KELAS SABTU
Pendahuluan
Kas merupakan hal yang penting karena besarnya potensi kecurangan, klien juga
dapat melakukan kesalahan yang tidak disengaja. Karena banyaknya transaksi
yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
Kas menjadi objek potensi kecurangan dan pencurian, karena kebanyakan aset
harus dikonversikan dahulu ke kas agar dapat diuangkan.
Tujuan utama audit saldo kas adalah untuk memastikan saldo kas telah
diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca, sehingga kas
tersebut dapat memenuhi kebutuhan entitas.
Audit atas saldo kas akan memudahkan perusahaan dalam penganggaran kas.
Penganggaran kas yang baik akan mudah untuk memproyeksikan penerimaan dan
pengeluaran kas.
Audit Investasi
Materialitas
Sekuritas sebagai investasi jangka pendek dapat bersifat material bagi solvensi jangka pendek, tetapi laba dari sekuritas
semacam itu jarang bersifat signifikan bagi entitas di luar sektor jasa keuangan.
Sekuritas sebagai investasi jangka panjang dapat bersifat material baik bagi neraca maupun laporan laba rugi, tergantung
entitas.
Risiko Inheren
Risiko inheren pada asersi siklus investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dan volume transaksi investasi. Risiko pada
umumnya cukup rendah.
Akan tetapi sekuritas merupakan aktiva yang mudah untuk dicuri, dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi
rumit.
Di samping itu, risiko inheren tertentu juga lebih menantang untuk dikendalikan, dan memberi manajemen peluang untuk
memanipulasi pelaporan investasi.
Secara spesifik, klasifikasi yang tepat atas suatu investasi bisa mengundang kontroversi, yang selanjutnya akan
mempengaruhi metode penilaian, upaya mendapatkan laba, dan persyaratan pengungkapan yang berlaku untuk investasi
itu.
Dengan menyajikan secara salah klasifikasi yang tepat dari suatu investasi, manajemen dapat menunda atau mempercepat
pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dalam laba.
A. Pertimbangan Perencanaan Audit (2)
Prosedur Analitis
Prosedur analitis dapat membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, atau dapat
membandingkan hasil-hasil aktual atas jumlah investasi dan laba investasi dengan yang dianggarkan atau
dokumentasi lain dari rencana manajemen. Perbedaan yang tidak diharapkan, dapat menunjukkan salah saji
berkenaan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian atau alokasi, dan penyajian serta
pengungkapan.
Risiko Pengendalian
Pemahaman atas beberapa faktor lingkungan pengendalian adalah relevan bagi audit atas siklus transaksi.
B. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS INVESTASI (1)
Merupakan hal yang biasa dalam melakukan pengujian substantif atas siklus investasi untuk menguji saldo investasi di
neraca dan laporan laba rugi pada saat yang sama. Tahapannya yaitu :
Menentukan Risiko Deteksi
Dalam menerapkan model risiko audit untuk menentukan risiko deteksi bagi asersi siklus investasi, auditor perlu
menggabungkan penilaian risiko inheren dan pengendaliannya atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dengan
pertimbangan tambahan yang unik bagi transaksi investasi.
Apabila entitas menghasilkan arus kas bebas yang mencukupi untuk mempunyai volume aktifitas investasi yang
signifika, auditor akan perlu mempertimbangkan pengendalian spesifik atas aktifitas-aktifitas itu. Karena penilaian risiko
inheren dan pengendalian yang relevan dapat sangat bervariasi disebabkan oleh berbagai jenis investasi serta situasi
yang ada di antara entitas maka, tingkat risiko deteksi yang dapat diterima juga akan bervariasi secara signifikan di
antara entitas dan di antara kategori asersi bagi entitas yang sama.
Kesulitan dalam merancang pengendalian untuk menilai risiko secara memadai berkaitan dengan (1) Penggunaan nilai
wajar, bila diperlukan, dan (2) Klarifikasi yang tepat atas investasi yang seringkali berarti bahwa tingkat risiko deteksi
yang rendah yang dapat diterima untuk pengujian rincian biasanya ditetapkan untuk asersi penilaian atau alokasi serta
penyajian dan pengungkapan. Bagi banyak entitas dimana volume transaksi investasi rendah, auditor akan mengikuti
pendekatan substantive yang terutama menekankan pada pengujian rincian.
B. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS INVESTASI
(2)
Merancang Pengujian Substantif
Kategori pengujian rincian saldo memuat jumlah kemungkinan pengujian
yang terbesar, dan bahwa berbagai pengujian dapat mempermudah
pencapaian tingkat risiko deteksi yang rendah akan dapat diterima yang
mungkin diperlukan untuk asersi penilaian atau alokasi dan penyajian
serta pengungkapan. Masing-masing pengujian ini akan dijelaskan dalam
bagian berikut.
Merancang Pengujian Substantif
Prosedur Awal
Serangkaian prosedur tersebut sebagai berikut :
(1). Auditor mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industry klien.
(2). Kecocokan antara saldo investasi awal dengan jumlah yang di audit dalam kertas kerja tahun sebelumnya
diverifikasi.
(3). Aktifitas yang melibatkan akun-akun yang berkaitan dengan investasi ditelaah untuk menentukan setiap
ayat jurnal yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah yang harus diselidiki.
(4). Skedul semua investasi yang disiapkan klien, atau penambahan dan pelepasan yang terjadi selama periode
berjalan, dicek perhitungan matematis dan kesesuaiannya dengan catatan akuntansi yang mendasari.
(5). Penentuan bahwa skedul dan buku tambahan investasi telah sesuai dengan saldo akun pengendali buku
besar yang berkaitan.
Merancang Pengujian Substantif
Prosedur Analitis
Mencakup keterkaitan di antara akun-akun spesifik selama periode berjalan dan perbandingannya dengan data
tahun sebelumnya, jumlah yang di anggarkan, dan ekspektasi lainnya.
Sebagai contoh, persentase saldo investasi jangka pendek dan jangka panjang terhadap masing-masing aktiva
lancar dan total aktiva, serta tingkat pengembalian atas berbagai kelas investasi dapat dibandingkan dengan
ekspektasi atau pengharapan.
Ketika melaksanakan prosedur analitis atas laba investasi adalah penting untuk memahami kebijakan investasi
entitas berkenaan dengan proporsi investasi dalam sekuritas pemerintah, obligasi korposi dan sekuritas ekuitas.
Auditor harus mengevaluasi kelayakan laba investasi atas masing-masing kelas investasi secara terpisah,
berdasarkan kinerja pasar terakhir.
Efektivitas dari prosedur analitis yang telah dibahas sebelumnya dalam mengurangi jumlah bukti yang
diperlukan dari pengujian substantive lainnya.
Merancang Pengujian Substantif
Mengkonfirmasi sekuritas yang disimpan oleh pihak lain. Konfirmasi ini harus diminta pada tanggal sekuritas
yang ditahan oleh klien itu sedang dihitung.
Proses konfirmasi sekuritas ini sama dengan lengkah-langkah yang diperlukan dalam mengkonfirmasi piutang.
Auditor harus mengendalikan pengiriman melalui pos dan menerima langsung jawaban dari petugas penyimpanan
sekuritas. Data yang di konfirmasikan sama dengan data yang harus dicatat apabila auditor melakukan vouching.
Menghitung kembali Pendapatan Investasi yang dihasilkan. Laba dari investasi dapat di verifikasi dengan bukti
dokumenter dan dihitung ulang.
Dividen atas semua saham yang terdaftar pada bursa saham dan banyak lainnya termasuk dalam buku catatan
deviden yang diterbitkan oleh jasa investasi.
Auditor memverifikasi pendapatan deviden yang merujuk pada tanggal pengumuman, jumlah, dan tanggal
pembayaran yang diperlihatkan dalam buku catatan itu.
verifikasi pendapatan dividen biasanya digabungkan dalam buku skedul investasi.
Bunga yang dihasilkan dan bunga yang dipungut atas investasi dalam obligasi dapat di verifikasi dengan menelaah
surat berharga dan tanggal pembayaran.
Auditor juga menelaah skedul-skedul amortisasi klien untuk premi dan diskonto obligasi serta mebhitung kembali
jumlah yang di amortisasi.
Merancang Pengujian Substantif
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening giro umum dan
rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di bank untuk gaji. Ini merupakan kas
yang diperlukan untuk melunasi kewajiban serta membayar gaji.
Kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapa bentuk investasi yang menghasilkan
bunga.
Saldo-saldo tertentu, seperti sertifikat deposito, dana pelunasan obligasi, saldo mata uang luar negeri
tertentu, dan akun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalam penggunaannya yang lazimnya harus
diklasifikasikan sebagai investasi.
Hubungan saldo kas dengan siklus Transaksi
Lima siklus transaksi berkaitan langsung dengan saldo kas umum, kelima siklus tersebut adalah siklus
pendapatan, pengeluaran, pembiayaan, investasi dan jasa personalia. Siklus produksi tidak mempunyai
transaksi yang berkaitan langsung dengan kas.
Siklus pembiayaan dan siklus investasi keduanya dapat menaikan dan menurunkan kas, sementara siklus
pendapatan akan menaikan kas dan siklus pengeluaran serta jasa personalia akan menurunkan kas.
Volume serta ukuran masing-masing transaksi kas dalam siklus pembiayaan dan investasi sangat bervariasi
dari satu entitas ke yang lainnya dan dapat juga sangat berbeda dari tahun ke tahun untuk satu entitas.
•Tujuan Audit
Keberadaan atau keterjadian Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca.
Kelengkapan Saldo yang dicatat mencakup pengaruh dari semua transaksi kas yang telah terjadi;
Transfer kas akhir tahun diantara bank telah dicatat pada periode yang tepat.
Hak dan Kewajiban Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo kas yang diperlihatkan pada tanggal neraca.
Penilaian atau Alokasi Saldo kas yang dicatat telah direalisasi pada jumlah yang dinyatakan di neraca dan sesuai
dengan skedul pendukung.
Penyajian dan Pengungkapan Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca;
Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi, dan pembatasan lain padanya
atas kas telah diungkapkan dengan tepat.
Pertimbangan Perencanaan Audit
Materialitas
Jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang mempengaruhi kas, jumlah kas yang
mengalir melalui akun-akun dalam satu periode waktu benar-benar dapat sangan material.
Risiko inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat risiko inheren yang signifikan untuk asersi saldo
kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta kelengkapan.
Risiko prosedur analitis
Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan atau anggaran, atau
dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas minimum dan investasi atas kelebihan kas.
Risiko pengendalian
Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian, maka banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat
pengendalian internal atas kas, dan memastikan bahwa setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah
dikomunikasikan dengan jelas kepada manajemen.
D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS
Kiting bisa terjadi apabila kelemahan dalam pengendalian internal memungkinkan seseorang
untuk menerbitkan dan mencatat cek-cek (misalnya pemisahan tugas yang kurang tepat), atau ada
kolusi di antara orang-orang yang bertanggung jawab atas kedua fungsi itu,selain menelusuri
transfer bank, kiting juga dapat dideteksi dengan
Mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas bank (seperti yang dibahas pada bagian
terakhir) karena cek yang dikiting dan dikliring pada bulan januari akan tidak tampak pada daftar
cek yang beredar untuk bulan desember dan
Melaksanakan pengujian pisah-batas kas karena cek terakhir yang diterbitkan pada bulan
desember tidak akan dicatat dalam register cek.
Penelusuran transfer bank akan memberikan bukti yang dapat diandalkan mengenai asersi
eksistensi atau kejadian dan kelengkapan.
4. Pengujian Terinci atas Saldo (1)
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat menscan rekonsiliasi bank yang
disiapkan klien dan memverifikasi ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu.
Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah rekonsiliasi bank klien. Penelaahan itu
lazimnya akan mencakup:
1. Membandingkan saldo akhir bank dengan saldo yang dikonfirmasi pada formulir knfirmasi bank.
2. Memverifikasi keabsahan setoran dalam perjalanan dan cek-cek yang beredar
3. Menetapkan ketetapan matematis dari rekonsiliasi itu
4. Memvouching pos-pos yang direkonsiliasi seperti beban, kredit dan kesalahan bank ke dokumentasi
pendukung
5. Menyelidiki pos-pos lama seperti cek yang beredar untuk periode waktu yang lama dan pos-pos
tidak biasa.
Jika risiko deteksi rendah
Jika risiko deteksi rendah, maka auditor dapat menyiapkan rekonsiliasi bank dengan menggunakan data bank di
tempat klien. Jika risiko deteksi sangat rendah atau auditor mencurigai kemungkinan adanya salah saji yang material,
maka auditor dapat memperoleh laporan bank akhir tahun langsung dari bank dan menyiapkan rekonsiliasi bank.
Untuk melakukan hal itu, auditor harus meminta klien untuk memberitahu bank agar mengirimkan laporan bank dan
dat yang menyertainya (cek yang dibayar, memo debet, dan lain-lain) langsung ke auditor. Prosedur ini akan mencegah
klien melakukan perubahan data untuk menutupi setiap salah saji yang ada.
Bukti yang diberikan oleh rekonsiliasi bank umumnya belum mencukupi untuk memverifikasi saldo kas di bank
karena adanya ketidakpastian berkenaan dengan dua pos rekonsiliasi yang paling penting:
(1). Setoran dalam perjalanan dan
(2). Cek yang beredar.
Bukti tersebut hanya dapat diperoleh dengan menelusuri pos-pos ini ke laporan bank dalam periode akuntansi
berikutnya. Prosedur untuk mendapatkan laporan pisah-batas bank dirancang, sebagian, untuk tujuan ini. Apabila
laporan pisah-batas mengesahkan pos-pos ini dan pos rekonsiliasi lainnya, maka rekonsiliasii bank yang diandalkan
auditor dapat dipertinggi secara signifikan.
Scanning, pengujian atau penyiapan rekonsiliasi bank menetapkan saldo kas di bank yang benar pada tanggal neraca.
Jadi, hal itu merupakan sumber bukti utama untuk asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga memberikan bukti
untuk asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak serta kewajiban.
Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas Bank
Laporan pisah-batas bank (bank cutoff statement) adalah suatu laporan bank pada tanggal sesudah tanggal
neraca. Tanggal ini harus berada pada titik waktu yang akan memungkinkan sebagian besar cek yang
beredar pada akhir tahun sudah dikliring di bank. Biasanya, tanggal ini adalah tujuh sampai sepuluh hari
bisnis sesudah akhir tahun fiskal klien.
Klien harus meminta laporan pisah-batas dari bank dan memberitahukan agar hal itu dikirim langsung
kepada auditor. Setelah menerima laporan pisah-batas, beserta cek-cek yang dibatalkan dan memo bank
terlampir, auditor harus :
(1). Menelusuri semua cek tertanggal tahun lalu ke cek-cek yang beredar yang tercantum pada rekonsiliasi
bank.
(2). Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke setoran pada laporan pisah-batas.
(3). Melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data terlampir untuk hal-hal yang tidak biasa.
(4). Mendapatkan dan menggunakan Laporan pisah-batas Bank
Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP
Kas harus diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar di neraca. Misalnya, kas yang
disetor merupakan suatu aktiva lancar. Akan tetapi, kas dana pelunasan obligasi dianggap
sebagai investasi jangka panjang.
Selain itu, harus ada pengungkapan yang tepat mengenai perjanjian dengan bank seperti lini
kredit, saldo kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Suatu overdraft bank (cerukan)
biasanya dilaporkan sebagai kewajiban lancar.
Auditor menentukan kelayakan penyajian laporan dari penelaahan atas naskah laporan
klien dan bukti yang diperoleh dari pengujian substantif sebelumnya. Disamping itu, auditor
juga harus menelaah notulen rapat dewan direksi dan melakukan tanya jawab dengan
manajemen menyangkut bukti pembatasan terhadap penggunaan saldo kas.
E. PERTIMBANGAN LAINNYA
Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya dapat dilaksanakan apabila risiko pengendalian untuk
transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi. Ada tiga prosedur yang dapat mendeteksi lapping.
1. Mengkonfirmasi Piutang Usaha. Pengujian ini akan menjadi lebih efektif jika dilaksanakan secara mendadak
pada tanggal interim. Melakukan konfirmasi pada saat ini akan mencegah orang yang terlibat dalam lapping
membuat akun yang di “lapped” menjadi mutakhir. Konfirmasi yang pada tanggal neraca mungkin tidak
efektif karena pelaku lapping dapat mengantisipasi prosedur ini dan menyesuaikan akun yang di “lapped”
dengan saldo yang benar pada tanggal bersangkutan.
2. Melakukan Perhitungan Kas Secara Mendadak. Perhitungan kas akan mencakup uang logam atau koin, uang
kertas, dan cek pelanggan yang ada di tangan. Auditor harus mengawasi setoran dari dana-dana tersebut.
Berikutnya, rincian setoran yang ditunjukkan pada slip setoran duplikat harus dibandingkan dengan ayat
jurnal penerimaan kas dan posting ke akun pelanggan.
3. Membandingkan Rincian Ayat Jurnal Penerimaan Kas dengan Rincian Slip Setoran Harian yang Berkaitan.
Prosedur ini akan mengungkapkan perbedaan rincian seperti yang ditunjukkan dalam dua contoh di
atas.Apabila pembagian tugas yang tepat dalam penanganan penerimaan pos sudah ditetapkan, beberapa
auditor lebih memilih untuk menggunakan daftar pendahuluan dari prosedur ini. Dalam kasus tersebut,
tanggal penagihan aktual dibandingkan dengan tanggal posting penagihan itu ke buku besar piutang usaha.
F. JASA BERNILAI TAMBAH YANG BERKAITAN DENGAN
SEKURITAS YANG MUDAH DIPASARKAN DAN SALDO KAS
Tidak semua perusahaan mengikuti praktik yang diterapkan oleh kebanyakan perusahaan yang dikelola dengan
baik dalam meramalkan saldo kas dan mengembangkan kebijakan investasi kelebihan kas.
Menentukan asumsi-asumsipenting berkenaan dengan penerimaan kas dan pembayaran beban operasi yang
mempengaruhi peramalan saldo kas.
Membantu manajemen dalam mengembangkan model-model peramalan saldo kas, pinjaman yang diperlukan,
atau potensi kelebihan saldo kas yang tersedia untuk investasi..
Mengidentifikasi peluang untuk mengubah praktik bisnis, seperti perubahan kebijakan kredit atau perubahan
manajemen persediaan, yang akan meningkatkan arus kas.
Membantu manajemen dalam mengembangkan kebijakan untuk investasi jangka pendek kelebihan kas.
Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas investasi jangka pendek atas
kelebihan kas.
Penutup
Investasi dan saldo kas bervariasi secara signifikan dari satu klien ke klien lain, sekalipun bergerak dalam
industry yang sama. Kemanapun suatu entitas untuk menginvestasikan kelebihan kas tergantung pada praktik
manajemen kasnya dan kemampuannya untuk menganggarkan serta meramalkan kebutuhan kas. Apabila suatu
entitas mempunyai volume aktivitas investasi yang relative rendah, maka sangatlah efisien untuk mengikuti
pendekatan substantive yang terutama menekankan pada pengujian rincian untuk transaksi dan saldo investasi.
Jika saldo kas dianggap tidak material, maka volume kas yang mengalir melalui akuntansi selama periode
audit akan menjadi sangat material. Di samping itu, kas rentan terhadap penyalahgunaan serta terlibat dalam
banyak tindakan kecurangan termasuk kiting dan lapping.
Jadi, beberapa jenis pengujian substantive atas saldo kas telah dilaksanakan pada kebanyakan audit, termasuk
di antara yang lain, pengujian pisah-batas kas, penelusuran transfer bank, perhitungan kas ditangan,
konfirmasi saldo tertentu dan perjanjian lainnya dengan bank, scaning, penelaahan atau penyiapan rekonsiliasi
bank, mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas bank, dan menentukan kelayakan dari penyajian
dan pengungkapan manajemen berkenaan dengan saldo kas.
PSAK 71
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 memberi panduan tentang pengakuan dan pengukuran
instrumen keuangan. Standar yang mengacu kepada International Financial Reporting Standard (IFRS) 9 ini
menggantikan PSAK 55 yang sebelumnya berlaku.
Selain soal klasifikasi aset keuangan, salah satu poin penting PSAK 71 adalah soal pencadangan atas penurunan
nilai aset keuangan yang berupa piutang, pinjaman, atau kredit. Standar baru ini mengubah secara mendasar
metode penghitungan dan penyediaan cadangan untuk kerugian akibat pinjaman yang tak tertagih. Jika
berdasarkan PSAK 55, kewajiban pencadangan baru muncul setelah terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko
gagal bayar (incurred loss), PSAK 71 memandatkan korporasi menyediakan pencadangan sejak awal periode
kredit. Kini, dasar pencadangan adalah ekspektasi kerugian kredit (expected credit loss) di masa mendatang
berdasarkan berbagai faktor; termasuk di dalamnya proyeksi ekonomi di masa mendatang.
Berdasarkan standar akuntansi baru ini, artinya, korporasi harus menyediakan cadangan kerugian atas penurunan
nilai kredit (CKPN) untuk semua kategori kredit atau pinjaman, baik itu yang berstatus lancar (performing),
ragu-ragu (underperforming), maupun macet (non-performing). Untuk kredit lancar, misalnya, korporasi harus
menyediakan CKPN berdasarkan ekspetasi kerugian kredit dalam 12 bulan mendatang.