Anda di halaman 1dari 4

Audit Terhadap Siklus Pendapatan: Pengujian Substantif Terhadap Saldo

Piutang Usaha
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima
dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. Piutang
umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok: piutang usahan dan piutang non usaha.
Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam
kegiatan normal perusahaan. Piutang nonusaha timbul dari transaksi selain penjualan barang
dan jasa kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan
saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Piutang Usaha Di Neraca
1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat
ditagih dari debitur pada tanggal neraca.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus
dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah
jumlah bersih (neto).
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya
di neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit pada tanggal neraca harus disajikan dalam
kelompok utang lancar.
5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang
usaha.
 Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan piutang usaha.
2. Membuktikan keberadaan putang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan klien atas piutang yang dicantumkan
di neraca.
4. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.   
Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang digolongkan ke dalam
lima kelompok: prosedur audit awal, prosedur analitik, pengujian terhadap transaksi rinci,
pengujian terhadap saldo akun rinci, verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan. Kelima
kelompok pengujian substantif tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima asersi
menajemen yang terkandung dalam akun putang dan akun penilaiannya: (1) keberadaan atau
keterjadian, (2) kelengkapan, (3) penilaian, (4) hak kepemilikan, dan (5) penyajian dan
pengungkapan.
Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha
Program audit untuk pengujian substantif terhadap piutang usaha berisi prosedur audit yang
dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan di atas. Berbagai prosedur
audit dilaksanakan dalam lima tahap, yaitu:
1. Prosedur audit awal

Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi


informasi piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:

1. Unsur saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha
yang bersangkutan di dalam buku besar.
2. Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar.
3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumbe posting
dalam akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha.
4. Usut saldo awal akun Piutang Usaha dan akun Cadangan Kerugian Piutang ke
kertas kerja tahun yang lalu.
5. Usut posting pendebitan akun Piutang Usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku
pembantu piutang usaha

2. Prosedur analitik
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap piutang usaha, pengujian analitik
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor
melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini:

Tingkat perputaran piutang usaha              =   Pendapatan penjualan bersih + Rerata


piutang saldo

Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar  =   Saldo piutang usaha + Aktiva lancar

Rate of return on net sales                         =   Laba bersih + Pendapatan penjualan


bersih

Ratio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih      =   Kerugian


piutang usaha + Pendapatan penjualan

Ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih
=   Kerugian piutang usaha + Piutang yang usaha sesungguhnya tidak tertagih
Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan dapat
membantu auditor untuk mengungkapkan: peristiwa atau transaksi yang tidak bisa,
perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah saji.

3. Pengujian terhadap transaksi rinci


Keandalan saldo piutang usaha sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini
yang didebit dan dikredit ke dalam akun Piutang Usaha:
a. Transaksi penjualan kredit
b. Transaksi retur penjualan
c. Transaksi penghapusan piutang usaha
d. Transaksi penerimaan kas dari piutang usaha
Keandalan saldo akun Piutang Usaha ditentukan pula oleh ketepatan pisah batas yang
digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut. Auditor melakukan pengujian
sibstantif terhadap transaksi rincian yang mendebit dan mengkredit akun Piutang
Usaha dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
berkaitan dengan akun tersebut.

 Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen
yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
 Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung: faktur penjualan,
laporan pengiriman barang, dan order penjualan.
 Periksa  pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung: bukti kas masuk,
memo kredit untuk retur penjualan atau penghapusan piutang.
 Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan
 Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
 Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
 Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas.

4. Pengujian terhadap saldo akun rinci


Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi:
a. Keberadaan atau keterjadian
b. Kelengkapan
c. Hak kepemilikan
d. Penilaian
Keberadaan, kelengkapan, hak kepemilikan atas piutang usaha yang dicantumkan di
neraca dibuktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur.
Ada tiga tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam mengirimkan surat konfirmasi
kepada debitur:
 Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan.
 Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi.
 Kirimkan surat konfirmasi.
Prosedur tersebut ditempuh oleh auditor dengan tujuan untuk membuktikan
keberadaan dibitur perusahaan pada tanggal neraca dan memiliki utang pada tanggal
tersebut kepada klien sebesar yang dicatat oleh klien.
5. Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan
Prosedur audit terhadap penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah:
 Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar.
 Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang
nonusaha.
 Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak
yang memiliki hubngan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah
dianjakkan ke perusahaan anjak piutang.

Anda mungkin juga menyukai