Anda di halaman 1dari 42

Fraud

Auditing
Nama :
Sindi Megia Yuliasari 0117101263
Ridwan Triyanto 0117101265
Vanessa Ardella Devalia
0117101272
Zara Syita Kamilia 0117101287
Zalfaa Nanda Azzahra 0119121003
Kelas : G
Definisi
Pengertian kecurangan sesuai Standar Profesional Akuntan
Publik (PSA No.70 seksi 316.2 paragraf 4) adalah salah saji atau
penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan.

Kecurangan harus dibedakan dengan kesalahan:


⦁ Kesalahan (error)  suatu tindakan yang tidak disengaja yang
dapat terjadi dalam setiap tahap pengelolaan transaksi
⦁ Kecurangan (fraud) adalah tindakan/ kesalahan yang disengaja

2
Bentuk Kesalahan :
1. Intentional Error  Kesalahan yang disengaja,
tujuannya untuk keuntungan diri sendiri
⦁ Bentuk :
 Window Dressing  merekayasa laporan keuangan
supaya terlihat lebih baik
 Check Kitting  saldo rekening bank ditampilkan
lebih besar sehingga current ratio terlihat lebih baik

2. Unintentional Error  Kesalahan yang tidak disengaja


(kesalahan manusiawi)
⦁ Bentuk :

 Salah menjumlah
 Salah menerapkan PSAK karena ketidaktahuan

3
Pembagian Fraud oleh
Association of Certified Fraud :

Fraud Terhadap Asset (Asset


Misappropriation)

Fraud Terhadap Lap.Keuangan (Fraudelent


Statement)

Korupsi (Corruption)

4
Fraud Terhadap Asset :
Penyalahgunaan aset perusahaan untuk keperluan pribadi tanpa ijin
dari perusahaan.
Ada 2 jenis yaitu :
1. Cash misappropriation
o Penyelewengan terhadap aset yang berupa kas
Misalnya : penggelapan kas, mengambil cek (pembayaran dari
pelanggan atau pembayaran untuk supplier).
2. Non cash misappropriation
o Penyelewengan terhadap aset yang berupa non kas
Misalnya : menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan
pribadi.

5
Fraud Terhadap Laporan
Keuangan :
Segala tindakan yang membuat laporan keuangan menjadi tidak seperti yang
seharusnya
Ada 2 jenis yaitu :
1. Financial
2. Non financial
Misalnya:
 Memalsukan bukti transaksi
 Mengakui suatu transaksi lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya
 Menerapkan metode akuntansi tertentu secara tidak konsisten untuk
menaikkan atau menurunkan laba
 Menerapkan metode pengakuan aset sedemikian rupa sehingga aset menjadi
lebih besar dari yang seharusnya
 Menerapkan metode pengakuan liabilitas menjadi nampak lebih kecil
dibandingkan yang seharusnya.
6
Korupsi ( Corruption)
Ada 2 jenis yaitu :
1. Konflik kepentingan (conflict of interest)
o Seseorang atau sekelompok orang di dalam perusahaan yang
memiliki hubungan istimewa dengan pihak luar.
o Dikatakan memiliki hubungan istimewa karena memiliki
kepentingan tertentu misal mempunyai saham, anggota
keluarga, sahabat dekat).
o Disebut juga Kolusi dan Nepotisme
2. Menyuap atau Menerima Suap (Briberies and Excoriation)
o Misalnya menerima komisi atas pembocoran rahasia perusahaan.

7
8
Fraud Triangle :
1. Pressure / Tekanan
Manajemen atau pegawai mendapatkan tekanan untuk melakukan
kecurangan

2. Opportunity / Kesempatan
Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau
pegawai untuk melakukan kecurangan.

3. Rationalization / Pembenaran
Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika
yang memungkinkan manajemen atau pegawai untuk melakukan
tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam suatu
lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar
sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan
perilaku yang tidak jujur tersebut.

9
Fraud Triangle
Pressure/Tekanan Opportunity/ Rationalization/
 Masalah keuangan Kesempatan Pembenaran
⦁ Tamak, hidup melebihi  Sistem pengendalian  Mencontoh atasan /
kemampuan, banyak intern yang lemah Rekan sekerja
hutang
 Tindakan disiplin  Merasa sudah
 Penyakit mental yang lemah terhadap berbuat banyak
⦁ Penjudi, peminum, pelaku pelanggaran untuk perusahaan
pecandu narkoba  
Kewenangan dan Menganggap yang
 Tekanan di tempat tanggung jawab diambil tidak
kerja yang tidak jelas seberapa
⦁ Kurang mendapat  Kelalaian atasan  Dianggap meminjam,
perhatian, kondisi kerja
nanti dikembalikan
yang buruk, careet
path yang tidak jelas

10
Kondisi-kondisi Penyebab
Kecurangan:
J.S.R. Venables dan KW Impey dalam buku “Internal Audit” (1988, hal 424)
mengemukakan kecurangan terjadi karena :
A. Penyebab Utama
 Penyembunyian (concealment). Kesempatan tidak terdeteksi. Pelaku perlu menilai
kemungkinan dari deteksi dan hukuman sebagai akibatnya.
 Kesempatan / peluang (opportunity). Pelaku perlu berada pada tempat yang tepat,
waktu yang tepat, agar dapat mendapatkan keuntungan atas kelemahan khusus
dalam sistem dan juga menghindari deteksi.
 Motivasi (motivation). Pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas
demikian, suatu kebutuhan pribadi seperti ketamakan/ kelobaan/ kerakusan dan
motivator yang lain.
 Daya tarik (attraction). Sasaran dari kecurangan yang dipertimbangkan perlu
menarik bagi pelaku.
 Keberhasilan (success). Pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur baik
menghindari penuntutan atau deteksi.
11
Kondisi-kondisi Penyebab
Kecurangan:
B. Penyebab-penyebab Sekunder
 “ A Perk “. Kurang pengendalian, mengambil keuntungan aktiva
organisasi dipertimbangkan sebagai suatu tunjangan karyawan.
 Hubungan antara pemberi kerja/pekerja yang jelek. Yaitu saling
kepercayaan dan penghargaan telah gagal. Pelaku dapat
mengemukakan alasan bahwa kecurangan hanya merupakan
kewajibannya.
 Pembalasan dendam (revenge). Ketidaksukaan yang hebat terhadap
organisasi dapat mengakibatkan pelaku berusaha merugikan
organisasi tersebut.
 Tantangan (challenge). Karyawan yang bosan dengan lingkungan
kerja mereka dapat mencari stimulasi dengan berusaha untuk
“memukul sistem”, sehingga mendapatkan suatu arti pencapaian (a
sense of achievement), atau pembebasan frustasi (relief of 12
Menilai Resiko
Kecurangan
Menilai risiko kecurangan, SAS 99 singkatan dari (Statement on Auditing
Standards) memberikan pedoman untuk menilai risiko kecurangan bagi auditor dan
mempertahankan tingkat Skeptisisme profesional ketika mempertimbangkan
informasi,faktor risiko kecurangan untuk mengidentifikasi dalam menanggapi risiko
kecurangan.
SAS 1 menyatakan Skeptisme Profesional yaitu “ Auditor tidak
mengasumsikan management tidak jujur tetapi juga tidak mengasumsikan
kejujuran sebuah Absolut”. Dalam pratiknya melalui prosedur evaluasi atas
penerimaan dan kelanjutan klien serta auditor menolak sebagian besar calon klien
yang dianggap tidak memiliki kejujuran dan integritas diantaranya.
13
Menilai Resiko Kecurangan
1. Komunikasi diantara tim audit
SAS 99 Mewajibkan tim audit mengadakan diskusi untuk berbagi wawasan akan
risiko kecurangan diantara tim audit yang lebih berpengalaman. Salah satunya
berdiskusi “ Bagaimana management dapat melakukan dan menutupi pelaporan
keuangan ?”
2. Pengajuan pertanyaan kepada management
SAS 99 Mengharuskan auditor untuk mengajukan pertanyaan spesifik tentang
kecurangan dalam setiap audit. Auditor harus menanyakan tentang proses
management dalam menilai risiko kecurangan ,sifat risiko kecurangan dan
immpelentasi pengendalian internal dalam mengatasi risiko.
3. Faktor risiko kecurangan 
SAS 99 Mengharuskan auditor mengevaluasi faktor-faktor risiko kecurangan
mengindikasikan adanya insentif atau tekanan, kesempatan dan sikap untuk
berbuat kecurangan.
 
14
Menilai Resiko Kecurangan
4. Prosedur analitis
SAS 99 mengharuskan auditor melaksanakan prosedur ananlitis atas akun-
akun pendapatan. Bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tidak bias
atau tidak diharapkan melibatkan akun-akun pendapatan yang terindikasi
adanya kecurangan pelaporan keuangan.
5. Informasi lainya.
Mempertimbangkan semua informasi yang sudah diperoleh dan serta
Informasi menilai risiko inheren dan risiko pengendalian yang membuat
auditor mengkhawatirkan adanya salah saji akibat kecurangan.

15
Mengawasi Tata Kelola
Korporasi untuk mengurangi
Resiko Kecurangan
Manajemen bertanggung jawab mengimplementasikan tata kelola
korporasi prosedur pengendalian untukmeminimalkan risiko
kecurangan, yang dapat dikurangi melalui kombinasi antara tindakan
mencegah,menghalangi, dan mendeteksi.Untuk membantu
manajemen dan dewan direksi dalam memerangi kecurangan, AICPA,
bersama dengan beberapa organisasi profesional, menerbitkan
Manajemen Antifraud Programs and Controls: Guidance toHelp
Prevent, Deter, and Detect Fraud. Pedoman ini mengidentifikasi tiga
unsur untuk mencegah,menghalangi, dan mendeteksi kecurangan :
1. Budaya jujur dan etika yang tinggi
2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko
kecurangan
3. Pengawasan oleh komite audit.

16
Merespon Risiko Kecurangan
Apabila risiko salah saji yang material sudah teridentifikasi,
pertama auditor harus membahas temuantersebut dengan
manajemen dan minta pandangan manajemen mengenai potensi
kecurangan serta pengendalian yang ada yang dirancang untuk
mencegah atau mendeteksi salah saji. Respons auditor terhadap
risiko kecurangan meliputi hal-hal berikut ini :
1. Mengubah pelaksanaan audit secara keseluruhan
2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk
menangani risiko kecurangan
3. Merancang dan melaksanakan prosedur untuk menangani
pengabaian pengendalian oleh manajemen.

17
⦁ Mengubah Pelaksanaan Audit secara Keseluruhan
Auditor dapat memilih di antara beberapa respons secara
keseluruhan bila risiko kecurangan meningkat. Jika risiko salah saji
akibat kecurangan meningkat, personil yang lebih berpengalaman
dapat ditugaskan dalam audit itu. Dalam beberapa kasus, seorang
spesialis kecurangan dapat ditugaskan dalam tim audit.
Pelaku kecurangan sering kali sudah mengetahui prosedur audit
yang akan dilaksanakan. Karena alasan ini, standard auditing
mengharuskan auditor memasukkan unsure ketidakterdugaan dalam
rencana audit. Sebagai contoh, auditor dapat mendatangi lokasi
persediaan atau menguji akun-akun yang belum diuji dalam periode
sebelumnya. Auditor juga harus memperhitungkan pengujian yang
berhubungan dengan penyalahgunaan asset, meskipun jumlahnya
tidak material.

18
⦁ Merancang dan Melaksanakan Prosedur Audit untuk
Menangani Risiko Kecurangan
Prosedur audit yang tepat yang digunakan untuk menangani risiko
kecurangan tertentu tergantung pada akun yang diaudit dan jenis risiko
kecurangan yang diidentifikasi. Sebagai contoh, jika timbul kekhawatiran
tentang pengakuan pendapatan akibat cutoff atau channel stuffing, auditor
dapat mereview jurnal penjualan untuk mencari aktivitas yang tidak biasa
menjelang akhir periode dan mereview syarat-syarat penjualan. Auditor
juga harus mempertimbaangkan prinsip akuntansi yang dipilih
manajemen. Jadi, perhatian yang cermat harus ditujukan pada prinsip-
prinsip akuntansi yang melibatkan pengukuran yang subjektif atau
transaksi yang kompleks. Karena menduga ada risiko kecurangan dalam
pengakuan pendapatan, auditor juga harus mengevaluasi kebijakan
pengakuan pendapatan perusahaan itu.

19
⦁ Merancang dan Melaksanakan Prosedur untuk Menangani
Pengabaian Pengendalian oleh Manajemen
Hal ini dilakukan karena manajemen memiliki posisi yang unik untuk
melakukan kecurangan dengan mengabaikan pengendalian yang
sebenarnya berjalan efektif, dalam setiap audit auditor harus
melaksanakan prosedur untuk menangani risiko pengabaian oleh
manajemen. Ada tiga prosedur yang harus dilaksanakan dalam setiap
audit.
 Memeriksa ayat jurnal dan penyesuaian lainnya untuk mencari
bukti salah saji yang mungkin akibat kecurangan.
 Mereview estimasi akuntansi untuk mengetahui adanya bias
 Mengevaluasi dasar pemikiran bisnis untuk transaksi tidak
biasa yang signifikan

20
Memutakhirkan Proses
Penilaian Risiko
Penilaian salah saji yang material akibat kecurangan harus terus
dilakukan auditor sepanjang audit dan dikoordinasikan dengan
prosedur penilaian risiko lainnya. Auditor harus mewaspadai kondisi-
kondisi berikut ketika melakukan audit:
⦁ Perbedaan dalam catatan akuntansi
⦁ Bukti audit yang bertentangan atau hilang
⦁ Hubungan yang serba salah atau tidak biasa antara auditor
dan manajemen
⦁ Hasil dari prosedur substantive atau prosedur analitis pada
tahap review akhir yang mengindikasikan risiko kecurangan
yang sebelumnya tidak diketahui
⦁ Jawaban yang tidak jelas atau tidak masuk akal atas
pertanyaan yang diajukan selama audit atau yang
menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan informasi
lainnya.
21
Bidang-bidang Risiko
Kecurangan yang Spesifik
Risiko Kecurangan dalam Pendapatan dan Piutang Usaha
Suatu studi yang disponsori oleh Committee Of Sponsoring
Organizations (COSO) menemukan bahwa lebih dari separuh
kecurangan laporan keuangan melibatkan pendapatan dan piutang
usaha.
Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang atas Pendapatan
Sebagai konsekuensi dari seringnya kecurangan dalam laporan
keuangan yang melibatkan pengakuan pendapatan, pada akhir
tahun 1990-an AICPA dan SEC mengeluarkan pedoman yang
berhubungan dengan pengakuan pendapatan. SAS 99 yang
dikeluarkan oleh Auditing Standards Board secara khusus
mengharuskan auditor mengidentifikasi pengakuan pendapatan
sebagai risiko kecurangan dalam kebanyakan audit.

22
Ada beberapa alasan yang membuat pendapatan rentan terhadap
manipulasi. Alasan yang terpenting adalah bahwa pendapatan hampir
selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba rugi, sehingga
satu salah saji yang merupakan persentase yang kecil dari pendapatan
masih bisa berdampak besar terhadap laba. Tiga jenis utama
manipulasi pendapatan adalah :
1. Pendapatan fiktif
2. Pengakuan pendapatan prematur
3. Manipulasi atas penyesuaian pendapatan.

23
Bidang-bidang Risiko
Kecurangan yang Spesifik
⦁ Pendapatan Fiktif Bentuk kecurangan pendapat yang paling
menyolok melibatkan penciptaan pendapatan-pendapatan fiktif.
Pelaku kecurangan sering kali bersedia bersusah payah mendukung
pendapatan fiktif.
⦁ Pengakuan Pendapatan Prematur yaitu pengakuan pendapatan
sebelum persyaratan GAAP untuk mencatat pendapatan dipenuhi,
harus dibedakan dari kekeliruan pisah batas, di mana transaksi
tanpa sengaja dicatat dalam periode yang salah dalam bentuk
pengakuan pendapatan dipercepat yang paling sederhana,
penjualan yang seharusnya dicatat dalam periode berikutnya
dicatat sebagai penjualan periode berjalan.
⦁ Manipulasi Penyesuaian Pendapatan Penyesuaian yang paling
umum dilakukan terhadap pendapatan menyangkut retur penjualan
dan pengurangan harga. Suatu perusahaan mungkin
menyembunyikan retur penjualan dari auditor untuk melebihsajikan 24
Tanda-tanda Peringatan
Kecurangan Pendapatan
Ada banyak tanda peringatan atau gejala yang mengindikasikan
kecurangan pendapatan. Dua diantaranya yang paling bermanfaat
adalah prosedur analitis dan perbedaan dokumenter.
⦁ Prosedur Analitis
Sering kali mengisyaratkan adanya kecurangan pendapatan,
terutama persentase margin kotor dan perputaran piutang usaha.
⦁ Perbedaan Dokumenter
Meski para pelaku kecurangan sudah berusaha sebisanya,
transaksi fiktif jarang memiliki bukti dokumenter pada tingkat
yang sama seperti dalam transaksi yang sah.

25
⦁ Penyalahgunaan Penerimaan yang Melibatkan Pendapatan
Meski penyalahgunaan penerimaan kas jarang terjadi pelaporan
pendapatan yang curang, kecurangannya semacam ini bisa berdampak
buruk terhadap organisasi karena aktiva langsung hilang.
⦁ Kelalaian Mencatat Penjualan
Salah satu kecurangan yang paling sukar dideteksi adalah apabila
penjualan tidak dicatat dan kas dari penjualan itu dicuri. Kecurangan ini
mudah dideteksi jika barang dikirim secara kredit kepada pelanggan.
⦁ Pencurian Penerimaan Kas Setelah Penjualan Dicatat
Untuk menyembunyikan pencurian, pelaku kecurangan harus
mengurangi rekening pelanggan dengan salah satu dari tiga cara :
1. Mencatat suatu retur penjualan atau pengurangan harga
2. Menghapus rekening pelanggan
3. Mencatat pembayaran dari pelanggan lain dalam rekening pelanggan
itu, yang disebut juga sebagai lapping.

26
Bidang-bidang Risiko
Kecurangan yang Spesifik
Risiko Kecurangan Persediaan
Persediaan sering kali merupakan akun terbesar dalam
neraca dan auditor sering merasa sullit memverifikasi
eksistensi dan penilaian persediaan. Akibatnya persediaan
rentan terhadap manipulasi oleh manajer yang ingin
mencapai tujuan pelaporan keuangan tertentu.
⦁ Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang untuk
Persediaan Walaupun auditor diharuskan
memverifikasi eksistensi persedian fisik, pengujian
audit tetap dilakukan atas dasar sampel, dan biasanya
tidak semua lokasi persediaan diuji.

27
⦁ Tanda-tanda Peringatan Kecurangan Persediaan
Serupa dengan penipuan yang melibatkan piutang
usaha, banyak tanda peringatan atau gejala yang
berpotensi menunjukan kecurangan persediaan.
⦁ Prosedur Analitis Terutama persentase margin kotor
dan perputaran persediaan sering kali membantu
membongkar kecurangan persediaan. Persediaan fiktif
akan melebihsajiakan persentase margin kotor, dan
pengakuan pendapatan prematur juga melebihsajikan
margin kotor jika HPP yang terkait tidak diakui.

28
Bidang-bidang Risiko
Kecurangan yang Spesifik
Risiko Kecurangan dalam Pembelian dan Utang Usaha
Kasus pelaporan keuangan yang curang yang melibatkan utang
usaha relatif umum ditemui meski lebih jarang bila dibandingkan
dengan kecurangan yang melibatkan persediaan atau piutang
usaha. Kurang saji yang disengaja atas utang usaha biasanya
menghasilkan kurang saji pembelian dan HPP serta lebih saji laba
bersih.
⦁ Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang untuk Utang
Usaha Perusahaan mungkin melakukan upaya yang disengaja
untuk merendasajikan utang usaha dan melebihsajikan laba.
Hal ini dapat dicapai dengan tidak mencatat utang usaha
sampai periode berikutnya, atau dengan mencatat penurunan
fiktif utang usaha.

29
⦁ Penyalahgunaan dalam Siklus Akuisisi dan
Pembayaran Kecurangan yang paling umum dalam
siklus akuisisi adalah pelaku melakukan pembayaran
kepada vendor fiktif dan menyimpan uang itu dalam
rekening fiktif. Kecurangan ini dapat dicegah dengan
menetapkan bahwa pembayaran hanya akan dilakukan
kepada vendor yang sudah disetujui dan dengan meneliti
secara cermat dokumentasi yang mendukung akuisisi itu
oleh personil yang berwenang sebelum pembayaran
dilakukan.

30
Bidang-bidang Risiko
Kecurangan yang Spesifik
Bidang-bidang Risiko Kecurangan Lainnya
Meskipun beberapa akun lebih rentan dibandingkan yang lain, hampir
semua akun dapat dimanipulasi.
⦁ Aktiva Tetap merupakan akun neraca yang besar sering kali
didasarkan pada penilaian yang ditetapkan secara subjektif.
Akibatnya aktiva tetap dapat menjadi sasaran manipulasi,
terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki piutang atau
persediaan material.
⦁ Beban Penggajian Penggajian jarang menjadi bidang risiko
yang signifikan bagi pelaporan keuangan yang curang. Akan
tetapi perusahaan mungkin saja melebihsajikan persediaan dan
laba bersih dengan mencatat biaya tenaga kerja berlebih dalam
persediaan.

31
Tanggung Jawab bila dicurigai
ada Kecurangan
Sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya, lebih
banyak kecurangan yang terdeteksi oleh pengendalian
internal atau fungsi internal audit dibandingkan oleh
auditor eksternal.
⦁ Merespons salah saji yang mungkin
disebabkan oleh kecurangan
Sepanjang pengauditan, auditor terus menerus
mengevaluasi apakah bukti-bukti yang didapatkan dan
pengamatan-pengamatan lainnya mengindikasikan
adanya salah saji material yang disebabkan oleh
kecurangan.

32
Jenis Tekhnik-tekhnik Wawancara tanya
jawab dapat menjadi Teknik Pengumpulan
Bukti Audit yang Efektif.
 Tanya jawab sebagai suatu bukti audit juga harus
disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Tergantung pada
tujuannya, auditor dapat menanyakan beberapa pertanyaan
yang berbeda dan mengubah nada pertanyaan.
 Tekhnik mendengarkan sangat penting bagi auditor untuk
menggunakan keterampilan mendengarkan secara efektif di
sepanjang wawancara.
 Mengamati tanda-tanda perilaku Seorang editor yang
terampil dalam menggunakan tanya jawab,akan
mengevaluasi respons verbal dan nonverbal dari orang yang
ia wawancarai.

33
Tanggung Jawab lainnya
ketika dicurigai adanya
Kecurangan
Ketika auditor mencurigai bahwa kecurangan mungkin telah
terjadi, PSA 70 mengharuskan auditor untuk mendapatkan bukti
tambahan untuk apakah kecurangan yang signifikan telah terjadi.
Auditor sering kali menggunakan perangkat lunak audit seperti
ACL atau IDEA untuk menentukan apakah kecurangan telah terjadi.
sebagai contoh, perangkat lunak dapat di gunakan untuk mencari
transaksi-transaksi fiktif dengan mencari nomor duplikat faktur
penjualan atau dengan merekonsiliasi basis data faktur penjualan
pada basis data dokumen pengiriman,untuk menyakinkan bahwa
semua penjualan telah di dukung dengan bukti pengiriman.

34
Auditor juga menggunakan program kertas kerja dasar
seperti excel untuk melakukan prosedur analitis pada beberapa
tingkatan. sebagai contoh,penjualan dapat di pisahkan ke dalam
beberapa data terpisah berdasarkan lokasi,jenis produk,atau
periode waktu(bulanan) untuk prosedur lanjutan.
Auditor juga memperluas prosedur subtantif lainnya untuk
mengganti tinggihnya resiko kecurangan. Sebagai contoh, ketika
terdapat risiko bahwa syarat penjualan mungkin telah di ubah
agar dapat mengakui penjualan sebelum waktunya, auditor
dapat memodifikasi permintaan konfirmasi piutang dagang
untuk mendapatkan tanggapan yang lebih rinci dari para
pelanggan mengenai syarat-syarat tertentu dalam
transaksi,seperti pembayaran, pengiriman barang, dan
kebijakan pengembalian barang.

35
Ketika auditor menentukan bahwa kecurangan mungkin
telah terjadi, PSA 70 mengharuskan auditor untuk membahas
hal tersebut dan juga pendekatan audit yang di gunakan untuk
penyelidikan lebih lanjut dengan tingkat manajemen yang tepat,
meskipun masalah tersebut di anggap tidak penting.
Terkadang auditor mengidentifikasi risiko salah saji material
yang di sebabkan oleh kecurangan yang memiliki implikasi
terhadap pengendalian internal dalam beberapa kasus,
pertimbangan auditor terhadap program dan pengendalian anti
kecurangan-kecurangan yang menyebabkan gagalnya
penanganan terhadap risiko kecurangan tersebut. Auditor harus
membicarakan hal tersebut dengan manajemen serta dengan
mereka yang bertanggung jawab dalam tata kelola perusahaan,
seperti komite audit.

36
Hasil dari prosedur-prosedur yang di jalankan oleh auditor
dapat mengindikasikan adanya salah saji yang material yang di
sebabkan oleh kecurangan sehingga auditor harus
mempertimbangkan kemungkinan untuk mengundurkan diri
dari perikatan.pengunduran diri tersebut dapat bergantung
pada integrasi manajemen serta kehati-hatian dan kerja sam
manjemen dan dewan direksi dalm menyelidiki potensi
kecurangan dan pengambilan tindakan-tindakan yang tepat.

37
Kasus Kecurangan Audit Phar Mor Inch
Posted on Oktober 29, 2014 by Dwisarjono

38
Sejarah mencatat kasus Phar Mor Inc. sebagai kasus fraud yang melegenda
dikalangan auditor keuangan. Eksekutif di Phar Mor secara sengaja melakukan fraud untuk
mendapatkan keuntungan financial yang masuk ke saku pribadi individu di jajaran top
manajemen perusahaan.
Phar Mor Inc, termasuk perusahaan retail terbesar di Amerika Serikat yang
dinyatakan bangkrut pada bulan Agustus 1992 berdasarkan undang-undangan U.S.
Bangkruptcy Code.
Pada masa puncak kejayaannya, Phar Mor mempunyai 300 outlet besar di hampir
seluruh negara bagian dan memperkerjakan 23,000 orang karyawan. Produk yang dijual
sangat bervariasi, dari obat-obatan, furniture, electronik, pakaian olah raga hingga
videotape. Dalam melakukan fraud, top manajemen Phar Mor membuat 2 laporan ganda.
Satu laporan inventory, sedangkan laporan lain adalah laporan bulanan keuangan (monthly
financial report). Satu set laporan inventory berisi laporan inventory yang benar (true
report), sedangkan satu set laporan lainnya berisi informasi tentang inventory yang di
adjustment dan ditujukan untuk auditor use only.
Demikian juga dengan laporan bulanan keuangan, laporan keuangan yang benar –
berisi tentang kerugian yang diderita oleh perusahaan, ditujukan hanya untuk jajaran
eksekutif. Laporan lainnya adalah laporan yang telah dimanipulasi sehingga seolah-olah
perusahaan mendapat keuntungan yang berlimpah.

39
Dalam mempersiapkan laporan-laporan tersebut, manajemen Phar Mor sengaja merekrut staf
dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Cooper & Lybrand. Staf-staf tersebut yang kemudian dipromosikan
menjadi Vice President bidang financial dan kontroler, yang dikemudian hari ternyata terbukti turut
terlibat aktif dalam fraud tersebut.
Dalam kasus Phar Mor, salah satu syarat agar internal audit bisa berfungsi, yaitu fungsi control
environment telah diberangus. Control environment sangat ditentukan oleh attitude dari manajemen.
Idealnya, manajemen harus mendukung penuh aktivitas internal audit dan mendeklarasikan dukungan
itu kesemua jajaran operasional perusahaan. Top manajemen Phar Mor, tidak menunjukkan attitude
yang baik. Manajemen kemudian malah merekrut staf auditor dari KAP Cooper & Librand untuk turut
dimainkan dalam fraud. Langkah ini bukan tanpa perencanaan matang. Staf mantan auditor kemudian
dipromosikan menduduki jabatan penting, tetapi dengan imbalan harus membuat laporan-laporan
keuangan ganda.
Sejauh ini manajemen Phar Mor telah membuktikan tentang teori : The Fraud Triangle. Yaitu
teori yang menerangkan tentang penyebab fraud terjadi. Menurut teori ini, penyebab fraud terjadi
akibat 3 hal : Insentive/Pressure, Opportunity dan Rationalization/ Attitude.
Insentive/Pressure adalah ketika manajemen atau karyawan mendapat insentive atau justru
mendapat tekanan (presure) sehingga mereka “commited” untuk melakukan fraud. Opportunity adalah
peluang terjadinya fraud akibat lemahnya atau tidak efektifnya kontrol sehingga membuka peluang
terjadinya fraud. Sedangkan rationalization/ attitude menjelaskan teori yang menyatakan bahwa
fraudterjadi karena kondisi nilai-nilai etika lokal yang membolehkan terjadinya fraud. Dalam kasus
Phar Mor, setidak-tidaknya top manajemen telah membuktikan satu dari tiga penyusun triangle, yaitu :
top manajemen telah melakukan Insentive/Pressure. 40

⦁ Analisis
Dari kasus dijelaskan bahwa terdapat
kecurangan yang dilakukan oleh Phar
Mor secara sengaja untuk mendapatkan
keuntungan financial dan keterlibatan
auditor dalam menutupi fraudtersebut.
Auditor tersebut secara langsung telah
melanggar kode etik atau
profesionalisme auditor.

41
Thanks!
Any questions?

42

Anda mungkin juga menyukai