Anda di halaman 1dari 17

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERTEMUAN 15
PENGUNGKAPAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu memahami dan


menerapkan adanya perubahan social dan
lingkungan hubungannya dengan proses
akuntansi khususnya pengungkapan. Serta
mampu menerapkan nilai nilai kebudiluhuran
dalam menjalankan profesi sebagai ahli
akuntansi.
Sub Pokok Bahasan : 15.1. Latar Belakang
15.2. Perngertian Pengungkapan
Sosial dan Lingkungan
15.3. Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial
15.4 Konsep Triple Bottom Line
(TBL)
15.5 Pentingnya Pengungkapan
Sosial dan Lingkungan
15.6. Manusia Berbudi Luhur
15.6.1 Pengertian Manusia Berbudi Luhur
15.6.2 Ciri Ciri Budi Luhur (Nilai
Nilai Kebudiluhuran)
Rangkuman
Latihan
Daftar Pustaka : 1. Ahmed, Rehai Belkoui Accounting Theory
7th edition,Thomson South-Western,2004
2. Suwarjono, Teori Akuntansi Edisi 1, 2010,
Erlangga
3. Imam Gozhali, Chairi Teori Akuntansi 13th
edition, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro 2014
4. Eldon S Hendriksen, Accounting Theory,
1997 4th edition, Richard D. Irwin, Inc

171
5. Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori
Akuntansi, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
6. Harahap, Sofyan Syafri, (2001), Teori
Akuntansi, Peneribit Raja Grafindo
Persada. Jakarta

172
15.1 Latar Belakang
Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan,
organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus ( good
corporate governance), semakin memotivasi perusahaan untuk memberikan
informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi
mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya
sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tenteram, kesejahteraan karyawan,
dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi. Oleh karena itu dalam
perkembangan sekarang ini akuntansi konvensional telah banyak dikritik karena
tidak dapat mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas, sehingga kemudian
muncul konsep akuntansi baru yang disebut Social Responsibilty Accounting (SRA)
atau Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial.Pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan yang sering juga disebut sebagai  social disclosure, corporate social
reporting, social accounting atau corporate social responsibility merupakan proses
pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi
terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara
keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya
perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan
kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat
dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas
dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham. Undang Undang No. 40
Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang Perseroan Terbatas mewajibkan perusahaan
untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya dalam laporan tahunan.
Namun demikian, item-item CSR yang diungkapkan perusahaan merupakan
informasi yang masih bersifat sukarela (voluntary).
Menurut beberapa ahli tujuan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
adalah :
a) Untuk meningkatkan image perusahaan.
b) Untuk meningkatkan akuntabilitas suatu organisasi, dengan asumsi bahwa
terdapat kontrak sosial antara organisasi dengan masyarakat.
c) Untuk memberikan informasi kepada investor.
d) Untuk memahami apakah perusahaan telah mencoba mencapai kinerja sosial

173
terbaik sesuai yang diharapkan.
e) Untuk mengetahui apa yang dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kinerja
sosial.
f) Untuk memahami implikasi dari apa yang dilakukan perusahaan tersebut.
Lebih lanjut mengemukakan ada dua jenis pengungkapan dalam
hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu pengungkapan
wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) adalah pengungkapan minimum yang
disyaratkan oleh lembaga yang berwenang (Pajak, Undang-Undang, SAK, maupun
OJK). Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara
sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk
mengungkapkannya. Sedangkan pengungkapan sukarela ( voluntary disclosure)
adalah pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan,
mencangkup lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tenaga
kerja, produk, krterlibatan masyarakat dan umum.

15.2 Pengertian Pengungkan Sosial dan Lingkungan


Menurut Gray et.al., (1995) dalam Chairi et.al (2014) ada dua pendekatan
yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan mungkin diperlukan sebagai suplemen dari aktivitas akuntansi
konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan
sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan
cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan.
Pendekatan alternatif kedua dengan meletakan pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan
masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber
utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.Komitmen perusahaan dalam
melaksanakan, menyajikan, dan mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial
dan lingkungan memberi manfaat bagi perusahaan. Manfaat yang diperoleh

174
perusahaan adalah (1) profitabilitas dan kinerja keuangan perusahaan akan semakin
kokoh; (2) meningkatnya akuntanbilitas dan apresiasi positif dari komunitas investor,
kreditor, pemasok, dan konsumen; (3) meningkatnya komitmen etos kerja, efisiensi
dan produktivitas karyawan; (4)   menurunnya kerentanan gejolak sosial dan
resistensi komunitas sekitar karena merasa diperhatikan dan dihargai perusahaan;
(5) meningkatnya reputasi, corporate branding, goodwill (intangible asset) dan nilai
perusahaan dalam jangka panjang (Lako, 2010).
Gray et al., (2001) dalam Chairi et.al (2014) menyatakan bahwa CSR
Disclosure merupakan suatu proses penyedia informasi yang dirancang untuk
menyampaikan informasi mengenaisocial accountability, secara khas.Tindakan ini
dapat dipertanggungjawabkan dalam media-media seperti laporan tahunan maupun
dalam bentuk iklan yang berorientasi sosial. Pengungkapan CSR merupakan
pengungkapan suatu informasi mengenai aktivitas sosial yang dilakukan perusahaan
yang diharapkan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap perusahaan
dan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Dengan uraian di atas
pengungkapan lingkungan dan sosial (PSL) merupakan pengungkapan informasi
tentang lingkungan dan sosial yang dilakukan oleh perusahaan kepada para
pengguna (stakeholders). Dengan dikomunikasikannya pengungkapan lingkungan
dan sosial kepada stakeholders akan meningkatkan kepercayaannya kepada
perusahaan.

15.3 Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial


Pengertian akuntansi sosial menurut Gray (1987) dalam Chiri et.al (2014)
adalah sebagai berikut; Social Accounting —can have two meanings. Thefirst mean
the presentation of financial information on the costs and benefits of an
organization's social activities. The second, less common meaning is ofthe regular
presentation of formalsocial report bythe accountable organization . Dari kutipan
tersebut, Gray memiliki dua pengertian akuntansi sosial. Pertama, penyajian
informasi keuangan tentang biaya dan manfaat dari aktivitas sosial perusahaan.
Kedua, penyajian laporan sosial secara formal sebagai pertanggungjawaban
perusahaan. Penulis lain, menafsirkan akuntansi sosial yaitu mencoba melihat
seberapa jauh perusahaan berdampak pada lingkungan dan seberapa jauh

175
perusahaan mengeluarkan biaya untuk penggantian terhadap dampak-dampak yang
ditimbulkan. Sedangkan Belkaoui (2004) menyebutkan akuntansi sosial sebagai ilmu
Socio Economic Accounting (SEA). SEA merupakan ilmu akuntansi yang berfungsi
dan mencoba mengidentifikasi, mengukur, menilai, dan melaporkan aspek-aspek
social benefit dan social cost yang ditimbulkan olehsuatu lembaga. Pengukuran ini
pada akhimya akan diupayakan sebagaiinformasi yang dijadikan dasar dalam proses
pengambilan keputusan untuk meningkatkan peran lembaga/organisasi/perusahaan,
serta untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan secara
keseluruhan. Ramanathan (1976) mengungkapkan, akuntansi sosial adalah proses
seleksi variabel kinerja perusahaan, pengukuran yang dilaksanakan secara sistematis
untuk mengembangkan informasi yang berguna bagi evaluasi kinerja sosial
perusahaan, danmengkomunikasikan informasi tersebut kepada kelompok sosial
yang bersangkutan di dalam dan di luar perusahaan. Dengan uraian tersebut
akuntansi sosial dapat ringkas merupakan (1) mengidentifikasi/ menganalisa,
mengukur dan mengakui transaksi yang berkaitan dengan aspek sosial dan
lingkungan, (2) menyusun, mengungkapkan, dan mengkomunikasikan transaksi
lingkungan dan sosial kepada para penggunanya. Adapun tujuan akuntansi sosial
adalah: (1). Mengidentifikasi dan mengukur kontribusi sosial bersih secara periodik
suatu perusahaan, yang memasukkan tidak hanya biaya dan manfaat internal
perusahaan, tetapi juga manfaat dan biaya yang timbul dari lingkungan perusahaan.
(2). Menentukan apakah tindakan dan strategi perusahaan secara individual
berpengaruh langsung terhadap sumberdaya dan status kemampuan yang relatif
dari individu, komunitas, segmen sosial, dan generasi. (3). Membuat tersedianya
unsur-unsur pokok sosial, antara Iain informasi yang relevan tentang tujuan
perusahaan, program, kineija, dan kontribusi perusahaan pada tujuan sosial secara
optimal.
Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial yang mengarah pada
bidang yang menjadi tujuan sosial perusahaan meliputi:
a) Sumbangan Laba Netto (Net Profit Contribution)
Sumbangan ini memberikan perhatian terhadap pentingnya memperoleh laba
di dalam kelangsungan perusahaan hidup perusahaan. Artinya, harus ada
korelasi yang jelas antara tujuan sosial dan tujuan memperoleh laba.

176
b) Sumbangan Sumber Daya Manusia (Human Resource Contribution)
Sumbangan ini memperlihatkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap para
pengatur pengelola sumber daya manusia dalam perusahaan yang meliputi:
praktek
pengangkatan pegawai, pemberian upah dan gaji, kebijaksanaan promosi dan
rotasi, keamanan kerja, praktek pemberian yang wajar, pelayanan kesehatan
yang memdai, rasa bebas dari tekanan, lingkungan fisik yang baik, dan lain–
lain.
c) Sumbangan Publik (Public Contibution)
Sumbangan ini merupakan bidang yang mempertimbangkan dampak kegiatan
perusahaan terhadap individu individu maupun kelompok individu yang
umumnya adalah pihak luar perusahaan yang meliputi: kegiatan kemanusiaan
umum (mencakup pendidikan dan kebudayaan), pemberian dukungan
keuangan atau tenaga.
d) Sumbangan Lingkungan (Environmental Contribution)
Sumbangan ini mencakup aspek lingkungan produksi yang meliputi: Pemakaian
sumber daya, proses produksi dan produksinya sendiri (mencakup kegiatan
daur ulang dan kegiatan positif lainnya).
e) Sumbangan Produk atau Jasa (Product or Service Contribution)
Sumbangan ini meliputi aspek kualitatif produk atau jasa yang diberikan oleh
perusahaan, misalnya mengenai kegunaaan dan daya tahan dari produk atau
jasa tersebut. Sumbangan ini mencakup pula adanya kepuasan para
pelanggan, kejujuran perusahaan dalam periklanan serta kelengkapan dan
kejelasan dalam memberi segel dan pembungkusan.

15.4 Konsep Triple Bottom Line (TBL)


Pemahaman dan kepedulian tentang isu lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan serta kebijakan dan praktik pembangunan berkelanjutan telah menarik
banyak perhatian dan perdebatan dalam 20 tahun terakhir. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pelaporan informasi ekonomi, sosial, dan lingkungan
menghasilkan keunggulan dalam hal keuangan, jaminan, pemasaran, pemenuhan

177
regulasi, dan lainnya yang merupakan tantangan dalam ekonomi global. Perusahaan
harus menerapkan asas pembangunan yang seimbang melalui pengungkapan
penggabungan tiga aspek tersebut dalam sebuah laporan yang dinamakan laporan
keberlanjutan. Laporan keberlanjutan juga dikenal sebagai laporan Triple Bottom
Line (TBL) atau Triple P (People, Planet  dan Profit). Laporan keberlanjutan disusun
berdasar teori triple bottom line  yaitu evaluasi kinerja suatu perusahaan dilakukan
melalui kombinasi aspek pengungkapan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Pelaporan
keberlanjutan ini berpotensi memberikan informasi penting untuk analisis bisnis yang
tidak dilaporkan dalam laporan keuangan. Informasi ini melengkapi laporan
keuangan dengan ulasan berwawasan ke depan sehingga dapat meningkatkan
pemahaman pengguna laporan seperti informasi human capital, tata kelola
perusahaan, manajemen resiko dan hutang, serta kemampuan berinovasi.Dalam
hukum nasional, Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup salah satu instrumen dalam upaya pencegahan
pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah instrumen ekonomi lingkungan hidup
di samping instrumen command and control dan instrumen pemberdayaan
masyarakat. Berdasarkan undang-undang tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menerbitkan Peraturan terbaru OJK Nomor 51/ POJK.03/2017 tentang Penerapan
Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan
Publik untuk mengembangkan dan menerapkan instrumen ekonomi lingkungan
hidup termasuk di dalamnya adalah kebijakan yang peduli kepada sosial dan
lingkungan hidup di bidang perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-
bank. Sehingga pelaporan keberlanjutan menjadi wajib bagi perusahaan di bidang
perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank.Sehingga konsep tripple
bottom line  (TBL) tidak semata mata fokus kepada target profit
oriented  (keuntungan semata). Konsep ini juga mengindikasikan prioritas utama
perusahaan pada kepentingan stakeholder, ini menyangkut semua instrumen yang
terlibat dalam perusahaan. Jika dibedah, People  berimplikasi kepada aplikasi bisnis
yang mendukung kepentingan tenaga kerja. Termasuk melindungi dari berbagai
resiko dan kemungkinan yang menghilangkan hak pekerja, misalnya upah minimum,
lingkungan kerja yang sehat, hak cuti dan lain lain , termasuk upaya upaya untuk
mengembangkan dan mengup-grade kualitas SDM, baik bidang pendidikan maupun

178
kesehatan tenaga kerja. Planet   berarti memiliki tingginya awareness  terhadap
kondisi lingkungan, terutama yang berkaitan dengan konsumsi energi dari sumber
daya alam yang sudah semakin langka dan tidak bisa diperbarui, mengelola secara
cerdas limbah produksi terutama CO2 dan didaur ulang untuk menjadi produk yang
ramah lingkungan. Kegiatan yang selama ini mampu dilakukan dengan baik dan
sukses oleh The Body Shop dan diikuti oleh Starbuks dengan program Coffee and
Farmer Equity  (CAFE) upaya mengolah dan mengolah kopi dari rantai petani sampai
gerai kopi dengan tingkat awareness  yang tinggi terhadap dampak ekonomi, sosial
dan lingkungan. Program yang juga sudah diikuti oleh perusahaan produksi
makanan cepat saji Burger King, Unilever, produsen susu Nestle dan keju Kraft
Foods.Sementara Profit di sini, fokus dan aktifitas perusahaan tidak semata mata
mengejar keuntungan. Tetapi lebih berfokus kepada upaya menciptakan fair
trade dan ethical trade praktik bisnis yang fair dan beretika. Pada tahap-tahap awal,
upaya ini akan menyerap biaya yang sangat tinggi, apalagi beberapa perusahaan
menerapkan model peduli lingkungan ini untuk meredam tingginya gejolak
masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan yang menerima dampak langsung dari
limbah. Konsep Triple Bottom Line (TBL atau 3BL) yang dikenalkan pertama kali oleh
John Elkington pada tahun 1988 memperkenalkan konsep Triple Bottom Line (TBL
atau 3BL), People, Planet and Profit yang merupakan pilar utama yang menjadi tolak
ukur kesuksesan suatu perusahaan melalui tiga kriteria utama, yakni: ekonomi,
lingkungan, dan sosial. Konsep TBL ini banyak diaplikasikan perusahaan perusahaan
swasta dalam model kegiatan yang mengacu kepada penerapan tanggung jawab
sosial (Corporate Social Responsibility/ CSR). Konsep sosial serta upaya untuk bisa
mengkonvergensikan target perusahaan dengan tanggung jawab sosial dan
lingkungan sudah seharusnya menjadi bagian dari strategi perusahaan dan tidak
bisa terpisahkan.

15.5 Pentingnya Pengungkapan Sosial dan Lingkungan


Degaan (2000), Hasan (1998), Donaldson dan Preston (1995), dan Freedman
dan Reed (1998) dalam Chairi et.al (2014) menyatakan bahwa yang memotivasi
para manajemen perusahaan dengan sukarela mengungkapkan informasi sosial dan
lingkungan kepada stakeholders, adalah sebagai berikut;

179
1) Kemauan untuk mematuhi persyaratan yang termaktub dalam undang-undang.
2) Pertimbangan rasionalitas ekonomi (economic rationality). Atas dasar alasan
ini, praktik PSL memberikan keuntungan bisnis karena perusahaan melalkukan
hal yang benar.
3) Keyakinan dalam proses akuntabilitas untuk melaporkan. Manajer menyakini
bahwa orang memiliki hak yang tidak dapat dihindari untuk memperoleh
informasi yang memuaskan.
4) Kemauannya untuk mematuhi persyaratan yang disampaikan oleh kreditur
(lembaga pemberi pinjaman), dalam hubungannya dengan manajemen risiko.
5) Dalam rangka mematuhi harapan masyarakat, sebagai refleksi atas pandangan
terhadap ijin yang diberikan oleh masyarakat untuk operasi (kontrak sosial)
6) Sebagai konsekuensi dari ancaman terhadap legitimasi keberadaan
perusahaan. Misalnya, dengan pelaporan dapat dipandang sebagai respon
pemberitaan oleh media yang bersifat negatif.
7) Untuk mengelola kelompok stakeholders tertantu yang memiliki powerful.
8) Untuk menarik dana investasi. Dilingkungan internasional, “ ethical investment
fund merupakan bagian dari pasar modal yang semakin penting perannya.
9) Untuk mematuhi persyaratan industri, atau code of conduct tertentu. Seperti di
Australia memiliki Code for Environmental Mangement.
10) Untuk memperoleh penghargaan laporan tertentu. Terdapat berbagai
penghargaan yang diberikan oleh beberapa negara terhadap perusahaan,
apabila melaporkan kegiatan dibidang sosial dan lingkungan. Sebagai contoh
Association of Chartered Certified Accountant memberikan penghargaan
kepada perusahaan yang mengungkapkan aspek sosial dan lingkunag. Dengan
harapan diperolehnya penghargaan akan meningkatkan kepercayaan publik
terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Dengan memperhatikan pentingnya pengungkapan sosial dan lingkungan,
perusahaan di Indonesia merespon positif mengenai peraturan peraturan yang
terkait dengan sosial dan lingkungan. Sebagai ilustrasi bahwa perusahaan merespon
positif seperti kegiatan yang selama ini mampu dilakukan dengan baik dan sukses
oleh The Body Shop dan diikuti oleh Starbuks dengan program Coffee and
Farmer Equity  (CAFE) upaya mengolah kopi dari rantai petani sampai gerai kopi

180
dengan tingkat awareness  yang tinggi terhadap dampak ekonomi, sosial dan
lingkungan. Program yang juga sudah diikuti oleh perusahaan produksi makanan
cepat saji Burger King, Unilever, produsen susu Nestle dan keju Kraft Foods.
Pertanyaannya adalah pengungkapan sosial dan lingkungan sebagai pengungkapan
wajib atau sebagai pengungkapan sukarela?.

15.6 Manusia Berbudi Pekerti Luhur


15.6.1 Pengertian Manusia Budi Luhur
Manusia Budi luhur merupakan konsep manusia ideal, memiliki ciri-ciri dan
sikap yang universal. Ciri yg dimaksud adalah perilaku yang terpuji sehingga menjadi
teladan bagi orang lain. Hal ini sejalan dengan pengertian budi luhur, yaitu selalu
berpikir, bertutur, bersikap, dan berperilaku yang tinggi/mulia dan terpuji.

15.6.2 Ciri Ciri Budi Luhur (Nilai Nilai Kebudiluhuran)


Ciri – ciri manusia berbudi pekerti luhur sebagai berikut;
1. Adil
Memberikan kepada orang lain apa yang memang menjadi haknya pada saat
yang telah disepakati
Memperlakukan orang lain secara sama tidak membedakan mereka
berdasarkan senang atau tidaknya
Mempertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran bukan sekedar perasaan
dan berdasarkan semua aspek yang terkait
Dalam memutusakan hal-hal yang berisifat konflik, mempertimbangkan
informasi dan kepentingan dari semua pihak yang bersengketa.
2. Bersyukur
Mengungkapkan perasaan terhadap semua karunia yang diterima dari Tuhan
Yang Maha Pengasih. Perasaan ini dinyatakan dengan sikap hidup hemat dan
memanfaatkan apa yang diterima dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan
adanya.

181
3. Disiplin
Sikap yang yang menunjukkan ketaatan pada suatu hal yang telah menjadi
kesepakatan atau yang diniatkan. Hal yang telah menjadi kesepakatan adalah:
norma, nilai, dan aturan yang berlaku di masyarakat.
4. Tidak Egois
Sikap yang tidak mengutamakan kepentingan sendiri tetapi harus
memperhatikan apakah perilakunya menimbulkan manfaat pada orang lain.
5. Empati
Mampu memahami perasaan dan keinginan orang lain dan mampu
menempatkan diri pada posisi orang lain.
6. Jujur
Selalu berkata/berbuat sesuai dengan fakta dan obyektif sehingga dapat
dipercaya
7. Melaksanakan kewajiban
Selalu melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan sungguh-
sungguh tanpa menghitung apa yang menjadi haknya.
8. Membantu orang lain
Selalu memberi bantuan pada orang yang memerlukan dengan perasaan
bahagia
9. Menepati janji
Selalu melaksanakan apa yang telah diikrarkan, disanggupi, dan disepakati
10. Menghargai orang lain
Selalu menghargai pendapat dan karya orang lain atau menghargai profesi
11. Menghargai ciptaan Tuhan
Selalu menghargai dan memelihara semua ciptaan Tuhan dengan tidak
merusak tanpa alasan yang dapat dibenarkan, bahkan berusaha untuk
memelihara lingkungan.
12. Menghindari Konflik
Menghindari konflik dengan melakukan selalu berlaku sabar, tidak emosional,
menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak, dapat
menerima perbedaan pendapat dan berusaha memecahkan masalah dengan
musyawarah.

182
13. Menghindari larangan
Larangan dibuat dibuat untuk menghindari hal-hal yang berakibat buruk atau
tidak menyenangkan.
14. Menghormati hak asasi manusia
Menhormati hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, misalnya hak hidup
layak dan hak melaksanakan ajaran agamanya.
15. Menghormati hak orang lain
Memberikan kepada orang lain apa yang menjadi hak mereka dan tidak
menunda pemberian hak yang harus disampaikan kepada orang lain serta
memeberi kesempatan kepada orang lain agar tidak tidak saling berubut dan
ada yang mengalah.
16. Mengingat kebaikan orang lain
Mengingat kebajikan yang telah diberikan oleh orang lain dan berusaha untuk
selalu membalasnya, tetapi selalu melupakan kebajikan yang telah
diperbuatnya untuk orang lain dan tidak berharap membalasnya.
17. Menjaga martabat
Menjaga martabat dapat dilakukan dengan selalu bersikap, bertutur kata,
berperilaku, dan berpenampilan yang pantas sesuai dengan norma yang
belaku, serta tidak mengundang orang lain untuk berpikir dan berbuat yang
tidak sopan.
18. Tidak menyakiti oran lain
Menjaga perilaku dari sikap menimbulkan sakit hati pada orang lain
19. Peduli terhadap lingkungan
Kepedulian terhadap lingkungan akan menjaga tempat dimana manusia hidup
serta melestarikan kenyamanan hidup manusia disamping dapat mencegah
kerusakan alam.
20. Rendah hati
Sifat yang tidak menonjolkan diri sendiri serta dapat menerima dan mengakui
kelebihan orang lain dan kekurangan diri sendiri.

183
21. Rukun
Kondisi harmonis dalam masyarakat dimana anggota masyarakat saling
membantu, gotong royong, saling menghormati, menyelesaikan masalah
secara musyawarah, dan menghindari konflik.
22. Sabar
Sifat yang selalu dapat mengendalikan diri secara emosional.
23. Sederhana
Sikap hidup yang tidak mengutamakan hal-hal yang bersifat duniawi, tidak
suka pamer, tidak boros dan berlebihan, tidak mudah merasa kekurangan agar
hidupnya tenang.
24. Sopan
Selalu menjaga sikap, tutur kata, perilaku dan penampilan di depan orang lain,
tidak membuat sakit hati orang lain, dan menghargai orang lain.
25. Obyektif
Seseorang yang mengemukakan pendapat selalu dilandasi fakat dan alasan
yang masuk akal dan bukan pendapat pribadi.
26. Teladan
Berbuat baik dan mendorong orang lain juga untuk berbuat baik.
27. Wewenang
Wewenang diperoleh dari pihak lain untuk mengimbangi tugas dan kewajiban
yang harus diemban. Manusia berbudi luhur akan menghindari penyalahgunaan
wewenan.
28. Tidak munafik
Munafik adalah perilaku yang tidak konsisten dengan apa yang diucapkan
29. Tidak mengambil milik orang lain.
Tidak mengingini, mengambil atau memiliki sesuatu yang bukan menjadi
haknya untuk keuntungan sendiri.

184
Rangkuman
Pengungkapan lingkungan dan sosial (PSL) merupakan pengungkapan informasi
tentang lingkungan dan sosial yang dilakukan oleh perusahaan kepada para
pengguna (stakeholders). Dengan dikomunikasikannya pengungkapan lingkungan
dan sosial kepada stakeholders akan meningkatkan kepercayaannya kepada
perusahaan. Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan PSL adalah (1)
profitabilitas dan kinerja keuangan perusahaan akan semakin kokoh; (2)
meningkatnya akuntanbilitas dan apresiasi positif dari komunitas investor, kreditor,
pemasok, dan konsumen; (3) meningkatnya komitmen etos kerja, efisiensi dan
produktivitas karyawan; (4)   menurunnya kerentanan gejolak sosial dan resistensi
komunitas sekitar karena merasa diperhatikan dan dihargai perusahaan; (5)
meningkatnya reputasi, corporate branding, goodwill (intangible asset) dan nilai
perusahaan dalam jangka panjang. Kaitannya dengan PSL, diperlukan akuntansi
social, yaitu; akuntansi yang diartikan (1) mengidentifikasi/ menganalisa, mengukur
dan mengakui transaksi yang berkaitan dengan aspek sosial dan lingkungan, (2)
menyusun, mengungkapkan, dan mengkomunikasikan transaksi lingkungan dan
sosial kepada para penggunanya. Dalam mengoperasionalkan sosial dan lingkungan
dengan mengacu Triple Bottom Line (TBL) atau Triple P (People, Planet  dan Profit).
Laporan keberlanjutan disusun berdasar teori triple bottom line  yaitu evaluasi kinerja suatu
perusahaan dilakukan melalui kombinasi aspek pengungkapan ekonomi, lingkungan, dan
sosial. Pelaporan keberlanjutan ini berpotensi memberikan informasi penting untuk analisis
bisnis yang tidak dilaporkan dalam laporan keuangan. P ara manajemen perusahaan
dengan sukarela mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan kepada
stakeholders, termotivasi hal hal sebagai berikut; (1) Kemauan untuk mematuhi
persyaratan yang termaktub dalam undang-undang, (2). Pertimbangan rasionalitas
ekonomi (economic rationality). Atas dasar alasan ini, praktik PSL memberikan
keuntungan bisnis karena perusahaan melalkukan hal yang benar, (3). Keyakinan
dalam proses akuntabilitas untuk melaporkan. Manajer menyakini bahwa orang
memiliki hak yang tidak dapat dihindari untuk memperoleh informasi yang
memuaskan, (4) Kemauannya untuk mematuhi persyaratan yang disampaikan oleh
kreditur (lembaga pemberi pinjaman), dalam hubungannya dengan manajemen
risiko, (5). Dalam rangka mematuhi harapan masyarakat, sebagai refleksi atas

185
pandanganterhadap ijin yang diberikan oleh masyarakat untuk operasi (kontrak
sosial), (6). Sebagai konsekuensi dari ancaman terhadap legitimasi keberadaan
perusahaan. Misalnya, dengan pelaporan dapat dipandang sebagai respon
pemberitaan oleh media yang bersifat negatif, (7). Untuk mengelola kelompok
stakeholders tertantu yang memiliki powerful, (8). Untuk menarik dana investasi.
Dilingkungan internasional, “ethical investment fund merupakan bagian dari pasar
modal yang semakin penting perannya, (9). Untuk mematuhi persyaratan industri,
atau code of conduct tertentu. Seperti di Australia memiliki Code for Environmental
Mangement, (10). Untuk memperoleh penghargaan laporan tertentu. Terdapat
berbagai penghargaan yang diberikan oleh beberapa negara terhadap perusahaan,
apabila melaporkan kegiatan dibidang sosial dan lingkungan. Sebagai contoh
Association of Chartered Certified Accountant memberikan penghargaan kepada
perusahaan yang mengungkapkan aspek sosial dan lingkungan.

Latihan
Jawablah pertanyaan pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas.
1. Berikan penjelasan anda mengenai pengertianpengungkapan sosial dan
lingkungan
2. Berikan contoh perusahaan Indonesia yang telah melaksanakan CSR
3. Jelaskan yang anda ketagui mengenai Triple Bottom Line (TBL) 
4. Sebut dengan jelaskan ruang lingkup dari akuntansi pertanggungjawaban
sosial
5. Jelaskan yang dimaksud dengan akuntansi pertanggungjawaban sosial
6. Berikan penjelasan anda bahwa manfaat pengungkapan sosial dan lingkungan
adalah (a) profitabilitas dan kinerja keuangan perusahaan akan semakin
kokoh; (b) meningkatnya akuntanbilitas dan apresiasi positif dari komunitas
investor, kreditor, pemasok, dan konsumen.
7. Berikan penjelasan anda bahwa manfaat pengungkapan sosial dan lingkungan
adalah (a)meningkatnya komitmen etos kerja, efisiensi dan produktivitas
karyawan; (b)   menurunnya kerentanan gejolak sosial dan resistensi
komunitas sekitar
8. Berikan penjelasan anda bahwa manfaat pengungkapan sosial dan lingkungan

186
adalah (a) meningkatnya reputasi
9. Berikan penjelasan anda pentingnya pengungkapan sosial dan lingkungan
menurut Degaan (2000) (a) Kemauan untuk mematuhi persyaratan yang
tecantum dalam undang-undang. (b). Pertimbangan rasionalitas ekonomi
(economic rationality).
10. Berikan penjelasan anda pentingnya pengungkapan sosial dan lingkungan
menurut Degaan (2000) (a). Kemauannya untuk mematuhi persyaratan yang
disampaikan oleh kreditur (b). mematuhi harapan masyarakat (kontrak sosial)
11. Jelaskan bagaimana praktik jujur dalam mengikuti ujian akhir semester
12. Jelaskan bagaimana paraktik sabar dalam hubungannya dengan keluarga
(orang tua, adik, dan kakak)
13. Jelaskan bagaimana praktik bersyukur dalam hubungannya dengan teman
sekampus
14. Jelaskan bagaimana praktik toleransi dalam hubungannya dengan saat anda
mengerjakan tugas kelompok
15. Berikan pandangan anda kendala/hambatan dalam mempraktikkan nilai nilai
kebudiluhuran dalam kehidupan dimasyarakat.

187

Anda mungkin juga menyukai