Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“Pengujian Substantif Terhadap Investasi dan Pendapatan Investasi”


Mata kuliah: Pengauditan 2
Dosen pengampu: Hetty Muniroh, SE., M.Si

Disusun Oleh:

1. Ayu Puji Hastuti (19030005)


2. Tutwuri Nur Hidayati (19030015)
3. Binti Nurrohimah (19030018)
4. M. Kelvin Zudhianshah (19030032)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YPPI REMBANG


2021KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmaullahi wabarakatuh


Segala puji kehadirat Allah yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan- Nya tentu kami tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat-Nya baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Pengauditan 2 yang diampu oleh Ibu Hetty Muniroh, SE., M.Si.
dengan judul “Pengujian Substantif Terhadap Investasi dan Pendapatan
Investasi”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Atas perhatiannya kami
mengucapkan terimakasih.
Wassalamua’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Rembang, 05 Desember
2021

i
Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................... 3
A. PABU Dalam Penyajian Investasi Di Neraca ......................... 3
B. Tujuan Pegujian Substantif Terhadap Investasi ...................... 5
C. Program Pengujian Substantif Terhadap Investasi ................. 7
D. Contoh Kasus Pengujian Substantif Terhadap Investasi ........ 17
E. Kertas Kerja Audit Investasi .................................................... 21
BAB III. PENUTUP .................................................................................. 22
A. Kesimpulan .............................................................................. 22
B. Saran ......................................................................................... 22

iii
DAFTAR PUSTAKA 23BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas investasi (investing activity) adalah pembelian dan penjualan
tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan
untuk dijual kembali. Disamping itu, aktivitas investasi juga mencakup
pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk
tujuan perdagangan.
Investasi pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka
panjang. Investasi dalam surat berharga dapat merupakan penanaman
modal dalam surat berharga yang termasukaktiva lancar maupun bukan
aktiva lancar. Investsasi dalam surat berharga yang diklasifikasikan sebagai
aktiva lancar merupakan investasi sementara yang bertujuan untuk
memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam jangka pendek
guna memperoleh laba (capital gain). Jangka waktu investasi sementara
tidak lebih dari satu periode akuntansi. Disamping investasi sementara,
investasi dapat dilakukan dalam bentuk penanaman modal surat berharga
jangka panjang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian investasi di
neraca?
2. Apa saja tujuan pengujian substantif terhadap investasi?
3. Jelaskan program pengujian substantif terhadap investasi?
4. Berikan contoh kasus pengujian subtantif terhadap investasi?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mengenai prinsip akuntansi berterima umum dalam
penyajian investasi di neraca.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pengujian substantif terhadap kas.
3. Program pengujian substantif terhadap investasi.

2
Contoh kasus pengujian subtantif terhadap investasi.BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Investasi Di


Neraca.
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian investasi di
neraca adalah sebagai berikut :
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan
investasi tersebut. Investasi yang tidak akan dijual dalam jangka pendek
disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar.
2. Investasi jangka pendek disajikan nilainya dineraca, nilai yang lebih
tinggi harus di cantumkan di dalam tanda kurung.
3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar
tidak harus di sajikan didalam tanda kurung seperti hal nya dengan
investasi jangka pendek. Jika nilai pasar investasi jangka panjang
tersebut turun dalam jumlah yang material, dan diperkirakan penurunan
nilai tersebut akan berlangsung lama (permanen), maka kerugian
penurunan nilai tersebut harus dibebankan sebagai kerugian dalam tahun
yang bersangkutan.
4. Harus di cantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka
pendek digadaikan sebagai jaminan penarikan uang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam nonconsolidated subsidiary
companies harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan
harus dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan
antara perusahaan-perusahaan tersebut.
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli
kembali sebagai treasury bond, treasury stock, disimpan dalam dana
khusus sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal
saham.

3
7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan,
maka penghasilan yang timbul dari pemilikan investasi
tersebut harusdigolongkan dalam “penghasilan diluar usaha”.
8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlahnya
material, keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan
rugi-laba.
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek
yang material jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam
laporan rugi- laba dalam kelompok “penghasilan di luar usaha”.
10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang
belum direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak
perusahaan harus dieliminasikan jika investasi dicatat dengan equity
method.
11. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan
dengan saham yang di keluarkan sendiri oleh perusahaan, tidak
boleh diperhitungkan dalam penentuan laba atau rugi perusahaan.
Laba atau rugi diperlakukan sebagai tambahan atau pengurangan unsur
modal.
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian investasi di neraca di
atas digunakan sebagai landasan untuk auditor dalam menilai tingkat
kewajaran penyajian investasi dalam laporan keuangan suatu perusahaan.

4
B. Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Investasi
Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah :
1. Memperoleh keyakinan tentang catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan investasi.
Sebelum auditor melakikan pengujian mengenaikewajaran saldo investasi
yang dicantumkan dineraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai
ketelitian dan keandalan ctatanakuntansi yang mendukung informasi
investasi yang disajikan di neraca. Untuk itu auditor melakukan
rekonsiliasi antara saldo investasi yangdicantumkan di neraca dengan
akun investasi di dalam buku besar danselanjutnya ke register bukti kas
keluar dan jurnal penermaan kas danbuku pembantu investasi.

2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan


klien yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit.
Auditor membuktikan apakah saldo investasi mencerminkan
kepentinganklien yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan
keterjadiantransaksi yang berkaitan dengan invesatsi selama tahun yang
diaudit.Untuk mencapai tujuan tersebut auditor melakukan berbaai
pengujiansubtantif berikut ini:
a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan
investasi
c. Inspeksi terhadap sekuritas yang ada di tangan klien
d. Konfirmasi sekuritas yang berada ditangan pihak luar.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun


yang diaudit dan kelengkapan saldo investasi yang disajikan di
neraca. Untuk membuktikan bahwa esersi yang dicantumkan di

5
neraca mencangkupsemua kepentingan klien terhadap aktiva entitas lain
pada tanggal neracadan mencangkup semua transaksi yang berkaitan
dengan investasi dalamtahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai
pengujian subtantif berikut ini:
a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan
investasi
c. Inspeksi terhadap sekuritas yang ada di tangan klien
d. Konfirmasi sekuritas yang berada ditangan pihak luar.

4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di


neraca merupakan milik klien. Untuk membuktikan hak kepemilikan klien
atasinvestasi pada tanggal neraca auditor melakukan pengujian
subtantif berikut ini:
a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan
dengan investasi
b. Konfirmasi sekuritas yang berada ditangan pihak luar.

5. Membuktikan kewajaran penilaian investasi yang dicantumkan di


neraca.
Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus
didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
Pengujian subtantif terhadap investasi di arahkan untuk mencapai salah
satu tujuan membuktikan apakah unsur investasi telah disajikan dan
diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan PABU di Indonesia.
Satu-satunya pengujian subtantif untuk membuktikan asersi
penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegangsaham di neraca adalah
membandingkan penyajian dan pengungkapan investasi di neraca diaudit
dengan PABU melalui berbagai prosedur berikut ini:
a. Pemeriksaan terhadap klasifikasi surat berharga sebagai

6
investasi sementara dan investasi jangka panjang.
b. Pemeriksaan terhadap investasi jangka panjang mengenai
kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain.

6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.


Tujuan Utama pengujian substantif terhadap investasi adalah
membuktikan bahwa saldo akun Investasi Sementara dan Akun Investasi
Jangka Panjang yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo
akun-akun tersebut yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut.

C. Program Pengujian Substantif terhadap Investasi


1. Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan
oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan investasi yang benar-
benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara
informasi investasi yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi
yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini penting untuk dilakukan agar
auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi investasi yang
dicantumkan di neraca didukung oleh catatan akuntansi yang dapat
dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit
berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi investasi di neraca
dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :

7
Kertas Tgl. Pelaks
Prosedur Audit Kerja Pelak a naan
sa
naan
Prosedur Audit Awal
1. Lakukan prosedur audit awal atas
saldo akun investasi yang akan
diuji lebih lanjut
a. Usut saldo investasi yang
tercantum di neraca ke saldo akun
investasi yang bersangkutan
dalam buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun
investasi didalam buku besar.
c. Lakukan review terhadap
mutasi luar biasa dalam jumlah
dan sumber posting dalam akun
investasi.
d. Usut saldo awal akun investasi
ke kertas kerja tahun yang lalu.
e. Usut posting pengkreditan
dan pendebitan akun investasi
kedalam jurnal yang
bersangkutan.
f. Lakukan rekonsiliasi akun
kontrol investasi dalam buku
besar ke buku pembantu
investasi.

8
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik
a. Hitung ratio berikut ini :
 Ratio investasi sementara dengan
aktiva lancer
 Ratio investasi jangka panjang
dengan aktiva lancer
 Rate of returns tiap-tiap
golongan investasi.
b. Lakukan analisis hasil prosedur
analitik dengan harapan yang
didasarkan pada data masa lalu,
data industri, jumlah yang
dianggarkan, atau data lain.

Pengujian terhadap Transaksi Rinci


1. Periksa dokumen yang mendukung
dokumen transaksi pemerolehan dan
penjualan investasi.
2. Hitung kembali pendapatan bunga dan
deviden tahun yang diaudit.
3. Hitung kembali laba dan rugi yang
timbul dari transaksi penjualan surat
berharga.
4. Hitung kembali laba atau rugi
yang timbul dari transaksi penjualan
investasi.

9
5. Periksa dokumen yang mendukung
transaksi pembelian surat berharga
dalam priode sekitar tanggal neraca
6. Periksa dokumen yang mendukung
transaksi penjualan surat berharga
dalam priode sekitar tanggal neraca
7. Periksa dokumen yang
mendukungnpemerolehan investasi yang
di miliki oleh klien pada tanggal neraca

Pengujian terhadap Akun Rinci


1. Pelajari notulen rapat pemegang saham
dan direksi.
2. Minta daftar surat berharga yang ada
di tangan klien dan lakukan
penghitungan dan inspeksi terhadap
sertifikat surat berharga tersebut.
3. Kirim konfirmasi tentang surat
berharga milik klien yang berada
ditangan pihak lain.
4. Lakukan rekonsiliasi antara surat
berharga yang dihitung dengan hasil
dengan hasil konfirmasi dan
jumlah yang disajikan di neraca.
berharga.

10
5. Lakukan inspeksi dan pemeriksaan
terhadap polis asuransi surat berharga.
6. Minta informasi mengenai surat
berharga yang dijadikan jaminan
penarikan utang.
7. Bandingkan metode penilaian investasi
yang di gunakan klien dengan
prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia.
8. Bandingkan nilai investasi dengan
harga pasar surat berharga.

Verifikasi penyajian dan pengungkapan


1. Periksa klasifikasi surat
berharga sebagai investasi sementara
dan investasi jangka panjang.
2. Periksa investasi jangka panjang
mengenai kemungkinan sebagai alat
pengendalian perusahaan lain.

11
2. Prosedur Analitik
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap investasi,
pengujian analitik dimaksudkan untuk menbantu auditor dalam
memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang
memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor melakukan
perhitungan berbagai ratio berikut ini :

Ratio Formula

Ratio investasi sementara dengan Investasi sementara ÷ Total


aktiva lancer aktiva lancer
Ratio investasi jangka panjang Investasi jangka panjang ÷
dengan aktiva Total aktiva lancer

Lancer
Rate of returns tiap-tiap golongan Pendapatan bunga ÷ Rerata
investasi investasi golongan investasi
tertentu

Ratio yang sudah dihitung tersebut kemudian


dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun
yang lalu, ratio industri, atau ratio yang dianggarkan.
Perbandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan
:
1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa,
2. Perubahan akuntansi,
3. Perubahan usaha,
4. Fluktuasi acak, atau
5. Salah saji.

12
3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

a) Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan surat


berharga yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca.
Untuk membuktikan hak milik klien atas surat
berharga yang berada di tangan klien atau di tangan pihak
lain pada tanggal neraca auditor melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen yang mendukung pemerolehan surat
berharga tersebut.

b) Hitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang


diaudit.
Penghasilan bunga dan dividen dicatat dalam kelompok
akun pendapatan diluar usaha. Dalam memverifikasi
penghasilan dan dividen tersebut, auditor menganalisis akun
“pendapatan investasi” yang terdapat dalam kelompok
pendapatan diluar usaha dan mengusut pendapatan yang
dicatat di akun tersebut ke bukti kas masuk dan bukti memorial
(untuk mencatat piutang bunga).

c) Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi


penjualan surat berharga. investasi dalam surat berharga
menimbulkan dua macam pendapatan :
1. Pendapatan bunga
Dalam memverifikasi penghasilan bunga dan deviden
auditor di samping menghitung kembali pendapatan bunga
yang menjadi hak klien dalam tahun yang diperiksa, juga
melakukan perhitungan kembali capital gain/loss yang
dicatat oleh klien dalam tahun yang diperiksa.
2. Capital gain/loss

13
Yang timbul dari penjualan surat berharga ini dihitung
dengan cara mengurangi hasil penjualan surat berharga
dengan kos surat berharga yang dijual.

d) Hitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi


penjualan investasi.
Penjualan surat berharga menimbulkan laba atau rugi yang
merupakan selisi hasil penjualan dengan kos surat
berharga yang dijual. Dalam memverifikasi nilai investasi
yang dicantumkan di neraca, auditor memeriksa dokumen yang
mendukung penjualan investasi, dan sekaligus menghitung
kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjulan
investasi tersebut.

e) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat


berharga dalam priode sekitar tanggal neraca.
Verifikasi ketepatan pisah batas yang digunakan oleh klien
dalam mencatat transaksi yang bersangkutan dengan
investasi di lakukan oleh auditor dengan memeriksa buku
pembantu invesatasi dan mengusut transaksi pembelian surat
berharga dalam priode sekitar tanggal neraca ke dokumen
pendukungnya (bukti kas keluar dan faktur dari makelar
surat berharga).

f) Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat


berharga dalam priode sekitar tanggal neraca.
Verifikasi ketepatan pisa batas yang digunakan oleh klien
dalam mencatat transaksi yang bersangkutan dengan investasi
dilakukan pula oleh auditor dengan memeriksa buku
pembantu investasi dan mengusut transaksi penjualan
surat berharga dalam priode sekitar tanggal ke dokumen

14
pendukungnya (bukti kas masuk).

g) Periksa dokumen yang mendukung transaksi


pemerolehan dan penjualan investasi.
Pengujian substantif terhadap investasi meliputi
pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung transaksi
pembelian surat berharga yang terjadi dalam tahun yang
diperiksa Pemeriksan ini bertujuan untuk menilai kewajaran
penentuan kos investasi. Karena kos investasi di samping
ditentukan oleh transaksi pemerolehan investasi, juga
dipengaruhi oleh transaksi penjualan investasi.

4. Pengujian Terhadap Akun Rinci

a) Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi.


Penanaman modal di luar perusahaan, terutama yang
bersifat jangka panjang biasanya memerlukan otorisasi dari
pemilik perusahaan. Oleh karena itu, auditor berkewajiban
untuk mempelajari notulen rapat pemegang saham untuk
mengetahui apakah dalam tahun yang diperiksa pemegang
saham setelah membuat keputusan yang berhubung dengan
penananam dana perusahaan dalam bentuk investasi
jangka panjang.

b) Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan


lakukan perhitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat
berharga tersebut.
Langkah selanjutnya, auditor meminta klien untuk menbuat
daftar semua investasi yang dimiliki klien pada tanggal neraca.
jika daftar investasi tersebut dibuat oleh klien untuk auditor,
maka auditor harus menguji ketelitian informasi yang

15
tercantum di dalamnya dengan melakukan prosedur audit
berikut ini :
1. Melakukan rekonsiliasi jumlah kos investasi yang
tercantum di dalam daftar tersebut dengan akun control
investasi yang bersangkutan di dalam buku besar.
2. Mengusut kos setiap jenis surat berharga yang tercantum
di dalam daftar tersebut ke dalam buku pembantu investasi.
c) Kirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik klien
yang berada di tangan pihak lain.
Jika sertifikat surat berharga milik klien berada di tangan
pihak lain pada tanggal neraca, misalnya dipegang oleh
kreditur sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien,
auditor harus memperoleh konfirmasi dari pemegang serfikat
tersebut, untuk membuktikan keberadaan investasi yang
dicantumkan oleh klien di neraca.

d) Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan


hasil konfirmasi dan jurnal yang disajikan di neraca.
Untuk membuktikan keberadaan investasi yang disajikan di
neraca, informasi hasil perhitungan dan pengamatan fisik terhadap
sertifikat investasi dan jawaban konfirmasi dari pemegang sertikat
investasi klien dicocokkan dengan jumlah investasi yang
dicantumkan di neraca.

e) Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi


surat berharga.
Jika klien memiliki sertifikat surat berharga dalam jumlah yang
banyak, biasanya klien menutup asuransi untuk melindungi klien dari
resiko kecurian. Polis asuransi yang disimpan di dalam arsip klien
dapat memberikan informasi mengenai hak milik klien atas surat
berharga yang dicantumkan di neraca.

16
f) Minta konfirmasi mengenai surat berharga yang dijadikan
jaminan penarikan utang.
Prosedur pemeriksaan ini telah ditempuh oleh auditor pada saaat
auditor melakukan pemeriksaan terhadap kas. Dalam
pemeriksaan terhadap kas, auditor mengirim surat konfirmasi bank.
Dari jawaban konfirmasi bank tersebut, auditor dapat mengetahui
jenis, tarif dividen atau bunga, dan nominal surat berharga yang
dijaminkan dalam penarikan utang.

g) Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh


klien dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
Menurut prinsip akuantansi berterima umum di Indonesia,
investasi harus disajikan di neraca dengan cara tertentu seperti
disebutkan diatas, auditor menbandingkan metode penilaian
invesatasi yang digunakan oleh klien dengan metode yang sesuai
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

h) Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.


Saldo investasi dicantumkan di neraca pada nilai yang lebih
rendah antara harga pasar pada tanggal neraca dengan kosnya. Untuk
memverifikasi penilaian klien terhadap investasi jangka pendeknya,
auditor membandingkan nilai pasar dengan kos surat berharga.

5. Verifikasi Penyajian Dan Pengungkapan

a) Periksa klarifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan


investasi jangka panjang.
Untuk memverifikasi penyajian investasi di neraca, auditor
melakukan wawancara dengan direktur keuangan mengenai kebijakan
investasi sementara yang dijalankan selama tahun yang diperiksa.

17
b) Periksa investasijangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat
pengendalian perusahaan lain.
Jika invetasi dalam perusahaan lain dimaksudkan untuk
mengendalikan perusahaan tersebut, klien harus menyajikan investasi
jangka panjang ini menurut slah satu metode berikut ini : eguity
method atau pooling of interest method.

D. Contoh Kasus Pengujian Subtantif terhadap Investasi


PT Rukun Raharja melakukan investasi pada beberapa perusahaan yang
menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sehingga dalam pengujian
substantif perlu dilakukan pengecekan terhadap semua saham yang dimiliki
oleh PT Rukun Raharja. Pengecekan tersebut berupa presentase kepemilikan
saham terhadap perusahaan, jumlah lembar saham yang dimiliki oleh PT
Rukun Raharja, data perusahaan-perusahaan yang sahamnya dibeli oleh PT
Rukun Raharja, harga pasar saham yang berlaku saat periode pengauditan,
dan harga per lembar saham saat dibeli dari investee. Indikasi kesalahan
penyajian saldo akun pada laporan posisi keuangan PT Rukun Raharja yaitu
tidak terdeteksinya kerugian akibat investasi saham dari satu atau lebih
perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT Rukun Raharja.
Dalam merancang proses audit yang akan dilakukan sebelumnya auditor
perlu merencanakan proses audit untuk membantu dalam mengdentifikasi
dan menyelesaikan permasalahan yang potensial secara tepat waktu serta
membantu auditor dalam mengorganisasi dan mengelola perikatan audit
dengan baik sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien mengacu
pada Standar Audit 300 (IAPI, 2013c). Adapun tahapan pengujian substantif
terhadap saldo investasi di laporan posisi keuangan yang dimiliki oleh PT
Rukun Raharja terdiri atas lima tahapan sebagai berikut:
1. Prosedur Audit Awal
Dalam prosedur audit awal tahapan yang perlu dilakukan oleh auditor
yaitu:
a) Melakukan pengusutan saldo investasi yang tercantum dalam neraca

18
ke saldo akun investasi yang bersangkutan dalam buku besar;
b) Melakukan penghitungan kembali saldo akun investasi yang
terdapat dalam buku besar;
c) Melakukan review terhadap adanya mutasi luar biasa dalam
jumlah dan sumber posting dalam akun investasi;
d) Lakukan pengusutan saldo awal akun investasi ke kertas kerja
tahun lalu;
e) Mengusut postingan pendebitan dan pengkreditan akun investasi
ke jurnal yang bersangkutan; dan
f) Melakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku
besar pembantu investasi.

2. Prosedur Analitik
Dalam prosedur analitik, dilakukan pengujian terhadap rasio-rasio
yang berhubungan dengan akun investasi, seperti rasio investasi sementara
dengan aset lancar, rasio investasi jangka panjang dengan aset lancar,
dan Rate of Return setiap golongan investasi.

3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci


Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko kesalahan penyajian material baik karena adanya
kecurangan maupun kesalahan pada tingkat laporan keuangan dan
asersi yang mengacu pada Standar Audit 315 (IAPI, 2013d). Maka
dilakukanlah pengujian terhadap transaksi rinci yang berhubungan dengan
investasi saham yang dilakukan oleh PT Rukun Raharja. Hal pertama
yang dilakukan oleh auditor yakni memeriksa dokumen yang
mendukung pemerolehan surat-surat berharga yang dimiliki oleh PT
Rukun Raharja pada tanggal laporan posisi keuangan. Pada saat
dilakukan pemeriksaan, auditor memperoleh informasi bahwa salah

19
satu perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT Rukun Raharja
dengan persentase kepemilikan 25% mengalami kepailitan, sehingga
hal tersebut dianggap akan mempengaruhi nilai investasi saham yang
dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan
kembali terhadap nilai investasi dan dividen saham pada tahun yang
diaudit, serta memeriksa dokumen-dokumen yang mendukung
pemerolehan investasi saham pada tanggal laporan posisi keuangan.
Kumpulkan bukti yang cukup dan memadai mengenai transaksi
investasi agar dapat mendukung opini yang akan disajikan dalam
laporan auditor dengan cara memperoleh bukti audit yang tepat
mengacu pada Standar Audit 500 (IAPI, 2013f).

4. Pengujian Terhadap Akun Rinci


Pengujian terhadap akun rinci dilakukan dengan mempelajari notulen
rapat pemegang saham yang dilakukan oleh PT Rukun Raharja karena
dalam catatan tersebut terdapat informasi mengenai keputusan- keputusan
pemegang saham, salah satunya keputusan yang berhubungan dengan
penanaman dana dalam bentuk investasi jangka panjang dalam
tahun pengauditan. Setelah mempelajari notulen rapat, auditor meminta
klien (PT Rukun Raharja) untuk membuat daftar semua investasi yang
dimiliki pada tanggal laporan posisi keuangan. Jika dibuat oleh klien,
maka auditor berkewajiban untuk menguji ketelitian informasinya.
Jika PT Rukun Raharja memiliki surat berharga yang berada di tangan
pihak lain, maka auditor harus memperoleh konfirmasi dari pihak
pemegang surat berharga PT Rukun Raharja. Lakukan rekonsiliasi
penyajian dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan hasil
konfirmasi pihak lain tersebut dan lakukan pemeriksaan terhadap polis
asuransi surat berharga yang menunjukkan hak kepemilikan PT Rukun
Raharja terhadap investasi saham yang tercantum di laporan posisi
keuangan, terutama pada surat berharga saham perusahaan yang
mengalami pailit. Terakhir, bandingkan metode penilaian investasi saham

20
yang digunakan oleh PT Rukun Raharja dengan standar akuntansi yang
berlaku.

5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan


Tahapan terakhir dalam pengujian substantif investasi saham PT
Rukun Raharja adalah verifikasi penyajian dan pengungkapan akun
investasi saham pada laporan posisi keuangan. Periksa klasifikasi surat
berharga investasi saham sementara dan jangka panjang dengan
mewawancarai direktur keuangan mengenai kebijakan akuntansi investasi
saham pada PT Rukun Raharja. Selain itu, dengan menggunakan notulen
rapat auditor juga dapat menentukan penyajian investasi oleh klien telah
sesuai dengan standar yang berlaku atau tidak sesuai dengan standar yang
berlaku.
Setelah melakukan semua tahapan pengujian substantif terhadap
indikasi salah saji penyajian saldo akun investasi dalam laporan keuangan,
auditor telah menemukan bukti-bukti audit yang memadai untuk
digunakan dalam penyusunan opini dan laporan auditor. Dalam
pengujian ini ditemukan salah saji saldo akun investasi sehingga
pengendalian internal PT Rukun Raharja dianggap kurang memadai.
Hal ini karena risiko bawaannya, yaitu tidak terdeteksinya kerugian akibat
investasi saham dari salah satu atau beberapa perusahaan investee
yang mengalami kebangkrutan, yang menyebabkan pendapatan atau
dividen yang telah diperkirakan oleh perusahaan tidak sesuai dengan
dividen yang sebenarnya diterima oleh perusahaan. Pendapatan yang
timbul dari kegiatan perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalti dan dividen harus diakui bila besar kemungkinan manfaat
ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan
dan jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal mengacu pada PSAK
23 (IAI, 2019c).

E. Kertas Kerja Audit Investasi

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi beserta contoh kasus yang telah dibahas di atas, dapat
disimpulkan bahwa dalam melakukan prosedur pengujian substantif terhadap
investasi dan pendapatan investasi itu terdapat beberapa langkah, sehingga
kita dalam melakukannya harus memperhatikan sesuai langkah-langkah yang
ditetapkan.

22
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah masih terdapat
banyak kekurangan. Semoga sedikit ilmu yang di dapat dari makalah ini akan
bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, 2014, Auditing II, Jakarta : Salemba Empat


https://dokumen.tips/documents/audit-investasi-55b08451c40d5.html

23

Anda mungkin juga menyukai