Anda di halaman 1dari 4

AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN

A.   Pengujian Substantif Siklus Investasi

Pengujian substantif terhadap investasi ditujukan untuk:


1. memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan investasi,
2. membuktikan asersi keberadaan saldo investasi yang dicantumkan di
neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi dalam
tahun yang diaudit,
3. membuktikan asersi kelengkapan semua unsur investasi dan semua
transaksi yang berkaitan dengan investasi, membuktikan asersi kepemilikan
klien atas investasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan,
4. membuktikan asersi kepemilikan klien atas investasi yang dicantumkan
di neraca, membuktikan kewajaran penilaian investasi di neraca, dan
5. membuktikan kesesuaian penyajian investasi di neraca dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan audit tersebut auditor menempuh berbagai prosedur
audit.
1. Pada prosedur audit awal, auditor membuktikan apakah investasi yang
dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang
diselenggarakan dengan mekanisme akuntansi yang andal. Oleh karena itu,
auditor mengusut saldo investasi yang dicantumkan di neraca ke dalam akun
investasi yang diselenggarakan di dalam buku besar, membuktikan ketelitian
penghitungan saldo akun investasi di dalam buku besar, mengusut saldo awal
akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu, membuktikan sumber
pendebitan dan pengkreditan akun investasi di dalam buku besar ke dalam
registrasi bukti kas keluar, check register, dan membuktikan ketelitian catatan
investasi dengan cara melakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi di dalam
buku besar dengan buku pembantu investasi.
2. Pada prosedur analitik, auditor menghitung berbagai ratio (ratio
investasi sementara dengan aktiva, ratio investasi jangka panjang dengan
aktiva lancar, rate of returns tiap-tiap golongan investasi) untuk kemudian
dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata
ratio industri, atau ratio yang dianggarkan, Pembandingan ini membantu
auditor untuk mengungkapkan: peristiwa atau transaksi yang tidak biasa,
perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak atau salah saji.
3. Pada pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa dokumen yang
mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi, menghitung
kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit, menghitung
kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga,
menghitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan
investasi, memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat
berharga dalam periode sekitar tanggal neraca, memeriksa dokumen yang
mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal
neraca, memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang
dimiliki oleh klien pada tanggal neraca.
4. Pada pengujian rinci, auditor mempelajari notulen rapat pemegang
saham dan direksi, meminta daftar surat berharga yang ada di tangan klien
dan lakukan penghitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga
tersebut, mengirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang
berada di tangan pihak lain, melakukan rekonsiliasi antara surat berharga
yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang disajikan di neraca,
melakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga,
meminta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan
penarikan utang, membandingkan metode penilaian investasi yang digunakan
oleh klien dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia,
membandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga. Verifikasi
penyajian dan pengungkapan investasi di neraca, ditujukan untuk
memperoleh informasi apakah klien telah menyajikan investasi di neraca
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dengan pengungkapan
memadai. Informasi mengenai hal ini diperoleh auditor dengan cara
memeriksa klasifikasi persediaan di neraca Siklus pendanaan terhubung
dengan siklus pendapatan dari penerbitan utang obligasi dan siklus
pengeluaran ketika kas dikeluarkan untuk bunga obligasi, dividen, dan
penarikan kembali atau pelunasan saham atau utang obligasi, dan pembelian
saham masyarakat. Alur-alur yang digunakan dalam mencatat transaksi
siklus pendanaan mencakup transaksi utang jangka panjang dan transaksi
ekuitas pemegang saham. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perencanaan
audit siklus pendanaan yaitu materialitas, inherent risk, analytical procedure
risk, dan control risk.
5. memeriksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai
alat pengendalian perusahaan. 
B.   AUDIT SIKLUS PENDANAAN
Audit Siklus Pendanaan  
Pengujian Substantif atas Saldo Utang Jangka Panjang  
Pengujian substantif terhadap utang jangka panjang ditujukan untuk:
1.   memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan utang jangka panjang,
2.   membuktikan bahwa saldo utang jangka panjang mencerminkan kepentingan
kreditur yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang selama tahun yang
diaudit,
3.   membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit
dan kelengkapan saldo utang jangka panjang yang disajikan di neraca,
4.   membuktikan bahwa utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca
merupakan klaim kreditur terhadap aktiva entitas,
5.   membuktikan kewajaran penilaian utang jangka panjang yang dicantumkan di
neraca,
6.   membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang
yang dicantumkan di neraca.

Pengujian substantif terhadap modal saham ditujukan untuk:


1.   memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham,
2.   membuktikan bahwa saldo modal saham mencerminkan kepentingan
pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama
tahun yang diaudit,
3.   membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit
dan kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca,
4.   membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di
neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas,
5.    membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang
dicantumkan di neraca,
membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang
saham yang dicantumkan di neraca.

Anda mungkin juga menyukai