Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan atas LKPD Indeks KKP : A.12.

2
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ... Dibuat oleh : [initial/tgl/paraf]
Tahun Anggaran … Direviu oleh : [initial/tgl/paraf]
Disetujui oleh : [initial/tgl/paraf]
BPK RI

MATRIKS PENILAIAN RISIKO KECURANGAN


(FRAUD RISK ASSESSMENT MATRIX/FRAM)

Dampak dan Prosedur


Jenis Faktor
No. Hasil Identifikasi Klasifikasi Kemungkinan Alternatif Referensi
Kecurangan Penyebab
Terjadi Tambahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan:
1. Kolom (1) diisi dengan nomor.
2. Kolom (2) diisi dengan hasil identifikasi faktor kecurangan pada entitas yang diperiksa.
Input pengisian kolom ini bersumber dari:
a. Matriks risiko sebelumnya seperti BRM, CRM atau formulir penilaian risiko;
b. Diskusi dengan anggota tim pemeriksa;
c. Komunikasi dengan pemeriksa terdahulu;
d. Informasi dari media ataupun pihak lain yang terpercaya; dan
e. Kondisi-kondisi anomali yang teridentifikasi dari prosedur analitis awal.
3. Kolom (3) diisi dengan salah satu dari jenis kecurangan:
a. Korupsi (Corruption);
b. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation); dan
c. Penyajian yang Menyesatkan (Fraudulent Misstatement).
4. Kolom (4) diisi dengan klasifikasi fraud.
Klasifikasi fraud menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) adalah sebagai
berikut.
a. Korupsi (Corruption):
1) Konflik kepentingan (Conflict of Interest);
2) Suap (Bribery);
3) Pemberian ilegal (Illegal Gratuity);
4) Pemerasan (Economic Extortion).
b. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation):
1) Kecurangan kas (Cash Misappropriation);
Contoh: penjarahan (Skimming), pencurian (Lacerny) dan penggelapan (Fraudulent
Disbursement);
2) Kecurangan atas persediaan dan aset lainnya.
Contoh: penyalahgunaan aset (Misuse) dan pencurian (Lacerny).
c. Penyajian yang Menyesatkan (Fraudulent Misstatement)
1) Keuangan:
a) Penyajian aset atau pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya (Asset/Revenue
Overstatements);
b) Penyajian aset atau pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya (Asset/Revenue
Understatements);
2) Nonkeuangan, contoh: pemalsuan dokumen internal dan eksternal, pemutarbalikan
keadaaan dengan menyajikan laporan nonkeuangan yang lebih baik dari keadaan
sebenarnya.
5. Kolom (5) diisi dengan Dampak dan Kemungkinan Terjadinya Risiko Kecurangan.
Pemeriksa menganalisis jenis fraud tersebut di atas dengan mempertimbangkan dampak
terhadap laporan keuangan dan kemungkinan terjadinya fraud tersebut.
Contoh:
a. Dampak: signifikan atau tidak signifikan, tergantung dari besarnya pengaruh kecurangan
terhadap salah saji laporan keuangan.
b. Kemungkinan terjadinya: besar atau kecil, tergantung pertimbangan pemeriksa, misalnya
didasarkan pada hasil pemeriksaan sebelumnya dari pimpinan entitas yang diperiksa
terkait dengan kecurangan.
6. Kolom (6) diisi dengan Faktor Penyebab.
Pemeriksa mengidentifikasi faktor fraud dan menghubungkan sebab terjadinya fraud tersebut
dengan menggunakan triangle fraud (kesempatan-tekanan-rasionalisasi)
a. Adanya Kesempatan
Misalnya:
1) Terdapat celah kelemahan dalam standar baru atau peraturan perundang-undangan
yang ada;
2) Faktor kelemahan sistem pengendalian.
b. Adanya Tekanan/Insentif
Misalnya:
1) Target/ambisi tertentu dari pimpinan pusat/daerah;
2) Faktor ekonomi, keluarga atau kroni.
c. Rasionalisasi dan Perilaku
Misalnya:
1) Keserakahan untuk memperkaya diri sendiri;
2) Moral yang buruk dan pembenaran tindakan kecurangan.
7. Kolom (7) diisi dengan langkah-langkah prosedur alternatif tambahan untuk meyakinkan agar
kecurangan tersebut dapat dideteksi.
8. Kolom (8) diisi dengan referensi berupa matriks risiko, akun terkait dan referensi dalam P2.

Anda mungkin juga menyukai