Anda di halaman 1dari 13

CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan

Sarah Alifa (A062221020

AUDIT KHUSUS DAN FORENSIK

1. PENGERTIAN AUDIT FORENSIK

Audit Forensik terdiri dari dua kata, yaitu audit dan forensik. Audit adalah tindakan

untuk membandingkan kesesuaian antara kondisi dan kriteria. Sementara forensik adalah

segala hal yang bisa diperdebatkan di muka hukum / pengadilan.

Menurut D. Larry Crumbley, editor-in-chief dari Journal of Forensic Accounting

(JFA) Akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat untuk tujuan hukum. Artinya,

akuntansi yang dapat bertahan dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan,

atau dalam proses peninjauan judicial atau administratif”.

            Dengan demikian, Audit Forensik bisa didefinisikan sebagai tindakan menganalisa

dan membandingkan antara kondisi di lapangan dengan criteria, untuk menghasilkan

informasi atau bukti kuantitatif yang bisa digunakan di muka pengadilan.Karena sifat dasar

dari audit forensik yang berfungsi untuk memberikan bukti di muka pengadilan, maka

fungsi utama dari audit forensik adalah untuk melakukan audit investigasi terhadap tindak

kriminal dan untuk memberikan keterangan saksi ahli (litigation support) di pengadilan.

            Audit Forensik dapat bersifat proaktif maupun reaktif. Proaktif artinya audit forensik

digunakan untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan risiko terjadinya fraud atau

kecurangan. Sementara itu, reaktif artinya audit akan dilakukan ketika ada indikasi (bukti)

awal terjadinya fraud. Audit tersebut akan menghasilkan “red flag” atau sinyal atas

ketidakberesan. Dalam hal ini, audit forensik yang lebih mendalam dan investigatif akan

dilakukan.
CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

2. PENGERTIAN AUDIT KHUSUS (AUDIT INVESTIGATIF)

Menurut Herlambang (2011) audit investigasi yaitu suatu bentuk audit atau

pemeriksaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau

kejahatan dengan menggunakan pendekatan, prosedur atau teknik-teknik yang umumnya

digunakan dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu kejahatan

Menurut Pusdiklat BPKP (2008), audit investigasi merupakan sebuah kegiatan

sistematis dan terukur untuk mengungkap kecurangan sejak diketahui, atau

diindikasikannya sebuah peristiwa/kejadian/transaksi yang dapat memberikan kecukupan

keyakinan, serta dapat digunakan sebagai bukti yang memenuhi pembuktian suatu

kebenaran dalam menjelaskan kejadian yang telah diasumsikan sebelumnya dalam

rangka mencapai keadilan.

3. TUJUAN AUDIT INVESTIGATIF

Pelaksanaan audit Investigatif bertujuan untuk menentukan kebenaran permasalahan

melalui proses pengujian, pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti yang relevan

dengan perbuatan fraud dan untuk mengungkapkan fakta-fakta fraud yang mencakup:

a) Adanya perbuatan fraud (subyek)

b) Mengidentifikasi pelaku fraud (obyek)

c) Menjelaskan modus operandi fraud (modus)

d) Mengkuantifikasi nilai kerugian dan dampak yang ditimbulkannya.

Tujuannya untuk mengungkapkan adanya indikasi praktik Tindak Pidana Korupsi

(TPK) dan penyimpangan lain. Audit tersebut dapat dilaksanakan sebagai program audit

yang direncanakan sendiri maupun audit atas permintaan pihak-pihak tertentu, misalnya

pemerintah daerah dan aparat penegak.


CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

Audit Investigatif dapat dilakukan oleh BPK, KPK, BPKP atau internal auditor lainnya

serta satuan tugas yang dibentuk khusus untuk melakukan audit dengan tujuan tertentu.

Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD

sesuai dengan kewenangan. hukum, pimpinan departemen/LPND, BUMN/BUMD dan

institusi pemberi pinjaman (lender).

4. PRINSIP-PRINSIP AUDIT INVESTIGATIF

a. Tindakan mencari kebenaran dengan memperhatikan keadilan dan berdasarkan

pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat

mendukung fakta yang dipermasalahkan.

c. Investigator mengumpulkan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga bukti-bukti yang

diperolehnya dapat memberikan kesimpulan sendiri (bahwa telah terjadi tindak

kejahatan dan pelakunya teridentifikasi).

d. Informasi merupakan napas dan darahnya investigasi sehingga investigator harus

mempertimbangkan segala kemungkinan untuk dapat memperoleh informasi.

e. Pengamatan, informasi dan wawancara merupakan bagian yang penting dalam

investigasi.

Pelaku kejahatan adalah manusia, oleh karena itu jika ia diperlakukan sebagaimana

layaknya manusia maka mereka juga akan merespon sebagaimana manusia.

5. HUBUNGAN AUDIT KHUSUS DAN FORENSIK

Audit Khusus disebut juga Audit Investigasi. Audit Investigasi berhubungan dan

berkaitan dengan tugas auditor untuk mengungkap kecurangan. Hubungan antara auditor
CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

investigasi dan forensik yaitu karena sifat dasar dari audit forensik yang berfungsi untuk

memberikan bukti di muka pengadilan, maka fungsi utama dari audit forensik adalah untuk

melakukan audit investigasi terhadap tindak kriminal dan untuk memberikan keterangan

saksi ahli di pengadilan.

Akuntan forensik memiliki keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang

terkait dengan siklus penipuan, termasuk resolusi hukum. Karena ruang lingkup penipuan,

fakta bahwa penipuan terjadi di banyak area yang berbeda, ada banyak kelompok yang

berbeda yang bisa mendapatkan keuntungan dari jasa seorang akuntan forensik.

Auditor yang berkompeten dalam melakukan audit investigasi dinamakan auditor

fraud, auditor investigasi dan akuntan forensik. Walaupun memiliki nama yang berbeda

namun tugas yang dilaksanakan sama yaitu untuk mengungkapkan kecurangan, sejak

kapan kecurangan terjadi, bagaimana kecurangan itu dilakukan, berapa kerugian yang

ditimbulkan, siapa saja yang terlibat, apa motifnya, dimana dilakukan, hukum atau aturan

apa yang dilanggar, siapa yang dirugikan, dan hal-hal yang berkaitan dengan bukti.

6. PRAKTIK AUDIT KECURANGAN

Praktek Audit kecurangan (fraud) di bagi menjadi beberapa kelompok, antara lain

sebagai berikut.

2.2.1 Kecurangan Laporan Keuangan

Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent financial statement) dilakukan dengan

menyajikan laporan keuangan lebih baik dari sebenarnya (over statement) dan lebih buruk

dari sebenarnya (under statement).

Cara-cara untuk mewujudkan jenis kecurangan tersebut diatas, antara lain dengan

memasukkan dalam laporan keuangan:


CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

1. Penghasilan/pendapatan fiktif (Fictious Revenue).

2. Penilaian akhir atas asset tidak tepat.

3. Menyembunyikan kewajiban (Concealed Liabilities).

4. Mencatat aktiva pasiva pendapatan dan biaya pada periode akuntansi yang tidak

tepat (Timing Diference). Biaya pendapatan tahun berjalan digeser ke tahun

sebelumnya atau sesudahnya. Sebaliknya pendapatan tahun lalu digeser ke tahun

berjalan dan pendapatan tahun yang akan datang digeser ke tahun berjalan.

5. Menyembunyikan biaya antara lain dengan mengkapitalisasi biaya.

6. Pengungkapan laporan keuangan yang tidak tepat (Improper Disclosures) seperti

tidak diungkapkannya kewajiban bersyarat (Contingence Liabilities) atau kejadian-

kejadian penting yang berpengaruh negative terhadap pos-pos laporan keuangan.

2.2.2 Kecurangan Penyalahgunaan Aset

Kecurangan penyalahgunaan asset (asset misappropriation) terdiri atas kecurangan

kas dan penyalahgunaan persediaan dan asset lainnya.

a. Kecurangan Kas

Kecurangan kas terdiri atas kecurangan penerimaan kas sebelum dicatat

(Skimming), kecurangan kas setelah dicatat (Larceny), dan kecurangan pengeluaran

kas (Fraudulent Disbursement) termasuk kecurangan penggantian biaya (Expense

Disbursement Scheme).

1. Kecurangan Penerimaan Kas

Pencurian terhadap penerimaan kas yang belum dicatat (Skimming):

a. Pendapatan Negara tidak dilaporkan/dicatat (Unrecorded) atau dilaporkan lebih

kecil (Understated).
CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

b. Piutang dihapus padahal piutang tersebut sebetulnya tidak dihapus tetapi

ditagih dan tidak dilaporkan (Write Off Scheme).

c. Pengambilan uang hasil penagihan untuk sementara waktu dengan menunda

pencatatan penerimaannya (Lapping Scheme).

d. Pengambilan penerimaan cek dari pelanggan.

Pencurian yang sudah dicatat di pembukuan (Cash Larceny) antara lain:

a) Pencurian kas tunai (Cash on Hand).

b) Pencurian kas di Bank (Cash in Bank).

c) Mencuri kas dengan membuat kesalahan perhitungan atau kesalahan

pembukuan dengan sengaja.

2. Kecurangan Pengeluaran Kas (Fraudulent Disbursement)

Kecurangan Penagihan (Billing Scheme), dengan memasukkan dokumen

tagihan atau invoice pengadaan barang, sehingga tagihan lebih tinggi (mark up)

atau tagihan fiktif dengan cara:

a. Menciptakan rekanan fiktif melalui perusahaan papan nama (shell company).

b. Melakukan pembayaran ganda atas pembayaran yang lebih tinggi kemudian

diminta kembali secara pribadi kelebihan pembayaran tersebut (pay and

return).

c. Meninggikan tagihan dari rekanan.

Kecurangan Penggantian Biaya (Expense Reimbursement Scheme) adalah

kecurangan pengeluaran kas dengan memanipulasi penggantian biaya antara lain

dengan cara:
CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

a. Meninggikan biaya (Overstated Expense) dari yang sebenarnya dikeluarkan

sehingga penggantian biaya yang diterima lebih tinggi, dari yang benar-benar

dikeluarkan.

b. Penggantian biaya atas biaya-biaya fiktif (Fictitious Expense Scheme) antara

lain dengan cara membuat kwitansi palsu.

c. Kecurangan penggantian biaya berulang-ulang (multiple reimbursement).

Kecurangan pembayaran gaji/upah (Payroll Scheme) dengan cara memalsukan

dokumen pendukung pembayaran gaji/upah berupa catatan waktu kerja atau memalsu

informasi yang ada dalam catatan gaji/upah serta menciptakan pegawai fiktif.

b. Penyalahgunaan Persediaan dan Aset Lain (Inventory and Other Asets

Misappropriation)

Kecurangan persediaan barang dan asset lainnya terdiri dari pencurian (larceny)

dan penyalahgunaan (misuse). Larceny Scheme dimaksudkan sebagai pengambilan

persediaan/barang di gudang karena penjualan atau pemakaian, untuk perusahaan,

tanpa ada upaya untuk menutupi pengambilan tersebut dalam akuntansi atau catatan

gudang.

a) Penjualan Fiktif (Fictitious Sell) dengan cara:

a. Kolusi dengan pihak ketiga yang mengambil barang tetapi tidak diproses

(tanpa pembayaran).

b. Menjual dengan diskon yang tidak wajar.

b) Aset Requisition and Transfer Scheme dengan cara:

a. Pemindahan asset ke lokasi lain dengan dokumen intern resmi, barang

kemudian dicuri.
CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

b. Permintaan material untuk proyek jumlah yang diminta di mark up.

c. Menciptakan proyek fiktif untuk mencuri material.

d. Memalsu formulir permintaan barang.

c) Kecurangan Pembelian dan Penerimaan (Purchasing and Receiving Scheme)

a. Membeli barang yang tidak diperlukan.

b. Pembelian asset kemudian dicuri.

d) Memalsukan Penerimaan Barang (False Inventory Receive Recent)

a. Petugas penerima memalsukan catatan penerimaan (dicatat lebih kecil).

b. Memalsukan penjualan dan Pengapalannya (False Sales and Shipment

Scheme).

c. Dibuat dokumen penjualan palsu, pelaku mengirim ke pembeli fiktif.

d. Catatan persediaan dipalsukan agar sama dengan fisiknya.

e) Membuat jurnal palsu, untuk menutupi ketekoran persediaan

- Debet : Harga Pokok Penjualan

Credit : Persediaan

- Debet : Piutang

Credit : Persediaan

f) Menghapus Persediaan (Inventory Write Off)

a. Penghapusan persediaan tersebut tidak benar karena hanya untuk

menutupi kekurangan stok.

b. Mempercantik penampilan fisik agar Nampak barangnya lebih banyak

(Physical Padding).
CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

Kecurangan persediaan barang dan asset lainnya yang berupa

penyalahgunaan (misuse) asset pada umumnya sulit untuk di kuantifikasikan

akibatnya.

2.2.3 Korupsi

Pengertian korupsi bervariasi, namun secara umum dapat didefinisikan dengan

perbuatan yang merugikan kepentingan umum/public atau masyarakat luas untuk

kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Korupsi terjadi pada organisasi korporasi

swasta dan pada sector public/ pemerintahan.

Bentuk-bentuk korupsi di pemerintahan antara lain:

a. Pertentangan Kepentingan (Conflict of Interest)

Bentuk korupsi ini terjadi ketika karyawan atau manajer mempunyai kepentingan

pribadi pada suatu kegiatan atau transaksi bisnis pada organisasi dimana ia bekerja,

kepentingan tersebut berlawanan dengan kepentingan organisasinya. Karena

kepentingan yang berlawanan ini, pelaku dapat melakukan kecurangan:

1. Mengarahkan secara terus menerus untuk membeli barang ke perusahaannya.

2. Mengarahkan spesifikasi teknis barang yang akan dibeli.

3. Membatasi persaingan dengan mengatur prakualifikasi dan memberikan

informasi penting dan rahasia sehingga meskipun dilakukan tender, akan

dimenangkan oleh perusahaannya.

b. Suap (Bribery)

Suap adalah pemberian, permohonan, atau penerimaan atas sesuatu yang bernilai

untuk memengaruhi tindakan seseorang karena pekerjaannya. Sesuatu yang bernilai


CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

tersebut dapat berupa uang, pelunasan hutang, hiburan, fasilitas, keuntungan bisnis,

janji-janji manis, pinjaman, dan sebagainya.

Bentuk-bentuk dari suap antara lain:

1. Komisi (Kick Back) terjadi karena ada penerimaan atau pemberian sesuatu untuk

memengaruhi keputusan bisnis. Pada kasus ini terjadi kolusi antara pegawai

dengan rekanan kolusi tersebut; bisa dalam pembuatan faktur palsu, melakukan

pembelian fiktif, atau membuat faktur yang mark up (digelembungkan).

2. Bid Rigging (Kecurangan untuk memenangkan lelang) dilakukan untuk

memenangkan salah satu penawar dari beberapa penawaran yang ikut lelang.

Bila kecurangan tersebut berhasil, penawar yang menang memberi sesuatu

yang bernilai kepada panitia lelang. Dalam hal ini semua peminat diberi

kesempatan ikut memasukkan penawaran. Dibalik itu ada kolusi atau

persekongkolan antara penawar tertentu dengan panitia lelang. Penawar itulah

yang dipilih menjadi pemenang. Cara berkolusi antara lain dengan memberi

spesifikasi teknis dan informasi penting lainnya yang bersifat rahasia kepada

rekanan yang berkolusi.

c. Pemberian Tidak Sah (Illegal Grativities)

Pemberian tidak sah adalah pemberian sesuatu yang bernilai kepada seseorang

karena keputusan yang diambil oleh seseorang. Keputusan itu berdampak memberi

keuntungan kepada oemberi sesuatu yang bernilai tersebut.Beda dalam hal suap ialah

bahwa keputusan yang diambil pada kecurangan ini tidak harus dipengaruhi

sebelumnya.

d. Pemerasan Ekonomi (Econommic Ecortion)


CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

Pada bentuk korupsi ini, karyawan minta pembayaran dari rekanan (vendor) atas

keputusan yang diambil yang menguntungkan rekanan (vendor) tersebut. Caranya

dengan jalan menakut-nakuti, ancaman ataupun bujukan.

2.2.4 Kecurangan Yang Berkaitan Dengan Komputer

Kecurangan yang berkaitan dengan computer (computer fraud) dikelomppokkan

dalam:

a. Perusakan computer.

b. Pencurian informasi dan harta kekayaan.

c. Kecurangan keuangan atau pencurian kas.

d. Penggunaan atau penjualan jasa computer secara tidak sah.

Terjadi perkembangan kejahatan dibidang computer dan contoh tindak kejahatan

yang dilakukan sekarang antara lain:

a. Menambah, menghilangkan, atau mengubah masukan atau memasukkan data

palsu.

b. Salah mem-posting atau mem-posting sebagian transaksi saja.

c. Memproduksi keluaran palsu, menahan, menghancurkan atau mencuri keluaran.

d. Merusak program misalnya mengambil uang dari banyak rekening dalam jumlah

kecil-kecil.

e. Mengubah dan menghilangkan master file.

f. Mengaaikan pengendalian intern untuk memperoleh akses ke informasi rahasia.

g. Melakukan sabotase.

h. Mencuri waktu penggunaan computer.

i. Melakukan pengamatan elektronik dari data pada saat dikirim.


CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

Kejahatan computer digolongkan pada:

a. Input Scams (perusakan masukan).

b. Throughput Scams (perusakan proses).

c. Output Scams (perusakan keluaran).

d. Input scams berupa memasukkan data yang salah atau curang kedalam computer

seperti data masukan diubah, dipalsu/ditiru, ditingkat/direndahkan, dihancurkan,

sengaja dihilangkan dan dimodifikasi. Pelaku kejahatan ini adalah petugas entry

data atau operator computer tanpa meninggalkan jejak dan perusakan dapat

dilakukan seketika.

e. Jaringan-jaringan yang ada dapat meningkatka risiko. Jaringan-jaringan yang ada

ditujukan untuk menigkatkan kinerja computer namun rentan untuk tindak

kejahatan. Informasi dapat dicuri melalui suatu stasiun kerja dengan cara

menyadapnya kedalam table transmisi. Semakin banyak terminal, makin besar

kesempatan untuk akses tidak sah ke computer pusat.

f. System computer tidak lagi dimengerti secara luas sejalan dengan perkembangan

teknologi.

g. Pengendalian intern kurang atau tidak ada atau tidak memadai. Hal ini disebabkan

banyak analisis dan programmer computer yang kurang memahami pengendalian

akuntansi dan prinsip-prinsip umum pengendalian intern.

Personel yang dipercaya mengesampingkan pengendalian. Kondisi ini dapat diatasi

dengan pengendalian melekat oleh manajer kedalam system dan meningkatkan

kepuasan kerja para programmer dan petugas entry data.


CH 10 RMK Akuntansi Sektor Publik Lanjutan
Sarah Alifa (A062221020

DAFTAR PUSTAKA

Association of Certified Fraud Examiners, 2008. Report to Nation on Occupational Fraud & Abuse.
Texas : The Association of Certified Fraud Examiners, Inc.
Association of Certified Fraud Examiners, 2016. Fraud Examiners Manual (International Edition).
Texas: The Association of Certified Fraud Examiners, Inc.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2008. Fraud Auditing, Edisi kedua, BPKP, Jakarta.
Crumbley, 2005. Forensic and Investigative Accounting. USA. CCH Group: ISBN 0808013653, 2005.
Herlambang. (2011). Pengertian Audit Investigasi. MasherlaWordpresss:http://mashe
rla.wordpress.com/2011/11/22/pen grtian -audit-investigasi/. Di akses tanggal 27 januari 2019
Membedah Fraud melalui audit forensic, Nov 2017, Artikel
Oyedoukun, G. Emmanuel. “Approach To Forensic Accounting And Forensic Audit”. Nigeria. 2015

Anda mungkin juga menyukai