Disusun Oleh :
praktek audit yang berkaitan dengan Evidence, Due Profesinal Care, Fair
*JAWABAN*
sebagai suatu penghasilan dari kompensasi atas pemberian hak oleh Garuda ke
Mahata (Catatan Lapkeu 47 huruf e) (Yutnus Prastowo, 2019) . Dan telah ada
yang diterima dibayarkan untuk penggunaan aset Garuda oleh Mahata harus
mengikuti ketentuan yang diatur dalam PSAK 23, yaitu diklasifikasikan sebagai
membukukan laba bersih sebesar $809,85 ribu atau setara Rp11,33 miliar
(asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS). Angka ini melonjak tajam disbanding
3. Pada Tanggal 2 April 2019, dua Komisaris PT Garuda Indonesia yakni Chairal
anak usaha dari PT Garuda Indonesia. Lewat sepucuk surat dalam Rapat Umum
menurut Chairal Tanjung dan Dony Oksaria perjanjian kerja sama penyediaan
pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar
yang relevan.
untuk tahun buku 2018, membukukan laba bersih sebesar Rp. 11,3 Miliyar
angka ini meningkat cepat dari yang sebelumnya pada Tahun 2017 yang
menderita rugi $216,5 Juta. Dalam manipulasi ini akan merugikan banyak
pihak, pihak yang paling utama dirugikan adalah para investor yang
Melani, 2019).
5. Pada Tanggal 2 Mei 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lepas tangan terhadap
kasus tersebut kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dan memintannya untuk
Pembahasan
telah terjadi beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) :
1. Evidence
digunakan oleh auditor untuk mendukung suatu laporan keuangan yang diperiksa,
dan pada akhirnya digunakan sebagai dasar untuk menyatakan pendapat (Audit
Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan melanggar Standar Audit – Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) SA 500 mengenai bukti audit, karena tidak memiliki bukti
sebagai berikut :
dengan prinsip kehati-hatian, Namun pada kasus PT Garuda Indonesia Persero Tbk
KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan tidak menerapkan konsep due
audit care sehingga hasil dari penyajian laporan keuangan atau opini yang diberikan
ada kekeliruan yang mengakibatkan masalah bagi KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi,
Bambang & Rekan. dengan tergesa-gesanya dalam melakukan prosedur bukti audit.
Maka dari itu due profesional care sangat penting untuk di miliki oleh para Auditor
pertama untuk pembentukan ide atau praktisi yang bijaksana, yang kedua untuk
laporan keuangan.
3. Fair Presentation
presentation dalam data keuangan dari suatu entitas yang disajikan dalam laporan
keuangan yang benar-benar terjadi di sebuah entitas. Inti dari auditing adalah jasa
mengenai penyajian yang wajar dalam data keuangan. Dalam kasus yang terjadi di
PT Garuda Indonesia Tbk telah terjadi ketidak wajaran dalam data keangan atau
laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk yang menyebabkan laba bersih tahun
2018 melonjak tajam di bandingkan dengan laba bersih tahun 2017. KAP
Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan telah melanggar Standar Audit (SA)
penilaian resiko kesalahan penyajian material melalui pemahaman atas entitas dan
4. Independence
ikatan dengan pihak manapun atau tidak mengusung adanya kepentingan pihak
tertentu atau organisasi tertentu. Namun kenyataanya yang terjadi di PT Garuda
Indonesia Tbk pihak audit yaitu KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang &
yang dimiliki oleh KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan,
menyebabkan informasi yang disajikan atau opini yang diberikan menjadi tidak
kredibel sehingga dua komisaris PT Garuda Indonesia Tbk, pada saat itu Chairul
5. Competence
seoarang auditor dalam melakukan proses audit agar tidak salah dalam memberikan
opini (Arum, 2008). Dalam kasus PT Garuda Indonesia Tbk, KAP Tanubrata,
Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan kurang kompeten untuk melakukan proses
Bambang & Rekan tidak termasuk atau tidak beraliansi dengan KAP the big four,
audit KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan tidak mempunyai banyak
diadakannya standar dan pengetatan audit dengan cara melakukan perbaikan sistem
6. Ethical Conduct
Ethical Conduct merupakan etika yang harus dimiliki oleh setiap Akuntan
Publik (Alamsyah, 2009). Dalam kasus yang terjadi di PT Garuda Indonesia Tbk,
KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan telah melanggar kode etik
lalai dalam melakukan proses audit yang menyebabkan salah dalam memberikan
opini.
2. Berikan tanggapan atas berita tentang gugatan mantan Direktur Utama PT
Bono Jatmiko karena tidak menerima hasil audit menyatakan negara merugi
*JAWABAN*
Kronologis
Kasus PT Pertamina yang pada saat itu dipimpin oleh Karen Agustiawan
sebagai Direktur Utama membeli Blok BMG Australia pada 2009 dengan nilai
melebihi Rp 500 miliar. Kemudian, investasi ini dianggap jaksa bermasalah, lalu
dimintalah bantuan akuntan publik Soewarno & Jono Jatmiko untuk mengaudit.
Hasilnya, kantor akuntan itu menyebut negara mengalami kerugian tembus Rp 585
Tanggapan saya terkait kasus tersebut adalah kurang competence nya KAP
Soewarno & Bonno Jatmiko dalam melakukan proses audit pada kasus tersebut
sehingga mengangap negara mengalami kerugian sebesar Rp. 585 miliar. Padahal
pada kasus tersebut risiko yang dialami PT Pertamina pada akusisi PI Blok BMG
merupakan risiko bisnis hulu yang dialami oleh seluruh perusahaan migas dunia,
yang disebut aksi korporasi. Jika aksi-aksi seperti ini di anggap tindak pidana
korupsi maka hal ini akan menjadi buruk dan kemunduran bagi investasi hulu migas
Direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan investasi karena jika
gagal akan berpotensi di pidana oleh penegak hukum. Hal ini secara langsung akan
Ditambah saya beranggapan KAP Soewarno & Bonno Jatmiko keliru dalam
menghitung kerugian negara tersebut, karena Padahal sebelumnya pihak BPK telah
melakukan audit terhadap Pertamina dengan hasil tidak ada temuan pada tahun
2012. Dalam Undang-Undang yang hanya bisa menyatakan kerugian negara adalah
BPK. Selain itu KAP dalam auditnya tidak menggunakan standar baik itu dari
sehingga inilah faktor utama yang membuat Ex Dirut Pertamina menggugat KAP
tersebut.
final. Putusan Pengadilan akan dilanjutkan pada 16 Januari 2020, dan apabila
Soewarno dan Bono dapat diduga melanggar etika profesi yaitu Due Profesinal
Agatha Olivia Victoria. 2019. BPK Nilai Rekayasa Laporan Keuangan Garuda
Masuk Tindakan Pidana
Agustina Melani. 2019. Penjelasan Lengkap Garuda Soal Isu Laporan Keuangan
Janggal
Alamsyah Hasan. 2009. Etika dan Profesional Akuntan Publik. Pekbis Jurnal.
Vol.1, No.3 159-167
Andi Saputra. 2019. Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Gugat Akuntan
Publik
Cahyo Prayogo. 2019. Diduga Rekaya LK, Garuda Indonesia Tak Pakai Auditor
Terbaik
CNN Indonesia. 2019. OJK ‘Lepas Tangan’ Soal Kisruh Laporan Keuangan
Garuda
Mautz, R.K. dan H.A. Sharaf. 1961. The Philosophy of Auditing. Sarasota,
Florida: American Accounting Association.