18
2.14 Ketentuan Transisi ...................................................................... 19
2.15 Tanggal Efektif ........................................................................... 19
BAB 3 PEMBAHASAN 20

3.1 Pengakuan Properti Investasi...................................................... 21


3.2 Pengukuran Properti Investasi .................................................... 22
3.3 Transfer Properti Investasi.......................................................... 23
3.4 Pelepasan Properti Investasi ....................................................... 24
3.5 Pengungkapan Properti Investasi................................................ 25
BAB 4 PENUTUP 27

DAFTAR PUSTAKA 28

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu langkah dalam mengoptimalkan penggunaan kas suatu perusahaan apabila
mengalami keuntungan setelah dikurangi biaya – biaya yang harus dikeluarkan yaitu
perusahaan tersebut dapat mengeluarkan dananya untuk kepentingan investasi. Dengan
melakukan investasi dana yang tersedia dalam perusahaan dapat dimanfaatkan lebih baik
dibandingkan dengan hanya mengendap di kas perusahaan tersebut.
Investasi dapat dikatakan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk
memperoleh manfaat dimasa yang akan datang. Dengan adanya investasi maka perusahaan
diharapkan memiliki beberapa keuntungan seperti terjaminnya manajemen kas, terciptanya
hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi yang
dilakukan oleh perusahaan akan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Aktivitas
investasi yang dilakukan perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas
perusahaan. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai cara. Salah satunya investasi dalam
bidang properti.
Properti Investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari bangunan
atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif atau dijual
dalam kegiatan usaha sehari-hari. Oleh sebab itu Dewan Standat Akuntansi Keuangan
Indonesia telah menerbitkan PSAK 13 yang mengatur mengenai ketentuan properti investasi.
PSAK 13 bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan
pengungkapan terkait. Pernyataan ini diterapkan dalam pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan properti investasi. Selain itu PSAK 13 diterapkan dalam untuk pengukuran
hak atas properti investasi dalam sewa yang dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan
keuangan lessee dan untuk pengukuran properti investasi yang disediakan untuk lessee yang
dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan keuangan lessor. Namun PSAK 13 ini tidak
mencakup hal yang diatur dalam PSAK 30 tentang sewa dan tidak berlaku untuk hak
penambangan dan cadangan mineral seperti minyak, gas alam, dan sumber daya yang serupa
yang tidak dapat diperbaharui.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep properti investasi yang diatur dalam PSAK 13?
2. Bagaimana perbedaan PSAK 13 revisi 2011 dengan PSAK 13 revisi 2014?
3. Bagaimana penerapan PSAK 13 pada perusahaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui konsep properti investasi yang diatur dalam PSAK 13.
2. Untuk mengetahui perbedaan PSAK 13 revisi 2011 dengan PSAK 13 revisi 2014.
3. Untuk mengetahui penerapan PSAK 13 pada perusahaan.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 IKHTISAR PERBEDAAN

Perbedaan Dengan PSAK 13 (2011) : Property Investasi Dengan PSAK 13


(Penyesuaian 2014) : Properti Investasi Yang Mengadopsi IAS 40 Per Efektif 1 Januari
2014

5
6
7
8
2.2 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 13
Pernyataan standar akuntansi keungan 13 terdiri dari paragraph 01-86. Seluruh
paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Pernyataan ini tidak
wajib diterapkan untuk unsur unsur yang tidak material.

2.3 TUJUAN

Mengatur perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan pengungkapan yang


terkait.

2.4 RUANG LINGKUP

a. Diterapkan dalam pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti investasi.

b. Diterapkan untuk pengukuran hak atas properti investasi dalam sewa yang dicatat
sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lessee dan untuk pengukuran
properti investasi yang disediakan untuk lessee yang dicatat sebagai sewa operasi
dalam laporan keuangan lessor. PSAK ini tidak mencakup hal-hal yang diatur
dalam PSAK 30 Sewa :

1. Klasifikasi sewa pembiayaan dan sewa operasi;

2. Pengakuan penghasilan sewa dari properti investasi;

3. Pengukuran hak atas properti dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan
keuangan lessee;

4. Pengukuran investasi neto atas sewa pembiayaan dalam laporan keuangan


lessor;

5. Akuntansi atas transaksi jual dan sewa-balik

6. Pengungkapan sewa pembiayaan dan sewa operasi.

PSAK ini tidak berlaku untuk:

1. Dikosongkan

2. Hak penambangan dan cadangan mineral seperti minyak dan gas alam

9
2.5 DEFINISI

Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:

a. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yangdikeluarkan atau nilai
wajar dari imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat
pembangunan aset ketika pengakuan awal sesuaidengan SAK.
b. Jumlah yang tercatat adalah jumlah suatu aset yang diakui dalam laporan posisi
keuangan

c. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran

d. Properti Investasi adalah: properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari


bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-
duanya, dan tidak untuk:

1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk
tujuan administratif; atau

2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Contoh Properti Investasi


1. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan
untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.

2. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum
ditentukan. (Apabila entitas belum menentukan penggunaan tanah sebagai
properti yang digunakan sendiri atau akan dijual jangka pendek dalam
kegiatan usaha sehari-hari, maka tanah tersebut diakui sebagai tanah yang
dimiliki dalam rangka kenaikan nilai.)

3. Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa
pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa
operasi.

10
4. Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak
lain melalui satu atau lebih sewa operasi

5. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa


depan digunakan sebagai properti investasi.

Contoh Bukan Properti Investasi


1. Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha-sehari-hari
atau sedang dalam proses pembangunan atau pengembang untuk dijual
,Persediaan Properti (lihat· PSAK 14)
Contoh : properti yang diperoleh secara eksklusif dengan maksud
dilepaskan dalam waktu dekat untuk pengembangan dan dijual kembali

2. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak


ketiga , kontrak konstruksi (lihat· PSAK 34)

3. Properti yang digunakan sendiri ,termasuk properti yang dikuasai untuk


digunakan di masa depan sebagai properti yang digunakan sendiri, properti
yang dimilik untuk pengembangan di masa depan dan penggunaan
selanjutnya sebagai properti yang digunakan sendiri, properti yang
digunakan oleh karyawan dan properti yang digunakan sendiri yang
menunggu untuk dijual

4. Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan.

2.6 PENGAKUAN

Properti Investasi Diakui Sebagai aset Jika Dan Hanya Jika:

1. Besar kemungkinana manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan


property investasi akan mengalir ke entitas

2. Biaya perolehan property investasi dapat diukur secara andal

2.7 PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN


Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi
termasuk dalam pengukuran awal tersebut.

11
Biaya perolehan investasi yang dibeli meliputi harga pembelian, dan setiap
pengeluaran yang dapat didistribusikan secara langsung. Contoh : biaya jasa hukum,pajak
pengalihan, pengalihan property dan biaya transaksi lain. Biaya perolehan property
investasi tidak termasuk :

a. Biaya perintisan (kecuali biaya yang diperlukan untuk membawa property


kekondisi yang diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud
manajemen)

b. Kerugian operasional yang terjadi sebelum property investasi mencapai tingkat


hunian yang direncanakan

c. Jumlah tidak normal bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain yang

terjadi selama masa pembangunan atau pengembangan property

Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa dan
dikelompokkan sebagai properti investasi yang harus dicatat sebagai sewa pembiayaan
seperti diatur paragraf16 daiam PSAK 30. Sewa,dalam hal ini harus diakui pada jumlah
mana yang lebih rendah antara nilai wajar dan nilai kini dari Pembayaran sewa minimum.
Jumlah.yang setara harus diakui sebagai kewajiban sesuai dengan ketentuan paragraf yang
sama.

2.8 PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN

PSAK 13 mensyaratkan seluruh entitas untuk mengukur nilai wajar properti


investasi, baik untuk tujuan pengukuran(jika menggunakan model nilai wajar) maupun
pengungkapan (jika menggunakan model biaya)

Entitas Dapat :

a. Memilih apakah model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh property
investasi yang menjadi agunan liabilitas yang membayar imbal hasil dikaitkan
secara langsung dengan nilai wajar dari aset tertentu yang mencakup properti
investasi

12
b. Memilih apakah model nilai wajar atu model biaya untuk seluruh properti
investasi lain tanpa memperhatikan pilihan.

Model Nilai Wajar

a. Setelah pengakuan awaal, entitas yang memilih menggunakan model nilai wajar
mengukur seluruh property investasi berdasarkan nilai wajar

b. Jika hak atas properti yang dimiliki oleh lessee dalam sewa operasi diklasifikasi
sebagai property investasi, sehingga diterapkan model nilai wajar

c. Keuntungan atau kerugian yang timbuldari perubahan nilai wajar properti


investasi diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.

Dalam menentukan jumlah tercatat property investasi dalam model nilai wajar
entitas tidak melakukan penghitungan ganda atas asset yang diakui sebagai asset terpisah.
Contoh :

a. Peralatan seperti lift atau pendingin ruangan sering menjadi satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari bangunan dan biasanya dimasukkan dalam nilai wajar
property investasi bukan diakui secara terpisah sebagai asset tetap

b. Jika kantor disewakan termasuk dengan furniture, nilai wajar kantor secara
umum memasukkan nilai wajar furniture karena penghasilan rental terkait
dengan furniture kantor. Jika furniture termasuk dalam nilai wajar property
investasi, maka entitas tidak mengakui furniture sebagai asset terpisah

Ketidakmampuan Mengukur Nilai Wajar Secara Andal

Terdapat anggapan bahwa entitas dapat menentukan nilai wajar property investasi
secara andal atas dasar berkelanjutan. Jika transaksi pasar serupa jarang terjadi dan
alternative estimasi andal nilai wajar tidak tersedia.

2.9 PENGALIHAN
a. Pengalihan ke atau dari, property investasi dilakukan jika terdapat perubahan
penggunaan yang dibuktikan dengan

13
1. Dimulainya penggunaan oleh pemilik, dialihkan dari property investasi
menjadi property yang digunakan sendiri

2. Dimulainya pengembangan untuk dijual, dialihkan dari property investasi


menjadi persediaan

3. Berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dialihkan dari property yang digunakan


sendiri menjadi property investasi

4. Dimulainya sewa operasi kepada pihak lain, dialihkan dari persediaan menjadi
properti investasi

b. Untuk pengalihan dari persediaan ke property investasi yang akan dicatat nilai
wajar, perbedaan antara nilai wajar property pada tanggal tersebut dan jumlah
tercatatnya diakui dalam laba rugi

2.10 PELEPASAN

a. Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada


saat dilepaskan atau Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara
permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat
diharapkan pada saat pelepasan.

b. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi
ditentukan dari selisih antara hasil neto dari pelepasan dan jumlah tercatat aset,dan
diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback) dalam priode terjadinya.

c. Penurunan nilai
Penurunan nilai atau rugi, pembayaran kompensasi, pembelian adalah peristiwa
ekonomi terpisah dan dicatat secara terpisah:

1. penurunan nilai properti investasi diakui sesuai PSAK 48

2. penghentian atau pelepasan properti investasi diakui sebagai pelepasan


menurut PSAK ini

14
3. kompensasi dari pihak ketiga atas penurunan nilai, hilang atau diserah diakui
dalam laporan laba rugi ketika kompensasi tersebut telah menjadi piutang;
dan

4. biaya dari aset yang direnovasi, dibeli atau dibangun sebagai penggantian
ditentukan sesuai dengan ketentuan perolehan awal dalam PSAK ini.

2.11 PENGUNGKAPAN
Entitas mengungkapkan:

a. Apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya;

b. Jika menerapkan nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak atas
properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan-dicatat
sebagai properti investasi;

c. Apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan kriteria yang digunakan untuk


membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan
dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari;

d. Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian
oleh penilai independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang
relevan serta memiliki pengalaman mutakkht di lokasi dan kategori properti
investasi yang dinilai.

e. Jumlah yang diakui dalam Iaporan laba rugi untuk:

f. Penghasilan rental dari properti investasi;

g. Beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan
rental

h. Beban operasi Iangsung investasi yang tidak menghasilkan pendapatan rental


selama periode tersebut; dan

i. Perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi atas
penjualan properti investasi

15
j. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau
pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan;

k. Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan properti


investasi atau untuk memperbaiki, memelihara atau meningkatkan property
investasi

1. Metode Nilai Wajar


a. Ketika suatu penilaian terhadap properti investasi disesuaikan secara
signifkan untuk tujuan pelaporan keuangan, maka entitas tersebut
mengungkapkan rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang
Lapora
telah disesuaikan yang dilaporkan dalam n keuangan, dengan
menunjukkan seeara terpisah jumlah gabungan Dari pengakuan kewajiban
sewa yang telah ditambahkan kembali, dan penyesuaian signifikan lain.

b. Pengungkapan tambahan :

1. Deskripsi mengenai properti investasi tersebut;

2. penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat diukur secara andal;

3. apabila mungkin, rentang estimasi nilai wajar kemungkinan besar berada


dan

4. untuk pelepasan properti .investasi yang tidak dicatat dengan nilai wajar:

a. fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan properti investasiyang


tidakdicatat dengan nilai wajar;

b. jumlah tercatatproperti investasipada saat dijual; dan

c. jumlah .Iaba ataurugi yang dlakui:

2. Model Biaya

Tambahan dari pengungkapan yang menerapkan model biaya

16
a. Metode penyusutan yang digunakan;

b. umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

c. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (digabungkan dengan


akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal danakhir.periode;

d. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan. akhir periode,
yang menunjukkan:

1. Penambahan

2. Penambahan dari akuisisi dan penggabungan usaha

3. Aset diklasifikasikan untuk dijual

4. Penyusutan

5. Penurunan nilai

6. Selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keungan

7. Penglihan ke dan dari dan property yang digunakan sendiri

8. Perubahan lain

2.12 PENYESUAIAN 2015

Secara ringkas perbedaan antara PSAK 13 (Penyesuaian 2015): Property Investasi


dengan PSAK 13 (Penyesuaian 2014): Property Investasi adalah sebagai berikut:

Perihal PSAK 13 (Penyesuaian PSAK 13 (Penyesuaian


2014) 2015)
Klasifikasi properti sebagai Tidak Diatur PSAK 13 (Penyesuaian
Investasi atau properti yang 2015) mengklasifikasikan
digunakan sendiri (Paragraf bahwa PSAK 13 dan PSAK
14 A) 22 saling mempengaruhi.
PSAK 13 dalam paragraf
14A memperjelas bahwa
paragraf 07-14 membedakan
antara properti investasi dan
properti yang digunakan
sendiri. Selain itu,
penyusunan laporan
keuangan juga dapat

17
mengacu kepada pedoman
dalam PSAK 22 apakah
akuisisi properti investasi
merupakan kombinasi bisnis

2.13 PENDAHULUAN

Klasifikasi Properti Sebagai Properti Investasi atau Properti yang Digunakan Sendiri
antara lain:

(Paragraf 06)
1. Hak atas properti yang dikuasai oleh lesse melalui sewa operasi dapat dikelompokkan dan
dicatat sebagai properti investasi jika, dan hanya jika, properti tersebut akan memenuhi
definisi properti investasi dan lesse menggunakan mdel nilai wajar sebagaimana yang
diatur dalam paragraf 33-55 untuk aset tersebut.
2. Sekali alternatif tersebut dipilih untuk satu hak atas properti tertentu yang dikuasai oleh
cara sewa operasi tersebut, maka seluruh properti yang diklasifikasikan sebagai properti
investasi dicatat dengan menggunakan model nilai wajar. Jika alternatif ini dipilih maka
setiap hak kepemilikan diungkapkan sebagaimana disyaratkan oleh paragraf 74-78.

(Paragraf 14)
1. Pertimbangan diperlukan untuk menentukan apakah suatu properti memenuhi kriteria
sebagai properti investasi atau tidak.
2. Entitas mengembangkan kriteria sehingga dapat digunakan sebagai kebijakan yang
konsisten sesuai dengan definisi properti investasi dan pedoman terkait di paragraf
07-13.
3. Paragraf 75(c) mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan kriteria tersebut ketika
pengklasifikasian dilakukan.

(Paragraf 14A)
1. Pertimbangan juga perlu dilakukan untuk menentukan apakah akuisisi properti
investasi merupakan akuisisi aset atau kelompok aset atau kombinasi bisnis dalam
ruang lingkup PSAK 22: Kombinasi Bisnis.
2. Untuk menentukan apakah akuisisi properti investasi atau bukan maka entitas
mengacu pada PSAK 22: Kombinasi Bisnis.
3. Pernyataan dalam paragraf 07-14 terkait apakah properti merupakan properti yang
digunakan sendiri atau properti investasi dan bukan untuk menentukan apakah
pengakisisian properti merupakan kombinasi bisnis sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 22.
4. Penentuan apakah transaksi spesifik memenuhi definisi kombinasi bisnis sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 22 dan termasuk properti investasi sebagaimana
didefinisikan dalam Pernyataan ini mensyaratkan penerapan terpisah dari kedua
pernyataan.

18
2.14 KETENTUAN TRANSISI

(Paragraf 84A)
1. PSAK 13 (Penyesuaian 2015) menambahkan paragraf 14A dan judul sebelum
paragraf 06.
2. Entitas menerapkan paragraf tersebut secara prospektif untuk akuisisi properti
investasi yang dimuali dari periode awal diadopsinya paragraf tersebut.
3. Akibat dari penerapan tersebut akuntansi untuk akuisisi properti investasi pada
periode sebelumnya tidak disesuaikan. Namun, entitas dapat memilih untuk
menerapkan paragraf tersebut pada setiap akuisisi properti investasi yang terjadi
sebelum dimulainya periode tahun buku pertama atau setelah tanggal efektif, jika dan
hanya jika , informasi yang diperlukan untuk menerapkan paragraf tersebut untuk
transaksi awal tersedia untuk entitas.

2.15 TANGGAL EFEKTIF

(Paragraf 85C)
Dikosongkan

(Paragraf 85D)
1. Menambahkan judul sebelum paragraf 06 dan sesudah paragraf 84 dan menambahkan
paragraf 14A dan 84A.
2. Entitas menerapkan paragraf tersebut untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2016.
3. Penerapan dini diperkenankan
4. Jika entitas menerapkan paragraf tersebut untuk periode tahun buku lebih awal, maka
fakta tersebut diungkapan.

19
BAB III

PEMBAHASAN

Sesuai dengan PSAK 13 yang menyatakan bahwa setiap perusahaan yang memiliki
properti investasi harus memisahkan penyajiannya dengan properti yang digunakan sendiri.
Dalam pembahasan ini penyusun menggunakan PT Ciputra Development Tbk sebagai contoh
perusahaan yang menerapkan PSAK 13. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan di
Indonesia yang bergerak di bidang property komersial meliputi pusat perbelanjaan, hotel,
apatemen, dan lapangan golf.

Pada Tahun 2015 PT Ciputra Development Tbk sudah memisahkan properti investasi
yang dimilikinya dengan properti yang digunakan sendiri. Dikarenakan beberapa alasan
sebagai berikut: Pertama, dengan melihat kriteria dari properti investasi dan properti yang
digunakan sendiri. Properti investasi adalah properti tanah atau bangunan yang bisa
direntalkan dan bukan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sedangkan properti
yang digunakan sendiri adalah properti tanah dan atau bangunan yang dikuasai pemilik yang
bisa direntalkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan properti
yang digunakan sendiri ini diklasifikasikan sebagai aset tetap (PSAK 16). Selanjutnya bisa
dilihat bahwa sampai saat ini perusahaan memisahkan penyajian antara properti investasi dan
aset tetap (properti yang digunakan sendiri) dalam laporan neraca konsolidasi PT Ciputra
Development Tbk tahun 2015.

20
Jumlah properti investasi pada tahun 2015 sebesar Rp 4.521.082.771.854 dan jumlah
properti yang digunakan sendiri yang diklasifikasikan sebagai aset tetap pada tahun 2015
sebesar Rp Rp 2.961.998.869.084.

3.1 Pengakuan Properti Investasi

Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat
ekonomi masa depan yang terkait dengan properti investasi akan mengalir ke entitas.
Berdasarkan hasil penelitian, properti investasi PT Ciputra Development Tbk dapat diakui
sebagai aset. Dengan melihat perkembangan dan perbandingan pendapatan dan nilai properti
investasi yang dihasilkan dari kegiatan properti investasi yang menandakan properti investasi
perusahaan mengalirkan banyak manfaat ekonomi di masa depan ke entitas atau dapat
dikatakan properti investasi perusahaan dapat meghasilkan pendapatan sewa dan berguna
bagi kepentigan analisis arus kas.

Dapat dilihat dalam tabel berikut:

Pendapatan Jumlah
2014 Rp 667.167.887.781
2015 Rp 719.643.558.631

Selain itu biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal. Entitas
mengevaluasi sesuai dengan prinsip pengakuan atas seluruh biaya perolehan properti
investasi pada saat terjadinya. Biaya perolehan termasuk biaya yang terjadi pada saat
memperoleh properti investasi dan biaya yang terjadi setelahnya untuk menambah,
mengganti bagian properti atau memperbaiki properti sebesar Rp 5.079.259.531.736 sesuai

21
dengan rincian properti investasi dalam Catatan Akuntansi Laporan Keuangan Konsolidasi
PT Ciputra Development Tbk

3.2 Pengukuran Properti Investasi

Dalam pernyataan standar akuntansi meyatakan bahwa pengukuran nilai properti


investasi setelah pengakuan, suatu entitas bisa mengukur properti investasi menggunakan dua
pilihan, yaitu model biaya atau model nilai wajar. Dalam hal ini PT Ciputra Development
Tbk memilih menggunakan metode nilai wajar.

Perubahan nilai properti investasi PT Ciputra Development Tbk dapat dilihat dalam
table berikut.

Tahun Nilai Properti Investasi Perubahan Nilai Properti Keterangan


2014 Rp 4.203.671.074.999 - -
2015 Rp 4.521.082.771.854 Rp 317.411.696.855 Keuntungan

22
Berdasarkan tabel diatas, dapat dikatakan bahwa pengukuran properti investasi setelah
pengakuan pada PT Ciputra Development Tbk telah sesuai dengan PSAK 13 pada
pengukuran nilai wajarnya. Nilai wajar properti investasi mencerminkan kondisi pasar pada
akhir periode pelaporan. Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu, hal ini bisa dilihat dari
nilai wajar properti investasi PT Ciputra Development Tbk yang dinilai oleh penilai penilai
real estate independen yang berpegalaman, yaitu KJPP Susan Widjojo & Rekan, KJPP
Rengganis, Hamid & Rekan dengan meggunakan teknik penilaian yang telah diakui. Dan
keuntungan atas kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar properti investasi diakui
dalam laba rugi pada periode terjadinya. Dalam hal ini, perusahaan bisa mencatat dalam
jurnal sebagai berikut:

(Dr) Properti Investasi Rp 317.412.000


(Cr) Keuntungan atas kenaikan nilai wajar Rp 317.412.000

3.3 Transfer Properti Investasi

Dalam transfer properti investasi ini, tidak semua dilakukan oleh perusahaan. Pada PT
Ciputra Development Tbk, transfer properti investasi yang dilakukan perusahaan adalah
transfer yang dimulai dari pengembangan untuk dijual yaitu transfer dari properti investasi
menjadi persediaan dan transfer yang dimulainya dari sewa operasi keapada pihak lain, yaitu
transfer dari persediaan menjadi properti investasi. Berikut tabel reklasifikasi perusahaan
pada tahun 2014-2015:

23
Tahun Reklasifikasi dari Properti Investasi ke Persediaan
2014 Rp 102.834.687.574
2015 Rp. 73.684.774.276

3.4 Pelepasan Properti Investasi

Pelepasan properti investasi terjadi ketika properti investasi tidak digunakan lagi
secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan
pada saat pelepasannya. Pelepasan ini dapat dilakukan dengan cara dijual atau disewakan
secara sewa pembiayaan. Dalam hal ini PT Ciputra Development Tbk memilih untuk menjual
beberapa bagian properti investasinya karena dianggap tidak memberikan manfaat ekonomis
yang besar dimasa depan. Bisa dilihat dalam laporan keuangan dimana terjadi lepasan
properti investasi dari entitas anak.

Kemudian keuntungan atau kerugian yang dialami perusahaan karena pelepasan


tersebut diakui dalam laporan laba rugi periode terjadinya. Berikut jurnal yang bisa mencatat
pelepasan properti investasi:

(Dr) Kas Rp 50.274.480.000


(Cr) Penjualan properti investasi Rp 50.274.480.000

24
3.5 Pengungkapan Properti Investasi

Dalam PSAK 13 menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diungkapkan oleh
sebuah perusahaan, yang bisa dilihat dalam table perbandingan berikut ini

No. Pengungkapan Properti Investasi Sesuai/Tidak Sesuai


1 PT Ciputra Development Tbk menggunakan metode nilai Sesuai
wajar. Properti diukur pada nilai wajarnya yang
mencerminkan kondisi oasarnya pada tanggal pelaporan.
Laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif pada periode terjadinya. Hal ini diungkapkan
oleh perusahaan.
2 PT Ciputra melakukan transfer dari persediaan ke properti Sesuai
investasi yang merubah hak kepemilikan dan munculnya
sewa operasi sehingga diklasifikasikan sebagai proerti
investasi
3 Perusahaan menjelaskan dengan jelas tentang Sesuai
pengelompokkan dan klasifikasi properti investasi,
persediaan maupun aset tetap. Hal ini dapat dilihat dengan
jelas perbedaan antar ketiga kelompok aset ini dalam
laporan Neraca Konsolidasian PT Ciputra Development
Tbk
4 PT Ciputra Development menggunakan metode Sesuai
perhitungan harga pasar yang dinilai oleh penilai
independen real estate
5 Nilai wajar property investasi PT Ciputra Development Sesuai
Tbk ditentukan oleh penile real estate independen KJPP
Susan Widjojo & Rekan, KJPP Rengganis, Hamid & Rekan
dengan menggunakan teknik penilaian endekatan biaya dan
pendekatan pasar dan pendapatan.
6 PT Ciputra Development Tbk mengakui pendapatan atas Sesuai
sewa properti investasi dalam hal ini sebagai pendapatan
komersial perusahaan, sedangkan biaya langsung seperti
biaya perbaikan dan pemeliharaan termasuk dalam

25
pendapatan.
7 Tidak diungkapkan oleh PT Ciputra Development Tbk Tidak sesuai / tidak
karena tidak adanya penjelasan pembatasan atas realisasi diungkapkan
dari properti investasi atas pembayaran penghasilan dan
hasil pelepasan ataupun adanya peminjaman atsa pihak
bank
8 PT Ciputra Development Tbk adalah perusahaan yang Sesuai
bergerak dibidang properti yang mengharuskan untuk
mengembangkan usahanya supaya dapat menghasilkan
nilai sewa perusahaan.

26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Pernyataan standar akuntansi seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan
mengatur yang sama. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur unsur yang tidak
material. Properti Investasi adalah: properti (tanah atau bangunan atau bagian dari bangunan
atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif;
atau Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.PSAK 13 mensyaratkan seluruh entitas untuk
mengukur nilai wajar properti investasi, baik untuk tujuan pengukuran(jika menggunakan
model nilai wajar) maupun pengungkapan (jika menggunakan model biaya).
Untuk pengalihan dari persediaan ke property investasi yang akan dicatat nilai wajar,
perbedaan antara nilai wajar property pada tanggal tersebut dan jumlah tercatatnya diakui
dalam laba rugi. Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca)
pada saat dilepaskan atau Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan
tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasan.
Jika menerapkan nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak atas properti yang
dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan-dicatat sebagai properti investasi.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 13: Properti
Investasi. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Penyesuaian 13:
Properti Investasi. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

28

Anda mungkin juga menyukai