Penerimaan kas. Prosedur pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi yang
menetapkan akuntabilitas telah diciptakan untuk penerimaan kas dari penjualan investasi dana dan untuk transfer
dana dari akun piutang ke rekening giro
Pengeluaran kas. Pengeluaran kas untuk menyelasikan pembelian investasi harus mencakup perbandingan
pengeluaran dengan pemnritahuan pialang yang mendasari dsn pengendalian atas transfer dana ke akun pialang
dari rekening giro utama.
Menilai kinerja dan pelaporan investasi. Review kinerja dilakukan oleh manajemen untuk mendeteksi kinerja
investasi yang buruk dan / pelaporan yang salah, termasuk perbandingan saldo investasi dan tingkat
pengembalian atas berbagai kelas investasi dengan jumlah yang dianggrakan, dan penilaian kelayakan klasifikasi
dari nmasing masing investasi.
2. Pengujian substantif investasi
2.1. Tujuan pengujian subtantif terhadap investasi adalah:
a. Memperoleh keyakinan tentang catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
investasi. Sebelum
auditor
melakikan pengujian mengenai kewajaran saldo investasi yang dicantumkan dineraca, ia harus
memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan ctatan akuntansi yang mendukung informasi
investasi yang disajikan di neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo investasi yang
dicantumkan di neraca dengan akun investasi di dalam buku besar dan selanjutnya ke register bukti kas keluar dan
jurnal penermaan kas dan buku pembantu investasi.
b. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan
mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit. Auditor
membuktikan apakah saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan
mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan invesatsi selama tahun yang diaudit.
c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan sasldo investasi
yang disajikan. Untuk membuktikan bahwa esersi yang dicantumkan di neraca mencangkup semua
kepentingan klien terhadap aktiva entitas lain pada tanggal neraca dan mencangkup semua transaksi yang berkaitan
dengan investasi dalam tahun yang diaudit.
d. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan dineraca merupakan milik klien. Unuk membuktikan
hak kepemilikan klien atas investasi pada tanggal neraca.
e. Membuktikan bahwa keawajaran penilaian investasi yang dicantumkan dineraca. Penyajian dan
pengungkapan unsur unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum
di Indonesia. Pengujian subtantif terhadap investasi di arahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah
unsur investasi telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan PABU di Indonesia. Satu
satunya pengujian subtantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang
saham di neraca adalah membandingkan penyajian dan pengungkapan investasi di neraca diaudit dengan
PABU melalui berbagai prosedur berikut ini:
a. Pemeriksaan terhadap klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang.
b. Pemeriksaan terhadap investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian
perusahaan lain.
c. Membuktikan bahwa kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.
2.2. Program pengujian subtantif terhadap investasi
Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan investasi
yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang dicantumkan di
neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut
ini di dalam melakukan rekonsiliasi informasi investasi di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1. Prosedur Audit Awal
usut saldo investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang bersangkutan dalam buku
besar.
Hitung kembali saldo akun investasi di dalam buku besar.
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber-posting dalam akun investasi.
Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi ke dalam jurnal yang bersangkutan.
Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar ke buku pembantu investasi.
2. Prosedur Analitik
Menghitung rasio:
Rasio investasi sementara dengan aktiva lancar.
Rasio investasi jangka panjang dengan aktiva lancar.
Rate of returns tiap-tiap golongan investasi.
Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri,
jumlah yang dianggarkan, atau data lain.
3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi.
Hitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit.
Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga.
Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi.
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal
neraca.
Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal
neraca.
Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca.
4. Pengujian terhadap Akun Rinci
Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi.
Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan penghitungan dan inspeksi terhadap
sertifikat surat berharga tersebut.
Kirimkan konfirmasi terhadap surat berharga milik klien yang berada di tangan pihak lain.
Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang dihasilkan di
neraca.
Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga.
Minta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang.
Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip akuntansi berterimas umum di
Indonesia.
Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
Periksa klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang.
Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain
3. PABU Penyajian Investasi
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut. Investasi yang tidak akan
dijual dalam jangka pendek di sajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. Jika jumlahya material investasi
ini disajikan terpisah dengan judul investasi. Jika jumlahnya kecil investasi jangka panjang ini di sajikan dengan
judul Aktiva Lain- lain. Investasi yang tujuannya untuk menyediakan modal kerja, disajiakan di neraca
dalam kolompok aktiva lancar dengan judul surat berharga.
2. Investasi jangka pendek disajikan nilainnya dineraca.
3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar tidak harus disajikan didalam tanda kurung
seperti halnya dengan investasi janga pendek. Jika nilai pasar investasi jangka panjang tersebut turun dalam jumlah
yang meterial dan diperkirakan penurunan nilai tersebut akan berlangsung lama (permanen), maka kerugian
penurunan nilai tersebut harus dibebankan sebagai kerugian dalam tahun yang bersangkutan.
4. Harus dicantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka pendek digadaikan sebagai jaminan
penarikan utang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam noncon solidated subsidiary companies harus disajikan secara terpisah
dari investasi yang lain dan harus dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan
perusahaan tersebut,
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali sebagai treasury bond, treasury stock atau
disimpan dalam dana khusus sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham.
7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan, maka penghasilan yang timbul dari pemilikan
investasi tersebut harus digolongkan dalam penghasilan diluar usaha.
8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan deviden jumlahnya meterial, keduanya harus disajikan secara
terpisah di dalam laporan rugi laba.
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang meterial jumlahnya, harus disajikan secara
terpisah di dalam lopran laba rugi dalam kelompok penghasilan diluar usaha. Angka yang disajikan adalah jumlah
laba atau rugi setelah dikurangi pajak.
10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasikan dalam hubungan antara induk
dan anak perusahaan harus dieleminasikan jika ivestasi dicatat dengan equity method.
11. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dengan saham yang dikeluarkan sendiri oleh
perusahaan.
Tidak
boleh diperhitungkan dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. Laba atau rugi ini
diperhitungkan sebagai tambahan atau pengurangan unsur modal
4. Asersi manajemen
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dgn investasi.
2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tgl neraca dan mencerminkan
keterjadian transaksi yang berkaitan dnegan investasi selama tahun yang diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo investasi yang
disajikan di neraca.
4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca merupakan milik klien.
5. Membuktikan kewajaran penilaian investasi yang dicantumkan dalam neraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.
II. Kasus fraud Investasi
1. Inti kasus
dana khusus dan aktiva tetap yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan perusahaan (seperti tanah
untuk ekspansi pabrik).