Anda di halaman 1dari 1376

Kewajiban Tidak Lancar

Pinjaman jangka panjang


Sewa pembiayaan
Kewajiban imbalan pasca

kerja imbalan
Pajak tangguhan
Ketentuan jangka panjang
Kewajiban lancar
Hutang usaha
Derivatif
Pinjaman jangka pendek
Bagian jangka pendek dari

hutang jangka panjang


Kewajiban keuangan lainnya

Hutang pajak kini


Jangka pendek ketentuan

Dana

1
pensiun

dapat

seluruhn

ya

dibiayai,

sebagia

didanai

atau

tidak

didanai.

Sepenuh

nya

didanai

rencana

memiliki

kas yang

cukup

atau

investas

2
i untuk

memenu

hi

kewajib

an dana

untuk

anggota.

Sebalik

nya,

rencana

didanai

tidak

memiliki

uang

tunai

atau

investas

i untuk

menutup

i potensi

3
pembay

aran di

bawah

rencana.

Sejauh

yang

jumlah

yang

diseleng

garakan

di

percaya

dan

yang

dibayar

kan ke

dana

pensiun

tidak

cukup

4
untuk

memenu

hi

kewajib

an

berdasa

rkan

program

saat

mereka

jatuh

tempo,

dana

pensiun

adalah

kekuran

gan

dana.

Karena

dana

5
pensiun

adalah

badan

hukum

yang

terpisah

mungkin

akan

diangga

p bahwa

komitme

n tidak

didanai,

rencana

bukan

merupak

an

kewajib

an dari

6
sebuah

perusah

aan

atasan

yang

membay

ar ke

dana

pensiun.

Namun,

bisa

dikatak

an

bahwa

perusah

aan

memiliki

kewajib

an yang

adil

7
untuk

memenu

hi

komitme

n tidak

didanai

dan

karenan

ya,

memiliki

kewajib

an.

Untuk

menduk

ung

argumen

ini,

Whittre

d,

Zimmer

8
dan

Taylor

menawa

rkan

contoh

sebuah

perusah

aan yang

memung

kinkan

superan

nuation

disponso

ri

default

dana

dan

menderi

ta

kehilang

9
an

reputasi

dalam

Tenaga

Kerja

dan

pasar

lain

sebagai

konseku

ensinya,

sehingg

menimb

ulkan

suatu

pengorb

anan

manfaat

ekonomi

10
.

Meskipu

beberap

perusah

aan

tradisio

nal

belum

mengaku

komitme

didanai

sebagai

kewajib

an,

dalam

kerangk

11
a dan

IAS

37/AAS

B 137

sulit

untuk

berpend

apat

bahwa

mereka

bukan

merupak

an

kewajib

an.

Masalah

lainnya

berkaita

dengan

12
kapan

harus

mengaku

kewajib

an untuk

pensiun

(tabung

an hari

tua)

pembay

aran.

Apakah

 Seba

gai

jasa

kary

awan

yang

13
mem

buat

gaga

san

adala

bahw

pemb

ayar

an

adala

bent

uk

komp

ensa

si

yang

14
diter

ima

oleh

kary

awan

pada

saat

pemb

erian

jasa.

Nam

un,

diba

yark

an di

masa

depa

n,

setel

ah

15
pensi

un.

 Ketik

kary

awan

pensi

un?

 Bila

dana

yang

dibut

uhka

untu

mem

buat

pemb

ayar

16
an

berd

asar

kan

prog

ram

pensi

un?

Dana

pensiun

dapat

diangga

sebagai

janji

oleh

entitas

untuk

member

17
ikan

pensiun

kepada

karyawa

sebagai

imbalan

jasa

masa

lalu dan

saat ini.

manfaat

pensiun

adalah

bentuk

kompens

asi

ditangg

uhkan

ditawar

18
kan oleh

perusah

aan

dalam

pertuka

ran

untuk

pelayana

n oleh

karyawa

n yang

telah

memilih,

baik

implisit

maupun

eksplisit

, untuk

menerim

19
kompens

asi yang

lebih

rendah

saat di

kembali

untuk

pembay

aran

pensiun

di masa

depan.

Ini

manfaat

pensiun

yang

diterima

oleh

karyawa

n, dan

20
biaya

mereka

mencata

t selama

bertahu

n-tahun

jasa

diberika

n. Acara

lalu

kritis

adalah

jasa

oleh

karyawa

n dan,

oleh

karena

itu,

kewajib

21
an

muncul

bagi

mereka

manfaat

pensiun

yang

belum

didanai.

Studi

kasus

8.2

mengang

gap

masalah

yang

berhubu

ngan

dengan

akuntan

22
si

pensiun

(pensiun

) di

kerajaa

bersatu

dan

Australi

dengan

fokus

pada

pensiun

(pensiun

kewajib

an dari

sejumla

23
perusah

aan yang

terdaft

ar

besar.

Ketentu

an dan

kontinje

nsi

Ketentu

an dan

kontinje

nsi

terjadi

di mana

ada

kabur

batas

antara

24
kewajib

an

sekaran

g dan

masa

depan.

IAS

37/AAS

B 137

Diestim

asi,

Kewajib

an

Kontinje

nsi dan

Aset

Kontinje

nsi

mengaku

25
tumpang

tindih

definisi

dalam

ayat 12,

ketika

menyata

kan

bahwa

semua

ketentu

an yang

kontinge

n karena

mereka

tidak

yakin

dalam

waktu

atau

26
jumlah.

Mencob

a untuk

membed

akan

antara

sekaran

g, masa

depan

dan

potensi

(atau

kontinje

n)

kewajib

an tidak

seseder

hana

mungkin

muncul.

27
Perbeda

an

tergant

ung

derajat

besar

pada

sifat

dari

'peristi

wa masa

lalu'

IAS

37/AAS

B 137

ayat 10

mendefi

nisikan

kewajib

an

28
kontinje

nsi

sebagai:

a)

kewaj

iban

kemu

ngkin

an

yang

timbu

l dari

peris

tiwa

masa

lalu

dan

yang

keber

adaan

29
nya

akan

dikon

firma

si

hanya

denga

terja

dinya

atau

tidak

terja

dinya

satu

atau

lebih

peris

tiwa

masa

30
depan

pasti

tidak

sepen

uhnya

dalam

kenda

li

entit

as,

atau

kewaj

iban

kini

yang

timbu

l dari

peris

tiwa

masa

31
lalu

tetap

tidak

diakui

karen

a:

o Hal

ini

tid

ak

mu

ng

kin

ter

se

but

me

nga

kib

32
atk

an

aru

kel

uar

ata

su

mb

er

da

ya

yan

me

mil

iki

ma

nfa

33
at

ek

ono

mi

yan

dib

utu

hk

an

unt

uk

me

ny

ele

sai

kan

ke

wa

jib

34
an

ter

se

but

ata

o Ju

mla

ke

wa

jib

an

tid

ak

da

pat

diu

kur

35
de

nga

ke

an

dal

an

yan

cuk

up.

Kriteria

IAS

37/AAS

B 137

ayat

pengaku

an 14

untuk

ketentu

36
an-

ketentu

an

sesuai

dengan

kriteria

Kerangk

pengaku

an

kewajib

an.

Dengan

demikia

n,

kewajib

an dan

ketentu

an

diijinkan

37
menjadi

diakui

hanya

jika ada

kewajib

an kini,

besar

kemung

kinan

bahwa

suatu

arus

keluar

sumber

daya

yang

memiliki

manfaat

ekonomi

yang

38
dibutuh

kan

untuk

menyele

saikan

kewajib

an, dan

jumlah

kewajib

an

tersebu

t dapat

diukur

secara

andal.

Kewajib

an

kontinje

nsi

tidak

39
memenu

hi

kriteria

tersebu

t (sama

seperti

aktiva

kontinje

nsi

tidak

memenu

hi

kriteria

untuk

diakui

sebagai

aset).

Oleh

karena

itu, ayat

40
27 dari

IAS

37/AAS

B 137

kategori

menyata

kan

bahwa

kewajib

an

kontinje

nsi yang

tidak

diakui

dalam

laporan

keuanga

n. PSAK

37 saat

41
ini

sedang

dikaji

oleh

IASB

sebagai

bagian

dari

proyek

Kewajib

an.

Salah

satu

proposal

adalah

untuk

menghil

angkan

'ketent

uan'

42
syarat

dan

'kewajib

an

kontinje

nsi'

menggan

tinya

dengan

'non-

keuanga

n.

Proposal

bertuju

an untuk

memperl

uas dan

memper

jelas

penerap

43
an IAS

37,

namun,

seperti

biasa,

proposal

telah

menerim

tanggap

an

beragam

dari

stakehol

der.

Pengaru

h IAS

37

adalah

untuk

44
membat

asi

penggun

aan

ketentu

an.

Sebagai

contoh,

sebuah

perusah

aan

dapat

memper

timbang

kan

bijaksan

a untuk

membua

penyisih

45
an

kerugian

yang

tidak

diasuran

sikan

(yaitu

proses

self-

mengasu

ransikan

),

Namun,

kewajib

an tidak

dapat

diakui

berdasa

rkan

PSAK

46
37

sampai

terjadin

ya suatu

peristiw

a yang

memerlu

kan

pengorb

anan

aset

oleh

pelapora

entitas.

Contoh

lain

berkaita

'penyisi

47
han

kerugian

' atau

sebuah

'penyisi

han

untuk

restruk

turisasi'

yang

dapat

dibuat

sebagai

berikut

kinerja

yang

buruk.

Karena

tidak

ada

48
kewajib

an yang

ada

kepada

pihak

ekstern

al

(misalny

komitme

n untuk

mentran

sfer

sumber

daya

dari

entitas

ke pihak

ekstern

al yang

49
tidak

dapat

dihindar

i)

ketentu

an

tersebu

t tidak

akan

diizinka

n dalam

Kerangk

a atau

standar

saat ini.

Tentu

saja,

ada

keadaan

ketika

50
penggun

informa

si

keuanga

n ingin

tahu

tentang

potensi

kerugian

atau

pengelu

aran.

PSAK

37

menyata

kan

bahwa

dalam

beberap

51
a

keadaan

catatan

ke

rekenin

diperluk

an

karena

pengeta

huan

tentang

kewajib

an yang

relevan

bagi

penggun

laporan

keuanga

52
n dalam

membua

t dan

mengeva

luasi

keputus

an

mengen

ai

alokasi

sumber

daya

yang

langka.

Artinya,

penyele

saian

masa

depan

mungkin

53
diperluk

an,

tetapi

diperkir

akan

kemung

kinan

tidak

cukup

tinggi

untuk

menjami

pengaku

an

formal.

Tes

probabil

itas

subyekt

54
if

member

ikan

kesempa

tan bagi

perusah

aan

untuk

mengec

ualikan

kewajib

an dari

laporan

keuanga

mereka.

Namun,

kewajib

an tetap

harus

55
diungka

pkan

ketika

pengeta

huan

dari

mereka

cenderu

ng

mempen

garuhi

pengam

bilan

keputus

an

penggun

a. Teori

dalam

aksi 8.3

member

56
ikan

contoh

dari

catatan

kewajib

an

kontinje

nsi dari

Public

Transpo

rt

Authori

ty of

Wester

Australi

a (badan

sektor

publik).

Ini

57
adalah

latihan

yang

berguna

untuk

memper

timbang

kan

tingkat

pengung

kapan

termasu

k dalam

catatan

dan

alasan

yang

telah

disediak

an.

58
 Pemili

ui

ekuitas

Pemilik

'adalah

ketiga

dari

konsep-

konsep

dasar

akuntan

si

ditangk

59
ap

dalam

persama

an

akuntan

si. Ini

merupak

an

aktiva

bersih

(aktiva

dikuran

gi

kewajib

an) dari

entitas

(P = AL).

demikia

n,

pemilik

60
ekuitas

(atau

usaha)

menang

kap

pemilik

'klaim

terhada

p aktiva

bersih

entitas,

entitas

yang

tidak

memiliki

kewajib

an

lancar

membay

ar. Ini

61
mewakili

kepenti

ngan

pemilik

'atau

modal

dalam

perusah

aan.

ekuitas

Pemilik

'(bunga

sisa)

adalah

sebuah

klaim

atau

kanan

ke

aktiva

62
bersih

entitas.

Kerangk

mendefi

nisikan

ekuitas

dalam

ayat 49

(C)

sebagai

berikut:

Ekuitas

'adalah

kepenti

ngan

sisa

dalam

aset

perusah

63
aan

setelah

dikuran

gi semua

kewajib

annya.

Oleh

karena

itu,

ekuitas

pemilik

'tidak

kewajib

an untuk

pengalih

an aset,

namun

klaim

sisa.

Selanjut

64
nya, hal

itu

tidak

dapat

didefini

sikan

secara

terpisah

dari

aktiva

dan

kewajib

an.

Dengan

demikia

n,

definisi

aset dan

kewajib

an yang

65
harus

disepak

ati

sebelum

definisi

ekuitas

dapat

diselesa

ikan dan

diterap

kan

dalam

arti

teoritis

atau

praktis

suara.

Sebagai

hasil

dari

66
sifat

residu,

jumlah

yang

ditampil

kan

dalam

neraca

sebagai

mewakili

ekuitas

tergant

ung

pada

tidak

hanya

aset dan

kewajib

an yang

diakui

67
tetapi

juga

bagaima

na

mereka

diukur.

Sebagai

contoh,

asumsik

an

sebuah

Perusah

aan A

melakuk

an

revaluas

i atas

aktiva

sesuai

IAS

68
16/AAS

B 116

Aktiva

Tetap

tetapi

Perusah

aan B,

yang

memega

ng aset

identik,

tidak.

Perusah

aan A

akan

melapor

kan aset

yang

lebih

tinggi

69
dan

ekuitas

dari

Kantor

B.

Pert

anyaan

mendasa

r yang

harus

ditangan

i dalam

mencapa

i jumlah

ekuitas

adalah

apakah

item

merupak

an

70
kewajib

an atau

ekuitas

entitas.

Ada dua

fitur

penting

yang

dapat

memban

tu kita

untuk

membed

akan

antara

kewajib

an dan

ekuitas

pemilik.

Mereka

71
adalah:

• Hak

para

pihak

Substan

si

ekonomi

pengatu

ran

Hak

hukum

adalah

pertimb

angan

yang

sangat

penting.

Namun,

mereka

72
tidak

boleh

menjadi

dasar

satunya

perbeda

an

antara

kreditur

dan

pemilik.

Setelah

semua,

definisi

kewajib

an

termasu

kewajib

an

73
konstru

ktif dan

adil

serta

kewajib

an

hukum.

Alasan

lain

adalah

bahwa

sudut

pandang

hukum

terlalu

sempit

fokus

yang

akan

berguna

74
dalam

mencapa

i tujuan

keputus

an

kegunaa

akuntan

si. Oleh

karena

itu,

substan

si

ekonomi

juga

harus

dipelaja

ri.

 H

75
k

pi

satu

fitur

dari hak

yang

diberika

kepada

para

pihak

baik

oleh

76
hukum

atau

oleh

kebijaka

perusah

aan

berkaita

dengan

priorita

s hak

untuk

(kembali

dibayar

dalam

hal

badan

tersebu

77
t

ditutup.

Secara

hukum,

untuk

kepemili

kan

tunggal

atau

kemitra

an,

kreditur

mempun

yai

klaim

pada

pemilik

(s) dan,

untuk

korpora

78
si,

tuntuta

terhada

perusah

aan.

Namun,

dalam

teori

akuntan

si, tidak

peduli

apa

bentuk

hukum

organisa

si,

entitas

diakui

79
sebagai

unit

akuntabi

litas.

Oleh

karena

itu,

kreditur

mempun

yai

klaim

atas

entitas

dan

dengan

demikia

terhada

p aset.

Kredito

80
r

memiliki

hak-hak

berikut:

Penyel

esaian

klaim

merek

denga

tangga

terten

tu

melalui

pengali

han

aset

81
(baran

g atau

jasa)

• Priorit

as dari

pemili

dalam

penyel

esaian

klaim

merek

dalam

likuida

si

erhatika

n bahwa

klaim

82
kreditur

terbata

s pada

jumlah

tertent

u (yang

mungkin

berbeda

dari

waktu

ke

waktu

sesuai

dengan

persyar

atan

perjanji

an).

Sebalik

nya,

83
pemilik

memiliki

kepenti

ngan

sisa

saja,

walaupu

dengan

pengatu

ran

kontrak

kelas

yang

berbeda

dari

pemilik

mungkin

memiliki

priorita

84
s yang

berbeda

dalam

pengem

balian

modal.

spek

lain dari

hak

kreditur

dan

pemilik

berkaita

dengan

penggun

aan aset

atau ke

operasi

85
bisnis.

Kredito

r tidak

memiliki

hak

untuk

menggun

akan

aset

dari

perusah

aan lain

selain

yang

dirinci

dalam

kontrak.

Kecuali

secara

tidak

86
langsung

dalam

beberap

a kasus,

mereka

tidak

memiliki

hak

dalam

proses

pengam

bilan

keputus

an

dalam

operasi

bisnis.

Dalam

cara

yang

87
terbata

s,

dengan

kontrak,

mereka

mungkin

menggan

ggu

operasi

dengan

mensyar

atkan

bahwa

saldo

laba

dibatasi

, atau

bahwa

aset

diberika

88
n tidak

akan

dijual

tanpa

persetu

juan

mereka.

Di sisi

lain,

pemilik

mempun

yai hak

atau

wewena

ng untuk

menjala

nkan

usahany

a.

 S

89
u

si

Baik

kewajib

an dan

ekuitas

pemilik

'mewaki

90
li klaim

terhada

entitas.

Semua

pengadu

terhada

entitas

menangg

ung

risiko

kerugian

, tetapi

karena

klaim

sebelum

nya

kreditur

, risiko

91
mereka

lebih

rendah

dari

pemilik.

Pemilik

harus

menangg

ung

kerugian

yang

berasal

dari

kegiatan

perusah

aan.

Mereka

membaw

a beban

risiko

92
dalam

bisnis.

Dalam

setiap

perusah

aan,

tingkat

risiko

kreditur

dan

pemilik

tergant

ung

pada

hak-hak

mereka.

Dengan

demikia

n,

perbeda

93
an

utama

antara

hak

kreditur

dan

pemilik

adalah

bahwa

kreditor

memiliki

hak

untuk

pemuki

man,

sedangk

an

pemilik

memiliki

hak

94
untuk

berparti

sipasi

dalam

keuntun

gan

(residua

l).

Perbeda

an ini

mencer

minkan

risiko

ekonomi

dan

fitur

pengem

balian

dua

jenis

95
klaim:

kreditor

menangg

ung

risiko

kurang

dan

mendap

atkan

imbalan

yang

relatif

tetap

(bunga

dan

pelunasa

pokok),

sedangk

an

96
pemilik

menangg

ung

risiko

yang

lebih

besar

dan

karenan

ya

mendap

atkan

variabel

(dan

sering

lebih

tinggi)

tingkat

pengem

balian

97
melalui

partisip

asi

mereka

dalam

keuntun

gan.

Member

ikan

represe

ntasi

diagram

hubunga

n antara

substan

si

ekonomi

dan hak.

 K

98
n

al

Akuntan

si

ekuitas

dipenga

ruhi

oleh

resep

hukum.

Sebagai

contoh,

di

Inggris

99
Raya

dan

hukum

perusah

aan

Australi

termasu

undang-

undang

yang

berkaita

dengan

akuntan

si untuk

modal.

Terpent

ing

100
adalah

kebutuh

an

'pemelih

araan

modal',

yang

menuntu

t bahwa

perusah

aan

memper

tahanka

n utuh

awal

mereka

(dan

berikut

nya)

basis

101
modal.

Kerangk

mengaku

i bahwa

baik

atau

tidak

perusah

aan

memper

tahanka

n modal

yang

utuh

merupak

an

fungsi

tidak

hanya

102
dari

definisi

ekuitas

sebagai

suatu

kepenti

ngan

sisa

dalam

suatu

entitas,

tetapi

juga

konsep

modal.

Modal

dapat

dikonse

ptualisa

sikan

103
sebagai

uang

ditemuk

an atau

ditemuk

an daya

beli

(modal

keuanga

n) atau

sebagai

kapasita

produkti

f dari

entitas

(modal

fisik).

Selanjut

nya,

104
modal

dapat

diukur

di kedua

satu

dolar

nominal

atau

daya

beli

('nyata'

) skala.

Berbaga

kombina

si dari

konsep

modal

dan

skala

105
penguku

ran yang

digunak

an

dalam

model

yang

berbeda

yang

mengha

silkan

ukuran

yang

berbeda

dari

modal

dalam

keadaan

yang

identik.

106
Kerangk

a tidak

member

ikan

panduan

tentang

model

mana

yang

paling

sesuai,

tetapi

tidak

mengaku

i dalam

paragra

f 108

dan 109

bahwa

perusah

107
aan akan

membut

uhkan

jumlah

yang

berbeda

untuk

memper

tahanka

sumber

daya

untuk

memper

tahanka

konsep

yang

berbeda

dan

108
ukuran

modal.

ujuan

lain

persyar

atan

perawat

an

modal

adalah

untuk

melindu

ngi

kreditur

dengan

member

ikan

sebuah

'bantal'

109
atau

'buffer'

Misalny

a, suatu

entitas

memiliki

tidak

lebih

dari

ibukota

Leal

sebesar

10.000.

jika

jumlah

aktiva

adalah

110
100.000

, ini

berarti

bahwa

jumlah

kewajib

an

kepada

90,000.

ini

adalah:

=L+P

100.000

= $

90.000

+ $

10.000

111
Jika

entitas

itu

harus

dilikuida

si dan

nilai

tercata

t aktiva

menyad

ari

hanya $

80.000,

ada

akan

cukup

untuk

membay

ar

kreditur

112
. Hal ini

dimungk

inkan

karena

adanya

modal

sebesar

10.000.

tanpa

itu,

kreditur

tidak

akan.

Dibayar

lunas.

Modal

bukan

jaminan

untuk

113
perlindu

ngan

kreditur

, tetapi

tidak

menawa

rkan

keamana

beberap

a.

Pentingn

ya

cadanga

n modal

disorot

dalam

krisis

perbank

an dan

114
likuidita

s 2007-

2008.

 Kl

si

fi

si

al

Perbeda

an

antara

kontribu

si dan

memper

115
oleh

modal

adalah

salah

satu

yang

akuntan

menemu

kan

berguna

Alasann

ya

adalah

untuk

menjaga

memisa

hkan

nilai

investas

116
i dari

jumlah

yang

diinvest

asikan

kembali.

Yang

pertama

adalah

karena

transak

si

pembiay

aan,

sedangk

an surat

ini

berasal

dari

aktivita

117
s laba-

diarahk

an.

Saldo

laba,

atau

laba

dicadan

gkan,

memben

tuk

modal

diperole

h.

Saldo

laba

dapat

disesuai

kan

118
untuk

tujuan

tertent

u. Ingat

bahwa

saldo

aktiva

produkti

f tidak

dalam

diri

mereka

sendiri

dan oleh

karena

itu

alokasi

dana

cadanga

n ke

119
rekenin

cadanga

n khusus

tidak

merupak

an

aktiva

tertent

u. Pada

tahun

1950,

sebuah

komite

khusus

dari

America

Associa

tion

120
Akuntan

si

menjela

skan

bahwa

alokasi

berasal

dari tiga

jenis:

 M

di

121
r

nj

el

122
n

bi

ja

aj

ri

al

123
n

ei

si

124
n

 M

di

125
n

si

di

vi

126
e

ai

di

ol

127
e

tr

 M

128
e

ri

129
gi

di

ti

si

si

Komite

ini

menyata

kan

sebagai

berikut

 J

130
e

ni

rt

ti

ti

131
e

ai

uj

132
nj

di

ai

di

je

la

133
d

al

si

di

134
a

la

in

 U

ti

a,

135
ni

ti

di

ki

ni

136
e

ni

le

bi

ai

137
a

al

si

 U

ti

138
p

ti

a,

it

139
r

ri

si

al

ti

rl

140
a

ri

141
t

le

bi

k.

142
it

in

al

143
o

si

ti

ol

144
r

hi

145
a

n.

di

ki

bi

di

146
p

ai

al

si

147
p

di

148
n

al

si

ai

149
c

gi

ju

150
la

di

di

vi

151
d

n,

ik

ia

152
u

gi

el

ol

153
p

154
ti

di

vi

di

155
r

n.

156
e

si

aj

157
e

158
a

ai

f.

si

159
o

tr

ib

si

ol

160
d

al

ti

di

ja

161
k

tr

si

ti

162
k

ja

pi

al

163
ri

in

i.

ai

h,

164
di

vi

(d

iv

id

ai

'

165
is

r'

al

al

si

166
s

167
a

al

kl

si

fi

si

ri

168
n

di

ol

nj

di

al

169
m

ri

tr

ib

si

 P

170
e

ui

171
t

Berd

asarkan

kriteria

definisi

dan

pengaku

an

dibahas

dalam

bab ini,

kita

dapat

setuju

bahwa

saham

yang

dikeluar

172
kan

untuk

memben

tuk

bagian

investor

dari

ekuitas

dan

pinjama

n dari

kreditur

merupak

an

kewajib

an.

Namun,

pertany

aan

diajukan

173
tentang

instrum

en

hibrida

yang

memiliki

karakte

ristik

dari

kedua

hutang

dan

ekuitas.

Sebagai

contoh,

saham

prefere

nsi

secara

tradisio

174
nal

diangga

sebagai

modal

dan,

karena

itu,

sebagai

bagian

dari

ekuitas

pemilik

', tetapi

mereka

memiliki

karakte

ristik

yang

juga

175
menyela

raskan

mereka

dengan

kewajib

an,

seperti

berikut:

Mere

ka

adala

tetap

klaim

Mere

ka

mung

kin

176
tidak

berpa

rtisip

asi

dalam

divide

n lain

dari

pada

tingk

at

pra-

terte

ntu

(mirip

denga

bunga

177
Mere

ka

memil

iki

priori

tas

atas

saha

biasa

dalam

penge

mbali

an

modal

(sepe

rti

halny

kewaj

178
iban)

Mere

ka

umum

nya

melak

ukan

tidak

memil

iki

hak

suara

Mes

kipun

mereka

adalah

saham

disebut,

kemung

179
kinan

bahwa

mereka

kadang-

kadang

memenu

hi

definisi

kewajib

an, dan

harus

diklasifi

kasikan

sebagai

kewajib

an.

Klasifik

asi

instrum

en

180
keuanga

sebagai

kewajib

an atau

ekuitas

memiliki

efek

luar

neraca

sejak

klasifika

si

menentu

kan

apakah

bunga,

dividen,

kerugian

atau

181
keuntun

gan yang

berhubu

ngan

dengan

instrum

en yang

diakui

sebagai

pendapa

tan atau

beban

dalam

menghit

ung laba

bersih,

atau

apakah

mereka

diperlak

182
ukan

sebagai

distribu

si dari

keuntun

gan

dihitung

Distribu

si

bunga,

dividen,

kerugian

dan

keuntun

gan yang

terkait

dengan

instrum

en

183
keuanga

n atau

kompon

en dari

instrum

en

keuanga

n yang

kewajib

an

diakui

sebagai

pendapa

tan atau

beban.

Sebalik

nya,

distribu

si

kepada

184
pemega

ng

instrum

en

ekuitas

diperlak

ukan

sebagai

pembagi

an

keuntun

gan

setelah

mereka

telah

dihitung

Tuju

an

membed

185
akan

antara

pemilik

modal

dan

kewajib

an

adalah

untuk

meningk

atkan

manfaat

informa

si bagi

pengam

bilan

keputus

an.

pertany

aan

186
menarik

yang

diajukan

tentang

bagaima

na

investor

melihat

efek

hibrida

yang

disebut,

yang

mengga

bungkan

kedua

fitur

hutang

dan

ekuitas

187
seperti

catatan

konversi

, saham

prefere

nsi

ditebus

dan

hutang

subordi

nasi.

IASB

menging

inkan

perbeda

an yang

lebih

baik

antara

instrum

188
en

ekuitas

dan non-

ekuitas.

Titik

awalnya

adalah

gagasan

bahwa

semua

instrum

en abadi

adalah

modal.

Selain

itu,

instrum

en

dipertu

karkan

189
sesuai

dengan

pilihan

penerbi

t akan

ekuitas.

Sebalik

nya,

kewajib

an

adalah

wajib

diuangk

an pada

tanggal

tertent

u atau

tanggal

atau

pasti

190
terjadi.

Peny

elesaian

utang

Utan

mungkin

diselesa

ikan

dengan

cara lain

selain

dengan

pembay

aran

langsung

atau

jasa

kepada

kreditur

191
. Situasi

itu

berhubu

ngan

dengan

disebut

sebagai

'off-set

dan

pelunasa

n utang'

atau

'di-

substan

si

peniada

an'. Hal

ini

memung

kinkan

192
debitur

untuk

mengha

pus

hutang

dari

neraca

dan

melapor

kan aset

finansial

bersih

atau

kewajib

an

hanya

jika

entitas

memiliki

hak t

193
kekuata

n hukum

tetap

saat

berangk

at

jumlah

yang

diakui,

dan

bermaks

ud baik

untuk

(a)

menyele

saikan

secara

bersih

atau (b)

merealis

194
asikan

aktiva

dan

menyele

saikan

kewajib

an

secara

bersama

an.

Misal

nya

Perusah

aan A

memiliki

hutang

obligasi

dari $

10.000.

000

195
dijual

awalnya

setara

dengan

tingkat

bunga

yang

ditetapk

an

sebesar

persen

dan 10

tahun

sisa

hidup.

Saat ini,

karena

suku

bunga

196
yang

lebih

tinggi,

nilai

pasar

obligasi

lebih

rendah

dari

nilai

jatuh

tempo

mereka.

Sebuah

perusah

aan akan

membeli

obligasi

pemerin

tah

197
dengan

nilai

nominal

sebesar

10.000.

000

suku

bunga

yang

ditetapk

an

sebesar

persen

dan 10

tahun

sisa

hidup,

untuk $

198
7.500.0

00. Ini

akan

ditempa

tkan

dalam

sebuah

keperca

yaan

tidak

dapat

dibatalk

an untuk

tujuan

melunasi

obligasi

perusah

aan

hutang.

Investa

199
si dalam
Obligasi
Pemerin
tah

$
7.500.0
00
K
as

$
7.500.0
00

Hutang
Obligasi

$
10.000.
000
I
nvestasi
dalam
Surat
Utang

$
7.500.0

200
00
K
euntung
an
Hutang
Obligasi

$
2.500.0
00

Keuntun

gan bagi

perusah

aan

adalah :

Huta

ng

dihap

us

dan,

oleh

karen

201
a itu,

utang

perus

ahaan

terha

dap

ekuit

as

menin

gkatk

an

Laba

tahun

berja

lan

menin

gkat

denga

jumla

202
h

keunt

ungan

yang

Untu

keper

luan

pajak

keunt

ungan

terse

but

tidak

diakui

karen

perus

ahaan

203
masih

secar

huku

diwaji

bkan

untuk

memb

ayar

obliga

si.

Untu

tujua

pajak

bunga

204
dari

obliga

si

peme

rinta

akan

diper

hitun

gkan

denga

beban

bunga

obliga

si

perus

ahaan

Penca

205
butan

izin

perus

ahaan

untuk

meng

elola

sisi

kewaj

iban

dalam

nerac

karen

akan

surat

berha

rga

pada

206
sisi

aktiv

Definisi

kerangk

kewajib

an

menyira

tkan

bahwa

itu

diselesa

ikan

pada

saat

aktiva

atau

jasa

telah

207
dialihka

n ke

entitas

lain.

Karyaw

an

saham

(pembay

aran

saham-

based)

ASB

telah

memutu

skan

untuk

mengob

ati

208
remuner

asi

saham

berdasa

rkan

sebagai

beban.

IFRS

2/AASB

Pembay

aran

Saham

berbasi

membed

akan

antara

pembay

aran

209
saham

berbasi

s yang

cash-

diselesa

ikan dan

mereka

yang

ekuitas-

diselesa

ikan.

Ketika

barang

dan jasa

yang

diterima

atau

diperole

h dalam

transak

210
si

pembay

aran

berbasi

s saham,

entitas

mencata

kejadian

ketika

mendap

atkan

barang

barang

atau

jasa

tersebu

diterima

. Jika

211
barang

atau

jasa

yang

diterima

dalam

transak

si

pembay

aran

diselesa

ikan

saham-

saham

berbasi

s, sisi

kredit

masuk

adalah

ekuitas

212
pemilik.

Sebalik

nya, jika

barang

atau

jasa

yang

diterima

dalam

transak

si yang

akan

diselesa

ikan

secara

tunai,

kredit

entri

yang

sesuai

213
adalah

kewajib

an.

MATE

RI IX

KONS

EP

PEND

APAT

AN

DAN

BEBA

Kompet

ensi

214
Dasar

a. Mam

pu

menj

elask

an

tent

ang

kons

ep

pend

apat

an,pe

nguk

uran

dan

peng

akua

pend

215
apat

an

b. Mam

pu

menj

elask

an

tent

ang

kons

ep

biaya

c. Mam

pu

menj

elask

an

kons

ep

prins

216
ip

matc

hing

PENDA

PATAN

(REVEN

UE)

 Sifat

Pendap

atan

Definisi

pendapa

tan yang

lebih

tradisio

nal

adalah

bahwa

pendapa

tan

217
merupak

an arus

masuk

aktiva

atau

aktiva

bersih

ke

dalam

perusah

aan

sebagai

hasil

penjuala

barang

atau

jasa.

Inilah

pendeka

218
tan

FASB

Statem

ent of

Financia

Account

ing

Concept

No.3

(SFAC

3).

Konsep

dasar

pendapa

tan

adalah

bahwa

pendapa

tan

219
merupak

an

proses

arus,

yaitu

pencipta

an

barang

dan jasa

oleh

perusah

aan

selama

jarak

waktu

tertent

u.

 Apaka

h yang

seharu

220
snya

termas

uk

dalam

pendap

atan

Dalam

Statem

ent

No.4.

APB

menyaji

kan

pandang

an yang

kompre

hensif

mengen

ai

pendapa

221
tan.

Selain

penjuala

n dan

jasa,

dalam

pendapa

tan

dimaksu

dkan

penjuala

sumber-

sumber

daya

selan

produk

perusah

aan,

seperti

222
pabrik,

peralata

n dan

investas

i.

Di

dalam

FASB

SFAC

No.3,

dijelask

an

definisi

pendapa

tan yang

lebih

sempit

sebagai

produk

atau

223
jasa

perusah

aan

sebagai

berikut:

“pendap

atan

terjadi

(dari)

operasi

utama

atau

operasi

pusat

perusah

aan yang

bersina

mbung

selama

satu

224
periode”

. Jadi

dalam

definisi

ini,

pendapa

tan

tidak

mencaku

keuntun

gan.

Paton

dan

Littleto

menguta

rakan

juga

pandang

225
an ini

dengan

mengaku

i arus

penyele

saian

sebagai

sumber

utama

pendapa

tan.

 Penguk

uran

pendap

atan

Nilai

tukar

produk

atau

226
jasa

perusah

aan

merupak

an

ukuran

terbaik

bagi

pendapa

tan.

Nilai

tukar ini

menunju

kkan

ekivalen

kas atau

nilai

sekaran

g dari

pendisk

227
ontoan

tagihan

uang

yang

akhirnya

akan

diterima

dari

transak

si

pendapa

tan.

 Saat

pelapo

ran

pendap

atan

Suatu

alternat

228
ive

pelapora

pendapa

tan pada

waktu

penyele

saian

kegiatan

utama

ekonomi

k adalah

konsep

pelapora

pendapa

tan

berdasa

rkan

kejadian

229
kritis.

Pencata

tan

pendapa

tan di

dalam

laporan

akuntan

si harus

berdasa

rkan

krtiteri

berikut:

(1) nilai

ekonomi

k harus

sudah

ditamba

hkan

230
perusah

aan

pada

produkn

ya, (2)

jumlah

pendapa

tan

harus

dapat

diukur,

(3)

penguku

ran

harus

dapat

dibutuh

kan dan

secara

relative

231
bebas

dari

bias, (4)

beban

yang

berkaita

n harus

dapat

ditaksir

dengan

tingkat

ketepat

an yang

layak.

Pada

umumny

a,

laporan

akuntan

si akan

232
lebih

baik

jika

pendapa

tan

dilapork

an

sedini

mungkin

sesudah

pertamb

ahan

nilai

dapat

diukur.

Akan

tetapi

penguku

ran

pendapa

233
tan

dengan

menggun

akan

probabil

itas

akan

lebih

baik

daripad

a hanya

melapor

kan

jumlah

pendata

berniali

tunggal

yang

mengga

234
mbarkan

ekivalen

kepastia

n.

Saat Pelaporan
Selama produksi

Pada saat penyelesaian

produksi

Pada saat penjualan

Pada saat penagihan

kas

235
BEBAN

(EXPEN

SES)

Seperti

istilah

pendapa

tan,

istilah

beban

juga

merupak

an

konsep

arus,

236
yang

mengga

mbarkan

perubah

an yang

tidak

mengunt

ungkan

dalam

sumber

daya

perusah

aan.

Tetapi

tidak

semua

perusah

aan yang

tidak

mengunt

237
ungkan

itu

termasu

k beban.

Definisi

nya yang

lebih

tepat,

beban

adalah

penggun

aan atau

pemakai

an

barang

dan jasa

di dalam

proses

mendap

atkan

238
pendapa

tan.

Aspek

yang

tidak

mengunt

ungkan

dari

kegiatan

mengha

silkan

pendapa

taan

cenderu

ng

mengura

ngi

kekayaa

pemega

239
ng saha

di dalam

perusah

aan.

Beban

sering

didefini

sikan

dalam

konteks

ini.

Biaya

sering

didefini

sikan

dalam

arti

biaya

yang

habis

240
terpakai

atau

alokasi

biaya.

Definisi

ini tidak

mencer

minkan

observa

si dunia

nyata.

Penilaia

n beban

tidak

sama

dengan

pendefi

nisian

beban.

241
 A

pakah

yang

seharu

snya

termas

uk di

dalam

beban

Perhimp

unan

Akuntan

si

Amerika

(AAA)

pada

tahu

1948

mendefi

242
nisikan

bahwa

beban

terdiri

dari

biaya

operasi

dan

kerugian

. Dengan

kata

lain,

FASB

SFAC

No.3

dengan

jelas

membed

akan

antara

243
beban

dan

kerugian

. Hanya

beban

berkaita

dengan

operasi

utama

dan

operasi

perusah

aan

berkaita

dengan

atau

incident

al bagi

244
kegiatan

perusah

aan.

Perbeda

an ini

akan

diteuska

n di

dalam

penamb

ahan

berikut

untuk

memper

tahanka

kejelasa

penamb

ahan

245
 B

agaima

nakah

beban

seharu

snya

diukur

Menurut

mereka

yang

mendefi

nisikan

beban

sebagai

penurun

an

dalam

aktiva

246
bersih

perusah

aan,

suatu

alat

ukur

yang

logis

adalah

nilai

barang

dan jasa

pada

waktu

digunak

an

dalam

operasi

perusah

aan.

247
Penguku

ran

biaya

yang

paling

umum

adalah:

(1) biaya

historis,

(2) nilai

berjalan

, seperti

biaya

penggan

ti, dan

(3)

biaya

oportuni

tas atau

ekivalen

248
kas

pada

saat

berjalan

 S

aat

pengak

uan

beban

Menurut

difinisi,

beban

terjadi

apabila

barang

atau

jasa

dikonsu

249
msi atau

dilakuka

dengan

mencata

kegiatan

di dalam

perkiraa

n atau

memasu

kkannya

di dalam

laporan

keuanga

n.

Pelapora

n beban

dapat

terjadi

250
bersama

an

dengan

kegiatan

menggun

akan

barang

atau

jasa;

atau

boleh

dilakuka

sesudah

kegiatan

itu; atau

dalam

keadaan

yang

tidak

251
biasa,

boleh

mendah

ului

kegiatan

itu.

Definisi

laba

sebagai

perubah

an

dalam

nilai

umumny

menyara

nkan

bahwa

beban

harus

252
dilapork

an

kapan

saja

terjadi

penurun

an nilai

atau

jika

tidak

terdapa

manfaat

atau

nilai

nyata

yang

akan

diterima

pada

253
masa

yang

akan

datang

dari

penggun

aan

barang

atau

jasa.

Konsep

laba

yang

meneka

nkan

arus kas

menyim

pulkan

beban

bahwa

254
beban

harus

dilapork

an

sedekat

mungkin

dengan

saat

pengelu

aran kas

yang

sebenar

nya.

Akuntan

si akrual

yang

tradisio

nal yang

agaknya

berada

255
diantara

kedua

ekstrem

ini,

tetapi

bersand

ar pada

konsep

nilai

yang

menyara

nkan

bahwa

harga

masukan

(biaya)

harus

ditahan

sampai

pertamb

256
ahan

nilai

dilapork

an

dengan

penggan

tinya,

yaitu

harga

keluar

(penjual

an).

Artinya,

beban

harus

diakui

pada

periode

dimana

pendapa

257
tan yang

berkaita

n diakui.

KEUNT

UNGAN

DAN

KERUGI

AN

Keuntun

gan dan

kerugian

merupak

an

kejadian

yang

mengunt

ungkan

dan

tidak

258
mengunt

ungkan,

yang

tidak

berkaita

langsung

dengan

kegiatan

normal

perusah

aan yang

mengha

silkan

pendapa

tan.

Definisi

keuntun

gan dan

kerugian

259
yang

disajika

n dalam

FASB

SFAC

No.3

konsiste

dengan

definisi

di atas.

Keuntun

gan

Pemberi

an

kepada

perusah

aan

dapat

260
diklasifi

kasikan

sebagai

modal

atau

laba,

tergant

ung

pada

maksud

pemberi

an dan

keadaan

yang

melatar

belakan

gi

pemberi

an

tersebu

261
t.

Pemberi

an harus

diukur

seperti

pendapa

tan –

yaitu

menurut

nilai

berjalan

dari

aktiva

yang

diterima

Sebagia

n besar

keuntun

gan

262
lainnya

berasal

dari

pertuka

ran,

sehingg

diperluk

an

penandi

ngan di

antara

aspek-

aspek

yang

mengunt

ungkan

dan

tidak

mengunt

263
ungkan.

Saat

pengaku

an

keuntun

gan

sama

dengan

pengaku

an

pendapa

t,

kecuali

bahwa

umumny

a para

akuntan

berpega

ng lebih

erat

264
pada

konsep

realisasi

Artinya,

keuntun

gan

umumny

a tidak

diakui

sampai

pertuka

ran atau

penjuala

terjadi.

Kerugia

Istilah

kerugian

265
yang

digunak

an oleh

akuntan

untuk

memaks

udkan

kelebiha

n beban

atas

pendapa

tan

suatu

periode

– yaitu

kebalika

n laba

bersih.

Tetapi

istilah

266
kerugian

digunak

an di

sini

sebagai

kebalika

n dari

keuntun

gan yang

berkaita

dengan

hasil

bersih

peristiw

a yang

tidak

mengunt

ungkan

yang

267
tidak

timbul

dari

kegiatan

normal

yang

mengha

silkan

pendapa

tan.

Penguku

ran

kerugian

serupa

dengan

penguku

ran

beban

kecuali

bahwa

268
hasilnya

langsung

diofset

untuk

mencer

minkan

jumlah

bersih.

Sebagim

ana

halnya

dengan

beban,

kelihatn

nya

lebih

disukai

untuk

merumu

skan

269
kerugian

sebagai

habisny

a nilai

dan

bukanny

sebagai

alokasi

biaya.

Sebagai

mana

halnya

dengan

beban,

harga

peroleh

an

merupak

an

270
penguku

ran yang

dapat

diverifi

kasi dan

nilai

tukar

aktiva

pada

saat

diperole

h.

Criteria

pengaku

an

kerugian

sama

dengan

criteria

pengaku

271
an

beban

periode.

Kerugia

n tidak

dapat

ditandin

gkan

dengan

pendapa

tan,

sehingg

a harus

diakui

pada

periode

dimana

kerugian

itu

cukup

272
pasti

bahwa

aktiva

tertent

u akan

member

ikan

manfaat

yang

lebih

sedikit

bagi

perusah

aan

dibandin

gkan

dengan

yang

dinyatak

an oleh

273
nilai

yang

tercata

t.

MATE

RI X

KONS

EP

LABA

Kompet

274
ensi

Dasar

Mampu

menjela

skan

tentang

konsep

laba,

karakte

ristik

pengaku

an,

penguku

ran,

penilaia

n, dan

penyajia

KONSE

275
P LABA

DALAM

PELAPO

RAN

KEUAN

GAN

Laba

merupak

an suatu

pos

dasar

dan

penting

dari

ikhtisar

keuanga

n yang

mernilik

berbaga

276
i

kegunaa

n dalam

berbaga

konteks.

Laba

pada

umumny

dipanda

ng

sebagai

suatu

dasar

bagi

perpaja

kan,

determi

nan

277
pada

kebijaka

pembay

aran

dividen,

pedoma

investas

i, dan

pengam

bilan

keputus

an, dan

unsur

prediksi

(Belkaou

i,1993)

Dalam

SFAC

278
no. 1

menyeb

utkan

bahwa

informa

si laba

merupak

an

kompon

en

laporan

keuanga

n yang

disediak

an

dengan

tujuan

memban

tu

menyedi

279
akan

informa

si untuk

menilai

kinerja

manaje

men,

mengest

imasi

kemamp

uan laba

yang

represe

ntative

dalam

jangka

panjang

dan

menaksi

r resiko

280
dalam

investas

i atau

kredit.

Pengerti

an laba

secara

konvensi

onal

adalah

nilai

maksimu

m yang

dapat

dibagi

atau di

konsums

i selama

satu

periode

281
akuntan

si

dimana

keadaan

pada

akhir

periode

masih

sama

seperti

pada

awal

periode.

Laba

dalam

teori

akuntan

si

biasanya

lebih

282
menunju

k pada

konsep

yang

oleh

FASB

disebut

dengan

laba

kompre

hensif.

Laba

kompre

hensif

dimakna

sebagai

kenaika

n aset

bersih

283
selain

yang

berasal

dari

transak

si

dengan

pemilik.

Sedangk

an

earning

adalah

laba

yang

diakumu

lasikan

selama

beberap

periode

284
atau

kenaika

ekuitas

atau

aktiva

neto

suatu

perusah

aan yang

disebab

kan

karena

aktivita

operasi

maupun

aktivita

s di luar

usaha

285
selama

periode

tertent

u.

Earning

merupak

an

konsep

yang

paling

sempit

sedang

compre

hensive

income

merupak

an

konsep

paling

luas

286
(Muqodi

m,

2005:11

0).

Di

dalam

laba

akuntan

si

terdapa

berbaga

kompon

en yaitu

kombina

si

beberap

kompon

287
en

pokok

seperti

laba

kotor ,

laba

usaha,

laba

sebelum

pajak

dan laba

sesudah

pajak

(Muqodi

m,

2005:13

1).

Sehingg

a dalam

menentu

288
kan

besarny

a laba

akuntan

si

investor

dapat

melihat

dari

perhitun

gan laba

setelah

pajak.

SFAC

No. 1

dalam

Belkaoui

(2000:3

32)

mengasu

289
msikan

bahwa

laba

akuntan

si

merupak

an

ukuran

yang

baik

dari

kinerja

suatu

perusah

aan dan

bahwa

laba

akuntan

si dapat

digunak

290
an untuk

meramal

kan arus

kas

masa

depan.

Penulis

lain

mengasu

msikan

bahwa

laba

akuntan

si

adalah

relevan

dengan

cara

yang

biasa

291
untuk

model-

model

keputus

an dari

investor

dan

kreditor

Laba

akuntan

si

dengan

berbaga

interpre

tasinya

diharap

kan

dapat

292
digunak

an

antara

lain

sebagai

(Suward

jono,

2005:

456) :

a. In

dik

ato

efi

sie

nsi

pe

ngg

una

an

293
da

na

yan

ter

tan

am

dal

am

per

usa

ha

an

yan

diw

uju

dk

an

dal

294
am

tin

gka

ke

mb

alia

ata

inv

est

asi

(ra

te

of

re

tu

on

295
inu

es

te

ca

pit

al).

b. Pe

ngu

kur

pre

sta

si

ata

kin

erj

ba

da

296
n

usa

ha

da

ma

naj

em

en.

c. Da

sar

pe

ne

ntu

an

be

sar

nya

pe

ng

297
ena

an

paj

ak.

d. Ala

pe

ng

en

dal

ian

alo

kas

su

mb

er

da

ya

ek

298
ono

mi

sua

tu

ne

gar

a.

e. Da

sar

pe

ne

ntu

an

da

pe

nila

ian

kel

299
aya

kan

tar

if

dal

am

per

usa

ha

an

pu

bli

c.

f. Ala

pe

ng

en

dal

ian

300
ter

ha

da

de

bit

or

dal

am

kon

tra

uta

ng.

g. Da

sar

ko

mp

ens

asi

301
da

pe

mb

agi

an

bo

nus

h. Ala

mo

tiv

asi

ma

naj

em

en

dal

am

302
pe

ng

en

dal

ian

per

usa

ha

an.

i. Da

sar

pe

mb

agi

an

div

ide

n.

Bila

dilihat

303
secara

mendala

m, laba

akuntan

si

bukanla

definisi

yang

sesungg

uhnya

dari

laba

melaink

an

hanya

merupak

an

penjelas

an

304
mengen

ai cara

untuk

menghit

ung

laba.

Karakte

ristik

dari

pengerti

an laba

akuntan

si

semaca

m itu

mengan

dung

beberap

keunggu

305
lan.

Beberap

keunggu

lan laba

akuntan

si yang

dikemuk

akan

oleh

Muqodi

m (2005

: 114)

adalah:

a. T

306
ti

uj

nj

ej

307
b

la

si

308
a

gi

ai

309
y

al

bi

la

310
u

i.

b. L

311
a

si

el

di

di

la

312
k

ti

313
t

di

uj

314
di

tr

si

315
n

di

ol

316
u

ti

c. B

ri

si

317
r

al

is

si

al

ui

318
d

la

si

319
m

hi

ti

320
m

e.

d. L

si

321
f

uj

322
d

al

ia

ai

323
d

rt

gj

324
a

aj

n.

TUJUA

PELAPO

RAN

LABA

Salah

satu

tujuan

pelapora

325
n

keuanga

n adalah

member

ikan

informa

si

keuanga

n yang

dapat

menunju

kan

prestasi

perusah

aan

dalam

mengha

silkan

laba

(earning

326
per

share).

Dengan

konsep

yang

selama

ini

digunak

an

diharap

kan para

pemakai

laporan

dapat

mengam

bil

keputus

an

ekonomi

yang

327
tepat

sesuai

dengan

kepenti

ngannya.

Meskipu

konsep

laba

yang

digunak

an

diharap

kan

mampu

memenu

hi

kebutuh

an para

pemakai

328
, namun

adanya

berbaga

i konsep

dan

tujuan

laba,

mengaki

batkan

konsep

laba

tunggal

tidak

dapat

memenu

hi

semua

kebutuh

an pihak

pemakai

329
laporan.

Atas

dasar

kenyata

an ini

ada dua

alternat

ive yang

dapat

digunak

an yaitu

memfor

mulasika

konsep

laba

tunggal

untuk

memenu

hi

330
berbaga

i tujuan

secara

umum

atau

menggun

akan

berbaga

i konsep

laba dan

menyaji

kan

secara

jelas

konsep

laba

tersebu

t secara

khusus.

Tanpa

331
memper

hatikan

masalah

yang

muncul,

informa

si laba

sebenar

nya

dapat

digunak

an untuk

memnuh

berbaga

i tujuan.

Tujuan

pelapora

n laba

adalah

332
untuk

meyajik

an

informa

si yang

bermanf

aat bagi

pihak

yang

berkepe

ntingan.

Informa

si

tentang

laba

perusah

aan

dapat

digunak

an:

333
1. S

ai

in

di

fi

si

si

334
e

rt

335
a

al

336
n

di

uj

al

ti

337
k

al

ia

(r

338
n

in

pi

al

2. S

ai

339
p

si

aj

340
m

3. S

ai

341
u

342
p

aj

4. S

ai

al

343
al

ia

al

si

344
o

5. S

345
g

ai

si

346
e

gi

6. S

ai

al

347
t

ti

si

aj

al

348
e

al

ia

7. S

349
e

ai

ai

350
a

8. S

ai

351
s

gi

vi

KUALIT

AS

352
INFOR

MASI

LABA

M.

Yusuf,

dkk

(2002)

menyeb

utkan

bahwa

informa

si laba

harus

dilihat

dalam

kaitanny

dengan

persepsi

pengam

353
bilan

keputus

an.

Karena

kualitas

informa

si laba

ditentuk

an oleh

kemamp

uannya

memotiv

asi

tindakan

individu

dan

memban

tu

pengam

bilan

354
keputus

an yang

efektif.

Hal ini

didukun

g oleh

FASB

yang

menerbi

tkan

SFAC

No. 1

yang

mengang

gap

bahwa

laba

akuntan

si

merupak

355
an

penguku

ran yang

baik

atas

prestasi

perusah

aan dan

oleh

karena

itu laba

akuntan

si

hendakn

ya dapat

digunak

an

dalam

prediksi

arus kas

356
dan laba

di masa

yang

akan

datang.

Berdasa

rkan

latar

belakan

tersebu

t,

Hendrik

sen

dalam

bukunya

Account

ing

Theory

edisi

357
kelima

(1992:3

38)

menetap

kan tiga

konsep

dalam

usaha

mendefi

nisikan

dan

menguk

ur laba

menuju

tingkata

bahasa.

Adapun

konsep-

konsep

358
tersebu

meliputi

a.

Konsep

Laba

pada

Tingkat

Sintaksi

(Strukt

ural)

Pada

tingkat

sintaksi

s konsep

income

359
dihubun

gkan

dengan

konvensi

(kebiasa

an) dan

aturan

logis

serta

konsiste

dengan

mendasa

rkan

pada

premis

dan

konsep

yang

telah

360
berkem

bang

dari

praktik

akuntan

si yang

ada.

Terdapa

t dua

pendeka

tan

penguku

ran laba

(income

measure

ment)

pada

tingkat

sintaksi

s, yaitu:

361
Pendeka

tan

Transak

si dan

Pendeka

tan

Aktiva.

b.

Konsep

Laba

pada

Tingkat

Semati

(Interp

retatif)

Pada

konsep

ini

362
income

ditelaah

hubunga

nnya

dengan

realita

ekonomi

. Dalam

usahany

member

ikan

makna

interpre

tatif

dari

konsep

laba

akuntan

si

363
(account

ing

income),

para

akuntan

seringka

li

merujuk

pada

dua

konsep

ekonomi

. Kedua

konsep

ekonomi

tersebu

t adalah

Konsep

Pemelih

araan

364
Modal

dan

Laba

sebagai

Alat

Ukur

Efisiens

i.

c.

Konsep

Laba

pada

Tingkat

Pragma

tis

(Perilak

u)

Pada

tingkat

365
pragmat

is

(perilak

u)

konsep

income

dikaitka

dengan

penggun

laporan

keuanga

terhada

informa

si yang

tersirat

dari

366
laba

perusah

aan.

Beberap

a reaksi

usaha

users

dapat

ditunjuk

kan

dengan

proses

pengam

bilan

keputus

an dari

investor

dan

kreditor

, reaksi

367
harga

surat

terhada

pelapora

income

atau

reaksi

umpan

balik

(feedba

ck) dari

manaje

men dan

akuntan

terhada

income

yang

368
dilapork

an.

Konsep

income

ini

paling

tidak

harus

member

ikan

implikas

i income

sebagai

bahan

pengam

bilan

keputus

an

manaje

men.

369
PENGU

KURAN

&

PENGA

KUAN

LABA

Penguku

ran

terhada

p laba

merupak

an

penentu

an

jumlah

rupiah

laba

yang

dicatat

370
dan

disajika

n dalam

laporan

keuanga

n.

Penguku

ran

besarny

a laba

sangat

tergant

ung

pada

besarny

pendapa

tan dan

biaya.

Karena

371
laba

adalah

bagian

dari

pendapa

tan,

maka

konsep

penghim

punan an

realisasi

pendapa

tan juga

berlaku

untuk

laba.

Dengan

demikia

perlakua

372
n

akuntan

si

terhada

p laba

tidak

akan

menyim

pang

dari

perlakua

akuntan

si

terhada

pendapa

tan.

Oleh

karena

373
laba

merupak

an

selisih

antara

pendapa

tan dan

biaya,

secara

umum

laba

diakui

sejalan

dengan

pengaku

an

pendapa

tan dan

biaya.

Dalam

374
Konsep

Dasar

Penyusu

nan dan

Penyajia

Laporan

Keuanga

n, IAI

(1994)

menyeb

utkan

bahwa:

penghas

ilan

(income)

akan

diakui

apabila

kenaika

375
n

manfaat

ekonomi

di masa

mendata

ng yang

berkaita

dengan

peningk

atan

aktiva

atau

penurun

an

kewajib

an telah

terjadi

dan

jumlahn

376
ya dapat

diukur

dengan

andal.

(paragra

p 92)

Secara

konsept

ual ada

tiga

pendeka

tan yang

dapat

digunak

an untuk

menguk

ur laba.

Pendeka

tan

tersebu

377
t adalah

pendeka

tan

transak

si,

pendeka

tan

kegiatan

dan

pendeka

tan

memper

tahanka

capital/

kemakm

uran

(capital

mainten

ence)

378
A.

Pendeka

tan

Transak

si

Pendeka

tan

transak

si

mengang

gap

bahwa

perubah

an

aktiva /

hutang

(laba)

terjadi

hanya

379
karena

transak

si, baik

internal

maupun

ekstern

al.

Transak

si

ekstern

al

timbul

karena

adanya

transak

si yang

melibat

kan

perubah

an

380
aktiva /

hutang

dengan

pihak

luar

perusah

aan.

Transak

si

internal

timbul

dari

pemakai

an atau

konversi

aktiva

dalam

perusah

aan.

Pada

381
saat

transak

si

ekstern

al

terjadi,

nilai

pasar

dapat

dijadika

n dasar

untuk

mengaku

pendapa

tan.

Transak

si

internal

berasal

382
dari

perubah

an nilai,

yaitu

perubah

an nilai

dari

pemakai

an atau

konversi

aktiva.

Apabila

konversi

telah

terjadi,

maka

nilai

aktiva

lama

akan

383
diubah

menjadi

aktiva

baru.kon

sep atau

pendeka

tan ini

sama

dengan

konsep

realisasi

pendapa

tan.

Pendeka

tan ini

memiliki

beberap

kebaika

n yaitu :

384
1. K

la

385
t

di

kl

si

fi

si

al

386
a

ai

a.

is

al

387
s

r,

n.

2. L

388
b

si

di

pi

389
n

ri

la

si

3. D

390
a

di

ja

di

al

391
e

ti

ti

392
a

ti

393
a

hi

ri

e.

4. E

fi

si

394
si

rl

395
t

tr

si

al

396
n

ai

uj

n.

5. B

397
a

ai

la

di

398
a

di

ai

la

399
n

la

400
in

a.

B.

Pendeka

tan

Kegiata

Laba

diangga

p timbul

bila

kegiatan

tertent

u telah

dilaksan

akan.

Jadi

401
laba

bisa

timbul

pada

tahap

perenca

naan,

pembeli

an,

produks

i,

penjuala

n dan

pengum

pulan

kas.

Dalam

penerap

annya,

pendeka

402
tan ini

merupak

an

perluasa

n dari

pendeka

tan

transak

si. Hal

ini

disebab

kan

pendeka

tan

kegiatan

dimulai

dengan

transak

si

sebagai

403
dasar

penguku

ran.

Perbeda

annya

adalah

bahwa

pendeka

tan

transak

si

didasar

kan

pada

proses

pelapora

n yang

menguk

ur

transak

404
si

dengan

pihak

luar.

Sement

ara

pendeka

tan

kegiatan

didasar

kan

pada

konsep

peristiw

a/

kegiatan

dalam

arti

luas,

tidak

405
dibatasi

pada

kegiatan

dengan

pihak

luar.

Meskipu

demikia

keduany

a gagal

menunju

kan

penguku

ran laba

dalam

dunia

nyata.

Hal ini

406
disebab

kan dua

pendeka

tan

tersebu

t di

dasarka

n pada

hubunga

struktu

ral yang

sama

yang

tidak

ada

dalam

dunia

nyata.

Kebaika

407
n

pendeka

tan

kegiatan

adalah :

1. L

al

408
a

ri

si

nj

al

409
a

rl

je

ni

410
al

si

di

si

411
b

di

di

la

412
g

al

ri

el

ia

413
p

nj

al

414
y

di

415
e

ol

pi

al

ai

n.

2. E

fi

si

416
e

si

aj

di

417
r

le

bi

ai

bi

la

la

di

kl

418
a

si

fi

si

je

ni

419
e

gi

nj

di

420
u

ja

aj

n.

3. M

421
g

ki

di

si

le

bi

422
ai

423
a

ol

ri

la

ri

je

ni

424
gi

a.

C.

Pendeka

tan

425
Memper

tahanka

Kemakm

uran

(Capital

Mainten

ance

Concept

Atas

dasar

pendeka

tan ini,

laba

diukur

dan

diakui

setelah

kapital

426
awal

dapat

diperta

hankan.

Sebelum

membah

as

penguku

ran laba

atas

dasar

konsep

memper

tahanka

kemakm

uran/ka

pital,

akan

dibicara

427
kan

lebih

dahulu

mengen

ai

konsep

laba dan

kapital.

Dalam

konsep

memper

tahanka

kemakm

uran,

kapital

(capital)

artian

luas dan

dalam

428
berbaga

bentukn

ya. Jadi

kapital

diartika

sebagai

sekelom

pok

kekayaa

n tanpa

memper

hatikan

siapa

yang

memiliki

kekayaa

tersebu

429
t. Kam

(1990)

mendefi

nisikan

laba

sebagai

berikut

Laba

(income)

adalah

perubah

an

dalam

kapital

perusah

aan

diantara

dua

titik

430
waktu

yang

berbeda

(awal

dan

akhir),

diluar

perubah

an

karena

investas

i oleh

pemilik

dan

distribu

si

kepada

pemilik,

dimana

kapital

431
dinyatak

an

dalam

bentuk

nilai

(value)

dan

didasar

kan

pada

skala

penguku

ran

tertent

u (p.

194)

Sement

ara

Hendrik

son

432
(1989)

mengart

ikan

kapital

laba

sebagai

berikut

: Laba

adalah

aliran

jasa

sepanja

ngperio

de

waktu.

Kapital

adalah

persedi

aan

kemakm

433
uran

(the

embodi

ment of

future

services

), dan

laba

merupak

an aliran

kemakm

uran

yang

dapat

dinikma

ti

selama

satu

periode

tertent

434
u (p.

142)

Dari

pengerti

an di

atas,

dapat

dirumus

kan

bahwa

atas

dasar

konsep

kapital

sebagai

tingkat

kemakm

uran,

maka

laba

435
merupak

an aliran

kemakm

uran

yang

dapat di

konsums

ikan

(dinikma

ti)

selama

satu

periode,

tanpa

mengura

ngi

tingkat

kemakm

uran

sebelum

436
nya.

Dengan

demikia

n laba

dapat

diukur

dari

selisih

antara

tingkat

kemakm

uran

pada

akhir

periode

dengan

tingkat

kemakm

uran

pada

437
awal

periode

[ Laba =

total

aktiva

neto

(akhir

periode)

- kapital

yang

diinvest

asikan

(awal

periode)

].

Konsep

penguku

ran laba

ini

disebut

438
dengan

konsep

memper

tahanka

kapital/

kemakm

uran

(wealth

or

capital

mainten

ance

concept

).

Kapital

yang

digunak

an

dalam

439
konsep

ini

adalah

kapital

neto

(net-

worth)

atau

aktiva

neto.

Kapital

dinyatak

an

dalam

bentuk

nilai

ekonomi

pada

skala

penguku

440
ran

tertent

u.

penguku

ran

terhada

p sangat

dipenga

ruhi

oleh

nilai

(unit

penguku

r), jenis

kapital,

dan

skala

penguku

ran.

Perbeda

441
an

terhada

p ketiga

faktor

tersebu

t akan

mengaki

batkan

perbeda

an

besarny

a laba

yang

diperole

h.

LABA

(INCO

ME)

Laba

442
adalah

tambah

an

kemamp

uan

ekonomi

k yang

ditandai

dengan

kenaika

n kapital

dalam

suatu

perioda

yang

berasal

dari

kegiatan

produkti

f dalam

443
arti luas

yang

dapat

dikonsu

msi atau

ditarik

oleh

entitas

penguas

a/pemili

kapital

tanpa

mengura

ngi

kemamp

uan

ekonomi

kapital

444
paa awal

perioda.

Dalam

teori

akuntan

si

sendiri,

laba

diartika

sebagai

laba

kompre

hensif

yaitu

kenaika

n asset

bersih

selain

yang

445
berasal

dari

transak

si

dengan

pemilik.

Apabila

dilihat

menggun

akan

PABU,

laba

adalah

selisih

pendapa

tan dan

biaya

yang

diukur

dan

446
disajika

n atas

dasar

prinsip

akuntan

si

berteri

ma

umum

(PABU).

Tujuan

Pelapor

an Laba

Berdasa

rkan

pengerti

an dan

cara

penguku

447
ran,

laba

akuntan

si

diharap

kan

dapat

digunak

an

sebagai:

penguku

efisiensi

penguku

kinerja

entitas

dan

manaje

448
men,

dasar

penentu

an

pajak,

sarana

alokasi

sumber

ekonomi

k,

penentu

an tarif

jasa

publik,

optimali

sasi

kontrak

utang-

piutang,

basis

449
kompens

asi,

motivat

or,

dasar

pembagi

an

dividen.

Konsep

Laba

Konvens

ional

Laba

akuntan

si

menurut

konsep

konvensi

onal

memiliki

450
beberap

kelemah

an,

yaitu:

tidak

bermak

na

semanti

k,

berfoku

pemega

ng

saham,

PABU

member

peluang

perbeda

451
an

antaren

titas,

berbasi

s kos

historie

s, dan

hanya

sebagia

masukan

informa

si bagi

investor

Konsep

Laba

Dalam

Tataran

452
Semanti

konsep

laba

dalam

tataran

semanti

berkaita

dengan

masalah

makna

yang

harus

dilekatk

an oleh

perekay

asa

pelapora

453
n pada

simbol

atau

elemen

biaya

sehingg

a laba

bermanf

at dan

bermak

na

sebagai

informa

si.

Penguku

Kinerja

Laba

dapat

454
diinterp

retasika

sebagai

penguku

keefisie

nan bila

dihubun

gkan

dengan

tingkat

investas

i karena

efisiensi

secara

konsept

ual

merupak

an suatu

455
hubunga

n. Dalam

penguku

ran

kinerja,

laba

dapat

mempre

santikan

kinerja

efisiensi

karena

laba

menentu

kan

ROI,

ROA,

dan ROL

sebagai

penguku

456
r

efisiensi

Konfirm

asi

Harapa

Investo

Informa

si yang

tersedia

dalam

pelapora

keuanga

n akan

mempre

sentasik

457
an

informa

si privat

mengen

ai

perusah

aan atau

laba bila

dirujuk

secara

lebih

spesifik.

Kondisi

pasar

yang

efisien

ataupun

yang

tidak

efisien

458
akan

sangat

mempen

garuhi

prediksi

harapan

investor

mengen

ai laba

yang

akan

diperole

sehingg

a akan

mempen

garuhi

keputus

an yang

459
akan

diambil

investor

dalam

melakuk

an

sebuah

investas

i. Jadi

informa

si

mengen

ai laba

dapat

diinterp

retasika

sebagai

sarana

untuk

460
mengkor

firmasi

harapan

prediksi

mengen

ai

keputus

an

investas

i yang

akan

dilakuka

n.

Estimat

or Laba

Ekonomi

Laba

461
ekonomi

k adalah

laba

dari

kaca

mata

investor

karena

laba

digunak

an untuk

menilai

investas

i.

Penilaia

n laba

ekonomi

k harus

menggun

kan

462
informa

si yang

tersaji

dalam

pelapora

n laba

secara

akuntan

si,

sehingg

dharapk

an laba

akuntan

si dapat

digunak

an

sebagai

estimat

or/predi

463
ktor

laba

ekonomi

k. Maka

akuntan

si cukup

menyedi

akan

informa

si laba

dan

aliran

kas yang

layak

dan

menyera

hkan

analisis

dan

perhitun

464
gan laba

ekonomi

kepada

investor

walaupu

persepsi

dari

masing-

masing

investor

lah yang

aakn

memega

ng

peranan

yang

lebih

465
besar

dalam

penilaia

n/estim

asi

mengen

ai laba

ekonomi

suatu

entitas.

Makna

Laba

diartika

sebagai

kemakm

uran

yang

dicapai,

466
hal ini

dapat

dilihat

dengan

kenaika

kemakm

uran

yang

dikuasai

suatu

entitas,

prubaha

kemakm

uran

yang

dilihat

dari

selisih

467
kemakm

uran

awal dan

akhir

dari

suatu

perioda,

dan

perubah

an

kemakm

uran

harus

dapat

didistri

busikan

dinkmat

i atau

ditari

468
oleh

entitas

yang

menguas

ai

kemakm

uran

tersebu

t.

Laba

dan

kapital

Kapital

adalah

sediaan

atau

potensi

jasa,

maka

469
laba bila

dilihat

dari

pespekti

f kapital

merupak

an

kemakm

uaran

yang

bisa

diraih

ari

aliran

petensi

jasa

yang

dapat

dinikma

ti dalam

470
suatu

periode

tanpa

mengura

ngi

tingkat

potensi

jasa

pada

awal

perioda.

Konsep

Pemerta

hanan

Kapital

Berdasa

rkan

konsep

ini laba

471
diartika

sebagai

harapan

supaya

kapital

atau

investas

i yang

tertana

m akan

terus

dan

selalu

berkem

bang.

Konsep

Laba

Dalam

472
Sintatik

Makna

semanti

k laba

yang

dikemba

ngkan

pada

akhirnya

harus

dapat

dijabark

an

dalam

tataran

sintakti

k. Salah

satu

bentuk

penjaba

473
rannya

adalah

mendefi

nisi laba

sebagai

selisih

penguku

ran dan

penandi

ngan

antara

pendapa

tan dan

biaya.

Konsep

laba

dalam

tataran

sintatik

membah

474
as

mengen

ai

bagaima

na laba

diukur,

diakui,

dan

disajika

n.

Terdapa

beberap

criteria

atau

pendeka

tan

dalam

konsep

475
ini,

yaitu

pendeka

tan

transak

si,

pendeka

tan

kegiatan

, dan

pendeka

tan

pemerta

hanan

kapital.

Pendeka

tan

transak

si

476
Berdasa

rkan

pendeka

tan

transak

si laba

diukur

dan

diakui

pada

saat

terjadin

ya

transak

si yang

kemudia

terakum

ulasi

sampai

477
akhir

perioda.

Penguku

ran dan

pengaku

an laba

akan

paralel

dengan

kriteria

pengaku

an

pendapa

tan dan

biaya

Pendeka

tan

Kegiata

478
Laba

diangga

p timbul

bersama

an

dengan

berlangs

ungnya

kegiatan

atau

kejadian

bukan

sebagai

hasil

suatu

transak

si pada

saat

tertent

u.

479
Pendeka

tan

Pemerta

hanan

Kapital

Entitas

berhak

mendap

atkan

imbalan

dan

menikm

atinya

setelah

kapital

diperta

hankan

keutuha

nnya

480
atau

pulih

seperti

seperti

awal,

pada

pendeka

tan ini

imbalan

atau

laba

didefini

sikan

sebagai

konseku

ansi

dari

penguku

ran

kapital

481
pada

dua

titik

waktu

yang

berbeda

. Elemen

stateme

keuanga

n diukur

atas

dasar

pendeka

tan

aset-

kewajib

an.

482
Penguku

ran

atau

Penilaia

Kapital

Jenis

Kapital

Kapital

finansia

l adalah

klaim

dari

jumlah

rupah

atau

nilai

yang

melekat

pada

483
aset

total

badan

usaha

tanpa

memand

ang

jenis

atau

kompon

en aset.

Laba

akan

timbul

bila

jumlah

rupiah

aset

pada

akhir

484
perioda

lebih

banyak

dari

jumlah

rupiah

pada

awal

perioda.

Kapital

fisis,

dimakna

sebagai

kapasita

produks

i fisis,

jadi

laba

485
akan

dinilai

dengan

melihat

kelebiha

n antara

produks

i fisis di

akhir

perioda

dengan

awal

perioda.

Skala

Penguku

ran

Skala

nominal

adalah

486
satuan

rupiah

yang

seperti

terjadi

tanpa

memper

hatikan

perubah

an daya

beli

dengan

berjalan

nya

waktu

akibat

perubah

an

kondisi

ekonomi

487
k, skala

nominal

lebih

menitik

beratka

n pada

jumlah

unuit

rupiah

daripad

a jumlah

unit

daya

beli.

Skala

Daya

Beli

adalah

skala

untuk

488
mengata

si

kelemah

an skala

rupiah

normal

atas

dasar

harga

indeks

tertent

u.

Dasar

atau

Atribut

Penguku

ran

Kos

historis

489
adalah

jumlah

rupiah

sepakat

an atau

harga

pertuka

ran yang

telah

tercata

t dalam

system

pembuk

uan),

Kos

sekaran

g adalah

jumlah

rupiah

harga

490
pertuka

ran atau

kesepak

atan

yang

diperluk

an

sekaran

g oleh

unit

usaha

untuk

memper

oleh

asset

yang

sama

jenis

dan

kondisin

491
ya atau

penggan

tinya

yang

setara.

Penguku

ran

Laba

dengan

Memper

tahanka

Kapital

Mengga

mbarkan

laba

secara

umum

sebagai

perubah

492
an

kapital

atas

dasar

konsep

pemerta

hanan

kapital.

Pendeka

tan

penilaia

n dan

implikas

inya

terhada

penentu

an laba :

Kapitali

sasi

493
aliran

kas

harapan,

Penilaia

n pasar

atas

perusah

aan,

Setara

kas

sekaran

g, Harga

masukan

historis,

Harga

masukan

sekaran

g,

Pemerta

hanan

494
daya

beli.

Konsep

Laba

dalam

tataran

Pragmat

ik

Tataran

pragmat

ik dalam

teori

komunik

asi

berkepe

ntingan

untuk

menentu

kan

495
apakah

pesan

sampai

kepada

penerim

a dan

mempen

garuhi

perilaku

sebagai

mana

diarah,

sedangk

an

dalam

teori

akuntan

si

tataran

pragmat

496
ik

membah

as

mengen

ai

apakah

informa

si laba

bermanf

aat atau

apakah

informa

si laba

nyatany

digunak

an.

Predikt

or

497
Aliran

Kas ke

Investo

Laba

disisni

bertuju

an

memban

tu

investor

dan

kreditor

dalam

mengem

bangkan

model

untuk

mempre

diksi

498
aliran

kas ke

mereka

guna

menilai

investas

i atau

kapitaln

ya

Laba

dan

Harga

Saham

Laba

merupak

an

predikt

or aliran

kas

499
masa

depan

ke

investor

digunak

an untuk

menentu

kan apa

yang

disebut

nilai

intrinsik

sekurita

s atau

saham,

dan nilai

intrinsik

inilah

yang

akan

500
memnen

tukan

harga

saham

di pasar

modal

pada

saat

tertent

u.

Perkont

rakan

Efisien

Kontrak

yang

efisien

adalah

kontrak

yang

501
tidak

banyak

menimb

ulkan

perseng

ketaan

dan

mendor

ong

pihak

yang

berkont

rak

melaksa

nakan

yang

diperjan

jikan.

502
Pengend

alian

Manaje

men

Dalam

tataran

pragmat

ik, laba

juga

dapat

digunak

an

sebagai

pengend

alian

manaje

men,

yaitu

503
sebagai

penguku

kinerja

divisi

atau

manajer

nya.

Perilaku

manajer

dikendal

ikan

melalui

laba

dengan

cara

mengait

kan

kompens

asi

504
dengan

laba

sebagai

penguku

kinerja.

Teori

Pasar

Efisien

Pasar

modal

dikatak

an

efisien

terhada

p suatu

informa

si bila

harga

505
saham

merefle

ksi

secara

penuh

informa

si

tersebu

t, atau,

bila

harga

sekurita

merefle

ksi

secara

cepat

dan

penuh

semua

506
informa

si yang

tersedia

dalam

suatu

sistem

pelapora

keuanga

n.

Bentuk

Efisiens

i Pasar

Laba

Sebagai

Signal :

Bentuk

lemah,

jika

507
harga

sekurita

merefle

ksi

secara

penuh

informa

si harga

dan

volume

sekurita

s masa

lalu,

Bentuk

semi-

kuat

,jika

harga

sekurita

508
s

merefle

ksi

secara

penuh

semua

informa

si yang

tersedia

secara

public

termasu

k data

stateme

keuanga

n),

Bentuk

kuat ,

jika

509
harga

sekurita

merefle

ksi

secara

penuh

semua

informa

si

termasu

informa

si privat

atau

dalam

yang

tidak

dipublik

asikan).

510
Pengujia

Kandung

an

Informa

si Laba

Terdapa

t dua

bentuk

pengujia

terhada

kandung

an

informa

si laba

yaitu

pengujia

511
n

peristiw

a dan

pengujia

asosiasi

(nilai

relevan

laba),

Pengujia

peristiw

a adalah

pengujia

n yang

berfoku

s pada

peristiw

pengumu

512
man

laba.

Pengujia

asosiasi

dilihat

dari

kepekaa

n return

saham

terhada

p setiap

rupiah

laba

atau

laba

kejutan.

Laba

dan

513
Teori

Entitas

Membah

as

berbaga

i konsep

entitas

selain

kesatua

n usaha

dan

implikas

inya

terhada

pengerti

an dan

penyajia

n laba.

Karena

514
berkaita

dengan

siapa

yang

berhak

atas

laba,

teori

entitas

(kesatu

an)

sering

disebut

pula

dengan

teori

ekuitas.

Terdapa

515
beberap

a teori

entitas

atau

teori

ekuitas

yang

banyak

dibahas

dalam

literatu

r teori

akutansi

, yaitu

entitas

usaha

bersama

, entitas

usaha

atau

516
bisnis,

entitas

investor

, entitas

pemilik,

entitas

pemilik

residual

, entitas

pengend

ali, dan

entitas

dana.

Teori

entitas

selalu

dikaitka

dengan

partisip

517
an

dalam

kegiatan

ekonomi

k.

Partispa

tersebu

merupak

an pihak

yang

akhirnya

meneim

manfaat

dari

nilai

tambah

an yang

518
timbul

akibat

kegiatan

ekonomi

k. Teori

kesatua

n juga

mempun

yai

implikas

tentang

tujuan

pelapora

keuanga

n dan

bentuk

atau

susunan

519
stateme

n laba-

rugi.

Penyaji

an Laba

Penyajia

n laba

berdasa

rkan

masalah

konsept

ual

adalah

pemisah

an

pelapora

n pos –

pos

transak

520
si

dengan

pemilik.

Pos-pos

operasi

dalam

arti luas

dilapork

an

melalui

stateme

n laba-

rugi

sedangk

an pos-

pos yang

jelas

merupak

an

transak

521
si modal

dilapork

an

melalui

stateme

n laba

ditahan

atau

stateme

perubah

an

ekuitas

522
MATE

RI XI

POSIT

IVE

ACCO

UNTI

NG

THEO

RY

Kompet

ensi

Dasar

a. Menj

elask

an

prak

tik

akun

tansi

523
yang

berla

ku

saat

ini

b. Men

eran

gkan

kebij

akan

yang

akan

diam

bil

oleh

peru

saha

an

c. Menj

elask

524
an

penil

aian

terh

adap

peru

saha

an

berd

asar

kan

kont

rak-

kont

rak

yang

telah

dibu

at

525
Teori

Positive

eori

ekonomi

positif

menjela

skan

fenomen

ekonomi

dan

bisnis

melalui

spesifik

asi

variabel

yang

saling

terkait.

526
Teori

yang

dikemuk

akan

Friedma

n (1953)

ini

merupak

an

sekumpu

lan

proposis

(penjela

san

sifat

dan

realita)

yang

terdiri

527
dari

konstru

k yang

didefini

sikan

secara

luas dan

menghu

bungkan

berbaga

i unsur

yang

terdapa

t dalam

proposis

tersebu

t. Teori

ekonomi

positif,

528
menurut

Friedma

(1953),

pada

hakekat

nya

terbeba

s dari

ikatan

berbaga

i aspek

etika,

sebagai

mana

dikemuk

akan

Keynes.

Dia

lebih

529
mengacu

ke

istilah

“apa

adanya”

(what it

is)

daripad

a ke

istilah

“seharu

snya

demikia

n” (it

should

be).

engan

demikia

n,

530
fungsiny

a harus

dinilai

berdasa

rkan

ketepat

an

(precisi

on),

bidang

kajian

(scope),

dan

kesesuai

an

peramal

an

berdasa

rkan

pada

531
pengala

man.

Ringkas

nya,

ekonomi

positif

adalah,

atau

dapat

dikateg

orikan

sebagai

ilmu

pengeta

huan

yang

objektif

(objecti

ve

science)

532
, seperti

halnya

ilmu

fisika.

eori

akuntan

si

positif

merupak

an

varian

dari

teori

ekonomi

positif.

Teori ini

berkem

bang

seiring

533
dengan

kebutuh

an untuk

menjela

skan

dan

mempre

diksi

realitas

praktik-

praktik

akuntan

si yang

ada di

masyara

kat,

what it

is

(Watts

dan

534
Zimmer

man,

1986).

Teori ini

memiliki

pijakan

yang

berbeda

dibandin

gkan

dengan

akuntan

si

normati

f, yang

lebih

menjela

skan

praktik-

praktik

535
akuntan

si yang

seharus

nya

berlaku,

it

should

be.

Teori ini

bertuju

an

menjela

skan

meramal

kan, dan

member

jawaban

atas

praktik

536
akuntan

si. Di

samping

itu,

teori ini

juga

meramal

kan

berbaga

fenomen

akuntan

si dan

mengga

mbarkan

bagaima

na

interaks

i antar-

537
variabel

akuntan

si dalam

dunia

nyata.

Validita

s teori

akuntan

si

positif

dinilai

atas

dasar

kesesuai

an teori

dengan

fakta

atau apa

yang

nyatany

538
a

terjadi

(what it

is).

ntuk

lebih

mudah

dipaham

i contoh

teori

akuntan

si

positif

adalah

praktik

akuntan

si yang

saat ini

sering

539
kita

dengar

antara

lain

creative

accounti

ng,

earning

manage

ment,

big

bath,

dan

income

smoothi

ng. Pada

dasarny

praktik

akuntan

540
si ini

sudah

dilakuka

n cukup

lama,

tetapi

praktik

ini

semakin

mencuat

diantara

nya

pada

kasus

ENRON,

dan

Worldco

m yang

terjadi

pada

541
tahun

2000.

Kasus

ini

mengaki

batkan

krisis

keperca

yaan

publik

terhada

auditor.

Kasus

ini telah

meruntu

hkan

KAP

Arthur

Anderse

542
n, tidak

saja

keluar

dari

The big

five,

bahkan

sampai

pencabu

tan ijin

usaha.

Kasus

inilah

yang

menjadi

titik

tolak

bagi

para

auditor

543
dan

lembaga

nya

untuk

meningk

atkan

kembali

jaminan

terhada

p hasil

audit

mereka.

edangka

akuntan

si

normati

f adalah

praktik

544
akuntan

si yang

dilaksan

akan

sesuai

dengan

aturan

yang

telah

ditetapk

an.

Aturan

tersebu

dikenal

dengan

nama

Praktik

Akuntan

si

545
Berteri

ma

Umum

(PABU)

atau

GAAP.

Salah

satu

bagian

kecil

dari

PABU

adalah

SAK

atau

standar

akuntan

si

Keuanga

n.

546
S

AK yang

ada

sekaran

dikeluar

kan oleh

IAI

melalui

suatu

organ

yang

kita

kenal

dengan

Dewan

Standar

Akuntan

si

Keuanga

547
n

(DSAK).

Dewan

ini

bertuga

s untuk

menyusu

n draft

standar

akuntan

si

keuanga

n yang

akan

diberlak

ukan.

Draft

tersebu

terlebih

548
dahulu

didiskus

ikan

dengan

Dewan

Konsulta

tif

Standar

Akuntan

si

Keuanga

(DKSAK

) untuk

kemudia

dikeluar

kan

draft-

nya. Bila

549
telah

diperole

masukan

dilakuka

sosialisa

si

(public

hearing)

untuk

memper

oleh

masukan

lebih

banyak

lagi dari

masyara

kat luas

550
(pemaka

i laporan

keuanga

n).

Selanjut

nya, bila

tidak

ada

masalah

lagi,

maka

IAI

akan

mengesa

hkan

standar

tersebu

t dan

diberlak

ukan

551
secara

efektif.

Berbeda

dengan

di

Indones

ia,

Amerika

Serikat

mendiri

kan

badan

penyusu

standar

akuntan

si yang

berada

di luar

asosiasi

552
profesi.

Badan

ini

adalah

Financia

Account

ing

Standar

ds

Board

(FASB)

yang

tidak

berada

di

bawah

AICPA

melaink

an di

553
bawah

Financia

Account

ing

Foundat

ion

(FAF).

Badan

ini

berwena

ng

penuh

dalam

menentu

kan

standar

akuntan

si yang

akan

554
ditetapk

an.

untunan

atas

adanya

suatu

pendeka

tan

positif

terhada

akuntan

si

terjadi

ketika

Jensen

menyata

kan

bahwa

555
“peneliti

an

dalam

akuntan

si

(dengan

satu

atau dua

pengecu

alian

yang

dapat di

catat)

tidak

bersifat

ilmiah..

karena

fokus

peneliti

an ini

556
telah

sangat

normati

f dan

terdefin

isi”.

Jensen

selanjut

nya

meminta

akan

adanya

“perkem

bangan

suatu

teori

akuntan

si

positif

yang

557
akan

menjela

skan

mengapa

akuntan

si

seperti

apa

adanya

ia,

mengapa

akuntan

melakuk

an apa

yang

mereka

lakukan,

dan apa

pengaru

h yang

558
dimiliki

fenomen

terhada

penggun

aan

orang

dan

sumber

daya.

esan

mendasa

r yang

kemudia

dikenal

sebagai

“Kelomp

559
ok

Akuntan

si

Rochest

er”

adalah

bahwa

hampir

semua

teori

akuntan

si tidak

bersifat

ilmiah

karena

mereka

bersifat

normati

f dan

seharus

560
nya

diganti

dengan

teori

positif

yang

menjela

skan

praktek

akuntan

si aktual

dilihat

dari

segi

pilihan

manaje

men

secara

sukarela

terhada

561
p

prosedu

akuntan

si dan

bagaima

na

standar

peratur

an telah

berubah

dari

waktu

ke

waktu.

orongan

terbesa

r dari

pendeka

562
tan

positif

dalam

akuntan

si

adalah

untuk

menjela

skan

dan

meramal

kan

pilihan

standar

manaje

men

melalui

analisis

atas

biaya

563
dan

manfaat

dari

pengung

kapan

keuanga

tertent

u dalam

hubunga

nnya

dengan

berbaga

individu

dan

pengalo

kasian

sumber

daya

564
ekonomi

eori

positif

didasar

kan

pada

adanya

dalil

bahwa

manajer

pemega

ng

saham,

dan

aparat

pengatu

r/polisi

565
adalah

rasional

dan

bahwa

mereka

berusah

a untuk

memaksi

malkan

kegunaa

mereka

yang

secara

langsung

berhubu

ngan

dengan

kompens

asi

566
mereka,

dan oleh

karena

itu

kesejah

teraan

mereka

pula.

Pilihan

atas

suatu

kebijaka

akuntan

si oleh

beberap

kelompo

tersebu

567
t

bergant

ung

pada

perband

ingan

relatif

biaya

dan

manfaat

dari

prosedu

akuntan

si

alternat

if

dengan

cara

demikia

568
n untuk

memaksi

malkan

kegunaa

mereka.

Ide

utama

dari

pendeka

tan

positif

adalah

untuk

mengem

bangkan

hipotesi

s atau

faktor-

faktor

569
yang

mempen

garuhi

dunia

praktek

akuntan

si dan

untuk

menguji

validitas

dari

hipotesi

s ini

secara

empiris:

1. U

570
m

ni

al

571
a

ri

al

572
n

573
a

ai

574
u

si

al

575
a

576
di

ai

577
m

al

ol

n.

2. U

578
e

ti

ti

579
k

ti

di

si

lk

580
ri

fl

si

581
t

582
r

ri

si

si

ti

583
s

584
a

ri

al

ia

585
p

586
e

al

ia

r.

Tidak

seperti

hipotesi

perataa

n laba,

teori

positif

dalam

587
akuntan

si

berasum

si bahwa

harga

saham

bergant

ung

pada

arus kas

dan

bukanny

a laba

yang

dilapork

an.

Lebih

jauh lagi

pada

pasar

588
yang

efisien

dua

perusah

aan

dengan

distribu

si arus

kas yang

sama

akan

dinilai

sama

tanpa

memper

hatikan

perbeda

an

penggun

aan

589
prosedu

akuntan

si.

Masalah

utama

dalam

teori

positif

adalah

untuk

menentu

kan

bagaima

prosedu

akuntan

si

mempen

590
garuhi

arus

kas, dan

kemudia

n fungsi

kegunaa

manaje

men

untuk

memper

oleh

suatu

wawasan

atas

faktor

yang

mempen

garuhi

pilihan

591
manajer

terhada

prosedu

akuntan

si.

Resolusi

dari

masalah

ini di

pandu

oleh

asumsi-

asumsi

teoritis

berikut

ini:

1. T

592
o

ri

si

al

593
d

594
n

el

ti

ul

595
di

ai

pi

596
g

ni

si

ai

ol

597
si

fi

si

598
n

fl

ik

ti

599
t.

ri

in

di

600
s

601
r

ai

602
p

s)

603
r

el

al

ui

604
n

kl

in

605
a

606
n

al

ri

fi

si

le

al

607
g

si

ai

608
u

ai

609
u

610
in

di

vi

u.

rl

611
a

612
o

in

613
k

ai

al

614
n

615
a

ri

al

2. D

616
y

ti

617
n

618
r

in

i,

ri

bi

619
n

el

ih

in

620
a

si

si

ai

621
a

622
n

in

623
m

bi

si

624
a

ri

fl

ik

ti

625
t

u.

fl

ik

626
n

ki

ul

al

fl

ik

627
e

ti

628
a

bl

ig

si

629
a

ri

630
h

a.

al

631
m

di

ti

in

632
t

633
a

ti

kl

634
h

el

al

635
a

ai

gi

ti

636
a

bl

ig

si

al

in

637
m

ki

in

ji

638
n

ri

pi

639
k

fi

ni

si

640
r

hi

hi

641
g

si

642
d

ji

643
n

s.

Sejauh

mana

pilihan

akuntan

si

mempen

garuhi

644
kesejah

teraan

kontrak

bergant

ung

pada

besaran

relatif

dari

biaya

kontrak.

Biaya

kontrak

ini

mencaku

p:

1. Bi

645
t

si

bi

646
o

is

2. Bi

647
e

si

bi

648
a

n,

bi

bl

ig

si

649
u

gi

si

ki

650
n

di

si

al

3. Bi

651
in

si

bi

652
t

ol

in

si

653
4. Bi

si

si

ul

is

al

654
y

bi

ul

is

al

655
o

ti

656
n

di

el

ti

657
s

ai

658
e

ri

ti

ti

di

659
p

ki

5. Bi

ai

li

660
a

bi

661
t

ai

li

bi

662
e

di

si

663
n

al

Pilihan

akuntan

si

tergant

ung

pada

variabel

variabel

yang

mencer

minkan

intensif

manaje

men

dalam

memilih

664
metode

akuntan

si

berdasa

rkan

rencana

bonus,

kontrak

utang,

dan

proses

politik.

Sebagai

hasilnya

ada tiga

hipotesi

s yang

dihasilk

an;

hipotesi

665
s

rencana

bonus,

hipotesi

s modal

hutang,

dan

hipotesi

s biaya

politis.

Hipotesi

s ini

secara

umum

dinyatak

an

dalam

bentuk

perilaku

oportuni

666
stis dari

para

manajer

Hipotesi

tersebu

t adalah

sebagai

berikut:

1. H

ip

si

667
c

668
b

669
a

670
k

ki

671
u

si

672
y

ni

la

673
n

la

ri

di

ri

674
j

al

n.

ik

ir

675
d

al

ti

676
r

ti

it

ki

ni

677
a

ni

la

678
n

ji

ti

679
n

ai

680
d

pi

li

h.

2. H

ip

si

ui

681
s

682
w

ki

ti

gi

683
k

ui

ai

684
a

ki

685
n

(s

ki

686
r

687
s

688
p

di

al

ji

689
a

ki

690
e

el

691
n

ji

di

692
y

bi

al

ni

s,

693
a

ki

694
ki

695
m

696
t

si

ni

697
g

la

a.

3. H

ip

si

bi

698
a

ol

it

is

699
a

700
u

ci

701
l

ki

702
m

ili

si

703
n

la

la

a.

Pesan

dasar

yang

704
selanjut

nya

menjadi

dikenal

sebagai

“Kelomp

ok

Akuntan

si

Rochest

er”

adalah

hampir

semua

teori

akuntan

si tidak

bersifat

keilmua

n karena

705
ia

bersifat

“normat

if” dan

harus

diganti

dengan

teori

“positif”

yang

menjela

skan

praktek

akuntan

si aktual

dalam

bentuk

pilihan

bebas

manaje

706
men

terhada

prosedu

akuntan

si dan

bagaima

na

standar

peratur

an telah

berubah

dari

waktu

ke

waktu.

Evaluasi

Pendeka

707
tan

Positif

Pendeka

tan

positif

melihat

pada

“mengap

a”

praktek

akuntan

si

dan/ata

u teori

akuntan

si

berkem

bang

sebagai

mana

708
adanya

dengan

tujuan

untuk

menjela

skan

dan/ata

meramal

kan

peristiw

akuntan

si.

Karenan

ya

pendeka

tan

positif

berusah

709
a untuk

menentu

kan

berbaga

i faktor

yang

mungkin

mempen

garuhi

faktor

rasional

dalam

bidang

akuntan

si. Pada

dasarny

a ia

berusah

a untuk

menentu

710
kan

suatu

teori

yang

menjela

skan

fenomen

a yang

diamati.

Pendeka

tan

positif

secara

umum

dibedak

an dari

pendeka

tan

normati

f yang

711
berusah

a untuk

menentu

kan

suatu

teori

yang

menjela

skan

“apa

yang

seharus

nya” dan

bukanny

a “apa

yang

ada”.

Pendeka

tan

positif

712
sepertin

ya

menimb

ulkan

rasa

optimis

me yang

cukup

besar di

antara

para

penduku

ngnya.

Rasa

optimis

me ini

tidak

dimiliki

secara

hal

713
alamiah

oleh

semua

orang.

Satu

kritik

keras

terhada

pendeka

tan

positif

didasar

kan

pada

empat

hal

pokok:

1. P

714
r

ri

el

715
c

ni

el

716
it

ia

si

ti

717
la

di

718
s

gi

ri

719
si

ti

720
p

bi

721
a

ri

il

al

di

ti

722
k

ti

723
a

ui

si

724
a

di

el

725
s

al

h.

2. K

ri

si

ti

726

al

ri

fi

lo

fi

727
il

ia

728
n

al

al

729
a

is

ti

la

730
g

ai

ri

il

731
m

pi

ri

ti

732
a

si

ti

733
h

3. W

al

ri

734
n

ki

di

735
u

al

ki

el

di

736
e

ui

al

h,

ri

737
n

el

ni

di

738
c

ri

ol

el

739
e

ri

bi

di

740
a

ai

ji

741
al

ti

di

742
e

ui

ti

al

h.

743
o

al

is

is

744
ik

ir

al

ri

745
m

hi

is

di

746
e

ri

ti

in

747
p

al

748
g

ai

749
t

ri

el

n.

4. B

ol

750
b

el

751
m

pi

ri

752
m

el

gi

gi

753
u

al

ri

754
a

di

k,

el

755
o

756
al

757
g

ai

al

gi

al

758
o

ri

a.

Satu

titik

lainnya

berdasa

r pada

pendapa

t bahwa

teori

positif

atau

“empiris

” adalah

759
juga

normati

f dan

bernilai

karena

teori

tersebu

biasanya

menand

ai suatu

ideologi

konserv

atif

dalam

dampak

kebijaka

akuntan

si

760
mereka.

Kritik

yang

terkera

s atas

teori

akuntan

si

positif

(positiv

accounti

ng

theory-

PAT)

berasal

dari

Sterling

dengan

komenta

761
rnya

bahwa:

1. D

pi

la

ri

di

762
-

ni

la

763
n

si

al

al

ti

764
si

ti

2. P

765
n

il

ri

766
o

ri

al

al

3. H

si

767
p

ai

ni

hi

Sterling

juga

membua

kesimpul

an yang

patut

untuk

tidak

kita

768
lewatka

n, ia

menyata

kan

bahwa:

…saya
mereko
mendasi
kan
para
akuntan
untuk
menera
pkan
“pisau
bedah
milik
sterling
” yang
lemah
dan
secara
memalu
kan
tercuri,
dimana
konsep
akuntan
si
apapun
yang
tidak
memiliki
inti
logika

769
umum
yang
dapat
Anda
jelaskan
pada
diri
Anda
seharus
nya
dilupaka
n. Saya
percaya
bahwa
suatu
penerap
an yang
baik
atas
kriteria
tersebu
t dalam
akuntan
si akan
membua
t PAT
menjadi
suatu
industri
pengina
pan dan
mengga
ntinya
sebagai
gaya
dominan
masa
ini,
sekaligu
s

770
member
ikan
perlindu
ngan
terhada
p gaya
mendat
ang.

MATE

AKUN

771
S

Kompet

ensi

Dasar

a. Menj

772
elask

an

bebe

rapa

alasa

yang

mend

ukun

masi

diter

apka

nnya

histo

rical

cost

b. Menj

elask

773
an

bebe

rapa

pend

apat

tent

ang

peng

aruh

akun

tansi

peril

aku

c. Menj

elask

an

pene

rapa

teori

774
Effic

iency

Mark

et

Hyph

otesi

dala

Pasa

Mod

al

d. Menj

elask

an

kons

ep

meng

enai

775
inde

ks

harg

PENDA

HULUA

kuntansi

keuanga

merupak

an

media

informa

si yang

disusun

oleh

manaje

776
men

selaku

pengelol

a bisnis

untuk

kepenti

ngan

publik

khususn

ya

investor

dan

kreditor

Laporan

keuanga

member

ikan

informa

777
si yang

disajika

n oleh

akuntan

si

keuanga

n dalam

rangka

menilai

kinerja

perusah

aan.

Informa

si yang

disajika

n pada

laporan

keuanga

n ini

disusun

778
berdasa

rkan

standar

yang

sudah

ditetapk

an dan

prinsip-

prinsip

yang

sudah

baku.

nflasi

adalah

kenaika

tingkat

harga

umum

779
atas

semua

barang

dan jasa

di dalam

suatu

perekon

omian.T

ekanan

inflasi

merupak

an suatu

peristiw

moneter

yang

dapat

dijumpai

pada

hampir

780
semua

negara-

negara

di dunia

yang

sedang

melaksa

nakan

proses

pemban

gunan.

Sebagai

negara

berkem

bang

yang

masih

terus

menjala

nkan

781
pemban

gunan,

Indones

ia

mengala

mi

inflasi

dari

tahun

ke

tahun.

anyak

study

mengen

ai

inflasi

di

negara-

negara

782
berkem

bang,

menunju

kan

bahwa

inflasi

bukan

semata-

mata

merupak

an

fenomen

moneter

, tetapi

juga

merupak

an

fenomen

783
struktu

ral atau

cost

push

inflation

. Hal ini

disebab

kan

karena

struktu

ekonomi

negara-

negara

berkem

bang

pada

umumny

a yang

masih

784
bercora

agraris.

Sehingg

a,

goncang

an

ekonomi

yang

bersum

ber dari

dalam

negeri,

misalnya

gagal

panen

(akibat

faktor

ekstern

al

785
perganti

an

musim

yang

terlalu

cepat,

bencana

alam,

dan

sebagai

nya),

atau

hal-hal

yang

memiliki

kaitan

dengan

hubunga

n luar

negeri,

786
misalnya

membur

uknya

term of

trade,

utang

luar

negeri ,

dan kurs

valuta

asing,

dapat

menimb

ulkan

fluktuas

i harga

di pasar

domesti

k.

787
engukur

an yang

selama

ini

digunak

an

dalam

akuntan

si

adalah

metode

Historic

al Cost.

Historic

al Cost

adalah

menurut

pendapa

t ini

cost

788
principl

e atau

disebut

juga

acquisiti

on cost

adalah

dasar

penilaia

n yang

tepat

untuk

mencata

peroleh

an

barang ,

jasa ,

biaya ,

harga

789
pokok,

dan

ekuitas.

Dengan

perkata

an lain,

setiap

perkiraa

n dinilai

berdasa

rkan

harga

pertuka

rannya

pada

tanggal

peroleh

an

(Sofyan

Syafri

790
Harahap

:2011).

etode

historic

al cost

ini

menunju

kkan

bahwa

laporan

keuanga

bersifat

historis,

yaitu

merupak

an

laporan

keuanga

791
n atas

kejadian

yang

telat

lewat.

Akuntan

si juga

disusun

berdasa

rkan

prinsip

unit

moneter

, hal ini

berarti

akuntan

si hanya

member

ikan

data

792
kuantita

tif dan

moneter

Akuntan

si hanya

member

ikan

data

yang

sifatnya

material

Sedangk

an

inflasi

yang

terjadi

merupak

an suatu

793
kejadian

yang

akan

datang,

yang di

pengaru

hi dari

kejadian

sebelum

nya.

nflasi

yang

terjadi

di suatu

negara

akan

membaw

dampak

794
terhada

laporan

keuanga

n yang

disajika

n karena

informa

si yang

ada

menjadi

tidak

relevan

dan

tidak

sesuai

dengan

keadaan

pasar

yang

795
sesungg

uhnya.

Serta

prinsip

stable

monetar

y unit

yaitu

kesatua

moneter

diangga

p stabil.

Hal ini

tidak

berlaku

pada

kenyata

annya

karena

796
kita

ketahui

bahwa

dimana

saja di

dunia ini

tingkat

inflasi

nya akan

berubah

. Di

Indones

ia pada

tahun

1956

tingkat

inflasi

tertingg

i sampai

650%,

797
pada

tahun

1999

saja

tingkat

inflasiny

mencapa

i 9,35%.

(Sofyan

Syafri

Harahap

:2011)

ermasal

ahan-

permasa

lahan

inilah,

yang

798
memicu

banyakn

ya kritik

terhada

kegunaa

laporan

keungan

sebagai

pemberi

informa

si

khusuny

a pada

masa

inflasi.

Pada

saat

inflasi,

799
informa

si-

informa

si yang

disajiak

n pada

laporan

keuanga

n hanya

sia-sia

saja

karena

informa

si yang

disajika

n tidak

sesuai

dengan

apa yang

ada

800
pada

kenyata

annya.

Hal ini

juga

yang

memicu

munculn

ya

akuntan

si

inflasi.

kuntansi

inflasi

adalah

akuntan

si yang

berupay

a untuk

801
menyusu

laporan

keuanga

n yang

memuat

dampak

dari

inflasi

atau

penurun

an nilai

beli

uang

pada

laporan

keuanga

sehingg

802
laporan

keuanga

menunju

kkan

satuan

mata

uang

pada

tingkat

harga

yang

berlaku

saat itu

bukan

lagi

harga

historis.

Pengerti

803
an

Inflasi

dan

Tingkat

an

Inflasi

alam

ilmu

ekonomi

, inflasi

adalah

suatu

proses

meningk

atnya

harga-

harga

secara

umum

804
dan

terus-

menerus

(kontinu

berkaita

dengan

mekanis

me

pasar

yang

dapat

disebab

kan oleh

berbaga

i faktor,

antara

lain,

konsums

805
i

masyara

kat yang

meningk

at,

berlebih

nya

likuidita

s di

pasar

yang

memicu

konsums

i atau

bahkan

spekulas

i,

sampai

termasu

k juga

806
akibat

adanya

ketidakl

ancaran

distribu

si

barang.

enurut

para

pakar

beberap

pengerti

an

mengen

ai

inflasi:

1. Menu

rut

807
Nopir

in

(1987

:25)

adala

`Pros

es

kenai

kan

harga

harga

umum

baran

g-

baran

secar

808
terus

mene

rus

selam

perid

terte

ntu.

2. Menu

rut

Samu

elson

dan

Nord

haus

(1998

578-

603)

809
Infla

si

dinya

takan

sebag

ai

kenai

kan

harga

secar

umum

Jadi

tingkat

inflasi

adalah

tingkat

perubah

an harga

810
secara

umum

yang

dapat

dinyatak

an

dengan

rumus

sebagai

berikut:

Rate of

inflation

(year t)

= Price

level

(year

t)- price

level

(year t-

l) :Price

level

811
(year t-

l)

Kondisi

inflasi

menurut

Samuels

on

(1998:5

81),

berdasa

rkan

sifatnya

inflasi

dibagi

menjadi

tiga

bagian

yaitu:

a.

812
Meraya

{Creepin

Inflatio

n)

Laju

inflas

i yang

renda

(kura

ng

dari

10%

perta

hun),

kenai

kan

harga

813
berja

lan

lamba

denga

perse

ntase

yang

kecil

serta

dalam

jangk

waktu

yang

relati

lama.

b. Infla

814
si

mene

ngah

{Gall

oping

Infla

tion)

Ditan

dai

denga

kenai

kan

harga

yang

cukup

besar

dan

kadan

g-

815
kadan

berja

lan

dalam

waktu

yang

relati

pende

serta

memp

unyai

sifat

aksel

erasi

yang

arrin

ya

816
harga

harga

mingg

u/bul

an ini

lebih

tinggi

dari

mingg

u/bul

an

lalu

dan

seter

usnya

c. Infla

si

Ting

817
gi

{Hyp

er

Infla

tion)

Infla

si

yang

paling

parah

denga

dtand

ai

denga

kenai

kan

harga

samp

818
ai 5

atau

6 kali

dan

nilai

uang

mero

sot

denga

tajam

Biasa

nya

keada

an ini

timbu

apabil

819
peme

rinta

meng

alami

defisi

angga

ran

belan

ja.

Metode

Penguku

ran

Inflasi

Suatu

kenaiika

n harga

dalam

inflasi

820
dapat

diukur

dengan

menggun

akan

indeks

harga.

Ada

beberap

a indeks

harga

yang

dapat

digunak

an untuk

menguk

ur laju

inflasi

(Nopirin

,1987:2

821
5)

antara

lain:

a)

Consum

erPriceI

ndex

(CPI)

Indeks

yang

digunak

an untuk

menguk

ur biaya

atau

pengelu

aran

rumah

tangga

dalam

822
membeli

sejumla

barang

bagi

keperlu

an

kebutha

n hidup:

CPI=

(Cost of

marketb

asket

ingiven

year :

Cost of

marketb

asket in

base

year) x

100%

823
b)

Produse

PriceIn

dex

dikenal

dengan

Whosal

e Price

Index

Index

yang

menitik

beratka

n pada

perdaga

ngan

besar

seperti

824
harga

bahan

mentah

(raw

material

), bahan

baku

atau

barang

setenga

h jadi.

Indeks

PPI ini

sejalan

dengan

indeks

CPI.

c) GNP

Deflato

825
GNP

deflator

ini

merupak

an jenis

indeks

yang

berbeda

dengan

indeks

CPI dan

PPI,

dimana

indeks

ini

mencang

kup

jumlah

barang

dan jasa

826
yang

termasu

k dalam

hitungan

GNP,

sehingg

jumlahn

ya lebih

banyak

dibandin

dengan

kedua

indeks

diatas:

GNP

Deflato

r =

(GNP

827
Nominal

: GNP

Riil) x

100%

Faktor

faktor

yang

mempen

garuhi

Inflasi

Menurut

Samuels

on dan

Nordha

us

(1998:5

87), ada

beberap

828
a faktor

yang

menyeb

abkan

timbuln

ya

inflasi:

a.

Demand

Pull

Inflatio

Timbul

apabila

permint

aan

agregat

meningk

at lebih

cepat

829
dibandin

gkan

dengan

potensi

produkti

perekon

omian,

menarik

harga

ke atas

untuk

menyei

mbangk

an

penawar

an dan

penninta

an

agregat.

830
b. Cost

Push

Inflatio

n or

Supply

Shock

Inflatio

Inflasi

yang

diakibat

kan oleh

peningk

atan

biaya

selama

periode

pengang

guran

831
tinggi

dan

penggun

aan

sumber

daya

yang

kurang

efektif.

Sedangk

an

faktor-

faktor

yang

menyeb

abkan

timbuln

ya

inflasi

832
tidak

hanya

dipenga

ruhi

oleh

Demand

Pull

Inflatio

n dan

Cost

Push

Inflatio

n tetapi

juga

dipenga

ruhi

oleh :

a) Dome

stic

Infla

833
tion

Tingk

at

inflas

i yang

terja

di

karen

diseb

abkan

oleh

kenai

kan

harga

baran

secar

umum

834
di

dalam

neger

i.

b) Impo

rted

Infla

tion

Tingkat inflasi

yang

terja

di

karen

diseb

abkan

oleh

kenai

kan

harga

835
-

harga

baran

Akuntan

si

Inflasi

Metode

yang

digunak

an

dalam

akuntan

si inflasi

sama

dengan

metode

penentu

an laba.

Penekan

836
an

penentu

an laba

adalah

pada

nilai

laba

yang

lebih

relevan

yang

digamba

rkan

oleh

laporan

keuanga

n ,

sedangk

an

inflasi

837
nilai

semua

item

yang

terdapa

t dalam

laporan

keuanga

n. Dalam

menyusu

laporan

keuanga

n pada

masa

inflasi

juga

diperluk

an

metode-

838
metode.

Menurut

Johnson

metode

penguku

ran

aktiva

dan

kewajib

an dapat

dibagi :

1. The

Entry

Value

Syst

em

dari

harga

umum

839
yang

terdi

ri

dari :

a.

Histo

rical

cost

b.

Gene

ral

price

level

c.

Repla

ceme

nt

cost

d.

Repr

840
oduct

ion

cost

The

Exit

Value

System

harga

pasar

atau

current

market

value

yang

terdiri

dari :

a. net

realiz

able

value

841
b.

sellin

price

c.

expe

cted

value

Pada

akuntan

si inflasi

,metode

–metode

di atas

digunak

an

dalam

menyusu

laporan

842
keuanga

n pada

saat

inflasi

adalah :

a.

General

Price

Livel

Keuntun

gan

General

Price

Level

Adjust

ment

(GPLA)

adalah :

1. Dapa

843
menj

elask

an

peng

aruh

infla

si

pada

peru

saha

an

2. Meni

ngka

tkan

kegu

naan

perb

andin

gan

lapor

844
an

anta

rperi

ode

3. Mem

bant

pema

kai

lapor

an

menil

ai

arus

kas

di

masa

yang

akan

data

845
ng

seca

ra

lebih

baik

4. Mem

perb

aiki

tingk

at

kepe

rcay

aan

rasio

lapor

an

keua

ngan

yang

dihit

846
ung

dari

angk

a-

angk

lapor

an

keua

ngan

yang

suda

dises

uaika

Kelemah

annya

adalah :

847
1. Infla

si itu

terja

di

pada

bara

ng

yang

berb

eda

dan

peru

saha

an

yang

berb

eda

jadi

tidak

bisa

848
disa

maka

2. GPL

tidak

berm

akna

bagi

peru

saha

an

3. Angk

yang

dises

uaika

tidak

meng

849
gamb

arka

arus

kas

4. Rasio

itu

adala

indik

ator

ment

ah

b.

Current

Cost

Account

ing

Menurut

850
Edgar

Edward

dan

Philip

Bell

(1961),

yang

dibutuh

kan oleh

manajer

adalah

bagaima

na

mereka

mengalo

kasiakan

sumber-

sumber

ekonomi

yang

851
ada

untuk

memaksi

malkan

laba.

Manajer

biasanya

mengha

dapi

masalag

apakah

ingin

memper

tahanka

n suatu

aktiva

atau

utang

atau

menjual

852
atau

membay

arnya

dan

bagaima

na

menggun

akan

atau

mendan

ai

kegiatan

perusah

aan.

Untuk

menjaw

ab ini

mereka

mengusu

lkan

853
perhitun

gan

business

profit,

yang

memliki

dua

kompon

en.

1.

Current

Operati

ng

Profit

Laba

dari

curre

nt

opera

854
ting

adala

keleb

ihan

nilai

sekar

ang

dari

baran

atau

jasa

yang

dijual

denga

harga

pokok

nya.

855
2.

Realiza

ble

Cost

Saving

( Holdin

g Gain)

Kenaika

n harga

pokok

dari

suatu

aktiva

yang

masih

dilmiliki

sekaran

( dengan

harga

856
sekaran

g) .

Beberap

bentuk

Current

Cost :

a.

Replace

ment

Cost

nilai

yang

diukur

saat ini

(current

cost)

untuk

mendap

atkan

857
aktiva

baru

atau

menggan

tinya

dengan

kapasita

produks

inya

yang

sama.

Dalam

praktik

nilai

ganti ini

hanya

diterap

kan

pada

858
aktiva

nonmone

ter,

sepertin

ya

persedi

aan,

aktiva

tetap.

Aktiva

tetap

disajiak

an

menurut

nilai

gantinya

, nilai

bersih

setelah

digamba

859
rkan

nilai

yang

sudah

dipakai.

Penyusu

tan

dihitung

berdasa

rkan

pada

nilai

ganti

itu. Pada

masa

inflasi

sering

terjadi

backlog

depreci

860
ation

atau

penyusu

tan yang

bersald

negatif.

Pada

masa

inflasi

nilai

dari

replace

met

value ini

lebih

besar

dari

general

price

861
level.

Metode

ini

dikritik

dalam

hal :

 S

je

ti

vi

ni

la

862
ia

si

863
a

hi

a-

864
n

ti

ul

ti

di

865
a

tr

si

866
r

a.

 D

al

al

867
a

ti

868
r

it

ni

ul

869
p

la

gi

870
is

al

871
r

si

le

bi

872
e

ri

hi

873
o

ri

al

t.

hi

in

874
a

le

bi

ti

gi

ri

hi

ri

875
al

t.

 P

876
m

ti

al

877
m

pl

878
in

i,

879
ti

rt

u.

le

880
y

pl

881
s

in

di

882
p

si

in

883
fl

si

 S

el

884
a

di

885
a

al

in

a.

Walaupu

n ada

kritik

886
ini,

sebagai

pihak

mengang

gap

bahwa

metode

ini

paling

mudah

diterap

kan

dalam

akuntan

si

inflasi.

b.

Reprod

uction

887
cost

harga

itu

diukur

berdasa

rkan

harga

sekaran

g jika

aktiva

itu

dibuat

atau

diduplik

asi

seperti

barang

yang

dimiliki

itu

888
tanpa

melihat

perubah

an

teknolog

i yang

mungkin

mempen

garuhi

aktiva

yang

dibuat

itu.

Secara

umum

apa yang

berlaku

pada

metode

replace

889
ment

cost

berlaku

juga

pada

metode

reprodu

ction

cost.

c. Net

Realiza

ble

Value

merupak

an harga

jual

dikuran

gi

taksiran

890
biaya

penjulan

. Pada

masa

inflasi

nilai

dari net

relizabl

e value

ini lebih

besar

dari

replace

ment

cost

karena

manaje

men

tidak

mungkin

891
menjual

barangn

ya tanpa

menghar

apkan

laba

marjin

general

price

level.

Penyusu

tan

dalam

metode

ini

dihitung

berdasa

rkan

perbeda

an

892
antara

harga

jual

aktiva

itu pada

awal

dibandin

gkan

dengan

pada

akhir

periode.

d.

selling

Price

Di sini

nilai

yang

dipakai

893
adalah

harga

jual

tanpa

dikuran

gi biaya

penjuala

sehingg

laporan

keuanga

n yang

disusun

menurut

selling

price ini

akan

lebih

besar

894
daripad

a net

realizab

le value

dan

metode

lain

yang

disebut

sebelum

nya.

e.

Expect

ed

Value

Metode

ini

sangat

tergant

895
ung

pada

penghar

apan

seseora

ng jadi

bisa

lebih

besar

atau

lebih

kecil

dibandin

dengan

metode

lain

karena

expecte

d value

896
ini

merupak

an

gambara

n dari

present

value

kas di

masa

yang

akan

datang.

3.

Moneta

ry

Non-

Moneta

ry

Items

897
Monetar

y Item

adalah

aktiva

atau

kewajib

an yang

dinilai

atau

disajika

n dalam

unit

uang

yang

tetap

misalnya

kas,

piutang,

hutang

atau

898
kewajib

an

lainnya

yang

angka

dan

jumlah

nilai

uangnya

yang

tetap

itulah

yang

akan

ditagih,

dibayar

di masa

yang

akan

datang

899
tanpa

ada

perubah

an. Nilai

ini

adalah

nilai

historis

dan

nanti

nilai net

realizab

le value-

nyalah

yang

akan

direalis

asi.

Karena

nilainya

900
itu juga

mengga

mbarkan

nilai

sekaran

(current

value)

untuk

aktiva

jenis ini

tidak

perlu

disesuai

kan

kecuali

untuk

mengeta

hui

present

901
value

dari

nilai

yang

diharap

kan

ditagih

(expect

ed

value) di

masa

yang

akan

datang.

Contohn

ya :

deposit

o ,

valuta

asing ,

902
atau

klaim

valuta

asing,

dan alin-

lain.

Non-

monetar

y items

adalah

nilai

dimana

jumlah

uangnya

tidak

ditetapk

an

menurut

kontrak

perjanji

903
an.

Dalam

metode

historic

al cost

ini

digamba

rkan

sebagai

old cost

bukan

nilai

sekaran

g.

Misalny

a aktiva

tetap,la

han.

Dalam

metode

904
current

value

harga

baru itu

yang

dicoba

digamba

rkan

dengan

harga

sekaran

g.contoh

nya

adalah

biaya

dibayar

dimuka.

4.

Model

905
Akuntan

si

Ada

delapan

model

akuntan

si dalam

penilaia

n aktiva

dan

penentu

an laba

yaitu:

1.

penguku

ran

menurut

unit

uang :

a.

906
Historic

al Cost

Account

ing

b.

Replace

ment

Cost

Account

ing

c.

Net

Realizab

le Value

Account

ing

d.

Present

Value

Account

907
ing

2.

Penguku

ran

menurut

Uint

Tenaga

Beli

(GPL)

a.

GPL

Histo

rical

Cost

Acco

untin

b.

GPL

Repla

908
ceme

nt

Cost

Acco

untin

c.

GPL

Net

Reali

zable

Value

Acco

untin

d.

GPL

Prese

nt

Value

909
Acco

untin

Namun

yang

akan

dibahas

pada

paper

ini

hanya

tiga

model

akuntan

si saja,

yaitu :

a.

Historic

al Cost

Account

910
ing

b.

Replace

ment

Cost

Account

ing

c. Net

Realizab

le Value

Account

ing

1.

Atribut

yang

akan

dinilai

a. D

al

911
m

el

is

ri

al

912
u

ti

g,

tr

ib

di

ni

la

913
al

ju

la

914
a

ej

ni

di

915
u

ti

916
a

ej

la

917
u

di

al

918
a

ni

ti

ul

ri

919
p

ol

ti

it

u.

b. D

al

920
o

el

pl

921
o

ti

g,

tr

ib

di

922
r

al

ej

923
ni

di

924
n

ol

ti

925
n

ej

ni

926
k

ju

la

927
y

di

928
u

ol

ti

929
e

t.

c. D

al

el

al

iz

930
bl

e,

tr

ib

di

ni

la

al

931
ju

la

ej

in

932
y

di

ol

933
g

nj

al

ti

934
g

ju

la

935
u

di

936
k

aj

ib

it

g.

d. D

al

937
m

el

al

938
C

pi

al

iz

al

e,

tr

ib

939
g

di

ni

la

al

940
u

si

di

941
a

di

ri

ri

942
a

ti

943
el

di

944
a

di

945
y

al

g.

Atribut

itu

dapat

kita

golongk

946
an

dalam

tiga

cara

sebagai

berikut

 F

ni

la

ia

947
p

la

lu

(h

is

ri

948
c

al

t)

ki

ni

(r

pl

949
e

al

iz

bl

950
v

al

e)

951
d

(p

al

e)

 J

952
ni

tr

si

hi

ri

al

953
t

pl

954
r

tr

si

ol

955
a

956
n

g,

al

iz

bl

al

957
r

al

958
p

nj

al

959
a

g.

 S

if

ej

di

960
a

al

hi

ri

al

di

961
a

ej

di

962
g

a,

al

963
u

ej

di

964
a

di

n,

pl

965
e

al

iz

966
bl

al

di

967
ej

di

si

hi

968
e

si

(a

n)

Unit Of

Measur

Ada

dua

jenis

unit

ukuran

969
yang

dipakai,

yaitu

sebagai

berikut

Unit

Mone

ter

(Uang

Dal

am

mode

l ini

yang

menj

adi

unit

peng

970
ukur

an

adala

unit

uang.

2.

Unit

Da

ya

Bel

(Pu

rch

asi

ng

Po

we

r)

Dal

971
am

mo

del

ini

yan

me

nja

di

ala

uku

ad

ala

da

ya

bel

972
uan

gny

yan

ten

tu

be

rb

ed

apa

bil

wa

ktu

nya

be

rb

ed

973
a.

3.

Penilaia

n dan

Perband

ingan

terhada

p Model

Akuntan

si

Dala

menil

ai dan

memb

andin

gkan

model

penila

ian

974
akunt

ansi

terse

but,

model

Prese

nt

Value

senga

ja

tidak

diikut

kan

karen

beber

apa

kelem

ahan

sebag

975
ai

berik

ut.

Sukar

nya

mena

ksir

pener

imaan

kas di

masa

yang

akan

datan

g.

Pemili

han

tingk

at

disko

976
nto

yang

sanga

berva

riasi

Aloka

si

arbit

rer

dari

takso

ran

arus

kas

dalam

menil

ai

aset

Aloka

977
si

arbit

rer

dan

taksi

ran

arus

kas

dari

masin

g-

masin

aktiv

secar

indivi

dual

978
Dalam

menilai

dan

memban

dingkan

model-

model

ini maka

yang

menjadi

dasar

penilaia

adalah.

1. K

al

979
a

ti

ul

ki

al

980
h

(t

in

r)

Ti

in

981
e

rr

ti

ul

ki

at

982
n

ni

la

rj

di

al

at

983
u

ri

rt

nt

u,

ta

pi

di

at

984
at

di

hi

tu

n,

di

la

985
r

ri

la

in

986
.

ai

al

987
h

ti

ej

di

al

988
ri

it

di

at

at

di

la

989
n

ai

ri

it

u.

2. K

990
s

al

ki

al

991
e

ri

ni

s)

sa

la

992
h

ki

at

al

at

in

rj

di

993
a

bi

la

la

ra

ti

994
a

di

sa

ji

995
n

rt

996
k

el

ar

at

997
n

rs

ut

al

998
g

el

ar

ik

ut

nj

di

999
b

rt

al

1000
m

la

ra

1001
n.

3. K

ul

it

al

si

1002
n

(i

bi

li

y)

ra

1003
n

ar

di

1004
ta

sa

la

rt

ia

n.

al

1005
e

fs

ir

la

ra

1006
n

ki

ta

ar

as

al

1007
p

rt

ia

1008
n

a.

at

la

in

1009
a

ar

el

nt

si

at

di

1010
a

ki

ta

ar

1011
u

1012

1013
t

1014
a

1015
a

1016
u

1017
a

1018
.

1019
l

1020
i

1021
,

1022
t

1023
n

1024
k

1025
a

1026
a

1027
u

1028
a

1029
u

1030
n

1031
C

1032
t

1033
k

1034
a

1035
m

1036
e

1037
k

1038
y

1039
t

1040
a

1041
a

1042
n

4. R

el

1043
v

si

as

nt

si

1044
ar

el

va

ar

ti

ar

1045
m

at

gi

ai

1046
u

nt

di

1047
al

bi

la

1048
p

ut

sa

n.

n,

ar

el

1049
k

nt

si

as

ih

ili

1050
ki

as

ih

1051
p

rt

as

al

ta

di

1052
,

ul

it

gi

nj

di

1053
a

in

as

nt

si

it

el

1054
e

va

ta

as

ai

il

1055
nt

si

le

bi

al

Metode

Penguku

ran

Harga

1056
Wajar

( Fair

Value )

Metode

penguku

ran

harga

wajar

telah

berlaku

di

Amerika

sesuai

dengan

stateme

nt NO.

157

tentang

Fair

Value

1057
Measur

ement.

“Statem

ent ini

mendifi

nisikan

fair

value ,

menenta

pkan

kerangk

a untuk

menguk

ur nilai

yang

wajar

( fair

value)

sesuai

dengan

1058
prinsip

akuntan

si yang

berteri

ma

umum,

dan

memperl

uas

pengung

kapan

tentang

penguku

rna fair

value.

Statem

ent ini

diterap

kan

dalam

1059
kerangk

a dasar

akuntan

si yang

membut

uhkan

atau

mengizi

nkan

penguku

ran fair

value.

Dewan

standar

sebelum

nya

telah

memutu

skan

melalui

1060
pengumu

man

bahwa

fair

value

adalah

metode

penguku

ran yang

relevan.

Oleh

karena

itu,

stateme

nt ini

tidak

meemerl

ukan

metode

penguku

1061
ran fair

vale

yang

baru.

Namun,

untuk

sebagia

entitas

penerap

an fair

value ini

akan

mengub

ah

praktik

yang

berlaku

sekaran

g.

1062
Ilustras

Beberap

Alterna

tif

Model

Akuntan

si

Untuk

member

ikan

gambara

n yang

jelas

antara

beberap

alternat

1063
ive

model

akuntan

si ini

kita

misalkan

PT

Sipangk

o Jaya

yang

didirika

n pada

tanggal

21

Maret

2005

akan

memasa

rkan

produk

1064
baru

yang

disebut

ESTIM

A.

Modal

berjuml

ah Rp

30.000,

-,

utangny

a Rp

30.000,

-,

dengan

bunga

10 %.

Pada

tanggal

1065
Januari

PT

Sipangk

o Jaya

memulai

kegiatan

nya

dengan

membeli

6.000

unit

ESTIM

dengan

harga

Rp 10,-

per unit.

Pada

tanggal

1 Mei

1066
perusah

aan

menjual

5.000

unit

dengan

harga

Rp 15,-

per unit.

Sement

ara itu,

perubah

an

tingkat

harga

selama

tahun

2005

adalah

sebagai

1067
berikut:

Januari 1 Mei 1 Desember 1


Replacement Cost 10 12 13
Net Realizable Value - 15 17
General Price Level Index 100 130 156

Alterna

tif

dengan

Melihat

Sudut

“Unit of

Money”

Alterna

tif yang

kita

bahas

disini

adalah

menyang

1068
kut

kesalah

an yang

timbul

karena

waktu.

Untuk

itu,

model

yang

akan

kita

bahas

adalah:

1. H

is

ri

1069
al

ti

2. R

pl

1070
m

ti

3. N

1071
R

al

iz

bl

al

ti

1072
Laporan

Laba

Rugi

Laporan

laba

rugi

untuk

ketiga

model

itu

adalah

sebagai

berikut:

PT
Sipangko
Jaya
Laporan
Laba Rugi
Untuk
tahun
yang
berakhir
pada
tanggal
31
Desember
2005

1073
Keterangan

Historic
al
Replace
ment
Net
Realizabl
e

75.000

92.000
Harga Poko Penjualan

50.000

60.000

73.000
Laba Kotor

25.000

15.000

19.000

1074
3.000

3.000

3.000
Laba Operasi

22.000

12.000

16.000
Realisasi holding gain
and loss
sudah
termasu
k

10.000

10.000
Holding gain and loss
yang
tidak
dihitung

3.000

3.000
Tidak direalisasi
General Price level gain

tidak

1075
dihitung

tidak
dihitung

tidak
dihitung

Laba bersih

22.000

25.000

29.000

PT
Sipangk
o Jaya
Neraca
31
Desemb
er 2005

Keterangan

Historic
al
Reolace
ment
Net
Realizab
le

1076
72.000

72.000

72.000
Persediaan

10.000

13.000

17.000
Total Harta

82.000

85.000

89.000

Utang & Modal


Kewajiban

30.000

30.000

30.000

1077
Modal Saham

30.000

30.000

30.000
Laba ditahan

22.000

22.000

22.000
Belum realisasi

3.000

7.000
Total laba ditahan

22.000

25.000

29.000

1078
Total Modal Setor

52.000

55.000

59.000
Total Utang & Modal

82.000

85.000

89.000

Analisis perbedaan
akibat
waktu
Total Laba

29.000

2.

Alter

natif

Deng

an

1079
Meng

gunak

an

Mode

Akun

tansi

yang

Diuku

Deng

an

Unit

Tena

ga

Beli

Umu

Dala

m model

1080
ini yang

kita

bahas

adalah:

1. G

al

ri

el

1081
ju

is

ri

al

ti

1082
g

2. G

al

ri

el

ju

1083
e

pl

1084
u

ti

3. G

al

ri

el

1085
d

ju

al

iz

bl

al

1086
A

ti

PT
Sipangko
Jaya
Laporan
Laba Rugi
Untuk
tahun
yang
berakhir
pada 31
Desember
2005

Harga Pokok Penjualan

Real Realized Holding Gain and Loss


Real Unrealized Holding Gain and Loss

1087
General Price Level Gain and Loss

PT
Sipangk
o Jaya
Neraca
Menuru
t
General
Price
Level
Per 31
desemb
er 2005

Keterangan

Persediaan
Total Aktiva

Laba Ditahan:

Unrealized
Laba/Rugi GPL
Total Pasiva

Analisis
Tipe
Kesalah
an
Masing-
masing
Model

No Accounting Model

1088
1 Historical-cost accounting

2 Replacement-cost

3 Net-realizable-value accounting

General price-level-adjusted
4
historical cost accounting

General Price-level-adjusted
5
replacement-cost accounting

General Price-level-adjusted net-


6
realizable-value accounting

MATE

RI

XIII

AKUN

TANS

I :

ILMU

DAN

PARAD

IGMA

1089
Kompet

ensi

dasar

a. Menj

elask

an

apa

yang

dima

ksud

deng

an

kons

ep

para

digm

b. Menj

elask

an

1090
tent

ang

pend

ekat

an

desk

ripti

induk

tif

dala

dala

peny

usun

an

teori

akun

tansi

1091
dan

keya

kinan

nilai

dari

prak

tik

akun

tansi

c. Menj

elask

an

tent

ang

alter

natif

siste

akun

tansi

1092
biay

histo

ris

d. Menj

elask

an

hubu

ngan

pema

kaian

infor

masi

akun

tansi

dan

infor

masi

akun

tansi

yang

1093
relev

an

deng

an

kons

ep

pemb

uata

kepu

tusa

akun

tansi

Perubah

an

Re

vol

usi

1094
on

er

Te

ori

da

Pa

ra

dig

ma

Pu

nct

uat

ed

Eq

uili

bri

um

Baga

1095
imana

ilmu

pengeta

huan

berubah

Pertany

aan ini

telah

menjadi

perdeba

tan

cukup

lama.

Para

pengikut

Darwin

dengan

gagasan

nya

1096
tentang

pertumb

uhan

(increm

ental)

menyata

kan

bahwa

perubah

an

kumulati

f masih

jauh

dari

memada

i untuk

menjela

skan

perubah

an

1097
dalam

bidang

ilmu dan

pertumb

uhan

dalam

bidang

pengeta

huan.

Sejaraw

an

mengaju

kan

sebuah

gagasan

yang

berbeda

dari

evolusi

yang

1098
dikenal

sebagai

punctua

ted

equilibri

um:

sebuah

altemati

f di

antara

periode-

periode

yang

panjang

dengan

infrastr

uktur

yang

stabil

dan

1099
meningk

atnya

penyesu

aian

serta

peringka

san

periode

revolusi

oner

yang

bergola

k (Niles

Eldredg

e dan

Stephen

Gould).

Pada

dasamya

, "garis

1100
keturun

an

muncul

dalam

bentuk

equilibri

um

seperti

bentuk-

bentuk

terdahu

lu dan

spesies

baru

muncul

dengan

tiba-tib

a,

melalui

perubah

1101
an yang

secara

tiba-tib

menyela

(punc-

tuation)

proses

yang

ada

(seperti

dalam

model

Darwin -

seleksi

alam

yang

akan

mensele

ksi

1102
kemamp

uan

varian

baru

tersebu

t)".

Untuk

masing-

masing

teori,

punctua

ted

equilibri

um

menawa

rkan

tiga

kompon

en

pokok

1103
yaitu:

 s

tr

al

1104
 p

ri

ei

n,

1105
 p

ri

ol

si

r.

http://w

ww

.bl

ogg

1106
er.

co

m/

pos

t-

edi

t.g

blo

gI

D=

27

05

26

50

64

89

30

61

05

&p

ost

1107
ID

=4

34

01

76

88

75

58

24

49

91

Teori

Um

um

Ku

hn

ten

tan

Re

1108
vol

usi

Il

mi

ah

eori

tentang

revolusi

pengeta

huan

meneka

nkan

pada

pengem

bangan

pengeta

huan

dan

motivasi

1109
sejumla

pengem

bangan

tersebu

t. Usaha

Thomas

Kuhn

meneka

nkan

pada

pengem

bangan

pengeta

huan

dalam

bidang

sain

normal

tertent

1110
u. Tesis

utama

revolusi

pengeta

huan ini

berdasa

rkan

konsep

paradig

ma.

Setelah

munculn

ya

sejumla

h kritik

tentang

perbeda

an dan

ketidak

konsiste

1111
nan

pemakai

an

istilah

paradig

ma,

Kuhn

memper

baikinya

dalam

bukunya

edisi

kedua:

alam

banyak

buku,

istilah

paradig

ma

1112
digunak

an

dalam

dua

pengerti

an

berbeda

. Di satu

sisi,

paradig

ma

terdiri

dari

keseluru

han

konstela

si

keyakin

an, nilai,

dan

1113
teknik

yang

dibagika

n pada

anggota

suatu

komunit

as. Di

sisi lain,

paradig

ma

menunju

kkan

satu

bentuk

elemen

dalam

konstela

si, yaitu

solusi

1114
kongkrit

atas

kebingu

ngan

yang

dapat

dimanfa

atkan

sebagai

model

atau

contoh,

dan

dapat

menggan

tikan

aturan

yang

ada

sebagai

1115
suatu

dasar

solusi

bagi

kebingu

ngan

berikut

nya

dalam

sain

normal.

Paradig

ma-para

digma

ini tidak

selaman

ya

mendom

inasi.

1116
Untuk

pertama

kali

dijumpai

adanya

sejumla

anomali

(kelaina

n/kegan

jilan).

Anomali

ini tidak

dapat

diperbai

ki.

Suatu

periode

ketidak

nyamana

1117
n dan

krisis

terjadi

dengan

adanya

perselisi

han

antara

pihak

yang

melihat

anomali

sebagai

suatu

contoh

pemban

ding,

dan

pihak

lain

1118
yang

tidak

mengang

gapnya:

Sain

normal

berulan

gkali

mengala

mi salah

langkah.

Saat itu

terjadi-

yaitu

saat

profesi

tidak

lagi

dapat

menghin

1119
dari

anomali

sebagai

penyeba

tumbang

nya

tradisi

praktik

ilmu

pengeta

huan

yang

ada-mak

penyelid

ikan

tambah

an

dimulai

1120
untuk

mengaja

k para

anggota

profesi

agar

membua

komitme

n baru,

sebagai

dasar

yang

baru

untuk

praktik

ilmu

pengeta

huan.

1121
risis

berlanju

dengan

munculn

ya

sekumpu

lan

alternat

if ide

dan

identifi

kasi

cabang

pemikira

n baru.

Apa

yang

sesungg

uhnya

1122
terjadi

selama

periode

krisis,

tidak

banyak

yang

tahu.

H.Gilma

McCann

mengusu

lkan

tingkat

karakte

ristik

teoretis

dan

kuantita

tif dari

1123
tugas-tu

gas yang

berhubu

ngan

dengan

periode

awal dan

akhir dr

sain

normal:

Ting

kat

usah

teor

etis

akan

meni

ngka

1124
t

sela

ma

peng

emba

ngan

revol

usi.

Penin

gkat

an ini

terdi

ri

dari;

na

di

1125
o

Perge

seran

ke

parad

igma

baru

akan

seger

munc

ul

dari

sejum

lah

tulisa

teore

tik

diban

1126
dingk

an

tulisa

yang

lain.

Tingk

at

usaha

kuant

itatif

akan

menin

gkat

selam

penge

mban

gan

1127
revol

usi.

Penin

gkata

n ini

terdi

ri

dari

Perge

seran

ke

parad

igma

1128
baru

akan

seger

munc

ul

dari

sejum

lah

tulisa

kuant

itatif

diban

dingk

an

tulisa

yang

lain.

1129
o

Penin

gkata

usaha

kuanf

itatif

akan

sanga

diteg

askan

di

antar

tulisa

teore

tik.

o Akan

1130
terja

di

penin

gkata

n jml

penuli

selam

penge

mban

gan

revol

usi.

o Akan

terja

di

penin

gkata

1131
produ

ktivit

as

penuli

selam

penge

mba-

ngan

revol

usi.

Perge

seran

ke

parad

igma

baru

akan

1132
seger

munc

ul

dari

sejum

iah

tulisa

penuli

muda

darip

ada

penuli

yang

lebih

tua.

1133
Pendu

kung

parad

igma

baru

umum

nya

lebih

muda

darip

ada

pendu

kung

parad

igma

lama.

o Akan

ada

sejum

lah

1134
tulisa

yang

bersi

fat

netra

l.

o Porsi

pengh

arpan

terha

dap

penuli

yang

mend

ukung

parad

igma

baru

1135
akan

menin

gkat

selam

revol

usi.

Seluruh

hukum

dan

proposis

merupak

an

subjek

kesaksia

empirk.

Penolak

an suatu

1136
paradig

ma

terhada

paradig

ma lain

bagaima

napun

tidak

berdasa

rkan

eksklusi

fitas

bukti

empirik.

Faktor-

faktor

yang

tidak

logik

1137
termasu

pandang

an

metafisi

k,

keduduk

an

filosofik

etnosen

trisme,

nasionali

sme,

dan

karakte

r sosial

dari

komunit

as

1138
ilmiah,

mungkin

menjadi

beban

keputus

an.

Pengaku

an

paradig

ma oleh

para

penduku

ngnya

yang

lebih

dari

sekadar

uang

atau

kekuasa

1139
an, akan

menjadi

faktor

pendoro

ng bagi

para

peneliti

maupun

komunit

as

ilmiah

tertent

u.

Intinya,

para

peneliti

akan

menukar

kan

pengaku

1140
an sosial

terhada

informa

si.

Walaupu

n sulit

untuk

sependa

pat

bahwa

pengaku

an

merupak

an

motivasi

utama

bagi

peneliti

an

1141
dalam

setiap

bidang

ilmu,

namun

ada

argumen

menarik

bahwa

doronga

n utama

peneliti

an

adalah

kepuasa

n yang

diperole

apabila

melakuk

1142
an

sesuatu

nya

dengan

baik.

Namun

demikia

n,

kecuriga

an

tentang

kebenar

an

secara

psikolog

is

menyeli

muti

proses

pengaku

1143
an

dalam

ilmu

pengeta

huan.

Setiap

penghar

gaan

yang

bersifat

intrinsik

seperti

populari

tas,

uang,

posisi,

secara

moral

bersifat

mendua

1144
dan

berpote

nsi

untuk

merusak

nilai

kepuasa

n secara

alami:

seperti

reward

berbent

uk

pemberi

an

hukuma

n, akan

menggan

tikan

keduduk

1145
an

motivasi

yang

sesungg

uhnya:

perhatia

terhada

pengaku

an akan

menggan

tikan

perhatia

terhada

keunggu

lan

pengeta

1146
huan.

PANDA

NG

AN

RIT

ZER

TEN

TA

NG

BER

BAG

AI

PAR

ADI

GM

Foku

perhatik

1147
an teori

revolusi

pengeta

huan

adalah

pendefi

nisian

yang

tepat

tentang

konsep

paradig

ma.

Kuhn

menggun

akan

istilah

tersebu

t secara

salah

1148
dan

tidak

konsiste

n.

Definisi

paling

mendek

ati yang

tersaji

pada

bagian

akhir

bukunya

edisi

kedua

juga

tetap

tidak

jelas.

Definisi

1149
tersebu

t tidak

mengura

ngi

kritik

utama

terhada

perubah

an

pandang

an Kuhn,

dari

pandang

an

bahwa

kemuncu

lan dan

kegagal

an suatu

1150
paradig

ma

merupak

an

akibat

faktor

politik,

ke

pandang

an baru

bahwa

suatu

paradig

ma lebih

unggul

dari

pandang

an

lainnya

dengan

1151
suatu

alasan,

meliputi

"keakur

atan,

cakupan,

kemuda

han,

manfaat

, dan

kesamaa

nnya".

Kompon

en dasar

suatu

paradig

ma

menurut

definisi

Ritzer

1152
adalah:

1.

Co

nto

(e

xe

mp

lar

),

ata

pot

ong

an

akf

ivit

as

yan

1153
be

rfu

ngs

se

ba

gai

mo

del

ba

gi

ind

ivi

du

yan

be

ke

da

1154
me

ngg

una

kan

sua

tu

par

adi

gm

a;

2.

ga

mb

ara

(im

ag

es)

dar

1155
po

ko

per

soa

lan

3.

teo

ri-

teo

ri

(th

eo

rie

s);

da

4.

me

1156
tod

da

ins

tru

me

n.

Saat

nilai

prediksi

suatu

teori

bagi

para

penggun

anya

digunak

an, nilai

tersebu

1157
t tidak

semata-

mata

menentu

kan

kesukse

san

suatu

paradig

ma.

Disebab

kan

biaya

kesalah

an dan

impleme

ntasinya

bervaria

si,

sejumla

1158
h teori

tentang

fenomen

a dapat

bertaha

n secara

bersama

an untuk

tujuan

predikti

f.

Bagaima

napun,

hanya

satu

fenomen

a yang

secara

umum

akan

1159
dapat

diterima

para

teoritik

us.

Dalam

menerim

a suatu

teori,

teoritik

us akan

dipenga

ruhi

oleh

pertimb

angan

intuitif

dari

penjelas

an teori

1160
suatu

fenomen

a dan

jangkau

an suatu

fenomen

a, yang

dapat

menjela

skan

dan

mempre

diksi

sebaik

manfaat

prediksi

bagi

para

penggun

a.

1161
PARADI

GM

DAL

AM

AKU

NT

AN

SI

Paradig

ma

An

tro

pol

ogi

kal

In

du

1162
kti

Gambar

an

Pokok

Masala

Bagi

penggun

paradig

ma

anthrop

ological

inductiv

e, pokok

persoala

n yang

ada

1163
adalah:

o P

ti

k-

-p

ti

1164
si

a,

o S

ik

aj

1165
m

ti

k-

-p

1166
k

ti

t.

Para

penduku

ng

pandang

an ini

berpend

apat

bahwa

pada

1167
umumny

teknik-t

eknik

mungkin

diturunk

an dan

diperti

mbangk

an

dengan

berdasa

rkan

pengujia

terhada

manfaat

nya atau

bahwa

1168
manaje

men

memega

ng

peranan

utama

dalam

menentu

kan

teknik-t

eknik

yang

akan

diimple

mentasi

kan.

Konseku

ensinya,

tujuan

peneliti

1169
an

akuntan

si yang

berhubu

ngan

dengan

paradig

ma

anthrop

ological

inductiv

e adalah

untuk

memaha

mi,

menjela

skan,

dan

mempre

1170
diksi

praktik-

praktik

akuntan

si yang

ada.

Contoh,

Ijiri

memand

ang misi

pendeka

tan

paradig

ma ini

sebagai

berikut:

Bentuk

penalara

induktif

1171
untuk

memper

oleh

tujuan

yang

secara

implisit

terkand

ung

dalam

perilaku

sistem

yang

ada,

tidak

ditujuka

n untuk

menjami

kelangsu

1172
ngan

sistem

yang

sudah

ada.

Tujuan

sejumla

pengujia

n adalah

untuk

menyoro

ti di

mana

perubah

an

diperluk

an dan

di mana

sebaikn

1173
ya

dilakuka

n.

Perubah

an yang

disarank

an

sejumla

peneliti

an

memiliki

lebih

banyak

kesempa

tan yang

secara

aktual

dapat

diimple

1174
mentasi

kan.

Teori-t

eori

Emp

at teori

dapat

diperti

mbangk

an

sebagai

bagian

dari

paradig

ma

anthrop

ologikal

inductif

1175
o I

si

is

o M

el

1176
n

al

it

is

si

o H

ip

si

in

1177
m

in

in

1178
a

t;

o T

ri

1179
n

si

si

ti

f.

Metode-

metode

Para

penggun

paradig

ma

anthrop

ological

inductiv

1180
e

cenderu

ng untuk

menggun

akan

salah

satu

dari tiga

teknik

berikut

ini:

o Tekni

k-

-t

ni

1181
n

di

al

el

it

ia

1182
n

in

in

g;

o Tekni

k-

-t

ni

1183
k

di

al

1184
el

it

ia

in

t;

1185
d

o Tekni

k-

-t

ni

di

1186
a

al

el

it

ia

ri

si

1187
ti

f.

Paradig

ma

Tru

Inco

me

Ded

ukti

ve

Gambar

an

Pokok

Masalah

Siapa

saja

yang

1188
mengad

opsi

paradig

ma

true- in

come/d

eductiv

e, pokok

persoala

nnya

adalah:

Penyu

sunan

teori

akunt

ansi

denga

meng

1189
gunak

an

dasar

logika

alasa

norm

atif,

serta

konse

yang

baku

dan

Konse

incom

1190
yang

ideal

berda

sarka

sejum

lah

meto

de

lain

selain

meto

de

his-

toric

al

cost.

MacNea

berpend

1191
apat

bahwa

konsep

income

yang

ideal

adalah

sebagai

berikut:

Ada

satu

definisi

profit

yang

benar

dalam

istilah

akuntan

si.

Profit

1192
merupak

an

peningk

atan

bersih

dalam

tingkat

kesejah

teraan.

"Loss"

merupak

an

penurun

an

bersih

dalam

tingkat

kesejah

teraan.

Definisi-

1193
-definisi

tersebu

merupak

an

definisi

para

ekonom.

Definisi

ini

singkat

dan

tepat,

jelas,

serta

dapat

diukur

secara

matema

tis.

1194
Alexand

er,

berpend

apat

tentang

konsep

income

yang

ideal,

menyata

kan:

Kita

harus

menemu

kan

apakah

income

ekonomi

k yang

ideal

1195
berbeda

dengan

income

akuntan

si hanya

dalam

tingkata

n bahwa

yang

ideal itu

sulit

dicapal,

atau

apakah

income

ekonomi

s sudah

cukup

memada

i apabila

1196
penguku

rannya

mudah

dilakuka

n.

Teori-t

eori

Teori

yang

muncul

dari

paradig

ma true

income/

deducti

ve

menyaji

kan

altemati

1197
f

terhada

p sistem

akuntan

si biaya

historis.

Secara

umum,

lima

teori

atau

cabang

pemikira

n dapat

diidenti

fikasi:

 P

ri

e-

1198
-l

el

(a

1199
e

t-

si

g-

1200
a

ti

g.

 R

pl

t-

1201
c

ti

g.

 D

ri

al-

1202
-

al

ti

(L

ik

ui

si

1203
).

 C

ti

sl

1204
a

t-

al

iz

le-

al

e)

1205
a

ti

g.

 P

t-

al

1206
e

ti

g.

Masing-

masing

teori

menyaji

kan

altemati

metode

penilaia

n assets

1207
dan

penentu

an

income

yang

dapat

mengata

si

akuntan

si biaya

historis.

Metode-

metode

Para

penggun

paradig

ma

true- in

come/d

1208
eductiv

umumny

menggun

akan

alasan

analitis

untuk

memben

arkan

penyusu

nan

teori

akuntan

si atau

untuk

memper

tahanka

1209
keunggu

lan

suatu

model

tertent

u dalam

penilaia

assets/

penentu

an

income,

selain

akuntan

si

biaya-hi

storik.

Para

penduku

ng

1210
paradig

ma ini

umumny

mengaw

ali

tujuan

dan

postulat

lingkung

an ke

metode

yang

spesifik.

Paradig

ma

De

cis

ion

1211
-

Us

ef

uln

ess

Se

cis

ion

Mo

del

Gambar

an

Pakok

Masalah

Bagi

para

penggun

1212
paradig

ma

decision-

- useful

ness/

decision-

- model,

pokok

persoala

dasamya

adalah

manfaat

informa

si

akuntan

si dalam

model

keputus

an.

1213
Informa

si yang

relevan

dengan

model

atau

kriteria

keputus

an

ditentuk

an dan

diterap

kan

dengan

memilih

altemati

akuntan

si

terbaik.

1214
Kemanf

aatan

dalam

model

keputus

an sama

dengan

model

keputus

an yang

relevan.

Sebagai

contoh,

Sterling

menyata

kan:

Apabila

suatu

properti

dapat

1215
ditentuk

an oleh

sebuah

model

pembua

tan

keputus

an, maka

penguku

ran

terhada

properti

tersebu

dikatak

an

relevan

(dengan

model

1216
keputus

an

tersebu

t).

Apabila

suatu

properti

tidak

dapat

ditentuk

an oleh

sebuah

model

pembua

tan

keputus

an, maka

penguku

ran

terhada

1217
p

properti

tersebu

dikatak

an tidak

relevan

(dengan

model

keputus

an

tersebu

t)."

Teori-t

eori

Dua

bentuk

teori

dapat

1218
dimasuk

kan

sebagai

bagian

paradig

ma

decision-

- useful

ness/

decision-

- model

yaitu;

 B

1219
rt

1220
n

el

1221
k

1222
n

1223
e

bi

ni

(s

rt

1224
Q

li

1225
in

g,

al

1226
el

el

[l

e]

1227
b

el

1228
a

ai

a)

 I

si

di

1229
p

rl

ol

gi

1230
a

el

in

1231
a

di

n.

 B

1232
e

1233
n

ej

di

1234
o

is

ki

1235
m

hi

oi

(s

1236
e

rt

n,

1237
g

bi

l-

al

ih

n,

r,

ri

1238
k

bl

ig

si

ai

1239
a)

ri

1240
k

in

si

si

1241
n

ej

di

n-

ej

di

1242
e

ti

1243
p

di

ui

1244
g

ej

ia

ri

1245
a

uj

ti

vi

1246
s

al

di

ci

si

n-

1247
-

ul

ci

si

n-

1248
d

el

Metode-

motode

Para

penggun

paradig

ma

cenderu

ng untuk

tergant

ung

pada

teknik-t

eknik

empirik

dalam

1249
menentu

kan

kemamp

uan

predikti

f dari

elemen-

elemen

informa

si yang

terpilih.

Pendeka

tan yang

umumny

digunak

an

dalam

analisis

diskrimi

1250
nan

untuk

mengelo

mpokkan

nya

dalam

satu

bentuk

kelompo

k dari

sejumla

kelompo

k yang

ada

sebelum

nya,

tergant

ung

pada

1251
karakte

ristik

keuanga

perusah

aan

secara

individu

al.

Paradig

ma

De

cis

ion

Us

ef

ull

ne

1252
ss/

De

cis

ion

Ma

ke

r/

Ag

re

ga

t-

Ma

rk

et

Be

ha

vio

1253
Gambar

an

Pokok

Masalah

Bagi

para

penggun

paradig

ma

decision-

- useful

ness/

decision

–maker/

agregat-

- marke

t- behav

ior,

pokok

1254
masalah

sesungg

uhnya

adalah

respons

pasar

secara

keseluru

han

terhada

variabel-

-variabe

akuntan

si. Para

penulis

di atas

sependa

pat

1255
bahwa

manfaat

keputus

an

secara

umum

dalam

variabel

akuntan

si dapat

diperole

h dari

perilaku

pasar

secara

keseluru

han,

atau

seperti

yang

1256
disajika

n oleh

Gonedes

dan

Dopuch,

hanya

pengaru

prosedu

akuntan

si

altemati

f atau

spekulas

i yang

dapat

diniial

dari

perilaku

1257
pasar

secara

keseluru

han.

Menurut

Gonedes

dan

Dopuch,

pemiliha

n sistem

informa

si

akuntan

si

ditentuk

an oleh

perilaku

pasar

secara

keseluru

1258
han.

Teori-t

eori

Hubung

an

antara

perilaku

pasar

secara

keseluru

han

dengan

variabel

akuntan

si

didasar

kan

pada

teori

1259
efisiensi

pasar

modal.

Menurut

teori

ini,

pasar

akan

dikatak

an

efisien

jika;

 h

1260
a

in

1261
e

ul

ly

fl

t)

el

1262
in

si

di

1263
t

1264
pl

ik

si

a,

 h

1265
a

ti

bi

1266
s

el

in

1267
r

si

u.

Teori ini

secara

jelas

menyata

kan

bahwa

umumny

a dalam

kondisi

pasar

efisien,

abnorm

1268
al

retum

yang

dapat

diperole

h dari

pemanfa

atan

informa

si yang

lebih

luas

dalam

hubunga

nnya

dengan

setiap

pola

perdaga

ngan

1269
adalah

nol.

Perubah

an

dalam

kumpula

informa

si yang

tersedia

secara

otomati

s akan

menyeb

abkan

keseimb

angan

harga

yang

baru.

1270
Pada

kenyata

annya

teori

yang

menegas

kan

perilaku

pasar

meliputi

 t

fi

ci

1271
t

el

 t

fi

ci

1272
n

si

s;

 t

1273
c

pi

al

ri

ci

el

1274
 t

it

ri

ci

1275
r

y;

 t

ui

li

ri

1276
o

ti

ri

ci

g.

Metode-

motode

Para

penggun

paradig

1277
ma ini

akan

mengiku

ti

metode:

 t

el

 t

1278
h

ti

ti

el

 t

1279
h

ol

1280
g

y;

 t

ls

'

al

ti

1281
o

el

,.

"

 t

ri

le

el

al

1282
e

al

ti

el

 t

1283
h

in

ti

1284
e

in

el

s,

 t

el

1285
f

el

ti

1286
in

Paradig

ma

De

cis

ion

Us

1287
ef

ull

ne

ss

De

cis

ion

Ma

ke

r /

In

div

idu

al

Us

er

Gambar

an

1288
Pokok

Masalah

Bagi

para

penggun

paradig

ma

decision-

- usefull

ness/

decision-

maker/

individu

al- user,

pokok

masalah

nya

adalah

1289
respon

penggun

individu

terhada

variabel-

-variabe

akuntan

si. Para

penduku

ng

paradig

ma ini

berpend

apat

bahwa

secara

umum

1290
manfaat

variabel

akuntan

si

terhada

pembua

tan

keputus

an dapat

dilihat

dari

sudut

perilaku

manusia.

Dengan

kata

lain,

akuntan

si

1291
dipanda

ng

sebagai

proses

keperila

kuan.

Tujuan

peneliti

an

akuntan

si

keperila

kuan

adalah

untuk

memaha

mi,

mengura

ikan,

dan

1292
mempre

diksi

perilaku

manusia

dalam

hubunga

nnya

dengan

akuntan

si.

Paradig

ma ini

berhubu

ngan

dengan

kepenti

ngan

penggun

akuntan

1293
si

secara

intemal,

prosedu

r dan

penilai

informa

si, serta

masyara

kat

umum

atau

perwakil

annya.

Teori-t

eori

Sebagia

n besar

peneliti

1294
an yang

berhubu

ngan

dengan

paradig

ma

decision-

- useful

ness/

decision-

- maker

individu

al- user

tidak

dikaitka

dengan

manfaat

nya

1295
dalam

pemben

tukan

teori

secara

jelas.

Secara

umum,

altemati

f untuk

mengem

bangkan

teori

akuntan

si

keperila

kuan

yang

memada

1296
meminja

m, dari

disiplin

ilmu

yang

lain.

Sebagia

n besar

teori

tersebu

t cukup

memada

i untuk

menjela

skan

dan

mempre

diksi

perilaku

manusia

1297
dalam

hubunga

nnya

dengan

akuntan

si.

Teori-te

ori

pinjama

n ini di

antaran

ya:

 r

el

ti

vi

1298
k

ni

ti

(k

n)

al

1299
k

si

 r

el

ti

vi

1300
y

al

si

 p

1301
r

ri

la

ri

in

1302
m

si

si

 r

el

ti

vi

1303
li

ui

ti

al

si

1304
 hi

si

fi

si

si

al

1305
d

fi

si

a;

 hi

si

in

1306
f

ti

in

e;

 hi

1307
t

si

sl

ni

si

al

1308
a

n;

 p

1309
a

ti

nj

si

al

1310
u

si

si

1311
 p

rt

is

ip

ti

1312
d

ki

rj

a;

 m

el

1313
a

in

si

1314
n

si

a;

el

ip

1315
u

ti

 t

le

el

,.

 t

1316
b

ili

ti

el

1317
 t

ci

al

vi

1318
al

el

 t

ni

ti

yl

1319
a

h.

Model-

model

Para

penggun

paradig

ma ini

cenderu

ng untuk

menggun

akan

1320
seluruh

metode

yang

disukai

oleh

para

ahli

keperila

kuan-te

knik

pengama

tan,

wawanca

ra, dan

kuesion

er serta

eksperi

men

merupak

an

1321
metode

yang

banyak

digunak

an. Hal

ini juga

merupak

an awal

yang

baik

untuk

suatu

proses

pengaku

an.

Paradig

ma

In

for

1322
ma

tio

n /

Ec

on

om

ics

Gambar

an

Pokok

Masala

Pokok

masalah

yang

dihadapi

para

penggun

paradig

1323
ma

informa

tion/

economi

cs,

adalah

sebagai

berikut:

Informa

si

merupak

an suatu

komodit

as

ekonomi

s, dan

Peroleh

an

1324
sejumla

informa

si dalam

masalah

pemiliha

ekonomi

s.

Nilai

informa

si

dipanda

ng dari

sudut

kriteria

cost- be

nefit

dalam

struktu

1325
r formal

teori

pembua

tan

keputus

an dan

teori

ekonomi

. Hal ini

dinyatak

an

dengan

cara

sebagai

berikut:

...

argumen

yang

mengata

snamaka

1326
n

accrual

accounti

ng

mengacu

pada

dasar

pemikira

n bahwa

 p

el

in

1327
m

si

al

1328
n

ti

ai

le

bi

1329
n

in

si

ri

si

1330
t

si

ri

1331
e

si

h-

fl

 a

al

1332
a

ti

1333
r

al

in

fi

si

1334
m

ai

in

si

1335
m

in

i,

ki

t-

ki

1336
t

di

ti

ul

a,

 ni

la

1337
a

di

si

lk

ol

in

si

1338
t

in

el

bi

hi

1339
n

si

a.

Informa

si

akuntan

1340
si

dievalua

si dalam

hubunga

nnya

dengan

kemamp

uan

untuk

meningk

atkan

kualitas

pemiliha

n secara

optimal

dalam

masalah

pemiliha

n yang

harus

1341
diselesa

ikan

oleh

seorang

individu

atau

sejumla

individu

dalam

sekelom

pok

individu

yang

heterog

en.

Seorang

individu

harus

memilih

1342
di

antara

sejumla

tindakan

yang

juga

memiliki

probabil

itas

hasil

berbeda

Asumsik

an

secara

konsiste

n bahwa

perilaku

pemiliha

1343
n yang

rasional

akan

diarahk

an oleh

expecte

d utility

hypothe

sis,

maka

tindakan

dengan

expecte

payoff

(atau

utility)

terbesa

r akan

lebih

1344
disukai

individu.

Dalam

kaitanny

dengan

hal ini,

informa

si

diperluk

an untuk

revisi

probabil

itas

outcom

es

sesungg

uhnya.

Jadi

individu

1345
akan

mengah

adapi

dua

tahap

proses:

 t

rt

a,

1346
t

si

in

si

si

1347
lk

si

al-

-s

in

al

1348
d

a;

 t

a,

1349
e

si

al

si

lk

1350
n

vi

si

bi

li

1351
m

ili

di

si

ti

1352
k

ai

Sistem

informa

si

dengan

expecte

d utility

terbesa

r lebih

disukai.

Informa

si yang

1353
diperluk

an

dalam

analisis

revisi

probabil

itas

secara

sistema

tis

(Bayesia

n-versio

n) pada

giliranny

memuda

hkan

analisis

informa

si

1354
dengan

dasar

yang

bersifat

subjekti

f yaitu

aturan

maksima

lisasi

expecte

d utility.

Teori-t

eori

Paradig

ma

informa

tion/ec

onomic

member

1355
ikan

gambara

mendala

tentang

"theory

of

teams",

yang

dikemba

ngkan

oleh

Marsch

ak dan

Radner,

pada

teori

keputus

an

1356
secara

statisti

k, dan

pada

teori

ekonomi

pemiliha

n. Apa

yang

dihasilk

an

adalah

teori

normati

f dari

penilaia

informa

si untuk

analisis

1357
sistema

tis

terhada

altemati

f-altem

atif

informa

si.

Fokus

paradig

ma

informa

tion/

economi

c adalah

asumsi

ekonomi

tradisio

nal yang

1358
konsiste

n, yaitu

perilaku

pemiliha

n yang

rasional.

Metode-

metode

Para

penggun

paradig

ma ini

umumny

memanf

aatkan

alasan

analitis

1359
dengan

dasar

teori

keputus

an

secara

statisti

k dan

teori

ekonomi

s proses

pemiliha

n.

Pendeka

tan ini

memisa

hkan

hubunga

n-hubun

gan yang

1360
bersifat

umum

dan

pengaru

rencana

altemati

f,

kemudia

menerap

kan

Boyesia

n- revisi

on

analysis

dan

kriteria

cost- be

nefit

1361
untuk

mengana

lisis

pertany

aan-per

tanyaan

tentang

kebijaka

akuntan

si.

Asumsi

utama

pendeka

tan ini

adalah

rasionali

tas.

ILMU

1362
AKU

NT

AN

SI

Situasi

dalam

peneliti

an

akuntan

si telah

meningk

at

secara

drastis

dalam

beberap

a tahun.

Tidak

ada

gunanya

1363
mengata

kan

bahwa

situasi

telah

berubah

untuk

menduk

ung

agenda

peneliti

an yang

dinamis,

seperti

adanya

bukti

transfo

rmasi

akuntan

si ke

1364
dalam

ilmu

yang

benar-b

enar

secara

penuh

diakui

sebagai

ilmu

normal

dengan

paradig

ma-para

digma

bersain

g yang

berusah

menega

1365
kkan

dominas

i.

Peneliti

an

akuntan

si

didasar

kan

pada

sekumpu

lan

asumsi

umum

tentang

ilmu dan

masyara

kat

sosial,

dan

1366
telah

mengha

silkan

perdeba

tan yang

sehat

tentang

bagaima

na

memper

kaya

dan

mengem

bangkan

pemaha

man kita

tentang

praktik

akuntan

si.

1367
Aliran

utama

peneliti

an

akuntan

si

memand

ang

secara

sejajar

antara

ilmu

fisik,

sosial,

dan

akuntan

si,

justifik

asi

dalam

1368
proses

penghit

ungan

hypothe

tic- ded

uctive

dari

penjelas

an

secara

ilmiah

dan

perlunya

konfirm

asi

terhada

hipotesi

tersebu

1369
t.

DEKON

TRU

KSI

Berbaga

i tulisan

akuntan

si

tentang

paradig

ma atau

teori

akuntan

si

tertent

menyata

kan

bahwa

1370
paradig

ma dan

teori

tersebu

seharus

nya

memiliki

hak-hak

istimew

dibandin

gkan

bentuk-

bentuk

pengeta

huan

atau

tulisan

akuntan

1371
si

lainnya.

Tulisan

tersebu

digunak

an untuk

menjami

kewenan

gan

(hegem

ony)

suatu

paradig

ma dan

kepenti

ngan

tertent

u,

1372
sebagai

pengha

mbat

produks

pengeta

huan

lainnya.

Dekonst

ruksi

dalam

peneliti

an

akuntan

si

mengun

dang

banyak

upaya

1373
untuk

mengung

kap

asumsi

tersemb

unyi

dalam

tulisan

akuntan

si.

Diasums

ikan

bahwa

seluruh

wacana

ilmiah

bidang

akuntan

si,

termasu

1374
k uraian

historis,

pada

dasamya

retoris.

Para

penganu

dekonst

ruksi

akuntan

si akan

mengkri

tik

tulisan

akuntan

si

melalui

berbaga

i teknik

1375
termasu

demyth

ologizin

g,

deceino

nizing,

dephalli

cizing,

atau

defamin

g.

1376

Anda mungkin juga menyukai