Anda di halaman 1dari 8

1. Prosedur Audit Awal.

Auditor harus memeriksa neraca sebelum menentukan apakah saldo aset tetap
yang dilaporkan oleh pelanggan di neraca sesuai dengan aset tetap yang sebenarnya ada pada tanggal
neraca, maka auditor harus melaksanakan penyesuaian antara informasi aktiva tetap yang diperoleh
dari neraca dengan data catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi tau penyesuaian ini
tentunya perlu dilakukan guna mempermudah auditor untuk memperoleh keyakinan bahwa informasi
aktiva tetap yang telah dicantumkan di dalam neraca sudah didukung dengan adanya catatan akuntansi
yang dapat dipercaya. Maka dari itu, auditor haruslah melakukan prosedur audit yang terdiri dari enam
prosedur audit dalam melakukan rekonsiliasi informasi aktiva tetap di neraca dengan catatan akuntansi
yang bersangkutan :

- Telusuri saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca ke saldo akun Aktiva Tetap dan Depresiasi
Akumulasian yang memang bersangkutan di buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo
aktiva tetap yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya
kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo aktiva tetap yang dicantumkan di neraca diusut ke
akun buku besar berikut ini : 1) Aktiva Tetap, Akun ini dipergunakan guna mengumpulkan transaksi
timbulnya maupun berkurangnya aktiva tetap dari transaksi pembelian, pembuatan/pembangunan dan
penghentian pemakaian aktiva tetap serta pengeluaran modal (capital expenditure) yang berkaitan
dengan aktiva tetap. Aktiva tetap didalam perusahaan manufaktur, umumnya digolongkan menjadi :
tanah dan perbaikan tanah, gedung dan perbaikan gedung, mesin dan equipment pabrik, mebel dan
kendaraan. 2) Depresiasi Akumulasian, Akun ini merupakan akun penilai yang digunakan untuk
mengurangi kos aktiva tetap bruto menjadi nilai buku aktiva tetap. Akun ini dibentuk untuk setiap
golongan aktiva tetap yang didepresiasi (depreciable fixed assets). Transaksi pencatatan depresiasi
aktiva tetap dan berkurangnya depresiasi akumulasian karena transaksi : penjualan, penghentian
pemakaian dan pertukaran biasanya akan ditampung di akun ini

- Menghitung ulang aset tetap yang berlaku dan akumulasi saldo penyusutan di buku besar. Untuk
menjaga keyakinan atas keakuratan perhitungan aset tetap terkait dan akumulasi penyusutan, auditor
menghitung aset tetap terkait dan akumulasi penyusutan dengan menambahkan jumlah kredit dan
jumlah debit ke saldo awal.

- Menghitung ulang saldo akumulasi penyusutan. Jumlahnya akan dikurangi untuk setiap akun. Melacak
saldo awal dan akumulasi penyusutan aset tetap terkait ke laporan atau kertas kerja tahun sebelumnya.
Sebelum melakukan pengujian atas transaksi rinci dengan akun aset tetap dan akumulasi penyusutan
yang terkait, auditor harus yakin akan keakuratan saldo awal akun tersebut. Untuk mencapai tujuan
tersebut, auditor menghitung saldo awal dan akumulasi penyusutan aset tetap terkait berdasarkan
laporan tahun sebelumnya. Laporan tahun sebelumnya dapat memberikan informasi mengenai berbagai
perbaikan yang disarankan oleh auditor dalam audit tahun sebelumnya, sehingga memungkinkan
auditor untuk mereview tindak lanjut yang diambil oleh klien sebagai tanggapan atas saran perbaikan
yang diajukan auditor.

- Meninjau perubahan khusus dalam jumlah dan sumber aset tetap dan akun akumulasi penyusutan.
Kecurangan dalam transaksi akuisisi, penggantian di akhir masa pakainya, dan penyusutan aset tetap
dapat dideteksi dengan memeriksa perubahan yang tidak biasa baik dalam jumlah maupun sumber
pencatatan dalam aset tetap dan akun akumulasi penyusutan serta akun laba rugi luar biasa.

- Periksa posting debit dan kredit aset tetap terkait dan akun akumulasi penyusutan dalam jurnal yang
sesuai. Untuk memastikan bahwa penambahan ataupun pengurangan aktiva tetap berasal dari jurnal
terkait, maka debit terhadap akun-akun aktiva tetap dicatat dalam daftar bukti kas keluar dan jurnal
umum. Sedangkan kredit terhadap akun-akun tersebut dicatat dalam jurnal umum.

- Cocokkan buku pembantu besar aset tetap dengan akun kontrol aset tetap dan akumulasi penyusutan
yang bersangkutan dalam buku besar. Saldo pengendalian aset tetap dan akumulasi penyusutan dalam
buku besar kemudian direkonsiliasi dengan jumlah saldo akun pembantu aset tetap untuk memastikan
bahwa catatan akuntansi pelanggan untuk aset tetap akurat.

2. Prosedur Analitik. Dalam audit analisis aset tetap, rasio-rasio berikut ini sering digunakan oleh auditor:
Berbagai rasio ini dihitung oleh auditor dan dibandingkan dengan angka yang diharapkan (rasio yang
sama diperoleh dari data sebelumnya, data industri, jumlah anggaran, atau data lainnya) sehingga dapat
memberi auditor indikator tentang di mana harus memfokuskan perhatiannya ketika melakukan
pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci.

3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci. Adapun untuk pengujian transaksi rinci ini meliputi:

- Memvalidasi penambahan aset tetap pada dokumentasi yang mendukung transaksi perolehan aset
tetap tersebut. Pemeriksaan dokumen yang membuktikan tambahan aset tetap yang terjadi pada tahun
yang diaudit memberikan bukti tentang: 1) Menetapkan keberadaan aktiva tetap dan adanya transaksi
penambahan aktiva tetap. 2) Menetapkan kelengkapan unsur-unsur yang biaya perolehannya
membentuk aktiva tetap. 3) Menegaskan kepemilikan pelanggan atas penambahan aktiva tetap. 4)
Asersi mengenai penilaian aset tetap.

- Auditor harus memeriksa dokumen asal dan dokumen pendukung perolehan untuk menilai kewajaran
harga perolehan aset tetap. Saat mempertimbangkan pemerolehan aset tetap, auditor memeriksa bukti
persetujuan tambahan aset tetap, anggaran modal, dan arus kas keluar dalam risalah rapat dewan
direksi dan komisaris. Selain itu, auditor juga akan memeriksa dokumentasi yang memberikan bukti arus
kas keluar untuk memastikan bahwa aset dicatat sebesar biaya perolehannya, yaitu harga yang
tercantum di dalam faktur dari pemasok ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sampai dengan aktiva
tetap tersebut siap untuk digunakan. . Ketika mengkonfirmasikan aset tetap yang diperoleh melalui
sewa pembiayaan, tentukan biaya perolehan aset tetap berdasarkan nilai kini pembayaran sewa. Karena
penghitungan nilai kini didasarkan pada tingkat bunga yang diperhitungkan, auditor harus menilai
ketepatan tingkat bunga yang dipertimbangkan dalam menentukan nilai kini pembayaran sewa. Dalam
hal aktiva tetap diperoleh dari pertukaran, auditor harus hati-hati menentukan biaya pembelian aset
oleh kliennya dan potensi transaksi pihak yang memiliki hubungan istimewa.

- Konfirmasikan pengurangan aset tetap dengan menggunakan dokumen yang mendukung transaksi.
- Pemeriksaan dokumen yang membuktikan penurunan aktiva tetap selama tahun audit memberikan
bukti sebagai berikut: 1) Menegaskan keberadaan aktiva tetap dan terjadinya transaksi pengurang aktiva
tetap. 2) Menegaskan unsur kelengkapan Penentuan harga perolehan aktiva tetap. 3) Menegaskan
kepemilikan pelanggan atas pengurangan aktiva tetap.4) Asersi aset tetap

- Untuk memverifikasi kredit dalam akun aset tetap, auditor harus memperoleh bukti penjualan aset
tetap, penghentian penggunaan aset tetap, dan transaksi pertukaran. Dalam hal ini, auditor harus
melakukan prosedur audit untuk menentukan kemungkinan pelanggan tidak mencatat transaksi
penghentian aset tetap tersebut. Prosedur audit yang umum digunakan oleh auditor untuk menentukan
penghentian aset tetap yang tidak tercatat meliputi: 1) Untuk menentukan apakah suatu aset tetap
merupakan aset tetap lama, carilah informasi mengenai adanya penambahan aset tetap dalam jumlah
signifikan pada tahun dilakukannya audit untuk menentukan apakah aset tetap yang lama telah diganti
dengan aset tetap baru. 2) Analisis akun pendapatan diluar usaha untuk menemukan penerimaan kas
dari penjualan aset tetap. Jika pelanggan tidak mencatat penghentian suatu aset tetapnya, satu-satunya
entri jurnal yang biasanya dibuat oleh pelanggan adalah jurnal penerimaan kas untuk penjualan aset
tetap yang telah dihentikan tersebut. 3) Jika produksi suatu produk tertentu dihentikan selama tahun
audit, pertimbangkan perlakuan terhadap aset tetap yang awalnya digunakan dalam produksi produk
tersebut. 4) Tinjau perintah kerja atau dokumen lain yang memberikan wewenang untuk penghentian
pemakaian aset tetap. 5) Menyelidiki pengurangan pertanggungan asuransi guna menentukan
kemungkinan aktiva tetap dapat dihentikan penggunaannya.

- Verifikasi ketepatan pisah batas transaksi aktiva tersebut. Verivikasi atas pisah batas dalam pengujian
substantif aset tetap tidak sepenting verivikasi atas pisah batas yang dilakukan oleh auditor dalam
pengujian substantif atas aset lancar. Tujuan verivikasi pisah batas transaksi perubahan aset tetap
adalah untuk mengetahui kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi mutasi aset tetap yang tidak
berada pada periode akuntansi yang benar. Jika pisah batas ini tidak tepat, maka akan mempengaruhi
penentuan keuntungan dan kerugian diluar usaha (akibat penjualan, penukaran, atau penghentian aset
tetap) dan modal kerja.

- Untuk menunjukkan bahwa klien menerapkan pisah batas yang konsisten pada transaksi perolehan
aset tetap, auditor harus menelaah dokumentasi pelaporan arus kas keluar dan penerimaan barang
yang disiapkan dan dicatat oleh klien untuk periode sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dengan
membandingkan tanggal bukti kas keluar, tanggal laporan penerimaan barang, dan tanggal masuknya
transaksi perolehan dalam daftar bukti kas keluar, auditor dapat membuktikan apakah transaksi
peningkatan aktiva tetap tersebut terjadi pada periode sebelum dan sesudah tanggal neraca, telah
dicatat dicatat pada periode akuntansi yang sebenarnya. Untuk menunjukkan apakah klien telah
menerapkan pisah batas secara konsisten pada transaksi penghentian aset, auditor harus meninjau bukti
memorial (jurnal voucher) dan dokumen laporan tanda terima yang dibuat dan dicatat oleh klien pada
periode sebelum dan sesudah tanggal neraca. Auditor menentukan apakah telah terjadi transaksi yang
mengurangi suatu aktiva tetap akibat penghentian penggunaan aktiva tetap dalam periode sebelum
dan sesudah tanggal neraca telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar dengan cara
membandingkan tanggal bukti memorial, tanggal laporan penerimaan barang, dan tanggal pencatatan
transaksi perolehan dalam jurnal umum.
- lakukanlah pengecekan kembali akan akun biaya perbaikan dan pemeliharaan aset tetap Biaya
perolehan aset tetap pada tahun audit dapat meningkat karena adanya pengeluaran modal yang masih
terkait pada aset tetap. Auditor perlu memperoleh informasi mengenai perbedaan antara pengeluaran
modal dan pengeluaran pendapatan yang dilakukan oleh klien. Berdasarkan prinsip akuntansi
pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan tersebut, auditor melakukan analisis terhadap akun
biaya perbaikan dan pemeliharaan untuk menentukan transaksi pengeluaran modal mana yang
diperlakukan sebagai pengeluaran pendapatan (dicatat dalam akun biaya perbaikan dan pemeliharaan)
oleh pelanggan.

4). Pengujian terhadap Saldo Akun Rincin

Informasi penambahan aktiva tetap pada tahun audit Informasi penambahan aktiva tetap pada tahun
audit dapat diperoleh dari notulen rapat dewan komisaris atau direksi dan anggaran modal yang dibuat
oleh klien. Berdasarkan informasi tersebut, auditor menganalisis liabilitas akun tetap pada tahun yang
diaudit untuk memperoleh informasi yang lebih rinci mengenai jumlah tambahan aset tetap pada tahun
yang diaudit dalam Dokumen authorization for expenditure (AFE) dan bukti arus kas dan pendukung.
dokumen dokumen (surat pembelian, kwitansi barang dan invoice pemasok). Auditor secara fisik
memeriksa informasi tambahan tentang aset tetap untuk memastikan bahwa aset tambahan tersedia.

Periksa Dokumen Kontrak dan Dokumen Hak Kepemilikan Klien atas Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang berada di tangan klien pada tanggal neraca perlu diverifikasi hak kepemilikannya,
karena pelanggan mungkin mendapatkannya dengan menyewa dari perusahaan lain. Badan yang
berwenang menerbitkan sertifikat kepemilikan atas aktiva tetap seperti tanah, bangunan, dan
kendaraan bermotor. Oleh karena itu, kepemilikan atas aset tetap jenis tersebut dibuktikan dengan
memerlukan sertifikat tanah atau Surat Setoran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), surat izin mendirikan
bangunan, dan surat keterangan kepemilikan mobil (BPKB). Pembuktian kepemilikan aset tetap klien
dilakukan oleh penilai melalui:

1. Meninjau dokumen yang mendukung pembelian dan penghentian aset tetap

2. Lihat dokumen yang mendukung transaksi pembayaran sewa Anda

3. Periksa polis asuransi aktiva tetap

4. Meminta informasi mengenai aktiva tetap yang dijadikan jaminan pinjaman.

5. Tinjau perjanjian sewa.

Periksa dokumen yang mendukung penjualan dan penghentian pemakaian aktiva tetap. Untuk
memverifikasi kepemilikan aktiva tetap di neraca, auditor harus terlebih dahulu meninjau dokumen-
dokumen yang mendukung transaksi yang menciptakan aset tetap tersebut, seperti sertifikat
pendapatan, permohonan izin investasi, pengeditan permohonan izin, dan laporan pendapatan. ,
kreditor, bukti pembayaran, pajak (misalnya pajak pengalihan hak milik) dan bukti pengeluaran lainnya
untuk mempersiapkan properti untuk digunakan. Dari dokumen pendukung suatu transaksi penjualan,
reviewer dapat memperoleh informasi apakah nama pelanggan dicantumkan dalam faktur pemasok.
Karena aset tetap disusutkan karena tidak lagi digunakan, maka aset tetap tersebut harus dikeluarkan
dari catatan aset tetap klien. Prosedur audit untuk mendeteksi sewa yang tidak tercatat dapat
memberikan informasi kepada auditor ketika menentukan kepemilikan klien atas aset tetap.

Lihat artikel terkait sewa. Untuk memverifikasi kepemilikan klien atas aktiva tetap, auditor memeriksa
akun sewa. Analisis akuntansi ini memungkinkan auditor memperoleh informasi tentang aset tetap yang
digunakan oleh klien tetapi bukan milik klien.

Lihat polis asuransi aset tetap. Pengendalian internal yang memadai mengharuskan pelanggan kami
untuk mempersiapkan properti mereka terhadap kerugian yang disebabkan oleh kebakaran atau
bencana lainnya. Pemeriksa memeriksa polis asuransi properti untuk memverifikasi pemilik aset tetap
klien, karena polis asuransi dapat mengidentifikasi nama pemegang polis dan penerima manfaat.

Mintalah untuk berbicara tentang Aset yang dijadikan jaminan pinjaman. Ketika nasabah mengambil
pinjaman dari bank dengan menggunakan aset tetap sebagai jaminan, auditor dapat memperoleh
informasi tentang aset yang dijadikan jaminan pengambilan pinjaman melalui respon bank.

Periksa perjanjian sewa Anda. Jika klien menggunakan aset tetap yang diperoleh melalui operasi sewa,
auditor harus mempelajari persyaratan sewa untuk menentukan apakah aset tersebut diakui sebagai
aset tetap klien atau sebagai sewa biasa saja.

5). Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

Periksa klasifikasi aset tetap di neraca. Aset tetap harus disajikan dalam neraca sebesar harga perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan. Auditor memverifikasi klasifikasi aset tetap di neraca sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum ketika menyajikan aset tetap di neraca.

Pengungkapan diverifikasi sehubungan dengan aset tetap. Menurut prinsip akuntansi yang berlaku
umum, ketika menyajikan aset tetap di neraca, klien harus memperhitungkan penyusutan atau
amortisasi dengan benar atas aset tetap yang dijadikan jaminan atau ditawarkan untuk pinjaman, dan
aset tetap yang dijaminkan. memasuki Meskipun nilainya sangat terdepresiasi, namun tetap digunakan
untuk tujuan bisnis.

Prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum (GAAP) adalah seperangkat prinsip, standar, dan
prosedur akuntansi yang sah, teoretis, dan praktis yang digunakan perusahaan untuk menyiapkan
laporan keuangannya. PABU ini terdiri dari dua pedoman, yaitu: pedoman yang ditetapkan secara formal
oleh badan yang berwenang dalam bentuk standar akuntansi atau juga pedoman yang baik yang saat ini
banyak digunakan sebagai acuan apabila tidak bertentangan dengan kerangka konseptual atau didukung
oleh peraturan resmi. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP) memberikan pedoman akuntansi
yaitu:.

- Pengukuran atau penilaian adalah penetapan nilai rupiah sebagai satuan ukuran terhadap suatu pos
yang berkaitan dengan suatu transaksi keuangan.

 - Pelaporan, adalah jumlah rupiah dalam sistem akuntansi sehingga besarannya mempengaruhi
pencatatan dan tercermin dalam laporan keuangan

- Penyajian pengungkapan, berarti pempublikasian informasi yang dianggap penting dan berguna bagi
penggunanya

- pengauditan, merupakan pembahasan mengenai prinsip, prosedur dan teknik penelaahan laporan
keuangan untuk memberikan opini atas kewajaran penyajian laporan keuangan..

Prinsip akuntansi yang diakui secara umum untuk menyajikan aset tetap di neraca adalah:

1. Kriteria penilaian aset tetap harus dicantumkan dalam neraca.

2. Aktiva tetap yang digadaikan harus dijelaskan.

3. Jumlah depresiasi akumulasian dan biaya depresiasi untuk tahun kini harus disajikan dalam laporan
keuangan.

4. Cara penghitungan penyusutan kelompok besar aset tetap harus disajikan dalam laporan keuangan
tahunan.

5. Perlengkapan harus dibagi ke dalam kelompok terpisah jika jumlahnya signifikan.

6. Aset tetap yang telah dihapusbukukan seluruhnya tetapi masih digunakan untuk operasi, apabila
jumlahnya signifikan, harus dijelaskan..

2.3 Tujuan pengujian substantif atas aset tetap

 Mendapatkan keyakinan atas keandalan informasi akuntansi terkait aset tetap. Sebelum auditor
melakukan pengujian atas kewajaran saldo aktiva tetap yang termasuk dalam neraca dan mutasinya
pada tahun yang diaudit, ia harus memperoleh keyakinan atas kebenaran dan keandalan akuntansi yang
mendukung informasi yang diperoleh dari saldo dan mutasi tersebut. Oleh karena itu, auditor
merekonsiliasi saldo aktiva tetap di neraca dengan akun aktiva tetap yang bersangkutan di buku besar
dan kemudian ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum, dan buku besar pembantu.
 Membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian atas transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap di
neraca. Seperti halnya audit pada umumnya, tujuan pengujian substantif adalah untuk menunjukkan
apakah aset yang ada di neraca sesuai dengan aset yang tersedia pada saat penutupan akun. Untuk
tujuan ini, auditor melakukan berbagai prosedur audit untuk membuktikan: keberadaan aset yang
relevan dan keberadaannya, kelengkapan, kepemilikan, kebenaran penilaian saldo aset tersebut. tanggal
akuntansi, kebenaran penyajian aset tersebut dan penyajiannya dalam laporan. Sehubungan dengan
pengujian substantif terhadap aktiva tetap, maka hal tersebut dilakukan bertujuan untuk menunjukkan
keberadaan aset tetap dan realisasi transaksi terkait. Adapun pengujian substantif yang dilakukan
auditor adalah sebagai berikut:

1. Pengujian analitis.

2. Memeriksa dokumen transaksi yang berkaitan dengan aset tetap.

3. Pemeriksaan aset tetap.

4. Meninjau dokumen kepemilikan dan kontrak.

5. Tinjauan umum tentang pembentukan depresiasi akumulasian

Membuktikan asersi kelengkapan aktiva tetap yang dimasukkan dalam neraca. Untuk membuktikan
bahwa aset tetap yang tercermin dalam neraca mencakup seluruh aset tetap klien pada saat
penyusunan laporan keuangan tahunan dan semua peristiwa yang berkaitan dengan aset tetap pada
tahun yang diaudit, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:

1. Pengujian analitis.

2. Memeriksa dokumen transaksi yang berkaitan dengan aset tetap.

3. Pemeriksaan aset tetap.

4. Meninjau dokumen dan kontrak kepemilikan.

5. Menyelidiki akumulasi penyusutan.

 Membuktikan kepemilikan klien atas aset tetap di neraca.

Untuk membuktikan kepemilikan klien atas aset tetap di neraca, auditor melakukan pengujian substantif
berikut ini:

1 . Memeriksa dokumen transaksi yang berkaitan dengan aset tetap.

2. Pemeriksaan aset tetap.


3. Mengenal dokumen dan kontrak kepemilikan.

 Membuktikan kewajaran penilaian aset tetap yang tercermin dalam neraca.

Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum, aset tetap harus disajikan dalam neraca sebesar nilai
buku pada tanggal neraca, dengan kata lain harga perolehan aktiva tetap dikurangi akumulasi
penyusutan pada tanggal neraca. Oleh karena itu, akun akumulasi penyusutan aset tetap merupakan
akun penilaian yang digunakan untuk mengurangi saldo aset tetap menjadi nilai buku pada tanggal
neraca. Untuk menunjukkan kewajaran dalam menentukan jumlah akumulasi penyusutan aset tetap
yang tercermin dalam neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut:

1. Pemeriksaan awal.

2. Pengujian analitis.

3. Memeriksa dokumen transaksi yang berkaitan dengan aset tetap.

4. Pemeriksaan aset tetap.

5. Meninjau dokumen kepemilikan dan kontrak.

6. Investigasi pembentukan akumulasi penyusutan.

 5. Untuk menunjukkan kebenaran penyajian dan penyajian aktiva tetap dalam neraca.

Penyajian dan pengungkapan komponen laporan akuntansi harus berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku umum . Tujuan pengujian substantif atas aset tetap adalah untuk mencapai salah satu tujuan
yaitu menunjukkan apakah klien telah menyajikan dan mengungkapkan apakah aset tetap dalam neraca
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Satu-satunya pengujian substantif untuk
membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tetap dalam neraca adalah dengan
membandingkan penyajian dan pengungkapan aktiva tetap dalam neraca yang telah diaudit dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Anda mungkin juga menyukai