Disusun oleh:
Kelompok 5
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia,
dan anugerah-Nya kepada kita semua. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam juga tidak lupa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Laporan yang berjudul “Properti Investasi, Sewa, dan Penurunan Nilai”
ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Pelaporan Korporat yang diampu oleh
Bapak Puji Harto, S.E., M.Si., Akt, Ph.D.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun juga menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu dan menyelesaikan laporan ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Semua aset memiliki potensi mengalami penurunan nilai, namun ada yang
diatur sendiri dalam standar aset terkait atau diatur umum dalam PSAK 48 tentang
Penurunan Nilai.
Penurunan nilai atau impairment menjadi bahasa yang semakin populer
dalam akuntansi saat ini ketika PSAK mengadopsi IFRS. Istilah impairment sudah
lama dikenal dalam akuntansi khususnya aset tetap. PSAK berbasis IFRS
menggunakan istilah penurunan nilai tak hanya untuk aset tetap tetapi juga untuk
aset tak berwujud, goodwill, aset keuangan dan investasi.
PSAK 16 tentang Aset tetap menjelaskan bahwa aset tetap dinilai sebesar
harga perolehan atau nilai revaluasi terakhir dikurangi dengan akumulasi
penyusutan dan penurunan nilai. Impairment diatur khusus dalam PSAK 48
Penurunan Nilai. PSAK 48 diterapkan untuk semua aset kecuali untuk persediaan,
aset keuangan, kontrak konstruksi, kontrak asuransi, properti investasi yang diukur
dengan nilai wajar.
PSAK memiliki banyak komponen seperti PSAK 13 tentang Investasi
Properti, PSAK 30 tentang Sewa dan PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset.
Investasi properti dalam PSAK 13 menjelaskan bahwa properti (tanah atau
bangunan, atau bagian dari bangunan, atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik
atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk
kenaikan nilai, PSAK 30 tentang Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor
memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan suatu aset selama periode
waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau
serangkaian pembayaran kepada lessor. Selanjutnya PSAK 48 tentang penurunan
nilai dari aset merupakan suatu kondisi di mana nilai tercatat dari aset (carrying
amount) melebihi jumlah terpulihkan (recoverable amount). PSAK 48 menyatakan
bahwa pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus menilai apakah
terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai.
1
Untuk penjelasan lebih lanjut terkait dengan PSAK 13, PSAK 30, dan
PSAK 48 maka makalah ini akan membahas penerapan PSAK 13 tentang Investasi
Properti, PSAK 30 tentang Sewa, dan PSAK 48 tentang Penurunan Nilai. Tiap-tiap
pembahasan dari PSAK tersebut akan disajikan secara sistematis, diawali dari
definisi, pengakuan dan pengukuran, serta penyajian dan pengungkapan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk
tujuan administratif; atau
b. dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Agar dapat dikelompokkan sebagai properti investasi dua kriteria ini harus
dipenuhi:
3
Berikut ini adalah contoh properti investasi:
1. Tanah yang dimiliki untuk kenaikan nilai jangka panjang ketimbang
tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari (sebagai persediaan)
2. Tanah yang dimiliki namun belum diputuskan tujuan penggunaannya di
masa depan; entah akan dipakai sendiri (sebagai aset tetap) atau untuk dijual
dalam kegiatan usaha sehari-hari (sebagai persediaan)
3. Gedung yang dimiliki (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan)
dan disewakan ke pihak lain melalui sewa operasi.
4. Gedung yang saat ini kosong namun akan disewakan ke pihak lain melalui
sewa operasi.
5. Properti dalam proses konstruksi/pembangunan atau pengembangan yang
dimasa depan digunakan sebagai properti investasi.
Menurut PSAK 13, berikut adalah contoh aset yang bukan merupakan
properti investasi dan oleh karena itu tidak termasuk dalam ruang lingkup
pernyataan ini:
4
PSAK 13 menyebutkan secara spesifik contoh aset yang tidak termasuk
dalam definisi properti investasi, yang kemudian dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Oleh karena itu, sekilas properti investasi dan aset tetap memiliki kemiripan
definisi, yaitu “untuk menghasilkan rental” (properti investasi) dan “dimiliki ....
untuk direntalkan kepada pihak lain” (aset tetap). Meskipun demikian, perbedaan
keduanya terletak pada dua aspek berikut:
5
Contoh:
PT. A adalah pemilik gedung yang dijadikan sebagai hotel. Hotel pertama dikelola
sendiri oleh PT. A, sedangkan hotel kedua disewakan kepada PT. B yang mengelola
hotel sepenuhnya melalui perjanjian sewa operasi dengan PT. A, PT. B
menyediakan sendiri perabotan dan peralatan yang dibutuhkan untuk menjalankan
hotel tersebut.
Kesimpulan:
1. Gedung yang dimiliki dan dikelola sendiri sebagai hotel oleh PT. A
merupakan aset tetap karena pendapatan menginap (sewa kamar) bukan
hanya berasal dari penggunaan properti (tanah dan bangunan) semata,
namun harus didukung oleh aset seperti perabotan kamar, peralatan dapur
hotel, dan sarana lainnya.
2. Gedung yang disewakan kepada PT. B merupakan properti investasi karena
aliran kas yang dihasilkan dari rental gedung tersebut tidak membutuhkan
penggunaan aset-aset lainnya.
Contoh:
PT. C adalah pemilik dari dua gedung kembar yang digunakan untuk menghasilkan
rental. Gedung pertama digunakan sebagai perkantoran sedangkan gedung kedua
sebagai hotel bintang tiga. PT. C menyediakan jasa keamanan dan
perawatan/kebersihan untuk area umum lantai perkantoran. Para penyewa
umumnya menyewa untuk periode 1-3 tahun. Setiap lessee bertanggung jawab atas
area kantor yang mereka sewa sehingga bebas mempekerjakan tenaga tambahan
6
untuk menjaga keamanan dan kebersihan kantornya masing-masing. Lessee
menyediakan sendiri perabotan dan interior kantornya namun saat kontrak sewa
habis, kantor harus dikembalikan ke PT. C dalam kondisi kosong dan bersih seperti
semula.
Gedung yang digunakan sebagai hotel bintang tiga dikelola sendiri oleh PT. C. PT.
C menyediakan semua perabotan dan peralatan kamar berikut jasa pendukung yang
diperlukan, meliputi makan pagi, pembersihan kamar harian, binatu, layanan kamar
untuk pemesanan makanan, dan jaringan internet di setiap kamar.
Kesimpulan:
7
Jasa Pemilik tidak Pemilik menyediakan jasa
pendukung menyediakan jasa pendukung dalam jumlah
pendukung dalam signifikan
jumlah signifikan Pemilik adalah investor aktif.
Pemilik adalah investor
pasif.
Jika suatu properti terdiri atas bagian yang memiliki karakteristik properti investasi
dan bagian lain yang memiliki karakteristik aset tetap, maka:
1. Jika bagian properti tersebut dapat dijual secara terpisah, maka entitas harus
mencatatnya masing-masing sebagai “properti investasi” dan “aset tetap”
secara terpisah;
2. Jika bagian tersebut tidak dapat dijual secara terpisah, maka properti
diklasifikasikan sesuai bagian yang memiliki proporsi paling besar di antara
keduanya.
8
termasuk properti investasi), entitas dapat memilih model biaya atau model nilai
wajar
3. Properti investasi yang nilai wajarnya tidak dapat ditentukan secara andal atas
dasar berkelanjutan, entitas harus dicatat sesuai dengan PSAK tersebut.
Entitas tidak diperkenankan untuk berganti dari model nilai wajar ke model
biaya. Namun, properti investasi yang dikelompokkan sebagai “dimiliki untuk
dijual” berdasarkan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan harus dicatat sesuai dengan PSAK tersebut.
No
Properties held to earn rental, or
for capital appreciation, or both ?
Yes
No
Any property held under
operating lease ?
Yes
No
Use PSAK 13 to account for one
or more such properties ?
Yes
Properties Properties
under PSAK 13 under PSAK 13
No
Choose to use
cost model ?
9
b. Ketika harga pembelian tidak diketahui atau tidak dibayar secara tunai, harga
pembelian harus ditentukan berdasarkann “setara harga tunainya”.
c. Biaya perolehan awal dari properti investasi yang dibangun sendiri meliputi
biaya bahan mentah, biaya buruh, dan overhead pabrik yang dapat dialokasikan
untuk aset tersebut. Namun pemborosan bahan baku, buruh, atau sumber daya
lain yang timbul tidak boleh dimasukkan sebagai bagian dari biaya perolehan
awal.
d. Biaya pinajam yang terjadi selama masa pembangunan atau pengembangan
properti, dicatat sebagai beban (perlakukan acuan) atau dikapitalisasi sebagai
bagian dari biaya perolehan aset (perlakukan alternatif yang diperbolehkan)
sesuai PSAK 26: biaya pinjaman.
e. Biaya perintisan, biaya pra-produksi, beban administrasi, dan beban overhead
umumnya tidak dimasukkan ke dalam biaya properti investasi kecuali terkait
dengan perolehan properti atau membawa properti ke kondisi yang diinginkan
sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud manajemen.
f. Ketika properti investasi diperoleh dalam pertukaran dengan aset lainnya (aset
nonmeneter), biaya perolehan diukur pada nilai wajar, bukan nilai bukunya,
kecuali transaksi pertukaran tersebut tidak memiliki subtansi komersial.
1. Model Biaya
Jika setelah pengakuan awal entitas memilih model biaya, maka seluruh
properti investasi harus diukur dengan biaya perolehan sesuai dengan PSAK 16:
Aset Tetap. Dengan demikian, properti investasi akan disusutkan dan menjadi
subjek uji penurunan nilai (impairment test) sesuai dengan ketentuan PSAK 48:
Penurunan Nilai Aset.
10
Nilai wajar pada properti investasi memiliki atribut berikut:
1. Being time-specific as of a given date
2. Reflects rental income from current leases and from future leases in light of
current conditions (with reasonable and supportable assumption)
3. Equal to initial cost of a lease
4. Current price in an active market being the best evidence
5. Other values when no active market
6. Differ form value in use
7. Avoid double count assets or liabilities
8. Not relfect future capital expenditure
3. Perbedaan Model Nilai Wajar pada Properti Investasi (PSAK 13) dan
Model Revaluasi pada Aset Tetap (PSAK 16)
11
2.4.1 Sewa Pembiayaan
Dalam sewa pembiayaan properti investasi, prosedur akuntansi adalah
sebagai berikut:
1. Aset sewaan diperlakukan seolah-olah aset itu telah dijual kepada lessee.
Aset tersebut dicatat sebagai aset di pembukuan lessee.
2. Fasilitas pembiayaan terkait dicatat sebagai liabilitas (utang sewa) di
pembukuan lessee dan sebagai aset (piutang sewa) di pembukuan lessor.
12
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran, dikurangi biaya pelepasan aset.
4. Nilai pakai adalah nilai kini dari taksiran arus kas yang diharapkan akan
diterima dari aset atau unit penghasil kas. Estimasi arus kas masa depan
mencakup:
a. Proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset;
b. Proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas
masuk;
c. Arus kas bersih, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk
menghentikan penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya.
5. Setelah kerugian penurunan nilai diakui, beban penyusutan aset untuk
periode yang akan datang dihitung berdasarkan nilai tercatat yang telah
direvisi.
Contoh Soal
PT A melakukan uji penurunan nilai atas properti investasinya. Jurnal yang akan
dibuat:
Db. Kerugian penurunan nilai 20.000
Kr. Akumulasi penurunan nilai 20.000
$200,000 $180,000
Carriying Compared to Recoverable
Amount Amount
Higher of
$180,000 $175,000
13
Penentuan Nilai Tercatat dan Nilai Terpulihkan dalam Perjanjian Sewa
Properti Investasi
PSAK 48 tidak mengatur cara menghitung nilai pakai dalam perjanjian sewa
properti investasi. Namun kita dapat mengacu pada prinsip umum bahwa
komponen pembiayaan (financing item) tidak digunakan dalam perhitungan uji
penurunan nilai. Tabel berikut ini merangkum penentuan nilai tercatat dan nilai
pakai (value in use) dari properti investasi yang disewakan dari sisi lessee dan
lessor.
LESSEE LESSOR
Sewa Sewa Operasi Sewa Sewa
Pembiayaan Pembiayaan Operasi
Nilai Tercatat
Aset Sewaan Nilai aset sewaan N/A Aset sewaan Aset sewa
digunakan dalam Tidak ada aset berupa aset diakui sebesar
menghitung nilai yang diakui keuangan nilai
tercatat dalam laporan (piutang tercatatnya
posisi keuangan sewa).Uji
penurunan nilai
dicakup dalam
PSAK 55.
Liabilitas Nilai tercatat N/A N/A N/A
(Utang) Sewa utang sewa di
laporan posisi Tidak ada utang
keuangan hanya sewa yang
mencakup pokok diakui dalam
utang dan tidak laporan posisi
termasuk beban keuangan
bunga.
Nilai Pakai untuk Penentuan Nilai Terpulihkan
Pembayaran/pener Komponen beban Pembayaran Aset Penerimaan
imaan sewa bunga tidak berkala adalah sewaan berkala adalah
berkala untuk masuk dalam murni beban berupa aset murni
menghitung nilai proyeksi arus kas sewa (tidak ada keuangan pendapatan sewa
pakai, dibagi keluar komponen (piutang (tidak ada
menjadi dua: beban bunga) sewa). Uji komponen
(1) Pelunasan sehingga penurunan pendapatan
pokok, dan digunakan nilai bunga) sehingga
(2) Beban/pendap seluruhnya dicakup digunakan
atan bunga seluruhnya
14
dalam proyeksi dalam dalam proyeksi
arus kas keluar PSAK 55. arus kas masuk.
Properti investasi yang menggunakan model nilai wajar tidak menjadi subjek uji
penurunan nilai karena jumlah tercatat aset akan selalu disesuaikan dengan nilai
wajarnya pada tanggal pelaporan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PSAK 13 mendefinisikan properti investasi sebagai tanah atau bangunan
atau bagian dari suatu bangunan atau keduanya, yang dikuasai untuk menghasilkan
rental atau untuk kenaikan nilai atau kedunya, dan tidak digunakan dalam bisnis
atau untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Perbedaan antara properti
investasi dan aset tetap terletak pada aspek: 1) kas yang dihasilkan dari pendapatan
rental, dan 2) nilai jasa pendukung yang disediakan.
PSAK 13 menetapkan pada awalnya properti investasi diukur sebesar biaya
perolehan, setelah pengakuan awal, entitas harus memilih salah satu dari dua
model: (1) model biaya; atau (2) model nilai wajar sebagai kebijakan akuntansinya.
Dan harus menetapkan kebijakan tersebut untuk seluruh properti investasi yang
dimiliki, kecuali: 1) property held under operating lease classified as investment
properties, entitas harus menggunakan nilai wajar, 2) investment property backing
liabilities that pay a return linked directly to the fair value of, or returns from
specific assets including that investment property, entitas dapat memilih model
biaya atau model nilai wajar, 3) investment property with a fair value that cannot
be realibly determinable on a continuing basis (i.e. inability to determine fair value
reliably), entitas harus dicatat sesuai dengan PSAK tersebut.
Untuk sewa properti investasi terdiri dari: 1) sewa Pembiayaan, dalam sewa
pembiayaan properti investasi, prosedur akuntansi adalah sebagai berikut: aset
sewaan diperlakukan seolah-olah aset itu telah dijual kepada lessee. Aset tersebut
dicatat sebagai aset di pembukuan lessee, fasilitas pembiayaan terkait dicatat
sebagai liabilitas (utang sewa) di pembukuan lessee dan sebagai aset (piutang sewa)
di pembukuan lessor, 2) sewa operasi adalah sewa selain sewa pembiayaan.
Perusahaan harus mencatat suatu sewa sebagai sewa operasi apabila sewa tersebut
tidak memenuhi klasifikasi sebagai sewa pembiayaan.
Uji penurunan nilai aset untuk properti investasi diukur menggunakan
model biaya mengikuti PSAK 48: Penurunan Nilai Aset dengan ketentuan: 1)ika
jumlah terpulihkan (recoverable amount) aset lebih kecil dari nilai tercatat
16
(carrying amount) – nya, maka nilai terccatat aset harus diturunkan menjadi sebesar
nilai terpulihkan, dan kerugian penurunan nilai harus segera diakui (paragraf 59),
2) jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara “nilai wajar dikurangi
biaya pelepasan” (fair value less cost of disposal dengan ‘nilai pakai’ (value in use),
3) nilai wajar dikurangi biaya pelepasan adalah harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran, dikurangi
biaya pelepasan aset, 4) nilai pakai adalah nilai kini dari taksiran arus kas yang
diharapkan akan diterima dari aset atau unit penghasil kas, 5) Setelah kerugian
penurunan nilai diakui, beban penyusutan aset untuk periode yang akan datang
dihitung berdasarkan nilai tercatat yang telah direvisi.
3.1 Keterbatasan
Adapun keterbatasan dari makalah ini adalah dari segi sumber dan referensi yang
digunakan, di mana bahan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini masih
didominasi oleh text book dan informasi dari dunia maya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
SOAL – SOAL
1. Dari pilihan dibawah ini, manakah yang SALAH terkait properti investasi?
a. Properti investasi adalah properti yang dapat berupa tanah atau bangunan
yang dikuasai oleh lessee melalui sewa pembiayaan
b. Properti investasi bertujuan untuk menghasilkan rental dan/atau kenaikan
nilai
c. Properti investasi adalah properti yang tidak dijual dalam kegiatan usaha
sehari-hari
d. Properti investasi adalah properti yang digunakan untuk produksi atau
penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif
Jawaban: D
PSAK 13 mendefinisikan properti investasi adalah properti (tanah atau
bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai
(oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental
atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk:
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk
tujuan administratif; atau
dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Jawaban: A
Agar dapat dikelompokkan sebagai properti investasi dua kriteria ini harus
dipenuhi:
19
Tujuan kepemilikan: untuk menghasilkan rental dan/atau kenaikan nilai,
dan
Status kepemilikan: Properti dimiliki oleh entitas. Jika entitas adalah
pemilik properti (lessor), maka aset sewa akan dicatat sebagai properti
investasi oleh lessor jika disewakan kepada penyewa (lessee) melalui sewa
operasi;
Jawaban: C
Menurut PSAK 13, salah satu contoh aset yang bukan merupakan properti
investasi dan oleh karena itu tidak termasuk dalam ruang lingkup properti
investasi adalah properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa
pembiayaan.
4. PT. Kian Indah memiliki dua gedung yang dijadikan sebagai hotel. Adapun PT.
Kian Indah mengelola sendiri hotel pertama. Sedangkan, hotel kedua disewakan
kepada PT. Permata Bahtera yang mengelola hotel sepenuhnya melalui
perjanjian sewa operasi. PT. Permata Bahtera menyediakan sendiri perabotan
dan peralatan yang dibutuhkan untuk menjalankan hotel tersebut. Berdasarkan
kasus tersebut, kesimpulan manakah yang paling tepat?
a. Hotel pertama merupakan aset tetap PT. Kian Indah
b. Hotel kedua merupakan properti investasi PT. Permata Bahtera
c. Hotel pertama merupakan properti investasi PT. Kian Indah
20
d. Hotel kedua merupakan aset tetap PT. Permata Bahtera
Jawaban: A
Gedung yang dimiliki dan dikelola sendiri sebagai hotel oleh PT. Kian Indah
(hotel pertama) merupakan aset tetap, karena pendapatan menginap (sewa
kamar) bukan hanya berasal dari penggunaan properti (tanah dan bangunan),
namun harus didukung oleh aset seperti perabotan kamar, peralatan dapur hotel,
dan sarana lainnya. Gedung yang disewakan kepada PT. Permata Bahtera
merupakan properti investasi, karena aliran kas yang dihasilkan dari rental
gedung tersebut tidak membutuhkan penggunaan aset-aset lainnya.
5. PT. Cinta Sejati memiliki dua gedung yang digunakan untuk menghasilkan
rental. Adapun gedung pertama digunakan sebagai hotel yang dikelola sendiri
oleh perusahaan dengan menyediakan semua perabotan dan peralatan kamar
berikut jasa pendukung yang diperlukan, meliputi makan pagi, pembersihan
kamar harian, binatu, layanan kamar untuk pemesanan makanan, dan jaringan
internet di setiap kamar.
Sedangkan, gedung kedua digunakan sebagai perkantoran dimana PT. Cinta
Sejati menyediakan jasa keamanan dan perawatan/kebersihan untuk area umum
lantai perkantoran tersebut. Periode penyewaan perkantoran tersebut pada
umumnya sekitar 1-3 tahun. Berikut adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap
lessee:
Lessee bertanggung jawab atas area kantor yang mereka sewa
Lessee bebas mempekerjakan tenaga tambahan untuk menjaga keamanan
dan kebersihan kantornya masing-masing.
Lessee menyediakan sendiri perabotan dan interior kantornya
Pada saat kontrak sewa habis, kantor harus dikembalikan dalam kondisi
kosong dan bersih seperti semula.
21
d. Tidak ada kesimpulan
Jawaban: B
Gedung yang digunakan sebagai hotel (gedung pertama) merupakan aset tetap,
karena jasa pendukung yang disediakan nilainya signifikan terhadap paket
rental keseluruhan. Sedangkan, gedung yang digunakan sebagai perkantoran
(gedung kedua) merupakan properti investasi, karena jasa pendukung yang
disediakan nilainya tidak signifikan terhadap paket rental keseluruhan. Jasa
keamanan dan perawatan gedung disediakan untuk area umum bagi seluruh
penyewa.
6. Pada tanggal 1 Januari 2010, entitas D membeli gedung yang diniatkan untuk
investasi. Harga perolehan gedung Rp1 Milyar dengan biaya transaksi Rp10
juta. Jumlah yang dapat disusutkan sampai tanggal ini sebesar Rp300 juta.
Properti tersebut memiliki umur manfaat 50 tahun. Pada akhir tahun pertama
nilai wajar dari properti investasi tersebut naik menjadi Rp1,3 Milyar.
Diminta :
Tunjukkan jumlah yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan
entitas D pada tanggal 31 Desember 2010, jika menggunakan cost model:
a. Cost Model
b. Fair Value Model
Jawaban :
a) Cost Model
Dalam laporan posisi keuangan, properti ini akan disajikan sebagai berikut:
Properti investasi Rp1.010.000.000,-
Akumulasi penyusutan (Rp300 jt/50th) (Rp 6.000.000,-)
Nilai tercatat Rp1.004.000.000,-
22
b) Model Nilai Wajar
Dalam laporan posisi keuangan, properti investasi akan disajikan sebesar
Rp1.300.000.000,- (sebesar fair valuenya)
Menurut model nilai wajar, properti investasi ini tidak disusutkan dan
perubahan nilai wajar akan dilaporkan dengan jurnal :
31 Des 10 Properti Investasi Rp290.000.000,-
Keuntungan atas kenaikan nilai wajar Rp290.000.000,-
*(Rp1.300.000.000 – Rp1.010.000.000)
Diminta :
a) Tentukan jenis sewa pada kontrak diatas. Jelaskan alasannya !
b) Buatlah jurnal yang dibutuhkan mulai dari awal sewa hingga pembayaran
sewa ke-2 !
23
8. PT Boyolali Tersenyum membeli mesin tiga tahun lalu dengan harga perolehan
Rp18.000.000,00. Diestimasikan mesin tersebut memiliki masa manfaat 10
tahun dengan nilai sisa sebesar Rp3.000.000,00. Diketahui perusahaan
mengalokasikan penyusutan mesin tersebut menggunakan metode garis lurus.
Pada tahun ini, nilai wajar mesin dikurangi biaya pelepasan adalah
Rp9.500.000,00. Sedangkan estimasi nilai pakai mesin adalah Rp9.250.000,00.
Seperti apakah entri jurnal untuk mencatat penurunan nilai mesin (bila terjadi)?
24