Anda di halaman 1dari 16

MODUL

AUDIT INVESTASI DAN SALDO KAS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan II

Dosen Pengampu:

Drs. Muhammad Ashari, MSA., AK., CA

KELOMPOK 2

A031211018 Nurul Wahyu Ni'matullah

A031211151 Aliah Shafina Annisa

A031211087 Indah Gustika

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyusun modul pembelajaran ini sebagai
bagian dari mata kuliah Pengauditan 2. Dalam kesempatan ini, kami akan mengangkat materi
yang berjudul "Audit Investasi dan Saldo Kas".

Melalui materi ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai pengujian substantif yang sangat relevan dalam konteks pengauditan siklus
pendapatan. Dengan memahami konsep dan metodologi yang tepat, diharapkan kami dapat
melaksanakan tugas ini dengan baik.

Kami juga ingin menyampaikan terima kasih yang kepada dosen kami, Drs.
Muhammad Ashari, MSA., Ak., CA, yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran yang
berharga. Terakhir, kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan kerjasama dalam penyelesaian tugas ini. Semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi para pembaca.

Penyusun,

Kelompok 2
MATERI – 1

TINJAUAN ATAS INVESTASI

Materi ini memusatkan perhatian pada audit investasi (dalam sekuritas yang diterbitkan oleh
perusahaan lain) di mana investasi dalam sekuritas perusahaan lain merupakan aktivitas operasi
inti.

A. PENGERTIAN

Aktivitas investasi sebuah entitas merupakan aktivitas yag berkaitan dengan kepemilikan
sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lainnya. Sekuritas ini mencakup sertifikat deposito/CD,
saham preferen dan saham biasa, serta obligasi korporasi dan pemerintah. Investasi dalam
sekuritas yang mudah dipasarkan berkaitan dengan siklus lainnya. Deviden dan bunga yang
diterima dari investasi itu merupakan transaksi penerimaan kas, transaksi-transaksi ini harus
mendapat pengendalian yang sama seperti pada transaksi penerimaan dan pengeluaran lainnya.

B. TUJUAN

Tujuan audit investasi meliputi beberapa hal, yaitu :

a. Keberadaan atau keterjadian


b. Kelengkapan
c. Hak dan kewajiban
d. Penilaian atau alokasi
e. Penyajian dan pengungkapan

C. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT


a. Materialitas. Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka pendek dapat bersifat
material bagi solvensi jangka pendek suatu entitas, tetapi laba dari sekuritas semacam
itu jarang bersifat signifikan bagi hasil operasi entitas di luar sektor jasa keuangan.
Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka penjang dapat bersifat material baik
bagi neraca maupun laporan laba rugi, tergantung entitasnya.
b. Risiko Inheren. Risiko inheren pada asersi siklus investasi dipengaruhi oleh banyak
faktor dan volume transaksi investasi umumnya cukup rendah. Akan tetapi sekuritas
merupakan aktiva yang mudah untuk dicuri, dan akuntansi untuk investasi tersebut
dapat menjadi rumit. Di samping itu, risiko inheren tertentu juga lebih menantang untuk
dikendalikan, dan memberi manajemen peluang untuk memanipulasi pelaporan
investasi. Secara spesifik, klasifikasi yang tepat atas suatu investasi bisa mengundang
kontroversi, yang selanjutnya akan mempengaruhi metode penilaian, upaya
mendapatkan laba, dan persyaratan pengungkapan yang berlaku untuk investasi itu.
Dengan menyajikan secara salah klasifikasi yang tepat dari suatu investasi, manajemen
dapat menunda atau mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi dalam laba.
c. Risiko Prosedur Analitis. Prosedur analitis dapat membandingkan saldo tahun berjalan
dengan tahun sebelumnya, atau dapat membandingkan hasil-hasil aktual atas jumlah
investasi dan laba investasi dengan yang dianggarkan atau dokumentasi lain dari
rencana manajemen. Perbedaan yang tidak diharapkan, dapat menunjukkan salah saji
berkenaan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian atau
alokasi, dan penyajian serta pengungkapan. Misalnya, tingkat pengembalian yang
sangat tinggi dari yang di perkirakan atas sekuritas yang dapat ditemukan mungkin
disebabkan oleh kesalahan pencatatan keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan
nilai wajar sekuritas yang tersedia untuk dijual dalam akun laba untuk sekuritas
perdagangan, bukan ke akun ekuitas untuk keuntungan yang belum direalisasi atas
sekuritas yang tersedia untuk dijual.
d. Risiko Pengendalian. Pemahaman atas beberapa faktor lingkungan pengendalian
adalah relevan bagi audit atas siklus transaksi. Sebagai contoh, wewenang dan tanggung
jawab atas transaksi investasi harus ditetapkan pada pejabat perusahaan seperti
bendaharawan. Beberapa dokumen dan catatan yang umum digunakan dalam aktivitas
investasi, antara lain :
− Sertifikat saham. Suatu formulir tercetak yang menunjukkan jumlah lembar saham
yang dimiliki oleh pemegang saham dalam sebuah koorporasi. Dokumen ini
memberikan bukti tentang keberadaan suatu keterjadian.
− Sertifikat obligasi. Suatu formulir tercetak yang menunjukkan jumlah obligasi yang
dimiliki oleh pemegang obligasi.
− Kontrak obligasi. Suatu kontrak yang menyatakan syarat dari obligasi yang dimiliki
oleh pemegang obligasi.
− Pemberitahuan pialang. Suatu dokumen yang diterbitkan oleh pialang yang
menetapkan harga pertukaran dari transaksi investasi.
− Laporan pialang. Suatu laporan bulanan yang diterbitkan pialang yang merinci
sekuritas yang di simpan oleh pialang tersebut, harga pokoknya, dan nilai pasar
wajarnya pada akhir bulan.
− Buku harian. Jurnal umum digunakan untuk mencatat pos-pos seperti akrual
pendapatan bunga obligasi, penyesuaian pasar menurut metode nilai wajar, dan laba
yang dihasilkan menurut metode akuntansi ekuitas.
− Buku tambahan investasi. Buku tambahan yang terpisah dapat digunakan untuk
setiap kelas investasi yang berbeda apabila perusahaan mempunyai portofolio yang
terdiri dari banyak investasi yang berlainan.
MATERI – 2

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS INVESTASI

Materi ini membahas tentang pertimbangan penting dalam menentukan risiko deteksi dan
merancang pengujian substantif untuk asersi saldo investasi.

A. PENGERTIAN

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan
datang. Istilah investasi atau penanaman modal merupakan istilah-istilah yang dikenal, baik
dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun dalam bahasa perundang-undangan.

Pengujian substantif adalah prosedur pengauditan yang bertujuan untuk memeriksa


kebenaran, kelengkapan, penilaian, hak kepemilikan, dan penyajian piutang usaha dalam
laporan keuangan (Kurniawati, 2019). Untuk merancang pengujian substantif, pertama-tama
auditor harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap
asersi.

B. TUJUAN

Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah :

a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan


investasi.
b. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada
tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
investasi selama tahun yang di audit.
c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan
kelengkapan saldo investasi yang disajikan di neraca.
d. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca merupakan milik
klien.
e. Membuktikan kewajaran penilaian investasi yang dicantumkan di neraca.
f. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.
C. LANGKAH-LANGKAH

Merupakan hal yang biasa dalam melakukan pengujian substantif atas siklus investasi
untuk menguji saldo investasi di neraca dan laporan laba rugi pada saat yang sama. Tahapannya
yaitu :

a. Menentukan Risiko Deteksi. Dalam menerapkan model risiko audit untuk menentukan
risiko deteksi bagi asersi siklus investasi, auditor perlu menggabungkan penilaian risiko
inheren dan pengendaliannya atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dengan
pertimbangan tambahan yang unik bagi transaksi investasi. Apabila entitas
menghasilkan arus kas bebas yang mencukupi untuk mempunyai volume aktifitas
investasi yang signifikan, auditor akan perlu mempertimbangkan pengendalian spesifik
atas aktifitas-aktifitas itu. Karena penilaian risiko inheren dan 3 pengendalian yang
relevan dapat sangat bervariasi disebabkan oleh berbagai jenis investasi serta situasi
yang ada di antara entitas maka, tingkat risiko deteksi yang dapat diterima juga akan
bervariasi secara signifikan di antara entitas dan di antara kategori asersi bagi entitas
yang sama. Kesulitan dalam merancang pengendalian untuk menilai risiko secara
memadai berkaitan dengan (1) Penggunaan nilai wajar, bila diperlukan, dan (2)
Klarifikasi yang tepat atas investasi yang seringkali berarti bahwa tingkat risiko deteksi
yang rendah yang dapat diterima untuk pengujian rincian biasanya ditetapkan untuk
asersi penilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan. Bagi banyak entitas
dimana volume transaksi investasi rendah, auditor akan mengikuti pendekatan
substantif yang terutama menekankan pada pengujian rincian.
b. Merancang Pengujian Substantif. Kategori pengujian rincian saldo memuat jumlah
kemungkinan pengujian yang terbesar, dan bahwa berbagai pengujian dapat
mempermudah pencapaian tingkat risiko deteksi yang rendah akan dapat diterima yang
mungkin diperlukan untuk asersi penilaian atau alokasi dan penyajian serta
pengungkapan. Masing-masing pengujian ini akan dijelaskan dalam bagian berikut.
− Prosedur Awal. Serangkaian prosedur tersebut yaitu, pertama, auditor mendapatkan
pemahaman atas bisnis dan industri klien. Merupakan hal yang penting bagi auditor
untuk memahami pendorong ekonomi yang memungkinkan suatu entitas
melakukan aktivitas investasi, seperti kebijakan entitas untuk menginvestasikan
kelebihan kas, aktivitas pembiayaannya dan kemampuannya untuk menghasilkan
arus kas bebas. Kedua, kecocokan antara saldo investasi awal dengan jumlah yang
di audit dalam kertas kerja tahun sebelumnya diverifikasi. Berikutnya, aktifitas
yang melibatkan akun-akun yang berkaitan dengan investasi ditelaah untuk
menentukan setiap ayat jurnal yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah yang harus
diselidiki. Kemudian, skedul semua investasi yang disiapkan klien, atau
penambahan dan pelepasan yang terjadi selama periode berjalan, dicek ketetapan
matematis dan kesesuaiannya dengan catatan akuntansi yang mendasari. Prosedur
terakhir mencakup penentuan bahwa skedul dan buku tambahan investasi telah
sesuai dengan saldo akun pengendali buku besar yang berkaitan. Skedul tersebut
dapat berfungsi sebagai dasar untuk melakukan pengujian substantif tambahan.
− Prosedur Analitis. Mencakup keterkaitan di antara akun-akun spesifik selama
periode berjalan dan perbandingannya dengan data tahun sebelumnya, jumlah yang
di anggarkan, dan ekspektasi lainnya. Sebagai contoh, persentase saldo investasi
jangka pendek dan jangka panjang terhadap masing-masing aktiva lancar dan total
aktiva, serta tingkat pengembalian atas berbagai kelas investasi dapat dibandingkan
dengan ekspektasi atau pengharapan. Ketika melaksanakan prosedur analitis atas
laba investasi adalah penting untuk memahami kebijakan investasi entitas
berkenaan dengan proporsi investasi dalam sekuritas pemerintah, obligasi korposi
dan sekuritas ekuitas. Auditor harus mengevaluasi kelayakan laba investasi atas
masing-masing kelas investasi secara terpisah, berdasarkan kinerja pasar terakhir.
Efektivitas dari prosedur analitis yang telah dibahas sebelumnya dalam mengurangi
jumlah bukti yang diperlukan dari pengujian substantif lainnya.
− Pengujian Rincian. Transaksi Pengujian substantif ini terdiri dari vouching ke
masing-masing ayat debet dan kredit dalam berbagai akun investasi. Sebagai
contoh, pendebetan ke akun aktiva dalam transaksi akuisisi dapat di vouch ke surat
pemberitahuan pialang dan cek-cek yang dibatalkan. Sementara pendekatan lainnya
ke akun investasi atau ke akun penyesuaian pasar yang bertalian dapat di vouch ke
dokumentasi yang memverifikasi kenaikan nilai wajar yang harus diakui dalam
akun-akun itu.
− Pengujian Rincian Saldo. Tiga pengujian substantif dalam kategori ini akan
dijelaskan dalam subbagian berikut.
• Memeriksa dan menghitung sekuritas yang ada di tangan. Pengujian ini
biasanya dilaksanakan secara serentak dengan perhitungan auditor atas kas dan
instrumen lainnya yang dapat dinegosiasi. Dalam melaksanakan pengujian ini
petugas yang menyimpan sekuritas harus hadir sepanjang perhitungan. Suatu
tanda terima harus diperoleh dari petugas tersebut ketika sekuritas
dikembalikan, dan semua sekuritas harus berada di bawah kendali auditor
sampai perhitungan selesai. Dalam memeriksa sekuritas, auditor harus
mengamati hal-hal seperti nomor sertifikat pada dokumen, nama pemilik (yang
harus nama klien, baik secara langsung maupun melalui endorsemen), uraian
tentang sekuritas itu, jumlah saham (atau obligasi), dan nama penerbitnya. Data
ini harus dicatat sebagai bagian dari analisis auditor atas akun investasi.
• Mengkonfirmasi sekuritas yang disimpan oleh pihak lain. Konfirmasi ini harus
diminta pada tanggal sekuritas yang ditahan oleh klien itu sedang dihitung.
Proses konfirmasi sekuritas ini sama dengan lengkah-langkah yang diperlukan
dalam mengkonfirmasi piutang. Jadi, auditor harus mengendalikan pengiriman
melalui pos dan menerima langsung jawaban dari petugas penyimpanan
sekuritas. Data yang di konfirmasikan sama dengan data yang harus dicatat
apabila auditor mampu memeriksa sekuritas tersebut.
• Menghitung kembali Pendapatan Investasi yang dihasilkan. Laba dari investasi
dapat di verifikasi dengan bukti dokumenter dan dihitung ulang. Dividen atas
semua saham yang terdaftar pada bursa saham dan banyak lainnya termasuk
dalam buku catatan deviden yang diterbitkan oleh jasa investasi. Auditor dapat
secara independen memverifikasi pendapatan deviden yang merujuk pada
tanggal pengumuman, jumlah, dan tanggal pembayaran yang diperlihatkan
dalam buku catatan itu. Verifikasi pendapatan dividen biasanya digabungkan
dalam buku skedul investasi. Bunga yang dihasilkan dan bunga yang dipungut
atas investasi dalam obligasi dapat di verifikasi dengan menelaah surat berharga
dan tanggal pembayaran yang di tunjukan pada sertifikat obligasi. Di samping
itu auditor juga menelaah skedul-skedul amortisasi klien untuk premi dan
diskonto obligasi serta menghitung kembali jumlah yang di amortisasi, jika ada.
− Pengujian Rincian Saldo. Estimasi Akuntansi Ketika mengaudit investasi, auditor
harus menerapkan pertimbangan audit yang signifikan berkenaan dengan evaluasi
atas (1) klarifikasi investasi yang tepat, dan (2) nilai wajar investasi. Pedoman
profesional yang diberikan oleh SAS No. 81 (AU 332), Auditing Investments,
tentang bagaimana audit harus menghadapi tantangan itu.
− Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP. Pengujian substantif yang
dilakukan terdahulu harus memberikan banyak bukti yang diperlukan auditor untuk
menentukan apakah saldo investasi telah diidentifikasi dan diklarifikasikan dengan
tepat dalam laporan keuangan. Namun, berkaitan dengan klarifikasi lancar dan tidak
lancar, atau perdagangan lawan tersedia untuk dijual, auditor juga harus
mengadakan tanya-jawab dengan manajemen menyangkut maksudnya dalam hal
periode penahanan, dan sebagainya. Dalam kasus sekuritas hutang diklarifikasikan
sebagai ditahan sampai sampai jatuh tempo, auditor juga harus menilai kemampuan
manajemen untuk menahan investasi sampai jatuh tempo. Sebagian besar auditor
menggunakan daftar periksa sebagai alat bantu dalam menentukan bahwa semua
pengungkapan yang di isyaratkan telah dilakukan berkenaan dengan dasar penilaian
investasi, berbagai komponen dari keuntungan dan kerugian yang direalisasi serta
belum direalisasi, investasi dengan pihak yang memilik hubungan istimewa, dan
sekuritas yang telah digadaikan sebagai agunan.
MATERI – 3

SALDO KAS

Materi ini memusatkan perhatian pada audit atas saldo kas yang dihasilkan dari pengaruh
kumulatif siklus pendapatan, pengeluaran, produksi, personalia, investasi, dan pembiayaan.

A. PENGERTIAN

Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening
giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di bank
untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi kewajiban serta membayar gaji,
dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapa bentuk investasi yang
menghasilkan bunga. Saldo-saldo tertentu, seperti sertifikat deposito, dana pelunasan obligasi,
saldo mata uang luar negeri tertentu, dan akun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalam
penggunaannya yang lazimnya harus diklasifikasikan sebagai investasi.

Audit kas (cash audit) yaitu pengumpulan atau pemeriksaan tentang transaksi kas dalam
jangka waktu tertentu untuk mendapat keyakinan bahwa seluruh kas telah dibukukan dan bebas
dari salah saji material dengan meneliti kelengkapan, kebenaran, serta sahnya transaksi kas itu
yang ada pada buku khusus.

B. TUJUAN

Tujuan audit saldo kas, yaitu :

Kategori Asersi Tujuan Audit saldo akun

Keberadaan atau keterjadian Saldo kas dicatat ada pada tanggal neraca.
Kelengkapan Saldo yang dicatat mencakup pengaruh dari
semua transaksi kas yang telah terjadi;
Transfer kas akhir tahun di antara bank telah
dicatat pada periode yang tepat.
Hak dan Kewajiban Entitas mempunyai hak legal atas semua
saldo kas yang diperlihatkan pada tanggal
neraca.
Penilaian atau Alokasi Saldo kas yang dicatat telah direalisasi pada
jumlah yang dinyatakan di neraca dan sesuai
dengan skedul pendukung.
Penyajian dan Pengungkapan Saldo kas telah diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca;
Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian
saldo kompensasi, dan pembatasan lain
padanya atas kas telah diungkapkan dengan
tepat.

C. PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT


a. Materialitas. Jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang
mempengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun dalam satu periode
waktu benar-benar dapat sangan material. Akan tetapi jika dikaitkan dengan transaksi
dalam lima siklus transaksi yang memengaruhi kas, jumlah kas yang mengalir melalui
akun-akun selama satu periode waktu benar-benar dapat sangat material.
b. Risiko Inheren. Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren
yang signifikan untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian
serta kelengkapan. Selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah untuk dicuri
karena berbagai jenis bentuk kecurangan yang melibatkan kas telah terbukti.
c. Risiko Prosedur Analitis. Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo
kas dengan peramalan atau anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai
saldo kas minimum dan investasi atas kelebihan kas. Biasanya lebih efektif bagi
perusahaan untuk membandingkan saldo kas dengan anggaran dan kebijakan
perusahaan karena masing-masing kebutuhan kas dari berbagai entitas seringkali
bersifat unik.
d. Risiko Pengendalian. Penerimaan dan pengeluaran kas seringkali merupakan transaksi
rutin yang dapat dikendalikan oleh sistem pengendalian internal yang baik, sehingga
dapat memungkinkan auditor untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang
rendah. Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian, maka banyak auditor akan
mengevaluasi secara cermat pengendalian internal atas kas, dan memastikan bahwa
setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan dengan jelas kepada
manajemen.
MATERI – 4

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS

Materi ini membahas tentang merancang dan melaksanakan program audit untuk mencapai
tujuan audit atas saldo kas.

A. TUJUAN

Tujuan pengujian substantif terhadap saldo kas adalah :

a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan


kas.
b. Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas
yang dicantumkan di neraca.
c. Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca.

B. LANGKAH-LANGKAH
a. Prosedur Awal, sebelum membahas pengujian yang terinci atas saldo kas, auditor harus
memastikan bahwa telah memperoleh pemahaman tentang bisnis entitas dan
pentingnya saldo kas bagi entitas tersebut. Sebagai contoh, auditor dapat memahami
volume transaksi yang melibatkan berbagai akun kas, kemampuan entitas untuk
menghasilkan arus kas yang positif dari operasi, kebijakan untuk meramalkan atau
menganggarkan kas, dan kebijakan untuk menginvestasikan kelebihan kas.
b. Prosedur Analitis, seperti telah dibahas sebelumnya, efektivitas prosedur analitis secara
signifikan bervariasi dari satu klien lainnya. Efektivitas prosedur analitis yang telah
dibahas sebelumnya dalam bab ini dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan dari
pengujian substantif lainnya yang dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila
datanya tidak sesuai dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau
peramalan kas, atau kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.
c. Pengujian Rincian Transaksi, beberapa pengujian substantif atas rincian transaksi
melibatkan penelusuran dan vouching transaksi penerimaan kas serta pengeluaran kas
yang biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian pengendalian sebagai pengujian
bertujuan ganda. Bukti yang diperoleh dari pengujian tersebut harus digabungkan
dengan bukti dari prosedur yang telah dibahas di sini dalam menarik kesimpulan
mengenai kewajaran penyajian saldo kas. Dalam dua sub bagian berikut, pertimbangan
akan diberikan pada dua pengujian atas transaksi yang umumnya dilaksanakan
mendekati tanggal neraca.
- Melaksanakan Pengujian Pisah-Batas Kas
Pisah-batas yang tepat atas penerimaan dan pengeluaran kas pada akhir tahun
sangat penting bagi kelayakan laporan kas pada tanggal neraca. Pengujian
pisah-batas kas terutama ditujukan pada asersi laporan keuangan, yaitu
eksistensi atau kejadian dan kelengkapan.
- Menelusuri Transfer Bank
Sebuah peusahaan yang memiliki banyak akun bank dapat melakukan transfer
uang yang diotorisasi di antara akun-akun bank itu. Sebagai contoh, uang dapat
ditransfer dari akun bank umum ke akun bank untuk penggajian atas cek gaji
yang akan dibagikan pada hari pembayaran. Apabila terjadi transfer bank, maka
beberapa hari (dikenal dengan periode mengambang) umumnya akan berlalu
sebelum cek itu dikliring di bank pada waktu ditarik. Jadi setoran kas per catatan
bank akan lebih saji selama periode ini, karena cek itu akan termasuk dalam
saldo bank yang menerima setoran dan belum akan dikurangkan dari bank yang
ceknya ditarik.
d. Pengujian Rincian Saldo, ada lima pengujian substantif yang biasa digunakan untuk
saldo kas dalam kategori ini. Setiap pengujian ini akan diuraikan dalam bagian berikut
- Menghitung Kas di Tangan
Mengkonfirmasi Saldo Kas dan Pinjaman di Bank
- Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank
- Melakukan Scan, Mereview atau Menyiapkan Rekonsiliasi Bank
- Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas Bank
e. Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP
Kas harus diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar di neraca. Misalnya, kas
yang disetor merupakan suatu aktiva lancar. Akan tetapi, kas dana pelunasan obligasi
dianggap sebagai investasi jangka panjang. Selain itu, harus ada pengungkapan yang
tepat mengenai perjanjian dengan bank seperti lini kredit, saldo kompensasi, dan
kewajiban kontinjen. Suatu overdraft bank (cerukan) biasanya dilaporkan sebagai
kewajiban lancar. Auditor menentukan kelayakan penyajian laporan dari penelaahan
atas naskah laporan klien dan bukti yang diperoleh dari pengujian substantif
sebelumnya.
PERTANYAAN

1. Siklus transaksi mana yang berkaitan langsung dengan kas dan bagaimana?
2. Saldo kas seringkali merupakan persentase yang sangat kecil dari aktiva lancar atau
total aktiva suatu entitas. Mengapa upaya untuk mengaudit saldo kas tidak berkurang?
3. Apa pertimbangan khusus yang berkaitan dengan penerapan konsep materialitas dan
strategi audit pendahuluan untuk mengaudit saldo kas?
4. Prosedur apa yang dapat digunakan oleh auditor untuk mendeteksi kiting?
5. Apa tindakan antisipasi yang harus diambil auditor dalam menghitung kas di tangan?
6. Apa jenis informasi yang dicari auditor untuk dikonfirmasi pada formular standar untuk
mengkonfirmasi informasi saldo akun dengan Lembaga keuangan?
7. Bagaimana auditor mengubah pekerjaannya atas rekonsiliasi bank berdasarkan tingkat
risiko deteksi yang dapat diterima yang berlaku?
8. Apakah pengamanan yang harus dilaksanakan auditor dalam memperoleh pisah-batas
bank?
9. Apa tindakan antisipasi yang diambil oleh pelaku penggelapan untuk mencegah
pendeteksian lapping?
10. Apa pengujian yang dapat dilakukan auditor untuk mendeteksi lapping?
DAFTAR PUSTAKA

Boynton, W. C., Johnson, R. N., & Kell, W. G. (2003). MODERN AUDITING (Ke7 ed.,
Vol. II).

Anda mungkin juga menyukai