Anda di halaman 1dari 5

Magister Akuntansi Muhammad Yusuf Shalihin

Fakultas Ekonomi 120620180024


Universitas Padjadjaran
Ujian Tengah Semester
Akuntansi Keperilakuan
Ujian Take Home Exams

Terdapat keterkaitan relasi antar chapter didalam buku behavioral accounting yang ditulis oleh
Gary Siegel yang mana tiap chapter tersebut saling terhubung, dimana dalam paper kali ini akan
dibahas mengenai kaitan antara jurnal dengan judul Trust and commitment: intangible driver of
interorganizational performance yang akan dikaitkan dengan tiga dari topik bahasan dalam buku
behavioral accounting karangan Gary Siegel.
A. Pendahuluan
Akuntansi adalah suatu layanan yang memiliki kedisiplinan untuk memberi informasi yang
relevan dan tepat waktu tentang gambaran keuangan suatu bisnis sebagai acuan pengguna internal
(manager) maupun eksternal (investor) dalam menggambil sebuah keputusan. Ada perbedaan
antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi keuangan membuat laporan
untuk pemakai esternal dan berpedoman pada standar yang berlaku umum. Sedangkan akuntansi
management membuat laporan untuk kepentingan manajerial.
Sedangkan akuntansi keprilakuan adalah cabang ketiga dari ilmu akuntansi. Hal tersebut
berkaitan dengan hubungan antara perilaku manusia dan sistem, dan hal tersebut termasuk ke
dalam akuntansi keuangan dan manajerial. Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis, karena
dapat mengomunikasikan informasi kepada seseorang, oganisasi, pemerintah, masyarakat, serta
investor dalam mengambil keputusan. Akuntansi juga dapat menjadi sistem informasi pada
perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi telah membangun struktur dan aktifitas bisnis pada
organisasi. Sistem tersebut mencakup mengukur, merekam, dan meringkas kejadian ekonomi.
Akuntansi tradisional hanya berfokus pada pelaporan dari informasi keuangan saja. Tetapi
sekarang tidak hanya informasi keuangan saja yang dibutuhkan tetapi lebih banyak informasi
pendukung laporan keuangan tersebut. Sehingga akuntan sekarang membutuhkan data-data yang
berhubungan dengan pola perilaku individu (berkaitan dengan manusia) dari aktifitas perusahaan
sebagai pertimbangan pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan. Akuntansi perilaku
melalui peran akuntansi tradisional meliputi mengumpulkan, mengukur, mencatat, dan
melaoprkan informasi keuangan. Hal ini mencerminkan bahwa dimensi akuntansi berkaitan
dengan perilaku manusia.
Lingkup akuntansi keprilakuan sangat luas, meliputi: perilaku manusia dalam mendesain,
membangun dan menggunakan sistem akuntansi, pembelajaran dari reaksi manusia terhadap
format dan isi dari laporan keuangan, cara informasi informasi untuk pengambilan keputusan,
teknik pengembangan pelaporan sebagai alat komunikasi pengguna, serta pengembangan strategi
untuk memotifasi dan menularkan perilaku, aspirasi dan tujuan. Pada dasarnya tujuan dari
akuntansi perilaku adalah untu mengukur dan mengefaluasi pengukuran faktor perilaku yang
relevan dan mengomunikasikan hasil pada pihak eksternal maupun internal sebagai alat pengambil
keputusan.
Pada perkembangannya akuntansi berperan dalam menghasilkan informasi keuangan maupun
non keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan,
akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan
informasi yang dapat dihasilkan.
B. Summary Jurnal Trust dan Commitment: Intangible drivers of interorganization
performance
Indikator kinerja non-tradisional telah diterima secara luas dalam beberapa tahun terakhir.
Jurnal ini melanjutkan diskusi mengenai hal ini dan berkontribusi pada basis pengetahuan dengan
menggunakan trust and commitment sebagai dua hal penting yang ada di antara organisasi yang
secara langsung dan tidak langsung memengaruhi performance metrics. Setiap kontak antar
organisasi menciptakan transactional history yang memengaruhi persepsi kepercayaan secara
kumulatif, yang kemudian mengarahkan hasil dari pola perilaku.
Hampir semua perusahaan bergantung pada beberapa bentuk interorganizational alliance
untuk efisiensi, keahlian, atau pembagian risiko. Ekonomi global mempercepat peluang untuk
pengaturan antar perusahaan yang beragam seperti outsourcing untuk operasi yang dikelola
bersama. Ketika outsourcing dan interorganizational partnership lainnya menjadi bagian yang
lebih besar dari strategi organisasi, minat terhadap driver of success menjadi jalan yang lebih
relevan untuk diselidiki. Akuntansi manajemen semakin terfokus pada hubungan sebab akibat
antara input dan output di sepanjang value chain.
Dengan mengelola intangible customer metrics ini, perusahaan dapat membuat keputusan
strategis tentang jenis-jenis pelanggan yang mereka butuhkan untuk menarik dan mempertahankan
sambil dengan jelas mengenali profit impact. Yang sama pentingnya adalah pengakuan bahwa
pelanggan membutuhkan sumber daya perusahaan dalam bentuk berbagai permintaan layanan dan
di antara para pelanggan tuntutan mereka heterogen. Jumlah value driver yang ada dalam
hubungan antar organisasi sangat luas, Inti dari pengaturan interorganizational adalah basic driver
untuk trust dan commitment.
Seringkali trust and commitment adalah kekuatan yang sedemikian halus sehingga orang-orang
yang terlibat tidak mengenali unsur-unsur mereka atau dampaknya terhadap organisasi sampai
masalah muncul atau kinerja keuangan terganggu. Pada titik itu elemen hubungan ada dan sulit
untuk berubah. Model yang tidak hanya mengukur anteseden terhadap pengembangan
kepercayaan dan komitmen tetapi juga mengidentifikasi hasil akhir yang dihasilkan, termasuk
implikasi keuangan yang memiliki beberapa keunggulan. Trust and commitment dibahas didalam
jurnal penelitian ini sebagai variabel yang akan diukur dan dipantau dalam sistem pengukuran
kinerja untuk secara eksplisit melihat dan menganalisa dampaknya terhadap hasil finansial maupun
non finansial. Relationship commitment didefinisikan sebagai ‘‘ mitra pertukaran yang percaya
bahwa hubungan yang berkelanjutan dengan yang lain sangat penting untuk menjamin upaya
maksimal dalam mempertahankannya, yaitu pihak yang berkomitmen percaya bahwa hubungan
tersebut layak untuk diusahakan untuk memastikan bahwa hubungan itu bertahan selamanya.
Relationship trust ada saat salah satu mitra pertukaran ‘‘memiliki kepercayaan terhadap keandalan
dan integritas mitra kerjasamanya”.
Hasil dari pertanyaan penelitian yang berhubungan dengan rumusan masalah dimana trust and
commitment adalah variabel mediating, yang menentukan penentu hasil kinerja. Temuan ini
konsisten dengan proposisi bahwa tingkat kepercayaan dan komitmen yang tinggi dalam
interorganizational alliance dihargai. Studi ini menyelidiki antecedent terhadap trust and
commitment dan pada gilirannya dampak yang dimiliki trust and commitment terhadap kinerja
hubungan antar organisasi. Dengan meningkatnya ketergantungan pada kemitraan dan
outsourcing, memahami bagaimana hubungan yang sukses antara organisasi dapat dikembangkan
dan kinerja dinilai sangat penting untuk keberlanjutan jangka panjang mereka.
C. Pembahasan
Untuk dapat menemukan keterkaitan adanya hubungan dengan ketiga topik didalam chapter
buku behavioral accounting karya Gary Siegel maka akan ditentukan terlebih dahulu topik dari
ketiganya, yaitu mengenai behavioral aspect of responsibility accounting, behavioral
interpretation of decentralization dan yang terakhir adalah behavioral aspect of performance
evaluation.
1. Responsibility accounting
Akuntansi pertanggungjawaban digunakan untuk mengukur kinerja orang dan departemen
untuk mendorong kesesuaian tujuan. Dianggap berhasil ketika manajer subunit di seluruh
organisasi berusaha untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh manajemen puncak. Subunit
dalam organisasi yang manajernya bertanggung jawab atas hasil keuangan tertentu dari aktivitas
subunit.
4 jenis pusat tanggung jawab yang umum :
a. Cost Centre
Subunit organisasi, seperti departemen atau divisi, yang manajernya bertanggung jawab
atas biaya yang dikeluarkan dalam subunit.
b. Revenue Center
Manajer pusat pendapatan bertanggung jawab atas pendapatan yang dikaitkan dengan
subunit.
c. Profit Center
Subunit organisasional yang manajernya bertanggung jawab atas laba. Manajer
bertanggung jawab atas pendapatan dan biaya yang dikaitkan dengan subunit mereka.
d. Investment Center
Manajer pusat investasi bertanggung jawab atas laba subunit dan modal yang
diinvestasikan yang digunakan oleh subunit untuk menghasilkan laba.
Hubungan yang terkait dengan trust dan commitment yaitu dengan adanya manajemen yang
aware terhadap commitment sehingga didalam relasi antar responsibility center akan tercipta
interaksi ataupun kesepakatan kontrak secara informal yang dapat menjadikan suatu acuan bagi
peningkatan performa interorganizational. Sedangkan untuk trust akan tercipta mekanisme
control yang sangat baik yang disebabkan oleh masing – masing responsibility center akan
menghasilkan segmented reporting yang didasari akan tingkat kepercayaan dari kerjasama yang
telah dibentuk dari masing – masing center yang akan menghasilkan integrasi yang dapat
menghasilkan nilai – nilai non finansial yang akan berguna bagi aspek finansial yang bernilai
bisnis bagi perusahaan.
2. Performance evaluation
Teori harapan (Expectancy Theory) dimana dalam teori ini mengatakan bahwa perilaku
dipengaruhi oleh upaya untuk mencapai kepuasaan pribadi sehingga teori ini memfokuskan tiga
hubungan, yaitu sebagai berikut:
a. The effort necessary to achieve the goal
Hubungan antara upaya untuk mencapai tujuan dengan kinerja karyawan dimana prioritas
yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya/cara tertentu akan
mendorong kinerja karyawan tersebut.
b. Performance and reward
Hubungan antara kinerja karyawan dengan hasil yang didapatkan dimana karyawan akan
menyakini tingkatan kinerja tertentu akan mengakibatkan dan mendorong tercapainya
suatu hasil yang diharapkan karyawan tersebut.
c. Rewards satisfying personal goal
Hubungan antara hasil yang diharapkan dengan tujuan pribadi dimana karyawan akan
berusaha mencapai hasil yang dia harapkan dengan berbagai cara sehingga adanya daya
tarik terhadap hadiah (rewards) organisasi untuk karyawan
Ada tiga cara untuk membentuk perilaku orang-orang (karyawan) yang bekerja dalam organisasi
yaitu:
a. Positive Reinforcement
suatu rangsangan yang diberikan untuk memperkuat kemungkinan munculnya suatu
perilaku yang baik sehingga respon menjadi meningkat karena diikuti dengan stimulus
yang mendukung
(pujian atau hadiah).
b. Negative Reinforcement
peningkatan frekuensi suatu perilaku positif dikarenakan berkurang maupun hilangnya
rangsangan yang merugikan (tidak menyenangkan).
c. Punishment
Salah satu konsekuensi yang umumnya digunakan untuk perilaku yang tidak
diinginkan, seringkali untuk memenuhi tujuan pribadinya.
Penghargaan dibedakan menjadi penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik.
Penghargaan ekstrinsik dibedakan menjadi penghargaan ekstrinsik langsung (gaji, upah, imbalan
berdasarkan kinerja) dan penghargaan ekstrinsik tidak langsung (program proteksi bayaran diluar
jam kerja, fasilitas-fasilitas untuk karyawan). Penghargaan intrinsik, yaitu penghargaan yang
diterima seseorang sebagai imbalan atas jerih payahnya yang tidak dalam bentuk uang. Biasanya
penghargaan tersebut dapat berupa rasa aman dalam pekerjaan, simbol/status, penghargaan
masyarakat dan harga diri. Penghargaan intrinsik dapat ditingkatkan dengan teknik seperti
pengayaan pekerjaan, peningkatan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan
upaya lain yang mengarah pada peningkatan harga diri rakyat dan dorongan untuk unggul.
Bila dikaitkan dengan aspek trust dan commitment didalam pengevaluasian kinerja adalah
keduanya dapat turut meningkatkan measurement system yang digunakan sebagai indikator bagi
pencapaian atau standar evaluasi performa dan juga dapat juga untuk meningkatkan tingkat
keefektifan dari pola reward and punishment yang berlaku sebab didalam kerjasama yang
dilakukan melalui commitment relationship yang juga akan berpengaruh terhadap efek domino
yang juga akan turut memicu pihak kedua untuk melihat atau menyaksikan secara langsung dari
reward ataupun punishment dari mitranya sehingga akan dapat mengurangi atau adanya tindakan
saling mengingatkan antara interorganizational agreement yang berbasis kepada trust sehingga
selain mekanisme kontrol pun dapat berfungsi dan juga akan meminimalisir punishment dengan
begitu iklim positif akan dapat terbentuk dengan masing – masing akan berlomba untuk mendapat
reward yang otomatis akan menguntungkan organisasi.
3. Desentralisasi
Desentralisasi merupakan perilaku filosofis dan merupakan perilaku yang muncul sebagai
akibat dari respon terhadap kebutuhan lingkungan. Fokus desentralisasi pada tiga bagian utama,
yaitu: cara penggunaan istilah desentralisasi dan definisi dari istilah, menjelaskan model kondisi
yang mengarah pada kebutuhan untuk desentralisasi, dan tiga langkah kunci desentralisasi dengan
memilih struktur, pedoman, pengukuran. Desentralisasi merupakan pendelegasian wewenang oleh
manajemen puncak pada eksekutif pemegang otoritas di level yang lebih rendah.
Terdapat langkah utama didalam penerapan desentralisasi, yaitu :
a. Pemilihan struktur
b. Pengembangan pedoman
c. Pendelegasian aktivitas
d. Menetapkan norma – norma keperilakuan
e. Klarifikasi hubungan antar unit
f. Pendekatan kompetitif dan kolaborasi
Bila dikaitkan dengan variabel trust dengan commitment maka pola dari design desentralisasi
akan terbentuk dengan terstruktur sebab wewenang yang diberikan untuk autonomy bagi antar
department atau divisi akan dilandaskan pada hubungan mitra maupun outsource sehingga didalam
interaksinya otoritas akan sangat dipertanggungjawabkan dengan juga menghasilkan peningkatan
performa di tiap divisi sebab pedoman akan ditaati dengan baik dan berjalan sesuai bahkan
diharapkan dapat melebihi yang sudah ditetapkan sehingga pusat akan berfokus pada apa yang
sudah menjadi ranah dari central. Ini pun tidak lepas dari peran trust yang juga akan meningkatkan
efektivitas maupun efisiensi dari adanya transaksi yang melibatkan transfer pricing sebab masing
– masing department atau divisi menghargai pihak lain sehingga akan terbentuk antecedent formal
yang berupa kontrak maupun informal berupa share value yang nantinya akan menghasilkan
outcomes yang akan meningkatkan koordinasi dari cooperation sehingga secara sistemik akan
meningkatkan financial performance perusahaan.
D. Penutup
Terdapat keterkaitan hubungan tiap chapter dari behavioral accounting yang berguna bagi
pertimbangan didalam pengambilan keputusan dari aspek yang berfokus pada individu (manusia)
yang memainkan peran yang signifikan bagi terciptanya infomasi traditional maupun non
traditional yang menyangkut finansial maupun non finansial.

Anda mungkin juga menyukai