Anda di halaman 1dari 5

Nama : RENJANI LULU SAFITRI

NPM : 20.0102.0056
Kelas : Akuntansi 20B
RESUME PENGAUDITAN 2

PENGUJIAN SUBSTANTIF SIKLUS PERSEDIAAN


A. DESKRIPSI SEDIAAN
Sediaan adalah unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis
yang normal atau barang-barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan
dijual. Di dalam perusahaan dagang, sediaan terutama terdiri dari sediaan barang dagangan.
Dalam perusahaan manufaktur, sediaan terdiri dari sediaan bahan baku dan bahan penolong,
sediaan produk dalam proses, sediaan produk jadi, sediaan suku cadang, dan bahan habis
pakai pabrik (factory supplies)
Hal yang diperhatikan auditor dalam sediaan adalah:
1. umumnya sediaan merupakan komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup material
dan merupakan objek manipulasi serta tempat terjadinya kesalahan-kesalahan besar
2. penentuan besarnya nilai sediaan secara langsung mempengaruhi kos barang yang dijual
(cost of good sold) sehingga berpengaruh pula terhadap perhitungan laba tahun yang
bersangkutan
3. verifikasi kuantitas, kondisi, dan nilai sediaan merupakan tugas yang lebih kompleks dan
sulit disbanding dengan verifikasi sebagian besar unsur laporan keuangan yang baik
4. seringkali sediaan disimpan di berbagai tempat sehingga menyulitkan pengawasan dan
perhitungan fisiknya
5. adanya berbagai macam sediaan menimbulkan kesulitan bagi auditor dalam melaksanakan
auditnya
B. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN SEDIAAN
DALAM NERACA
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan di neraca berikut ini:
1. laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan di nilai dengan lower of cost or
market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam menentukan kos sediaan
2. jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus
dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilainya pada harga pasarnya,
kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung. Kos pengganti kini (current replacement
cost) harus dicantumkan dalam laporan keuangan untuk sediaan yang kosnya ditentukan
berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama.
3. akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan rugi laba tahun yang
harus di audit harus di jelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus menyatakan
perkecualian mengenai konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam
laporan audit.
4. penjelasan yang lengkap harus di buat dalam laporan keuangan jika sediaan digadaikan
sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien
5. jika jumlahnya material, sediaan dalam perusahaanmanufaktur harus dikelompokkan
menurut kelompo utama berikut ini: sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan
sediaan bahan baku. Penyajian kelompok sediaan tersebut dalam neracaberdasarkan urutan
likuiditasnya
6. perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika jumlahnya material
atau bersifat luar biasa
7. cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan setelah tanggal neraca
harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba yang ditahan. Cadangan ini tidak boleh
dikurangkan dari sediaan, namum harus disajikan sebagai pengurang akun laba ditahan
C. TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PERSEDIAAN
Tujuan audit terhadap sediaan adalah:
1. memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
sediaan
2. membuktikan asersi keberadaan sediaan yang di cantumkan di neraca dan keterjadian
transaksi yng berkaitan dengan sediaan
3. membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dicatat
dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajiakn di neraca
4. membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di neraca
5. membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca
6. membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca
D. PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO SEDIAAN
• Prosedur audit awal
Sebelum membuktikan apakah saldo sediaan yang dicantumkan oleh klien di neracanya
sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan
rekonsiliasi antara informasi sediaan yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi
yang mendukungngya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan
bahwa informasi sediaan yang dicantumkan di neraca di dukung dengan catatan akuntansi
yang dapat di percaya.oleh karena itu, auditor melakukan 5 prosedur audit berikut ini dalam
melakukan rekonsiliasi informasi sediaan di neraca dengan catatan akuntansi yang
bersangkutan
1. usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan di
dalam buku besar
2. hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar
3. usut saldo awal akun sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu
4. usut posting pendebitan dan pengkreditan akun sediaan ke jurnal yang bersangkutan
5. lakukan rekonsiliasi buku pembantu sediaan dengan akun control sediaan di buku besar
• Prosedur analitik
Prosedur analitik merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran sediaan
yang disajikan di neraca. Dalam prosedur ini, auditor menghitung berbagai ratio yang
bersangkutan dengan sediaan, misalnya tingkat perputaran berbagai kelompok sediaan, dan
jika terdapat fluktuasi ratio tertentu dan ratio tahun sebelumnya, auditor berkewajiban
mendapatkan penjelasan mengenai penyebab terjadinya fluktuasi ratio tersebut. Hubungan
antara tingkat perputaran sediaan, tingkat sediaan pada tanggal neraca, dan volume penjualan
semuanya harus mendukung pengujian pengujian substantive yang telah dilakukan oleh
auditor.
Ratio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap sediaan:
Ratio Formula
1. Tingkat perputaran sediaan kos produk yang dijual + rerata saldo sediaan produk
jadi
Sediaan produk jadi kos produksi + rerata saldo sediaan produk dalam proses
Sediaan produk dalam proses biaya bahan baku + rerata saldo sediaan bahan baku
Sediaan bahan baku kos produk yang dijual + rerata saldo sediaan barang
dagangan
Sediaan barang dagangan sediaan + aktiva lancar
2. Ratio sediaan dengan aktiva lancar
3. Ratio laba bruto dengan hasil penjualan laba bruto + hasil penjualan bersih

Berbagai ratio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan
angka harapan (ratio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang di anggarkan,
atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian auditor
perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci.
• Pengujian terhadap transaksi rinci
Keandalan saldo sediaan sangat di tentukan oleh keterjadian transaksi, berikut ini yang di
debit dan di kreditkan ke dalam akun piutang usaha:
a. Transaksi pembelian
b. Transaksi penjualan, dan
c. Transaksi pemakaian
Di samping itu, keandalan saldo akun sediaan ditentukan pula oleh ketetapan pisah batas
yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut di atas. Oleh karena itu, auditor
melakukan pengujian substantive terhadap transaksi rinci yang mendebit dan mengkredit
akun sediaan dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
berkaitan dengan akun tersebut.
Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun sediaan ke dokumen yang mendukung
timbulnya transaksi tersebut
Prosedur audit ini di mulai dengan auditor dari buku pembantu sediaan . pengujian
dilaksanakan dan mengambil sampel berikut ini:
1. sampel akun sediaan yang akan diperiksa transaksi mutasinya
2. sampel transaksi yang dicatat dalam akun sediaan pilihan
Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan
Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah
batas yang konsisten dalam memerhitungkan transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian
sediaan yang termasuk dalam tahun yang di audit disbanding dengan tahun yang sebelumnya.
Jika klien tidak menggunakan tanggal pisah batas yang konsisten, akibatnya adalah transaksi
pembelian, penjualan, dan pemakaian sediaan yang seharusnya diakui sebagai pendapatan
atau biaya dalam tahun yang diaudit. Di lain pihak, transaksi pembelian, penjualan dan
pemakaian dalam tahun yang diaudit dapat diakui oleh klien sebagai pendapatan atau biaya
tahun berikutnya. dengan demikian, jika klien tidak konsisten dalam menggunakan tanggal
pisah batas, perhitungan rugi laba tahun yang diaudit akan terpengaruh langsung. Oleh karena
itu, auditor melakukan pemeriksaan terhadap transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian
sediaan dalam beberapa minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk menentukan
perlakuan yang tepat terhadap pengakuan pendapatan dan biaya.
• Pengujian terhadap saldo akun rinci
Pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan
Untuk membuktikan asersi (1) keberadaan atau keterjadian, (2) kelengkapan, dan (3)
penilaian sediaan, auditor melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan.
Prosedur audit yang ditempuh oleh auditor dalam melaksanakan pengamatan terhadap
perhitungan fisik sediaan adalah: (1) memeriksa intruksi tertulis mengenai perhitungan fisik
sediaan, (2) melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang dilakukan oleh
klien.
Kirimkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan di gudang pihak luar
Adakalanya klien memiliki sediaan yang disimpan di gudang luar, di bawah wewenang
penyimpanan perusahaan lain. Umtuk memperoleh keyakinan tentang eksistensi sediaan klien
yang disimpan di gudang luar, auditor perlu mengirimkan surat konfirmasi kepada
perusahaan yang menyimpan sediaan tersebut. Prosedur audit ini ditujukan untuk
membuktikan asersi berikut ini:
1. keberadaan atau keterjadian
2. kelengkapan
3. hak kepemilikan
• Pemeriksaan penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca
Di atas sudah dicantumkan tujub butir prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian
unsur sediaan di neraca. Atas dasar prinsip akuntansi berterima umum tersebut, auditor
melakukan verifikasi penyajian sediaan di neraca dengan cara: (1) memeriksa klasifikasi
sediaan di neraca, (2) memeriksa penjelasan yang bersangkutan dengan sediaan, dan (3)
melakukan analytical review terhadap sediaan.

Anda mungkin juga menyukai