KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK :
DOSEN PENGAMPU :
Reni Yustien, S.E., M.Si., Ak.,
CA.
MATA KULIAH :
Auditing I
Penyusun
Daftar ISi
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................19
3.2 Saran..................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................20
Bab 1
Pendahuluan
a. Intensif/Tekanan
Intensif bagi entitas untuk memanipulasi laporan keuangan terjadi Ketika
terdapat penurunan dalam prospek keungan entitas. Sebagai contoh, suatu
penurunan laba bisa mengancam kemampuan entitas untuk mendapatkan
pinjaman. entitas bisa memanipulasi laba untuk memenuhi peramalan analisis
atau ukuran kinerja seperti laba tahun lalu,manajemen bisa memanipulasi laba
untuk menjaga reputasi mereka.
b. Peluang
Meskipun laporan keungan dari semua entitas berpotensi bisa dimanipulasi,
risikonya lebih besar untuk perusahaan-perusahaan yang melibatkan banyak
pertimbangan dan estimasi. Sebagai contoh, penilaian persedian memiliki risiko
tertinggi untuk kesalahan penyajian pada perusahaan-perusahaan yang memliki
persediaan beraneka ragam dibanyak lokasi. Risiko kesalahan penyajian persediaan
kemudian akan meningkat bila mana persediaan tersebut berisiko menjadi using.
c. Perilaku/Pembenaran
Perilaku manajemen puncak berkaitan dengan pelaporan keuangan adalah factor
kritis dalam penilaian kemungkinan terjadinya pelaporan keuangan yang
mengandung kecurangan.
2. FAKTOR FAKTOR RISIKO UNTUK PERLAKUAN TIDAK SEMESTINYA
TERHADAP ASET
a. Intensif/Tekanan
Tekanan kesulitan keungan adalah intensif yang paling umun bagi karyawan yang
memperlakukan aset dengan tidak semestinya. Pegawai yang memiliki banyak utang,
atau memiliki ketergantungan pada narkoba, atau gemar berjudi, berpotnsi
melakukan pencurian untuk memenuhi keninginanya. Dalam kasus ini, karywan
yang tidak puas bisa melakukan pencurian karena merasa berhak atau sebagai suatu
bentuk perlawanan terhadap majikannya.
b. Peluang
Peluang untuk terjadinya pencurian, ada pada semua entitas. Namun demikian,
peluangnya akan lebih besar pada entitas yang memiliki atau menyimpan banyak
uang/kas atau memiliki banyak persediaan atau aset berharga lainnya, terutama bila
bentuknya kecil dan mudah dipindahkan. Sebagai contoh, kasino menangani uang
dalam jumlah besar dengan hanya sedikit catatan formal untuk kas yang diterimanya.
Demikian pula pemcurian computer dengan system desktop.
c. Perilaku/Pembenaran
Perilaku manajemen terhadap pengendalian dan Tindakan etis bisa menyebabkan
karyawan dan manajer untuk membenarkan pencurian yang mereka lakukan. Apabila
manajemen menipu konsumen dengan memungut biaya bayaran yang lebi besar dari
seharusnya atau melakukan taktik penjualan yang sangat membebani, karyawan bisa
merasa bahwa bisa diterima apabila mereka bertindak serupa terhadap perusahaan
dengan membuat laporan jam kerja yang tidak benar atau hal hal lain semacam itu.
SKEPTISISME PROFESIONAL
Berdasarkan SA 200, auditor harus mempertahankan skeptisisme professional
sepanjang audit, menyadari kemungkinan bahwa kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan dapat terjadi, walaupun pengalaman masa lalu auditor
menunjukan adanya kejujuran dan integritas manajemen entitas dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata Kelola.
Penilaian Kritis ata Bukti Audit
Suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan standar audit jarang mencakup
pembuktian keaslian dokumen, karen auditor tidak terlatih atau diharapkan dapat
menjadi ahli dalam pembuktian keaslian seperti itu. Namun, Ketika auditor
mengidentifikasi kondisi yang menyebabkan auditor percaya bahwa sebuah
dokumen mungkin tidak asli atau hal-hal lain dalam dokumen tersebut telah
dimodifikasi tetapi tidak diungkapkan kepada auditor, maka prosedur yang mungkin
dilaksanakan untuk menginvestigasi lebih lanjut hal tersebut dapat meliputi
Mengonfirmasikan secara langsung kepada pihak ketiga.
Menggunakan tenaga ahli untuk menilai keaslian dokumen.
Pembahasan di antara Tim Perikatan (Tim Audit)
Memberikan kesempatan bagi anggota tim perikatan yang lebih berpengalaman untuk
berbagai wawasan mereka tentang bagaimana dan diarea mana laporan keungan
mungkin rentan terjadi kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.
Memungkinkan auditor untuk mempertimbangkan respons yang tepat terhadap
kerentanan tersebut dan untuk menentukan anggota tim perikatan yang akan
melaksanakan prosedur audit tertentu.
Memperkenankan auditor untuk menentukan bagaimana hasil prosedur audit akan
dibagi diantara tim perikatan dan bagaimana merespoms dugaan kecurangan yang
mungkin menjadi perhatian auditor.
Meminta Keterangan dari Manajemen
Standar audit (SA 240.17) mewajibkan auditor untuk meminta keterangan secara khusus
tentang kecurangan pada setiap audit, yang meliputi :
Personel opersasi yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pelaporan
keuangan.
Karyawan dengan tingkat wewenang yang berbeda.
Penasehat hukum internal entitas.
Direktur etika dan pihak yang setara.
Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menghadapi dugaan kecurangan
Meminta Keterangan dari Auditor Internal
SA 315 dan SA 610 menetapkan ketentuan dan menyediakan panduan dalam mengaudit
entitas-entitas yang memiliki fungsi audit internal. Dalam melaksanakan ketentuan tesebut,
dalam konteks kecurangan, auditor dapat meminta keterangan tentang aktivitas spesifik
audit internal yang mencakup :
Prosedur yang dilakukan, jika ada, oleh auditor internal sepanjang tahun untuk
mendeteksi kecurangan
Apakah manajemen telah merespons secara memuaskan atas temuan-temuan dari
prosedur tersebut.
Pemahaman tentang Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola
Kecuali apabila semua pihak yang bertanggungjawab atas tata Kelola terlibat dalam
pengelolahan entitas, auditor harus memperoleh pemahaman tentang bagaimana pihak
bertanggung jawab atas tata Kelola melakukan pengawasan terhadap proses yang
diterapkan manajemen dalam mengidentifikasi dan merespon risiko kecurangan dalam
entitas dan pengendalian internal yang telah ditetapkan oleh manajemen untuk mengurangi
risiko tersebut.
Risiko Kecurangan
Fakta bahwa kecurangan biasanya disembunyikan dapat membuat hal ini makin sulit untuk
dideteksi. Meskipun demikiam, auditor dapat mengidentifikasi peristiwa atau kondisi-
kondisi yang dapat menunjukan adanya intensif atau tekanan untuk melakukan kecurangan
atau kondisi yang memberikan peluang untuk melakukan kecurangan.
Prosedur Analitis
Auditor harus mengevaluasi apakah prosedur analitis yang dilaksanakan berdekatan dengan
akhir audit, Ketika membentuk kesimpulan secara keseluruhan tentang apakah laporan
keuangan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas, mengindikasikan risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan yang tidak disadari
sebelumnya.
Informasi Lain
Sebagai tambahan dari informasi yang diperoleh dalam melakukan prosedur analitis,
informasi lain yang diperoleh mengenai entitas dan lingkungannya dapat membantu untuk
mengindikasikan risiko-risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.
Prosedur Analitis
Ketidakcocokan Dokumen
Transaksi fiktif jarang memiliki bukti dokumen dengan tingkat keabsahan yang sama
dengan transaksi yang sah. Dalam kasus kecurangan ZZZZ best yang terkenal,
kontrak restorasi bernilai jutaan dollar didukung hanya dengan satu atau dua
halaman perjanjian dan tidak ada dokumen pendukung detil lainnya. Seperti
misalnya izin membangun bangunan (IMB) dari pemerintah yang lazim diperlukan
dalam kontrak semacam itu.
Salah satu kecurangan yangpaling suliy ditemukan adalah apabila penjualan tidak
dicatat daan penerima kas dari penjualan tersebut kemudian dicuri. Kecurangan
semacam itu akan lebih mudah dideteksi apabila barang dijual kepada konsumen
secara kredit. penelusuran dokumen pengiriman barang ke jurnal penjualan dan
penghitungan semua dokumen pengiriman dapat digunakan untuk memeriksa
apakah semua penjualan telah dicatat.
Akan jauhg lebih sulit untuk menyembunyikan pencurian penerimaan kas setelah
penjualan dicatat. Apabila pembayaran dari konsumen dicuri, bagian penagihan
akan dengan cepatb menemukan adanya kecurangan. akibatnya, untuk
menyembunyikan pencurian, pelaku kecurangan harus menurunkan jumlah dalam
akun pelanggan dengan salah satu dari tiga cara berikut:
Relatif sedikit pencurian penjualan dan penerimaan kas terkait yang bisa dicegah
dan dideteksi oleh pengendalian internal yang dirancang untuk meminimumkan
kesempatan kecurangan. Untuk mendeteksi kecurangan yang lebih besar, prosedur
analitis dan pembandingan lainnya dapat digunakan.
Persediaan fiktif telah menjadi pusat dari sejumlah kasus besar pelaporan keuangan
yang mengandung kecurangan. Banyak perusahaan besar mamiliki aneka ragam
persediaan yang berada dilokasi yang tersebar, sehingga membuat perusahaan
seperti itu menjadi mudah untuk menambahkan persediaan fiktif pada catatan
akuntansinya.
Tanda Peringatan untuk Kecurangan Persediaan
Prosedur Analitis
Kasus-kasus kecurangan yang melibatkan utang usaha cukup biasa terjadi meskipun
tidak begitu sering dibandingkan dengan kecurangan yang melibatkan persediaan
atau piutang usaha. pelaporan kurang saji utang usaha biasanya mengakibatkan
pembelian pembelian dan harga pokok penjualan menjadi lebih rendah, dan laba
bersih menjadi lebih tinggi.
Perusahaan bisa secara sengaja melaporkan utang usaha lebih rendah dan
melaporkan laba lebih tinggi. Hal ini bisa dicapai dengan tidak mencatat utang usaha
hingga periode berikutnya atau dengan mencatat pengurangan fiktif atas utang
usaha.
Kecurangan yang paling umum terjadi dalam bidang pembelian ialah si pelaku
kecurangan melakukan pembayaran kepada pemasok fiktif dan menyetorkan kas ke
akun fiktif. Kecurangan semacam ini bisa dicegah apabila pembayaran hanya
dimungkinkan dilakukan kepada pemasok yang telah disetujui perusahaan dan
setelah dokumen pendukung pembelian diperiksa dengan teliti oleh petugas yang
ditetapkan perusahaan sebelum pembayaran dilakukan.
Meskipun sejumlah akun lebih rentan daripada akun lainnya, pada hakekatnya
setiap akun bisa dimanipulasi. Mari kita kaji beberapa akun dengan risiko spesifik
untuk terjadinya pelaporan yang mengandung kecurangan atau penyelewengan.
Aset Tetap
Aset tetap yang pada banyak perusahaan memiliki saldo yang besar, sering
didasarkan pada penilaian yang subyektif. Akibatnya, aset tetap sering menjadi
target manipulasi, terutama pada perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki
persedian atau piutang usaha yang material. Sebagai contoh, perusahaan bisa
mengkapitalisasi beban reparasi atau beban operasi lainnya sebagai aset tetap.
Kecurangan semacam ini mudah terdeteksi apabila auditor memeriksa bukti
pendukung penambahan aset tetap.
Beban Gaji
Gaji jarang merupakan area untuk kecurangan pelaporan keuangan yang berisiko
seignifikan. Namun demikian, perusahaan bisa melaporkan persediaan dan laba
bersih dengan jumlah yang lebihg tinggi dengan cara menambahkan beban gaji pada
persediaan. Pegawai perusahaan kadang-kadang juga digunakan untuk
mengkonstruksikan aset tetap. Dalam situasi demikian , tambahan beban gaji atau
upah bisa dikapitalisasi sebagai aset tetap. Tunjangan-tunjangan lain yang material
bisa juga menjadi sasaran manipulasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah
saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja. Dua kategori utama
kecurangan adalah kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset.
3.1 Saran
Apabila auditor mencurigai adanya kecurangan! penulis menyarankan agar auditor
harus mengumpulkan bukti tambahan! seringkali dengan carameminta keterangan!
dan bertanggungjawab untuk melakukan sejumlahkomunikasi tentang kecurangan
yang dicurigai atau terdeteksi denganmanajemen senior dan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola.
DAFTAR PUSTAKA