kerja imbalan
Pajak tangguhan
Ketentuan jangka panjang
Kewajiban lancar
Hutang usaha
Derivatif
Pinjaman jangka pendek
Bagian jangka pendek dari
Dana
1
pensiun
dapat
seluruhn
ya
dibiayai,
sebagia
didanai
atau
tidak
didanai.
Sepenuh
nya
didanai
rencana
memiliki
kas yang
cukup
atau
investas
2
i untuk
memenu
hi
kewajib
an dana
untuk
anggota.
Sebalik
nya,
rencana
didanai
tidak
memiliki
uang
tunai
atau
investas
i untuk
menutup
i potensi
3
pembay
aran di
bawah
rencana.
Sejauh
yang
jumlah
yang
diseleng
garakan
di
percaya
dan
yang
dibayar
kan ke
dana
pensiun
tidak
cukup
4
untuk
memenu
hi
kewajib
an
berdasa
rkan
program
saat
mereka
jatuh
tempo,
dana
pensiun
adalah
kekuran
gan
dana.
Karena
dana
5
pensiun
adalah
badan
hukum
yang
terpisah
mungkin
akan
diangga
p bahwa
komitme
n tidak
didanai,
rencana
bukan
merupak
an
kewajib
an dari
6
sebuah
perusah
aan
atasan
yang
membay
ar ke
dana
pensiun.
Namun,
bisa
dikatak
an
bahwa
perusah
aan
memiliki
kewajib
an yang
adil
7
untuk
memenu
hi
komitme
n tidak
didanai
dan
karenan
ya,
memiliki
kewajib
an.
Untuk
menduk
ung
argumen
ini,
Whittre
d,
Zimmer
8
dan
Taylor
menawa
rkan
contoh
sebuah
perusah
aan yang
memung
kinkan
superan
nuation
disponso
ri
default
dana
dan
menderi
ta
kehilang
9
an
reputasi
dalam
Tenaga
Kerja
dan
pasar
lain
sebagai
konseku
ensinya,
sehingg
menimb
ulkan
suatu
pengorb
anan
manfaat
ekonomi
10
.
Meskipu
beberap
perusah
aan
tradisio
nal
belum
mengaku
komitme
didanai
sebagai
kewajib
an,
dalam
kerangk
11
a dan
IAS
37/AAS
B 137
sulit
untuk
berpend
apat
bahwa
mereka
bukan
merupak
an
kewajib
an.
Masalah
lainnya
berkaita
dengan
12
kapan
harus
mengaku
kewajib
an untuk
pensiun
(tabung
an hari
tua)
pembay
aran.
Apakah
Seba
gai
jasa
kary
awan
yang
13
mem
buat
gaga
san
adala
bahw
pemb
ayar
an
adala
bent
uk
komp
ensa
si
yang
14
diter
ima
oleh
kary
awan
pada
saat
pemb
erian
jasa.
Nam
un,
diba
yark
an di
masa
depa
n,
setel
ah
15
pensi
un.
Ketik
kary
awan
pensi
un?
Bila
dana
yang
dibut
uhka
untu
mem
buat
pemb
ayar
16
an
berd
asar
kan
prog
ram
pensi
un?
Dana
pensiun
dapat
diangga
sebagai
janji
oleh
entitas
untuk
member
17
ikan
pensiun
kepada
karyawa
sebagai
imbalan
jasa
masa
lalu dan
saat ini.
manfaat
pensiun
adalah
bentuk
kompens
asi
ditangg
uhkan
ditawar
18
kan oleh
perusah
aan
dalam
pertuka
ran
untuk
pelayana
n oleh
karyawa
n yang
telah
memilih,
baik
implisit
maupun
eksplisit
, untuk
menerim
19
kompens
asi yang
lebih
rendah
saat di
kembali
untuk
pembay
aran
pensiun
di masa
depan.
Ini
manfaat
pensiun
yang
diterima
oleh
karyawa
n, dan
20
biaya
mereka
mencata
t selama
bertahu
n-tahun
jasa
diberika
n. Acara
lalu
kritis
adalah
jasa
oleh
karyawa
n dan,
oleh
karena
itu,
kewajib
21
an
muncul
bagi
mereka
manfaat
pensiun
yang
belum
didanai.
Studi
kasus
8.2
mengang
gap
masalah
yang
berhubu
ngan
dengan
akuntan
22
si
pensiun
(pensiun
) di
kerajaa
bersatu
dan
Australi
dengan
fokus
pada
pensiun
(pensiun
kewajib
an dari
sejumla
23
perusah
aan yang
terdaft
ar
besar.
Ketentu
an dan
kontinje
nsi
Ketentu
an dan
kontinje
nsi
terjadi
di mana
ada
kabur
batas
antara
24
kewajib
an
sekaran
g dan
masa
depan.
IAS
37/AAS
B 137
Diestim
asi,
Kewajib
an
Kontinje
nsi dan
Aset
Kontinje
nsi
mengaku
25
tumpang
tindih
definisi
dalam
ayat 12,
ketika
menyata
kan
bahwa
semua
ketentu
an yang
kontinge
n karena
mereka
tidak
yakin
dalam
waktu
atau
26
jumlah.
Mencob
a untuk
membed
akan
antara
sekaran
g, masa
depan
dan
potensi
(atau
kontinje
n)
kewajib
an tidak
seseder
hana
mungkin
muncul.
27
Perbeda
an
tergant
ung
derajat
besar
pada
sifat
dari
'peristi
wa masa
lalu'
IAS
37/AAS
B 137
ayat 10
mendefi
nisikan
kewajib
an
28
kontinje
nsi
sebagai:
a)
kewaj
iban
kemu
ngkin
an
yang
timbu
l dari
peris
tiwa
masa
lalu
dan
yang
keber
adaan
29
nya
akan
dikon
firma
si
hanya
denga
terja
dinya
atau
tidak
terja
dinya
satu
atau
lebih
peris
tiwa
masa
30
depan
pasti
tidak
sepen
uhnya
dalam
kenda
li
entit
as,
atau
kewaj
iban
kini
yang
timbu
l dari
peris
tiwa
masa
31
lalu
tetap
tidak
diakui
karen
a:
o Hal
ini
tid
ak
mu
ng
kin
ter
se
but
me
nga
kib
32
atk
an
aru
kel
uar
ata
su
mb
er
da
ya
yan
me
mil
iki
ma
nfa
33
at
ek
ono
mi
yan
dib
utu
hk
an
unt
uk
me
ny
ele
sai
kan
ke
wa
jib
34
an
ter
se
but
ata
o Ju
mla
ke
wa
jib
an
tid
ak
da
pat
diu
kur
35
de
nga
ke
an
dal
an
yan
cuk
up.
Kriteria
IAS
37/AAS
B 137
ayat
pengaku
an 14
untuk
ketentu
36
an-
ketentu
an
sesuai
dengan
kriteria
Kerangk
pengaku
an
kewajib
an.
Dengan
demikia
n,
kewajib
an dan
ketentu
an
diijinkan
37
menjadi
diakui
hanya
jika ada
kewajib
an kini,
besar
kemung
kinan
bahwa
suatu
arus
keluar
sumber
daya
yang
memiliki
manfaat
ekonomi
yang
38
dibutuh
kan
untuk
menyele
saikan
kewajib
an, dan
jumlah
kewajib
an
tersebu
t dapat
diukur
secara
andal.
Kewajib
an
kontinje
nsi
tidak
39
memenu
hi
kriteria
tersebu
t (sama
seperti
aktiva
kontinje
nsi
tidak
memenu
hi
kriteria
untuk
diakui
sebagai
aset).
Oleh
karena
itu, ayat
40
27 dari
IAS
37/AAS
B 137
kategori
menyata
kan
bahwa
kewajib
an
kontinje
nsi yang
tidak
diakui
dalam
laporan
keuanga
n. PSAK
37 saat
41
ini
sedang
dikaji
oleh
IASB
sebagai
bagian
dari
proyek
Kewajib
an.
Salah
satu
proposal
adalah
untuk
menghil
angkan
'ketent
uan'
42
syarat
dan
'kewajib
an
kontinje
nsi'
menggan
tinya
dengan
'non-
keuanga
n.
Proposal
bertuju
an untuk
memperl
uas dan
memper
jelas
penerap
43
an IAS
37,
namun,
seperti
biasa,
proposal
telah
menerim
tanggap
an
beragam
dari
stakehol
der.
Pengaru
h IAS
37
adalah
untuk
44
membat
asi
penggun
aan
ketentu
an.
Sebagai
contoh,
sebuah
perusah
aan
dapat
memper
timbang
kan
bijaksan
a untuk
membua
penyisih
45
an
kerugian
yang
tidak
diasuran
sikan
(yaitu
proses
self-
mengasu
ransikan
),
Namun,
kewajib
an tidak
dapat
diakui
berdasa
rkan
PSAK
46
37
sampai
terjadin
ya suatu
peristiw
a yang
memerlu
kan
pengorb
anan
aset
oleh
pelapora
entitas.
Contoh
lain
berkaita
'penyisi
47
han
kerugian
' atau
sebuah
'penyisi
han
untuk
restruk
turisasi'
yang
dapat
dibuat
sebagai
berikut
kinerja
yang
buruk.
Karena
tidak
ada
48
kewajib
an yang
ada
kepada
pihak
ekstern
al
(misalny
komitme
n untuk
mentran
sfer
sumber
daya
dari
entitas
ke pihak
ekstern
al yang
49
tidak
dapat
dihindar
i)
ketentu
an
tersebu
t tidak
akan
diizinka
n dalam
Kerangk
a atau
standar
saat ini.
Tentu
saja,
ada
keadaan
ketika
50
penggun
informa
si
keuanga
n ingin
tahu
tentang
potensi
kerugian
atau
pengelu
aran.
PSAK
37
menyata
kan
bahwa
dalam
beberap
51
a
keadaan
catatan
ke
rekenin
diperluk
an
karena
pengeta
huan
tentang
kewajib
an yang
relevan
bagi
penggun
laporan
keuanga
52
n dalam
membua
t dan
mengeva
luasi
keputus
an
mengen
ai
alokasi
sumber
daya
yang
langka.
Artinya,
penyele
saian
masa
depan
mungkin
53
diperluk
an,
tetapi
diperkir
akan
kemung
kinan
tidak
cukup
tinggi
untuk
menjami
pengaku
an
formal.
Tes
probabil
itas
subyekt
54
if
member
ikan
kesempa
tan bagi
perusah
aan
untuk
mengec
ualikan
kewajib
an dari
laporan
keuanga
mereka.
Namun,
kewajib
an tetap
harus
55
diungka
pkan
ketika
pengeta
huan
dari
mereka
cenderu
ng
mempen
garuhi
pengam
bilan
keputus
an
penggun
a. Teori
dalam
aksi 8.3
member
56
ikan
contoh
dari
catatan
kewajib
an
kontinje
nsi dari
Public
Transpo
rt
Authori
ty of
Wester
Australi
a (badan
sektor
publik).
Ini
57
adalah
latihan
yang
berguna
untuk
memper
timbang
kan
tingkat
pengung
kapan
termasu
k dalam
catatan
dan
alasan
yang
telah
disediak
an.
58
Pemili
ui
ekuitas
Pemilik
'adalah
ketiga
dari
konsep-
konsep
dasar
akuntan
si
ditangk
59
ap
dalam
persama
an
akuntan
si. Ini
merupak
an
aktiva
bersih
(aktiva
dikuran
gi
kewajib
an) dari
entitas
(P = AL).
demikia
n,
pemilik
60
ekuitas
(atau
usaha)
menang
kap
pemilik
'klaim
terhada
p aktiva
bersih
entitas,
entitas
yang
tidak
memiliki
kewajib
an
lancar
membay
ar. Ini
61
mewakili
kepenti
ngan
pemilik
'atau
modal
dalam
perusah
aan.
ekuitas
Pemilik
'(bunga
sisa)
adalah
sebuah
klaim
atau
kanan
ke
aktiva
62
bersih
entitas.
Kerangk
mendefi
nisikan
ekuitas
dalam
ayat 49
(C)
sebagai
berikut:
Ekuitas
'adalah
kepenti
ngan
sisa
dalam
aset
perusah
63
aan
setelah
dikuran
gi semua
kewajib
annya.
Oleh
karena
itu,
ekuitas
pemilik
'tidak
kewajib
an untuk
pengalih
an aset,
namun
klaim
sisa.
Selanjut
64
nya, hal
itu
tidak
dapat
didefini
sikan
secara
terpisah
dari
aktiva
dan
kewajib
an.
Dengan
demikia
n,
definisi
aset dan
kewajib
an yang
65
harus
disepak
ati
sebelum
definisi
ekuitas
dapat
diselesa
ikan dan
diterap
kan
dalam
arti
teoritis
atau
praktis
suara.
Sebagai
hasil
dari
66
sifat
residu,
jumlah
yang
ditampil
kan
dalam
neraca
sebagai
mewakili
ekuitas
tergant
ung
pada
tidak
hanya
aset dan
kewajib
an yang
diakui
67
tetapi
juga
bagaima
na
mereka
diukur.
Sebagai
contoh,
asumsik
an
sebuah
Perusah
aan A
melakuk
an
revaluas
i atas
aktiva
sesuai
IAS
68
16/AAS
B 116
Aktiva
Tetap
tetapi
Perusah
aan B,
yang
memega
ng aset
identik,
tidak.
Perusah
aan A
akan
melapor
kan aset
yang
lebih
tinggi
69
dan
ekuitas
dari
Kantor
B.
Pert
anyaan
mendasa
r yang
harus
ditangan
i dalam
mencapa
i jumlah
ekuitas
adalah
apakah
item
merupak
an
70
kewajib
an atau
ekuitas
entitas.
Ada dua
fitur
penting
yang
dapat
memban
tu kita
untuk
membed
akan
antara
kewajib
an dan
ekuitas
pemilik.
Mereka
71
adalah:
• Hak
para
pihak
Substan
si
ekonomi
pengatu
ran
Hak
hukum
adalah
pertimb
angan
yang
sangat
penting.
Namun,
mereka
72
tidak
boleh
menjadi
dasar
satunya
perbeda
an
antara
kreditur
dan
pemilik.
Setelah
semua,
definisi
kewajib
an
termasu
kewajib
an
73
konstru
ktif dan
adil
serta
kewajib
an
hukum.
Alasan
lain
adalah
bahwa
sudut
pandang
hukum
terlalu
sempit
fokus
yang
akan
berguna
74
dalam
mencapa
i tujuan
keputus
an
kegunaa
akuntan
si. Oleh
karena
itu,
substan
si
ekonomi
juga
harus
dipelaja
ri.
H
75
k
pi
satu
fitur
dari hak
yang
diberika
kepada
para
pihak
baik
oleh
76
hukum
atau
oleh
kebijaka
perusah
aan
berkaita
dengan
priorita
s hak
untuk
(kembali
dibayar
dalam
hal
badan
tersebu
77
t
ditutup.
Secara
hukum,
untuk
kepemili
kan
tunggal
atau
kemitra
an,
kreditur
mempun
yai
klaim
pada
pemilik
(s) dan,
untuk
korpora
78
si,
tuntuta
terhada
perusah
aan.
Namun,
dalam
teori
akuntan
si, tidak
peduli
apa
bentuk
hukum
organisa
si,
entitas
diakui
79
sebagai
unit
akuntabi
litas.
Oleh
karena
itu,
kreditur
mempun
yai
klaim
atas
entitas
dan
dengan
demikia
terhada
p aset.
Kredito
80
r
memiliki
hak-hak
berikut:
Penyel
esaian
klaim
merek
denga
tangga
terten
tu
melalui
pengali
han
aset
81
(baran
g atau
jasa)
• Priorit
as dari
pemili
dalam
penyel
esaian
klaim
merek
dalam
likuida
si
erhatika
n bahwa
klaim
82
kreditur
terbata
s pada
jumlah
tertent
u (yang
mungkin
berbeda
dari
waktu
ke
waktu
sesuai
dengan
persyar
atan
perjanji
an).
Sebalik
nya,
83
pemilik
memiliki
kepenti
ngan
sisa
saja,
walaupu
dengan
pengatu
ran
kontrak
kelas
yang
berbeda
dari
pemilik
mungkin
memiliki
priorita
84
s yang
berbeda
dalam
pengem
balian
modal.
spek
lain dari
hak
kreditur
dan
pemilik
berkaita
dengan
penggun
aan aset
atau ke
operasi
85
bisnis.
Kredito
r tidak
memiliki
hak
untuk
menggun
akan
aset
dari
perusah
aan lain
selain
yang
dirinci
dalam
kontrak.
Kecuali
secara
tidak
86
langsung
dalam
beberap
a kasus,
mereka
tidak
memiliki
hak
dalam
proses
pengam
bilan
keputus
an
dalam
operasi
bisnis.
Dalam
cara
yang
87
terbata
s,
dengan
kontrak,
mereka
mungkin
menggan
ggu
operasi
dengan
mensyar
atkan
bahwa
saldo
laba
dibatasi
, atau
bahwa
aset
diberika
88
n tidak
akan
dijual
tanpa
persetu
juan
mereka.
Di sisi
lain,
pemilik
mempun
yai hak
atau
wewena
ng untuk
menjala
nkan
usahany
a.
S
89
u
si
Baik
kewajib
an dan
ekuitas
pemilik
'mewaki
90
li klaim
terhada
entitas.
Semua
pengadu
terhada
entitas
menangg
ung
risiko
kerugian
, tetapi
karena
klaim
sebelum
nya
kreditur
, risiko
91
mereka
lebih
rendah
dari
pemilik.
Pemilik
harus
menangg
ung
kerugian
yang
berasal
dari
kegiatan
perusah
aan.
Mereka
membaw
a beban
risiko
92
dalam
bisnis.
Dalam
setiap
perusah
aan,
tingkat
risiko
kreditur
dan
pemilik
tergant
ung
pada
hak-hak
mereka.
Dengan
demikia
n,
perbeda
93
an
utama
antara
hak
kreditur
dan
pemilik
adalah
bahwa
kreditor
memiliki
hak
untuk
pemuki
man,
sedangk
an
pemilik
memiliki
hak
94
untuk
berparti
sipasi
dalam
keuntun
gan
(residua
l).
Perbeda
an ini
mencer
minkan
risiko
ekonomi
dan
fitur
pengem
balian
dua
jenis
95
klaim:
kreditor
menangg
ung
risiko
kurang
dan
mendap
atkan
imbalan
yang
relatif
tetap
(bunga
dan
pelunasa
pokok),
sedangk
an
96
pemilik
menangg
ung
risiko
yang
lebih
besar
dan
karenan
ya
mendap
atkan
variabel
(dan
sering
lebih
tinggi)
tingkat
pengem
balian
97
melalui
partisip
asi
mereka
dalam
keuntun
gan.
Member
ikan
represe
ntasi
diagram
hubunga
n antara
substan
si
ekonomi
dan hak.
K
98
n
al
Akuntan
si
ekuitas
dipenga
ruhi
oleh
resep
hukum.
Sebagai
contoh,
di
Inggris
99
Raya
dan
hukum
perusah
aan
Australi
termasu
undang-
undang
yang
berkaita
dengan
akuntan
si untuk
modal.
Terpent
ing
100
adalah
kebutuh
an
'pemelih
araan
modal',
yang
menuntu
t bahwa
perusah
aan
memper
tahanka
n utuh
awal
mereka
(dan
berikut
nya)
basis
101
modal.
Kerangk
mengaku
i bahwa
baik
atau
tidak
perusah
aan
memper
tahanka
n modal
yang
utuh
merupak
an
fungsi
tidak
hanya
102
dari
definisi
ekuitas
sebagai
suatu
kepenti
ngan
sisa
dalam
suatu
entitas,
tetapi
juga
konsep
modal.
Modal
dapat
dikonse
ptualisa
sikan
103
sebagai
uang
ditemuk
an atau
ditemuk
an daya
beli
(modal
keuanga
n) atau
sebagai
kapasita
produkti
f dari
entitas
(modal
fisik).
Selanjut
nya,
104
modal
dapat
diukur
di kedua
satu
dolar
nominal
atau
daya
beli
('nyata'
) skala.
Berbaga
kombina
si dari
konsep
modal
dan
skala
105
penguku
ran yang
digunak
an
dalam
model
yang
berbeda
yang
mengha
silkan
ukuran
yang
berbeda
dari
modal
dalam
keadaan
yang
identik.
106
Kerangk
a tidak
member
ikan
panduan
tentang
model
mana
yang
paling
sesuai,
tetapi
tidak
mengaku
i dalam
paragra
f 108
dan 109
bahwa
perusah
107
aan akan
membut
uhkan
jumlah
yang
berbeda
untuk
memper
tahanka
sumber
daya
untuk
memper
tahanka
konsep
yang
berbeda
dan
108
ukuran
modal.
ujuan
lain
persyar
atan
perawat
an
modal
adalah
untuk
melindu
ngi
kreditur
dengan
member
ikan
sebuah
'bantal'
109
atau
'buffer'
Misalny
a, suatu
entitas
memiliki
tidak
lebih
dari
ibukota
Leal
sebesar
10.000.
jika
jumlah
aktiva
adalah
110
100.000
, ini
berarti
bahwa
jumlah
kewajib
an
kepada
90,000.
ini
adalah:
=L+P
100.000
= $
90.000
+ $
10.000
111
Jika
entitas
itu
harus
dilikuida
si dan
nilai
tercata
t aktiva
menyad
ari
hanya $
80.000,
ada
akan
cukup
untuk
membay
ar
kreditur
112
. Hal ini
dimungk
inkan
karena
adanya
modal
sebesar
10.000.
tanpa
itu,
kreditur
tidak
akan.
Dibayar
lunas.
Modal
bukan
jaminan
untuk
113
perlindu
ngan
kreditur
, tetapi
tidak
menawa
rkan
keamana
beberap
a.
Pentingn
ya
cadanga
n modal
disorot
dalam
krisis
perbank
an dan
114
likuidita
s 2007-
2008.
Kl
si
fi
si
al
Perbeda
an
antara
kontribu
si dan
memper
115
oleh
modal
adalah
salah
satu
yang
akuntan
menemu
kan
berguna
Alasann
ya
adalah
untuk
menjaga
memisa
hkan
nilai
investas
116
i dari
jumlah
yang
diinvest
asikan
kembali.
Yang
pertama
adalah
karena
transak
si
pembiay
aan,
sedangk
an surat
ini
berasal
dari
aktivita
117
s laba-
diarahk
an.
Saldo
laba,
atau
laba
dicadan
gkan,
memben
tuk
modal
diperole
h.
Saldo
laba
dapat
disesuai
kan
118
untuk
tujuan
tertent
u. Ingat
bahwa
saldo
aktiva
produkti
f tidak
dalam
diri
mereka
sendiri
dan oleh
karena
itu
alokasi
dana
cadanga
n ke
119
rekenin
cadanga
n khusus
tidak
merupak
an
aktiva
tertent
u. Pada
tahun
1950,
sebuah
komite
khusus
dari
America
Associa
tion
120
Akuntan
si
menjela
skan
bahwa
alokasi
berasal
dari tiga
jenis:
M
di
121
r
nj
el
122
n
bi
ja
aj
ri
al
123
n
ei
si
124
n
M
di
125
n
si
di
vi
126
e
ai
di
ol
127
e
tr
M
128
e
ri
129
gi
di
ti
si
si
Komite
ini
menyata
kan
sebagai
berikut
J
130
e
ni
rt
ti
ti
131
e
ai
uj
132
nj
di
ai
di
je
la
133
d
al
si
di
134
a
la
in
U
ti
a,
135
ni
ti
di
ki
ni
136
e
ni
le
bi
ai
137
a
al
si
U
ti
138
p
ti
a,
it
139
r
ri
si
al
ti
rl
140
a
ri
141
t
le
bi
k.
142
it
in
al
143
o
si
ti
ol
144
r
hi
145
a
n.
di
ki
bi
di
146
p
ai
al
si
147
p
di
148
n
al
si
ai
149
c
gi
ju
150
la
di
di
vi
151
d
n,
ik
ia
152
u
gi
el
ol
153
p
154
ti
di
vi
di
155
r
n.
156
e
si
aj
157
e
158
a
ai
f.
si
159
o
tr
ib
si
ol
160
d
al
ti
di
ja
161
k
tr
si
ti
162
k
ja
pi
al
163
ri
in
i.
ai
h,
164
di
vi
(d
iv
id
ai
'
165
is
r'
al
al
si
166
s
167
a
al
kl
si
fi
si
ri
168
n
di
ol
nj
di
al
169
m
ri
tr
ib
si
P
170
e
ui
171
t
Berd
asarkan
kriteria
definisi
dan
pengaku
an
dibahas
dalam
bab ini,
kita
dapat
setuju
bahwa
saham
yang
dikeluar
172
kan
untuk
memben
tuk
bagian
investor
dari
ekuitas
dan
pinjama
n dari
kreditur
merupak
an
kewajib
an.
Namun,
pertany
aan
diajukan
173
tentang
instrum
en
hibrida
yang
memiliki
karakte
ristik
dari
kedua
hutang
dan
ekuitas.
Sebagai
contoh,
saham
prefere
nsi
secara
tradisio
174
nal
diangga
sebagai
modal
dan,
karena
itu,
sebagai
bagian
dari
ekuitas
pemilik
', tetapi
mereka
memiliki
karakte
ristik
yang
juga
175
menyela
raskan
mereka
dengan
kewajib
an,
seperti
berikut:
Mere
ka
adala
tetap
klaim
Mere
ka
mung
kin
176
tidak
berpa
rtisip
asi
dalam
divide
n lain
dari
pada
tingk
at
pra-
terte
ntu
(mirip
denga
bunga
177
Mere
ka
memil
iki
priori
tas
atas
saha
biasa
dalam
penge
mbali
an
modal
(sepe
rti
halny
kewaj
178
iban)
Mere
ka
umum
nya
melak
ukan
tidak
memil
iki
hak
suara
Mes
kipun
mereka
adalah
saham
disebut,
kemung
179
kinan
bahwa
mereka
kadang-
kadang
memenu
hi
definisi
kewajib
an, dan
harus
diklasifi
kasikan
sebagai
kewajib
an.
Klasifik
asi
instrum
en
180
keuanga
sebagai
kewajib
an atau
ekuitas
memiliki
efek
luar
neraca
sejak
klasifika
si
menentu
kan
apakah
bunga,
dividen,
kerugian
atau
181
keuntun
gan yang
berhubu
ngan
dengan
instrum
en yang
diakui
sebagai
pendapa
tan atau
beban
dalam
menghit
ung laba
bersih,
atau
apakah
mereka
diperlak
182
ukan
sebagai
distribu
si dari
keuntun
gan
dihitung
Distribu
si
bunga,
dividen,
kerugian
dan
keuntun
gan yang
terkait
dengan
instrum
en
183
keuanga
n atau
kompon
en dari
instrum
en
keuanga
n yang
kewajib
an
diakui
sebagai
pendapa
tan atau
beban.
Sebalik
nya,
distribu
si
kepada
184
pemega
ng
instrum
en
ekuitas
diperlak
ukan
sebagai
pembagi
an
keuntun
gan
setelah
mereka
telah
dihitung
Tuju
an
membed
185
akan
antara
pemilik
modal
dan
kewajib
an
adalah
untuk
meningk
atkan
manfaat
informa
si bagi
pengam
bilan
keputus
an.
pertany
aan
186
menarik
yang
diajukan
tentang
bagaima
na
investor
melihat
efek
hibrida
yang
disebut,
yang
mengga
bungkan
kedua
fitur
hutang
dan
ekuitas
187
seperti
catatan
konversi
, saham
prefere
nsi
ditebus
dan
hutang
subordi
nasi.
IASB
menging
inkan
perbeda
an yang
lebih
baik
antara
instrum
188
en
ekuitas
dan non-
ekuitas.
Titik
awalnya
adalah
gagasan
bahwa
semua
instrum
en abadi
adalah
modal.
Selain
itu,
instrum
en
dipertu
karkan
189
sesuai
dengan
pilihan
penerbi
t akan
ekuitas.
Sebalik
nya,
kewajib
an
adalah
wajib
diuangk
an pada
tanggal
tertent
u atau
tanggal
atau
pasti
190
terjadi.
Peny
elesaian
utang
Utan
mungkin
diselesa
ikan
dengan
cara lain
selain
dengan
pembay
aran
langsung
atau
jasa
kepada
kreditur
191
. Situasi
itu
berhubu
ngan
dengan
disebut
sebagai
'off-set
dan
pelunasa
n utang'
atau
'di-
substan
si
peniada
an'. Hal
ini
memung
kinkan
192
debitur
untuk
mengha
pus
hutang
dari
neraca
dan
melapor
kan aset
finansial
bersih
atau
kewajib
an
hanya
jika
entitas
memiliki
hak t
193
kekuata
n hukum
tetap
saat
berangk
at
jumlah
yang
diakui,
dan
bermaks
ud baik
untuk
(a)
menyele
saikan
secara
bersih
atau (b)
merealis
194
asikan
aktiva
dan
menyele
saikan
kewajib
an
secara
bersama
an.
Misal
nya
Perusah
aan A
memiliki
hutang
obligasi
dari $
10.000.
000
195
dijual
awalnya
setara
dengan
tingkat
bunga
yang
ditetapk
an
sebesar
persen
dan 10
tahun
sisa
hidup.
Saat ini,
karena
suku
bunga
196
yang
lebih
tinggi,
nilai
pasar
obligasi
lebih
rendah
dari
nilai
jatuh
tempo
mereka.
Sebuah
perusah
aan akan
membeli
obligasi
pemerin
tah
197
dengan
nilai
nominal
sebesar
10.000.
000
suku
bunga
yang
ditetapk
an
sebesar
persen
dan 10
tahun
sisa
hidup,
untuk $
198
7.500.0
00. Ini
akan
ditempa
tkan
dalam
sebuah
keperca
yaan
tidak
dapat
dibatalk
an untuk
tujuan
melunasi
obligasi
perusah
aan
hutang.
Investa
199
si dalam
Obligasi
Pemerin
tah
$
7.500.0
00
K
as
$
7.500.0
00
Hutang
Obligasi
$
10.000.
000
I
nvestasi
dalam
Surat
Utang
$
7.500.0
200
00
K
euntung
an
Hutang
Obligasi
$
2.500.0
00
Keuntun
gan bagi
perusah
aan
adalah :
Huta
ng
dihap
us
dan,
oleh
karen
201
a itu,
utang
perus
ahaan
terha
dap
ekuit
as
menin
gkatk
an
Laba
tahun
berja
lan
menin
gkat
denga
jumla
202
h
keunt
ungan
yang
Untu
keper
luan
pajak
keunt
ungan
terse
but
tidak
diakui
karen
perus
ahaan
203
masih
secar
huku
diwaji
bkan
untuk
memb
ayar
obliga
si.
Untu
tujua
pajak
bunga
204
dari
obliga
si
peme
rinta
akan
diper
hitun
gkan
denga
beban
bunga
obliga
si
perus
ahaan
Penca
205
butan
izin
perus
ahaan
untuk
meng
elola
sisi
kewaj
iban
dalam
nerac
karen
akan
surat
berha
rga
pada
206
sisi
aktiv
Definisi
kerangk
kewajib
an
menyira
tkan
bahwa
itu
diselesa
ikan
pada
saat
aktiva
atau
jasa
telah
207
dialihka
n ke
entitas
lain.
Karyaw
an
saham
(pembay
aran
saham-
based)
ASB
telah
memutu
skan
untuk
mengob
ati
208
remuner
asi
saham
berdasa
rkan
sebagai
beban.
IFRS
2/AASB
Pembay
aran
Saham
berbasi
membed
akan
antara
pembay
aran
209
saham
berbasi
s yang
cash-
diselesa
ikan dan
mereka
yang
ekuitas-
diselesa
ikan.
Ketika
barang
dan jasa
yang
diterima
atau
diperole
h dalam
transak
210
si
pembay
aran
berbasi
s saham,
entitas
mencata
kejadian
ketika
mendap
atkan
barang
barang
atau
jasa
tersebu
diterima
. Jika
211
barang
atau
jasa
yang
diterima
dalam
transak
si
pembay
aran
diselesa
ikan
saham-
saham
berbasi
s, sisi
kredit
masuk
adalah
ekuitas
212
pemilik.
Sebalik
nya, jika
barang
atau
jasa
yang
diterima
dalam
transak
si yang
akan
diselesa
ikan
secara
tunai,
kredit
entri
yang
sesuai
213
adalah
kewajib
an.
MATE
RI IX
KONS
EP
PEND
APAT
AN
DAN
BEBA
Kompet
ensi
214
Dasar
a. Mam
pu
menj
elask
an
tent
ang
kons
ep
pend
apat
an,pe
nguk
uran
dan
peng
akua
pend
215
apat
an
b. Mam
pu
menj
elask
an
tent
ang
kons
ep
biaya
c. Mam
pu
menj
elask
an
kons
ep
prins
216
ip
matc
hing
PENDA
PATAN
(REVEN
UE)
Sifat
Pendap
atan
Definisi
pendapa
tan yang
lebih
tradisio
nal
adalah
bahwa
pendapa
tan
217
merupak
an arus
masuk
aktiva
atau
aktiva
bersih
ke
dalam
perusah
aan
sebagai
hasil
penjuala
barang
atau
jasa.
Inilah
pendeka
218
tan
FASB
Statem
ent of
Financia
Account
ing
Concept
No.3
(SFAC
3).
Konsep
dasar
pendapa
tan
adalah
bahwa
pendapa
tan
219
merupak
an
proses
arus,
yaitu
pencipta
an
barang
dan jasa
oleh
perusah
aan
selama
jarak
waktu
tertent
u.
Apaka
h yang
seharu
220
snya
termas
uk
dalam
pendap
atan
Dalam
Statem
ent
No.4.
APB
menyaji
kan
pandang
an yang
kompre
hensif
mengen
ai
pendapa
221
tan.
Selain
penjuala
n dan
jasa,
dalam
pendapa
tan
dimaksu
dkan
penjuala
sumber-
sumber
daya
selan
produk
perusah
aan,
seperti
222
pabrik,
peralata
n dan
investas
i.
Di
dalam
FASB
SFAC
No.3,
dijelask
an
definisi
pendapa
tan yang
lebih
sempit
sebagai
produk
atau
223
jasa
perusah
aan
sebagai
berikut:
“pendap
atan
terjadi
(dari)
operasi
utama
atau
operasi
pusat
perusah
aan yang
bersina
mbung
selama
satu
224
periode”
. Jadi
dalam
definisi
ini,
pendapa
tan
tidak
mencaku
keuntun
gan.
Paton
dan
Littleto
menguta
rakan
juga
pandang
225
an ini
dengan
mengaku
i arus
penyele
saian
sebagai
sumber
utama
pendapa
tan.
Penguk
uran
pendap
atan
Nilai
tukar
produk
atau
226
jasa
perusah
aan
merupak
an
ukuran
terbaik
bagi
pendapa
tan.
Nilai
tukar ini
menunju
kkan
ekivalen
kas atau
nilai
sekaran
g dari
pendisk
227
ontoan
tagihan
uang
yang
akhirnya
akan
diterima
dari
transak
si
pendapa
tan.
Saat
pelapo
ran
pendap
atan
Suatu
alternat
228
ive
pelapora
pendapa
tan pada
waktu
penyele
saian
kegiatan
utama
ekonomi
k adalah
konsep
pelapora
pendapa
tan
berdasa
rkan
kejadian
229
kritis.
Pencata
tan
pendapa
tan di
dalam
laporan
akuntan
si harus
berdasa
rkan
krtiteri
berikut:
(1) nilai
ekonomi
k harus
sudah
ditamba
hkan
230
perusah
aan
pada
produkn
ya, (2)
jumlah
pendapa
tan
harus
dapat
diukur,
(3)
penguku
ran
harus
dapat
dibutuh
kan dan
secara
relative
231
bebas
dari
bias, (4)
beban
yang
berkaita
n harus
dapat
ditaksir
dengan
tingkat
ketepat
an yang
layak.
Pada
umumny
a,
laporan
akuntan
si akan
232
lebih
baik
jika
pendapa
tan
dilapork
an
sedini
mungkin
sesudah
pertamb
ahan
nilai
dapat
diukur.
Akan
tetapi
penguku
ran
pendapa
233
tan
dengan
menggun
akan
probabil
itas
akan
lebih
baik
daripad
a hanya
melapor
kan
jumlah
pendata
berniali
tunggal
yang
mengga
234
mbarkan
ekivalen
kepastia
n.
Saat Pelaporan
Selama produksi
produksi
kas
235
BEBAN
(EXPEN
SES)
Seperti
istilah
pendapa
tan,
istilah
beban
juga
merupak
an
konsep
arus,
236
yang
mengga
mbarkan
perubah
an yang
tidak
mengunt
ungkan
dalam
sumber
daya
perusah
aan.
Tetapi
tidak
semua
perusah
aan yang
tidak
mengunt
237
ungkan
itu
termasu
k beban.
Definisi
nya yang
lebih
tepat,
beban
adalah
penggun
aan atau
pemakai
an
barang
dan jasa
di dalam
proses
mendap
atkan
238
pendapa
tan.
Aspek
yang
tidak
mengunt
ungkan
dari
kegiatan
mengha
silkan
pendapa
taan
cenderu
ng
mengura
ngi
kekayaa
pemega
239
ng saha
di dalam
perusah
aan.
Beban
sering
didefini
sikan
dalam
konteks
ini.
Biaya
sering
didefini
sikan
dalam
arti
biaya
yang
habis
240
terpakai
atau
alokasi
biaya.
Definisi
ini tidak
mencer
minkan
observa
si dunia
nyata.
Penilaia
n beban
tidak
sama
dengan
pendefi
nisian
beban.
241
A
pakah
yang
seharu
snya
termas
uk di
dalam
beban
Perhimp
unan
Akuntan
si
Amerika
(AAA)
pada
tahu
1948
mendefi
242
nisikan
bahwa
beban
terdiri
dari
biaya
operasi
dan
kerugian
. Dengan
kata
lain,
FASB
SFAC
No.3
dengan
jelas
membed
akan
antara
243
beban
dan
kerugian
. Hanya
beban
berkaita
dengan
operasi
utama
dan
operasi
perusah
aan
berkaita
dengan
atau
incident
al bagi
244
kegiatan
perusah
aan.
Perbeda
an ini
akan
diteuska
n di
dalam
penamb
ahan
berikut
untuk
memper
tahanka
kejelasa
penamb
ahan
245
B
agaima
nakah
beban
seharu
snya
diukur
Menurut
mereka
yang
mendefi
nisikan
beban
sebagai
penurun
an
dalam
aktiva
246
bersih
perusah
aan,
suatu
alat
ukur
yang
logis
adalah
nilai
barang
dan jasa
pada
waktu
digunak
an
dalam
operasi
perusah
aan.
247
Penguku
ran
biaya
yang
paling
umum
adalah:
(1) biaya
historis,
(2) nilai
berjalan
, seperti
biaya
penggan
ti, dan
(3)
biaya
oportuni
tas atau
ekivalen
248
kas
pada
saat
berjalan
S
aat
pengak
uan
beban
Menurut
difinisi,
beban
terjadi
apabila
barang
atau
jasa
dikonsu
249
msi atau
dilakuka
dengan
mencata
kegiatan
di dalam
perkiraa
n atau
memasu
kkannya
di dalam
laporan
keuanga
n.
Pelapora
n beban
dapat
terjadi
250
bersama
an
dengan
kegiatan
menggun
akan
barang
atau
jasa;
atau
boleh
dilakuka
sesudah
kegiatan
itu; atau
dalam
keadaan
yang
tidak
251
biasa,
boleh
mendah
ului
kegiatan
itu.
Definisi
laba
sebagai
perubah
an
dalam
nilai
umumny
menyara
nkan
bahwa
beban
harus
252
dilapork
an
kapan
saja
terjadi
penurun
an nilai
atau
jika
tidak
terdapa
manfaat
atau
nilai
nyata
yang
akan
diterima
pada
253
masa
yang
akan
datang
dari
penggun
aan
barang
atau
jasa.
Konsep
laba
yang
meneka
nkan
arus kas
menyim
pulkan
beban
bahwa
254
beban
harus
dilapork
an
sedekat
mungkin
dengan
saat
pengelu
aran kas
yang
sebenar
nya.
Akuntan
si akrual
yang
tradisio
nal yang
agaknya
berada
255
diantara
kedua
ekstrem
ini,
tetapi
bersand
ar pada
konsep
nilai
yang
menyara
nkan
bahwa
harga
masukan
(biaya)
harus
ditahan
sampai
pertamb
256
ahan
nilai
dilapork
an
dengan
penggan
tinya,
yaitu
harga
keluar
(penjual
an).
Artinya,
beban
harus
diakui
pada
periode
dimana
pendapa
257
tan yang
berkaita
n diakui.
KEUNT
UNGAN
DAN
KERUGI
AN
Keuntun
gan dan
kerugian
merupak
an
kejadian
yang
mengunt
ungkan
dan
tidak
258
mengunt
ungkan,
yang
tidak
berkaita
langsung
dengan
kegiatan
normal
perusah
aan yang
mengha
silkan
pendapa
tan.
Definisi
keuntun
gan dan
kerugian
259
yang
disajika
n dalam
FASB
SFAC
No.3
konsiste
dengan
definisi
di atas.
Keuntun
gan
Pemberi
an
kepada
perusah
aan
dapat
260
diklasifi
kasikan
sebagai
modal
atau
laba,
tergant
ung
pada
maksud
pemberi
an dan
keadaan
yang
melatar
belakan
gi
pemberi
an
tersebu
261
t.
Pemberi
an harus
diukur
seperti
pendapa
tan –
yaitu
menurut
nilai
berjalan
dari
aktiva
yang
diterima
Sebagia
n besar
keuntun
gan
262
lainnya
berasal
dari
pertuka
ran,
sehingg
diperluk
an
penandi
ngan di
antara
aspek-
aspek
yang
mengunt
ungkan
dan
tidak
mengunt
263
ungkan.
Saat
pengaku
an
keuntun
gan
sama
dengan
pengaku
an
pendapa
t,
kecuali
bahwa
umumny
a para
akuntan
berpega
ng lebih
erat
264
pada
konsep
realisasi
Artinya,
keuntun
gan
umumny
a tidak
diakui
sampai
pertuka
ran atau
penjuala
terjadi.
Kerugia
Istilah
kerugian
265
yang
digunak
an oleh
akuntan
untuk
memaks
udkan
kelebiha
n beban
atas
pendapa
tan
suatu
periode
– yaitu
kebalika
n laba
bersih.
Tetapi
istilah
266
kerugian
digunak
an di
sini
sebagai
kebalika
n dari
keuntun
gan yang
berkaita
dengan
hasil
bersih
peristiw
a yang
tidak
mengunt
ungkan
yang
267
tidak
timbul
dari
kegiatan
normal
yang
mengha
silkan
pendapa
tan.
Penguku
ran
kerugian
serupa
dengan
penguku
ran
beban
kecuali
bahwa
268
hasilnya
langsung
diofset
untuk
mencer
minkan
jumlah
bersih.
Sebagim
ana
halnya
dengan
beban,
kelihatn
nya
lebih
disukai
untuk
merumu
skan
269
kerugian
sebagai
habisny
a nilai
dan
bukanny
sebagai
alokasi
biaya.
Sebagai
mana
halnya
dengan
beban,
harga
peroleh
an
merupak
an
270
penguku
ran yang
dapat
diverifi
kasi dan
nilai
tukar
aktiva
pada
saat
diperole
h.
Criteria
pengaku
an
kerugian
sama
dengan
criteria
pengaku
271
an
beban
periode.
Kerugia
n tidak
dapat
ditandin
gkan
dengan
pendapa
tan,
sehingg
a harus
diakui
pada
periode
dimana
kerugian
itu
cukup
272
pasti
bahwa
aktiva
tertent
u akan
member
ikan
manfaat
yang
lebih
sedikit
bagi
perusah
aan
dibandin
gkan
dengan
yang
dinyatak
an oleh
273
nilai
yang
tercata
t.
MATE
RI X
KONS
EP
LABA
Kompet
274
ensi
Dasar
Mampu
menjela
skan
tentang
konsep
laba,
karakte
ristik
pengaku
an,
penguku
ran,
penilaia
n, dan
penyajia
KONSE
275
P LABA
DALAM
PELAPO
RAN
KEUAN
GAN
Laba
merupak
an suatu
pos
dasar
dan
penting
dari
ikhtisar
keuanga
n yang
mernilik
berbaga
276
i
kegunaa
n dalam
berbaga
konteks.
Laba
pada
umumny
dipanda
ng
sebagai
suatu
dasar
bagi
perpaja
kan,
determi
nan
277
pada
kebijaka
pembay
aran
dividen,
pedoma
investas
i, dan
pengam
bilan
keputus
an, dan
unsur
prediksi
(Belkaou
i,1993)
Dalam
SFAC
278
no. 1
menyeb
utkan
bahwa
informa
si laba
merupak
an
kompon
en
laporan
keuanga
n yang
disediak
an
dengan
tujuan
memban
tu
menyedi
279
akan
informa
si untuk
menilai
kinerja
manaje
men,
mengest
imasi
kemamp
uan laba
yang
represe
ntative
dalam
jangka
panjang
dan
menaksi
r resiko
280
dalam
investas
i atau
kredit.
Pengerti
an laba
secara
konvensi
onal
adalah
nilai
maksimu
m yang
dapat
dibagi
atau di
konsums
i selama
satu
periode
281
akuntan
si
dimana
keadaan
pada
akhir
periode
masih
sama
seperti
pada
awal
periode.
Laba
dalam
teori
akuntan
si
biasanya
lebih
282
menunju
k pada
konsep
yang
oleh
FASB
disebut
dengan
laba
kompre
hensif.
Laba
kompre
hensif
dimakna
sebagai
kenaika
n aset
bersih
283
selain
yang
berasal
dari
transak
si
dengan
pemilik.
Sedangk
an
earning
adalah
laba
yang
diakumu
lasikan
selama
beberap
periode
284
atau
kenaika
ekuitas
atau
aktiva
neto
suatu
perusah
aan yang
disebab
kan
karena
aktivita
operasi
maupun
aktivita
s di luar
usaha
285
selama
periode
tertent
u.
Earning
merupak
an
konsep
yang
paling
sempit
sedang
compre
hensive
income
merupak
an
konsep
paling
luas
286
(Muqodi
m,
2005:11
0).
Di
dalam
laba
akuntan
si
terdapa
berbaga
kompon
en yaitu
kombina
si
beberap
kompon
287
en
pokok
seperti
laba
kotor ,
laba
usaha,
laba
sebelum
pajak
dan laba
sesudah
pajak
(Muqodi
m,
2005:13
1).
Sehingg
a dalam
menentu
288
kan
besarny
a laba
akuntan
si
investor
dapat
melihat
dari
perhitun
gan laba
setelah
pajak.
SFAC
No. 1
dalam
Belkaoui
(2000:3
32)
mengasu
289
msikan
bahwa
laba
akuntan
si
merupak
an
ukuran
yang
baik
dari
kinerja
suatu
perusah
aan dan
bahwa
laba
akuntan
si dapat
digunak
290
an untuk
meramal
kan arus
kas
masa
depan.
Penulis
lain
mengasu
msikan
bahwa
laba
akuntan
si
adalah
relevan
dengan
cara
yang
biasa
291
untuk
model-
model
keputus
an dari
investor
dan
kreditor
Laba
akuntan
si
dengan
berbaga
interpre
tasinya
diharap
kan
dapat
292
digunak
an
antara
lain
sebagai
(Suward
jono,
2005:
456) :
a. In
dik
ato
efi
sie
nsi
pe
ngg
una
an
293
da
na
yan
ter
tan
am
dal
am
per
usa
ha
an
yan
diw
uju
dk
an
dal
294
am
tin
gka
ke
mb
alia
ata
inv
est
asi
(ra
te
of
re
tu
on
295
inu
es
te
ca
pit
al).
b. Pe
ngu
kur
pre
sta
si
ata
kin
erj
ba
da
296
n
usa
ha
da
ma
naj
em
en.
c. Da
sar
pe
ne
ntu
an
be
sar
nya
pe
ng
297
ena
an
paj
ak.
d. Ala
pe
ng
en
dal
ian
alo
kas
su
mb
er
da
ya
ek
298
ono
mi
sua
tu
ne
gar
a.
e. Da
sar
pe
ne
ntu
an
da
pe
nila
ian
kel
299
aya
kan
tar
if
dal
am
per
usa
ha
an
pu
bli
c.
f. Ala
pe
ng
en
dal
ian
300
ter
ha
da
de
bit
or
dal
am
kon
tra
uta
ng.
g. Da
sar
ko
mp
ens
asi
301
da
pe
mb
agi
an
bo
nus
h. Ala
mo
tiv
asi
ma
naj
em
en
dal
am
302
pe
ng
en
dal
ian
per
usa
ha
an.
i. Da
sar
pe
mb
agi
an
div
ide
n.
Bila
dilihat
303
secara
mendala
m, laba
akuntan
si
bukanla
definisi
yang
sesungg
uhnya
dari
laba
melaink
an
hanya
merupak
an
penjelas
an
304
mengen
ai cara
untuk
menghit
ung
laba.
Karakte
ristik
dari
pengerti
an laba
akuntan
si
semaca
m itu
mengan
dung
beberap
keunggu
305
lan.
Beberap
keunggu
lan laba
akuntan
si yang
dikemuk
akan
oleh
Muqodi
m (2005
: 114)
adalah:
a. T
306
ti
uj
nj
ej
307
b
la
si
308
a
gi
ai
309
y
al
bi
la
310
u
i.
b. L
311
a
si
el
di
di
la
312
k
ti
313
t
di
uj
314
di
tr
si
315
n
di
ol
316
u
ti
c. B
ri
si
317
r
al
is
si
al
ui
318
d
la
si
319
m
hi
ti
320
m
e.
d. L
si
321
f
uj
322
d
al
ia
ai
323
d
rt
gj
324
a
aj
n.
TUJUA
PELAPO
RAN
LABA
Salah
satu
tujuan
pelapora
325
n
keuanga
n adalah
member
ikan
informa
si
keuanga
n yang
dapat
menunju
kan
prestasi
perusah
aan
dalam
mengha
silkan
laba
(earning
326
per
share).
Dengan
konsep
yang
selama
ini
digunak
an
diharap
kan para
pemakai
laporan
dapat
mengam
bil
keputus
an
ekonomi
yang
327
tepat
sesuai
dengan
kepenti
ngannya.
Meskipu
konsep
laba
yang
digunak
an
diharap
kan
mampu
memenu
hi
kebutuh
an para
pemakai
328
, namun
adanya
berbaga
i konsep
dan
tujuan
laba,
mengaki
batkan
konsep
laba
tunggal
tidak
dapat
memenu
hi
semua
kebutuh
an pihak
pemakai
329
laporan.
Atas
dasar
kenyata
an ini
ada dua
alternat
ive yang
dapat
digunak
an yaitu
memfor
mulasika
konsep
laba
tunggal
untuk
memenu
hi
330
berbaga
i tujuan
secara
umum
atau
menggun
akan
berbaga
i konsep
laba dan
menyaji
kan
secara
jelas
konsep
laba
tersebu
t secara
khusus.
Tanpa
331
memper
hatikan
masalah
yang
muncul,
informa
si laba
sebenar
nya
dapat
digunak
an untuk
memnuh
berbaga
i tujuan.
Tujuan
pelapora
n laba
adalah
332
untuk
meyajik
an
informa
si yang
bermanf
aat bagi
pihak
yang
berkepe
ntingan.
Informa
si
tentang
laba
perusah
aan
dapat
digunak
an:
333
1. S
ai
in
di
fi
si
si
334
e
rt
335
a
al
336
n
di
uj
al
ti
337
k
al
ia
(r
338
n
in
pi
al
2. S
ai
339
p
si
aj
340
m
3. S
ai
341
u
342
p
aj
4. S
ai
al
343
al
ia
al
si
344
o
5. S
345
g
ai
si
346
e
gi
6. S
ai
al
347
t
ti
si
aj
al
348
e
al
ia
7. S
349
e
ai
ai
350
a
8. S
ai
351
s
gi
vi
KUALIT
AS
352
INFOR
MASI
LABA
M.
Yusuf,
dkk
(2002)
menyeb
utkan
bahwa
informa
si laba
harus
dilihat
dalam
kaitanny
dengan
persepsi
pengam
353
bilan
keputus
an.
Karena
kualitas
informa
si laba
ditentuk
an oleh
kemamp
uannya
memotiv
asi
tindakan
individu
dan
memban
tu
pengam
bilan
354
keputus
an yang
efektif.
Hal ini
didukun
g oleh
FASB
yang
menerbi
tkan
SFAC
No. 1
yang
mengang
gap
bahwa
laba
akuntan
si
merupak
355
an
penguku
ran yang
baik
atas
prestasi
perusah
aan dan
oleh
karena
itu laba
akuntan
si
hendakn
ya dapat
digunak
an
dalam
prediksi
arus kas
356
dan laba
di masa
yang
akan
datang.
Berdasa
rkan
latar
belakan
tersebu
t,
Hendrik
sen
dalam
bukunya
Account
ing
Theory
edisi
357
kelima
(1992:3
38)
menetap
kan tiga
konsep
dalam
usaha
mendefi
nisikan
dan
menguk
ur laba
menuju
tingkata
bahasa.
Adapun
konsep-
konsep
358
tersebu
meliputi
a.
Konsep
Laba
pada
Tingkat
Sintaksi
(Strukt
ural)
Pada
tingkat
sintaksi
s konsep
income
359
dihubun
gkan
dengan
konvensi
(kebiasa
an) dan
aturan
logis
serta
konsiste
dengan
mendasa
rkan
pada
premis
dan
konsep
yang
telah
360
berkem
bang
dari
praktik
akuntan
si yang
ada.
Terdapa
t dua
pendeka
tan
penguku
ran laba
(income
measure
ment)
pada
tingkat
sintaksi
s, yaitu:
361
Pendeka
tan
Transak
si dan
Pendeka
tan
Aktiva.
b.
Konsep
Laba
pada
Tingkat
Semati
(Interp
retatif)
Pada
konsep
ini
362
income
ditelaah
hubunga
nnya
dengan
realita
ekonomi
. Dalam
usahany
member
ikan
makna
interpre
tatif
dari
konsep
laba
akuntan
si
363
(account
ing
income),
para
akuntan
seringka
li
merujuk
pada
dua
konsep
ekonomi
. Kedua
konsep
ekonomi
tersebu
t adalah
Konsep
Pemelih
araan
364
Modal
dan
Laba
sebagai
Alat
Ukur
Efisiens
i.
c.
Konsep
Laba
pada
Tingkat
Pragma
tis
(Perilak
u)
Pada
tingkat
365
pragmat
is
(perilak
u)
konsep
income
dikaitka
dengan
penggun
laporan
keuanga
terhada
informa
si yang
tersirat
dari
366
laba
perusah
aan.
Beberap
a reaksi
usaha
users
dapat
ditunjuk
kan
dengan
proses
pengam
bilan
keputus
an dari
investor
dan
kreditor
, reaksi
367
harga
surat
terhada
pelapora
income
atau
reaksi
umpan
balik
(feedba
ck) dari
manaje
men dan
akuntan
terhada
income
yang
368
dilapork
an.
Konsep
income
ini
paling
tidak
harus
member
ikan
implikas
i income
sebagai
bahan
pengam
bilan
keputus
an
manaje
men.
369
PENGU
KURAN
&
PENGA
KUAN
LABA
Penguku
ran
terhada
p laba
merupak
an
penentu
an
jumlah
rupiah
laba
yang
dicatat
370
dan
disajika
n dalam
laporan
keuanga
n.
Penguku
ran
besarny
a laba
sangat
tergant
ung
pada
besarny
pendapa
tan dan
biaya.
Karena
371
laba
adalah
bagian
dari
pendapa
tan,
maka
konsep
penghim
punan an
realisasi
pendapa
tan juga
berlaku
untuk
laba.
Dengan
demikia
perlakua
372
n
akuntan
si
terhada
p laba
tidak
akan
menyim
pang
dari
perlakua
akuntan
si
terhada
pendapa
tan.
Oleh
karena
373
laba
merupak
an
selisih
antara
pendapa
tan dan
biaya,
secara
umum
laba
diakui
sejalan
dengan
pengaku
an
pendapa
tan dan
biaya.
Dalam
374
Konsep
Dasar
Penyusu
nan dan
Penyajia
Laporan
Keuanga
n, IAI
(1994)
menyeb
utkan
bahwa:
penghas
ilan
(income)
akan
diakui
apabila
kenaika
375
n
manfaat
ekonomi
di masa
mendata
ng yang
berkaita
dengan
peningk
atan
aktiva
atau
penurun
an
kewajib
an telah
terjadi
dan
jumlahn
376
ya dapat
diukur
dengan
andal.
(paragra
p 92)
Secara
konsept
ual ada
tiga
pendeka
tan yang
dapat
digunak
an untuk
menguk
ur laba.
Pendeka
tan
tersebu
377
t adalah
pendeka
tan
transak
si,
pendeka
tan
kegiatan
dan
pendeka
tan
memper
tahanka
capital/
kemakm
uran
(capital
mainten
ence)
378
A.
Pendeka
tan
Transak
si
Pendeka
tan
transak
si
mengang
gap
bahwa
perubah
an
aktiva /
hutang
(laba)
terjadi
hanya
379
karena
transak
si, baik
internal
maupun
ekstern
al.
Transak
si
ekstern
al
timbul
karena
adanya
transak
si yang
melibat
kan
perubah
an
380
aktiva /
hutang
dengan
pihak
luar
perusah
aan.
Transak
si
internal
timbul
dari
pemakai
an atau
konversi
aktiva
dalam
perusah
aan.
Pada
381
saat
transak
si
ekstern
al
terjadi,
nilai
pasar
dapat
dijadika
n dasar
untuk
mengaku
pendapa
tan.
Transak
si
internal
berasal
382
dari
perubah
an nilai,
yaitu
perubah
an nilai
dari
pemakai
an atau
konversi
aktiva.
Apabila
konversi
telah
terjadi,
maka
nilai
aktiva
lama
akan
383
diubah
menjadi
aktiva
baru.kon
sep atau
pendeka
tan ini
sama
dengan
konsep
realisasi
pendapa
tan.
Pendeka
tan ini
memiliki
beberap
kebaika
n yaitu :
384
1. K
la
385
t
di
kl
si
fi
si
al
386
a
ai
a.
is
al
387
s
r,
n.
2. L
388
b
si
di
pi
389
n
ri
la
si
3. D
390
a
di
ja
di
al
391
e
ti
ti
392
a
ti
393
a
hi
ri
e.
4. E
fi
si
394
si
rl
395
t
tr
si
al
396
n
ai
uj
n.
5. B
397
a
ai
la
di
398
a
di
ai
la
399
n
la
400
in
a.
B.
Pendeka
tan
Kegiata
Laba
diangga
p timbul
bila
kegiatan
tertent
u telah
dilaksan
akan.
Jadi
401
laba
bisa
timbul
pada
tahap
perenca
naan,
pembeli
an,
produks
i,
penjuala
n dan
pengum
pulan
kas.
Dalam
penerap
annya,
pendeka
402
tan ini
merupak
an
perluasa
n dari
pendeka
tan
transak
si. Hal
ini
disebab
kan
pendeka
tan
kegiatan
dimulai
dengan
transak
si
sebagai
403
dasar
penguku
ran.
Perbeda
annya
adalah
bahwa
pendeka
tan
transak
si
didasar
kan
pada
proses
pelapora
n yang
menguk
ur
transak
404
si
dengan
pihak
luar.
Sement
ara
pendeka
tan
kegiatan
didasar
kan
pada
konsep
peristiw
a/
kegiatan
dalam
arti
luas,
tidak
405
dibatasi
pada
kegiatan
dengan
pihak
luar.
Meskipu
demikia
keduany
a gagal
menunju
kan
penguku
ran laba
dalam
dunia
nyata.
Hal ini
406
disebab
kan dua
pendeka
tan
tersebu
t di
dasarka
n pada
hubunga
struktu
ral yang
sama
yang
tidak
ada
dalam
dunia
nyata.
Kebaika
407
n
pendeka
tan
kegiatan
adalah :
1. L
al
408
a
ri
si
nj
al
409
a
rl
je
ni
410
al
si
di
si
411
b
di
di
la
412
g
al
ri
el
ia
413
p
nj
al
414
y
di
415
e
ol
pi
al
ai
n.
2. E
fi
si
416
e
si
aj
di
417
r
le
bi
ai
bi
la
la
di
kl
418
a
si
fi
si
je
ni
419
e
gi
nj
di
420
u
ja
aj
n.
3. M
421
g
ki
di
si
le
bi
422
ai
423
a
ol
ri
la
ri
je
ni
424
gi
a.
C.
Pendeka
tan
425
Memper
tahanka
Kemakm
uran
(Capital
Mainten
ance
Concept
Atas
dasar
pendeka
tan ini,
laba
diukur
dan
diakui
setelah
kapital
426
awal
dapat
diperta
hankan.
Sebelum
membah
as
penguku
ran laba
atas
dasar
konsep
memper
tahanka
kemakm
uran/ka
pital,
akan
dibicara
427
kan
lebih
dahulu
mengen
ai
konsep
laba dan
kapital.
Dalam
konsep
memper
tahanka
kemakm
uran,
kapital
(capital)
artian
luas dan
dalam
428
berbaga
bentukn
ya. Jadi
kapital
diartika
sebagai
sekelom
pok
kekayaa
n tanpa
memper
hatikan
siapa
yang
memiliki
kekayaa
tersebu
429
t. Kam
(1990)
mendefi
nisikan
laba
sebagai
berikut
Laba
(income)
adalah
perubah
an
dalam
kapital
perusah
aan
diantara
dua
titik
430
waktu
yang
berbeda
(awal
dan
akhir),
diluar
perubah
an
karena
investas
i oleh
pemilik
dan
distribu
si
kepada
pemilik,
dimana
kapital
431
dinyatak
an
dalam
bentuk
nilai
(value)
dan
didasar
kan
pada
skala
penguku
ran
tertent
u (p.
194)
Sement
ara
Hendrik
son
432
(1989)
mengart
ikan
kapital
laba
sebagai
berikut
: Laba
adalah
aliran
jasa
sepanja
ngperio
de
waktu.
Kapital
adalah
persedi
aan
kemakm
433
uran
(the
embodi
ment of
future
services
), dan
laba
merupak
an aliran
kemakm
uran
yang
dapat
dinikma
ti
selama
satu
periode
tertent
434
u (p.
142)
Dari
pengerti
an di
atas,
dapat
dirumus
kan
bahwa
atas
dasar
konsep
kapital
sebagai
tingkat
kemakm
uran,
maka
laba
435
merupak
an aliran
kemakm
uran
yang
dapat di
konsums
ikan
(dinikma
ti)
selama
satu
periode,
tanpa
mengura
ngi
tingkat
kemakm
uran
sebelum
436
nya.
Dengan
demikia
n laba
dapat
diukur
dari
selisih
antara
tingkat
kemakm
uran
pada
akhir
periode
dengan
tingkat
kemakm
uran
pada
437
awal
periode
[ Laba =
total
aktiva
neto
(akhir
periode)
- kapital
yang
diinvest
asikan
(awal
periode)
].
Konsep
penguku
ran laba
ini
disebut
438
dengan
konsep
memper
tahanka
kapital/
kemakm
uran
(wealth
or
capital
mainten
ance
concept
).
Kapital
yang
digunak
an
dalam
439
konsep
ini
adalah
kapital
neto
(net-
worth)
atau
aktiva
neto.
Kapital
dinyatak
an
dalam
bentuk
nilai
ekonomi
pada
skala
penguku
440
ran
tertent
u.
penguku
ran
terhada
p sangat
dipenga
ruhi
oleh
nilai
(unit
penguku
r), jenis
kapital,
dan
skala
penguku
ran.
Perbeda
441
an
terhada
p ketiga
faktor
tersebu
t akan
mengaki
batkan
perbeda
an
besarny
a laba
yang
diperole
h.
LABA
(INCO
ME)
Laba
442
adalah
tambah
an
kemamp
uan
ekonomi
k yang
ditandai
dengan
kenaika
n kapital
dalam
suatu
perioda
yang
berasal
dari
kegiatan
produkti
f dalam
443
arti luas
yang
dapat
dikonsu
msi atau
ditarik
oleh
entitas
penguas
a/pemili
kapital
tanpa
mengura
ngi
kemamp
uan
ekonomi
kapital
444
paa awal
perioda.
Dalam
teori
akuntan
si
sendiri,
laba
diartika
sebagai
laba
kompre
hensif
yaitu
kenaika
n asset
bersih
selain
yang
445
berasal
dari
transak
si
dengan
pemilik.
Apabila
dilihat
menggun
akan
PABU,
laba
adalah
selisih
pendapa
tan dan
biaya
yang
diukur
dan
446
disajika
n atas
dasar
prinsip
akuntan
si
berteri
ma
umum
(PABU).
Tujuan
Pelapor
an Laba
Berdasa
rkan
pengerti
an dan
cara
penguku
447
ran,
laba
akuntan
si
diharap
kan
dapat
digunak
an
sebagai:
penguku
efisiensi
penguku
kinerja
entitas
dan
manaje
448
men,
dasar
penentu
an
pajak,
sarana
alokasi
sumber
ekonomi
k,
penentu
an tarif
jasa
publik,
optimali
sasi
kontrak
utang-
piutang,
basis
449
kompens
asi,
motivat
or,
dasar
pembagi
an
dividen.
Konsep
Laba
Konvens
ional
Laba
akuntan
si
menurut
konsep
konvensi
onal
memiliki
450
beberap
kelemah
an,
yaitu:
tidak
bermak
na
semanti
k,
berfoku
pemega
ng
saham,
PABU
member
peluang
perbeda
451
an
antaren
titas,
berbasi
s kos
historie
s, dan
hanya
sebagia
masukan
informa
si bagi
investor
Konsep
Laba
Dalam
Tataran
452
Semanti
konsep
laba
dalam
tataran
semanti
berkaita
dengan
masalah
makna
yang
harus
dilekatk
an oleh
perekay
asa
pelapora
453
n pada
simbol
atau
elemen
biaya
sehingg
a laba
bermanf
at dan
bermak
na
sebagai
informa
si.
Penguku
Kinerja
Laba
dapat
454
diinterp
retasika
sebagai
penguku
keefisie
nan bila
dihubun
gkan
dengan
tingkat
investas
i karena
efisiensi
secara
konsept
ual
merupak
an suatu
455
hubunga
n. Dalam
penguku
ran
kinerja,
laba
dapat
mempre
santikan
kinerja
efisiensi
karena
laba
menentu
kan
ROI,
ROA,
dan ROL
sebagai
penguku
456
r
efisiensi
Konfirm
asi
Harapa
Investo
Informa
si yang
tersedia
dalam
pelapora
keuanga
n akan
mempre
sentasik
457
an
informa
si privat
mengen
ai
perusah
aan atau
laba bila
dirujuk
secara
lebih
spesifik.
Kondisi
pasar
yang
efisien
ataupun
yang
tidak
efisien
458
akan
sangat
mempen
garuhi
prediksi
harapan
investor
mengen
ai laba
yang
akan
diperole
sehingg
a akan
mempen
garuhi
keputus
an yang
459
akan
diambil
investor
dalam
melakuk
an
sebuah
investas
i. Jadi
informa
si
mengen
ai laba
dapat
diinterp
retasika
sebagai
sarana
untuk
460
mengkor
firmasi
harapan
prediksi
mengen
ai
keputus
an
investas
i yang
akan
dilakuka
n.
Estimat
or Laba
Ekonomi
Laba
461
ekonomi
k adalah
laba
dari
kaca
mata
investor
karena
laba
digunak
an untuk
menilai
investas
i.
Penilaia
n laba
ekonomi
k harus
menggun
kan
462
informa
si yang
tersaji
dalam
pelapora
n laba
secara
akuntan
si,
sehingg
dharapk
an laba
akuntan
si dapat
digunak
an
sebagai
estimat
or/predi
463
ktor
laba
ekonomi
k. Maka
akuntan
si cukup
menyedi
akan
informa
si laba
dan
aliran
kas yang
layak
dan
menyera
hkan
analisis
dan
perhitun
464
gan laba
ekonomi
kepada
investor
walaupu
persepsi
dari
masing-
masing
investor
lah yang
aakn
memega
ng
peranan
yang
lebih
465
besar
dalam
penilaia
n/estim
asi
mengen
ai laba
ekonomi
suatu
entitas.
Makna
Laba
diartika
sebagai
kemakm
uran
yang
dicapai,
466
hal ini
dapat
dilihat
dengan
kenaika
kemakm
uran
yang
dikuasai
suatu
entitas,
prubaha
kemakm
uran
yang
dilihat
dari
selisih
467
kemakm
uran
awal dan
akhir
dari
suatu
perioda,
dan
perubah
an
kemakm
uran
harus
dapat
didistri
busikan
dinkmat
i atau
ditari
468
oleh
entitas
yang
menguas
ai
kemakm
uran
tersebu
t.
Laba
dan
kapital
Kapital
adalah
sediaan
atau
potensi
jasa,
maka
469
laba bila
dilihat
dari
pespekti
f kapital
merupak
an
kemakm
uaran
yang
bisa
diraih
ari
aliran
petensi
jasa
yang
dapat
dinikma
ti dalam
470
suatu
periode
tanpa
mengura
ngi
tingkat
potensi
jasa
pada
awal
perioda.
Konsep
Pemerta
hanan
Kapital
Berdasa
rkan
konsep
ini laba
471
diartika
sebagai
harapan
supaya
kapital
atau
investas
i yang
tertana
m akan
terus
dan
selalu
berkem
bang.
Konsep
Laba
Dalam
472
Sintatik
Makna
semanti
k laba
yang
dikemba
ngkan
pada
akhirnya
harus
dapat
dijabark
an
dalam
tataran
sintakti
k. Salah
satu
bentuk
penjaba
473
rannya
adalah
mendefi
nisi laba
sebagai
selisih
penguku
ran dan
penandi
ngan
antara
pendapa
tan dan
biaya.
Konsep
laba
dalam
tataran
sintatik
membah
474
as
mengen
ai
bagaima
na laba
diukur,
diakui,
dan
disajika
n.
Terdapa
beberap
criteria
atau
pendeka
tan
dalam
konsep
475
ini,
yaitu
pendeka
tan
transak
si,
pendeka
tan
kegiatan
, dan
pendeka
tan
pemerta
hanan
kapital.
Pendeka
tan
transak
si
476
Berdasa
rkan
pendeka
tan
transak
si laba
diukur
dan
diakui
pada
saat
terjadin
ya
transak
si yang
kemudia
terakum
ulasi
sampai
477
akhir
perioda.
Penguku
ran dan
pengaku
an laba
akan
paralel
dengan
kriteria
pengaku
an
pendapa
tan dan
biaya
Pendeka
tan
Kegiata
478
Laba
diangga
p timbul
bersama
an
dengan
berlangs
ungnya
kegiatan
atau
kejadian
bukan
sebagai
hasil
suatu
transak
si pada
saat
tertent
u.
479
Pendeka
tan
Pemerta
hanan
Kapital
Entitas
berhak
mendap
atkan
imbalan
dan
menikm
atinya
setelah
kapital
diperta
hankan
keutuha
nnya
480
atau
pulih
seperti
seperti
awal,
pada
pendeka
tan ini
imbalan
atau
laba
didefini
sikan
sebagai
konseku
ansi
dari
penguku
ran
kapital
481
pada
dua
titik
waktu
yang
berbeda
. Elemen
stateme
keuanga
n diukur
atas
dasar
pendeka
tan
aset-
kewajib
an.
482
Penguku
ran
atau
Penilaia
Kapital
Jenis
Kapital
Kapital
finansia
l adalah
klaim
dari
jumlah
rupah
atau
nilai
yang
melekat
pada
483
aset
total
badan
usaha
tanpa
memand
ang
jenis
atau
kompon
en aset.
Laba
akan
timbul
bila
jumlah
rupiah
aset
pada
akhir
484
perioda
lebih
banyak
dari
jumlah
rupiah
pada
awal
perioda.
Kapital
fisis,
dimakna
sebagai
kapasita
produks
i fisis,
jadi
laba
485
akan
dinilai
dengan
melihat
kelebiha
n antara
produks
i fisis di
akhir
perioda
dengan
awal
perioda.
Skala
Penguku
ran
Skala
nominal
adalah
486
satuan
rupiah
yang
seperti
terjadi
tanpa
memper
hatikan
perubah
an daya
beli
dengan
berjalan
nya
waktu
akibat
perubah
an
kondisi
ekonomi
487
k, skala
nominal
lebih
menitik
beratka
n pada
jumlah
unuit
rupiah
daripad
a jumlah
unit
daya
beli.
Skala
Daya
Beli
adalah
skala
untuk
488
mengata
si
kelemah
an skala
rupiah
normal
atas
dasar
harga
indeks
tertent
u.
Dasar
atau
Atribut
Penguku
ran
Kos
historis
489
adalah
jumlah
rupiah
sepakat
an atau
harga
pertuka
ran yang
telah
tercata
t dalam
system
pembuk
uan),
Kos
sekaran
g adalah
jumlah
rupiah
harga
490
pertuka
ran atau
kesepak
atan
yang
diperluk
an
sekaran
g oleh
unit
usaha
untuk
memper
oleh
asset
yang
sama
jenis
dan
kondisin
491
ya atau
penggan
tinya
yang
setara.
Penguku
ran
Laba
dengan
Memper
tahanka
Kapital
Mengga
mbarkan
laba
secara
umum
sebagai
perubah
492
an
kapital
atas
dasar
konsep
pemerta
hanan
kapital.
Pendeka
tan
penilaia
n dan
implikas
inya
terhada
penentu
an laba :
Kapitali
sasi
493
aliran
kas
harapan,
Penilaia
n pasar
atas
perusah
aan,
Setara
kas
sekaran
g, Harga
masukan
historis,
Harga
masukan
sekaran
g,
Pemerta
hanan
494
daya
beli.
Konsep
Laba
dalam
tataran
Pragmat
ik
Tataran
pragmat
ik dalam
teori
komunik
asi
berkepe
ntingan
untuk
menentu
kan
495
apakah
pesan
sampai
kepada
penerim
a dan
mempen
garuhi
perilaku
sebagai
mana
diarah,
sedangk
an
dalam
teori
akuntan
si
tataran
pragmat
496
ik
membah
as
mengen
ai
apakah
informa
si laba
bermanf
aat atau
apakah
informa
si laba
nyatany
digunak
an.
Predikt
or
497
Aliran
Kas ke
Investo
Laba
disisni
bertuju
an
memban
tu
investor
dan
kreditor
dalam
mengem
bangkan
model
untuk
mempre
diksi
498
aliran
kas ke
mereka
guna
menilai
investas
i atau
kapitaln
ya
Laba
dan
Harga
Saham
Laba
merupak
an
predikt
or aliran
kas
499
masa
depan
ke
investor
digunak
an untuk
menentu
kan apa
yang
disebut
nilai
intrinsik
sekurita
s atau
saham,
dan nilai
intrinsik
inilah
yang
akan
500
memnen
tukan
harga
saham
di pasar
modal
pada
saat
tertent
u.
Perkont
rakan
Efisien
Kontrak
yang
efisien
adalah
kontrak
yang
501
tidak
banyak
menimb
ulkan
perseng
ketaan
dan
mendor
ong
pihak
yang
berkont
rak
melaksa
nakan
yang
diperjan
jikan.
502
Pengend
alian
Manaje
men
Dalam
tataran
pragmat
ik, laba
juga
dapat
digunak
an
sebagai
pengend
alian
manaje
men,
yaitu
503
sebagai
penguku
kinerja
divisi
atau
manajer
nya.
Perilaku
manajer
dikendal
ikan
melalui
laba
dengan
cara
mengait
kan
kompens
asi
504
dengan
laba
sebagai
penguku
kinerja.
Teori
Pasar
Efisien
Pasar
modal
dikatak
an
efisien
terhada
p suatu
informa
si bila
harga
505
saham
merefle
ksi
secara
penuh
informa
si
tersebu
t, atau,
bila
harga
sekurita
merefle
ksi
secara
cepat
dan
penuh
semua
506
informa
si yang
tersedia
dalam
suatu
sistem
pelapora
keuanga
n.
Bentuk
Efisiens
i Pasar
Laba
Sebagai
Signal :
Bentuk
lemah,
jika
507
harga
sekurita
merefle
ksi
secara
penuh
informa
si harga
dan
volume
sekurita
s masa
lalu,
Bentuk
semi-
kuat
,jika
harga
sekurita
508
s
merefle
ksi
secara
penuh
semua
informa
si yang
tersedia
secara
public
termasu
k data
stateme
keuanga
n),
Bentuk
kuat ,
jika
509
harga
sekurita
merefle
ksi
secara
penuh
semua
informa
si
termasu
informa
si privat
atau
dalam
yang
tidak
dipublik
asikan).
510
Pengujia
Kandung
an
Informa
si Laba
Terdapa
t dua
bentuk
pengujia
terhada
kandung
an
informa
si laba
yaitu
pengujia
511
n
peristiw
a dan
pengujia
asosiasi
(nilai
relevan
laba),
Pengujia
peristiw
a adalah
pengujia
n yang
berfoku
s pada
peristiw
pengumu
512
man
laba.
Pengujia
asosiasi
dilihat
dari
kepekaa
n return
saham
terhada
p setiap
rupiah
laba
atau
laba
kejutan.
Laba
dan
513
Teori
Entitas
Membah
as
berbaga
i konsep
entitas
selain
kesatua
n usaha
dan
implikas
inya
terhada
pengerti
an dan
penyajia
n laba.
Karena
514
berkaita
dengan
siapa
yang
berhak
atas
laba,
teori
entitas
(kesatu
an)
sering
disebut
pula
dengan
teori
ekuitas.
Terdapa
515
beberap
a teori
entitas
atau
teori
ekuitas
yang
banyak
dibahas
dalam
literatu
r teori
akutansi
, yaitu
entitas
usaha
bersama
, entitas
usaha
atau
516
bisnis,
entitas
investor
, entitas
pemilik,
entitas
pemilik
residual
, entitas
pengend
ali, dan
entitas
dana.
Teori
entitas
selalu
dikaitka
dengan
partisip
517
an
dalam
kegiatan
ekonomi
k.
Partispa
tersebu
merupak
an pihak
yang
akhirnya
meneim
manfaat
dari
nilai
tambah
an yang
518
timbul
akibat
kegiatan
ekonomi
k. Teori
kesatua
n juga
mempun
yai
implikas
tentang
tujuan
pelapora
keuanga
n dan
bentuk
atau
susunan
519
stateme
n laba-
rugi.
Penyaji
an Laba
Penyajia
n laba
berdasa
rkan
masalah
konsept
ual
adalah
pemisah
an
pelapora
n pos –
pos
transak
520
si
dengan
pemilik.
Pos-pos
operasi
dalam
arti luas
dilapork
an
melalui
stateme
n laba-
rugi
sedangk
an pos-
pos yang
jelas
merupak
an
transak
521
si modal
dilapork
an
melalui
stateme
n laba
ditahan
atau
stateme
perubah
an
ekuitas
522
MATE
RI XI
POSIT
IVE
ACCO
UNTI
NG
THEO
RY
Kompet
ensi
Dasar
a. Menj
elask
an
prak
tik
akun
tansi
523
yang
berla
ku
saat
ini
b. Men
eran
gkan
kebij
akan
yang
akan
diam
bil
oleh
peru
saha
an
c. Menj
elask
524
an
penil
aian
terh
adap
peru
saha
an
berd
asar
kan
kont
rak-
kont
rak
yang
telah
dibu
at
525
Teori
Positive
eori
ekonomi
positif
menjela
skan
fenomen
ekonomi
dan
bisnis
melalui
spesifik
asi
variabel
yang
saling
terkait.
526
Teori
yang
dikemuk
akan
Friedma
n (1953)
ini
merupak
an
sekumpu
lan
proposis
(penjela
san
sifat
dan
realita)
yang
terdiri
527
dari
konstru
k yang
didefini
sikan
secara
luas dan
menghu
bungkan
berbaga
i unsur
yang
terdapa
t dalam
proposis
tersebu
t. Teori
ekonomi
positif,
528
menurut
Friedma
(1953),
pada
hakekat
nya
terbeba
s dari
ikatan
berbaga
i aspek
etika,
sebagai
mana
dikemuk
akan
Keynes.
Dia
lebih
529
mengacu
ke
istilah
“apa
adanya”
(what it
is)
daripad
a ke
istilah
“seharu
snya
demikia
n” (it
should
be).
engan
demikia
n,
530
fungsiny
a harus
dinilai
berdasa
rkan
ketepat
an
(precisi
on),
bidang
kajian
(scope),
dan
kesesuai
an
peramal
an
berdasa
rkan
pada
531
pengala
man.
Ringkas
nya,
ekonomi
positif
adalah,
atau
dapat
dikateg
orikan
sebagai
ilmu
pengeta
huan
yang
objektif
(objecti
ve
science)
532
, seperti
halnya
ilmu
fisika.
eori
akuntan
si
positif
merupak
an
varian
dari
teori
ekonomi
positif.
Teori ini
berkem
bang
seiring
533
dengan
kebutuh
an untuk
menjela
skan
dan
mempre
diksi
realitas
praktik-
praktik
akuntan
si yang
ada di
masyara
kat,
what it
is
(Watts
dan
534
Zimmer
man,
1986).
Teori ini
memiliki
pijakan
yang
berbeda
dibandin
gkan
dengan
akuntan
si
normati
f, yang
lebih
menjela
skan
praktik-
praktik
535
akuntan
si yang
seharus
nya
berlaku,
it
should
be.
Teori ini
bertuju
an
menjela
skan
meramal
kan, dan
member
jawaban
atas
praktik
536
akuntan
si. Di
samping
itu,
teori ini
juga
meramal
kan
berbaga
fenomen
akuntan
si dan
mengga
mbarkan
bagaima
na
interaks
i antar-
537
variabel
akuntan
si dalam
dunia
nyata.
Validita
s teori
akuntan
si
positif
dinilai
atas
dasar
kesesuai
an teori
dengan
fakta
atau apa
yang
nyatany
538
a
terjadi
(what it
is).
ntuk
lebih
mudah
dipaham
i contoh
teori
akuntan
si
positif
adalah
praktik
akuntan
si yang
saat ini
sering
539
kita
dengar
antara
lain
creative
accounti
ng,
earning
manage
ment,
big
bath,
dan
income
smoothi
ng. Pada
dasarny
praktik
akuntan
540
si ini
sudah
dilakuka
n cukup
lama,
tetapi
praktik
ini
semakin
mencuat
diantara
nya
pada
kasus
ENRON,
dan
Worldco
m yang
terjadi
pada
541
tahun
2000.
Kasus
ini
mengaki
batkan
krisis
keperca
yaan
publik
terhada
auditor.
Kasus
ini telah
meruntu
hkan
KAP
Arthur
Anderse
542
n, tidak
saja
keluar
dari
The big
five,
bahkan
sampai
pencabu
tan ijin
usaha.
Kasus
inilah
yang
menjadi
titik
tolak
bagi
para
auditor
543
dan
lembaga
nya
untuk
meningk
atkan
kembali
jaminan
terhada
p hasil
audit
mereka.
edangka
akuntan
si
normati
f adalah
praktik
544
akuntan
si yang
dilaksan
akan
sesuai
dengan
aturan
yang
telah
ditetapk
an.
Aturan
tersebu
dikenal
dengan
nama
Praktik
Akuntan
si
545
Berteri
ma
Umum
(PABU)
atau
GAAP.
Salah
satu
bagian
kecil
dari
PABU
adalah
SAK
atau
standar
akuntan
si
Keuanga
n.
546
S
AK yang
ada
sekaran
dikeluar
kan oleh
IAI
melalui
suatu
organ
yang
kita
kenal
dengan
Dewan
Standar
Akuntan
si
Keuanga
547
n
(DSAK).
Dewan
ini
bertuga
s untuk
menyusu
n draft
standar
akuntan
si
keuanga
n yang
akan
diberlak
ukan.
Draft
tersebu
terlebih
548
dahulu
didiskus
ikan
dengan
Dewan
Konsulta
tif
Standar
Akuntan
si
Keuanga
(DKSAK
) untuk
kemudia
dikeluar
kan
draft-
nya. Bila
549
telah
diperole
masukan
dilakuka
sosialisa
si
(public
hearing)
untuk
memper
oleh
masukan
lebih
banyak
lagi dari
masyara
kat luas
550
(pemaka
i laporan
keuanga
n).
Selanjut
nya, bila
tidak
ada
masalah
lagi,
maka
IAI
akan
mengesa
hkan
standar
tersebu
t dan
diberlak
ukan
551
secara
efektif.
Berbeda
dengan
di
Indones
ia,
Amerika
Serikat
mendiri
kan
badan
penyusu
standar
akuntan
si yang
berada
di luar
asosiasi
552
profesi.
Badan
ini
adalah
Financia
Account
ing
Standar
ds
Board
(FASB)
yang
tidak
berada
di
bawah
AICPA
melaink
an di
553
bawah
Financia
Account
ing
Foundat
ion
(FAF).
Badan
ini
berwena
ng
penuh
dalam
menentu
kan
standar
akuntan
si yang
akan
554
ditetapk
an.
untunan
atas
adanya
suatu
pendeka
tan
positif
terhada
akuntan
si
terjadi
ketika
Jensen
menyata
kan
bahwa
555
“peneliti
an
dalam
akuntan
si
(dengan
satu
atau dua
pengecu
alian
yang
dapat di
catat)
tidak
bersifat
ilmiah..
karena
fokus
peneliti
an ini
556
telah
sangat
normati
f dan
terdefin
isi”.
Jensen
selanjut
nya
meminta
akan
adanya
“perkem
bangan
suatu
teori
akuntan
si
positif
yang
557
akan
menjela
skan
mengapa
akuntan
si
seperti
apa
adanya
ia,
mengapa
akuntan
melakuk
an apa
yang
mereka
lakukan,
dan apa
pengaru
h yang
558
dimiliki
fenomen
terhada
penggun
aan
orang
dan
sumber
daya.
esan
mendasa
r yang
kemudia
dikenal
sebagai
“Kelomp
559
ok
Akuntan
si
Rochest
er”
adalah
bahwa
hampir
semua
teori
akuntan
si tidak
bersifat
ilmiah
karena
mereka
bersifat
normati
f dan
seharus
560
nya
diganti
dengan
teori
positif
yang
menjela
skan
praktek
akuntan
si aktual
dilihat
dari
segi
pilihan
manaje
men
secara
sukarela
terhada
561
p
prosedu
akuntan
si dan
bagaima
na
standar
peratur
an telah
berubah
dari
waktu
ke
waktu.
orongan
terbesa
r dari
pendeka
562
tan
positif
dalam
akuntan
si
adalah
untuk
menjela
skan
dan
meramal
kan
pilihan
standar
manaje
men
melalui
analisis
atas
biaya
563
dan
manfaat
dari
pengung
kapan
keuanga
tertent
u dalam
hubunga
nnya
dengan
berbaga
individu
dan
pengalo
kasian
sumber
daya
564
ekonomi
eori
positif
didasar
kan
pada
adanya
dalil
bahwa
manajer
pemega
ng
saham,
dan
aparat
pengatu
r/polisi
565
adalah
rasional
dan
bahwa
mereka
berusah
a untuk
memaksi
malkan
kegunaa
mereka
yang
secara
langsung
berhubu
ngan
dengan
kompens
asi
566
mereka,
dan oleh
karena
itu
kesejah
teraan
mereka
pula.
Pilihan
atas
suatu
kebijaka
akuntan
si oleh
beberap
kelompo
tersebu
567
t
bergant
ung
pada
perband
ingan
relatif
biaya
dan
manfaat
dari
prosedu
akuntan
si
alternat
if
dengan
cara
demikia
568
n untuk
memaksi
malkan
kegunaa
mereka.
Ide
utama
dari
pendeka
tan
positif
adalah
untuk
mengem
bangkan
hipotesi
s atau
faktor-
faktor
569
yang
mempen
garuhi
dunia
praktek
akuntan
si dan
untuk
menguji
validitas
dari
hipotesi
s ini
secara
empiris:
1. U
570
m
ni
al
571
a
ri
al
572
n
573
a
ai
574
u
si
al
575
a
576
di
ai
577
m
al
ol
n.
2. U
578
e
ti
ti
579
k
ti
di
si
lk
580
ri
fl
si
581
t
582
r
ri
si
si
ti
583
s
584
a
ri
al
ia
585
p
586
e
al
ia
r.
Tidak
seperti
hipotesi
perataa
n laba,
teori
positif
dalam
587
akuntan
si
berasum
si bahwa
harga
saham
bergant
ung
pada
arus kas
dan
bukanny
a laba
yang
dilapork
an.
Lebih
jauh lagi
pada
pasar
588
yang
efisien
dua
perusah
aan
dengan
distribu
si arus
kas yang
sama
akan
dinilai
sama
tanpa
memper
hatikan
perbeda
an
penggun
aan
589
prosedu
akuntan
si.
Masalah
utama
dalam
teori
positif
adalah
untuk
menentu
kan
bagaima
prosedu
akuntan
si
mempen
590
garuhi
arus
kas, dan
kemudia
n fungsi
kegunaa
manaje
men
untuk
memper
oleh
suatu
wawasan
atas
faktor
yang
mempen
garuhi
pilihan
591
manajer
terhada
prosedu
akuntan
si.
Resolusi
dari
masalah
ini di
pandu
oleh
asumsi-
asumsi
teoritis
berikut
ini:
1. T
592
o
ri
si
al
593
d
594
n
el
ti
ul
595
di
ai
pi
596
g
ni
si
ai
ol
597
si
fi
si
598
n
fl
ik
ti
599
t.
ri
in
di
600
s
601
r
ai
602
p
s)
603
r
el
al
ui
604
n
kl
in
605
a
606
n
al
ri
fi
si
le
al
607
g
si
ai
608
u
ai
609
u
610
in
di
vi
u.
rl
611
a
612
o
in
613
k
ai
al
614
n
615
a
ri
al
2. D
616
y
ti
617
n
618
r
in
i,
ri
bi
619
n
el
ih
in
620
a
si
si
ai
621
a
622
n
in
623
m
bi
si
624
a
ri
fl
ik
ti
625
t
u.
fl
ik
626
n
ki
ul
al
fl
ik
627
e
ti
628
a
bl
ig
si
629
a
ri
630
h
a.
al
631
m
di
ti
in
632
t
633
a
ti
kl
634
h
el
al
635
a
ai
gi
ti
636
a
bl
ig
si
al
in
637
m
ki
in
ji
638
n
ri
pi
639
k
fi
ni
si
640
r
hi
hi
641
g
si
642
d
ji
643
n
s.
Sejauh
mana
pilihan
akuntan
si
mempen
garuhi
644
kesejah
teraan
kontrak
bergant
ung
pada
besaran
relatif
dari
biaya
kontrak.
Biaya
kontrak
ini
mencaku
p:
1. Bi
645
t
si
bi
646
o
is
2. Bi
647
e
si
bi
648
a
n,
bi
bl
ig
si
649
u
gi
si
ki
650
n
di
si
al
3. Bi
651
in
si
bi
652
t
ol
in
si
653
4. Bi
si
si
ul
is
al
654
y
bi
ul
is
al
655
o
ti
656
n
di
el
ti
657
s
ai
658
e
ri
ti
ti
di
659
p
ki
5. Bi
ai
li
660
a
bi
661
t
ai
li
bi
662
e
di
si
663
n
al
Pilihan
akuntan
si
tergant
ung
pada
variabel
variabel
yang
mencer
minkan
intensif
manaje
men
dalam
memilih
664
metode
akuntan
si
berdasa
rkan
rencana
bonus,
kontrak
utang,
dan
proses
politik.
Sebagai
hasilnya
ada tiga
hipotesi
s yang
dihasilk
an;
hipotesi
665
s
rencana
bonus,
hipotesi
s modal
hutang,
dan
hipotesi
s biaya
politis.
Hipotesi
s ini
secara
umum
dinyatak
an
dalam
bentuk
perilaku
oportuni
666
stis dari
para
manajer
Hipotesi
tersebu
t adalah
sebagai
berikut:
1. H
ip
si
667
c
668
b
669
a
670
k
ki
671
u
si
672
y
ni
la
673
n
la
ri
di
ri
674
j
al
n.
ik
ir
675
d
al
ti
676
r
ti
it
ki
ni
677
a
ni
la
678
n
ji
ti
679
n
ai
680
d
pi
li
h.
2. H
ip
si
ui
681
s
682
w
ki
ti
gi
683
k
ui
ai
684
a
ki
685
n
(s
ki
686
r
687
s
688
p
di
al
ji
689
a
ki
690
e
el
691
n
ji
di
692
y
bi
al
ni
s,
693
a
ki
694
ki
695
m
696
t
si
ni
697
g
la
a.
3. H
ip
si
bi
698
a
ol
it
is
699
a
700
u
ci
701
l
ki
702
m
ili
si
703
n
la
la
a.
Pesan
dasar
yang
704
selanjut
nya
menjadi
dikenal
sebagai
“Kelomp
ok
Akuntan
si
Rochest
er”
adalah
hampir
semua
teori
akuntan
si tidak
bersifat
keilmua
n karena
705
ia
bersifat
“normat
if” dan
harus
diganti
dengan
teori
“positif”
yang
menjela
skan
praktek
akuntan
si aktual
dalam
bentuk
pilihan
bebas
manaje
706
men
terhada
prosedu
akuntan
si dan
bagaima
na
standar
peratur
an telah
berubah
dari
waktu
ke
waktu.
Evaluasi
Pendeka
707
tan
Positif
Pendeka
tan
positif
melihat
pada
“mengap
a”
praktek
akuntan
si
dan/ata
u teori
akuntan
si
berkem
bang
sebagai
mana
708
adanya
dengan
tujuan
untuk
menjela
skan
dan/ata
meramal
kan
peristiw
akuntan
si.
Karenan
ya
pendeka
tan
positif
berusah
709
a untuk
menentu
kan
berbaga
i faktor
yang
mungkin
mempen
garuhi
faktor
rasional
dalam
bidang
akuntan
si. Pada
dasarny
a ia
berusah
a untuk
menentu
710
kan
suatu
teori
yang
menjela
skan
fenomen
a yang
diamati.
Pendeka
tan
positif
secara
umum
dibedak
an dari
pendeka
tan
normati
f yang
711
berusah
a untuk
menentu
kan
suatu
teori
yang
menjela
skan
“apa
yang
seharus
nya” dan
bukanny
a “apa
yang
ada”.
Pendeka
tan
positif
712
sepertin
ya
menimb
ulkan
rasa
optimis
me yang
cukup
besar di
antara
para
penduku
ngnya.
Rasa
optimis
me ini
tidak
dimiliki
secara
hal
713
alamiah
oleh
semua
orang.
Satu
kritik
keras
terhada
pendeka
tan
positif
didasar
kan
pada
empat
hal
pokok:
1. P
714
r
ri
el
715
c
ni
el
716
it
ia
si
ti
717
la
di
718
s
gi
ri
719
si
ti
720
p
bi
721
a
ri
il
al
di
ti
722
k
ti
723
a
ui
si
724
a
di
el
725
s
al
h.
2. K
ri
si
ti
726
”
al
ri
fi
lo
fi
727
il
ia
728
n
al
al
729
a
is
ti
la
730
g
ai
ri
il
731
m
pi
ri
ti
732
a
si
ti
733
h
3. W
al
ri
734
n
ki
di
735
u
al
ki
el
di
736
e
ui
al
h,
ri
737
n
el
ni
di
738
c
ri
ol
el
739
e
ri
bi
di
740
a
ai
ji
741
al
ti
di
742
e
ui
ti
al
h.
743
o
al
is
is
744
ik
ir
al
ri
745
m
hi
is
di
746
e
ri
ti
in
747
p
al
748
g
ai
749
t
ri
el
n.
4. B
ol
750
b
el
751
m
pi
ri
752
m
el
gi
gi
753
u
al
ri
754
a
di
k,
el
755
o
756
al
757
g
ai
al
gi
al
758
o
ri
a.
Satu
titik
lainnya
berdasa
r pada
pendapa
t bahwa
teori
positif
atau
“empiris
” adalah
759
juga
normati
f dan
bernilai
karena
teori
tersebu
biasanya
menand
ai suatu
ideologi
konserv
atif
dalam
dampak
kebijaka
akuntan
si
760
mereka.
Kritik
yang
terkera
s atas
teori
akuntan
si
positif
(positiv
accounti
ng
theory-
PAT)
berasal
dari
Sterling
dengan
komenta
761
rnya
bahwa:
1. D
pi
la
ri
di
762
-
ni
la
763
n
si
al
al
ti
764
si
ti
2. P
765
n
il
ri
766
o
ri
al
al
3. H
si
767
p
ai
ni
hi
Sterling
juga
membua
kesimpul
an yang
patut
untuk
tidak
kita
768
lewatka
n, ia
menyata
kan
bahwa:
…saya
mereko
mendasi
kan
para
akuntan
untuk
menera
pkan
“pisau
bedah
milik
sterling
” yang
lemah
dan
secara
memalu
kan
tercuri,
dimana
konsep
akuntan
si
apapun
yang
tidak
memiliki
inti
logika
769
umum
yang
dapat
Anda
jelaskan
pada
diri
Anda
seharus
nya
dilupaka
n. Saya
percaya
bahwa
suatu
penerap
an yang
baik
atas
kriteria
tersebu
t dalam
akuntan
si akan
membua
t PAT
menjadi
suatu
industri
pengina
pan dan
mengga
ntinya
sebagai
gaya
dominan
masa
ini,
sekaligu
s
770
member
ikan
perlindu
ngan
terhada
p gaya
mendat
ang.
MATE
AKUN
771
S
Kompet
ensi
Dasar
a. Menj
772
elask
an
bebe
rapa
alasa
yang
mend
ukun
masi
diter
apka
nnya
histo
rical
cost
b. Menj
elask
773
an
bebe
rapa
pend
apat
tent
ang
peng
aruh
akun
tansi
peril
aku
c. Menj
elask
an
pene
rapa
teori
774
Effic
iency
Mark
et
Hyph
otesi
dala
Pasa
Mod
al
d. Menj
elask
an
kons
ep
meng
enai
775
inde
ks
harg
PENDA
HULUA
kuntansi
keuanga
merupak
an
media
informa
si yang
disusun
oleh
manaje
776
men
selaku
pengelol
a bisnis
untuk
kepenti
ngan
publik
khususn
ya
investor
dan
kreditor
Laporan
keuanga
member
ikan
informa
777
si yang
disajika
n oleh
akuntan
si
keuanga
n dalam
rangka
menilai
kinerja
perusah
aan.
Informa
si yang
disajika
n pada
laporan
keuanga
n ini
disusun
778
berdasa
rkan
standar
yang
sudah
ditetapk
an dan
prinsip-
prinsip
yang
sudah
baku.
nflasi
adalah
kenaika
tingkat
harga
umum
779
atas
semua
barang
dan jasa
di dalam
suatu
perekon
omian.T
ekanan
inflasi
merupak
an suatu
peristiw
moneter
yang
dapat
dijumpai
pada
hampir
780
semua
negara-
negara
di dunia
yang
sedang
melaksa
nakan
proses
pemban
gunan.
Sebagai
negara
berkem
bang
yang
masih
terus
menjala
nkan
781
pemban
gunan,
Indones
ia
mengala
mi
inflasi
dari
tahun
ke
tahun.
anyak
study
mengen
ai
inflasi
di
negara-
negara
782
berkem
bang,
menunju
kan
bahwa
inflasi
bukan
semata-
mata
merupak
an
fenomen
moneter
, tetapi
juga
merupak
an
fenomen
783
struktu
ral atau
cost
push
inflation
. Hal ini
disebab
kan
karena
struktu
ekonomi
negara-
negara
berkem
bang
pada
umumny
a yang
masih
784
bercora
agraris.
Sehingg
a,
goncang
an
ekonomi
yang
bersum
ber dari
dalam
negeri,
misalnya
gagal
panen
(akibat
faktor
ekstern
al
785
perganti
an
musim
yang
terlalu
cepat,
bencana
alam,
dan
sebagai
nya),
atau
hal-hal
yang
memiliki
kaitan
dengan
hubunga
n luar
negeri,
786
misalnya
membur
uknya
term of
trade,
utang
luar
negeri ,
dan kurs
valuta
asing,
dapat
menimb
ulkan
fluktuas
i harga
di pasar
domesti
k.
787
engukur
an yang
selama
ini
digunak
an
dalam
akuntan
si
adalah
metode
Historic
al Cost.
Historic
al Cost
adalah
menurut
pendapa
t ini
cost
788
principl
e atau
disebut
juga
acquisiti
on cost
adalah
dasar
penilaia
n yang
tepat
untuk
mencata
peroleh
an
barang ,
jasa ,
biaya ,
harga
789
pokok,
dan
ekuitas.
Dengan
perkata
an lain,
setiap
perkiraa
n dinilai
berdasa
rkan
harga
pertuka
rannya
pada
tanggal
peroleh
an
(Sofyan
Syafri
790
Harahap
:2011).
etode
historic
al cost
ini
menunju
kkan
bahwa
laporan
keuanga
bersifat
historis,
yaitu
merupak
an
laporan
keuanga
791
n atas
kejadian
yang
telat
lewat.
Akuntan
si juga
disusun
berdasa
rkan
prinsip
unit
moneter
, hal ini
berarti
akuntan
si hanya
member
ikan
data
792
kuantita
tif dan
moneter
Akuntan
si hanya
member
ikan
data
yang
sifatnya
material
Sedangk
an
inflasi
yang
terjadi
merupak
an suatu
793
kejadian
yang
akan
datang,
yang di
pengaru
hi dari
kejadian
sebelum
nya.
nflasi
yang
terjadi
di suatu
negara
akan
membaw
dampak
794
terhada
laporan
keuanga
n yang
disajika
n karena
informa
si yang
ada
menjadi
tidak
relevan
dan
tidak
sesuai
dengan
keadaan
pasar
yang
795
sesungg
uhnya.
Serta
prinsip
stable
monetar
y unit
yaitu
kesatua
moneter
diangga
p stabil.
Hal ini
tidak
berlaku
pada
kenyata
annya
karena
796
kita
ketahui
bahwa
dimana
saja di
dunia ini
tingkat
inflasi
nya akan
berubah
. Di
Indones
ia pada
tahun
1956
tingkat
inflasi
tertingg
i sampai
650%,
797
pada
tahun
1999
saja
tingkat
inflasiny
mencapa
i 9,35%.
(Sofyan
Syafri
Harahap
:2011)
ermasal
ahan-
permasa
lahan
inilah,
yang
798
memicu
banyakn
ya kritik
terhada
kegunaa
laporan
keungan
sebagai
pemberi
informa
si
khusuny
a pada
masa
inflasi.
Pada
saat
inflasi,
799
informa
si-
informa
si yang
disajiak
n pada
laporan
keuanga
n hanya
sia-sia
saja
karena
informa
si yang
disajika
n tidak
sesuai
dengan
apa yang
ada
800
pada
kenyata
annya.
Hal ini
juga
yang
memicu
munculn
ya
akuntan
si
inflasi.
kuntansi
inflasi
adalah
akuntan
si yang
berupay
a untuk
801
menyusu
laporan
keuanga
n yang
memuat
dampak
dari
inflasi
atau
penurun
an nilai
beli
uang
pada
laporan
keuanga
sehingg
802
laporan
keuanga
menunju
kkan
satuan
mata
uang
pada
tingkat
harga
yang
berlaku
saat itu
bukan
lagi
harga
historis.
Pengerti
803
an
Inflasi
dan
Tingkat
an
Inflasi
alam
ilmu
ekonomi
, inflasi
adalah
suatu
proses
meningk
atnya
harga-
harga
secara
umum
804
dan
terus-
menerus
(kontinu
berkaita
dengan
mekanis
me
pasar
yang
dapat
disebab
kan oleh
berbaga
i faktor,
antara
lain,
konsums
805
i
masyara
kat yang
meningk
at,
berlebih
nya
likuidita
s di
pasar
yang
memicu
konsums
i atau
bahkan
spekulas
i,
sampai
termasu
k juga
806
akibat
adanya
ketidakl
ancaran
distribu
si
barang.
enurut
para
pakar
beberap
pengerti
an
mengen
ai
inflasi:
1. Menu
rut
807
Nopir
in
(1987
:25)
adala
`Pros
es
kenai
kan
harga
harga
umum
baran
g-
baran
secar
808
terus
mene
rus
selam
perid
terte
ntu.
2. Menu
rut
Samu
elson
dan
Nord
haus
(1998
578-
603)
809
Infla
si
dinya
takan
sebag
ai
kenai
kan
harga
secar
umum
Jadi
tingkat
inflasi
adalah
tingkat
perubah
an harga
810
secara
umum
yang
dapat
dinyatak
an
dengan
rumus
sebagai
berikut:
Rate of
inflation
(year t)
= Price
level
(year
t)- price
level
(year t-
l) :Price
level
811
(year t-
l)
Kondisi
inflasi
menurut
Samuels
on
(1998:5
81),
berdasa
rkan
sifatnya
inflasi
dibagi
menjadi
tiga
bagian
yaitu:
a.
812
Meraya
{Creepin
Inflatio
n)
Laju
inflas
i yang
renda
(kura
ng
dari
10%
perta
hun),
kenai
kan
harga
813
berja
lan
lamba
denga
perse
ntase
yang
kecil
serta
dalam
jangk
waktu
yang
relati
lama.
b. Infla
814
si
mene
ngah
{Gall
oping
Infla
tion)
Ditan
dai
denga
kenai
kan
harga
yang
cukup
besar
dan
kadan
g-
815
kadan
berja
lan
dalam
waktu
yang
relati
pende
serta
memp
unyai
sifat
aksel
erasi
yang
arrin
ya
816
harga
harga
mingg
u/bul
an ini
lebih
tinggi
dari
mingg
u/bul
an
lalu
dan
seter
usnya
c. Infla
si
Ting
817
gi
{Hyp
er
Infla
tion)
Infla
si
yang
paling
parah
denga
dtand
ai
denga
kenai
kan
harga
samp
818
ai 5
atau
6 kali
dan
nilai
uang
mero
sot
denga
tajam
Biasa
nya
keada
an ini
timbu
apabil
819
peme
rinta
meng
alami
defisi
angga
ran
belan
ja.
Metode
Penguku
ran
Inflasi
Suatu
kenaiika
n harga
dalam
inflasi
820
dapat
diukur
dengan
menggun
akan
indeks
harga.
Ada
beberap
a indeks
harga
yang
dapat
digunak
an untuk
menguk
ur laju
inflasi
(Nopirin
,1987:2
821
5)
antara
lain:
a)
Consum
erPriceI
ndex
(CPI)
Indeks
yang
digunak
an untuk
menguk
ur biaya
atau
pengelu
aran
rumah
tangga
dalam
822
membeli
sejumla
barang
bagi
keperlu
an
kebutha
n hidup:
CPI=
(Cost of
marketb
asket
ingiven
year :
Cost of
marketb
asket in
base
year) x
100%
823
b)
Produse
PriceIn
dex
dikenal
dengan
Whosal
e Price
Index
Index
yang
menitik
beratka
n pada
perdaga
ngan
besar
seperti
824
harga
bahan
mentah
(raw
material
), bahan
baku
atau
barang
setenga
h jadi.
Indeks
PPI ini
sejalan
dengan
indeks
CPI.
c) GNP
Deflato
825
GNP
deflator
ini
merupak
an jenis
indeks
yang
berbeda
dengan
indeks
CPI dan
PPI,
dimana
indeks
ini
mencang
kup
jumlah
barang
dan jasa
826
yang
termasu
k dalam
hitungan
GNP,
sehingg
jumlahn
ya lebih
banyak
dibandin
dengan
kedua
indeks
diatas:
GNP
Deflato
r =
(GNP
827
Nominal
: GNP
Riil) x
100%
Faktor
faktor
yang
mempen
garuhi
Inflasi
Menurut
Samuels
on dan
Nordha
us
(1998:5
87), ada
beberap
828
a faktor
yang
menyeb
abkan
timbuln
ya
inflasi:
a.
Demand
Pull
Inflatio
Timbul
apabila
permint
aan
agregat
meningk
at lebih
cepat
829
dibandin
gkan
dengan
potensi
produkti
perekon
omian,
menarik
harga
ke atas
untuk
menyei
mbangk
an
penawar
an dan
penninta
an
agregat.
830
b. Cost
Push
Inflatio
n or
Supply
Shock
Inflatio
Inflasi
yang
diakibat
kan oleh
peningk
atan
biaya
selama
periode
pengang
guran
831
tinggi
dan
penggun
aan
sumber
daya
yang
kurang
efektif.
Sedangk
an
faktor-
faktor
yang
menyeb
abkan
timbuln
ya
inflasi
832
tidak
hanya
dipenga
ruhi
oleh
Demand
Pull
Inflatio
n dan
Cost
Push
Inflatio
n tetapi
juga
dipenga
ruhi
oleh :
a) Dome
stic
Infla
833
tion
Tingk
at
inflas
i yang
terja
di
karen
diseb
abkan
oleh
kenai
kan
harga
baran
secar
umum
834
di
dalam
neger
i.
b) Impo
rted
Infla
tion
Tingkat inflasi
yang
terja
di
karen
diseb
abkan
oleh
kenai
kan
harga
835
-
harga
baran
Akuntan
si
Inflasi
Metode
yang
digunak
an
dalam
akuntan
si inflasi
sama
dengan
metode
penentu
an laba.
Penekan
836
an
penentu
an laba
adalah
pada
nilai
laba
yang
lebih
relevan
yang
digamba
rkan
oleh
laporan
keuanga
n ,
sedangk
an
inflasi
837
nilai
semua
item
yang
terdapa
t dalam
laporan
keuanga
n. Dalam
menyusu
laporan
keuanga
n pada
masa
inflasi
juga
diperluk
an
metode-
838
metode.
Menurut
Johnson
metode
penguku
ran
aktiva
dan
kewajib
an dapat
dibagi :
1. The
Entry
Value
Syst
em
dari
harga
umum
839
yang
terdi
ri
dari :
a.
Histo
rical
cost
b.
Gene
ral
price
level
c.
Repla
ceme
nt
cost
d.
Repr
840
oduct
ion
cost
The
Exit
Value
System
harga
pasar
atau
current
market
value
yang
terdiri
dari :
a. net
realiz
able
value
841
b.
sellin
price
c.
expe
cted
value
Pada
akuntan
si inflasi
,metode
–metode
di atas
digunak
an
dalam
menyusu
laporan
842
keuanga
n pada
saat
inflasi
adalah :
a.
General
Price
Livel
Keuntun
gan
General
Price
Level
Adjust
ment
(GPLA)
adalah :
1. Dapa
843
menj
elask
an
peng
aruh
infla
si
pada
peru
saha
an
2. Meni
ngka
tkan
kegu
naan
perb
andin
gan
lapor
844
an
anta
rperi
ode
3. Mem
bant
pema
kai
lapor
an
menil
ai
arus
kas
di
masa
yang
akan
data
845
ng
seca
ra
lebih
baik
4. Mem
perb
aiki
tingk
at
kepe
rcay
aan
rasio
lapor
an
keua
ngan
yang
dihit
846
ung
dari
angk
a-
angk
lapor
an
keua
ngan
yang
suda
dises
uaika
Kelemah
annya
adalah :
847
1. Infla
si itu
terja
di
pada
bara
ng
yang
berb
eda
dan
peru
saha
an
yang
berb
eda
jadi
tidak
bisa
848
disa
maka
2. GPL
tidak
berm
akna
bagi
peru
saha
an
3. Angk
yang
dises
uaika
tidak
meng
849
gamb
arka
arus
kas
4. Rasio
itu
adala
indik
ator
ment
ah
b.
Current
Cost
Account
ing
Menurut
850
Edgar
Edward
dan
Philip
Bell
(1961),
yang
dibutuh
kan oleh
manajer
adalah
bagaima
na
mereka
mengalo
kasiakan
sumber-
sumber
ekonomi
yang
851
ada
untuk
memaksi
malkan
laba.
Manajer
biasanya
mengha
dapi
masalag
apakah
ingin
memper
tahanka
n suatu
aktiva
atau
utang
atau
menjual
852
atau
membay
arnya
dan
bagaima
na
menggun
akan
atau
mendan
ai
kegiatan
perusah
aan.
Untuk
menjaw
ab ini
mereka
mengusu
lkan
853
perhitun
gan
business
profit,
yang
memliki
dua
kompon
en.
1.
Current
Operati
ng
Profit
Laba
dari
curre
nt
opera
854
ting
adala
keleb
ihan
nilai
sekar
ang
dari
baran
atau
jasa
yang
dijual
denga
harga
pokok
nya.
855
2.
Realiza
ble
Cost
Saving
( Holdin
g Gain)
Kenaika
n harga
pokok
dari
suatu
aktiva
yang
masih
dilmiliki
sekaran
( dengan
harga
856
sekaran
g) .
Beberap
bentuk
Current
Cost :
a.
Replace
ment
Cost
nilai
yang
diukur
saat ini
(current
cost)
untuk
mendap
atkan
857
aktiva
baru
atau
menggan
tinya
dengan
kapasita
produks
inya
yang
sama.
Dalam
praktik
nilai
ganti ini
hanya
diterap
kan
pada
858
aktiva
nonmone
ter,
sepertin
ya
persedi
aan,
aktiva
tetap.
Aktiva
tetap
disajiak
an
menurut
nilai
gantinya
, nilai
bersih
setelah
digamba
859
rkan
nilai
yang
sudah
dipakai.
Penyusu
tan
dihitung
berdasa
rkan
pada
nilai
ganti
itu. Pada
masa
inflasi
sering
terjadi
backlog
depreci
860
ation
atau
penyusu
tan yang
bersald
negatif.
Pada
masa
inflasi
nilai
dari
replace
met
value ini
lebih
besar
dari
general
price
861
level.
Metode
ini
dikritik
dalam
hal :
S
je
ti
vi
ni
la
862
ia
si
863
a
hi
a-
864
n
ti
ul
ti
di
865
a
tr
si
866
r
a.
D
al
al
867
a
ti
868
r
it
ni
ul
869
p
la
gi
870
is
al
871
r
si
le
bi
872
e
ri
hi
873
o
ri
al
t.
hi
in
874
a
le
bi
ti
gi
ri
hi
ri
875
al
t.
P
876
m
ti
al
877
m
pl
878
in
i,
879
ti
rt
u.
le
880
y
pl
881
s
in
di
882
p
si
in
883
fl
si
S
el
884
a
di
885
a
al
in
a.
Walaupu
n ada
kritik
886
ini,
sebagai
pihak
mengang
gap
bahwa
metode
ini
paling
mudah
diterap
kan
dalam
akuntan
si
inflasi.
b.
Reprod
uction
887
cost
harga
itu
diukur
berdasa
rkan
harga
sekaran
g jika
aktiva
itu
dibuat
atau
diduplik
asi
seperti
barang
yang
dimiliki
itu
888
tanpa
melihat
perubah
an
teknolog
i yang
mungkin
mempen
garuhi
aktiva
yang
dibuat
itu.
Secara
umum
apa yang
berlaku
pada
metode
replace
889
ment
cost
berlaku
juga
pada
metode
reprodu
ction
cost.
c. Net
Realiza
ble
Value
merupak
an harga
jual
dikuran
gi
taksiran
890
biaya
penjulan
. Pada
masa
inflasi
nilai
dari net
relizabl
e value
ini lebih
besar
dari
replace
ment
cost
karena
manaje
men
tidak
mungkin
891
menjual
barangn
ya tanpa
menghar
apkan
laba
marjin
general
price
level.
Penyusu
tan
dalam
metode
ini
dihitung
berdasa
rkan
perbeda
an
892
antara
harga
jual
aktiva
itu pada
awal
dibandin
gkan
dengan
pada
akhir
periode.
d.
selling
Price
Di sini
nilai
yang
dipakai
893
adalah
harga
jual
tanpa
dikuran
gi biaya
penjuala
sehingg
laporan
keuanga
n yang
disusun
menurut
selling
price ini
akan
lebih
besar
894
daripad
a net
realizab
le value
dan
metode
lain
yang
disebut
sebelum
nya.
e.
Expect
ed
Value
Metode
ini
sangat
tergant
895
ung
pada
penghar
apan
seseora
ng jadi
bisa
lebih
besar
atau
lebih
kecil
dibandin
dengan
metode
lain
karena
expecte
d value
896
ini
merupak
an
gambara
n dari
present
value
kas di
masa
yang
akan
datang.
3.
Moneta
ry
Non-
Moneta
ry
Items
897
Monetar
y Item
adalah
aktiva
atau
kewajib
an yang
dinilai
atau
disajika
n dalam
unit
uang
yang
tetap
misalnya
kas,
piutang,
hutang
atau
898
kewajib
an
lainnya
yang
angka
dan
jumlah
nilai
uangnya
yang
tetap
itulah
yang
akan
ditagih,
dibayar
di masa
yang
akan
datang
899
tanpa
ada
perubah
an. Nilai
ini
adalah
nilai
historis
dan
nanti
nilai net
realizab
le value-
nyalah
yang
akan
direalis
asi.
Karena
nilainya
900
itu juga
mengga
mbarkan
nilai
sekaran
(current
value)
untuk
aktiva
jenis ini
tidak
perlu
disesuai
kan
kecuali
untuk
mengeta
hui
present
901
value
dari
nilai
yang
diharap
kan
ditagih
(expect
ed
value) di
masa
yang
akan
datang.
Contohn
ya :
deposit
o ,
valuta
asing ,
902
atau
klaim
valuta
asing,
dan alin-
lain.
Non-
monetar
y items
adalah
nilai
dimana
jumlah
uangnya
tidak
ditetapk
an
menurut
kontrak
perjanji
903
an.
Dalam
metode
historic
al cost
ini
digamba
rkan
sebagai
old cost
bukan
nilai
sekaran
g.
Misalny
a aktiva
tetap,la
han.
Dalam
metode
904
current
value
harga
baru itu
yang
dicoba
digamba
rkan
dengan
harga
sekaran
g.contoh
nya
adalah
biaya
dibayar
dimuka.
4.
Model
905
Akuntan
si
Ada
delapan
model
akuntan
si dalam
penilaia
n aktiva
dan
penentu
an laba
yaitu:
1.
penguku
ran
menurut
unit
uang :
a.
906
Historic
al Cost
Account
ing
b.
Replace
ment
Cost
Account
ing
c.
Net
Realizab
le Value
Account
ing
d.
Present
Value
Account
907
ing
2.
Penguku
ran
menurut
Uint
Tenaga
Beli
(GPL)
a.
GPL
Histo
rical
Cost
Acco
untin
b.
GPL
Repla
908
ceme
nt
Cost
Acco
untin
c.
GPL
Net
Reali
zable
Value
Acco
untin
d.
GPL
Prese
nt
Value
909
Acco
untin
Namun
yang
akan
dibahas
pada
paper
ini
hanya
tiga
model
akuntan
si saja,
yaitu :
a.
Historic
al Cost
Account
910
ing
b.
Replace
ment
Cost
Account
ing
c. Net
Realizab
le Value
Account
ing
1.
Atribut
yang
akan
dinilai
a. D
al
911
m
el
is
ri
al
912
u
ti
g,
tr
ib
di
ni
la
913
al
ju
la
914
a
ej
ni
di
915
u
ti
916
a
ej
la
917
u
di
al
918
a
ni
ti
ul
ri
919
p
ol
ti
it
u.
b. D
al
920
o
el
pl
921
o
ti
g,
tr
ib
di
922
r
al
ej
923
ni
di
924
n
ol
ti
925
n
ej
ni
926
k
ju
la
927
y
di
928
u
ol
ti
929
e
t.
c. D
al
el
al
iz
930
bl
e,
tr
ib
di
ni
la
al
931
ju
la
ej
in
932
y
di
ol
933
g
nj
al
ti
934
g
ju
la
935
u
di
936
k
aj
ib
it
g.
d. D
al
937
m
el
al
938
C
pi
al
iz
al
e,
tr
ib
939
g
di
ni
la
al
940
u
si
di
941
a
di
ri
ri
942
a
ti
943
el
di
944
a
di
945
y
al
g.
Atribut
itu
dapat
kita
golongk
946
an
dalam
tiga
cara
sebagai
berikut
F
ni
la
ia
947
p
la
lu
(h
is
ri
948
c
al
t)
ki
ni
(r
pl
949
e
al
iz
bl
950
v
al
e)
951
d
(p
al
e)
J
952
ni
tr
si
hi
ri
al
953
t
pl
954
r
tr
si
ol
955
a
956
n
g,
al
iz
bl
al
957
r
al
958
p
nj
al
959
a
g.
S
if
ej
di
960
a
al
hi
ri
al
di
961
a
ej
di
962
g
a,
al
963
u
ej
di
964
a
di
n,
pl
965
e
al
iz
966
bl
al
di
967
ej
di
si
hi
968
e
si
(a
n)
Unit Of
Measur
Ada
dua
jenis
unit
ukuran
969
yang
dipakai,
yaitu
sebagai
berikut
Unit
Mone
ter
(Uang
Dal
am
mode
l ini
yang
menj
adi
unit
peng
970
ukur
an
adala
unit
uang.
2.
Unit
Da
ya
Bel
(Pu
rch
asi
ng
Po
we
r)
Dal
971
am
mo
del
ini
yan
me
nja
di
ala
uku
ad
ala
da
ya
bel
972
uan
gny
yan
ten
tu
be
rb
ed
apa
bil
wa
ktu
nya
be
rb
ed
973
a.
3.
Penilaia
n dan
Perband
ingan
terhada
p Model
Akuntan
si
Dala
menil
ai dan
memb
andin
gkan
model
penila
ian
974
akunt
ansi
terse
but,
model
Prese
nt
Value
senga
ja
tidak
diikut
kan
karen
beber
apa
kelem
ahan
sebag
975
ai
berik
ut.
Sukar
nya
mena
ksir
pener
imaan
kas di
masa
yang
akan
datan
g.
Pemili
han
tingk
at
disko
976
nto
yang
sanga
berva
riasi
Aloka
si
arbit
rer
dari
takso
ran
arus
kas
dalam
menil
ai
aset
Aloka
977
si
arbit
rer
dan
taksi
ran
arus
kas
dari
masin
g-
masin
aktiv
secar
indivi
dual
978
Dalam
menilai
dan
memban
dingkan
model-
model
ini maka
yang
menjadi
dasar
penilaia
adalah.
1. K
al
979
a
ti
ul
ki
al
980
h
(t
in
r)
Ti
in
981
e
rr
ti
ul
ki
at
982
n
ni
la
rj
di
al
at
983
u
ri
rt
nt
u,
ta
pi
di
at
984
at
di
hi
tu
n,
di
la
985
r
ri
la
in
986
.
ai
al
987
h
ti
ej
di
al
988
ri
it
di
at
at
di
la
989
n
ai
ri
it
u.
2. K
990
s
al
ki
al
991
e
ri
ni
s)
sa
la
992
h
ki
at
al
at
in
rj
di
993
a
bi
la
la
ra
ti
994
a
di
sa
ji
995
n
rt
996
k
el
ar
at
997
n
rs
ut
al
998
g
el
ar
ik
ut
nj
di
999
b
rt
al
1000
m
la
ra
1001
n.
3. K
ul
it
al
si
1002
n
(i
bi
li
y)
ra
1003
n
ar
di
1004
ta
sa
la
rt
ia
n.
al
1005
e
fs
ir
la
ra
1006
n
ki
ta
ar
as
al
1007
p
rt
ia
1008
n
a.
at
la
in
1009
a
ar
el
nt
si
at
di
1010
a
ki
ta
ar
1011
u
1012
…
1013
t
1014
a
1015
a
1016
u
1017
a
1018
.
1019
l
1020
i
1021
,
1022
t
1023
n
1024
k
1025
a
1026
a
1027
u
1028
a
1029
u
1030
n
1031
C
1032
t
1033
k
1034
a
1035
m
1036
e
1037
k
1038
y
1039
t
1040
a
1041
a
1042
n
4. R
el
1043
v
si
as
nt
si
1044
ar
el
va
ar
ti
ar
1045
m
at
gi
ai
1046
u
nt
di
1047
al
bi
la
1048
p
ut
sa
n.
n,
ar
el
1049
k
nt
si
as
ih
ili
1050
ki
as
ih
1051
p
rt
as
al
ta
di
1052
,
ul
it
gi
nj
di
1053
a
in
as
nt
si
it
el
1054
e
va
ta
as
ai
il
1055
nt
si
le
bi
al
Metode
Penguku
ran
Harga
1056
Wajar
( Fair
Value )
Metode
penguku
ran
harga
wajar
telah
berlaku
di
Amerika
sesuai
dengan
stateme
nt NO.
157
tentang
Fair
Value
1057
Measur
ement.
“Statem
ent ini
mendifi
nisikan
fair
value ,
menenta
pkan
kerangk
a untuk
menguk
ur nilai
yang
wajar
( fair
value)
sesuai
dengan
1058
prinsip
akuntan
si yang
berteri
ma
umum,
dan
memperl
uas
pengung
kapan
tentang
penguku
rna fair
value.
Statem
ent ini
diterap
kan
dalam
1059
kerangk
a dasar
akuntan
si yang
membut
uhkan
atau
mengizi
nkan
penguku
ran fair
value.
Dewan
standar
sebelum
nya
telah
memutu
skan
melalui
1060
pengumu
man
bahwa
fair
value
adalah
metode
penguku
ran yang
relevan.
Oleh
karena
itu,
stateme
nt ini
tidak
meemerl
ukan
metode
penguku
1061
ran fair
vale
yang
baru.
Namun,
untuk
sebagia
entitas
penerap
an fair
value ini
akan
mengub
ah
praktik
yang
berlaku
sekaran
g.
1062
Ilustras
Beberap
Alterna
tif
Model
Akuntan
si
Untuk
member
ikan
gambara
n yang
jelas
antara
beberap
alternat
1063
ive
model
akuntan
si ini
kita
misalkan
PT
Sipangk
o Jaya
yang
didirika
n pada
tanggal
21
Maret
2005
akan
memasa
rkan
produk
1064
baru
yang
disebut
ESTIM
A.
Modal
berjuml
ah Rp
30.000,
-,
utangny
a Rp
30.000,
-,
dengan
bunga
10 %.
Pada
tanggal
1065
Januari
PT
Sipangk
o Jaya
memulai
kegiatan
nya
dengan
membeli
6.000
unit
ESTIM
dengan
harga
Rp 10,-
per unit.
Pada
tanggal
1 Mei
1066
perusah
aan
menjual
5.000
unit
dengan
harga
Rp 15,-
per unit.
Sement
ara itu,
perubah
an
tingkat
harga
selama
tahun
2005
adalah
sebagai
1067
berikut:
Alterna
tif
dengan
Melihat
Sudut
“Unit of
Money”
Alterna
tif yang
kita
bahas
disini
adalah
menyang
1068
kut
kesalah
an yang
timbul
karena
waktu.
Untuk
itu,
model
yang
akan
kita
bahas
adalah:
1. H
is
ri
1069
al
ti
2. R
pl
1070
m
ti
3. N
1071
R
al
iz
bl
al
ti
1072
Laporan
Laba
Rugi
Laporan
laba
rugi
untuk
ketiga
model
itu
adalah
sebagai
berikut:
PT
Sipangko
Jaya
Laporan
Laba Rugi
Untuk
tahun
yang
berakhir
pada
tanggal
31
Desember
2005
1073
Keterangan
Historic
al
Replace
ment
Net
Realizabl
e
75.000
92.000
Harga Poko Penjualan
50.000
60.000
73.000
Laba Kotor
25.000
15.000
19.000
1074
3.000
3.000
3.000
Laba Operasi
22.000
12.000
16.000
Realisasi holding gain
and loss
sudah
termasu
k
10.000
10.000
Holding gain and loss
yang
tidak
dihitung
3.000
3.000
Tidak direalisasi
General Price level gain
tidak
1075
dihitung
tidak
dihitung
tidak
dihitung
Laba bersih
22.000
25.000
29.000
PT
Sipangk
o Jaya
Neraca
31
Desemb
er 2005
Keterangan
Historic
al
Reolace
ment
Net
Realizab
le
1076
72.000
72.000
72.000
Persediaan
10.000
13.000
17.000
Total Harta
82.000
85.000
89.000
30.000
30.000
30.000
1077
Modal Saham
30.000
30.000
30.000
Laba ditahan
22.000
22.000
22.000
Belum realisasi
3.000
7.000
Total laba ditahan
22.000
25.000
29.000
1078
Total Modal Setor
52.000
55.000
59.000
Total Utang & Modal
82.000
85.000
89.000
Analisis perbedaan
akibat
waktu
Total Laba
29.000
2.
Alter
natif
Deng
an
1079
Meng
gunak
an
Mode
Akun
tansi
yang
Diuku
Deng
an
Unit
Tena
ga
Beli
Umu
Dala
m model
1080
ini yang
kita
bahas
adalah:
1. G
al
ri
el
1081
ju
is
ri
al
ti
1082
g
2. G
al
ri
el
ju
1083
e
pl
1084
u
ti
3. G
al
ri
el
1085
d
ju
al
iz
bl
al
1086
A
ti
PT
Sipangko
Jaya
Laporan
Laba Rugi
Untuk
tahun
yang
berakhir
pada 31
Desember
2005
1087
General Price Level Gain and Loss
PT
Sipangk
o Jaya
Neraca
Menuru
t
General
Price
Level
Per 31
desemb
er 2005
Keterangan
Persediaan
Total Aktiva
Laba Ditahan:
Unrealized
Laba/Rugi GPL
Total Pasiva
Analisis
Tipe
Kesalah
an
Masing-
masing
Model
No Accounting Model
1088
1 Historical-cost accounting
2 Replacement-cost
3 Net-realizable-value accounting
General price-level-adjusted
4
historical cost accounting
General Price-level-adjusted
5
replacement-cost accounting
MATE
RI
XIII
AKUN
TANS
I :
ILMU
DAN
PARAD
IGMA
1089
Kompet
ensi
dasar
a. Menj
elask
an
apa
yang
dima
ksud
deng
an
kons
ep
para
digm
b. Menj
elask
an
1090
tent
ang
pend
ekat
an
desk
ripti
induk
tif
dala
dala
peny
usun
an
teori
akun
tansi
1091
dan
keya
kinan
nilai
dari
prak
tik
akun
tansi
c. Menj
elask
an
tent
ang
alter
natif
siste
akun
tansi
1092
biay
histo
ris
d. Menj
elask
an
hubu
ngan
pema
kaian
infor
masi
akun
tansi
dan
infor
masi
akun
tansi
yang
1093
relev
an
deng
an
kons
ep
pemb
uata
kepu
tusa
akun
tansi
Perubah
an
Re
vol
usi
1094
on
er
Te
ori
da
Pa
ra
dig
ma
Pu
nct
uat
ed
Eq
uili
bri
um
Baga
1095
imana
ilmu
pengeta
huan
berubah
Pertany
aan ini
telah
menjadi
perdeba
tan
cukup
lama.
Para
pengikut
Darwin
dengan
gagasan
nya
1096
tentang
pertumb
uhan
(increm
ental)
menyata
kan
bahwa
perubah
an
kumulati
f masih
jauh
dari
memada
i untuk
menjela
skan
perubah
an
1097
dalam
bidang
ilmu dan
pertumb
uhan
dalam
bidang
pengeta
huan.
Sejaraw
an
mengaju
kan
sebuah
gagasan
yang
berbeda
dari
evolusi
yang
1098
dikenal
sebagai
punctua
ted
equilibri
um:
sebuah
altemati
f di
antara
periode-
periode
yang
panjang
dengan
infrastr
uktur
yang
stabil
dan
1099
meningk
atnya
penyesu
aian
serta
peringka
san
periode
revolusi
oner
yang
bergola
k (Niles
Eldredg
e dan
Stephen
Gould).
Pada
dasamya
, "garis
1100
keturun
an
muncul
dalam
bentuk
equilibri
um
seperti
bentuk-
bentuk
terdahu
lu dan
spesies
baru
muncul
dengan
tiba-tib
a,
melalui
perubah
1101
an yang
secara
tiba-tib
menyela
(punc-
tuation)
proses
yang
ada
(seperti
dalam
model
Darwin -
seleksi
alam
yang
akan
mensele
ksi
1102
kemamp
uan
varian
baru
tersebu
t)".
Untuk
masing-
masing
teori,
punctua
ted
equilibri
um
menawa
rkan
tiga
kompon
en
pokok
1103
yaitu:
s
tr
al
1104
p
ri
ei
n,
1105
p
ri
ol
si
r.
http://w
ww
.bl
ogg
1106
er.
co
m/
pos
t-
edi
t.g
blo
gI
D=
27
05
26
50
64
89
30
61
05
&p
ost
1107
ID
=4
34
01
76
88
75
58
24
49
91
Teori
Um
um
Ku
hn
ten
tan
Re
1108
vol
usi
Il
mi
ah
eori
tentang
revolusi
pengeta
huan
meneka
nkan
pada
pengem
bangan
pengeta
huan
dan
motivasi
1109
sejumla
pengem
bangan
tersebu
t. Usaha
Thomas
Kuhn
meneka
nkan
pada
pengem
bangan
pengeta
huan
dalam
bidang
sain
normal
tertent
1110
u. Tesis
utama
revolusi
pengeta
huan ini
berdasa
rkan
konsep
paradig
ma.
Setelah
munculn
ya
sejumla
h kritik
tentang
perbeda
an dan
ketidak
konsiste
1111
nan
pemakai
an
istilah
paradig
ma,
Kuhn
memper
baikinya
dalam
bukunya
edisi
kedua:
alam
banyak
buku,
istilah
paradig
ma
1112
digunak
an
dalam
dua
pengerti
an
berbeda
. Di satu
sisi,
paradig
ma
terdiri
dari
keseluru
han
konstela
si
keyakin
an, nilai,
dan
1113
teknik
yang
dibagika
n pada
anggota
suatu
komunit
as. Di
sisi lain,
paradig
ma
menunju
kkan
satu
bentuk
elemen
dalam
konstela
si, yaitu
solusi
1114
kongkrit
atas
kebingu
ngan
yang
dapat
dimanfa
atkan
sebagai
model
atau
contoh,
dan
dapat
menggan
tikan
aturan
yang
ada
sebagai
1115
suatu
dasar
solusi
bagi
kebingu
ngan
berikut
nya
dalam
sain
normal.
Paradig
ma-para
digma
ini tidak
selaman
ya
mendom
inasi.
1116
Untuk
pertama
kali
dijumpai
adanya
sejumla
anomali
(kelaina
n/kegan
jilan).
Anomali
ini tidak
dapat
diperbai
ki.
Suatu
periode
ketidak
nyamana
1117
n dan
krisis
terjadi
dengan
adanya
perselisi
han
antara
pihak
yang
melihat
anomali
sebagai
suatu
contoh
pemban
ding,
dan
pihak
lain
1118
yang
tidak
mengang
gapnya:
Sain
normal
berulan
gkali
mengala
mi salah
langkah.
Saat itu
terjadi-
yaitu
saat
profesi
tidak
lagi
dapat
menghin
1119
dari
anomali
sebagai
penyeba
tumbang
nya
tradisi
praktik
ilmu
pengeta
huan
yang
ada-mak
penyelid
ikan
tambah
an
dimulai
1120
untuk
mengaja
k para
anggota
profesi
agar
membua
komitme
n baru,
sebagai
dasar
yang
baru
untuk
praktik
ilmu
pengeta
huan.
1121
risis
berlanju
dengan
munculn
ya
sekumpu
lan
alternat
if ide
dan
identifi
kasi
cabang
pemikira
n baru.
Apa
yang
sesungg
uhnya
1122
terjadi
selama
periode
krisis,
tidak
banyak
yang
tahu.
H.Gilma
McCann
mengusu
lkan
tingkat
karakte
ristik
teoretis
dan
kuantita
tif dari
1123
tugas-tu
gas yang
berhubu
ngan
dengan
periode
awal dan
akhir dr
sain
normal:
Ting
kat
usah
teor
etis
akan
meni
ngka
1124
t
sela
ma
peng
emba
ngan
revol
usi.
Penin
gkat
an ini
terdi
ri
dari;
na
di
1125
o
Perge
seran
ke
parad
igma
baru
akan
seger
munc
ul
dari
sejum
lah
tulisa
teore
tik
diban
1126
dingk
an
tulisa
yang
lain.
Tingk
at
usaha
kuant
itatif
akan
menin
gkat
selam
penge
mban
gan
1127
revol
usi.
Penin
gkata
n ini
terdi
ri
dari
Perge
seran
ke
parad
igma
1128
baru
akan
seger
munc
ul
dari
sejum
lah
tulisa
kuant
itatif
diban
dingk
an
tulisa
yang
lain.
1129
o
Penin
gkata
usaha
kuanf
itatif
akan
sanga
diteg
askan
di
antar
tulisa
teore
tik.
o Akan
1130
terja
di
penin
gkata
n jml
penuli
selam
penge
mban
gan
revol
usi.
o Akan
terja
di
penin
gkata
1131
produ
ktivit
as
penuli
selam
penge
mba-
ngan
revol
usi.
Perge
seran
ke
parad
igma
baru
akan
1132
seger
munc
ul
dari
sejum
iah
tulisa
penuli
muda
darip
ada
penuli
yang
lebih
tua.
1133
Pendu
kung
parad
igma
baru
umum
nya
lebih
muda
darip
ada
pendu
kung
parad
igma
lama.
o Akan
ada
sejum
lah
1134
tulisa
yang
bersi
fat
netra
l.
o Porsi
pengh
arpan
terha
dap
penuli
yang
mend
ukung
parad
igma
baru
1135
akan
menin
gkat
selam
revol
usi.
Seluruh
hukum
dan
proposis
merupak
an
subjek
kesaksia
empirk.
Penolak
an suatu
1136
paradig
ma
terhada
paradig
ma lain
bagaima
napun
tidak
berdasa
rkan
eksklusi
fitas
bukti
empirik.
Faktor-
faktor
yang
tidak
logik
1137
termasu
pandang
an
metafisi
k,
keduduk
an
filosofik
etnosen
trisme,
nasionali
sme,
dan
karakte
r sosial
dari
komunit
as
1138
ilmiah,
mungkin
menjadi
beban
keputus
an.
Pengaku
an
paradig
ma oleh
para
penduku
ngnya
yang
lebih
dari
sekadar
uang
atau
kekuasa
1139
an, akan
menjadi
faktor
pendoro
ng bagi
para
peneliti
maupun
komunit
as
ilmiah
tertent
u.
Intinya,
para
peneliti
akan
menukar
kan
pengaku
1140
an sosial
terhada
informa
si.
Walaupu
n sulit
untuk
sependa
pat
bahwa
pengaku
an
merupak
an
motivasi
utama
bagi
peneliti
an
1141
dalam
setiap
bidang
ilmu,
namun
ada
argumen
menarik
bahwa
doronga
n utama
peneliti
an
adalah
kepuasa
n yang
diperole
apabila
melakuk
1142
an
sesuatu
nya
dengan
baik.
Namun
demikia
n,
kecuriga
an
tentang
kebenar
an
secara
psikolog
is
menyeli
muti
proses
pengaku
1143
an
dalam
ilmu
pengeta
huan.
Setiap
penghar
gaan
yang
bersifat
intrinsik
seperti
populari
tas,
uang,
posisi,
secara
moral
bersifat
mendua
1144
dan
berpote
nsi
untuk
merusak
nilai
kepuasa
n secara
alami:
seperti
reward
berbent
uk
pemberi
an
hukuma
n, akan
menggan
tikan
keduduk
1145
an
motivasi
yang
sesungg
uhnya:
perhatia
terhada
pengaku
an akan
menggan
tikan
perhatia
terhada
keunggu
lan
pengeta
1146
huan.
PANDA
NG
AN
RIT
ZER
TEN
TA
NG
BER
BAG
AI
PAR
ADI
GM
Foku
perhatik
1147
an teori
revolusi
pengeta
huan
adalah
pendefi
nisian
yang
tepat
tentang
konsep
paradig
ma.
Kuhn
menggun
akan
istilah
tersebu
t secara
salah
1148
dan
tidak
konsiste
n.
Definisi
paling
mendek
ati yang
tersaji
pada
bagian
akhir
bukunya
edisi
kedua
juga
tetap
tidak
jelas.
Definisi
1149
tersebu
t tidak
mengura
ngi
kritik
utama
terhada
perubah
an
pandang
an Kuhn,
dari
pandang
an
bahwa
kemuncu
lan dan
kegagal
an suatu
1150
paradig
ma
merupak
an
akibat
faktor
politik,
ke
pandang
an baru
bahwa
suatu
paradig
ma lebih
unggul
dari
pandang
an
lainnya
dengan
1151
suatu
alasan,
meliputi
"keakur
atan,
cakupan,
kemuda
han,
manfaat
, dan
kesamaa
nnya".
Kompon
en dasar
suatu
paradig
ma
menurut
definisi
Ritzer
1152
adalah:
1.
Co
nto
(e
xe
mp
lar
),
ata
pot
ong
an
akf
ivit
as
yan
1153
be
rfu
ngs
se
ba
gai
mo
del
ba
gi
ind
ivi
du
yan
be
ke
da
1154
me
ngg
una
kan
sua
tu
par
adi
gm
a;
2.
ga
mb
ara
(im
ag
es)
dar
1155
po
ko
per
soa
lan
3.
teo
ri-
teo
ri
(th
eo
rie
s);
da
4.
me
1156
tod
da
ins
tru
me
n.
Saat
nilai
prediksi
suatu
teori
bagi
para
penggun
anya
digunak
an, nilai
tersebu
1157
t tidak
semata-
mata
menentu
kan
kesukse
san
suatu
paradig
ma.
Disebab
kan
biaya
kesalah
an dan
impleme
ntasinya
bervaria
si,
sejumla
1158
h teori
tentang
fenomen
a dapat
bertaha
n secara
bersama
an untuk
tujuan
predikti
f.
Bagaima
napun,
hanya
satu
fenomen
a yang
secara
umum
akan
1159
dapat
diterima
para
teoritik
us.
Dalam
menerim
a suatu
teori,
teoritik
us akan
dipenga
ruhi
oleh
pertimb
angan
intuitif
dari
penjelas
an teori
1160
suatu
fenomen
a dan
jangkau
an suatu
fenomen
a, yang
dapat
menjela
skan
dan
mempre
diksi
sebaik
manfaat
prediksi
bagi
para
penggun
a.
1161
PARADI
GM
DAL
AM
AKU
NT
AN
SI
Paradig
ma
An
tro
pol
ogi
kal
In
du
1162
kti
Gambar
an
Pokok
Masala
Bagi
penggun
paradig
ma
anthrop
ological
inductiv
e, pokok
persoala
n yang
ada
1163
adalah:
o P
ti
k-
-p
ti
1164
si
a,
o S
ik
aj
1165
m
ti
k-
-p
1166
k
ti
t.
Para
penduku
ng
pandang
an ini
berpend
apat
bahwa
pada
1167
umumny
teknik-t
eknik
mungkin
diturunk
an dan
diperti
mbangk
an
dengan
berdasa
rkan
pengujia
terhada
manfaat
nya atau
bahwa
1168
manaje
men
memega
ng
peranan
utama
dalam
menentu
kan
teknik-t
eknik
yang
akan
diimple
mentasi
kan.
Konseku
ensinya,
tujuan
peneliti
1169
an
akuntan
si yang
berhubu
ngan
dengan
paradig
ma
anthrop
ological
inductiv
e adalah
untuk
memaha
mi,
menjela
skan,
dan
mempre
1170
diksi
praktik-
praktik
akuntan
si yang
ada.
Contoh,
Ijiri
memand
ang misi
pendeka
tan
paradig
ma ini
sebagai
berikut:
Bentuk
penalara
induktif
1171
untuk
memper
oleh
tujuan
yang
secara
implisit
terkand
ung
dalam
perilaku
sistem
yang
ada,
tidak
ditujuka
n untuk
menjami
kelangsu
1172
ngan
sistem
yang
sudah
ada.
Tujuan
sejumla
pengujia
n adalah
untuk
menyoro
ti di
mana
perubah
an
diperluk
an dan
di mana
sebaikn
1173
ya
dilakuka
n.
Perubah
an yang
disarank
an
sejumla
peneliti
an
memiliki
lebih
banyak
kesempa
tan yang
secara
aktual
dapat
diimple
1174
mentasi
kan.
Teori-t
eori
Emp
at teori
dapat
diperti
mbangk
an
sebagai
bagian
dari
paradig
ma
anthrop
ologikal
inductif
1175
o I
si
is
o M
el
1176
n
al
it
is
si
o H
ip
si
in
1177
m
in
in
1178
a
t;
o T
ri
1179
n
si
si
ti
f.
Metode-
metode
Para
penggun
paradig
ma
anthrop
ological
inductiv
1180
e
cenderu
ng untuk
menggun
akan
salah
satu
dari tiga
teknik
berikut
ini:
o Tekni
k-
-t
ni
1181
n
di
al
el
it
ia
1182
n
in
in
g;
o Tekni
k-
-t
ni
1183
k
di
al
1184
el
it
ia
in
t;
1185
d
o Tekni
k-
-t
ni
di
1186
a
al
el
it
ia
ri
si
1187
ti
f.
Paradig
ma
Tru
Inco
me
Ded
ukti
ve
Gambar
an
Pokok
Masalah
Siapa
saja
yang
1188
mengad
opsi
paradig
ma
true- in
come/d
eductiv
e, pokok
persoala
nnya
adalah:
Penyu
sunan
teori
akunt
ansi
denga
meng
1189
gunak
an
dasar
logika
alasa
norm
atif,
serta
konse
yang
baku
dan
Konse
incom
1190
yang
ideal
berda
sarka
sejum
lah
meto
de
lain
selain
meto
de
his-
toric
al
cost.
MacNea
berpend
1191
apat
bahwa
konsep
income
yang
ideal
adalah
sebagai
berikut:
Ada
satu
definisi
profit
yang
benar
dalam
istilah
akuntan
si.
Profit
1192
merupak
an
peningk
atan
bersih
dalam
tingkat
kesejah
teraan.
"Loss"
merupak
an
penurun
an
bersih
dalam
tingkat
kesejah
teraan.
Definisi-
1193
-definisi
tersebu
merupak
an
definisi
para
ekonom.
Definisi
ini
singkat
dan
tepat,
jelas,
serta
dapat
diukur
secara
matema
tis.
1194
Alexand
er,
berpend
apat
tentang
konsep
income
yang
ideal,
menyata
kan:
Kita
harus
menemu
kan
apakah
income
ekonomi
k yang
ideal
1195
berbeda
dengan
income
akuntan
si hanya
dalam
tingkata
n bahwa
yang
ideal itu
sulit
dicapal,
atau
apakah
income
ekonomi
s sudah
cukup
memada
i apabila
1196
penguku
rannya
mudah
dilakuka
n.
Teori-t
eori
Teori
yang
muncul
dari
paradig
ma true
income/
deducti
ve
menyaji
kan
altemati
1197
f
terhada
p sistem
akuntan
si biaya
historis.
Secara
umum,
lima
teori
atau
cabang
pemikira
n dapat
diidenti
fikasi:
P
ri
e-
1198
-l
el
(a
1199
e
t-
si
g-
1200
a
ti
g.
R
pl
t-
1201
c
ti
g.
D
ri
al-
1202
-
al
ti
(L
ik
ui
si
1203
).
C
ti
sl
1204
a
t-
al
iz
le-
al
e)
1205
a
ti
g.
P
t-
al
1206
e
ti
g.
Masing-
masing
teori
menyaji
kan
altemati
metode
penilaia
n assets
1207
dan
penentu
an
income
yang
dapat
mengata
si
akuntan
si biaya
historis.
Metode-
metode
Para
penggun
paradig
ma
true- in
come/d
1208
eductiv
umumny
menggun
akan
alasan
analitis
untuk
memben
arkan
penyusu
nan
teori
akuntan
si atau
untuk
memper
tahanka
1209
keunggu
lan
suatu
model
tertent
u dalam
penilaia
assets/
penentu
an
income,
selain
akuntan
si
biaya-hi
storik.
Para
penduku
ng
1210
paradig
ma ini
umumny
mengaw
ali
tujuan
dan
postulat
lingkung
an ke
metode
yang
spesifik.
Paradig
ma
De
cis
ion
1211
-
Us
ef
uln
ess
Se
cis
ion
Mo
del
Gambar
an
Pakok
Masalah
Bagi
para
penggun
1212
paradig
ma
decision-
- useful
ness/
decision-
- model,
pokok
persoala
dasamya
adalah
manfaat
informa
si
akuntan
si dalam
model
keputus
an.
1213
Informa
si yang
relevan
dengan
model
atau
kriteria
keputus
an
ditentuk
an dan
diterap
kan
dengan
memilih
altemati
akuntan
si
terbaik.
1214
Kemanf
aatan
dalam
model
keputus
an sama
dengan
model
keputus
an yang
relevan.
Sebagai
contoh,
Sterling
menyata
kan:
Apabila
suatu
properti
dapat
1215
ditentuk
an oleh
sebuah
model
pembua
tan
keputus
an, maka
penguku
ran
terhada
properti
tersebu
dikatak
an
relevan
(dengan
model
1216
keputus
an
tersebu
t).
Apabila
suatu
properti
tidak
dapat
ditentuk
an oleh
sebuah
model
pembua
tan
keputus
an, maka
penguku
ran
terhada
1217
p
properti
tersebu
dikatak
an tidak
relevan
(dengan
model
keputus
an
tersebu
t)."
Teori-t
eori
Dua
bentuk
teori
dapat
1218
dimasuk
kan
sebagai
bagian
paradig
ma
decision-
- useful
ness/
decision-
- model
yaitu;
B
1219
rt
1220
n
el
1221
k
1222
n
1223
e
bi
ni
(s
rt
1224
Q
li
1225
in
g,
al
1226
el
el
[l
e]
1227
b
el
1228
a
ai
a)
I
si
di
1229
p
rl
ol
gi
1230
a
el
in
1231
a
di
n.
B
1232
e
1233
n
ej
di
1234
o
is
ki
1235
m
hi
oi
(s
1236
e
rt
n,
1237
g
bi
l-
al
ih
n,
r,
ri
1238
k
bl
ig
si
ai
1239
a)
ri
1240
k
in
si
si
1241
n
ej
di
n-
ej
di
1242
e
ti
1243
p
di
ui
1244
g
ej
ia
ri
1245
a
uj
ti
vi
1246
s
al
di
ci
si
n-
1247
-
ul
ci
si
n-
1248
d
el
Metode-
motode
Para
penggun
paradig
ma
cenderu
ng untuk
tergant
ung
pada
teknik-t
eknik
empirik
dalam
1249
menentu
kan
kemamp
uan
predikti
f dari
elemen-
elemen
informa
si yang
terpilih.
Pendeka
tan yang
umumny
digunak
an
dalam
analisis
diskrimi
1250
nan
untuk
mengelo
mpokkan
nya
dalam
satu
bentuk
kelompo
k dari
sejumla
kelompo
k yang
ada
sebelum
nya,
tergant
ung
pada
1251
karakte
ristik
keuanga
perusah
aan
secara
individu
al.
Paradig
ma
De
cis
ion
Us
ef
ull
ne
1252
ss/
De
cis
ion
Ma
ke
r/
Ag
re
ga
t-
Ma
rk
et
Be
ha
vio
1253
Gambar
an
Pokok
Masalah
Bagi
para
penggun
paradig
ma
decision-
- useful
ness/
decision
–maker/
agregat-
- marke
t- behav
ior,
pokok
1254
masalah
sesungg
uhnya
adalah
respons
pasar
secara
keseluru
han
terhada
variabel-
-variabe
akuntan
si. Para
penulis
di atas
sependa
pat
1255
bahwa
manfaat
keputus
an
secara
umum
dalam
variabel
akuntan
si dapat
diperole
h dari
perilaku
pasar
secara
keseluru
han,
atau
seperti
yang
1256
disajika
n oleh
Gonedes
dan
Dopuch,
hanya
pengaru
prosedu
akuntan
si
altemati
f atau
spekulas
i yang
dapat
diniial
dari
perilaku
1257
pasar
secara
keseluru
han.
Menurut
Gonedes
dan
Dopuch,
pemiliha
n sistem
informa
si
akuntan
si
ditentuk
an oleh
perilaku
pasar
secara
keseluru
1258
han.
Teori-t
eori
Hubung
an
antara
perilaku
pasar
secara
keseluru
han
dengan
variabel
akuntan
si
didasar
kan
pada
teori
1259
efisiensi
pasar
modal.
Menurut
teori
ini,
pasar
akan
dikatak
an
efisien
jika;
h
1260
a
in
1261
e
ul
ly
fl
t)
el
1262
in
si
di
1263
t
1264
pl
ik
si
a,
h
1265
a
ti
bi
1266
s
el
in
1267
r
si
u.
Teori ini
secara
jelas
menyata
kan
bahwa
umumny
a dalam
kondisi
pasar
efisien,
abnorm
1268
al
retum
yang
dapat
diperole
h dari
pemanfa
atan
informa
si yang
lebih
luas
dalam
hubunga
nnya
dengan
setiap
pola
perdaga
ngan
1269
adalah
nol.
Perubah
an
dalam
kumpula
informa
si yang
tersedia
secara
otomati
s akan
menyeb
abkan
keseimb
angan
harga
yang
baru.
1270
Pada
kenyata
annya
teori
yang
menegas
kan
perilaku
pasar
meliputi
t
fi
ci
1271
t
el
t
fi
ci
1272
n
si
s;
t
1273
c
pi
al
ri
ci
el
1274
t
it
ri
ci
1275
r
y;
t
ui
li
ri
1276
o
ti
ri
ci
g.
Metode-
motode
Para
penggun
paradig
1277
ma ini
akan
mengiku
ti
metode:
t
el
t
1278
h
ti
ti
el
t
1279
h
ol
1280
g
y;
t
ls
'
al
ti
1281
o
el
,.
"
t
ri
le
el
al
1282
e
al
ti
el
t
1283
h
in
ti
1284
e
in
el
s,
t
el
1285
f
el
ti
1286
in
Paradig
ma
De
cis
ion
Us
1287
ef
ull
ne
ss
De
cis
ion
Ma
ke
r /
In
div
idu
al
Us
er
Gambar
an
1288
Pokok
Masalah
Bagi
para
penggun
paradig
ma
decision-
- usefull
ness/
decision-
maker/
individu
al- user,
pokok
masalah
nya
adalah
1289
respon
penggun
individu
terhada
variabel-
-variabe
akuntan
si. Para
penduku
ng
paradig
ma ini
berpend
apat
bahwa
secara
umum
1290
manfaat
variabel
akuntan
si
terhada
pembua
tan
keputus
an dapat
dilihat
dari
sudut
perilaku
manusia.
Dengan
kata
lain,
akuntan
si
1291
dipanda
ng
sebagai
proses
keperila
kuan.
Tujuan
peneliti
an
akuntan
si
keperila
kuan
adalah
untuk
memaha
mi,
mengura
ikan,
dan
1292
mempre
diksi
perilaku
manusia
dalam
hubunga
nnya
dengan
akuntan
si.
Paradig
ma ini
berhubu
ngan
dengan
kepenti
ngan
penggun
akuntan
1293
si
secara
intemal,
prosedu
r dan
penilai
informa
si, serta
masyara
kat
umum
atau
perwakil
annya.
Teori-t
eori
Sebagia
n besar
peneliti
1294
an yang
berhubu
ngan
dengan
paradig
ma
decision-
- useful
ness/
decision-
- maker
individu
al- user
tidak
dikaitka
dengan
manfaat
nya
1295
dalam
pemben
tukan
teori
secara
jelas.
Secara
umum,
altemati
f untuk
mengem
bangkan
teori
akuntan
si
keperila
kuan
yang
memada
1296
meminja
m, dari
disiplin
ilmu
yang
lain.
Sebagia
n besar
teori
tersebu
t cukup
memada
i untuk
menjela
skan
dan
mempre
diksi
perilaku
manusia
1297
dalam
hubunga
nnya
dengan
akuntan
si.
Teori-te
ori
pinjama
n ini di
antaran
ya:
r
el
ti
vi
1298
k
ni
ti
(k
n)
al
1299
k
si
r
el
ti
vi
1300
y
al
si
p
1301
r
ri
la
ri
in
1302
m
si
si
r
el
ti
vi
1303
li
ui
ti
al
si
1304
hi
si
fi
si
si
al
1305
d
fi
si
a;
hi
si
in
1306
f
ti
in
e;
hi
1307
t
si
sl
ni
si
al
1308
a
n;
p
1309
a
ti
nj
si
al
1310
u
si
si
1311
p
rt
is
ip
ti
1312
d
ki
rj
a;
m
el
1313
a
in
si
1314
n
si
a;
el
ip
1315
u
ti
t
le
el
,.
t
1316
b
ili
ti
el
1317
t
ci
al
vi
1318
al
el
t
ni
ti
yl
1319
a
h.
Model-
model
Para
penggun
paradig
ma ini
cenderu
ng untuk
menggun
akan
1320
seluruh
metode
yang
disukai
oleh
para
ahli
keperila
kuan-te
knik
pengama
tan,
wawanca
ra, dan
kuesion
er serta
eksperi
men
merupak
an
1321
metode
yang
banyak
digunak
an. Hal
ini juga
merupak
an awal
yang
baik
untuk
suatu
proses
pengaku
an.
Paradig
ma
In
for
1322
ma
tio
n /
Ec
on
om
ics
Gambar
an
Pokok
Masala
Pokok
masalah
yang
dihadapi
para
penggun
paradig
1323
ma
informa
tion/
economi
cs,
adalah
sebagai
berikut:
Informa
si
merupak
an suatu
komodit
as
ekonomi
s, dan
Peroleh
an
1324
sejumla
informa
si dalam
masalah
pemiliha
ekonomi
s.
Nilai
informa
si
dipanda
ng dari
sudut
kriteria
cost- be
nefit
dalam
struktu
1325
r formal
teori
pembua
tan
keputus
an dan
teori
ekonomi
. Hal ini
dinyatak
an
dengan
cara
sebagai
berikut:
...
argumen
yang
mengata
snamaka
1326
n
accrual
accounti
ng
mengacu
pada
dasar
pemikira
n bahwa
p
el
in
1327
m
si
al
1328
n
ti
ai
le
bi
1329
n
in
si
ri
si
1330
t
si
ri
1331
e
si
h-
fl
a
al
1332
a
ti
1333
r
al
in
fi
si
1334
m
ai
in
si
1335
m
in
i,
ki
t-
ki
1336
t
di
ti
ul
a,
ni
la
1337
a
di
si
lk
ol
in
si
1338
t
in
el
bi
hi
1339
n
si
a.
Informa
si
akuntan
1340
si
dievalua
si dalam
hubunga
nnya
dengan
kemamp
uan
untuk
meningk
atkan
kualitas
pemiliha
n secara
optimal
dalam
masalah
pemiliha
n yang
harus
1341
diselesa
ikan
oleh
seorang
individu
atau
sejumla
individu
dalam
sekelom
pok
individu
yang
heterog
en.
Seorang
individu
harus
memilih
1342
di
antara
sejumla
tindakan
yang
juga
memiliki
probabil
itas
hasil
berbeda
Asumsik
an
secara
konsiste
n bahwa
perilaku
pemiliha
1343
n yang
rasional
akan
diarahk
an oleh
expecte
d utility
hypothe
sis,
maka
tindakan
dengan
expecte
payoff
(atau
utility)
terbesa
r akan
lebih
1344
disukai
individu.
Dalam
kaitanny
dengan
hal ini,
informa
si
diperluk
an untuk
revisi
probabil
itas
outcom
es
sesungg
uhnya.
Jadi
individu
1345
akan
mengah
adapi
dua
tahap
proses:
t
rt
a,
1346
t
si
in
si
si
1347
lk
si
al-
-s
in
al
1348
d
a;
t
a,
1349
e
si
al
si
lk
1350
n
vi
si
bi
li
1351
m
ili
di
si
ti
1352
k
ai
Sistem
informa
si
dengan
expecte
d utility
terbesa
r lebih
disukai.
Informa
si yang
1353
diperluk
an
dalam
analisis
revisi
probabil
itas
secara
sistema
tis
(Bayesia
n-versio
n) pada
giliranny
memuda
hkan
analisis
informa
si
1354
dengan
dasar
yang
bersifat
subjekti
f yaitu
aturan
maksima
lisasi
expecte
d utility.
Teori-t
eori
Paradig
ma
informa
tion/ec
onomic
member
1355
ikan
gambara
mendala
tentang
"theory
of
teams",
yang
dikemba
ngkan
oleh
Marsch
ak dan
Radner,
pada
teori
keputus
an
1356
secara
statisti
k, dan
pada
teori
ekonomi
pemiliha
n. Apa
yang
dihasilk
an
adalah
teori
normati
f dari
penilaia
informa
si untuk
analisis
1357
sistema
tis
terhada
altemati
f-altem
atif
informa
si.
Fokus
paradig
ma
informa
tion/
economi
c adalah
asumsi
ekonomi
tradisio
nal yang
1358
konsiste
n, yaitu
perilaku
pemiliha
n yang
rasional.
Metode-
metode
Para
penggun
paradig
ma ini
umumny
memanf
aatkan
alasan
analitis
1359
dengan
dasar
teori
keputus
an
secara
statisti
k dan
teori
ekonomi
s proses
pemiliha
n.
Pendeka
tan ini
memisa
hkan
hubunga
n-hubun
gan yang
1360
bersifat
umum
dan
pengaru
rencana
altemati
f,
kemudia
menerap
kan
Boyesia
n- revisi
on
analysis
dan
kriteria
cost- be
nefit
1361
untuk
mengana
lisis
pertany
aan-per
tanyaan
tentang
kebijaka
akuntan
si.
Asumsi
utama
pendeka
tan ini
adalah
rasionali
tas.
ILMU
1362
AKU
NT
AN
SI
Situasi
dalam
peneliti
an
akuntan
si telah
meningk
at
secara
drastis
dalam
beberap
a tahun.
Tidak
ada
gunanya
1363
mengata
kan
bahwa
situasi
telah
berubah
untuk
menduk
ung
agenda
peneliti
an yang
dinamis,
seperti
adanya
bukti
transfo
rmasi
akuntan
si ke
1364
dalam
ilmu
yang
benar-b
enar
secara
penuh
diakui
sebagai
ilmu
normal
dengan
paradig
ma-para
digma
bersain
g yang
berusah
menega
1365
kkan
dominas
i.
Peneliti
an
akuntan
si
didasar
kan
pada
sekumpu
lan
asumsi
umum
tentang
ilmu dan
masyara
kat
sosial,
dan
1366
telah
mengha
silkan
perdeba
tan yang
sehat
tentang
bagaima
na
memper
kaya
dan
mengem
bangkan
pemaha
man kita
tentang
praktik
akuntan
si.
1367
Aliran
utama
peneliti
an
akuntan
si
memand
ang
secara
sejajar
antara
ilmu
fisik,
sosial,
dan
akuntan
si,
justifik
asi
dalam
1368
proses
penghit
ungan
hypothe
tic- ded
uctive
dari
penjelas
an
secara
ilmiah
dan
perlunya
konfirm
asi
terhada
hipotesi
tersebu
1369
t.
DEKON
TRU
KSI
Berbaga
i tulisan
akuntan
si
tentang
paradig
ma atau
teori
akuntan
si
tertent
menyata
kan
bahwa
1370
paradig
ma dan
teori
tersebu
seharus
nya
memiliki
hak-hak
istimew
dibandin
gkan
bentuk-
bentuk
pengeta
huan
atau
tulisan
akuntan
1371
si
lainnya.
Tulisan
tersebu
digunak
an untuk
menjami
kewenan
gan
(hegem
ony)
suatu
paradig
ma dan
kepenti
ngan
tertent
u,
1372
sebagai
pengha
mbat
produks
pengeta
huan
lainnya.
Dekonst
ruksi
dalam
peneliti
an
akuntan
si
mengun
dang
banyak
upaya
1373
untuk
mengung
kap
asumsi
tersemb
unyi
dalam
tulisan
akuntan
si.
Diasums
ikan
bahwa
seluruh
wacana
ilmiah
bidang
akuntan
si,
termasu
1374
k uraian
historis,
pada
dasamya
retoris.
Para
penganu
dekonst
ruksi
akuntan
si akan
mengkri
tik
tulisan
akuntan
si
melalui
berbaga
i teknik
1375
termasu
demyth
ologizin
g,
deceino
nizing,
dephalli
cizing,
atau
defamin
g.
1376