Machine Translated by Google

Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12

Daftar isi tersedia di ScienceDirect

Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat

beranda jurnal: www.elsevier.com/locate/aos

Akuntansi sosial dan penciptaan bersama legitimasi perusahaan

Sheila Killian* , Philip O'Regan
Sekolah Bisnis Kemmy, Universitas Limerick, Limerick, Irlandia

informasi artikel abstrak

Sejarah artikel: Makalah ini mengeksplorasi bagaimana akuntansi sosial dapat menghasilkan legitimasi bagi perusahaan dalam komunitas lokal, dan mengungkapkan
Diterima 23 Desember 2014 peran penting dari komunitas itu sendiri dalam prosesnya. Kami mengambil pendekatan studi kasus mendalam menggunakan wawancara dengan aktor
Diterima dalam bentuk revisi
perusahaan dan masyarakat, didukung oleh analisis seri akuntansi sosial sembilan tahun. Bingkai Bourdieusian menyoroti sifat peran yang tidak
18 Desember 2015
diartikulasikan yang dimainkan oleh berbagai aktor dalam penciptaan bersama akun lokal, dan cara meningkatkan partisipasi lokal dalam proses akuntansi
Diterima 12 Februari 2016
itu secara bertahap menceritakan perusahaan ke posisi otoritas. Ini memiliki dampak jangka panjang pada masyarakat. Akuntansi sosial menghasilkan
narasi yang memperoleh kekuatan simbolik, mengarahkan legitimasi dan kekuasaan kepada perusahaan, sementara merestrukturisasi kapal hubungan
sosial masyarakat, identitas diri, dan pola akuntabilitas. Kami mengkonseptualisasikan proses akuntansi sosial ini sebagai analog dengan pembuatan peta,
Kata kunci:
menggambar dan menggambar ulang geografi sosial lokal secara iteratif, memprioritaskan representasi perusahaan dari waktu ke waktu dalam proses
Legitimasi
kartografi tematik yang mencatat penerimaan lokal yang berkembang, dan penghormatan kepada, perusahaan. Ini memiliki implikasi bagi pemahaman kita
akuntansi sosial
Masyarakat tentang kekuatan pemberian akun dan dampak dari akuntansi sosial.
Bourdieu
Akuntabilitas
Kekuatan simbolis
© 2016 Elsevier Ltd. Semua hak dilindungi undang-undang.

1. Perkenalan
Fokus dalam makalah ini tentang keterlibatan masyarakat dalam
proses akuntansi sosial berfungsi untuk menyoroti potensi dinamika
penciptaan bersama dalam legitimasi perusahaan. Kami memahami
akuntansi dan pelaporan sosial, mengikuti Owen (2008), sebagai istilah
luas yang mencakup proses dimana perusahaan memperhitungkan dan
melaporkan isu-isu di luar ekonomi. Laporan sosial adalah salah satu
keluaran dari proses ini. Studi kami menunjukkan bahwa keterlibatan
masyarakat dalam produksi serangkaian laporan sosial memberinya
kekuatan simbolis yang efektif pada tingkat diam-diam dalam membentuk
doxa lokal (Bourdieu, 1991). Hal ini penting, karena menyoroti kekuatan
dan tujuan akuntansi sosial, dan proses yang menjadi efektif.
Ada tren yang berkembang, seperti dicatat oleh Contrafatto (2014),
dari peneliti akuntansi yang berfokus pada tindakan dan motivasi
organisasi pemberi akun untuk mempelajari berbagai aspek pelaporan
sosial dan lingkungan. Ini sebagian sebagai tanggapan atas panggilan
untuk studi yang lebih mendalam tentang praktik akuntansi (Gray, 2002;
Owen, 2008; Hopwood, 2009). Kami mengatasi masalah ini, sebagai
* Penulis yang sesuai.
Alamat email: sheila.killian@ul.ie (S. Killian), philip.oregan@ul.ie (P.O'Regan).
serta kebutuhan disorot dalam Gray, Dillard, dan Spence (2009) untuk
mengatasi direbut dan dikecualikan dalam penelitian akuntansi sosial,
dengan berfokus pada bagaimana proses pembuatan laporan sosial
berdampak pada masyarakat yang dilaporkan. Kami mengikuti Contrafatto
(2014) dalam memfokuskan secara mendalam pada satu studi kasus
dan terlibat dengan perusahaan untuk mempelajari proses produksi
laporan sosial. Kami berbeda, bagaimanapun, dalam tiga cara utama:
pertama, objek penelitian kami adalah cara akuntansi sosial melegitimasi
perusahaan secara lokal, daripada pelembagaan internal perusahaan
dari proses akuntansi; kedua, kami terlibat dengan masyarakat yang
dilaporkan serta dengan perusahaan, menyoroti pentingnya keterlibatannya
dalam proses penghitungan sosial; ketiga, kami juga membahas
dampaknya terhadap masyarakat itu sendiri, dengan tetap fokus pada
tindakan akuntansi sosial yang berbeda dari keberadaan perusahaan
atau penyebaran modal ekonominya di dalam masyarakat.
Dalam memperluas fokus penelitian kami di luar perusahaan untuk
memasukkan komunitas yang dilaporkan, kami mengeksplorasi
bagaimana keterlibatan kedua belah pihak diperlukan untuk menciptakan
legitimasi perusahaan, mengikuti definisi istilah ini dalam Deephouse dan
Carter (2005). Kami membahas kekosongan yang diidentifikasi dalam
Owen (2008:248) yang mengamati bahwa sementara legitimasi adalah
hasil yang diterima secara luas dari akuntansi sosial dalam literatur,
“sedikit perhatian tampaknya telah diberikan tentang bagaimana (atau
apakah) proses legitimasi itu sendiri bekerja atau apa efeknya.”

http://dx.doi.org/10.1016/j.aos.2016.02.004
0361-3682/© 2016 Elsevier Ltd. Semua hak dilindungi undang-undang.
Machine Translated by Google
2 S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12
Dalam analisis kami, kami menanggapi panggilan dalam Unerman
dan Chapman (2014) untuk memberikan "perhatian yang lebih besar
pada pengembangan dan penyempurnaan fokus, pembingkaian teoretis
baru" dengan menggunakan aspek pemikiran dieusian Bour yang tidak
umum diterapkan dalam pekerjaan di bidang akuntansi sosial. . Bourdieu,
sebagaimana dicatat oleh Malsch, Gendron dan Grazzini (2011), telah
sering digunakan dalam penelitian tentang isu-isu seperti profesi dan
ruang sosial, terutama oleh Neu (Neu, Friesen, & Everett, 2003; Neu,
Silva, & Ocampo Gomez, 2008; Neu, 2006), Everett (Everett, 2003, 2008)
dan lain-lain (Lee, 1995; Jacobs, 2003; Haynes, 2008). Kerangka
Bourdieusian juga telah digunakan untuk meneliti pelaporan lingkungan
(Everett & Neu, 2000), dan akuntabilitas dalam arti luas (Shenkin &
Coulson, 2007; Killian, 2015). Namun, banyak dari konsepnya kurang
umum diterapkan di bidang akuntansi sosial. Dalam makalah ini kami
mengambil ide-ide Bourdieu tentang doxa dan kapital, khususnya kapital
simbolik, dan juga menerapkan karyanya pada patronase korporat seni,
kekuatan simbolis dan logika harga. Kami menemukan konsep-konsep
ini berguna dalam menjelaskan sifat hubungan kompleks yang tidak
terartikulasikan antara perusahaan dan masyarakat.
Kasus yang diperiksa melibatkan anak perusahaan Royal Dutch Shell
di Irlandia, Shell E&P Ireland Ltd. (selanjutnya: Shell), dan komunitas
Erris, daerah terpencil di barat laut Irlandia dengan rasa sejarah dan
tradisi yang sangat kuat. Menyusul krisis besar legitimasi lokal tiga tahun bagaimana akuntansi sosial berkontribusi pada legitimasi perusahaan,
setelah didirikan di daerah tersebut (Garavan et al., 2006), Shell memulai dengan fokus khusus pada tingkat lokal. Kami membedakan antara
proses yang melelahkan dalam membangun hubungan di dalam
komunitas lokal (Killian, 2010; Siggins, 2010). Selama periode sembilan
tahun, elemen lokal dari inisiatif akuntansi sosial perusahaan menjadi
elemen kunci dalam strategi ini. Partisipasi kelompok masyarakat sangat
penting dalam membangun signifikansi simbolis dari seri akuntansi sosial
dan kekuatannya untuk membentuk doxa lokal. Prosesnya berulang,
berulang kali memperhitungkan, dan dengan cara ini menciptakan,
pemahaman yang diubah secara halus dalam komunitas tentang
hubungannya sendiri dengan perusahaan. Seiring waktu, laporan
(dijelaskan secara lebih rinci di Bagian 3) termasuk cerita dan gambar
yang disediakan oleh berbagai kelompok masyarakat, mengartikulasikan
hubungan yang berubah ini. Kami membingkai serangkaian laporan sosial
sebagai bentuk artefak, "eufemisme praktis" (Bourdieu, 1991; 1998) yang
diciptakan bersama oleh perusahaan dan masyarakat. Tindakan
berpartisipasi dalam pembuatan laporan membentuk komunitas pada
sejumlah tingkatan di luar dampak ekonomi dari investasi perusahaan,
yang mempengaruhi masalah struktur sosial dan pola kekuasaan. Seluruh
siklus produksi laporan-laporan sosial merupakan suatu proses untuk
menggoreskan dan menanamkan hubungan-hubungan korporasi-
komunitas. Keterlibatan masyarakat dalam menyediakan konten untuk
rangkaian laporan sosial memberikan keaslian cerita lokal. Laporan demi
laporan, akuntansi sosial secara bertahap mendefinisikan ulang doxa
lokal selama periode sembilan tahun, secara bertahap menarik kekuasaan
dari struktur kepemimpinan tradisional dan menanamkan legitimasi Shell
di lokalitas.
Akumulasi legitimasi perusahaan dicapai melalui komunitas yang
bergabung dengan proses akuntansi sosial, membentuk cerita lokalnya
sendiri di sekitar perusahaan pelapor, bersama-sama menciptakan narasi
gabungan yang memetakan lokalitas dengan perusahaan di posisi
sentral. Oleh karena itu, akuntansi sosial menggambarkan dan mengubah
komunitas yang dilaporkan, dan dalam proses itu secara bertahap
menarik kekuatan dan otoritas terhadap perusahaan. Fokus kami adalah
pada kekuatan akuntansi sosial, bukan pada dampak keterlibatan
keuangan perusahaan di wilayah tersebut. Bingkai Bourdieusian
memungkinkan kita untuk melihat bagaimana proses akuntansi sosial
yang mengkonfigurasi doxa bersama, menempatkan perusahaan pada
posisi penerimaan dan legitimasi. Penggunaan kekuatan ekonomi saja,
misalnya melalui program investasi masyarakat, jika tidak digunakan
untuk memicu proses akuntansi sosial bersama, paling banyak hanya
dapat memperoleh dukungan terbatas. Akuntansi sosial, bagaimanapun,
dapat memiliki efek yang jauh lebih mendalam. Dengan mengumpulkan cerita danpadagambar
komunitas dan menenun ini menjadi akun yang berpusat pada
perusahaan, akuntansi sosial dapat memperoleh kekuatan simbolis,
“kekuatan tak terlihat [yang] dapat dilakukan hanya dengan keterlibatan
mereka yang tidak ingin tahu bahwa mereka tunduk padanya, atau
bahkan mereka sendiri yang menjalankannya” (Bourdieu, 1991:164).
Akuntansi sosial membangun legitimasi lokal secara bertahap,
mengumpulkan dan mengulangi secara berurutan akun yang mengikat
perusahaan dengan komunitas. Narasi yang diciptakan oleh akuntansi
sosial tidaklah netral, dan dampak penataannya terhadap masyarakat
tidak lepas dari kekuatan simboliknya. Kami menemukan bahwa proses
pelaporan menuntut struktur lokal “menerima” keterlibatan sosial dengan
perusahaan yang kemudian dapat dijelaskan dalam rangkaian laporan
sosial. Pengutamaan pelaporan melalui akuntansi sosial ini pada
gilirannya penataan masyarakat luas, termasuk bagian masyarakat yang
belum terlibat dengan perusahaan. Proses akuntansi sosial mengecualikan
dan mengasingkan aktor-aktor tersebut, dan mengaburkan dan akhirnya
merebut garis otoritas lokal yang diam-diam dan tidak diartikulasikan. Ini
memformalkan akuntabilitas dalam hubungan yang sampai sekarang
dicirikan oleh informal dan kekeluargaan.
Makalah ini berusaha untuk berkontribusi pada literatur dalam
beberapa cara. Pertama, dalam menanggapi Unerman dan Chapman
(2014), kami berusaha untuk mengkonseptualisasikan secara rinci
dampak keterlibatan korporat-komunitas ekonomi dan dampak yang lebih
halus dan kuat dari proses akuntansi untuk keterlibatan itu. Kami
menemukan bahwa akuntansi sosial itu sendiri, dan bukan penyebaran
modal ekonomi, yang menanamkan dan melanggengkan legitimasi
perusahaan. Seiring waktu, dan dalam proses berulang, serangkaian
laporan sosial dapat memperoleh makna simbolis melalui partisipasi
kelompok masyarakat, menciptakan pemahaman bersama tentang
hubungan yang melegitimasi perusahaan dan mengubah komunitas.
Kedua, fokus kami pada peran masyarakat mengungkapkan dampak
dari peran partisipatif bagian masyarakat dalam proses akuntansi sosial
perusahaan. Kami menemukan bahwa cara kelompok masyarakat terlibat
sebagai bagian dari proses akuntansi, menyumbangkan akun mereka
sendiri ke laporan sosial, sangat penting untuk menanamkan serangkaian
laporan sosial dengan kekuatan simbolis untuk menghasilkan legitimasi
bagi perusahaan. Ini berkontribusi pada doxa lokal baru, menempatkan
perusahaan pada posisi otoritas di lapangan. Ini adalah masukan
masyarakat ke dalam laporan sosial yang meminjamkan mereka kekuatan
simbolis sebagai narasi signifikansi lokal.
Ketiga, Bourdieu membantu kita untuk memahami proses legitimasi
sebagai sesuatu yang diam-diam, dan untuk melihat bagaimana akuntansi
sosial menyediakan narasi penutup yang menghasilkan dan mengaburkan
perubahan pada garis kekuasaan dan otoritas lokal. Narasi akuntansi
sosial, setelah diterima, dapat membentuk pemahaman umum, jika tidak
universal, tentang hubungan yang diterima antara masyarakat dan
perusahaan. Proses membangun dan menyerahkan legitimasi bergantung
pada “keheningan bersama” tentang bagaimana hal itu dicapai, dan
akuntansi sosial berfungsi sebagai eufemisme praktis yang berkontribusi
pada keheningan ini dan memperkuat efeknya.
Terakhir, kami mengkaji dampak penataan dari proses legitimasi pada
masyarakat, yang terwujud dalam beberapa cara. Blok bangunan dari
laporan sosial adalah perusahaan lokal yang positif dalam interaksi.
Dengan demikian, akuntansi sosial menjadi peta lokal yang tidak lengkap.
Dengan mengecualikan aspek kehidupan masyarakat yang tidak
melibatkan perusahaan, akuntansi sosial mengaburkan hubungan lain,
dan karena akun yang dibuat menjadi signifikan secara lokal, itu
mengaburkan dan mendevaluasi garis otoritas tradisional kecuali jika ini
selaras dengan narasi perusahaan. Saat komunitas menyediakan konten
untuk laporan sosial, berkembang perasaan bahwa ini adalah cara
mereka untuk bertanggung jawab kepada perusahaan.
Sisa makalah ini disusun sebagai berikut. Bagian selanjutnya merujuk
literaturdari
tentang fungsi legitimasi dari
Machine Translated by Google
S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12
akuntansi sosial, dan posisi makalah ini dalam konteks itu. Konsep Bour
Dieusian yang diterapkan di sini juga dibahas. Bagian tiga menguraikan latar
belakang kasus, dan menjelaskan data dan metode yang menjadi dasar
penelitian. Bagian empat menerapkan kerangka Bourdieusian pada proses
akuntansi sosial Shell dan menjelaskan bagaimana hal itu membangun
legitimasi bagi perusahaan dengan menyusun dan mengubah komunitas.
Bagian lima diakhiri dengan diskusi tentang temuan dan saran untuk penelitian
masa depan di
daerah.
2. Akuntansi sosial dan kekuatan simbolis
Mengikuti panggilan awal seperti di Burchell, Clubb, Hopwood, Hughes
dan Nahapiet (1980), Cooper (1980), Tinker (1980) Cooper dan Sherer
(1984) dan Tinker, Neimark dan Lehman (1991), banyak pekerjaan telah
diajukan dalam literatur akuntansi yang meneliti praktik akuntansi dan
pelaporan sosial. Seperti dicatat oleh Unerman dan Chapman (2014: 390),
penelitian ini “telah didominasi oleh versi yang lebih luas dari teori pemegang
saham dan legitimasi.” Namun, kekuatan penjelas teori legitimasi telah
ditantang sejauh Guthrie dan Parker (1989). Mengikuti Unerman dan
Chapman (2014:390), kami melihat legitimasi sebagai pusat di bidang ini,
tetapi mengambil saran mereka tentang perlunya konsep legitimasi "untuk
mengambil nuansa dan detail". Deephouse dan Carter (2005) memberikan
analisis yang membantu tentang perbedaan antara legitimasi dan reputasi
perusahaan yang berguna dalam menempatkan fokus pekerjaan kami pada
"penerimaan sosial yang dihasilkan dari kepatuhan terhadap harapan regulatif,
normatif dan kognitif" (Deephouse & Carter, 2005 ). :335). Dalam makalah ini
kami juga berusaha untuk mengatasi panggilan mereka untuk keragaman
yang lebih teoritis di bidang ini dengan menggunakan Bourdieu untuk
menelusuri proses dimana akuntansi sosial dapat digunakan untuk
menciptakan legitimasi lokal.
Kami terutama tertarik pada bagaimana legitimasi diambil dari aktor lain,
daripada diciptakan dengan cara yang tidak memerlukan biaya bagi
masyarakat lokal.
Kami menempatkan pekerjaan kami dalam literatur tentang akuntansi
sosial ini, dan lebih khusus lagi, dalam paradigma akuntansi kritis, sebuah
perspektif yang mengasumsikan keterlibatan organisasi dengan dunia yang
merangkul serangkaian interaksi yang lebih komprehensif daripada ekonomi
murni. Sementara Owen (2008:241) mencatat bahwa "tampaknya tidak ada
kesepakatan yang jelas tentang apa yang sebenarnya merupakan penelitian
akuntansi sosial dan lingkungan," dia menunjuk penggunaan istilah 'akuntansi
sosial' Gray "... menghitung" yang melampaui ekonomi " (Gray, 2002:688).
Mengikuti Gray (2013: 462), yang mengidentifikasi bagaimana 'akuntansi
lingkungan dan sosial menyarankan pengakuan berbagai perspektif,' dengan
konsekuensi keterbukaan terhadap 'beberapa akun', fokus kami adalah pada
proses yang melibatkan kelompok masyarakat dalam menyumbangkan cerita
mereka dan gambar ke serangkaian laporan sosial yang dikuratori oleh
perusahaan. Memperhatikan 'pembingkaian ulang' akuntansi sosial (Thomson,
2014a: 275) yang telah mengangkat isu-isu akuntabilitas, dampak, dan
keberlanjutan (Lodhia, 2014:288), kami mengidentifikasi bentuk-bentuk
akuntansi dan pelaporan sosial secara luas berdekatan dengan SER domain,
semakin mampu "digunakan secara umum untuk memasukkan semua bentuk
pelaporan sosial, lingkungan dan keberlanjutan, penghitungan dan
audit" (Gray, Brennan, & Malpas, 2014:259).
Thomson dan Bebbington (2005:524) menyatakan bahwa laporan sosial
dan lingkungan "tidak menciptakan ruang bagi individu dan komunitas untuk
menangani masalah mereka secara kreatif dan kritis atau memungkinkan
mereka untuk berpartisipasi dalam transformasi dunia mereka," dan mencatat
kesulitan mengidentifikasi kesenjangan dalam laporan sosial, "kurikulum
tersembunyi" dalam proyek pendidikan mereka. Kami membahas ini secara
tidak langsung dengan menganalisis proses segmentasi yang terjadi di
komunitas ketika akuntansi sosial pertama kali dimulai. Kami menggunakan
istilah "komunitas" dalam bahasa sehari-harinya, pengertian yang umum dipahami di dalampenyebaran kekuatan ekonomi saja. Sebuah
3
wilayah yang diteliti, yang sedikit melampaui definisi komunitas dalam
Bichmann, Rifkin, dan Shrestha (1988:467) tentang “sekelompok orang yang
tinggal di wilayah yang sama dan berbagi nilai-nilai dasar dan organisasi yang
sama,” dan selaras dengan jenisnya. komunitas tempat yang Bauman
(2013:112) gambarkan sebagai “komunitas, komunitas lokal, komunitas
'materi' yang berwujud fisik, komunitas yang diwujudkan dalam suatu wilayah
yang dihuni oleh para anggotanya” (cetak miring dalam aslinya). Penggunaan
istilah ini konsisten dengan karya terbaru dalam literatur akuntansi kritis
seperti Cel erier, Cuenca Botey, dan Hopper (2015) dan Brown, Dillard,
Hopper, dan Hopper (2015). Konseptualisasi kami menggabungkan elemen
inti dari komunitas yang diidentifikasi oleh MacQueen et al. (2001) dari locus
atau rasa tempat, berbagi, tindakan bersama, ikatan sosial, dan keragaman.
Komunitas tempat akan beroperasi dalam ruang yang fungsional secara
geografis, tetapi dengan jaringan ikatan sosial yang kompleks yang tidak
segera dapat diakses oleh orang luar. Sifat berlapis hubungan masyarakat di
daerah pedesaan yang dipelajari menggemakan deskripsi masyarakat
pedesaan di Cohen (1986), terutama dari "multiplisitas idiom di mana orang
menampilkan diri mereka sendiri dan orang …lain
beradaptasi
saat mereka
danmengorganisir,
memahami
kehidupan sehari-hari mereka" (Phillips, 1986:141), dan "labirin sosial yang
kompleks" dan "dunia perbedaan halus" yang dijelaskan oleh Peace
(1986:112). Kedamaian melihat ini berasal dari cara individu dalam komunitas
mengalami komunitas dari waktu ke waktu: “Perilaku mereka selama bertahun-
tahun telah dibentuk olehnya: dan kebiasaan serta kelemahan pribadi mereka
telah ditoleransi di dalamnya. Mereka dianggap sebagai produk 'bulat' dari
sosialisasi masyarakat” (Peace, 1986:116). Ini terkait dengan gagasan
Bourdieu tentang habitus, sebagai kumpulan disposisi yang diperoleh secara
tak kasat mata yang menentukan bagaimana seorang individu akan
memandang dunia, dan menanggapi doxa bidang tertentu.
Sejalan dengan Cooper, Taylor, Smith dan Catchpowle (2005) kami tidak
membingkai proses akuntansi sosial sebagai salah satu yang memenuhi
fungsi akuntabilitas sosial. Sebaliknya kami mengeksplorasi mekanisme yang
menciptakan legitimasi bagi perusahaan, dan dampaknya terhadap
masyarakat, mencatat bahwa "hubungan komunikasi selalu, tak terpisahkan,
hubungan kekuasaan" (Bourdieu, 1991:167). Kami fokus pada perusahaan
dan masyarakat tidak hanya untuk memeriksa hasil akuntansi sosial dalam
kasus tertentu, tetapi lebih untuk mengkonseptualisasikannya sebagai sarana
untuk menghasilkan legitimasi struktur dan kekuatan legitimasi dari proses
akuntansi sosial itu sendiri.
Kami membingkai serangkaian laporan sosial sebagai catatan atau peta
simbolis, dengan mencatat bahwa salah satu strategi bagi mereka “yang
kekuasaannya bertumpu memaksakan
pada modal
legitimasi
ekonomidominasi
… [adalah]
mereka
… untuk
melalui …
produksi simbolik mereka sendiri” (Bourdieu, 1991: 168). Hal ini memungkinkan
kita untuk mengeksplorasi bagaimana akuntansi sosial dapat digunakan
dalam bidang yang awalnya asing bagi perusahaan multinasional, di mana
garis kekuasaan dikaburkan, untuk menghasilkan peta baru dan lebih setuju
posisinya di lokalitas. Perusahaan bertindak sebagai "orang luar yang harus
menemukan jalan di lanskap asing dan yang mengkompensasi kurangnya
penguasaan praktis, hak prerogatif penduduk asli, dengan menggunakan
model semua rute yang mungkin" (Bourdieu, 1977: 2). Kami menemukan
bahwa partisipasi masyarakat, secara tidak langsung dan langsung, dalam
proses pembuatan peta ini adalah kunci untuk menanamkan narasi sebagai
doxa yang diterima secara lokal. Kami menunjukkan bagaimana penghitungan
akun sosial dapat digunakan secara strategis ketika sebuah perusahaan
beralih dari ketergantungan kasar pada modal ekonomi ke pencarian terbuka
untuk penerimaan lokal. Kami menemukan bahwa proses akuntansi sosial
ini, bukan keterlibatan keuangan, yang mengubah narasi lokal, dan bahwa
keterlibatan dipertimbangkan terutama sebagai cara menghasilkan konten
untuk pembuatan narasi akuntansi.
Dalam menarik legitimasi terhadap perusahaan, akuntansi sosial
mengubah dan membentuk masyarakat yang menjadi target sekaligus
partisipan dalam proses akuntansi. Ini adalah efek yang tidak dapat dicapai
dengan
Machine Translated by Google
4 S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12
pertukaran ekonomi untuk modal sosial atau simbolik, untuk
mencapai daya tarik lokal, harus ditutupi oleh narasi, seperti itu
disediakan oleh akuntansi sosial, pertukaran bebas timbal balik dan ramah
perlindungan. Bourdieu berguna untuk menjelaskan hal ini. Dalam perubahan Free
Ex, misalnya, dia mempertimbangkan dampak filantropi
dukungan seni: 'Sebuah yayasan yang membuat sumbangan terakumulasi modal
simbolis pengakuan; maka, citra positif itu
dengan demikian terjamin (dan yang sering dinilai dalam dolar, di bawah
judul niat baik, pada lembar rekening bisnis) akan membawa
keuntungan tidak langsung dan mengizinkannya, misalnya, untuk menyembunyikan jenis tertentu
tindakan' (Bourdieu, Haacke, & Johnson, 1995:18, huruf miring pada aslinya).
Demikian pula, ketika sebuah perusahaan memberikan hibah kepada komunitas
atau organisasi, itu adalah laporan yang dihasilkan dengan bantuan dari
penerima hibah yang mengubah dan sekaligus menutupi
pertukaran sederhana modal ekonomi untuk modal sosial. Sosial
akuntansi dapat menjadi "pekerjaan yang berorientasi pada transfigurasi hubungan
ekonomi" (Bourdieu, 1998:99). Ini mendokumentasikan
dan karena itu 'menyumbangkan' kedekatan yang berkembang di perusahaan
hubungan masyarakat, dan dalam memperhitungkannya, mengubahnya menjadi
'kebenaran' yang tereksternalisasi. Laporan tersebut menyematkan hubungan
model baru, "menyembunyikan fungsi pembagian di bawah fungsi"
komunikasi” (Bourdieu, 1991:167). Ini menyedot legitimasi
dari masyarakat terhadap perusahaan dalam bentuk itikad baik
atau modal sosial. Pada saat yang sama akuntansi sosial mengubah
komunitas yang strukturnya dideskripsikan dan diciptakan
dalam laporan, dan yang persepsinya sendiri diubah dan
ditorehkan oleh partisipasinya dalam proses ini. Laporan sosial, sebagai
narasi, memiliki "kekuatan untuk menghasilkan keberadaan dengan memproduksi"
secara kolektif diakui, dan dengan demikian diwujudkan, representasi dari
keberadaan” (Bourdieu, 1991:42). Ini adalah bagian dari apa yang Bourdieu gambarkan
sebagai “properti awal ekonomi pertukaran simbolik:
praktik selalu memiliki kebenaran ganda, yang sulit dipegang
bersama-sama” (Bourdieu, 1998:95).
Ketika laporan sosial diedarkan di wilayah itu, mereka mengangkat
profil grup yang ditampilkan, mengubah cara mereka
dipersepsikan vis a vis rekan-rekan mereka yang tidak menerima beasiswa sponsor
dari perusahaan. Di ranah seni, Bourdieu menganggap
efek semacam ini menjadi "pada dasarnya berbahaya, karena menguntungkan"
produk dan produsen [barang artistik atau intelektual] yang
paling langsung tunduk pada tuntutan komersial” (Bourdieu et al.,
1995:19). Efek penataan yang serupa tetapi agak lebih rumit
terjadi di antara masyarakat dan kelompok sukarela. Selama
masyarakat terpecah dalam tanggapannya terhadap perusahaan, manfaatnya
profil yang dimunculkan untuk grup yang ditampilkan dalam laporan akan dibatasi
kepada bagian masyarakat yang menerima keabsahan
keterlibatan dengan perusahaan. Sebaliknya, kelompok-kelompok atau individu-
individu yang menolak kemajuan perusahaan tidak disebutkan dalam
laporan sosial dan mungkin dirugikan dalam hal kesadaran
dan dampak, dan pada akhirnya legitimasi. Terlepas dari nuansa ini, laporan itu
sendiri secara berulang membangun akun tentang
kehidupan lokal yang memposisikan perusahaan di pusat secara bertahap
memperluas jaringan aktor masyarakat, yang semuanya didefinisikan
oleh hubungan persetujuan mereka dengan perusahaan. Peta yang digambar
kehidupan lokal terlihat lengkap, bahkan dengan tingkat lokal yang parsial
keterikatan. Dengan partisipasi bahkan dalam jumlah terbatas
aktor lokal, menempatkan perusahaan pada posisi sentral penerimaan dan
legitimasi, dan hanya tidak mencatat bagian-bagian dari
komunitas yang memilih untuk tidak terlibat. Ini memiliki efek
mengubah cara di mana aktor dan kelompok yang berbeda dalam
komunitas yang dilaporkan berhubungan satu sama lain, mengubah hierarki dan
arsitektur sistem sosial dalam komunitas.
Secara agregat, laporan sosial menjadi instrumen simbolis,
"struktur penataan" seperti yang dijelaskan dalam Bourdieu (2000) dan didefinisikan
dalam Bourdieu (1991:165) sebagai “instrumen untuk mengetahui dan
mengkonstruksi dunia objektif”. Ide-ide ini membantu kita untuk memahami
bagaimana laporan sosial dapat menanamkan legitimasi bagi perusahaan.
Detail tentang bagaimana akuntansi sosial semacam itu menyalurkan legitimasi
dari masyarakat hingga perusahaan belum tentu terlihat oleh
aktor lokal yang terlibat, atau hasil dari perencanaan sadar atas
bagian. Sebaliknya, itu adalah efek tersembunyi dari kekuatan simbolis, "yang tidak terlihat"
kekuasaan [yang] dapat dilakukan hanya dengan keterlibatan mereka
yang tidak ingin tahu bahwa mereka tunduk padanya, atau bahkan itu
mereka sendiri yang menjalankannya” (Bourdieu, 1991:164). Kekuatan akuntansi
sosial untuk mengubah doxa lokal berasal dari partisipasi
dari komunitas. Akun interaksi perusahaan dengan lokal
kelompok masyarakat disajikan dan dipahami oleh kedua belah pihak
“sebagai instrumen pengetahuan dan komunikasi … mereka membuatnya
mungkin untuk ada konsensus tentang makna sosial
dunia, sebuah konsensus yang berkontribusi secara fundamental terhadap
reproduksi tatanan sosial” (Bourdieu, 1991:166). Sifat yang tampak spontan dari
formasi konsensus ini dapat dipahami berdasarkan ide Bourdieu tentang logika
harga.
(Bourdieu, 1990) yang dengannya dia mengeksplorasi kekuatan pertukaran diam-
diam dan tidak terucapkan untuk menciptakan habitus bersama atau pemahaman
umum. Sejauh pertukaran antara perusahaan
dan kelompok lokal dibingkai sebagai "hadiah" - seperti yang dibahas lebih lanjut di
bagian selanjutnya - ini mungkin berlaku. Perusahaan menyumbangkan uang atau
keahlian kepada kelompok masyarakat, yang menanggapi dengan memberikan
narasi dan gambar tentang bagaimana uang itu digunakan, untuk dimasukkan ke
dalam laporan. “Hadiah” nominal ini diberikan “secara cuma-cuma”, dan
ekspresi dari apa yang Bourdieu (1990) gambarkan sebagai penolakan terhadap
logika harga: “Menolak logika harga adalah cara untuk menolak
perhitungan dan perhitungan” (Bourdieu, 1990:97). Penolakan dari
elemen pertukaran dalam transaksi pelaporan menciptakan di sosial
melaporkan sebuah "eufemisme praktis" (Bourdieu, 1998:99). Ini "memungkinkan
penamaan yang tidak dapat disebutkan namanya, yaitu, dalam ekonomi"
barang simbolik, ekonomi dalam arti istilah biasa,
pertukaran ekuivalen eksak” (Bourdieu, 1990:98). Nilai dari
cerita dan gambar yang disertakan dalam laporan sosial, “sumbangan” mereka
oleh kelompok masyarakat kepada perusahaan sebagai imbalan, atau dalam bentuk
mengantisipasi, modal ekonomi pada dasarnya merupakan "perdagangan dalam
hal-hal yang tidak komersial" (Bourdieu, 1996:148).
Selama sifat pertukaran ini tetap tidak diartikulasikan, ia memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi atau menyusun struktur kognitif
peserta dan di luar ini untuk mengubah norma dan harapan dari
masyarakat, dan dengan demikian legitimasi lokal perusahaan.
Salah satu efek dari akuntansi sosial, oleh karena itu, dapat menciptakan
dan menyebarkan narasi penutup yang mengaburkan pertukaran,
dan memastikan bahwa itu tetap tidak disuarakan dan karena itu kuat. Itu
narasi itu sendiri memperoleh kekuatan simbolis yang tidak memerlukan
penerimaan universal agar efektif dalam mengubah pemahaman umum tentang
bagaimana perusahaan berhubungan dengan masyarakat;
cukup dengan menawarkan naskah yang ditulis bersama yang memungkinkan
partisipan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap satu sama lain. Laporan
menjadi artefak, dan narasi mereka menjadi cerita lokal yang kemudian dapat
sendiri mengerahkan kekuatan simbolis di dalam komunitas. Ini bisa jadi
dipisahkan secara konseptual dari kekuatan ekonomi yang lebih terbuka dari
perusahaan. Inilah yang disebut Bourdieu sebagai "efek simbolis yang dibawa ke"
menanggung [masyarakat] sejauh pendanaan muncul sebagai
contoh kemurahan hati perusahaan yang tidak mementingkan diri sendiri”
(Bourdieu dkk., 1995:16). Dia menggambarkan ini sebagai "mekanisme yang
sangat per ayat" yang memungkinkan publik untuk berkontribusi pada miliknya sendiri
mistifikasi. Kekuatan ekonomi tidak digunakan di sini untuk membeli dukungan atau
niat baik. Jauh lebih kuat, itu digunakan untuk menyemai penulisan bersama dari
cerita-cerita yang, melalui tulisannya yang berulang-ulang dalam akun sosial,
menjejalkan perusahaan ke posisi legitimasi lokal.
Alat konseptual ini memungkinkan kita, di bagian tiga di bawah, untuk
mengeksplorasi dampak lokal dari tindakan pelaporan, dan untuk memodelkan
cara di mana siklus pelaporan membangun legitimasi bagi perusahaan
sebagai kurator akun.
Machine Translated by Google
S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12
3. Latar belakang, ruang lingkup dan sumber
Seperti yang lebih lengkap dibahas dalam Garavan et al. (2006) dan Killian
(2010), Royal Dutch Shell mendirikan anak perusahaannya di Irlandia pada tahun 2002
menyusul pengambilalihan perusahaan eksplorasi Inggris yang mengadakan
hak eksplorasi di lapangan gas lepas pantai Corrib. Shell hampir
langsung terlibat dalam kontroversi setelah lokal yang keras
penentangan terhadap pengembangan kilang gas dan terkait
pipa di Erris di pantai Barat Laut Irlandia. Seperti yang dijelaskan dalam
Woodham-Smith (1962), Erris sangat terpengaruh oleh
kelaparan Irlandia tahun 1840-an. Daerah ini memiliki hubungan sejarah yang kuat dengan
aktivisme tanah dengan ingatan rakyat yang gigih tentang oposisi terhadap
tuan tanah dan orang luar, yang telah menanamkan rasa picik
menjadi identitas masyarakat. Konsep "lokal," dipahami
dengan cara yang berbeda dari wilayah yang lebih luas, dan terpisah dari
bahwa, misalnya, kota-kota terdekat dalam jarak dua puluh atau tiga puluh mil
radius. Karena tidak ada sejarah industrialisasi di daerah tersebut,
dan karena itu sangat terisolasi selama kelaparan, Erris
daerah telah mengembangkan serangkaian jaringan dan hubungan komunitas
yang tidak dibentuk oleh asosiasi dengan perdagangan
(Woodham-Smith, 1962). Ikatan sosial di Erris kuat dan
kompleks, dan seperti komunitas yang dijelaskan dalam Peace (1986), sosial
organisasi memainkan peran penting dalam menetapkan batas-batas
masyarakat. Sebelum kedatangan Shell, hubungan lokal terjalin erat.
Ada tingkat kepercayaan lokal yang tinggi, sedikit kesempatan kerja dan populasi
yang menua terus menurun (Killian, 2010;
Siggins, 2010).
Sejak awal, hubungan Shell dengan masyarakat setempat memang penuh.
Berbeda dengan pengembangan lepas pantai
industri minyak dari Orkney dan Shetland dijelaskan dalam Johnson, Kerr, dan
Side (2013), tidak ada undang-undang khusus untuk memastikan bahwa
pemerintah berperan dalam memediasi pembangunan, dan
memastikan bahwa manfaat sosial-ekonomi mengalir ke masyarakat setempat.
Oposisi terhadap rute pipa ke kilang
melalui desa Rossport, dan kekuasaan dilimpahkan ke
perusahaan oleh Pemerintah Irlandia untuk memaksa pemilik tanah lokal untuk
bekerja sama, secara bertahap dibangun selama tiga tahun pertama Shell
waktu di Erris, menjadi panas dan mengakar. Hal ini menyebabkan pada tahun 2005 untuk
pemenjaraan lima pemrotes lokal, yang kemudian dikenal sebagai
'Rossport Five,' atas perintah dari perusahaan untuk
menolak untuk membiarkan pipa diletakkan di tanah mereka. Itu
pemenjaraan membangkitkan oposisi terhadap pembangunan di luar
daerah setempat, sedemikian rupa sehingga menjadi tidak mungkin bagi
perusahaan untuk melanjutkan pekerjaan pada pipa. Shell menemukan dirinya dengan
masalah lokal yang telah menjadi masalah internasional (Garavan
dkk., 2006; McCaughan, 2008; Gilmartin, 2009; Killian, 2010;
Siggins, 2010).
Tiga bulan setelah pemenjaraan para pemrotes dan
tiga tahun setelah lokasi di Erris, perusahaan tiba-tiba berubah
pendekatan, berusaha sangat terang-terangan untuk membalikkan dampak dari kurangnya
legitimasi lokal. Sebagai langkah pertama, Shell menjatuhkan perintah terhadap
Rossport Five, dan mereka dibebaskan. Perusahaan selanjutnya
mempekerjakan tim petugas penghubung masyarakat untuk terlibat dengan
masyarakat. Pada saat itu, hubungan sangat tegang sehingga petugas Shell dijauhi
secara luas dan pada awalnya sulit untuk memulai.
percakapan atau interaksi lainnya (Killian, 2010). Deegan, Rankin
dan Tobin (2002:334) mencatat bahwa “kecuali kekhawatiran masyarakat terjadi
(mungkin sebagai akibat dari insiden sosial atau lingkungan besar yang menarik
perhatian media), akan ada
tidak ada pengungkapan perusahaan.” Konsisten dengan pengamatan ini, Shell
memutuskan pada tahun 2006 untuk memulai proses akuntansi sosial.
Selang waktu antara lokasi awal perusahaan di
daerah dan inisiasi akuntansi sosial tiga tahun kemudian memungkinkan
dampak akuntansi sosial pada masyarakat yang akan dipisahkan
sampai batas tertentu dari dampak hanya kehadiran
5
perusahaan. Kesempatan untuk mempelajari bagaimana akuntansi sosial
dikerahkan dalam konteks ini oleh perusahaan ekstraktif juga menarik. Sementara
sebagian besar perusahaan multinasional memilih lokasi untuk
investasi asing langsung berdasarkan berbagai faktor termasuk:
kompatibilitas budaya (Davidson, 1980) atau keterampilan yang tersedia secara lokal,
ekstraktif mengikuti sumber daya. Mereka membuat keputusan untuk mendirikan
sebuah lokalitas independen dari masalah budaya atau ikatan lokal. Milik mereka
pelaporan hubungan budaya dalam komunitas tuan rumah sebagai
bagian dari akuntansi sosial mereka karena itu bebas dari kecenderungan
berlama-lama dari keputusan lokasi. Mereka menemukan diri mereka memiliki
untuk "mempelajari" doxa lokal setidaknya cukup untuk memungkinkan mereka untuk
melaporkan dalam kerangka itu dan karena itu membangun tempat mereka sendiri di
Komunitas. Hal ini membuat proses di mana efek dari
akuntansi sosial itu sendiri dapat dilihat lebih jelas, relatif berbeda
dari ikatan sosial dan budaya yang sudah ada sebelumnya dengan perusahaan.
Fokus makalah ini adalah pada proses akuntansi sosial itu sendiri
daripada laporan sosial yang merupakan output nyata, dan sebagainya
penelitian utama terutama berupa serangkaian wawancara semi terstruktur dengan
aktor kunci dari dalam dan luar
perusahaan. Orang-orang yang diwawancarai dipilih untuk menangkap seluas-luasnya
berbagai perspektif mungkin, termasuk mereka yang tetap
di luar proses, dan mereka yang terkena dampak secara tidak langsung. Semua
orang yang diwawancarai ditawarkan anonimitas. Mark Moody Stuart, sebagai figur
publik yang dapat dikenali, dengan senang hati disebutkan namanya
kertas. Ketiga belas orang yang diwawancarai adalah:
Singkatan rincian
ER1 Penduduk Erris
ER2 Penduduk Erris
ER3 Penduduk Erris
ER4 Penduduk Erris
ER5 Penduduk Erris
ER6 Penduduk Erris
CO1 Karyawan Shell yang berbasis di Erris
CO2 Karyawan Shell yang berbasis di Erris
CO3 Karyawan Shell yang berbasis di Dublin
MMS Mark Moody-Stuart, Mantan Ketua Royal Dutch Shell
PO1 Anggota parlemen nasional yang berbasis di Dublin
PO2 Anggota pemerintah daerah
PO3 Mantan anggota pemerintah nasional
Wawancara dilakukan oleh penulis, panjangnya bervariasi
dari 35 menit menjadi dua setengah jam. Semua kecuali satu wawancara (yang
dilakukan oleh Skype) berlangsung tatap muka di lokasi
pilihan orang yang diwawancarai. Wawancara dianalisis dengan menggunakan
perkiraan proses yang dijelaskan dalam O'Dwyer (2004),
melibatkan tinjauan berulang dari wawancara dan transkrip, pemetaan pikiran dan
pengkodean manual untuk mengisolasi tema dan motif utama.
Wawancara ini diinformasikan, dan diinformasikan oleh analisis
materi akuntansi sosial yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada tahun 2006,
Shell memprakarsai inisiatif akuntansi sosial yang ditargetkan pada lokal
masyarakat, yang akan mengakibatkan rangkaian 44 laporan singkat digugat
langsung kepada masyarakat, yang selanjutnya disebut sosial
laporan (Shell, 2006e2014). Laporan sosial tidak berat
bermerek dengan logo Shell atau dicetak menggunakan warna perusahaan Shell.
Alih-alih, mereka menggunakan skrip tradisional Irlandia untuk judulnya
nama, Pembaruan Gas Corrib. Kelompok masyarakat berperan aktif dalam
menyediakan foto dan narasi untuk dimasukkan, dengan
keterlibatan meningkat dari waktu ke waktu. Laporan-laporan ini awalnya digugat
setiap dua bulan, menurun frekuensinya menjadi tiga atau empat tahun
tahun di tahun-tahun berikutnya. Secara total, empat puluh empat laporan semacam itu dikeluarkan lebih
periode. 27 laporan sosial terbaru serta Shell (2012)
diperoleh dari situs web perusahaan. Empat belas awal
laporan bersumber dari repositori perusahaan offline. Masalah 1, 2
Machine Translated by Google

6 S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12

dan 4 dari seri pelaporan tidak tersedia. Ringkasan data aktif hubungan dicirikan oleh ketidakpercayaan timbal balik dan beberapa
laporan disajikan di sini. kebingungan di pihak perusahaan dan para pemimpin politik sebagai

Tahun Rata-rata jumlah halaman Frekuensi pelaporan (bulan) Rata-rata tidak. foto Rata-rata tidak. dari cerita

2006 4,5 1.8 7,8 8.5

2007 4,0 1.7 8,9 8.9
2008 3,8 2.0 11,7 9.0
2009 4,0 2.0 7,8 9.3
2010 4.0 2.4 7,4 9.0
2011 4,0 3.0 9,5 7.8
2012 4.8 3.0 12.3 11.0
2013 4.7 4.0 12.0 11.3
2014 4.0 6.0 9.5 10.0

Laporan-laporan tersebut dilengkapi pada tahun 2012 oleh laporan yang lebih besar, satu kali
laporan berjudul “Erris: berkomitmen untuk komunitas,” yang berfokus pada
Siklus keterlibatan dan pelaporan komunitas Shell (Shell, 2012).
Laporan sosial, baik seri 44 dan Shell (2012), adalah
dianalisis untuk tema dan konten untuk melengkapi dan menginformasikan
wawancara.1 Unsur-unsur analisis ini termasuk dalam berikut
bagian.
Materi korporat lainnya ditinjau untuk informasi latar belakang
dengan motif mereka yang menolak pembangunan. “[Politisi] sering memilih untuk
percaya bahwa para pengunjuk rasa pada dasarnya
orang dengan agenda politik ... Dan mereka benar-benar tidak punya banyak
menghormati mereka” (PO1). Shell secara luas dijauhi di wilayah itu,
dan "semacam menggelepar" (CO2). Perusahaan telah gagal untuk
menavigasi web koneksi lokal, atau untuk membangun paling banyak
dasar hubungan dengan organisasi masyarakat. “Jika kita kembali
hingga tahun 2005 ketika orang-orang itu berada di penjara, maksud saya orang-orang tidak akan melakukannya

mation dan konteks, termasuk:
“Proyek Gas Alam Corrib - Investasi di Masyarakat”
(Shell, 2007).
“Gas Alam Corrib: Dana Pengembangan Erris” (Shell, 2009)
Informasi komunitas dan sosial di situs web www.Shell.ie
Siaran Pers tentang sponsor komunitas dan topik terkait
Video dan materi multi-media lainnya dari www.Shell.ie
(Shell, 2009e2014).
Bagian berikutnya menyajikan detail kasus, dan menganalisis
cara di mana proses akuntansi sosial menghasilkan legitimasi
bagi perusahaan, dan dengan demikian, berdampak pada terlapor
masyarakat.
4. Akuntansi sosial Shell
Proses akuntansi sosial Shell dimulai pada saat
perusahaan memiliki modal sosial yang sangat sedikit secara lokal meskipun memiliki yang pertama
didirikan di daerah tersebut beberapa tahun sebelumnya. Secara nasional, proyek
diterima dengan baik. “Karena semua orang di level resmi adalah—
sangat antusias dengan perkembangan ini, ada
asumsi bahwa itu akan disambut dengan sambutan yang luar biasa di
Mayo Barat Laut” (PO3). Namun, di daerah Erris, proyek
tidak bersorak secara universal. “Pada tahun 2005 kami memiliki semua izin kami,
tapi legitimasi [lokal] tidak ada” (CO1). Dalam sebuah wawancara tahun 2015
dengan surat kabar nasional, CEO Shell Michael Crothers menjelaskan
situasi yang dihadapi perusahaan pada saat itu. “Saudara
mengatakan bahwa sementara Shell memiliki izin untuk membawa gas ke darat dan
membangun terminal, 'Kami tidak memiliki apa yang mungkin kami sebut sosial
lisensi'. Perusahaan terlalu fokus pada 'legalitas dan bukan'
[cukup pada] legitimasi'” (Murtagh, 2015). Perusahaan-komunitas
1 ditandai dengan tingkat keterhubungan yang tinggi (CO1, CO2), tingkat
Karena fokus kami adalah pada seri sebagai artefak simbolis, kami menganalisis gambar
serta teks, berdasarkan tema yang berulang sepanjang seri. Gambar adalah
dikodekan sesuai dengan subjek utama termasuk lanskap lokal, karyawan, pekerjaan rekayasa dan
masyarakat lokal. Teks dikodekan oleh tema-tema utama yang muncul
termasuk prestasi rekayasa perusahaan; kontribusi ekonomi perusahaan
termasuk pekerjaan dan hubungan subkontraktor; keamanan; cerita yang menampilkan perusahaan
para karyawan; rincian skema pelibatan masyarakat; rincian tentang bagaimana perusahaan mematuhi
perubahan perencanaan dan peraturan; cerita yang menampilkan lokal
orang dan kelompok; “menjelaskan” bagian tentang masalah teknis pada gas alam, dll.
berbicara dengan kami apalagi mengambil sumbangan untuk klub lokal” (CO3).
Mereka yang menentang pembangunan tidak hanya beroperasi
dari sudut pandang lingkungan dalam pengertian tradisional. Di sana
juga merupakan rasa tempat yang sangat halus dan berkembang dengan baik dan
ceritanya, yang tidak dipahami dengan baik, setidaknya pada awalnya, oleh Shell. Ini
menggabungkan rasa ketidakpercayaan bersama dari pihak luar yang kuat yang saling
mempengaruhi sampai batas tertentu di sekitar sejarah wilayah tersebut, yang berpusat pada
gagasan bahasa, dan ingatan rakyat tentang eksploitasi dan perlawanan
(McCaughan, 2008; Killian, 2010; Siggins, 2010). “Komunitas itu
kebersamaan adalah salah satu hal yang Shell tidak pernah mengerti
sekitar sini” (ER2). “Kami meremehkan tingkat komunitas
kekhawatiran dan keresahan” (Michael Crothers, CEO Shell, dikutip dalam
Murtagh, 2015). Perusahaan, bagaimanapun, mendekati pengembangan sebagai
proyek konstruksi yang relatif sederhana, dengan penekanan
pada teknis daripada sosial. “Dari seorang rekayasa
perspektif ini seperti hanya membangun rumah biasa. Tapi, kami lupa
tentang masyarakat. Kami memiliki tugas rekayasa sederhana. Kami pernah
hanya melibas di depan. Tapi kami belajar pelajaran kami” (CO3). Pada ini
waktu perusahaan memegang beberapa modal ekonomi, sosial dan mungkin
simbolik secara nasional. Namun, di wilayah Erris yang relatif tertutup, ia hanya
memiliki modal ekonomi dan, beroperasi di Bourdieusian
merasa sebagai "ikan keluar dari air" (Vvacquant, 1989:43), tidak dapat
menguraikan doxa lokal.
Pada rilis Rossport Five, Shell mengubah pendekatannya
mencolok dan sangat sengaja, menggeser cara di mana itu
berusaha untuk mempertanggungjawabkan tindakan dan niatnya dan perhitungan
sosialnya dalam interpretasi terluas dari istilah itu. Memiliki
awalnya hanya mengandalkan kekuatan ekonominya untuk
pengembangan kilang, itu mulai memobilisasi apa yang dirasakannya
menjadi pengungkit budaya utama dari opini dan penerimaan publik.
Konsisten dengan Edwards dan Walker (2010), perusahaan pindah
dari memprioritaskan nilai-nilai ekonomi di tingkat nasional untuk mencari
link ke referensi dan referensi budaya masyarakat. Cangkang sekarang
menghadapi tantangan untuk mulai terlibat dengan komunitas
ketidakpercayaan terhadap perusahaan, dan rasa identitas bersama yang kuat dan
sejarah (Garavan et al., 2006; Killian, 2010). Mantan Ketua Royal
Dutch Shell, Mark Moody-Stuart mencatat bahwa perusahaan yang sukses
keterlibatan membutuhkan beberapa struktur yang dapat dikenali yang dengannya
perusahaan dapat terhubung. “Anda selalu dapat berurusan dengan pemerintah
pusat dengan cukup nyaman karena mereka memiliki struktur dan Anda
Machine Translated by Google
S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12
tahu apa strukturnya …. Ketika datang ke komunitas lokal bagi saya,
bahaya terbesar … adalah bahwa struktur
mencerminkan
otoritas yang
kenyataan”
terlihat mungkin
(MMS). Dia
tidak
menjelaskan proses di mana perusahaan dapat mengatasi ini dengan menunjuk
lawan bicara, perantara tepercaya untuk memberikan efek penataan yang diperlukan
untuk keterlibatan: “Saya pikir Anda harus menggunakan orang-orang yang terampil
dan yang keduanya dapat dipercaya oleh masyarakat dan dipercaya oleh Anda
karena perantara ini harus membantu dan mungkin membantu komunitas mengatur
… strukturnya” (MMS).
Shell terlambat menyadari sifat erat hubungan lokal di Erris: “Ini adalah
masyarakat yang sangat terhubung” (CO1). Pada saat yang sama, perusahaan
juga mengakui perlunya mempelajari doxa lokal: “Kearifan lokal adalah kuncinya.
Anda harus tahu dengan siapa Anda berbicara, dan di mana Anda berbicara.” (CO2).
Mereka mengikuti pola yang dijelaskan oleh Moody-Stuart, membuka kantor lokal
di daerah Erris untuk pertama kalinya, dan menunjuk petugas penghubung
masyarakat setempat yang bertindak sebagai lawan bicara, “berjalan, berbicara,
setiap klub, setiap kelompok wanita, setiap kelompok anak-anak, semua yang ada
di masyarakat, pemilik tanah, semua orang terus menerus” (CO3). Tanggapan
masyarakat awal terhadap lawan bicara ini beragam. “Masalah terbesar yang kami
miliki adalah membuat orang berbicara dengan kami karena kurangnya
kepercayaan” (CO2). Namun, mereka bertahan, pertama-tama mengunjungi setiap
rumah yang dekat dengan jalur pipa yang diusulkan, dan kemudian secara bertahap
memperluas jangkauan mereka, dengan cermat mengumpulkan formasi lokal dan
memetakan geografi sosial lokalitas. Shell "berfokus pada apa yang [CEO Shell,
Michael Crothers] sebut sebagai "seismik sosial" seperti pada survei seismik aktual
untuk menemukan minyak dan gas"
(Murtagh, 2015). “Ketika saya memulai proyek ini, kami tidak memiliki segmentasi
pemangku kepentingan yang baik. Jadi sebenarnya saya mengambil langkah
mundur, dan berkata 'Siapa yang ada di area ini? Dengan siapa kita perlu bicara?'” (CO1).
Ini menciptakan bentuk akun yang bersifat internal untuk Shell. Dalam memetakan
hubungan sosial, perusahaan mempelajari doxa lapangan, seperti yang dikatakan
Bourdieu, mengkompensasi penguasaan praktis lanskap sosial lokal dengan
memetakan dan memodelkan semua jalur yang mungkin melaluinya (Bourdieu,
1977:2).
Pada saat yang sama dengan lawan bicara "berjalan dan berbicara", dan
mempelajari hubungan lokal, perusahaan memulai proses akuntansi sosialnya,
mengeluarkan seri pertama dari laporan sosial kepada masyarakat setempat pada
tahun 2006. Produksi laporan ditargetkan secara khusus pada lokal konsisten
dengan pengamatan di Neu, Warsame, dan Pedwell (1998:278) bahwa "multiplisitas
bersaing publik yang relevan" mendorong berbagai bentuk pengungkapan. Laporan-
laporan ini dicetak dan didistribusikan langsung ke setiap rumah di daerah Erris.
Laporan awal (hingga pertengahan 2007) menampilkan artikel “penjelasan” yang
membahas masalah seputar pemurnian gas alam yang tidak langsung terhubung
ke terminal. Contoh yang baik adalah cerita di Edisi 7 berjudul “Emisi e Fakta bukan
Fiksi”, dan “Venting Dingin e Fakta”. Hingga Edisi 11, artikel semacam itu rata-rata
muncul lebih dari sekali dalam setiap laporan. Periode pelaporan ini juga dicirikan
oleh rata-rata satu cerita per laporan dalam bahasa Irlandia, sebuah fitur yang tidak
berlanjut hingga pertengahan tahun 2007. Selama periode ini, sementara tidak ada
orang atau organisasi lokal yang ditampilkan dalam laporan, rinciannya ditetapkan
pada ketersediaan hibah untuk kelompok masyarakat lokal, serta cerita positif
tentang bagaimana perusahaan terlibat dengan pemasok lokal.
Tawaran hibah komunitas tidak diterima dengan baik secara universal: “Bagi
kami ini adalah penghinaan terakhir yang sebenarnya mereka…katakan
bahwaadalah
orang-
orang ini dapat dibeli dengan mudah” (ER4).
Dari perspektif ini, pencairan yang diusulkan dilihat sebagai upaya untuk "membeli"
dukungan dengan pertukaran sederhana dari ekonomi untuk modal sosial dan sikap
menolak untuk menerimanya dipahami sebagai keberatan prinsip. “Masalah orang-
orang itu bukan untuk barter” (PO2). Kelompok lokal lainnya melihat kebutuhan
perusahaan akan dukungan lokal sebagai peluang. Shell menawarkan hibah besar
kepada Bel mullet GAA Club, klub olahraga lokal yang menempati posisi terdepan
di
7
budaya lokal. Seorang pejabat senior klub menjelaskan bagaimana dia menolak
tawaran awal untuk mengantisipasi investasi yang lebih besar dari Shell. “Mereka
membutuhkan seseorang di samping. Mereka menawari kami lima puluh ribu, dan
saya bilang…tidak, sayamotivasi
melihat bilang saya akan mendapatkan
perusahaan lebih daritidak
dan sifat pertukaran itu” (ER3). ER3
rumit. Dia
menyadari kebutuhan Shell akan "seseorang di samping" dan kekuatannya sendiri
sebagai pemimpin kelompok budaya yang signifikan: "Mereka membutuhkan kita
pada saat itu karena itu adalah saat ketika keadaan menjadi sangat panas" (ER3).
Secara kritis, dia melihat elemen kunci dari perannya sebagai "untuk keluar, dan
berdiri di depan umum dan membuat gambar kami diterbitkan." Dia menjelaskan
bagaimana, pada malam saat cek diserahkan, dia berkata kepada petugas Shell,
“Saya berkata 'Anda memberi kami V150.000; Saya akan membawa tim senior
saya bersama saya” (ER3). Pejabat klub menyadari kelayakan berita dan modal
sosial yang melekat pada tim senior klub olahraga, dan dengan sukarela
menyelaraskan ini dengan sumbangan uang perusahaan kepada klub. Dengan
melakukan itu, ia berkontribusi pada akun donasi yang ditargetkan pada audiens
lokal di luar batas klub olahraga itu sendiri, membingkainya sebagai hadiah yang
diberikan secara bebas dengan cara yang mungkin digambarkan Bourdieu sebagai
bebas dari logika harga ( Bourdieu, 1998). Donasi ditampilkan dalam foto spanduk
di Edisi 12 dari seri pelaporan, pertama kali gambar, atau cerita tentang, orang lokal
yang bukan karyawan Shell muncul. Sejak tanggal itu, laporan-laporan tersebut
menampilkan rata-rata lebih dari dua cerita seperti itu per laporan, menarik lingkaran
kelompok masyarakat yang semakin meluas ke dalam pembuatan cerita lokal, yang
berpusat pada keterlibatan ramah Shell.
Dalam sentuhan simbolis yang menarik, Edisi 16 dari seri ini menampilkan klub
Belmullet GAA yang memberikan hadiah lukisan fasilitas klub baru yang telah
didanai oleh skema hibah lokal kepada perusahaan.
Modal ekonomi saja tidak mencapai efek legitimasi dari jenis akuntansi sosial
ini; melainkan modal ekonomi perusahaan dikeluarkan untuk mengkatalisasi dialog
keterlibatan yang akan mengarah pada narasi keterlibatan bersama. “Manfaat
memiliki investasi sosial sebagai bahan pembicaraan adalah membuka pintu. Itu
memberi kami alasan untuk memanggil orang” (CO2). Tawaran awal adalah modal
ekonomi, tetapi ini dimaksudkan untuk memulai percakapan, dan untuk
memungkinkan petugas penghubung berfungsi sebagai lawan bicara.
“Itu adalah percakapan yang berbeda, dan itulah yang membuka pintu. Itu seperti
'kami tidak benar-benar mempercayai Anda, tetapi kami akan mendengarkan
Anda'” (CO2). Karena semakin banyak kelompok mengikuti jejak klub olahraga
dalam menerima hibah dari Shell, mereka, pada gilirannya, meminjamkan gambar
dan narasi mereka ke laporan sosial perusahaan. Seiring waktu, kelompok yang
ditampilkan dalam laporan termasuk badan amal yang berfokus pada orang tua,
kelompok berpenghasilan rendah, masalah kesehatan dan perawatan rumah sakit;
kelompok musik tradisional; kelompok perempuan; pramuka; skema peningkatan
desa dan berbagai kelompok olahraga yang meliputi panahan, tinju, triatlon dan
memancing serta sepak bola. Proses tersebut tidak dilihat oleh Shell terutama
sebagai proses ekonomi: “Ini bukan tentang uang. Uang mengalir begitu saja”
(CO1). Sebaliknya, memperhitungkan keterlibatan dilihat sebagai kunci untuk
menciptakan narasi untuk mencatat Shell dalam posisi kepercayaan, dan pada
gilirannya mendorong percakapan lebih lanjut dan peluang untuk menanamkan
legitimasi yang berkembang. Posisi kelompok masyarakat secara lokal adalah kunci
untuk mengilhami narasi ini dengan kekuatan legitimasi. Dalam laporan komunitas
yang lebih besar yang dikeluarkan oleh Shell pada tahun 2012, CEO yang baru
diangkat, Michael Crothers, menjelaskan kesan pertamanya tentang Erris, dengan
mencatat "sifat erat dari banyak desa dan kota" dan "peran sentral yang dimainkan
oleh kesukarelaan dalam kehidupan Komunitas lokal"
(Kulit, 2012:2). Ini konsisten dengan Peace, yang menulis tentang komunitas serupa
di Irlandia, yang mengamati kelompok-kelompok semacam itu yang meskipun
keanggotaan mereka mungkin berbeda dalam ukuran, mereka “memiliki populasi
pendukung yang lebih substansial di belakangnya” (Peace, 1986:115).
Saat kelompok masyarakat terlibat, laporan sosial mencakup kegiatan yang
didukung oleh perusahaan, didukung oleh narasi dan foto dari kelompok masyarakat.
Laporan
Machine Translated by Google
8 S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12
secara teratur memasukkan daftar kelompok masyarakat yang telah
memperoleh dana dari Shell, membaginya berdasarkan paroki untuk
menggarisbawahi penyebaran geografis. Laporan-laporan tersebut juga
mencakup penjelasan rinci tentang jumlah aplikasi ke berbagai skema, yang
sekali lagi merincinya di lima paroki di Erris. Jumlah ini seringkali sangat kecil,
mencerminkan ukuran paroki. Misalnya, dalam Edisi 21, perincian aplikasi
adalah “sebagai berikut: Kilcommon (12); Kilmore (15); Kiltan (20); Belmullet
(18) dan Ballycroy (5).” Akuntansi untuk aplikasi dengan cara ini secara efektif
menggambar peta komunitas yang mencerminkan bagian dari komunitas
yang dibentuk oleh interaksinya dengan Shell. Ini membuatnya “lebih mudah
bagi [kelompok masyarakat lain] untuk meminta uang dari Shell Itu akan
membuka jalan” (CO1). Kelompok-kelompok lokal yang menerima …dana mulai
menanggapi Shell dengan memberikan cerita dan gambar untuk disertakan
dalam laporan, sehingga memperhitungkan hubungan sosial mereka sendiri
dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pada tahun 2006,
misalnya, tidak ada foto orang lokal selain mereka yang menjadi karyawan
atau kontraktor perusahaan; dari tahun 2010 dan seterusnya, rata-rata
seperlima dari semua foto di setiap laporan menampilkan penduduk setempat.
“Masyarakat sudah sangat adaptif” (CO1). Dengan menampilkan gambar
kelompok sponsor, laporan merekam dan memprioritaskan 'komunitas yang
beradaptasi', baik kelompok yang menerima sponsor perusahaan maupun
masyarakat lokal yang bebas berinteraksi dengan perusahaan. Sebagai
contoh yang terakhir, banyak laporan yang menampilkan jumlah total
penduduk lokal yang telah mengunjungi lokasi penyulingan sejak awal,
totalnya mencapai 3000 pada musim panas 2012 (Masalah 37).
Dari perspektif perusahaan, target audiens dari seluruh seri akuntansi
sosial adalah lokal. “Ini tentang komunitas dan apa yang mereka
lakukan” (CO2). Dengan mendistribusikan laporan-laporan ini di dalam
komunitas, Shell menyebarkan sebuah narasi di mana ia memainkan peran
yang semakin penting, dan di mana komunitas berfungsi dengan cara yang
teratur dan terstruktur. Secara default, sebagai laporan tentang keterlibatan
perusahaan, mereka hanya memperhitungkan kelompok-kelompok dalam
komunitas yang menerima sumbangan perusahaan. Keengganan untuk
terlibat dengan Shell atau tidak adanya keterlibatan secara pasif tidak dicatat. penyandang dana lotere. Mereka melihat perbedaan dalam cara mereka
Laporan sosial memperoleh signifikansi lokal yang cukup besar dari waktu ke
waktu. Seorang pengusaha lokal mencatat dampak yang cukup besar dari
fakta bahwa laporan “dihapus setiap bulan di setiap kotak surat di daerah di
… bagian laporan
tempat kecil seperti ini” (ER6). Serangkaian dari sejarah
hanya
sosial
mencerminkan
yang telah
dipengaruhi secara positif oleh perusahaan. Apa yang dihilangkan dalam
laporan-laporan ini kemudian menjadi sama pentingnya bagi beberapa orang
seperti apa yang disertakan. “Laporan itu sangat memecah belah. Mereka
meminggirkan orang-orang dengan keprihatinan yang tulus tentang proyek …
[yang] … merasa seperti kambing hitam” (ER6). “Ini memiliki tanda besaryang
tersisa di komunitas”
(ER1). Penduduk lokal lainnya melihat laporan ini sebagai kegagalan untuk
menangkap kepenuhan kehidupan komunitas lokal, yang ia gambarkan
sebagai “komunitas orang-orang yang berhubungan satu sama lain dan
berinteraksi untuk kelangsungan hidup organisme, organisme yang merupakan komunitas”
(ER4). Perbedaan antara budaya lokal yang terorganisir dan yang
diperhitungkan yang tertulis dalam laporan sosial dan realitas kehidupan
masyarakat yang tidak terstruktur dengan jelas disebut sebagai "tahu persis
apa yang harus ditinggalkan" (ER4). Ini menggemakan apa yang Thomson
dan Bebbington (2005) sebut sebagai kurikulum tersembunyi dari kelalaian,
dan merupakan elemen kunci dari kekuatan akuntansi sosial untuk mengubah
doxa lokal sehingga menyalurkan legitimasi terhadap perusahaan.
Pengaruh proses pemetaan dan narasi ini pada masyarakat harus
dipahami sebagai bagian yang terpisah dari dampak penataan yang lebih
langsung dari investasi masyarakat itu sendiri. “Kamu melangkah di danau. Ia
memiliki riaknya” (CO1). Hal ini terutama diwujudkan melalui munculnya
kelompok-kelompok baru, yang dibuat untuk memperoleh pendanaan:
“Kelompok-kelompok kecil bermunculan untuk memanfaatkan keuangan yang ada. sebagai cerita dengan resonansi lokal, daripada kepercayaan mutlak dalam
Individu tidak akan mendapatkannya, hanya kelompok” (ER3).
“Kadang-kadang [kelompok yang lebih baru] akan menginjak kaki kelompok
lain yang telah ada selama x jumlah waktu” (CO2). Namun, dampak legitimasi
dan penataan dari proses akuntansi itu sendiri lebih mendalam dan berlapis.
Hanya ketika Shell mulai menceritakan signifikansinya sendiri dalam konser
dengan masyarakat melalui sarana akuntansi sosial bahwa doxa lokal mulai
dimodifikasi dengan cara yang menghasilkan legitimasi perusahaan.
Saat laporan dibuat dan diedarkan, individu yang berhasil mengajukan
permohonan uang dari Shell menikmati peningkatan modal sosial dalam
kelompok sebaya mereka karena telah “memenangkan” donasi. “Saya dikenal,
saya kira, sebagai orang yang mendapatkan uang” (ER3). Melimpahnya
modal sosial ini memiliki efek mengganggu pada hierarki lokal dan
menyebabkan beberapa kelompok lokal melihat rangkaian laporan sosial
sebagai sarana yang berharga untuk menjelaskan aktivitas mereka sendiri
secara lokal (ER5). Shell memperoleh legitimasi sebagai gatekeeper atas apa
yang dilaporkan, terlihat mengontrol proses pelaporan yang melibatkan
masyarakat luas, dan memiliki kesempatan untuk menampilkan bentuk modal
lain, serta memperoleh posisi otoritas secara sosial maupun ekonomi di
daerah. Partisipasi masyarakat dalam menyediakan foto dan narasi
memberikan keabsahan pada laporan sebagai peta sosial yang juga
menempatkan perusahaan di jantung lokalitas. Hubungan yang erat dan
berkembang antara Shell dan komunitas dinarasikan sebagai cerita lokal
yang sebagian besar dibuat oleh kelompok lokal itu sendiri, “tertulis dalam
struktur objektif dan struktur mental, tidak termasuk kemungkinan berpikir
atau bertindak sebaliknya” (Bourdieu, 1998:95).
Penawaran gambar dan cerita “gratis” oleh kelompok masyarakat untuk
dimasukkan ke dalam laporan dapat dipahami berdasarkan karya Bourdieu
tentang ekonomi hadiah (Bourdieu, 1998). Shell melihat tawaran kelompok
cerita dan gambar lokal untuk dimasukkan dalam laporan sebagai bentuk
pertanggungjawaban. “Ada tanggung jawab pada kami untuk mengatakan
siapa yang telah kami danai, tetapi [kelompok] mengatakan 'dan ada kewajiban
pada kami untuk mengatakan apa yang telah kami lakukan dengan itu'” (CO2).
Namun, kelompok lokal tidak secara spontan menawarkan tingkat
pertanggungjawaban ini kepada donor lain, seperti lembaga pemerintah atau
"memperhitungkan" Shell sebagai respons terhadap sifat hibah yang belum
diterima. “Tidak ada yang berhak atas apa pun pada
perusahaan
akhirnya.
…Mereka
dan jikaadalah
mereka memutuskan untuk memberikan uang, mereka layak untuk berterima
kasih” (ER5). Kelompok masyarakat berbicara tentang memasok foto sebagai
respons alami terhadap apa yang dilihat sebagai kebaikan dari pihak
perusahaan “Kami senang melakukannya. Tentu mengapa kita tidak?” (ER5).
Pembingkaian hadiah dan rasa terima kasih ini memungkinkan transformasi
dalam cara memahami hubungan antara Shell dan komunitas. “Tidak seperti
berbicara dengan perusahaan besar” (ER5). Nilai simbolis dari perubahan ex
tergantung pada framing ini. Untuk secara terbuka mengakui logika harga
adalah sesuatu yang "menghancurkan setiap ekonomi dari pertukaran
simbolik" (Bourdieu, 1998). Laporan tersebut menawarkan cara untuk
mengaburkan sifat pertukaran, bertindak sebagai "eufemisme praktis" yang
membingkai interaksi dalam hal bertetangga, dan hadiah yang diberikan
secara bebas. Ini adalah efek yang penting, karena “ekonomi barang-barang
simbolis bertumpu pada represi atau penyensoran kepentingan
ekonomi” (Bourdieu, 1998:120).
Seri akuntansi sosial memperoleh signifikansi simbolis sebagai bagian
dari budaya lokal karena masuknya suara dan cerita dari kelompok lokal.
“Apa yang menciptakan kekuatan kata-kata dan slogan, kekuatan yang
mampu mempertahankan atau menumbangkan tatanan sosial, adalah
kepercayaan pada legitimasi kata-kata dan mereka yang
mengucapkannya” (Bourdieu, 1991:170). Hal ini memungkinkan serangkaian
laporan untuk menyerap legitimasi yang tidak dapat dicapai oleh Shell
bertindak sendiri. Ini memberinya kekuatan untuk membentuk pemahaman
bersama tentang hubungan sosial lokal dan mengubah dinamika hubungan
masyarakat dengan perusahaan. Kisah itu hanya membutuhkan pengakuan
komunitas lokal, untuk mempengaruhi cara masuk.
Machine Translated by Google
S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12
di mana komunitas berinteraksi dan bereaksi terhadap Shell. Ini mirip dengan
dampak takhayul lokal: “Ketika angsa berbaring di sungai bukannya terbang ke
danau rawa, mereka dianggap sebagai pertanda kematian di masyarakat di
sepanjang pantai. Apakah kita percaya ini?
Mungkin tidak. Apakah kita hidup seolah-olah kita mempercayainya? Itu
pertanyaan yang berbeda” (ER4). Keyakinan berada di bawah konsensus
bersama. Ini bukan pertanyaan apakah takhayul itu benar-benar dipercaya atau
tidak; itu mempengaruhi perilaku karena diterima sebagai bagian dari budaya lokal.
Demikian pula, begitu keseluruhan narasi laporan sosial memperoleh makna
simbolis di dalam lokalitas, ia memiliki kekuatan totem dari sebuah cerita lokal.
Seperti kisah angsa yang menetap di sungai, itu tidak harus benar-benar dipercaya
untuk menjadi bagian dari serangkaian ide yang dianut umum yang memungkinkan
komunitas untuk menanggapi Shell dengan cara tertentu. “Simbol … memungkinkan
adanya konsensus tentang makna dunia sosial,fundamental
sebuah konsensus
berkontribusi
yang secara
pada
reproduksi tatanan sosial” (Bourdieu, 1991:166). Ketika narasi positif seputar
hubungan perusahaan-komunitas ditegaskan kembali dalam laporan sosial
berkala, kekuatan simbolis yang diperoleh dari partisipasi lokal memungkinkannya
untuk secara tak terlihat mengubah persepsi lokal, dan bergerak menuju konsensus
tentang tempat Shell di masyarakat.
Akan ada dampak penataan lebih lanjut karena kelompok-kelompok
masyarakat semakin secara sukarela bertanggung jawab untuk inklusi, mengubah
norma-norma akuntabilitas lokal. Katalisator keterlibatan komunitas dan kekuatan
penyertaan akuntansi sosial berfungsi untuk memprioritaskan dan merekam
interaksi komunitas yang lebih formal yang memenuhi persyaratan pelaporan
Shell. Hubungan yang lebih informal juga ditumbangkan. “Saya pikir itu benar-
benar mengganggu basis kekuatan lokal” (CO2). Dimana interaksi masyarakat
sebelumnya mungkin spontan, apa yang tercatat tentang interaksi ini menjadi
formal dan terstruktur melalui serangkaian laporan sosial. Bentuk otoritas yang
lebih lama dirusak, dan pengaruh serta kekuasaan mereka ditarik ke dalam
struktur yang lebih baru yang sesuai dengan kehadiran Shell. “Pasti ada perubahan
struktur masyarakat” (CO2). Proses penghitungan sosial yang intensif mengatasi
kesulitan yang diidentifikasi oleh Moody-Stuart, yaitu tidak adanya struktur yang
terlihat di masyarakat lokal. Dinamika ini menanamkan struktur sosial baru dan
elemen selektif formal dari informal. Itu membuat terlihat dan dapat dilaporkan
bagian-bagian komunitas yang terhubung ke, dan menyampaikan otoritas implisit
kepada, Shell. Hal ini menggemakan gagasan Max Weber, sebagaimana
diungkapkan oleh Bourdieu, bahwa “bagian dari masyarakat di mana urusan
ekonomi dipahami menurut model hubungan kekerabatan ke masyarakat di mana
hubungan kekerabatan itu sendiri dipahami menurut model hubungan
ekonomi” (Bourdieu , 1998:105).
Struktur akuntabilitas yang tersirat dalam akuntansi sosial menjadi tertanam dalam
doxa yang berubah, mengaburkan beberapa aspek budaya yang tidak berwujud.
Doxa yang berubah ini sesuai dengan kekuatan perusahaan, yang berarti bahwa
ia sekarang dapat bergerak, dalam analogi Bourdieu, “sebagai ikan di dalam air,”
menikmati legitimasi lokal dan beberapa otoritas.
Menggemakan Contrafatto (2014), cara kerja proses, kekuatan yang
mendasari serangkaian laporan sosial sebagai artefak simbolik untuk mengubah
doxa lokal, tidak harus secara sadar diartikulasikan oleh aktor lokal. Faktanya,
kasus tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran akan dinamika yang
mendasarinya sangat bervariasi di antara pejabat Shell serta penduduk dan
kelompok lokal. Beberapa pejabat perusahaan melihat tujuan pelibatan dan
pelaporan masyarakat sebagai “untuk memberikan pengembalian sosial ke daerah
tersebut” (CO2) dan bukan sebagai cara terbuka untuk mencari legitimasi. “Itu
tidak dilakukan karena alasan simbolisme” (CO1). Banyak kelompok lokal melihat
partisipasi mereka dalam proses akuntansi sosial sebagai sikap alami, tanpa seni
yang tidak memerlukan rasionalisasi terbuka: "Tentu mengapa tidak?" (ER5).
Yang lain melihatnya sebagai respons yang diminta: "mereka membutuhkan
seseorang di samping" (ER3). Tingkat kesadaran di antara mereka yang
berkontribusi pada produksi laporan tidak kritis; ini adalah
9
cerita itu sendiri yang beroperasi pada tingkat bawah sadar, terlepas dari motivasi
mereka yang memproduksinya. Pembingkaian keseluruhan dari akuntansi sosial
perusahaan memungkinkannya untuk memberikan narasi yang mencakup hadiah
dan tanggapan. Kekuatan simbolis dari laporan sosial ini tentu tidak diartikulasikan
terlepas dari motivasi mereka yang memproduksinya. “Kekuasaan simbolik …
adalah bentuk kekuatan lain yang ditransformasikan,
ditransfigurasi,
yaitu salahdan
dikenali,
dilegitimasi” (Bourdieu, 1991:170). Proses bersama akuntansi untuk sosial di Erris
menarik narasi dari luar perusahaan dan menjalinnya ke dalam akun komunitas
perusahaan dalam interaksi yang mulus, terlepas dari hubungan mendasar yang
lebih kompleks. Laporan sosial yang dihasilkan dengan cara ini memperoleh
signifikansi lokal melalui proses co-creation. Penyebaran mereka mencerminkan
kembali ke masyarakat representasi dirinya dengan kalibrasi ulang halus hierarki
internal untuk menggabungkan kehadiran perusahaan. Proses ini menghasilkan
tingkat legitimasi bagi Shell yang menurut perusahaan tidak mungkin dicapai
melalui konfrontasi langsung dengan masyarakat sebelum memulai proses
akuntansi sosial yang lebih melibatkan. “Semakin sulit untuk melakukan dominasi
langsung, dan semakin tidak disetujui, semakin besar kemungkinan bahwa bentuk
dominasi yang lembut dan terselubung akan dilihat sebagai satu-satunya cara
yang mungkin untuk melakukan dominasi dan eksploitasi” (Bourdieu, 1990: 128 ). ).
5. Diskusi dan kesimpulan
Diskusi terbaru dalam literatur akuntansi sosial menyoroti relatif kurangnya
perhatian terhadap perspektif non-perusahaan dalam penelitian akuntansi sosial,
kerangka teoretisnya yang terkadang ringan, dan fakta bahwa masalah
akuntabilitas belum sepenuhnya dieksplorasi (Cho dan Giordano-Spring, 2015). ;
Gray et al., 2009, 2015; Gray, 2013; Thomson, 2014). Namun, pada saat yang
sama, rasa kemungkinan penelitian yang berdampak sosial di area tersebut tetap
ada (Owen, 2008; Gray, 2013; Thomson 2014). Makalah ini secara eksplisit
menggabungkan perspektif non-korporat sementara juga membahas kebutuhan
akan lebih banyak keragaman dalam landasan teoretis penelitian.
Kami menggunakan kerangka teori Bourdieusian yang kaya untuk mengeksplorasi
bagaimana akuntansi sosial menghasilkan legitimasi lokal melalui partisipasi
masyarakat yang sangat penting. Kami membingkai akuntansi sosial sebagai
narasi topeng yang memperoleh kekuatan simbolis untuk membentuk hubungan
antara perusahaan dan pemangku kepentingan eksternal langsungnya. Elemen
teori Bourdieu, khususnya karyanya tentang logika harga, tentang patronase
perusahaan seni dan kekuatan simbolis, membantu kita untuk memisahkan efek
akuntansi sosial dari penyebaran modal ekonomi. Hal ini mengungkapkan
pentingnya nilai simbolis dari laporan sosial dalam kehidupan masyarakat.
“Dominasi, bahkan ketika didasarkan pada kekuatan telanjang, senjata atau uang,
selalu memiliki dimensi simbolis, dan tindakan tunduk, kepatuhan, adalah tindakan
pengetahuan dan pengakuan yang, dengan demikian, menerapkan struktur
kognitif yang mampu diterapkan pada semua orang. hal-hal dunia, dan khususnya
struktur sosial”
(Bourdieu, 2000: 172).
Makalah ini membuat empat kontribusi utama untuk literatur. Pertama, kami
membongkar secara rinci cara akuntansi sosial membangun legitimasi lokal untuk
perusahaan pelapor, menanggapi panggilan di Unerman dan Chapman (2014:390)
untuk bergerak melewati "menerapkan sapuan kuas luas yang sama" dari teori
legitimasi, dan sebagai gantinya untuk melakukan analisis yang lebih dalam
tentang bagaimana hal itu diperoleh. Monfardini, Barretta, dan Ruggiero (2013)
membahas kekuatan legitimasi akuntansi sosial yang berkaitan dengan
pengungkapan. Kasus yang kami analisis menunjukkan bahwa, setidaknya dalam
kasus penghitungan sosial yang dihadapi masyarakat, kekuatan legitimasi berasal
dari proses dan konten. Tidak hanya dibangun dari apa yang diungkapkan, tetapi
juga terakumulasi melalui proses pengumpulan cerita dari pemangku kepentingan
eksternal dan mencerminkannya kembali dalam bentuk sosial.
Machine Translated by Google
10 S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12
narasi akuntansi. Fokus kami pada proses akuntansi itu sendiri mengisolasi
kekuatan simbolis yang dapat diperoleh oleh cerita lokal yang diciptakan
bersama. Bourdieu membantu kita untuk melihat bagaimana akuntansi
sosial dapat menarik cerita lokal dan menenunnya menjadi narasi integrasi
perusahaan. Dengan terbitnya laporan secara berkala, narasi menjadi lebih
berlapis dan melekat. Bourdieu juga berguna dalam membingkai narasi
akuntansi sebagai peta, dan tindakan perusahaan dalam memodelkan
hubungan lokal yang dimaksudkan untuk mengimbangi "penguasaan praktis"
penduduk setempat. Proses akuntansi sosial memungkinkan perusahaan
untuk berulang kali menyatakan keterhubungannya di bidang yang lebih
luas, didukung oleh kekuatan simbolis yang terkait dengan cerita dan gambar
yang disumbangkan oleh kelompok lokal. Laporan sosial menghasilkan peta
parsial hubungan lokal, dengan perusahaan di posisi sentral. Seiring waktu,
ini memperoleh kekuatan simbolis untuk mengubah cara berpikir lokal
tentang hubungan perusahaan.
Kedua, kami mengeksplorasi dampak partisipasi masyarakat dalam
proses akuntansi sosial. Kami menemukan bahwa eksplorasi perspektif
komunitas kami mengungkap proses refleksif yang menarik dari berbagai
akuntabilitas. Dengan terlibat dengan berbagai aktor, kami dapat
menunjukkan bagaimana kontribusi kelompok gambar dan narasi lokal untuk
dimasukkan dalam laporan, sementara umumnya dipahami oleh mereka
sebagai respons spontan terhadap sifat sumbangan perusahaan yang belum
diterima, sangat penting dalam mengubah hubungan mereka dengan
perusahaan. Karya Bourdieu tentang logika harga berguna dalam memahami
sifat "sukarela" dari kontribusi ini, berdasarkan respons terhadap hibah atau
investasi perusahaan yang sangat berbeda dengan respons terhadap badan
pendanaan lainnya. Pertukaran yang mendasari dibingkai sebagai narasi
hadiah dan kontra-hadiah, memicu rasa "memperhitungkan" perusahaan
sebagai tindakan alami dan netral, yang pada gilirannya memungkinkan
perusahaan untuk mengambil posisi otoritas di daerah tersebut. Pembalikan
akuntabilitas ini, sebuah proses di mana masyarakat
“mempertanggungjawabkan” perusahaan untuk memfasilitasi apa yang
secara nominal merupakan proses akuntabilitas perusahaan, muncul
sebagai dinamika yang patut dicatat dan perlu mendapat perhatian lebih
lanjut. Menyelaraskan dengan panggilan di Gray et al. (2009:562-3) untuk
penelitian lebih lanjut tentang “rekening baru dari entitas baru atau berbeda
di unit yang berbeda dengan pengertian yang berbeda tentang kegunaan
dan akuntabilitas,” ini dapat dieksplorasi lebih lanjut dan diuji dalam konteks mereka sebagai kelompok, bukan sebagai kelompok ad-hoc individu. Narasi
lain. Dimasukkannya konten yang sangat lokal membuat rangkaian laporan
sosial memiliki kedekatan dan keaslian yang tidak dapat dicapai dengan
cara lain. Penulisan bersamanya oleh kelompok masyarakat memfasilitasi
penerimaan lokal atas narasinya. Aspek berulang dari akuntansi sosial,
mengulangi dan memperluas mantra keterlibatan, membangun ke dalam
narasi ini kekuatan simbolis "untuk menghasilkan keberadaan dengan
memproduksi representasi keberadaan yang diakui secara kolektif, dan dengan demikian
(Bourdieu, 1991:42). Killian (2010) menunjukkan bahwa bahasa akuntansi
keuangan melayani kepentingan perusahaan dan mengecualikan masyarakat. "mempertanggungjawabkan" perusahaan, secara implisit menempatkannya
Akuntansi sosial beroperasi dengan cara yang berbeda, melayani
kepentingan perusahaan dengan melibatkan, daripada mengecualikan
komunitas dalam proses co-creation. Ini link ke gagasan akuntansi simbiosis
di Gray et al. (2014), dan menunjukkan bagaimana simbiosis semacam itu,
setidaknya dalam proses, tidak serta merta mengubah garis kekuasaan.
Ketiga, Bourdieu berguna dalam menjelaskan sifat tacit dari proses
membangun legitimasi melalui akuntansi sosial. Kekuatan simbolik harus
"salah dikenali" agar efektif (Bourdieu, 1991); Akuntansi sosial menawarkan
narasi penyelubungan untuk menarik kelompok-kelompok lokal dan
memungkinkan para aktor untuk terlibat satu sama lain tanpa harus
mengakui hubungan dan pertukaran kekuasaan yang mendasarinya.
Dengan melakukan itu, ia memberikan “eufemisme praktis”, sebuah cerita
yang ditulis baik oleh perusahaan maupun bagian dari komunitas, yang
dapat berfungsi sebagai naskah untuk keterlibatan berkelanjutan. “Diam
tentang kebenaran pertukaran adalah keheningan bersama”
(Bourdieu, 1998:97). Akuntansi sosial memberikan kisah kehidupan lokal
yang dikuratori oleh organisasi akuntansi, tetapi dibuat dengan
partisipasi sebagian masyarakat. Partisipasi ini secara sadar atau sebaliknya
menjadikan narasi sebagai makna simbolis yang memungkinkan komunitas
untuk menanggapinya sebagai otentik.
Validitas empiris dari catatan yang dihasilkan menjadi kurang relevan
setelah memperoleh kekuatan mitos lokal, yang memungkinkan orang
"hidup seolah-olah mereka mempercayainya." Kekuatan simbolis
memungkinkannya untuk mengubah doxa lokal. “Kesepakatan langsung
dan diam-diam inilah, dalam segala hal yang bertentangan dengan kontrak
eksplisit, yang menemukan hubungan penyerahan doxic, yang mengikat
kita pada tatanan yang mapan dengan semua ikatan alam bawah
sadar” (Bourdieu, 1999:70, italic in asli). Ketundukan doxic seperti itu sulit
untuk ditolak karena tidak menawarkan klaim empiris apa pun untuk
ditentang, melainkan otentisitas yang diperoleh secara tak kasat mata yang
berasal dari kekuatan simbolis lokal. Ini berimplikasi pada cara di mana
laporan yang lebih lembut dan tidak diaudit dapat dipahami untuk
memengaruhi perilaku dan legitimasi.
Keempat, kami menjelaskan dampak penataan agunan pada masyarakat
dari proses legitimasi ini. Hal ini terkait dengan seruan dalam Owen
(2008:257) untuk “melibatkan kelompok pemangku kepentingan sepenuhnya
dalam inisiatif penelitian kami,” dan dalam prosesnya menegaskan
pengamatan di Cho dan Giordano-Spring (2015:2) “bahwa CSR tidak harus
dipelajari semata-mata di bawah prisma kontribusinya terhadap penilaian
perusahaan oleh agen keuangannya. Laporan sosial hanya menampilkan
bagian-bagian masyarakat yang berinteraksi secara positif dengan
perusahaan, menempatkan perusahaan pada posisi sentral. Proses
penghitungan ini menuntut struktur lokal yang agak formal untuk “menerima”
keterlibatan sosial dengan perusahaan yang kemudian dapat dijelaskan
dalam rangkaian laporan sosial. Kami menemukan bahwa prosesnya rumit,
dengan dampak yang bertahan lama pada komunitas yang kerja samanya
diperlukan dalam proses tersebut, dan bahwa legitimasi tidak diciptakan
tanpa mengorbankan jalur kekuasaan dan otoritas informal lainnya. Sebagai
efek tambahan, ia menghilangkan aspek-aspek lain dari kehidupan
masyarakat, mengaburkan hubungan-hubungan ini, dan mengaburkan garis-
garis otoritas tradisional. Ini adalah efek yang mengganggu status quo yang
sudah ada sebelumnya. Kelompok melihat keberhasilan mereka tercermin
dalam laporan sosial, memberikan penguatan positif untuk interaksi mereka.
Secara kritis, mereka melihat diri mereka sebagai sukses dalam peran
yang dibangun dari waktu ke waktu oleh rangkaian penghitungan akun
sosial ini membingkai interaksi sosial sebagai bentuk yang perlu dikumpulkan
dan dilaporkan. Ini menggemakan proses yang dijelaskan dalam O'Regan
(2010:428) yang melihat pengenalan "hubungan akuntabilitas baru dan
mengganggu" ke dalam pengaturan yang sebelumnya mungkin didasarkan pada gagasan
Ketika anggota komunitas menyediakan konten untuk laporan sosial,
diwujudkan"
mereka mulai melihat penyediaan narasi dan gambar untuk dimasukkan
dalam seri sebagai respons alami dan spontan, cara untuk
dalam posisi otoritas nyata secara lokal. “Akuntansi” ini juga mengubah cara
mereka memahami peran dan posisi mereka di masyarakat. Interaksi
mereka menjadi sesuatu yang harus dideskripsikan, sehingga
mengesampingkan hal-hal yang tidak mudah dideskripsikan. Lebih
mendasar, partisipasi kelompok dalam pembuatan konten untuk laporan
sosial melihat mereka menceritakan diri mereka sendiri ke dalam hubungan
kepercayaan dan ketergantungan.
Laporan dibingkai sebagai laporan tentang tetangga dan pencapaian
lokal, merayakan keterhubungan masyarakat sambil menempatkan
perusahaan sebagai pelindung altruistik dalam hubungan tersebut. Ekspresi
eufemistik dari interaksi ini diperlukan agar akuntansi sosial memiliki
legitimasi dan kekuatan simbolis sebagai artefak budaya dalam wilayah
lokal. “Sistem simbolik berutang kekuatan khas mereka pada fakta bahwa
hubungan kekuasaan yang diekspresikan melalui mereka dimanifestasikan
hanya dalam bentuk hubungan makna (perpindahan) yang salah dikenali”
(Bourdieu, 1991:170). Akuntansi sosial membangun legitimasi perusahaan
dengan menyerap cerita dari luar perusahaan, dan menggunakan ini
Machine Translated by Google

S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12 11

untuk mewakili komunitas lokal secara berulang-ulang dalam sebuah Abu-abu, R. (2013). Kembali ke dasar: apa yang kami maksud dengan akuntansi lingkungan (dan
narasi yang secara bertahap mengangkat perusahaan. Kekuatan sosial) dan untuk apa? reaksi terhadap Thornton. Perspektif Kritis Akuntansi, 24(6), 459e468.

perhitungan sosial untuk mengubah konsensus lokal tidak disadari dan Gray, R., Brennan, A., & Malpas, J. (2014). Akun baru: menuju pembingkaian kembali
kuat, yang mengharuskan masyarakat hanya menerima narasi sebagai akuntansi sosial. Forum Akuntansi, 38(4), 258e273.
cerita yang memiliki makna lokal, seperti kisah angsa yang berbaring di Gray, R., Dillard, J., & Spence, C. (2009). Penelitian akuntansi sosial seolah-olah dunia penting:
sebuah esai di postalgia dan absurdisme baru. Tinjauan Manajemen Publik, 11(5), 545e573.
sungai, dan hidup seolah-olah mereka mempercayainya. Keterlibatan
kelompok masyarakat sangat penting untuk mengilhami laporan dengan kekuatan simbolis
Guthrie, tersebut.
J., & Parker, LD (1989). Pelaporan sosial perusahaan: bantahan teori legitimasi. Akuntansi
Ini mengubah status perusahaan dan hierarki masyarakat, menunjukkan dan Riset Bisnis, 19 (76), 343e352.
Haynes, K. (2008). (Re) menghitung akuntansi dan tubuh ibu: perwujudan gender profesional
bagaimana akuntansi dapat mengubah kekuasaan dengan cara yang
akuntansi. Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat, 33(4), 328e348.
melampaui batas-batas tradisional.
Referensi
Bauman, Z. (2013). Komunitas: Mencari keamanan di dunia yang tidak aman. John Wiley &
anak laki-laki.
Bichmann, W., Rifkin, SB, & Shrestha, M. (1988). Menuju pengukuran
partisipasi masyarakat (hal. 467e472). diterjemahkan oleh.
Bourdieu, P. (1977). Garis besar teori praktik. Pers Universitas Cambridge.
Bourdieu, P. (1990). Logika latihan. Pers Universitas Stanford.
Bourdieu, P. (1991). Bahasa dan kekuatan simbolik. Pers Universitas Harvard.
Bourdieu, P. (1996). Aturan seni: Kejadian dan struktur bidang sastra. Pers Universitas Stanford.
Bourdieu, P. (1998a). Alasan praktis: Pada teori tindakan. Oxford: Pers Politik.
Bourdieu, P. (1998b). Di televisi dan jurnalistik, trans. priscilla parkhurst ferguson.
London: Pers Pluto.
Bourdieu, P. (1999). Memikirkan kembali negara: asal-usul dan struktur bidang birokrasi. Dalam
G. Steinmetz (Ed.), Negara/budaya: pembentukan negara setelah pergantian budaya (hlm.
53e75). Pers Universitas Cornell.
Bourdieu, P. (2000). Meditasi Pascalian. Pers Universitas Stanford.
Bourdieu, P., Haacke, H., & Johnson, R. (1995). Pertukaran bebas, kebijakan. Tekan Cambridge.
Brown, J., Dillard, J., Hopper, T., & Hopper, T. (2015). Rezim akuntansi, akuntan, dan akuntabilitas
dalam masyarakat pluralistik: mengambil banyak perspektif dengan serius. Jurnal Akuntansi,
Auditing & Akuntabilitas, 28(5).
Burchell, S., Clubb, C., Hopwood, A., Hughes, J., & Nahapiet, J. (1980). Peran akuntansi dalam
organisasi dan masyarakat. Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat, 5(1), 5e27.
Cel erier, L., Cuenca Botey, LE, & Hopper, T. (2015). Penganggaran partisipatif di tingkat komunitas
dalam porto alegre: interpretasi bordieus. Jurnal Akuntansi, Auditing & Akuntabilitas, 28(5).
Cho, CH, & Giordano-Spring, S. (2015). Perspektif kritis pada akuntansi sosial dan lingkungan.
Perspektif Kritis pada Akuntansi. http://dx.doi.org/ 10.1016/j.cpa.2015.09.001. tersedia online
26 September 2015.
Cohen, AP (1986). Melambangkan batas: Identitas dan keragaman dalam budaya Inggris.
Pers Universitas Manchester.
Contrafatto, M. (2014). Pelembagaan pelaporan sosial dan lingkungan : sebuah narasi Italia.
Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat, 39, 414e432.
Cooper, D. (1980). Diskusi menuju ekonomi politik akuntansi. Penghitungan akun, Organisasi
dan Masyarakat, 5(1), 161e166 .
Cooper, C., Taylor, P., Smith, N., & Catchpowle, L. (2005). Sebuah diskusi tentang potensi
politik akuntansi sosial. Perspektif Kritis Akuntansi, 16(7), 951e974.
Cooper, D., & Sherer, M. (1984). Nilai laporan akuntansi perusahaan: argumen untuk ekonomi
politik akuntansi. Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat, 9(3/4), 207e232.
Davidson, William H. (1980). Lokasi kegiatan investasi asing langsung: karakteristik negara
dan efek pengalaman. Jurnal studi bisnis internasional , 11(2), 9e22.
Deegan, C., Rankin, M., & Tobin, J. (2002). Pemeriksaan pengungkapan sosial dan lingkungan
perusahaan BHP 1983-1997: tes teori legitimasi. Jurnal Akuntansi, Auditing & Akuntabilitas,
15(3), 312e343.
Deephouse, DL, & Carter, SM (2005). Pemeriksaan perbedaan antara legitimasi organisasi dan
reputasi organisasi. Jurnal Studi Manajemen , 42 (2), 329e360.
Edwards, JR, & Walker, SP (2010). Gaya hidup, status dan diferensiasi pekerjaan dalam
akuntansi Victoria. Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat, 35(1),
2e22.
Everett, J. (2003). Politik audit komprehensif di bidang yang high outcome dan menimbulkan
ketidakpastian. Perspektif Kritis Akuntansi, 14(1), 77e104.
Everett, J. (2008). Kedekatan editorial sama dengan kesuksesan publikasi: fungsi kepentingan
pribadi yang rasional atau ekonomi dengan itikad baik? Perspektif Kritis Akuntansi, 19(8),
1149e1176.
Everett, J., & Neu, D. (2000). Modernisasi ekologis dan batas-batas lingkungan
akuntansi mental? Forum Akuntansi, 24(1), 5e29.
Garavan, M., Corduff, W., Corduff, M., O 'Seighin, M., O ' Seighin, C., & McGrath, P.
(2006). Kisah kami: The rossport 5. Media Dunia Kecil.
Gilmartin, M. (2009). Pemikiran perbatasan: rossport, shell, dan geografi politik
dari pipa gas. Geografi Politik, 28(5), 274e282.
Gray, R. (2002). Proyek akuntansi sosial dan organisasi akuntansi dan masyarakat, keterlibatan
istimewa, imajinasi, akuntansi baru dan pragmatisme atas kritik? Akuntansi, Organisasi
dan Masyarakat, 27(7), 687e708.
Hopwood, AG (2009). Krisis ekonomi dan akuntansi: implikasi bagi komunitas riset. Akuntansi,
Organisasi dan Masyarakat, 34(6), 797e802.
Jacobs, K. (2003). Reproduksi kelas dalam rekrutmen profesional: memeriksa profesi akuntansi.
Perspektif Kritis Akuntansi, 14(5), 569e596.
Johnson, K., Kerr, S., & Sisi, J. (2013). Energi terbarukan laut dan pengalaman masyarakat pesisir
dari industri minyak lepas pantai pada tahun 1970-an dan relevansinya dengan energi
terbarukan laut pada tahun 2010-an. Kebijakan Kelautan, 38, 491e499.
Killian, S. (2010). "Tidak ada akuntansi untuk orang-orang ini": shell di Irlandia dan akuntansi
bahasa. Perspektif Kritis Akuntansi, 21(8), 711e723.
Killian, S. (2015). 'Karena kurangnya akuntabilitas'': logika harga di binatu magdalen Irlandia.
Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat, 43(2015), 17e32.
Lee, T. (1995). Membentuk profesi penelitian akuntansi akademik AS: American Accounting
Association dan konstruksi sosial elit profesional. Perspektif Kritis Akuntansi, 6(3), 241e261.
Lodhia, S. (2014). Menuju akuntansi sosial yang pragmatis. Forum Akuntansi, 38(4),
288e290.
MacQueen, KM, McLellan, E., Metzger, DS, Kegeles, S., Strauss, RP, Scotti, R., dkk. (2001). Apa
itu komunitas? Definisi berbasis bukti untuk kesehatan masyarakat partisipatif. Jurnal
kesehatan masyarakat Amerika, 91(12),
1929e1938.
Malsch, B., Gendron, Y., & Grazzini, F. (2011). Menyelidiki terjemahan interdisipliner: pengaruh
Pierre Bourdieu pada literatur akuntansi. Jurnal Akuntansi, Auditing & Akuntabilitas, 24(2),
194e228.
McCaughan, M. (2008). Harga jiwa kita: Gas, cangkang dan Irlandia. Dublin: Afri.
Monfardini, P., Barretta, AD, & Ruggiero, P. (2013). Mencari legitimasi: pelaporan sosial di sektor
kesehatan. Forum Akuntansi, 37(1), 54e66.
Murtagh, P. (2015). Pembengkakan biaya besar-besaran di Pabrik Corrib menyebabkan kerugian pajak
jutaan untuk negara (hal. 5). Waktu Irlandia. 30 Juni.
Neu, D. (2006). Akuntansi untuk ruang publik. Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat, 31(4),
391e414.
Neu, D., Friesen, C., & Everett, J. (2003). Pasar internal yang berubah untuk wacana etika dalam
profesi CA Kanada. Jurnal Akuntansi, Auditing & Akuntabilitas, 16(1), 70e103.
Neu, D., Silva, L., & Ocampo Gomez, E. (2008). Menyebarkan praktik keuangan dalam pendidikan
tinggi Amerika Latin: memahami persimpangan antara pengaruh global dan konteks lokal.
Jurnal Akuntansi, Auditing & Akuntabilitas, 21(1), 49e77.
Neu, D., Warsame, H., & Pedwell, K. (1998). Mengelola kesan publik: pengungkapan lingkungan
dalam laporan tahunan. Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat, 23(3), 265±282.
O'Dwyer, B. (2004). Analisis data kualitatif: menerangi proses trans membentuk 'Berantakan'
tetapi 'Menarik' 'Gangguan'. Dalam C. Humphrey, & B. Lee (Eds.), Panduan kehidupan nyata
untuk penelitian akuntansi (pp. 389e405). Oxford: Elsevier.
Owen, D. (2008). Kronik waktu terbuang?: refleksi pribadi pada keadaan saat ini, dan prospek
masa depan, penelitian akuntansi sosial dan lingkungan.
Jurnal Akuntansi, Auditing & Akuntabilitas, 21(2), 240e267.
O'Regan, P. (2010). 'Sebuah massa padat akuntabilitas kecil': akuntansi dalam pelayanan
imperialisme budaya selama Kelaparan Irlandia, 1846-1847. Akuntansi, Organisasi dan
Masyarakat, 35(4), 416e430.
Perdamaian, A. (1986). 'Tempat yang berbeda Sama sekali': Keanekaragaman, kesatuan dan
batas di desa Irlandia', melambangkan batas: Identitas dan keragaman dalam budaya Inggris
(hlm. 107e122).
Phillips, SK (1986). 'Penduduk asli dan pendatang: Simbolisme kepemilikan di paroki Muker,
Yorkshire Utara', melambangkan batas: Identitas dan keragaman dalam budaya Inggris
(hlm. 141e154).
Kerang. (2006-2014). Pembaruan gas corrib. Edisi 1 hingga 44. Shell E&P Ireland Limited.
Kerang. (2007). Proyek gas alam corrib e investasi di masyarakat. Shell E&P Irlandia Terbatas.
Kerang. (2009). Gas alam Corrib: Dana pengembangan Erris. Shell E&P Irlandia Terbatas.
Cangkang (2009-2014). Materi video online di www.Shell.ie. Shell E&P Irlandia
Terbatas.
Kerang. (2012). Erris: berkomitmen pada komunitas. Shell E&P Irlandia Terbatas.
Shenkin, M., & Coulson, AB (2007). Akuntabilitas melalui aktivisme: belajar dari Bourdieu.
Jurnal Akuntansi, Auditing & Akuntabilitas, 20(2), 297e317.
Siggins, L. (2010). Dahulu kala di barat: Kontroversi gas Corrib. Acak
Rumah.
Thomson, I. (2014). Komunitas akuntansi sosial yang bertanggung jawab, aktivisme simbolik
dan pembingkaian ulang akuntansi sosial. Sebuah komentar tentang hitungan akun baru:
menuju pembingkaian ulang akuntansi sosial. Forum Akuntansi, 38(4), 274e277.
Thomson, I., & Bebbington, J. (2005). Pelaporan sosial dan lingkungan di Inggris: evaluasi
pedagogik. Perspektif Kritis Akuntansi, 16(5), 507e533.
Machine Translated by Google

12 S. Killian, P. O'Regan / Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat 50 (2016) 1e12

Tinker, AM (1980). Menuju ekonomi politik akuntansi: empiris
ilustrasi kontroversi cambridge. Akuntansi, Organisasi dan Masyarakat , 5(1),
147e160.
Tinker, T., Neimark, M., & Lehman, C. (1991). Jatuh ke lubang di tengah
jalan: ketenangan politik dalam pelaporan sosial perusahaan. Akuntansi, Audit
dan Jurnal Akuntabilitas, 4(2), 28e54.
Unerman, J., & Chapman, C. (2014). Kontribusi akademik untuk meningkatkan
penghitungan akun untuk pembangunan berkelanjutan. Akuntansi, organisasi dan masyarakat,
39(6), 385e394.
Vvacquant, LJ (1989). Sebuah lokakarya dengan Pierre Bourdieu. Teori sosiologi, 7(1),
26e63.
Woodham-Smith, C. (1962). Kelaparan besar: Irlandia 1845e1849. London: Pinguin.