Nim : 1703101014
6A/Akuntansi
BAB 6 AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF
TERHADAP AKTIVA TETAP
1
Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar tersebut di atas
mengakibatkan perbedaan pengujian substantif terhadap kedua macam aktiva
tersebut.
1. Karena frekuensi transaksi yang menyangkuta aktiva tetap relatif sedikit, maka
jumlah waktu yang dikonsumsi untuk pengujian substantif terhadap aktiva tetap
relative lebih sediit bila dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk
pengujian substantif terhadap aktiva lancar.
2. Karena ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap
sedikit pengaruhnya terhadap perhitungan rugi-laba, maka audit tidak
mengarahkan perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi
yangbbersangkutan dengan aktiva tetap pada akhir tahun. Dalam pengujiian
substantif terhadap aktiva lancar, auditor memusatkan perhatiannya terhadap
ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar, karena
kesalahan atau ketidaktelitian penentuan pisah batas transaksi yang bersangkutan
dengan aktiva lancar berdampak langsung terhadap perhitungan rugi-laba tahun
yang diaudit.
3. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap dititikberatkan pada verifikasi mutasi
aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit. Verifikasi saldo aktiva tetap
pada tanggal neraca tidak mendapat perhatian audit, karena aktiva tetap disajikan
pada kosnya, bukan nilai bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal neraca
seperti halnya dengan aktiva lancar..
3. Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap dalam Audit yang Pertama Kalinya
Adakalanya auditor menghadapi klien baru. Mungkin laporan keuangan klien ini
pernah di audit oleh auditor independen lain dalam tahun sebelumnya, atau mungkin
juga laporan keuangan klien ini baru pertama kalinya diaudit oleh auditor independen.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap aktiva tetap
pada audit yang pertama kalinya:
1. Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor
independen lain?
2. Apakah klien menyelenggarakan catatan rinci untuk aktiva tetapnya?
3. Apakah klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi
yang bersangkutan dengan pemerolehan dan mutasi aktiva tetap sampai dengan
saat audit yang pertama dilaksanakan?
Jika laporan keuangan klien belum pernah diaudit oleh auditor independen lain,
dan audit yang sekarang ini merupakan audit yang pertama kalinya, auditor
mempunyai kewajiban untuk memverifikasi saldo awal aktiva tetap , untuk
memperoleh keyakinan mengenai kewajaran saldo tersebut.
2
1. Dasar penelitian aktiva tetap harus dicantumkan di dalam neraca.
2. Aktiva tetap yang digadaikan harus dijelaskan.
3. Jumlah depresiasi akumulasi dan biaya depresiasi untuk tahun Kini harus
ditunjukkan di dalam laporan keuangan.
4. Metode yang digunakan dalam perhitungan depresiasi golongan besar aktiva tetap
harus diungkapkan di dalam laporan keuangan.
5. Aktiva tetap harus dipecah ke dalam golongan yang terpisah jika jumlahnya
material.
6. Aktiva tetap yang telah habis depresiasi namun masih digunakan untuk beroperasi,
jika jumlahnya material harus dijelaskan.
3
transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tersebut auditor melakukan berbagai
pengujian substantif berikut ini:
1. Pengujian analitik.
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
3. Inspeksi terhadap aktiva tetap.
4. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
5. Review terhadap pembentukan depresiasi akumulasi yang.
4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan
di neraca.
Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang
dicantumkan di neraca auditor melakukan pengujian substantif melalui berikut ini :
1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
2. Inspeksi terhadap aktiva tetap.
3. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
4
Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan
pada prinsip akuntansi Berterima umum. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap
diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan Apakah unsur aktiva tetap
telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neraca nya Sesuai dengan prinsip
akuntansi Berterima umum. Satu-satunya pengujian substantif untuk membuktikan
asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca adalah dengan
membandingkan penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca yang diaudit
dengan prinsip akuntansi Berterima umum.
1. Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah dalso aktiva tetap yang dicantumkan oleh klien
di dalam neracanya sesuai dengan aktiva tetap yang benar-benar ada pada tanggal
neraca, audit melakukan rekosiliasi antara informasi aktiva tetap yang dicantumkan di
neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu
dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi aktiva tetap yang
dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh
karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan
rekonsilasi informasi aktiva tetap di neraca dengan catatan akuntansi yang
bersangkutan :
1. Usut saldo aktiva yang tercantum di neraca ke saldo akun aktiva tetap yang
bersangkutan di dalam buku besar.
2. Hitung kembali saldo akun aktiva tetap di buku besar.
3. Usut saldo awal akun aktiva tetap kekertas kerja tahun yang lalu.
4. Lakukan review terhadap nutasi luar biasa dengan jumlah dan sumber posting
dalam akun aktiva tetap dari Depresiasi Akumulasinya.
5. Usut posting pendebatan dan pengkreditan akun aktiva tetap ke jurnal yang
bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu aktiva tetap dengan akun control aktiva tetap
di buku besar.
Rerangka prosedur audit awal yang diterapkan dalam pengujian subtantif
terhadap aktiva tetap adalah sama dengan yang dilukiskan dalam gambar 14.3.
prosedur audit awal dalam pengujian subtantif atau akun yang disajikan dalam alporan
keuangan. Berikut ini diuraikan lebih rinci prosedur audit awal daam pengujian
subtantif terhadap aktiva tetap.
Usut saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca ke saldo akun aktiva tetap
dan depresiasi akumulasian yang bersangkutan di buku besar. Untuk memperoleh
keyakinan bahwa saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca di dukung dengan
catatan akuntansi yangdapat dipercaya kebenarnya mekanisme pencatatannya,maka
saldo aktiva tetap yang dicantumkan di neraca diusut kea kun buku besar berikut ini :
Aktiva Tetap
Akun ini digunakan untuk menampung transaksi timbulnya dan berkurangnya aktiva
tetap dari transaksi pembelian, pembuatan/pembangunan, dan penghentian pemakaian
aktiva tetap serta pengeluaran modal yang bersangkutan dengan aktiva tetap.
Depresiasi Akumulasion
5
Akun ini merupakan akun penilia yang digunakan untuk mengurangi kas aktiva tetap
bruto menjadi nilai buku aktiva tetap. Akun ini dibentuk untuk setiap golongan aktiva
tetap yang didepresiasi.
Hitung kembali saldo akun aktiva tetap dan depresiasi akumulasion yang
bersangkutan di buku besar. Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian
penghitungan saldo akun aktiva tetap dan depresiasi akumulasion yang bersangkutan,
auditor menghitung kembali saldo akun aktiva tetap dan depresiasi akumulasion yang
bersangkutan dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pengkreditan dengan
jumlah pendebitan tiap-tiap akun tersbut.
Prosedur Analitik
Rasio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap
aktiva tetap :
Rasio Formula
Tingkat perputaran aktiva tetap Hasil penjualan bersih + Rerata saldo aktiva
tetap
Ratio laba bersih dengan aktiva tetap Hasil penjualan bersih + Rerata saldo
aktiva tetap
Rasio biaya reprasi dan pemeliharaan Biaya represi dan pemeliharann+ hasil
dengan aktiva tetap penjualan bersih
Berbagai ratio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan
dengan angka harapan akan dapat memberikan indikasi lagi auditor ke focus mana
perhatian auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan
saldo akun rinci. Misalnya penuruan rasio niaya reparasi dan pemeliharaan dengan
hasil penjualan bersih tahun yang diaudit dibandingkan dengan ratio yang sama thun
sebelumnya mungkin sebagai akibat dari tidak di catatnya sebagaian biaya reparasi
dan pemeliharaan atau adanya pengkapitalisasian biaya yang salah.
3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci
i. Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen yang mendukung transaksi
pemerolehan aktiva tetap tersebut.
ii. Periksa Berkurangnya Aktiva Tetap ke Dokumen yang Mendukung
Transaksi Tersebut.
iii. Periksa Ketepatan Pisah Batas Transaksi Aktiva Tetap.
iv. Lakukan Review terhadap Akun Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Aktiva Tetap
6
d. Periksalah dokumen yang bersangkutan dengan biaya sewa.
e. Lakukan inspeksi terhadap polis asuransi aktiva tetap.
f. Mintalah informasi aktiva tetap yang dijadikan jaminan dalam penarikan utang..
g. Lakukan inspeksi terhadap perjanjian leasing.
h. Lakukan Review terhadap Perhitungan Depresiasi dan Deplesi Aktiva Tetap.
i. Lakukan rekonsiliasi aktiva tetap tertentu ke dalam buku pembantu aktiva tetap.
j. Hitung kembali jumlah rupiah yang dicatat di dalam akun-akun yang terkait dalam
transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.