Anda di halaman 1dari 28

SEMINAR ON FINANCIAL ACCOUNTING

MID-TERM EXAMINATION

Nama : Chandra Fatriananda


NPM : 120620180026

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2018
1. PSAK 30 - Akuntansi Sewa
A. Menurut PSAK 30 ada 2 jenis sewa yaitu:
 Sewa operasi adalah sewa selain sewa pembiayaan yang disajikan off balance sheet
(tidak ditampilkan di laporan posisi keuangan). Suatu sewa diklasifikasikan sebagai
sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Sewa operasi dapat disimpulkan dalam beberapa poin dibawah ini :
- Sewa jangka pendek (biasanya dibawah 5 tahun, pada pelaksanannya tergantung
kesepakatan antara kedua belah pihak)
- Alat dapat digunakan oleh penyewa namun aset dimiliki oleh pihak yang
menyewakan.
- Tidak terjadi transfer ownership di akhir masa sewa.
- Pemeliharaan alat biasanya oleh yang menyewakan
- Penyajian dalam laporan keuangan
- Diakui dan disajikan sebagai beban sewa dalam laporan laba rugi komprehensif.
• Tidak ada pencatatan aset, utang dan beban depresiasi

Kelebihan dan kekurangan dari sewa operasi diantaranya :


Kelebihan :
- Untuk aset yang cepat sekali berubah teknologinya akan tepat karena
investasinya lebih murah.
- Tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai aset dan utang sehingga
rasio efisiensi (sales/total aset; sales/fixed aset) dan rasio leverage (debt/equity;
laba operasi/interest) terlihat lebih bagus.
- Entitas tidak perlu memelihara aset, seringkali maintenance dilakukan oleh pihak
yang menyewakan.
- Menghemat kas di masa sekarang karena biaya yang dikeluarkan sebesar biaya
sewa
Kekurangan :
- Entitas tidak memiliki aset untuk operasi yang disajikan dalam laporan keuangan
- Keberlanjutan entitas dapat terganggu jika sewa di masa akan datang tidak
diperoleh untuk aset utama entitas cukup berisiko jika menggunakan sewa
operasi
- Untuk alat-alat khusus sulit diperoleh
- Seringkali lebih mahal daripada membeli aset
- Tidak dapat dimanfaatkan optimal jika cepat terjadi perubahan teknologi
- Penggunaan terbatas, tergantung perjanjian sewa
- Tidak dapat dijadikan jaminan bank
 Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya
dapat dialihkan atau dapat juga tidak dialihkan.
Sewa pembiayaan dapat disimpulkan dalam beberapa poin dibawah ini :
- Sewa pembiayaan / capital lease / finance lease
- Merupakan bentuk pendanaan jangka panjang, pembelian secara angsuran
(biasanya diatas 5 tahun, pada pelaksanannya tergantung kesepakatan antara
kedua belah pihak)
- Sewa pembiayaan: “transfer risiko dan manfaat aset kepada pihak leasse”,
kriteria umum sesuai dengan PSAK 30: sewa dan ISAK 8 Transaksi yang
Mengandung Sewa.
- Aset dicatat oleh lesse :
- Pencatatan aset
- Pencatatan utang, kontrak pembayaran jangka panjang
- Pencatatan beban depresiasi aset

B. Perlakuan akuntansi untuk 2 jenis sewa adalah sebagai berikut:


 Sewa pembiayaan bagi Lesse
- Pengakuan awal
Pada awal masa sewa, lesee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan
liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau
sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah
dari nilai wajar. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini
dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa ,
jika dapat ditentukan secara praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga
pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lesee
ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset.
Meskipun bentuk legal perjanjian sewa menyatakan bahwa lessee tidak
memperoleh hak legal atas aset sewaan, dalam hal sewa pembiayaan secara
substansi dan realitas keuangan pihak lessee memperoleh manfaat ekonomik dari
dari pemakaian aset sewaan tersebut selama sebagian besar umur ekonomisnya.
Sebagai konsekuensinya lessee menanggung kewajiban untuk membayar hak
tersebut sebesar suatu jumlah, pada awal sewa, yang mendekati nilai wajar dari
aset dan beban keuangan terkait.
Jika transaksi sewa tersebut tidak tercermin dalam laporan posisi
keuangan lessee, sumber daya ekonomi an tingkat kewajian dari entitas menjadi
terlalu rendah, sehingga mendistorsi rasio keuangan. Oleh karena itu, sewa
pembiayaan diakui dalam laporan posisi keuangan lessee sebagai aset dan
kewajiban untuk pembayaran sewa di masa depan. Pada awal masa sewa, aset
dan liabilitas untuk pembayaran sewa di masa depan diakui di laporan posisi
keuangan pada jumlah yang sama, kecuali untuk biaya langsung awal dari lessee
yang ditambahkan ke jumlah yang diakui sebagai aset.
Liabilitas dari aset sewaan tidak dapat disajikan sebagai pengurang aset
sewaan dalam laporan keuangan. Jika penyajian liabilitas dalam laporan
keuangan dibedakan antara liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang,
hal yang sama berlaku untuk liabilitas sewa.
Biaya langsung awal umumnya terjadi sehubungan dengan aktivitas
negosiasi dan pemastian pelaksanaan sewa. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung kepada aktivitas lessee untuk suatu sewa pembiayaan
ditambahkan ke jumlah yang diakui sebagai aset.
- Pengukuran
Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan
beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban
keuangan dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas
saldo liabilitas. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.
Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset yang
dapat disusutkan dan beban keuangan dalam setiap periode akuntansi. Kebijakan
penyusutan untuk aset sewaan konsisten dengan aset dimiliki sendiri, dan
penghitungan penyusutan yang diakui berdasarkan PSAK 16 (revisi 2011) : Aset
Tetap dan PSAK 19 (revisi 2010): Aset Tak Berwujud. Jika tidak ada kepastian
yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa
sewa, aset sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih
pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya
- Pengungkapan
Selain memenuhi ketentuan PSAK 60 : Instrumen Keuangan :
Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan hal-hal berikut yang berkaitan
dengan sewa pembiayaan:
 Jumlah neto jumlah tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal
peaporan.
 Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada
tanggal pelaporan, dengan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapan
total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan,
dan nilai kininya, untuk setiap periode berikut :
- Sampai dengan satu tahun
- Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
- Lebih dari lima tahun
 Rental kontijen yang diakui sebagai beban pada periode tersebut.
 Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa
depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan (non-cancelable
subleases)
 Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material, yang meliputi, tetapi
tidak terbatas pada, hal berikut :
- Dasar penentuan utang rental kontijen
- Ada tidaknya klausul-klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan
atau pembelian dan eskalasi beserta syarat-syaratnya
- Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya
yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa-lanjut.
 Sewa operasi bagi Lesse
- Pengakuan awal
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar
garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat
lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna.
- Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60 :
Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan hal berikut
untuk sewa operasi :
 Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang
tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut:
- Sampai dengan satu tahun
- Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
- Lebih dari lima tahun
 Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan
dari kontrak sewa-lanjut yang ysng tidak dapat dibatalkan (non-cancelable
subleases) pada tanggal pelaporan.
 Pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui sebagai beban periode berjalan,
dengan pengungkapan terpisah untuk masing-masing jumlah pembayaran
minimum sewa, rental kontijen, dan pembayaran sewa-lanjut.
 Penjelasan umum perjanjian sewa lessee yang signifikan, yang meliputi,
namun tidk terbatas pada :
- Dasar penentuan utang rental kontijen
- Eksistensi dan persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa
atau adanya opsi pembelian dan klausul eskalasi, dan
- Pembatasan yang ada dalam perjanjian sewa, seperti pembatasan dividen,
utang tambahan, dan sewa lanjutan.
 Sewa pembiayaan bagi Lessor
- Pengakuan awal
Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa
pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan
investasi sewa neto tersebut.
- Pengukuran
Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang
mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi
bersih lessor dalam sewa pembiayaan. Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba
atau rugi atas penjualan pada suatu periode sesuai kebijakan entitas atas
penjualan biasa. Jika tingkat bunga ditentukan secara artifisial terlalu rendah, laba
penjualan dibatasi sebesar laba apabila menggunakan tingkat bunga pasar. Biaya
yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi
dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui.
- Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yag dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen
Keuangan: Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa
pembiayaan :
 Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran
sewa minimum pada tanggal pelaporan. Di samping itu, lessor
mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa
minimum pada tanggal pelaporan, untuk setiap peride berikut:
- Kurang dari satu tahun
- Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
- Lebih dari lima tahun
 Penghasilan pembiayaan tangguhan
 Nilai residu tidak dijamin yang diakui sebagai manfaat lessor
 Akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum
 Rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan
 Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material
 Sewa operasi bagi Lessor
- Pengakuan awal
Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan
sesuai sifat aset tersebut. Biaya termasuk biaya penyusutan yang terjadi untuk
memperoleh pendapatan diakui sebagai beban. Pendapatan sewa operasi diakui
sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat
dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana manfaat
penggunaan aset sewaan menurun.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negosiasi
dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan
diakui seagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan
pendapatan sewa. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten
dengan kbijakan penyusutan normal untuk aset sejenis sesuai PSAK 16: Aset
Tetap dan PSAK 19 : Aset Tak Berwujud.
- Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60:
Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk
sewa operasi :
 Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa
operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut :
- Sampai dengan satu tahun
- Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
- Lebih dari lima tahun
 Total rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan
 Penjelasan umum isi perjanjian lessor
 Transaksi Jual dan Sewa Balik
Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, selisih
lebih hasil penjualan dari jumlah tercatat tidak dapat diakui segera sebagai
pendapatan oleh penjual-lessee, tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa
sewa.
Jika transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa operasi dan jelas bahwa
transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, maka laba rugi diakui segera, kecuali rugi
tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih rendah
dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara
proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset. Jika harga
jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan
diamortisasi selama periode penggunaan aset.
Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa-
balik lebih rendah daripada jumlah tercatatnya, rugi sebesar selisih antara jumlah
tercatat dan nilai wajar diakui segera.

C. Contoh Ilustrasi dan Jurnal


Sewa Pembiayaan bagi Lessee:
PT DEF (Lessee) menandatangani perjanjian sewa pembelian peralatan dengan
PT GHI (Lessor) pada tanggal 1 Januari 2015. Nilai wajar aset adalah Rp 100 miliar.
Masa sewa selama 5 tahun. Umur ekonomis peralatan 5 tahun. Angsuran sewa, dibayar
setiap 1 Januari dimulai saat perjanjian ditandatangani, sebesar Rp 25,98 miliar per tahun.
PT. DEF membayar semua biaya perolehan sewa kecuali pajak property sebesar Rp 2
miliar, yang dimasukkan sebagai komponen dari pembayaran sewa. Tingkat suku bunga
incremental PT. ABC 11%, depresiasi dengan metode garis lurus. PT. GHI menetapkan
rate of return atas investasi tersebut 10% dan PT.DEF mengetahui hal tersebut. Kontrak
leasing tidak mengandung klausal untuk melakukan pembaruan kontrak.
Analisis kontrak sewa:
 Tidak ada transfer ownership
 Tidak ada pilihan untuk membeli di akhir masa sewa
 Masa sewa meliputi seluruh umur aset
 Nilai kini pembayaran minimum sama dengan nilai wajar aset
 Kesimpulan : Sewa Pembiayaan
 Perhitungan sewa :
- Pembayaran sewa 25,981
- Property tax 2
- Pembayaran sewa minimum 23,981
- Nilai kini (i=10%, n=5) 4,16986
(100 : 23,981 = 4,16986)
- PV dari pembayaran sewa minimum 100
- Bunga yang digunakan 10% (bunga implisit) karena :
PT. DEF mengetahui hal tersebut dan bunga tersebut lebih rendah dari
bunga incremental
Pengurangan
Tanggal Pembayaran Biaya Bunga Saldo Utang
Utang

100

1/1/2015 25.981 2 0.00 23.98 76.02

1/1/2016 25.981 2 7.60 16.38 59.64

1/1/2017 25.981 2 5.96 18.02 41.62

1/1/2018 25.981 2 4.16 19.82 21.80

1/1/2019 25.981 2 2.18 21.80 0.00

JURNAL :
Peralatan 100
Hutang sewa 100

Hutang sewa 23,981


Beban pajak 2
Kas 25,981

Beban Depresiasi 20
Akumulasi Depresiasi 20

Sewa Pembiayaan bagi Lessor:


Pada tanggal 1 Januari 2010 PT ABC (lessor) menyewakan kendaraan pada PT
XYZ (lessee). PT ABC membeli kendaraan di hari tersebut pada nilai wajarnya yaitu Rp
89,721,000. Perjanjian sewa mengakibatkan biaya langsung awal sebesar Rp 1,457,000.
Masa sewa 4 tahun. Masa manfaat kendaraan 6 tahun. Pembayaran sewa tahunan Rp
22,000,000 yang dibayarkan di muka setiap tanggal 1 Januari. Estimasi nilai residual
value pada akhir masa manfaat adalah Rp 2,000,000. Estimasi nilai residual value pada
akhir masa sewa adalah Rp 15,000,000. Residual value yang dijamin oleh PT XYZ
adalah Rp 7,500,000. Tingkat bunga implisitnya adalah 7%.
Analisis kontrak sewa:
 Kesimpulan : Sewa Pembiayaan
 Perhitungan sewa:
- Nilai investasi neto = PV (MLP + unguaranteed RV) = nilai wajar aktiva
+ biaya langsung awal = Rp 89,721,000 + Rp 1,457,000 = Rp 91,178,000
- Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 10):
dr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp 91,178,000
cr. Kendaraan Rp 89,721,000
cr. Penghasilan Pembiayaan Tangguhan Rp 1,457,000

- Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 10):


dr. Kas Rp 22,000,000
cr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp 22,000,000

- Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 11):


dr. Kas Rp 22,000,000
cr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp 17,158,000
cr. Penghasilan Pembiayaan Rp 4,842,000
[7% x (Rp 91,178,000 – Rp 22,000,000)]
Tabel perhitungan bunga

(dalam ribuan Rp)


MLP PP PPSP SPSP
1-Jan-10 91,178
1-Jan-10 22,000 - 22,000 69,178
1-Jan-11 22,000 4,842 17,158 52,020
1-Jan-12 22,000 3,641 18,359 33,662
1-Jan-13 22,000 2,356 19,644 14,018
1-Jan-14 15,000 981 14,019 (0)
MLP = Minimum Lease Payment
PP = Penghasilan Pembiayaan
PPSP = Pengurang Piutang Sewa Pembiayaan
SPSP = Saldo Piutang Sewa Pembiayaan

Pengungkapan

IS 2012 SPSP 2012 IS 2011 SPSP 2011


Piutang sewa
Dalam 1 tahun 22,000 19,644 22,000 18,359
1 - 5 tahun 15,000 14,019 37,000 33,662
Jumlah MLP 37,000 33,662 59,000 52,021
PPT 3,338 6,979
PV MLP 33,662 52,021
IS = Investasi Sewa
PPT = Penghasilan Pembiayaan Tangguhan
Transaksi jual dan sewa balik:
Pada tanggal 1 Juli 2009 PT ABC membuat perjanjian dengan PT XYZ untuk
menjual pabriknya seharga Rp3,5 milyar (pada nilai wajarnya). Pada tanggal tersebut,
nilai buku pabrik adalah Rp2,75 milyar. PT XYZ langsung menyewakan kembali pabrik
tersebut pada PT ABC. Masa sewa adalah 6 tahun. Masa manfaat pabrik adalah 8 tahun.
Pembayaran sewa tahunan, mulai dibayar pada 30 Juni 2010, adalah Rp 700 juta. Nilai
sisa pabrik di akhir masa sewa, yang seluruhnya dijamin, adalah Rp 500 juta. Tingkat
bunga implisit adalah 10%. Sewa tidak dapat dibatalkan. Pembayaran sewa tahunan
termasuk biaya perawatan Rp 35 juta yg dibayarkan oleh lessor a.n. lessee.
Jurnal penjualan dan penyewaan kembali:
Kas Rp 3,5 milyar
Pendapatan yg ditangguhkan Rp 750 juta
Pabrik Rp 2,75 milyar
Jurnal amortisasi pendapatan:
Pendapatan yg ditangguhkan Rp 125 juta
Keuntungan dr penjualan aset Rp 125 juta
(Rp 750 juta / 6 tahun)
D. Perubahan signifikan akuntansi sewa antara PSAK 73 dengan PSAK 30
Model akuntansi sewa yang sebelumnya diatur dalam PSAK 30: Sewa
mensyaratkan penyewa dan pesewa untuk mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa
pembiayaan atau sewa operasi dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara berbeda.
Model tersebut dikritisi tidak mampu memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan
karena tidak selalu memberikan representasi yang tepat atas transaksi penyewaan.
Khususnya, model tersebut tidak mensyaratkan penyewa untuk mengakui aset dan
liabilitas yang timbul dari sewa operasi.
DE PSAK 73: Sewa menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model akuntansi tunggal khususnya
untuk penyewa (lessee). Penyewa disyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-
use assets) dan liabilitas sewa dalam laporan posisi keuangan. Terdapat 2 pengecualian
opsional dalam pengakuan aset dan liabilitas sewa, yakni untuk: (i) sewa jangka-pendek
dan (ii) sewa yang aset pendasar. Dengan demikian, penyewa tidak akan lagi
mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan sebagaimana
diatur dalam PSAK 30: Sewa yang telah berlaku selama ini.
DE PSAK 73: Sewa secara substansial meneruskan persyaratan akuntansi sewa
dalam PSAK 30: Sewa untuk pesewa (lessor). Dengan demikian, pesewa tetap
mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan dan mencatat
kedua jenis sewa tersebut secara berbeda. Akan tetapi, pesewa disyaratkan untuk
memberikan pengungkapan tambahan tentang eksposur risiko pesewa khususnya tentang
risiko nilai residual.rnya (underlying assets) bernilai-rendah.

Contoh: PT Anggrek melakukan kontrak sewa peralatan selama 3 tahun.


Pembayaran sewa per tahun adalah Rp 20.000.000, Rp 24.000.000 dan Rp 28.000.000.
Tidak ada opsi membeli dan insentif lain dalam kontrak. Bunga implisit sebesar 4,235%
sehingga nilai kini dari sewa tersebut sebesar Rp 66.000.000. Jurnal yang dibuat adalah
sebagai berikut:
1. Aset hak guna Rp 66.000.000
Liabilitas sewa Rp 66.000.000
2. Beban bunga Rp 2.796.000
Liabilitas sewa Rp 2.796.000
3. Beban depresiasi Rp 22.000.000
Aset hak guna Rp 22.000.000
4. Liabilitas sewa Rp 20.000.000
Kas Rp 20.000.000

E. Bagaimana akun liabilitas sewa muncul di laporan keuangan PT GIIA?


Akun liabilitas sewa timbul di laporan keuangan PT. GIAA karena PT. GIAA
melakukan perjanjian yang mengandung sewa dan bertindak sebagai lessee. Akun ini
disajikan oleh PT. GIAA di laporan keuangan sebagai bentuk dari liabilitas kepada
lessor. Dalam hal ini PT GIIA mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk pesawat
yang dibiayai oleh Export Development Canada (EDC) untuk sewa pesawat CRJ1000
dengan masa sewa adalah 2012-2024 dan juga melakukan transaksi sewa perangkat
keras dan lunak, peralatan GSE dan kendaraan. Transaksi sewa masuk kategori sewa
pembiayaan karena memenuhi salah satu unsur dibawah ini:
Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan
liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar
nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini tersebut lebih rendah daripada
nilai wajar: Penilaian ditentukan pada awal masa sewa. Tingkat diskonto yang digunakan
dalam perhitungan nilai kin; dati pembayaran sewa minimum adalah suku bunga
implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan suku
bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal dar; lessee ditambahkan
dalam jumlah yang diakui sebagai aset .
Ya, CaLK PT. GIAA telah relevan dan mengacu pada mandatory disclosure
PSAK 30.

F. Bagaimana dampak PSAK 73 kepada PT GIAA pada saat berlakunya PSAK ini?
Dampak dari penerapan PSAK 73 di dalam laporan keuangan ini adalah menaikan
nilai aset sekaligus nilai kewajiban dan pada laporan laba rugi, sewa operasi dibebankan
dengan menggunakan metode garis lurus.
Standar ini menggantikan PSAK 30, dimana pembebanannya melalui depresiasi.
DE PSAK 73 Sewa apabila diterapkan juga berpotensi meningkatkan liabilitas
perusahaan sehingga rasio-rasio perusahaan dapat terlihat memburuk dan berpotensi
melanggar covenant perusahaan. Garuda Indonesia misalnya mengakui bahwa liabilitas
perusahaan akan meningkat 350% bila DE PSAK 73 diterapkan, sementara peningkatan
aset hanya 300%.
Mengapa hal tersebut terjadi? Karena Di PSAK 73, lessee (penyewa) diwajibkan
untuk mencatat seluruh sewa, baik financial lease ataupun operational lease di laporan
posisi keuangan lessee, yang akan merefleksikan hak lessee untuk memanfaatkan suatu
aset selama masa manfaatnya. Di samping itu, lessee juga harus mengakui liabilitas
untuk membayar sewa.
Namun, PSAK 73 ini tidak wajib diterapkan pada masa sewa jangka pendek dan
untuk aset yang bernilai rendah. Elemen kunci di PSAK 73 adalah mengganti konsep
"risk and reward" dengan hak untuk memanfaatkan. Sehingga lessee harus mencatat aset
dan liabilitas pada saat awal masa sewa.
G. Penerapan ISAK 8 pada PT GIAA Tbk
PT GIAA Tbk mengadakan perjanjian yang mengandung sewa (ISAK 8) sehingga
harus menerapkan ketentuan PSAK 30. Perjanjian sewa PT GIIA terdiri dari perjanjian
sewa pembiayaan dan sewa operasi. Rinciannya sebagai berikut:
- Sewa pembiayaan
Sewa pesawat yang dibiayai oleh Export Development Canada (EDC) untuk sewa
pesawat CJR1000 dengan masa sewa keseluruhan 2012-2024, sewa pembiayaan
perangkat keras dan lunak, peralatan GSE, dan kendaraan.
- Sewa operasi
Sewa pesawat, sewa mesin, sewa operasi non pesawat
Kesimpulan: Laporan keuangan PT GIAA Tbk telah sesuai dengan ISAK 8

2. PSAK 15 dan 66 – Akuntansi Investasi pada Entitas Asosiasi dan Pengaturan Bersama
A. Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh yang
signifikan dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari investornya.
Jika entitas memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (contohnya melalui anak
perusahaan), 20% atau lebih hak suara investee, maka entitas dianggap memiliki
pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa entitas tidak memiliki
pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika entitas memiliki, secara langsung maupun tidak
langsung (contohnya melalui anak perusahaan), kurang dari 20% hak suara investee,
maka dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan, kecuali pengaruh signifikan tersebut
dapat dibuktikan dengan jelas. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain
tidak menghalangi entitas untuk memiliki pengaruh signifikan.
Keberadaan pengaruh signifikan oleh entitas umumnya dibuktikan dengan satu atau
lebih cara berikut ini:
- Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di
investee;
- Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;
- Adanya transaksi material antara entitas dengan investee;
- Pertukaran personil manajerial; atau
- Penyediaan Informasi teknis pokok
Entitas anak adalah suatu entitas, termasuk entitas bukan perseroan terbatas seperti
persekutuan yang dikendalikan oleh entitas lain. Jika entitas memiliki, secara langsung
maupun tidak langsung (contohnya melalui anak perusahaan), 50% atau lebih hak suara
investee, maka entitas tersebut dianggap memiliki entitas anak.
Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas
suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan tentang aktivitas relevan
mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi
pengendalian.
Investasi pada efek tertentu diklasifikan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to
maturity), diperdagangkan (trading) dan tersedia untuk dijual (available for sale).
Klasifikasi ini tergantung pada tujuan pada saat investasi diperoleh manajemen
mementukan klasifikasi yang tepat untuk investasi tersebut pada saat perolehan.
Investasi pada efek yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo apabila
menajemen bermaksud dan mampu untuk memiliki efek tersebut hingga jatuh tempo.
Efek tersebut dicatat sebesar harga perolehannya setelah dikurangi dengan diskonto atau
premium yang belum diamortisasi. Investasi pada efek yang dibeli atau dimiliki untuk
dijual dalam waktu dekat diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan dan diakui
sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dicatat pada
laporan L/R. Investasi pada efek yang tidak diklasifikasikan sebagai yang dimiliki
hingga jatuh temp maupun yang dipergadangkan dan efek ekuitas yang tidak
diklasifikasin sebagai yang diperdagangkan, diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia
untuk dijual dan dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum
direalisasi disajikan pada bagian ekuitas. Investasi pada efek yang nilai wajarnya telah
tersedia, dicatat sebesar harga perolehan dan penyidihan penurunan nilai investasi
dilakukan apabila nilai investasi telah mengalami penurunan yang permanen. Harga
pokok efek yang dijual ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Dividen dari
investasi pada efek ekuitas diakui pada saat diumumkan. Efek yang diperdagangkan,
diperjualbelikan pada pasar yang aktif dan nilai berdasarkan harga pasar pada saat
penutupan perdagangan pada tanggal 31 Desember dengan mengacu pada kutipan harga
di bursa saham. Efek yang diperdagangkan diklasifikasikan sebagai asset lancar karena
investasi tersebut diharapkan dapat direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan sejak
tanggal neraca. Dalam laporan arus kas, kas yang diperoleh dari (digunakan untuk) efek
yang diperdagangkan disajikan dalam aktivitas operasi sebagai bagian dari perubahan
modal kerja. Dalam laporan laba rugi, perubahan nilai wajar efek yang diperdagangkan
dicatat sebagai bagia dari pendapatan operasional lainnya.

Kategori Entitas Asosiasi Entitas anak Pengendalian Investasi pada


Bersama efek tertentu
Pengendalian Memiliki Kepemilikan Pengaruh
pengaruh Lebih dari 50% ditentukan oleh
signifikan, kesepakan antar
kepemilikan pihak yang
antar 20% - 50% melakukan
, atau kurang kesepakatan
dari 20 % tetapi
dapat dibuktikan
dengan memiliki
pengaruh
signifikan
Pengelolaan aset Pengakuan Asset Pengakuan Asset
dan Liabilities dan Liabilities
menjadi menjadi
kewajiban kewajiban
investor sebesar investor sebesar
nilai nilai
investasinya. investasinya.
Metode Metode Metode
Pencatatan pemilikan pemilikan
investasi (Equity Method) (Equity Method)
Laporan Tidak membuat Membuat
Keuangan laporan laporan
konsolidasi konsolidasi
Pencatatan
Dividen

B. Kriteria dan perbedaan perlakuan akuntansi antara joint venture dan joint
operation
Kriteria penentuan joint venture dan joint operation:
- Struktur pengaturan bersama yang tidak dibentuk melalui kendaraan terpisah
(separate vehicle) dan dibentuk melalui kendaraan terpisah
- Bentuk hukum kendaraan terpisah
- Penaksiran persyaratan pengaturan kontraktual
- Penaksiran fakta dan keadaan lainnya

Perlakuan akuntansi joint venture:


- Venturer bersama mengakui kepentingannya dalam ventura bersama sebagai
investasi dan mencatat investasi tersebut dengan metode ekuitas sesuai dengan
PSAK 15, kecuali entitas dikecualikan dari penerapan metode ekuitas seperti yang
ditentukan dalam pernyataan tersebut.
- Pembukuan keuangan terpisah dan tidak terpisah pada masing-masing
anggotanya
Perlakuan akuntansi joint operation:
- Aset, mencakup bagiaannya atas aset apapun yang dimiliki bersama
- Liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang terjadi bersama
- Pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang dihasilkan dari operasi
bersama
- Bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi bersama
- Beban, mencaku bagiannya atas beban apapun yang terjadi secara bersama-sama
- Operator bersama mencatat aset, liabilitas, pendapatan, beban terkait dengan
Kepentingannya dalam operasi bersama sesuai dengan SAK

C. Apa penyebab kenaikan nilai investasi pada entitas asosiasi PT GIAA Tbk dari
tahun 2016 ke 2017
PT GIAA Tbk mempunyai investasi pada entitas asosiasi yaitu PT Aeroprima dan
PT Aeronurti Catering dengan persentase kepemilikan masing-masing sebesar 40% dan
45%. PT GIIA Tbk dipandang mempunyai pengaruh yang signifikan karena memiliki
(baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan), 20% atau lebih dari
hak suara pada perusahaan investee yakni PT Aeroprima dan PT Aeronurti Catering.
Sehingga PT GIIA Tbk mencatat investasi pada investee dengan menggunakan metode
ekuitas.
Penyebab kenaikan nilai investasi pada entitas asosiasi PT GIAA Tbk karena
investee melaporkan kenaikan laba bersih dari tahun 2016 ke 2017, sehingga sesuai
PSAK No 15 PT GIAA Tbk selaku investor mencatat laba tersebut sebagai berikut:
Jurnal ----> Investasi pada PT Aeroprima xx
Investasi pada PT Aeronutri xx
Bagian laba pada PT Aeroprima xx
Bagian laba pada PT Aeronutri xx

D. Contoh nyata untuk butir a dan b


3. PSAK 10 – Akuntansi Pengaruh Perubahan Kurs Mata Uang Asing
A. Perbedaan mata uang fungsional, mata uang pelaporan, dan mata uang pencatatan
dalam PSAK 10
Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana
entitas beroperasi. Lingkungan entitas tersebut utamanya menghasilkan dan
mengeluarkan kas .
Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian Iaporan
keuangan.
Mata uang pencatatan adalah mata uang yang digunakan oleh perusahaan untuk
membukukan transaksi.
Mata Uang Mata Uang Pelaporan Mata Uang
Fungsional Pencatatan
Definisi Adalah mata uang Adalah mata uang Adalah mata uang
pada lingkungan yang digunakan yang digunakan saat
ekonomi dimana dalam penyajian mencatat transaksi
entitas beroperasi. laporan keuangan. yang terjadi
Ruang Digunakan diseluruh Digunakan sesuai Digunakan sesuai
lingkup lingkungan entitas dengan mata uang dengan mata uang
termasuk anak yang berlaku yang berlaku
perusahaan
Konversi Apabila pencatatan Perlu adanya Perlu adanya
nilai sudah menggunakan konversi apabila mata konversi apabila mata
mata uang fungsional uang pelaporan tidak uang pelaporan tidak
tidak perlu konversi sama dengan mata sama dengan mata
lagi uang fungsional uang fungsional
sehingga sehingga
memunculkan memunculkan
kemungkinan selisih kemungkinan selisih
kurs kurs
Selisih Kurs Tidak ada selisih kurs Ada selisih kurs Ada selisih kurs
Pelaporannya 1. Pos moneter valuta Jika Pelaporannya Jika Pencatatannya
asing dijabarkan bukan menggunakan bukan menggunakan
menggunakan kurs mata uang fungsional mata uang fungsional
penutup. maka perlu konversi maka perlu konversi
2. Pos nonmoneter, mata uang mata uang
jika diukur pada; menggunakan kurs menggunakan kurs
– Biaya historis yang berlaku di akhir yang berlaku di akhir
dalam valuta asing periode. periode.
dijabarkan
menggunakan kurs
pada tanggal
transaksi.
– Nilai wajar valuta
asing dijabarkan
menggunakan kurs
pada tanggal ketika
nilai wajar diukur
Selisih kurs Diakui dalam laba Diakui dalam Diakui dalam
rugi penghasilan penghasilan
komprehensif lain komprehensif lain

B. Dapatkah perusahaan menyajikan LK bukan pada mata uang fungsional?


Ya, perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang berbeda dengan mata
uang fungsionalnya, akan tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menyajikan laporan keuangan tersebut antara lain dalam menyajikan asset dan liabilitas
harus menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan tersebut,
penghasilan dan beban harus menggunakan kurs pada tanggal transaksi, dan selisih kurs
masuk dalam penghasilan komprehensif lain. Hal ini sesuai dengan PSAK 10 Revisi
2010 tentang pengaruh perubahan kurs valuta asing paragraf 38 dan 39.
C. Apakah Perusahaan harus menggunakan mata uang fungsional dalam pencatatan
transaksinya?
Berdasarkan PSAK 10 (Revisi 2010), perusahaan harus menentukan mata uang
fungsional sebagai mata uang pengukuran (pencatatan transaksi) serta mata uang
pelaporan yaitu mata uang di mana laporan keuangan akan disusun. Mata uang
pelaporan (penyajian) yang dipergunakan bisa berupa mata uang fungsional ataupun
mata uang lain selain mata uang fungsional. Jadi, berdasarkan PSAK 10 (Revisi 2010),
perusahaan tidak bisa menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang pengukuran
(pencatatan transaksi) jika mata uang Rupiah tersebut tidak memenuhi persyaratan
sebagai mata uang fungsional. Sedangkan untuk penyajian laporan keuangan bisa tetap
menggunakan mata uang Rupiah walaupun bukan merupakan mata uang fungsional.
PSAK 10 (Revisi 2010) mendefinisikan mata uang fungsional sebagai mata uang
pada lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi yaitu lingkungan entitas
yang utamanya menghasilkan dan mengeluarkan kas.
Untuk menentukan apakah suatu mata uang yang akan dipergunakan dalam
pencatatan transaksi memenuhi persyaratan sebagai mata uang fungsional atau tidak,
maka harus diperhatikan persyaratan yang diatur dalam paragraf 09 – 11 PSAK 10
(Revisi 2010) sebagai berikut:
D. Apakah perbedaan perlakuan atas selisih kurs karena transaksi dan karena
translasi?
Transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau
membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang
timbul karena :
- Membeli atau menjual barang yang harganya di denominasi dalam suatu mata
uang asing;
- Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang di denominasi salam
suatu mata uang asing;
- Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam suatu mata uang asing;
- Menjadi suatu pihak untuk perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana;
- Memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban
yang didenominasi dalam suatu mata uang asing
Penghitungan selisih kurs karena transaksi menggunakan kurs tanggal neraca
(kurs spot antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi),
apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs pada tanggal neraca, maka digunakan
kurs tengah BI sebagai indikator yang obyektif. Penerapannya dalam tanggal pelaporan,
pos moneter mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs penutup sedangkan pos non
moneter (diukur dalam biaya historis) dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal
transaksi serta pos non moneter (diukur dalam nilai wajar) dijabarkan menggunakan
kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.
Translasi mata uang asing adalah proses penyajian ulang informasi keuangan dari
satu mata uang ke mata uang lainnya, translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter,
misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke
dalam nilai ekuivalen dolar AS. Translasi merupakan proses untuk menyatakan jumlah-
jumlah yang berdenominasi/diukur dalam suatu mata uang kedalam mata uang yang
lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut. Hal ini
dilakukan karena adanya penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan
keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode
untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban yang dinyatakan dalam
mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini dapat
diklasifikasikan, yaitu:
- Metode Nilai Tukar Tunggal
Metode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat
ini, terhadap semua saham dan mata uang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing
secara umum ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
- Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam
proses translasi mata uang asingnya.
1. Metode Current-Noncurrent
Pada metode current moment, asset lancar yang dimiliki anak
perusahaan pada saat itu (contoh, asset yang biasanya bisa dikonversikan
ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang jatuh tempo
dalam satu tahun) ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan
mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Aset dan
kewajiban noncurrent ditranslasikan pada kurs historis. Item laporan laba
rugi (kecuali untuk biaya depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan pada
aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar
tambahan yang mencakup seluruh periode dilaporkan. Biaya depresiasi
dan amortisasi ditranslasikan pada kurs historis dengan pengaruh saat
modal yang dimiliki didapatkan.

2. Metode Moneter-Nonmoneter
Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi
neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Asset
dan kewajiban moneter (contoh, klaim dan kewajiban untuk membayar
sejumlah tagihan dengan mata uang dimasa yang akan datang)
ditranslasikan dalam kurs saat ini. Item nonmoneter (asset tetap, investasi
jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dalam kurs historis. Item
laporan laba rugi ditranslasikan dengan prosedur yang sama dengan yang
dijelaskan untuk konsep current-nonncurrent.
3. Metode Kurs Sementara
Dengan metode kurs sementara, translasi mata uang asing tidak
mengubah sifat sebuah item yang dihitung. Hal tersebut hanya mengubah
unit perhitungan saja. Pada metode kurs sementara, item moneter seperti
kas, piutang dan utang ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item
nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjadi dasar perhitungan awal.
Secara spesifik, asset yang dihitung harga perolehannya pada laporan
dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs historis.

E. Jurnal dan perhitungannya


Jurnal pada saat pembelian secara kredit:
Persediaan Rp 67.500.000
Utang usaha Rp 67.500.000
($5.000 x Rp 13.500)

Jurnal penyesuaian pada saat tutup buku:


Piutang usaha Rp 500.000
Laba selisih kurs Rp 500.000
($5.000 x (Rp 13.500 – Rp 13.400) )

Jurnal pada saat pelunasan:


Utang usaha Rp 67.000.000
Rugi selisih kurs Rp 250.000
Kas Rp 67.250.000
($5.000 x (Rp 13.450 – Rp 13.400) )
($5.000 x Rp 13.450)

Jurnal pada saat penjualan:


Kas Rp 90.000.000
Penjualan Rp 90.000.000
4. PSAK 2 – Laporan Arus Kas

LEVI'S & CO.


LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016
(dalam USD)

Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :


Laba bersih menurut laporan laba rugi 201.000
Ditambah :
beban depresiasi -75.000
Penurunan Paten -21.000
penurunan persediaan 30.000
beban dibayar dimuka 18.000
Kenaikan Account Payable 120.000
Kenaikan piutang -42.000
30.000
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 231.000

Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :


Arus Kas Masuk
penjualan Properti 0
sekuritas hutang 0
investasi saham 0
penagihan pokok pinjaman 0
0
Arus Kas Keluar
pembelian properti 210.000
sekuritas hutang 0
investasi saham 0
Pemberian Pinjaman 0
210.000
Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi -210.000

Aliran kas dari kegiatan keuangan :


Arus Kas Masuk
Mortage Payable 525.000
Kenaikan Share Preference 63.000
588.000
Arus Kas Keluar
Penurunan Share Preference 450.000
Penurunan Share Capital Order 15.000
Pembayaran dividen 0
465.000
Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan 123.000
Perubahan Kas 144.000
Saldo kas pada awal tahun 153.000
Saldo kas pada akhir tahun 297.000

B. Kutip referensi PSAK 2 yang relevan

C. PSAK 1 – Penyajian Laporan Keuangan


A. Jelaskan berikut contoh transaksi - Komponen penghasilan komprehensif lain
sesuai PSAK 1 tahun 2013
Menurut PSAK 1 tahun 2013, penghasilan komprehensif lain berisi pos-pos
penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam
laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK. Komponen penghasilan
komprehensif lain mencakup:
- Perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset tetap dan PSAK 19: aset
tak berwujud);
- Pengukuran kembali program imbalan pasti (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja);
- Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
kegiatan usaha luar negeri (lihat PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta
Asing)
- Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan sebagai ‘
tersedia untuk dijual’(lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran);
- Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55)
Contoh:
Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015. Nilai perolehan 600.000
akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi menjadi 500.000 dan masa manfaat
tersisa 10 tahun.
Jurnal saat revaluasi:
Akumulasi Depresiasi 200.000
Aset tetap 200.000
Aset tetap 100.000
Surplus revaluasi 100.000
Jurnal saat depresiasi:
Beban Depresiasi 50.000
Akumulasi Depresiasi 50.000
Surplus Revaluasi 10.000
Saldo Laba 10.000
B. Kutip LK yang menjelaskan minimal 3 dari 5 jenis transaksi tsb diatas

C. Pilih dan analisis Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lainnya
Komponen laporan keuangan PT GIAA Tbk yaitu laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain telah sesuai dengan PSAK No 1 tahun 2013. Hal tersebut
tercermin dari penyajian penghasilan komprehensif lain yakni:
1. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
Keuntungan belum direalisasi atas transaksi lindung nilai, selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan.
2. Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
Peningkatan revaluasi aset tetap, pengukuran kembali kewajiban imbalan pasti.

Anda mungkin juga menyukai