Anda di halaman 1dari 5

I.

Teori pengujian investasi


1. Pengujian pengendalian intern investasi
1.2. Gambaran umum Investasi
Investasi merupakan penanaman uang di luar perusahaan, yang dapat berupa surat berharga atau aktiva lain yang
tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan. Investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok :
a. Investasi Jangka Pendek
Umumnya investasi ini berupa surat berharga (seperti saham, obligasi, atau surat berharga lain) yang harga pasarnya
relatif stabil. Tujuan pokok pembelian surat berharga ini adalah untuk menanamkan kas yang untuk sementara waktu
tidak terpakai dalam kegiatan bisnis perusahaan. Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva lancar.
b. Investasi jangka panjang
Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk memperoleh pendapatan bunga atau dividen dalam
jangka panjang, untuk membentuk dana khusus, atau untuk mengendalikan perusahaan lain melalui pemilikan
saham. Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. Investai jangka panjang dapat berupa surat
berharga (seperti saham, obligasi, piutang hipotek, wesel panjang) atau berupa persekot kepada perusahaan afiliasi,
dana khusus dan aktiva tetap yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan perusahaan (seperti tanah untuk
ekspansi pabrik).
1.3. Pemahaman struktur pengendalian intern
a. Lingkungan Pengendalian
Titik tolak pemahaman SPI siklus investasi adalah pemahaman lingkup pengendalian atas siklus investasi.
Lingkungan pengendalian sangat penting mewujudkan SPI siklus investasi yang baik.
b. Penaksiran Resiko
Penaksiran resiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan
resiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia.
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi dalam siklus investasi dapat digolongkan menjadi
beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
Review kinerja
Pengolahan informasi
Pengendalian fisik
Pemisahan tugas
Dokumen dan Catatan, meliputi: Sertifikat saham, Sertifikat obligaso, Kontrak obligasi, Pemberitahuan pialang,
Laporan pialang, Buku harian, Buku tambahan investasi
d. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Penerapan sistem akuntansi sangat mendasar. Perusahaan biasanya memakai buku pembantu investasi yang terpisah
untuk setiap jenis surat berharga. Dalam kaitannya dengan informasi dan komunikasi ini dalam siklus investasi,
sistem informasi mencangkup metode dan catatan yang digunakan untuk :
Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi dalam siklus investasi secara sah.
Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi dalam siklus investasi yang cukup rinci dan memungkinkan adanya
penggolongan masing-masing transaksi itu untuk pelaporan keuangan.
Mengukur nilai transaksi dari siklus investasi dengan tepat.
Menyajikan transaksi dari siklus investasi dengan semestinya dan pengungkapan yang berkaitan dlam laporan
keuangan.
e. Penetapan resiko pengendalian
Penetapan resiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern dlam mencegah dan mendeteksi salah saji meterial dalam laporan keuangan.
1.4. Fungsi fungsi dan pengendalian yang berkaitan
Aktivitas dalam investasi mencakup fungsi fungsi investasi dan pengendalian yang berkaitan berikut :
a. Mengotorisasi transaksi investasi
Pembelian sekuritas. Pembelian dilakukan sesuai dengan otorisasi manjemen
Penjualan sekuritas. Penjualan dilakukan sesuai dengan otorisasi manjemen
b. Menerima atau menyerahkan sekuritas
Penerimaan/pengamanan/penyerahan sekuritas. sekuritas biasanya ditahan ditempat yang aman oleh seorang
pialang, yang bertanggung jawab untuk mengamankan sekuritas bersama dengan penerimaan dan penyerahan
sekuritas entitas bersangkutan.
Penerimaan laba periodik. Cek-cek deviden dan bunga segera disetorkan secara utuh. aoabila sekuritas disimpan
ditempat aman, maka deviden dan pendapatan bunga akan disetorkan langsung ke akun entitas oleh pialang.
c. Mencatat transaksi
Pencatatan, pembelian, penjualan dan laba. transaksi dicatat berdasarkan dokumentasi pendukung yang tepat,
tugas untuk mencatat transaksi dan menyelenggrakan pengawasan sekuritas harus dipisahkan.
Pencatatan penyesuaian pasar dan reklasifikasi. Perubahan nilai wajar dan situasi yang bersangkutan dengan
klasifikasi yang tepat atas investasi secara periodik harus di analisis dan di catat.
d. Menyelesaikan transaksi

Penerimaan kas. Prosedur pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi yang
menetapkan akuntabilitas telah diciptakan untuk penerimaan kas dari penjualan investasi dana dan untuk transfer
dana dari akun piutang ke rekening giro
Pengeluaran kas. Pengeluaran kas untuk menyelasikan pembelian investasi harus mencakup perbandingan
pengeluaran dengan pemnritahuan pialang yang mendasari dsn pengendalian atas transfer dana ke akun pialang
dari rekening giro utama.
Menilai kinerja dan pelaporan investasi. Review kinerja dilakukan oleh manajemen untuk mendeteksi kinerja
investasi yang buruk dan / pelaporan yang salah, termasuk perbandingan saldo investasi dan tingkat
pengembalian atas berbagai kelas investasi dengan jumlah yang dianggrakan, dan penilaian kelayakan klasifikasi
dari nmasing masing investasi.
2. Pengujian substantif investasi
2.1. Tujuan pengujian subtantif terhadap investasi adalah:
a. Memperoleh keyakinan tentang catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
investasi. Sebelum
auditor
melakikan pengujian mengenai kewajaran saldo investasi yang dicantumkan dineraca, ia harus
memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan ctatan akuntansi yang mendukung informasi
investasi yang disajikan di neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo investasi yang
dicantumkan di neraca dengan akun investasi di dalam buku besar dan selanjutnya ke register bukti kas keluar dan
jurnal penermaan kas dan buku pembantu investasi.
b. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan
mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit. Auditor
membuktikan apakah saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan
mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan invesatsi selama tahun yang diaudit.
c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan sasldo investasi
yang disajikan. Untuk membuktikan bahwa esersi yang dicantumkan di neraca mencangkup semua
kepentingan klien terhadap aktiva entitas lain pada tanggal neraca dan mencangkup semua transaksi yang berkaitan
dengan investasi dalam tahun yang diaudit.
d. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan dineraca merupakan milik klien. Unuk membuktikan
hak kepemilikan klien atas investasi pada tanggal neraca.
e. Membuktikan bahwa keawajaran penilaian investasi yang dicantumkan dineraca. Penyajian dan
pengungkapan unsur unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum
di Indonesia. Pengujian subtantif terhadap investasi di arahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah
unsur investasi telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan PABU di Indonesia. Satu
satunya pengujian subtantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang
saham di neraca adalah membandingkan penyajian dan pengungkapan investasi di neraca diaudit dengan
PABU melalui berbagai prosedur berikut ini:
a. Pemeriksaan terhadap klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang.
b. Pemeriksaan terhadap investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian
perusahaan lain.
c. Membuktikan bahwa kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.
2.2. Program pengujian subtantif terhadap investasi
Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan investasi
yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang dicantumkan di
neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut
ini di dalam melakukan rekonsiliasi informasi investasi di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1. Prosedur Audit Awal
usut saldo investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang bersangkutan dalam buku
besar.
Hitung kembali saldo akun investasi di dalam buku besar.
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber-posting dalam akun investasi.
Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi ke dalam jurnal yang bersangkutan.
Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar ke buku pembantu investasi.
2. Prosedur Analitik
Menghitung rasio:
Rasio investasi sementara dengan aktiva lancar.
Rasio investasi jangka panjang dengan aktiva lancar.
Rate of returns tiap-tiap golongan investasi.
Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri,
jumlah yang dianggarkan, atau data lain.
3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi.
Hitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit.
Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga.

Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi.
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal
neraca.
Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal
neraca.
Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca.
4. Pengujian terhadap Akun Rinci
Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi.
Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan penghitungan dan inspeksi terhadap
sertifikat surat berharga tersebut.
Kirimkan konfirmasi terhadap surat berharga milik klien yang berada di tangan pihak lain.
Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang dihasilkan di
neraca.
Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga.
Minta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang.
Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip akuntansi berterimas umum di
Indonesia.
Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
Periksa klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang.
Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain
3. PABU Penyajian Investasi
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut. Investasi yang tidak akan
dijual dalam jangka pendek di sajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. Jika jumlahya material investasi
ini disajikan terpisah dengan judul investasi. Jika jumlahnya kecil investasi jangka panjang ini di sajikan dengan
judul Aktiva Lain- lain. Investasi yang tujuannya untuk menyediakan modal kerja, disajiakan di neraca
dalam kolompok aktiva lancar dengan judul surat berharga.
2. Investasi jangka pendek disajikan nilainnya dineraca.
3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar tidak harus disajikan didalam tanda kurung
seperti halnya dengan investasi janga pendek. Jika nilai pasar investasi jangka panjang tersebut turun dalam jumlah
yang meterial dan diperkirakan penurunan nilai tersebut akan berlangsung lama (permanen), maka kerugian
penurunan nilai tersebut harus dibebankan sebagai kerugian dalam tahun yang bersangkutan.
4. Harus dicantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka pendek digadaikan sebagai jaminan
penarikan utang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam noncon solidated subsidiary companies harus disajikan secara terpisah
dari investasi yang lain dan harus dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan
perusahaan tersebut,
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali sebagai treasury bond, treasury stock atau
disimpan dalam dana khusus sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham.
7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan, maka penghasilan yang timbul dari pemilikan
investasi tersebut harus digolongkan dalam penghasilan diluar usaha.
8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan deviden jumlahnya meterial, keduanya harus disajikan secara
terpisah di dalam laporan rugi laba.
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang meterial jumlahnya, harus disajikan secara
terpisah di dalam lopran laba rugi dalam kelompok penghasilan diluar usaha. Angka yang disajikan adalah jumlah
laba atau rugi setelah dikurangi pajak.
10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasikan dalam hubungan antara induk
dan anak perusahaan harus dieleminasikan jika ivestasi dicatat dengan equity method.
11. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dengan saham yang dikeluarkan sendiri oleh
perusahaan.
Tidak
boleh diperhitungkan dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. Laba atau rugi ini
diperhitungkan sebagai tambahan atau pengurangan unsur modal
4. Asersi manajemen
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dgn investasi.
2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tgl neraca dan mencerminkan
keterjadian transaksi yang berkaitan dnegan investasi selama tahun yang diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo investasi yang
disajikan di neraca.
4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca merupakan milik klien.
5. Membuktikan kewajaran penilaian investasi yang dicantumkan dalam neraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.
II. Kasus fraud Investasi
1. Inti kasus

Polda Minta BPKP Audit Kasus Investasi PT KAI


BANDUNG--Untuk mengetahui berapa nilai kerugian negara dalam kasus proyek investasi PT Kereta Api Indonesia (PT
KAI) dengan PT Optima Karya Capital Manajemen (OKCM), penyidik Satuan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda Jabar
berkoordinasi dengan BPKP. Permohonan untuk mengaudit proyek tersebut, sudah diajukan penyidik beberapa waktu
lalu. Kami sudah berkoordinasi dengan BPKP untuk melakukan audit,kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Drs
Dade Achmad, Jumat (30/10). Dikatakan Dade, dengan adanya audit maka akan diketahui berapa kerugian negara akibat kasus
tersebut. Biasanya, imbuh dia, hasil audit tersebut memakan waktu berbulan-bulan. Ia berharap BPKP bisa melakukan
audit secara cepat sehingga kasus ini semakin jelas. Kita belum tahu kapan BPKP akan menyampaikan hasil
auditnya. Mudah-mudahan tidak lama,kata dia. Sebagaimana diberitakan Republika, dana investasi yang ditanamkan PT KAI
ke PT OKCM jumlahnya Rp 100 miliar. Menurut Kasat Tipikor Polda Jabar, AKBP Drs Sony Sonjaya, dana investasi
tersebut sampai saat ini belum dikembalikan oleh pihak PT OKCM. Kalau dikembalikan tentunya tak ada kerugian
negara, sampai saat ini belum ada dana yang dikembalikan,ujar dia.
Sementara itu, kuasa hukum tersangka Ahmad Kuncoro (Direktur Keuangan PT KAI), Triweka Rinanti, SH, MH, menilai
kasus proyek investasi merupakan persoalan perdata. Kata dia, antara PT KAI dengan PT OKCM tentang
pengembalian dana Rp 100 juta sudah dituangkan dalam kesepakatan bersama. Jadi sangat tidak tepat kalau penyidik
mempersoalkan masalah ini sebagai kasus pidana. Ini jelas perdata,kata dia. Dokumen perjanjian pembayaran utang-piutang
itu, lanjut Triweka, bisa menjadi bukti kuat bahwa persoalan tersebut merupakan kasus perdata. Selain masalah tersebut, ia
juga mempertanyakan penahanan kliennya. Sedangkan tersangka dari PT OKCM sampai saat ini tidak ditahan. Sangat
tidak adil cara seperti ini. Uang itu berada di PT OKCM, kok malah tidak ditahan,ujar dia.
2. Penyebab terjadinya fraud
Penyebab kasus tersebut adalah adanya kesalahgunaan wewenang yang terjadi di PT KA. Pihak PT KA menginvestasikan
dana ke PT OKCM namun dari total dana yang di investasikan tetapi tidak mempunyai landasan hukum dan tidak di
anggarkan dalam RKAP PT.KA.
3. Pengujian pengendalian intern
Dalam kasus tersebut pengendalian internal PT KAI lemah. Terbukti dengan adanya kesalahgunaan wewenang yang
dilakukan oleh Direktur Utama keuangan dengan menginvestasikan dana kepada PT OKCM namun dari total dana yang
di investasikan tetapi tidak mempunyai landasan hukum dan tidak di anggarkan dalam RKAP PT.KA.
4. Pengujian substantif
Dalam kasus tersebut terdapat kerugian negara sebesar Rp 100 M karena tidak ada pengembalian dana investasi.
Tanya Jawab
1. S.ali affan kelompok ekuitas
Pengentian non consolidated subsidiary compenie?
subsidiary company yaitu perusahaan yang turut atau sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan lain karena sebagian
besar atau seluruh modalnya (baca : modal) dimiliki oleh perusahan lain atau induk perusahaan tersebut; sin.
perusahaan anak
2. Nafisatul kelompok saldo kas?
a. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam manajemen investasi tingkat
keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return
tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang
dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli
akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam berinvestasi perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected
return) dan return yang terjadi (realized return).
b. Risk
Korelasi langsung antara pengembalian dengan resiko, yaitu : semakin tinggi pengembalian, semakin tinggi
resiko. Oleh karena itu, investor harus menjaga tingkat resiko dengan pengembalian yang seimbang.
c. The time factor
Jangka waktu adalah hal penting dari definisi investasi. Investor dapat menanamkan modalnya pada jangka
pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi sebenarnya merupakan suatu
hal penting yang menunjukkan ekspektasi atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu
dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan resiko.
3. Anindya kelompok ATTB
Karakteristik investasi jangka panjang dan jangka pendek?
Investasi Jangka Pendek
Umumnya investasi ini berupa surat berharga (seperti saham, obligasi, atau surat berharga lain) yang harga
pasarnya relatif stabil. Tujuan pokok pembelian surat berharga ini adalah untuk menanamkan kas yang untuk
sementara waktu tidak terpakai dalam kegiatan bisnis perusahaan. Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva
lancar.
Investasi jangka panjang
Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk memperoleh pendapatan bunga atau dividen dalam
jangka panjang, untuk membentuk dana khusus, atau untuk mengendalikan perusahaan lain melalui pemilikan
saham. Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. Investai jangka panjang dapat berupa surat
berharga (seperti saham, obligasi, piutang hipotek, wesel panjang) atau berupa persekot kepada perusahaan afiliasi,

dana khusus dan aktiva tetap yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan perusahaan (seperti tanah
untuk ekspansi pabrik).

Anda mungkin juga menyukai