Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEMPERTIMBANGKAN RISIKO KECURANGAN

KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK :

1. Alfenius Manurung ( C0C020015 )


2. Alberd Boi Samosir (C0C020017)
3. Ikrar (C0C020021)

DOSEN PENGAMPU :
Reni Yustien, S.E., M.Si., Ak.,
CA.

MATA KULIAH :
Auditing I

PRODI D-III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul “Mempertimbangkan risiko
kecurangan ”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing I
yang diampu oleh Ibu Reni Yustien, S.E., M.Si., Ak., CA.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, kami selaku penyusun meminta
maaf jika terdapat kekurangan di dalam makalah ini dan mengharapkan kritik dan saran
dari dosen pengampu mata kuliah Auditing I maupun dari teman-teman sekalian. Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Jambi, 20 Oktober 2021

Penyusun
Daftar ISi

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1

1.1 Latar belakang....................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah...............................................................................................................1

1.3 Tujuan penulisan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3

2.1 Mempertimbangkan Risiko Kecurangan...........................................................................5


BAB III PENUTUP..........................................................................................................................19

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................19
3.2 Saran..................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................20
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Skandal kecurangan dalam pelaporan keuangan di awal abad ke 21 telah
membuka mata dunia tentang betapa besarnya kerugian yang diderita para investor yang
selama ini mengandalkan keputusan yang diambil berdasarkani nformasi dalam laporan
keuangan auditan. Hal ini mendorong profesi pengauditan untuk meninjau ulang
berbagai standard dan ketentuan yangdipandang sudah tidak memadai. Sebenarnya
kecurangan semacam ini sudah sering terjadi jauh sebelumnya. Contoh klasik adalah
kecurangan pada mckesson-Robbins yang melukiskan bahwa kecurangan pelaporan
keuangan bukan kejadian yang baru terjadi akhir-akhir ini saja.

Setelah kasus itu terjadi! profesi auditing di amerika Serikat menanggapinya


dengan membuat standar yang formal untuk prosedur pengauditan. Sebagai tanggapan
atas kasus-kasus kecurangan yang terjadi di merika Serikat Congress AS menerbitkan
Sarbanas Oxley Act tahun 2002 dan AICPA menetapkan standar standar auditing khusus
yang berkaitan dengan penilaian dan pendeteksian risiko kecurangan. Standar audit
internasional yang diadopsi oleh IAPI juga mengatur tentang hal yang sama (SAS 240
-Tanggungjawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan
Keuangan), yang menjadi acuan utama makalahini. 'ada makalah ini akan dibahas
tanggungjawab auditor untuk menilairisiko kecurangan! dan mendeteksi kesalahan
penyajian material yangdiakibatkan oleh kecurangan dan menggambarkan daerah-daerah
yang rentanterhadap kecurangan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:

1. Menjelaskan Tentang Mempertimbangkan Risiko Kecurangan


a. Merumuskan kecurangan dan membedakan antara kecurangan
pelaporan keuangan dengan penyalagunaan asset?
b. Menjelaskan arti “segitiga kecurangan” dan mengidentifikasi kondisi
kondisi kecurangan?
c. Memahami tanggungjawab auditor untuk menilai risiko kecurangan dan
mendeteksi kesalahan-kesalahan penyajian material yang disebabkan
kecurangan?
d. Mengenal area-area kecurangan spesifik dan mengembangkan prosedur-
prosedur untuk mendeteksi kecurangan.?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini untuk mengetahui:

1. Menjelaskan Tentang Mempertimbangkan Risiko Kecurangan


a. Merumuskan kecurangan dan membedakan antara kecurangan
pelaporan keuangan dengan penyalagunaan asset?
b. Menjelaskan arti “segitiga kecurangan” dan mengidentifikasi kondisi
kondisi kecurangan?
c. Memahami tanggungjawab auditor untuk menilai risiko kecurangan dan
mendeteksi kesalahan-kesalahan penyajian material yang disebabkan
kecurangan?
d. Mengenal area-area kecurangan spesifik dan mengembangkan prosedur-
prosedur untuk mendeteksi kecurangan.?
Bab II
Pembahasan
2.1 Mempertimbangkan Risiko Kecurangan
A. JENIS-JENIS KECURANGAN
Dalam artian luas, kecurangan adalah semua ketidakjujuran yang disengaja untuk
merampas milik atau hak orang atau pihak lain. Dalam konteks pengauditan laporan
keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai pelaporan keuangan yang disengaja
mengandung kesalahan penyajian. Ketika mambahas tanggungjawab auditor dalam
mendeteksi kesalahan penyajian material, ada 2 jenis kecurangan yang utama, yaitu:
pelaporan keungan yang mengandung kecurangan dan perlakuan tidak semestinya
terhadap aset.

1. Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan


Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan adalah suatu kesalahan penyajian
atau penghilangan suatu jumlah atau pengungkapan secara disengaja dengan tujuan
untuk menipu pengguna laporan keungan. Dalam banyak kasus, kebanyakan berupa
pelaporan kesalahan penyajian jumlah secara sengaja, dibandingkan dengan
kesalahan penyajian dalam pengungkapan.
Kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan menyangkut
suatu usaha untuk melaporkan pendapatan secara lebih saji (overstatement) baik
dengan membuat lebih saji aset dan pendapatan atau dengan menghilangkan
liabilitas dan beban, entitas juga bisa dengan sengaja melaporkan pendapatan secara
kurang saji (understatement).

2. Perlakuan tidak semestinya terhadap aset


Perlakuan tidak semestinya pada aset adalah kecurangan yang menyangkut pencurian
aset entitas. Dalam banyak kasus, tapi tidak selalu, jumlah yang terlibat tidaklah
material terhadap laporan keungan. Namun demikian, pencurian aset entitas
seringkali memprihatinkan manajemen walaupun jumlahnya tidak material, kerena
pencurian yang berjumlah kecil bisa dengan mudah berkembang pesat menjadi besar
sepanjang waktu.
Istilah perlakuan tidak semestinya terhadap aset pada umumnya digunakan untuk
pencurian yang melibatkan pegawai dan pihak interval lain dalam organisasi entitas.
Menurut perkiraan Association of Certified Examiners, di amerika serikat rata rata
perusahaan menderita rugi 5 persen dari pendapatannya sebagai akibat dari
kecurangan, meskipun banyak juga dari kecurangan ini melibatkan pihak eksternal,
seperti misalnya pencurian oleh konsumen atau penipuan oleh pemasok.
B. KONDISI-KONDISI PENYEBAB KECURANGAN
Menurut standar audit, ada tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya pelaporan
keuangan yang mengandung kecurangan dan perlakuan tidak semestinya terhadap
aset yaitu :

1. Intensif/Tekanan: manajemen dan karyawan lain mendapat intensif atau


tekanan untuk melakukan kecurangan.

2. Peluang: keadaan yang memberikan peluang atau kesempatan bagi


manajemenn atau karyawan untuk melakukan kecurangan

3. Perilaku/Pembenaran : suatu perilaku, atau karakter, atau seperangkat nilai


etis yang ada yang mengijinkan manajemen atau karyawan untuk melakukan
Tindakan tidak jujur,atau mereka berada dalam lingkungan yang cukup
memberi tekanan yang menyebabkan mereka membenarkan Tindakan tidak
jujur.
1. FAKTOR FAKTOR RISIKO UNTUK PELAPORAN KEUANGAN YANG
MENGANDUNG KECURANGAN

a. Intensif/Tekanan
Intensif bagi entitas untuk memanipulasi laporan keuangan terjadi Ketika
terdapat penurunan dalam prospek keungan entitas. Sebagai contoh, suatu
penurunan laba bisa mengancam kemampuan entitas untuk mendapatkan
pinjaman. entitas bisa memanipulasi laba untuk memenuhi peramalan analisis
atau ukuran kinerja seperti laba tahun lalu,manajemen bisa memanipulasi laba
untuk menjaga reputasi mereka.
b. Peluang
Meskipun laporan keungan dari semua entitas berpotensi bisa dimanipulasi,
risikonya lebih besar untuk perusahaan-perusahaan yang melibatkan banyak
pertimbangan dan estimasi. Sebagai contoh, penilaian persedian memiliki risiko
tertinggi untuk kesalahan penyajian pada perusahaan-perusahaan yang memliki
persediaan beraneka ragam dibanyak lokasi. Risiko kesalahan penyajian persediaan
kemudian akan meningkat bila mana persediaan tersebut berisiko menjadi using.

c. Perilaku/Pembenaran
Perilaku manajemen puncak berkaitan dengan pelaporan keuangan adalah factor
kritis dalam penilaian kemungkinan terjadinya pelaporan keuangan yang
mengandung kecurangan.
2. FAKTOR FAKTOR RISIKO UNTUK PERLAKUAN TIDAK SEMESTINYA
TERHADAP ASET

a. Intensif/Tekanan
Tekanan kesulitan keungan adalah intensif yang paling umun bagi karyawan yang
memperlakukan aset dengan tidak semestinya. Pegawai yang memiliki banyak utang,
atau memiliki ketergantungan pada narkoba, atau gemar berjudi, berpotnsi
melakukan pencurian untuk memenuhi keninginanya. Dalam kasus ini, karywan
yang tidak puas bisa melakukan pencurian karena merasa berhak atau sebagai suatu
bentuk perlawanan terhadap majikannya.
b. Peluang
Peluang untuk terjadinya pencurian, ada pada semua entitas. Namun demikian,
peluangnya akan lebih besar pada entitas yang memiliki atau menyimpan banyak
uang/kas atau memiliki banyak persediaan atau aset berharga lainnya, terutama bila
bentuknya kecil dan mudah dipindahkan. Sebagai contoh, kasino menangani uang
dalam jumlah besar dengan hanya sedikit catatan formal untuk kas yang diterimanya.
Demikian pula pemcurian computer dengan system desktop.
c. Perilaku/Pembenaran
Perilaku manajemen terhadap pengendalian dan Tindakan etis bisa menyebabkan
karyawan dan manajer untuk membenarkan pencurian yang mereka lakukan. Apabila
manajemen menipu konsumen dengan memungut biaya bayaran yang lebi besar dari
seharusnya atau melakukan taktik penjualan yang sangat membebani, karyawan bisa
merasa bahwa bisa diterima apabila mereka bertindak serupa terhadap perusahaan
dengan membuat laporan jam kerja yang tidak benar atau hal hal lain semacam itu.

C. MENILAI RISIKO KECURANGAN


Standar audit (SA 240) memberi pedoman bagi auditor untuk menilai risiko
kecurangan. Auditor harus menjaga tingkat skeptisisme professional Ketika ia
mempertimbangkan sejumlah informsasi, termasuk factor-faktor risiko kecurangan,
untuk mengidentidfikasi dan merespon risiko kecurangan.

SKEPTISISME PROFESIONAL
Berdasarkan SA 200, auditor harus mempertahankan skeptisisme professional
sepanjang audit, menyadari kemungkinan bahwa kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan dapat terjadi, walaupun pengalaman masa lalu auditor
menunjukan adanya kejujuran dan integritas manajemen entitas dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata Kelola.
Penilaian Kritis ata Bukti Audit
Suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan standar audit jarang mencakup
pembuktian keaslian dokumen, karen auditor tidak terlatih atau diharapkan dapat
menjadi ahli dalam pembuktian keaslian seperti itu. Namun, Ketika auditor
mengidentifikasi kondisi yang menyebabkan auditor percaya bahwa sebuah
dokumen mungkin tidak asli atau hal-hal lain dalam dokumen tersebut telah
dimodifikasi tetapi tidak diungkapkan kepada auditor, maka prosedur yang mungkin
dilaksanakan untuk menginvestigasi lebih lanjut hal tersebut dapat meliputi
 Mengonfirmasikan secara langsung kepada pihak ketiga.
 Menggunakan tenaga ahli untuk menilai keaslian dokumen.
Pembahasan di antara Tim Perikatan (Tim Audit)

Mendiskusikan kerentangan adanya kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh


kecurangan dalam laporan keuangan entitas dengan tim perikatan :

 Memberikan kesempatan bagi anggota tim perikatan yang lebih berpengalaman untuk
berbagai wawasan mereka tentang bagaimana dan diarea mana laporan keungan
mungkin rentan terjadi kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.
 Memungkinkan auditor untuk mempertimbangkan respons yang tepat terhadap
kerentanan tersebut dan untuk menentukan anggota tim perikatan yang akan
melaksanakan prosedur audit tertentu.
 Memperkenankan auditor untuk menentukan bagaimana hasil prosedur audit akan
dibagi diantara tim perikatan dan bagaimana merespoms dugaan kecurangan yang
mungkin menjadi perhatian auditor.
Meminta Keterangan dari Manajemen

Standar audit (SA 240.17) mewajibkan auditor untuk meminta keterangan secara khusus
tentang kecurangan pada setiap audit, yang meliputi :

a. Penilaian manajemen tentang risiko bahwa kemungkinan terjadi kesalahan penyajian


material dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh kecurangan, termasuk
sifat,saat,luas, dan frekuensi dari penilaian risiko tersebut.
b. Proses yang dilakukan oleh manajemen untuk entitas, termasuk setiap risiko spesifik
atas kecurangan yang telah diidentifikasi oleh manajemen atau yang telah menjadi
perhatiannya, atau golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan yang untuknya
mungkin menjadi risiko kecurangan.
c. Kominikasi manajemen, jika ada, kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata
Kelola tentang proses untuk mengidentifikasi dan merespon risiko kecurangan dalam
entitas.
d. Komunikasi manajemen, jika ada, kepada karyawan tentang pandangan manajemen
terhadap praktik bisnis dan perlikau etika.
Meminta Keterangan dari Pihak-Pihak Lain dalam Entitas

Permintaan keterangan kepada pihak-pihak lain dalam entitas dapat memberikan


kesempatan kepada individu-individu untuk menyampaikan informasi kepada auditor yang
mungkin tidak dapat dilakukan dengan cara yang lain.
Beberapa contoh pihak-pihak lain dalam entitas dapat dimintai keterangan secara langsung
oleh auditor mengenai keberadaan atau adanya dugaan kecurangan mencakup :

 Personel opersasi yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pelaporan
keuangan.
 Karyawan dengan tingkat wewenang yang berbeda.
 Penasehat hukum internal entitas.
 Direktur etika dan pihak yang setara.
 Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menghadapi dugaan kecurangan
Meminta Keterangan dari Auditor Internal

SA 315 dan SA 610 menetapkan ketentuan dan menyediakan panduan dalam mengaudit
entitas-entitas yang memiliki fungsi audit internal. Dalam melaksanakan ketentuan tesebut,
dalam konteks kecurangan, auditor dapat meminta keterangan tentang aktivitas spesifik
audit internal yang mencakup :

 Prosedur yang dilakukan, jika ada, oleh auditor internal sepanjang tahun untuk
mendeteksi kecurangan
 Apakah manajemen telah merespons secara memuaskan atas temuan-temuan dari
prosedur tersebut.
Pemahaman tentang Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola

Kecuali apabila semua pihak yang bertanggungjawab atas tata Kelola terlibat dalam
pengelolahan entitas, auditor harus memperoleh pemahaman tentang bagaimana pihak
bertanggung jawab atas tata Kelola melakukan pengawasan terhadap proses yang
diterapkan manajemen dalam mengidentifikasi dan merespon risiko kecurangan dalam
entitas dan pengendalian internal yang telah ditetapkan oleh manajemen untuk mengurangi
risiko tersebut.

Risiko Kecurangan

Fakta bahwa kecurangan biasanya disembunyikan dapat membuat hal ini makin sulit untuk
dideteksi. Meskipun demikiam, auditor dapat mengidentifikasi peristiwa atau kondisi-
kondisi yang dapat menunjukan adanya intensif atau tekanan untuk melakukan kecurangan
atau kondisi yang memberikan peluang untuk melakukan kecurangan.

Prosedur Analitis

Auditor harus mengevaluasi apakah prosedur analitis yang dilaksanakan berdekatan dengan
akhir audit, Ketika membentuk kesimpulan secara keseluruhan tentang apakah laporan
keuangan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas, mengindikasikan risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan yang tidak disadari
sebelumnya.
Informasi Lain

Auditor harus mempertimbangkan apakah informasi lain yang diperoleh auditor


mengindikasikan adanya risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.

Sebagai tambahan dari informasi yang diperoleh dalam melakukan prosedur analitis,
informasi lain yang diperoleh mengenai entitas dan lingkungannya dapat membantu untuk
mengindikasikan risiko-risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.

D. MERESPONS RISIKO KECURANGAN

Standar audit (SA 330) menetapkan sebagai berikut :

“Auditor harus menentukan respons keseluruhan terhadap hasil penilaian risiko


kesalahan penuyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat
lapopran keuangan”
Apabila risiko kesalahan penajian material yang diakibatkan oleh kecurangan teridentifikasi,
auditor pertama-tama harus mendiskusikan temuan tersebut dengan manajemen dan meminta
pandangan manajemen tentang potensi kecurangan dan adanya rancangan pengendalian
untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan penyajian material. Seperti yang telah disinggung
di atas, manajemen seyogyanya memiliki program yang dirancang untuk mencegah,
menghalangi, dan mendetesi kecurangan. Respon auditor terhadap risiko kecurangan meliputi
hal hal sebagai berikut :
1. Menentukan respons keseluruhan.
2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsive terhadap penilaian
risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.
3. Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsif terhadap risiko
yang terkait dengan pengabaian pengendalian oleh manajemen.
MENENTUKAN RESPONS KESELURUHAN
Dalam menentukan respons keseluruhan untuk menanggapi penilaian risiko kesalahan
-penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat laporan keuangan, auditor
dapat memilih di antara respons-respons berikut.
a. Apabila risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan
meningkat, auditor harus menugasi dan mengawasi personel dengan
mempertimbangkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan individual untuk diberi
tanggungjawab perikatan signifikan dan penilaian auditor atas risiko kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan untuk perikatan tersebut.
b. Standar audit mengharuskan auditor untuk memasukkan unsur tidak dapat
dipresdiksi dalam pemilihan si pengamat, dan untuk prosedur audit yang akan
dilakukan merupakan hal terpenting karena individu-individu dalam entitas yang
terbiasa dalam prosedur audit karena pelaku kecurangan dominan individu yang
mengerti tentang prosedur audit.
Auditor harus bisa :
1. Merancang dan melaksankan prosedur audit yang responsive terhadap penilaian risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat asersi
2. Merancang dan menetapkan prosedur audit yang responsive terhadap risiko yang
terkait dengan pengabaian pengendalian oleh manajemen.
Contohnya :
a) menguji ketepatan entri jurnal yang tercatat dalam buku besar dan penyesuaian lain
yang dibuat dalam laporan keuangan
b) menelaah estimasi akuntansi untuk menemukan hal bias dan mengevaluasi apakah
kondisi yabg menyebabkan hal bias tersebut merupakan kesalahan penyajian material
yang diakibatkan kecurangan
c) mengevaluasi dasar bisnis untuk transaksi signifikan yang tidak biasa

E. MEMUTAKHIRKAN PROSES PENILAIAN RISIKO


Auditor harus mengevaluasi apakah prosedut analitis yang dilaksanakan berdekatan
dengan akhir audit, Ketika membentuk kesimpulan secara keseluruhan tentang apakah
laporan keuangan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas, mengindikasikan risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan yang tidak disadari
sebelumnya. Jika auditor mengidentifikasi suatu kesalahan penyajian, auditor harus
mengevaluasi apakah keslahan penyajian tersebut mengindifikasikan suatu kecurangan
AUDITOR TIDAK DAPAT MELANJUTKAN PERIKATAN
a) Menentukan tanggungjawab professional dan hukum yang dapat berlaku dalam kondisi
tersebut, termasuk apakah ada ketentuan pihak auditor untuk melapor kepada individu atau
kelompok individu yang membuat perjanjian audit, atau dalam beberapa kasus, kepada
badan pengatur
b) Mempertimbangkan apakah sudah tepat menarik diri dari perikatan, jika penarikan diri
dimungkinkan oleh perundang-undangan yang berlaku.
c) Jika auditor menarik diri dari perikatan, auditor harus
(i) membahas dengan tingkat manajemen yang tepat dan pihak yang bertanggungjawab atas
tata Kelola tentang penarikan diri auditor dari perikatan dan alasannnya
(ii) menentukan apakah ketentuan professional atau hukum untuk melapor kepada individua
tau kelompok individu yang membuat perjanjian audit atau, dalam beberapa kasus, kepada
badan pengatur tentang penarikan diri auditor dari perikatan dan alasannya

KOMUNIKASI KEPADA MANAJEMEN DAN PIHAK PERTANGGUNG


JAWAB ATAS TATA KELOLA
1. Komunikasi kepada manajemen
2. Komunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata Kelola
3. Komunikasi kepada badan pengatur dan penegak hukum
DOKUMENTASI
Standar audit SA 240. Para. 44-47 mengatur tentang dokumentasi yang harus
dilakukan auditor sehubungan dengan kecurangan.

1. Berkatian dengan pemahaman auditor atau entitas dan lingkungannya :


auditor harus memasukkan hal-hal berikut dalam dokumentasi audit tentang
pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya serta penilaian risiko
kesalahan penyajian material yang disyaratkan oleh SA 315 :
a. Keputusan signifikan yang dicapai selama pembahasan diantara tim
perikatan terkait dengan dugaan kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan entitas yang diakibatkan oleh kecurangan; dan
b. Risiko kesalahan penyajian material yang teleh diidentifikasi dan
ditentukan yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat laporan
keuangan dan asersi

2. Berkaitan dengan respons auditor atas risiko


Auditor harus memasukan hal-hal berikut dalam dokumentasi audit tentang
respons auditor atas risiko yang ditentukan atas kesalahan penyajian material,
yang disyaratkan oleh SA 330:
a. Respons keseluruhan terhadap risiko kesalahan penyajian material yang
telah ditentukan yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat laporan
keuangan dan sifat,saat, dan luas prosedur audit, serta hubungan prosedur
tersebut dengan risiko yang ditentukan atas kesalahan penyajian material
yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat asersi; dan
b. Hasil pelaksanaan prosedur audit tersebut, termasuk prosedur audit yang
dirancang untuk merespons risiko pengabaian pengendalian oleh
manajemen.

3. Berkaitan dengan pengomunikasian kecurangan :


Auditor harus memasukan dalam dokumentasi audit, komunikasi tentang
kecurangan yang telah dilakukan dengan manajemen, pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola,badan pengatur, dan pihak-pihak lainnya.
F. AREA RISIKO KECURANGAN SPESIFIK
Tergantung pada bidang usaha klien, sejumlah akun-akun tertentu rentan terhadap
manipulasi atau pencurian. Sejumlah akun berisiko tinggi akan dibahas dibawah ini,
termasusuk tanda-tanda peringatan akan adanya kecurangan, namun, betapapun
auditor memahami tanda-tanda peringatan akan adanya tanda-tanda peringatan ini,
kecurangan tetap sangat sulit dideteksi. Namun demikian, kepedulian akan
peringatan kecurangan dan teknik pendeteksian kecurangan lainnya akan
meningkatkan kemungkinan auditor bisa mengidentifikasi kesalahan penyajian
material yang diakibatkan oleh kecurangan.
RISIKO KECURANGAN PENDAPATAN DAN PIUTANG USAHA
Akun-akun pendapatan, dan piutang usaha yang bersangkutan, serta kas sangat
rentan terhadap manipulasi dan pencurian. Suatu studi yang disponsoro oleh Comitte
of Sponsoring Organizatian (COSO) menunjukan bahwa 50% dari kecurangan
pelaporan keuangan di amerika serikat menyangkut akun pendapatan dan piutang
usaha. Demikian pula, karena penjualan seringkali dilakukan secara tunai atau segera
bisa dikonversi ke kas, maka kas juga sangat rentan terhadap pencurian.
Pelaporan Keuangan yang Mengandung Kecurangan untuk Pendapatan
Perkembangan pendapatan seringkali merupakan idikator kunci kinerja bagi para
analis dan investor, sehingga menjadi pendorong yang besar untuk
menggelembungkan pendapatan. Alasan lain mengapa pendapatan rentan terhadap
manipulasi adalah karena dalam banyak situasi terdapatb kesulitan dalam penentuan
saat yang tepat untuk mengakui pendapatan.
Ada tiga tipe utama manipulasi pendapatan yaitu :
1. Pendapatan aktif
2. Pengakuan pendapatan prematur
3. Manipulasi penyesuaian terhadap pendapatan
Pendapatan Fiktif

Bentuk kecurangan pendapatan yang paling banyak dijumapi adalah menciptakan


pendapatan fiktif. Dalam kasus-kasus manipulasi yang dijumpai akhir-akhir ini
hampir semua menyangkut penjualan fiktif, namun sebenarnya hal itu bukan barang
baru. Sejak zaman dahulu telah banyak manipulasi yang terbongkat dan banyak
diantaranya melibatkan penjualan fiktif.

Pengakuan Pendapatan Prematur

Perusahaan sering mempercepat saat pengakuan pendapatan untuk memenuhi


tujuan pencapaian laba untuk memenuhi peramalan penjualan. Pengakuan
pendapatan prematur adalah pengakuan pendapatan sebelum saat pengakuan
pendapatan sebagaimana ditentukan dalam standar akuntansi. Hal ini berbeda
dengan kesalahan pisah batas (cutoff error) yaitu karena kurang hati-hati, transaksi
dicatat pada periode yang salah. Bentuk paling sederhana pengakuan pendapatan
prematur adalah penjualan yang seharusnya dicatat tahun depan tetapi dicatat
sebagai penjualan periode kini.

Manipulasi Penyesuaian atas Pendapatan

Penyesuaian yang paling sering dilakukan terhadap pendapatan berkaitan dengan


retur dan pengurangan harga penjualan. Perusahaan bisa menyembunyikan retur
penjualan dari auditor sehingga dapat menaikan penjualan bersih dan laba. Apabila
barang yang dikembalikan dihitungsebagai bagian dari persediaan fisik, maka
pengambilan tersebut akan menaikan laba dalam laporan. Dalam hal ini, kenaikan
aset diakui melalui perhitungan fisik persediaan, tetapi penurunan dalam akun
piutang usaha yang bersangkutan tidak dilakukan.

Tanda Peringatan untuk Kecurangan Pendapatan

Banyak tanda peringatan potensial atau gejala menunjukan adanya kecurangan


pendapatan. Dua diantaranya yang paling berguna adalah prosedur analitis dan
ketidakcocokan dokumen.

Prosedur Analitis

Prosedur analitis sering memberi peringatan tentang adanya kecurangan


pendapatan, terutama analisis persentase laba kotor dan kecepatan perputaran
(turnover) piutang usaha. Pendapatan fiktif akan menaikkan besarnya persentase
laba kotor apabila harga pokok penjualan yang bersangkutan tidak diakui.
Pendapatan fiktif juga akan menurunkan kecepatan perputaran piutang usaha,
karena pendapatan fiktif juga dimasukan ke dalam piutang tak tertagih.

Ketidakcocokan Dokumen

Transaksi fiktif jarang memiliki bukti dokumen dengan tingkat keabsahan yang sama
dengan transaksi yang sah. Dalam kasus kecurangan ZZZZ best yang terkenal,
kontrak restorasi bernilai jutaan dollar didukung hanya dengan satu atau dua
halaman perjanjian dan tidak ada dokumen pendukung detil lainnya. Seperti
misalnya izin membangun bangunan (IMB) dari pemerintah yang lazim diperlukan
dalam kontrak semacam itu.

Penggelapan Penerimaan Menyangkut Pendapatan

Meskipun penggelapan penerimaan kas jarang sematerial kecurangan pelaporan


pendapatan, kecurangan semacam ini bisa sangat berarti bagi perusahaan karena
menimbulkan kerugian aset secara langsung. Suatu contoh tipikal penggelapan kas
adalah dengan tidak mencatat penjualan dan penyesuaian atas piutang usaha untuk
menyembunyikan pencurian.
Tidak Mencatat Penjualan

Salah satu kecurangan yangpaling suliy ditemukan adalah apabila penjualan tidak
dicatat daan penerima kas dari penjualan tersebut kemudian dicuri. Kecurangan
semacam itu akan lebih mudah dideteksi apabila barang dijual kepada konsumen
secara kredit. penelusuran dokumen pengiriman barang ke jurnal penjualan dan
penghitungan semua dokumen pengiriman dapat digunakan untuk memeriksa
apakah semua penjualan telah dicatat.

Pencurian Penerimaan Kas Setelah Penjualan Dicatat

Akan jauhg lebih sulit untuk menyembunyikan pencurian penerimaan kas setelah
penjualan dicatat. Apabila pembayaran dari konsumen dicuri, bagian penagihan
akan dengan cepatb menemukan adanya kecurangan. akibatnya, untuk
menyembunyikan pencurian, pelaku kecurangan harus menurunkan jumlah dalam
akun pelanggan dengan salah satu dari tiga cara berikut:

1. Mencatat suatu retur atau pengurangan harga penjualan.


2. Menghapus akun pada pelanggan
3. Menerapkan pembayaran dari pelanggan yang satu ke akun pelanggan yang
lain, yang biasa disebut lapping.
Tanda Peringatan Penggelapan Pendapatan dan Penerimaan Kas

Relatif sedikit pencurian penjualan dan penerimaan kas terkait yang bisa dicegah
dan dideteksi oleh pengendalian internal yang dirancang untuk meminimumkan
kesempatan kecurangan. Untuk mendeteksi kecurangan yang lebih besar, prosedur
analitis dan pembandingan lainnya dapat digunakan.

RISIKO KECURANGAN PERSEDIAAN

Pada banyak perusahaan, persediaan seringkali merupakan akun terbesar, dan


auditor sering menghadapi masalah dalam memeriksa keberadaan dan penilaian
persediaan. Akibatnya, persediaan menjadi rentan terhadap manipulasi oleh
manajemen yang berkeinginan untuk mencapai suatu tujuan pelaporan keuangan
tertentu.

Risiko Pelaporan Keuangan mengandung Kecurangan untuk Persediaan

Persediaan fiktif telah menjadi pusat dari sejumlah kasus besar pelaporan keuangan
yang mengandung kecurangan. Banyak perusahaan besar mamiliki aneka ragam
persediaan yang berada dilokasi yang tersebar, sehingga membuat perusahaan
seperti itu menjadi mudah untuk menambahkan persediaan fiktif pada catatan
akuntansinya.
Tanda Peringatan untuk Kecurangan Persediaan

Sama dengan kecurangan melibatkan pitang usaha, banyak tanda peringatan


potensial atau gejala menunjuk pada kecurangan persediaan. prosedur analitis
adalah salah satu teknik yang berguna untuk mendeteksi kecurangan persediaan.

Prosedur Analitis

Prosedur analitis, terutama persentase laba kotor dan kecepatan perputaran


(turover) persediaan, sering membantu dalam mengungkapkan kecurangan
persediaan.

RISIKO KECURANGAN PEMBELIAN DAN UTANG USAHA

Kasus-kasus kecurangan yang melibatkan utang usaha cukup biasa terjadi meskipun
tidak begitu sering dibandingkan dengan kecurangan yang melibatkan persediaan
atau piutang usaha. pelaporan kurang saji utang usaha biasanya mengakibatkan
pembelian pembelian dan harga pokok penjualan menjadi lebih rendah, dan laba
bersih menjadi lebih tinggi.

Risiko Pelaporan keuangan yang mengandung Kecurangan untuk Utang Usaha

Perusahaan bisa secara sengaja melaporkan utang usaha lebih rendah dan
melaporkan laba lebih tinggi. Hal ini bisa dicapai dengan tidak mencatat utang usaha
hingga periode berikutnya atau dengan mencatat pengurangan fiktif atas utang
usaha.

Kecurangan dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran

Kecurangan yang paling umum terjadi dalam bidang pembelian ialah si pelaku
kecurangan melakukan pembayaran kepada pemasok fiktif dan menyetorkan kas ke
akun fiktif. Kecurangan semacam ini bisa dicegah apabila pembayaran hanya
dimungkinkan dilakukan kepada pemasok yang telah disetujui perusahaan dan
setelah dokumen pendukung pembelian diperiksa dengan teliti oleh petugas yang
ditetapkan perusahaan sebelum pembayaran dilakukan.

AREA LAIN RISIKO KECURANGAN

Meskipun sejumlah akun lebih rentan daripada akun lainnya, pada hakekatnya
setiap akun bisa dimanipulasi. Mari kita kaji beberapa akun dengan risiko spesifik
untuk terjadinya pelaporan yang mengandung kecurangan atau penyelewengan.

Aset Tetap

Aset tetap yang pada banyak perusahaan memiliki saldo yang besar, sering
didasarkan pada penilaian yang subyektif. Akibatnya, aset tetap sering menjadi
target manipulasi, terutama pada perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki
persedian atau piutang usaha yang material. Sebagai contoh, perusahaan bisa
mengkapitalisasi beban reparasi atau beban operasi lainnya sebagai aset tetap.
Kecurangan semacam ini mudah terdeteksi apabila auditor memeriksa bukti
pendukung penambahan aset tetap.

Beban Gaji

Gaji jarang merupakan area untuk kecurangan pelaporan keuangan yang berisiko
seignifikan. Namun demikian, perusahaan bisa melaporkan persediaan dan laba
bersih dengan jumlah yang lebihg tinggi dengan cara menambahkan beban gaji pada
persediaan. Pegawai perusahaan kadang-kadang juga digunakan untuk
mengkonstruksikan aset tetap. Dalam situasi demikian , tambahan beban gaji atau
upah bisa dikapitalisasi sebagai aset tetap. Tunjangan-tunjangan lain yang material
bisa juga menjadi sasaran manipulasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah
saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja. Dua kategori utama
kecurangan adalah kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset.

Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan


keuangan dan penyalahgunaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316)
terdapat 3 kondisi yang menyebabkan kecurangan yang dinamakan segitiga
kecurangan (fraud triangle) yaitu tekanan/insentif,kesempatan, dan sikap/rasionalisasi.

3.1 Saran
Apabila auditor mencurigai adanya kecurangan! penulis menyarankan agar auditor
harus mengumpulkan bukti tambahan! seringkali dengan carameminta keterangan!
dan bertanggungjawab untuk melakukan sejumlahkomunikasi tentang kecurangan
yang dicurigai atau terdeteksi denganmanajemen senior dan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Al. Haryono Jusup : Auditing edisi II (pengauditan berbasis ISA)

Anda mungkin juga menyukai