Anda di halaman 1dari 31

PROSEDUR AUDIT

Oleh :
HELMY SEPTIAN ARDHIANSYAH
I GDE FAJAR KURNIAWAN
1. AUDIT TERHADAP KAS

Permasalahan Audit Terhadap Saldo Kas
Auditor dalam rangka pelaksanaan audit
terhadap saldo rekening kas menghadapi
kemungkinan adanya risiko deteksi yang pada
dasarnya dipengaruhi oleh tingkat risiko
melekat dan risiko pengendalian
Memperhatikan hal-hal yang relevan dengan
permasalahan tsb, maka langkah yang harus
dipertimbangkan oleh auditor adalah:
Ada tidaknya rekening kas di bank atau segi
eksistensinya
auditor menentukan perencanaan pendahuluan
auditor terhadap risiko deteksi sebagai dasar
penentuan strategi audit terhadap setiap asresi kas,
menentukan revisi risiko
ketepatan cut-off transaksi penerimaan maupun
pengeluaran kas.

Pengujian Substantif terhadap saldo kas
1. Prosedur Audit Awal
2. Prosedur Analitik
3. Pengujian Terhadap Transaksi Kunci
1. Prosedur Audit Awal
Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun
yang akan diuji lebih lanjut
Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun
kas yang bersangkutan didalam buku besar.
Hitung kembali saldo akun kas di dalam buku besar
Usut posting pendebitan akun kas ke dalam jurnal
yang bersangkutan

2. Prosedur Analitik
Hitung ratio berikut ini :
Ratio kas dengan aktiva lancar
Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan
harapan yang didasarkan pada data masa lalu,
data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data
lain
Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang
dianggarkan atau saldo kas akhir tahun yang lalu

3. Pengujian terhadap transaksi Rinci
Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas
Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cut off bank statement
dengan saldo kas menurut catatan klien
Usut setoran dalam perjalanan (deposit in trnsit) pada tanggal
neraca ke dalam cut off bank statement
Periksa tanggal yang tercantum didalam cek yang beredar pada
tanggal neraca
Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cut off bank
statement
Periksa semua cek didalam cut off bark statement mengenai
kemungkinanan hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang
beredar pada tanggal neraca.

Lanjutan..
Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom
Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping
penerimaan dan pengeluaran kas
Pengujian terhadap akun Rinci
Hitung kas yang ada ditangan klien
Rekonsiliasi catatan kas klien dengan Rekening Koran bank yang
bersangkutan
Lakukan konfirmasi saldo kas di bank
Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca kedalam rekening
Koran bank Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas
Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi
berterima umum

Kertas Kerja Pemeriksaan

Konfirmasi saldo kas Di Bank
Konfirmasi saldo kas dibank dilakukan oleh auditor
dengan cara mengirimkan surat konfirmasi ke bank yang
klien merupakan nasabahnya. Informasi yang dimintakan
konfirmasi dari bank meliputi :
1. Saldo tiap jenis rekening klien di bank pada tanggal neraca
2. Saldo tiap jenis utang klien ke bank pada tanggal neraca beserta tanggal
jatuh tempo, bunga, dan jenis jaminan yang bersangkutan dengan
utang tersebut.
3. Saldo utang bersyarat yang mungkin menjadi kewajiban klien, karena
klien menanggung utang yang
4. ditarik oleh pihak lain atau mendiskontokan wesel tagih.Batasan-
batasan yang dikenakan terhadap rekening bank klien.


2. Piutang Usaha
Piutang usaha adalah sejumlah tagihan kepada pihak
ketiga di masa yang akan datang pada saat jatuh
temponya yang timbul dari penyerahan barang dan jasa
dalam kegiatan usaha yang normal.


Tujuan audit piutang usaha:
Meyakinkan keberadaan jumlah piutang usaha,
Meyakinkan penilaian piutang usaha,
Meyakinkan kelengkapan dokumen piutang
usaha,
Meyakinkan klasifikasi piutang usaha,
Meyakinkan posting dan pengihktisaran
piutang usaha.

Pengujian Substantif Terhadap
Piutang Usaha
memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi
yang bersangkutan dengan piutang usaha,
membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang
dicantumkan di neraca
membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam
catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang
disajikan dalam neraca
membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang
dicantumkan di neraca
membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang
dicantumkan di neraca
membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan
piutang usaha di neraca.
Untuk mencapai tujuan audit tersebut auditor menempuh
berbagai prosedur audit


1. Prosedur Awal
Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan
keandalan catatan akuntansi piutang usaha yang
diselenggarakan oleh klien
2. Prosedur Analitik
Dalam prosedur analitik, auditor menghitung
berbagai ratio: tingkat perputaran piutang usaha,
ratio piutang usaha dengan aktiva lancar, rate of
return on net sales, ratio kerugian piutang usaha
dengan pendapatan penjualan bersih, ratio kerugian
piutang usaha dengan piutang usaha yang
sesungguhnya tidak tertagih

3. Pengujian Transaksi Rinci
Lakukan cut off atas transaksi penjualan disekitar
tanggal neraca,
Bandingkan saldo piutang usaha yang ada dalam
neraca dengan saldo buku besarnya
Hitung saldo akhir buku besar piutang usaha
Periksa pendebetan dan pengkreditan piutang
usaha ke masing-masing jurnalnya,
Periksa dan jumlahkan kartu-kartu piutang
usaha, bandingkan jumlah kartu-kartu piutang
usaha dengan saldo buku besar piutang usaha,
Periksa piutang usaha yang bersaldo kredit,

Lanjutan.
Kirim konfirmasi piutang usaha,
Periksa analisa umur piutang usaha,
Periksa kewajaran penyisihan piutang usaha
Bandingkan besarnya penyisihan piutang usaha tahun berjalan
dengan tahun lalu,
Periksa adanya piutang usaha yang dihapuskan,
Bandingkan penghapusan piutang usaha tahun berjalan dengan
tahun lalu,
Periksa penerimaan piutang setelah tanggal neraca,
Bandingkan days of collection piutang usaha tahun berjalan dengan
tahun lalu.
Periksa adanya piutang usaha yang dijadikan jaminan
Periksa kewajaran klasifikasi piutang usaha
Periksa kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha
dalam neraca

3. Ekuitas Pemilik
Pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas
pemegang saham, Yaitu :
1. Prosedur awal.
Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan
industry serta menentukan kebutuhan entitas akan
pembiayaan eksternal dan manfaat menggunakan
pembiayaan dengan ekuitas guna mendukung pertumbuhan
entitas itu.
2. Prosedur analitis.
Prosedur analitis berkaitan dengan bagaimana cara
menghitung rasio dan menganalisis hasil-hasil rasio
dibandingkan dengan pengharapan berdasarkan data tahun-
tahun sebelumnya, yang dianggarkan, industri, dan data
lainnya.


3. Pengujian rincian transaksi.
Pengujian ini mencakup :
Vouching Ayat Jurnal Ke Akun Modal Disetor.
Setiap perubahan dalam akun modal disetor harus di
vouch ke dokumen pendukung.
Vouching Ayat Jurnal ke Laba Ditahan.
Setiap ayat jurnal pada laba ditahan kecuali posting laba
bersih atau (rugi bersih) harus di vouch ke dokumen
pendukung.
4. Pengujian Neraca Saldo
Pengujian substantif dalam kategori ini dibagi atas 5 bagian, yaitu :
Review Akte Pendirian Dan Anggaran Rumah Tangga.
Pengujian substantif ini dirancang untuk menentukan bahwa modal saham
telah diterbitkan sesuai hukum dan dewan komisaris telah bertindak dalam
ruang lingkup wewenangnya.
Review Otorisasi Dan Persyaratan Penerbitan Saham.
Pengujian substantif ini berkaitan dengan asersi keberadaan atau
keterjadian dan hak serta kewajiban. Semua terbitan saham, reakuisisi
saham, dan pengumuman dividen harus di otorisasi oleh dewan direksi.
Konfirmasi Saham Yang Beredar Dengan Registrar Dan Agen
Transfer. Konfirmasi saham yang beredar berkaitan dengan 3 asersi,
yaitu:
Keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak serta kewajiban


Memeriksa Buku Sertifikat Saham.
Pengujian ini diwajibkan apabila klien bertindak sebagai agen
transfer bagi dirinya sendiri. Pengujian ini melibatkan
beberapa langka, yaitu :
Auditor harus memeriksa buku sertifikat saham,
Auditor harus menentukan bahwa perubahan yang
terjadiselama tahun berjalan telah dicatat dengan benar
dalam masing-masing akun pemegang saham di buku besar
pembantu,
Auditor harus merekonsiliasi total saham yang diterbitkan
dan beredar seperti yang tercantum dalam buku sertifikat
saham dengan total saham yang dilaporkan dalam buku besar
pemegang saham serta akun modal saham.

AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Contoh beban dibayar dimuka yaitu:
Asuransi dibayar di muka
Sewa dibayar di muka
Uang Muka Pajak

Tujuan Audit Beban Dibayar di Muka.
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control
yang cukup baik atas beban dibayar di muka.
2. Untuk memeriksa apakah beban yang mempunyai
kegunaan untuk tahun berikutnya sudah dicatat sebagai
beban dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah beban dibayar di muka yang
mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan telah
dibebankan/dicatat sebagai beban tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah penyajian beban dibayar di
muka dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi
Asuransi Dibayar di Muka
1. Minta rincian asuransi dibayar di muka per tanggal neraca.
2. Cek perhitungan matematis.
3. Cocokkan saldo asuransi dibayar di muka per tanggal neraca
dengan saldo buku besarnya.
4. Cocokkan saldo awal asuransi dibayar di muka dengan kertas
kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun
berjalan, perhatikan apakah ada discount untuk pembayaran
tersebut.
6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi
dengan rincian asuransi dibayar di muka.
7. Cocokkan total yang dibebankan sebagai beban asuransi ke buku
besar beban asuransi.
8. Periksa apakah nilai pertanggungan ( insurance coverage ) cukup
atau tidak dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
9. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa
Dibayar di Muka
1. Minta rincian sewa dibayar dimuka per tanggal
neraca.
2. Cek ketelitian perhitungan matematis.
3. Cocokkan saldo sewa dibayar dimuka per tanggal
neraca dengan saldo buku besarnya.
4. Cocokkan saldo awal sewa dibayar dimuka dengan
kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukan vouching untuk pembayaran sewa dibayar
dimuka di tahun berjalan.
6. Cocokkan total yang dibebankan sebagai beban sewa
ke buku besar beban sewa.
7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
Prosedur Pemeriksaan SubtantiF Uang
Muka Pajak
1. Minta rincian UM Pajak pertanggal neraca.
2. Cocokkan saldo UM Pajak per tanggal neraca
dengan saldo buku besarnya.
3. Untuk PPh, bandingkan angka UM Pajak di
rincian dengan SPT PPh Badan.
4. Untuk Pajak Pertambahan nilai (PPN
Masukan), bandingkan angka UM Pajak di
rincian dengan SPT Masa.
Audit Aset Tetap
Memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas
aset tetap
Memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di neraca betul-
betul ada, masih digunakan dan milik perusahaan (existence)
Memeriksa apakah semua aset tetap perusahaan sudah
dicantumkan di neraca (completeness)
Memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai
jaminan, apakah ada aset tetap yang disewakan (right and
obligation)
Memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam periode
yang di audit dilakukan sesuai dengan ketentuan SAK, dan
apakah perhitungannya sudah benar (valuation)
Memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum (presentation and disclosure)

Contoh Internal Control untuk Aset
Tetap
Setiap penambahan dan penarikan aset tetap harus
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
Setiap penambahan aset tetap harus disesuaikan
dengan anggaran.
Adanya kebijakan yang jelas dan tertulis tentang
capitalization dan depreciation policy.
Perusahaan mempunyai sub buku besar aset tetap
yang mencantumkan data-data aset tetap,
diantaranya: tanggal pembelian aset tetap, nama
supplier, harga perolehan, metode penyusutan,
jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai
buku aset tetap

Contoh Internal Control untuk Aset
Tetap
Dilakukannya inventarisasi/pemeriksaan yang
rutin terhadap aset tetap, untuk mengetahui
keberadaan dan kondisi dari aset tetap tersebut.
Bukti-bukti kepemilikan aset tetap disimpan
ditempat yang aman.
Aset tetap diasuransikan oleh perusahaan
dengan jumlah/nilai pertanggungan (insurance
coverage) yang wajar.

Contoh Prosedur Audit untuk Aset
Tetap
Memeriksa apakah kebijakan penyusutan
dijalankan secara konsisten dengan tahun
sebelumnya.
Memeriksa tentang pengeluaran-pengeluaran yang
berhubungan dengan pemeliharaan aset tetap.
Periksa bukti kepemilikan aset tetap.
Contoh:
- Tanah - Sertifikat tanah
- Gedung - Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan
Surat Izin Penempatan Bangunan (SIPB)
- Kendaraan bermotor - BPKB dan STNK


Contoh Prosedur Audit untuk Aset
Tetap
Meriksa notulen rapat, perjanjian kredit,
konfirmasi bank, untuk mengetahui apakah ada
aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
Melakukan pemeriksaan fisik terhadap aset
tetap tersebut untuk melihat kondisinya apakah
masih layak dan penilaiannya wajar.
Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai