Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 6

Pengujian
substantif saldo
aktiva tidak
berwujud dan
ekuitas pemegang
saham
Nama Anggota
1 Elistiani Ayu Lestari
19310300102

2 Yesa Elvira
19310300130

Seliana Safa Pambajeng


3
19310300112
Nurzakiah Aminudin
4
19310300160
1

Pengujian substantif saldo


aktiva tidak berwujud
Pengertian Aktiva Tidak Berwujud

Aktiva tak berwujud (intangible assets) adalah aktiva jangka panjang yang secara fisik
tidak bisa dinyatakan dan tidak untuk diperjual belikan, tetapi digunakan dalam
kegiatan perusahaan. Aktiva tak berwujud mencerminkan hak istimewa atau posisi
yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan
akuntansi aktiva jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya,
akuntansi untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal (amortisasi), dan
akuntansi untuk jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-menerus.
Aktiva tidak berwujud mempunyai karakteristik
penting, yaitu :
1. Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti
property,pabrik, dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan
keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang
menggunakannya.
2. Bukan merupakan instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank, piutang
usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki
substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, Aktiva tak berwujud
menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aktiva ini
biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi
periodic.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian
Aktiva Tidak Berwujud Di Dalam Neraca
1. Aktiva tidak berwujud harus disajikan secara terpisah dalam neraca
2. Jika mungkin, aktiva tidak berwujud yang mempunyai umur
ekonomis yang terbatas harus disajikan terpisah dari aktiva tidak
berwujud yang mempunyai umur ekonimis tidak terbatas.
3. Dasar penilaian aktiva tidak berwujud harus disebutkan, dan
metode amortisasinya harus dijelaskan dalam laporan keuangan.
Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Aktiva Tidak
Berwujud
Tujuan pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud adalah :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud.
2. Membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud dan keterjadian transaksi
yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan asersi kelengkapan aktiva tidak berwujud yang dicantumkan
di neraca.
4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan asersi penilaian aktiva tidak berwujud yang dineraca
Program Pengujian Substantif Terhadap Aktiva Tidak Berwujud
Program pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud berisi prosedur audit
yang dirancang untuk mencapai tujuan audit. Prosedur audit diklasifikasikan menjadi
empat yaitu :
1. Prosedur audit awal
Sebelum membuktikan apakah saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan oleh
klien di dalam neracanya sesuai dengan aktiva tidak berwujud yang benar-benar ada
pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tidak
berwujud yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.
Rekonsiliasi ini penting untuk dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa
informasi aktiva tidak berwujud yang dicantumkan neraca didukung dengan catatan
akuntansi yang dapat dipercaya.
2. Prosedur Analitik
Ratio Formula
1.Tingkat Perputaran aktiva Hasil penjualan bersih÷rerata
tidak berwujud saldo aktiva tidak berwujud.

2.Ratio laba bersih dengan Hasil penjualan bersih÷rerata


aktiva tidak berwujud saldo aktiva tidak berwujud.

3.Ratio aktiva tidak berwujud Aktiva tidak berwujud÷ total


dengan total aktiva aktiva
3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan aktiva tidak berwujud,


Aktiva tidak berwujud diperoleh dengan cara membeli dari pihak lain atau
menemukan dan mengembangkan sendiri aktiva tidak berwujud tersebut.Untuk
aktiva tidak berwujud yang di peroleh dengan cara membeli,auditor dapat
memeriksa register bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya untuk
memperoleh keyakinan mengenai eksistensi aktiva tidak berwujud tersebut.
4. Pengujian terhadap akun rinci
·         Pelajari notulen rapat direksi,perjanjian,surat izin dari pemerintah,dan
dokumen lain yang membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud.
·         Mintalah informasi dari klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva
tidak berwujud bagi klien di masa yang akan datang
·         Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap surat perjanjian,surat izin dari
pemerintah,dan dokumen yang menunjukan hak pemilikan klien atas aktiva
tidak berwujud
·         Penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca
·         Periksa klasifikasi aktiva tidak berwujud berdasarkan manfaat
ekonomisnya
·         Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud
5. Verifikasi penyajian dan pengungkapan.
Untuk memverifikasi penilaian aktiva tidak berwujud, auditor
melakukan verifikasi atas dokumen yang mendukung transaksi
pemerolehan dan transaksi amortisasi aktiva tidak berwujud. Dalam
memverifikasi penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di
neraca, auditor membandingkan penyajian aktiva tidak berwujud di
neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum.
2

Pengujian substantif
ekuitas pemegang
saham
DESKRIPSI MODAL (EQUITY)
Modal sendiri adalah jumlah komulatif kontribusi yang diberikan oleh
pemilik kepada perusahaan sebagai suatu entitas, ditambah dengan laba
yang diperoleh perusahaan yang ditahan didalam perusahaan.
Pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah berbeda
dengan pengujian substantif  terhadap aktiva lancar dan utang lancar.
Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar dan utang lancar, auditor
menghadapi transaksi perubahan unsur neraca yang frekuensi terjadinya
tinggi dengan jumlah rupiah setiap transaksi relative kecil. Sedangkan
dalam pengujian substantif terhadap ekuitas ekuitas pemegang saham,
auditor menghadapi transaksi perubahan unsur neraca yang rendah
frekuensi terjadinya, tetapi melibatkan jumlah rupiah yang besar dalam
setiap transaksinya.
PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM
PENYAJIAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM DI
NERACA

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian ekuitas


pemegang saham di neraca adalah:
1. Modal saham.
2. Treasury Stock.
3. Saldo laba
TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Tujuan pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah:


a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan ekuitas pemegang saham.
b. Membuktikan bahwa saldo modal saham mencerminkan kepentingan pemegang
saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit.
c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selamatahun yang diaudit dan
kelengkapa saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan dineraca.
d. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca
merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas.
e. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan
dineraca.
PROGRAM AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP EKUITAS
PEMEGANG SAHAM
1. Prosedur Audit Awal
Auditor melakukan prosedur audit awal awal yang terdiri dari 6 prosedur audit
berikut:
1. Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum dineraca ke saldo akun
ekuitas pemegang saham yang bersangkutan dalam buku besar.
2. Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar.
3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jummlah dan sumber
posting dalam akun ekuitas pemegang saham.
4. Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang
lalu.
5. Usut posting pengkreditan dan pengdebitan akun ekuitas pemegang saham ke
dalam jurnal yang bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi akun control modal saham dalam buku besar ke buku
pembantu pemegang saham dan buku sertifikat saham.
Prosedur Analitik
Ratio berikut ini sering digunakan auditor dalam pengujian analitik terhadap ekuitas
pemegang saham:

Ratio Formula
Nilai buku saham biasa Ekuitas pemegang saham ÷ rerata
jumlah saham biasa yang beredar

Return on common stockholders’ Laba bersih ÷ rerata jumlah saham


equity biasa yang beredar

Dividen payout Deviden kas ÷ Laba bersih

Laba per saham Laba bersih ÷ Rerata timbangan


jumlah saham beredar
Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
Pengujian terhadap transaksi rinci ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor
melalui dua prosedur audit berikut:
 Periksa bukti pendukung pencatatan kedalam akun modal saham, paid-in capital,
tyreasury stocl, saldo laba, dan cadangan.
 Periksa catatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya.
Pengujian Terhadap Akun Rinci
1. Pengujian terhadap saldo rinci akun ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh
auditor melalui berbagai prosedur audit berikut:
2. Pelajari anggaran awal dan anggaran rumah tangga perusahaan klien
3. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris.
4. Pelajari kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham.
5. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai pembagian
dividen.
6. Pelajari kontrak antara klien dengan independent registrar dan transfer agent.
7. Lakukan analisi terhadap akun treasury stock.
8. Lakukan analisis terhadap akun modal saham.
9. Lakukan analisi terhadap akun saldo laba.
10. Dapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfers agent.

Verifikasi Penyajian Modal Sendiri di dalam Neraca


a. Verifikasi penyajian modal sendiri di dalam neraca dengan cara sebagai
berikut:Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan
jumlah modal saham dengan paid-in capital.
b. Periksa penyajian treasury stock.
c. Periksa penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit.
d. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsure ekuitas pemegang saham.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai