Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN

PERSEDIAAN
(INVENTORIES)

MUHAMMAD ANDRIAWAN 206602089


AUDITING
12.1. PENGERTIAN PERSEDIAAN
Menurut standar akuntansi keuangan (PSAK: No.14, hal 14.2 s/d
14.2-IAI, 2015), persediaan adalah asset:
a.yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
b. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
c. dalam bentuk bahan atau pelengkapan untuk digunakan dalam
proses atau pemberian jasa.

Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya


perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya persediaan terdiri dari
seluruh biaya perolehan, biaya konversi, dan biaya lain yang
timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Persediaan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut;
• Biasanya merupakan asset lancer (current assets) karena masa
perputarannya biasanya kurang atau sama dengan satu tahun.
• Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang
dan industri.
• Mempunyai pengaruh besar terhadap laporan posisi keuangan
(neraca) dan perhitungan laba rugi.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang bisa digolongkan sebagai


persediaan adalah;
• Bahan baku (raw materials).
• Barang dalam proses (work in process).
• Barang jadi (finished goods).
• Suku cadang (spare-parts).
• Bahan pembantu: oli, bensin, solar.
• Barang dalam perjalanan (goods in transit)
• Barang konsinyasi
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 56-57):

Entitas harus menentukan biaya persediaan dengan menggunakan


rumus biayamasuk-pertama keluar-pertama (MPKP) atau rata-rata
tertimbang. Rumus biayayang sama harus digunakan untuk seluruh
persediaan dengan sifat dan pemakaianyang serupa. Untuk persediaan
dengan sifat atau pemakaian yang berbeda,penggunaan rumus biaya
yang berbeda dapat dibenarkan. Metode masuk terakhirkeluar pertama
(MTKP) tidak diperkenankan oleh SAK ETAP.

Entitas harus mengukur biaya persediaan untuk jenis persediaan yang


normalnya tidak dapat dipertukarkan, dan barang atau jasa yang
dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu dengan menggunakan
identifikasi khusus atas biayanya secara individual.
12.2. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT
OBJECTIVES)PERSEDIAAN

1. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di laporan posisi


keuangan(neraca) betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca
(existencepersediaan.
2. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (valuation) sesuai
denganstandar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
4. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan
standarakuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
5. Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective),
bergeraklambat (slow moving) dan ketinggalan mode (absolescence) sudah
dibuatkanallowance yang cukup (valuation).
6. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut pembelian dan
penjualanpersediaan seluruhnya sudah dicatat (completeness).
7. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut pembelian dan penjualan
8. Untuk memeriksa apakah pencatatan yang menyangkut persediaan sudah dicatat secara

akurat, begitu juga dengan perhitungan fisik persediaan sudah dilakukan secara akurat,

termasuk perhitungan matematis kompilasi hasil perhitungan fisikpersediaan (accuracy).

9. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut pembelian dan penjualan persediaan

sudah dicatat dalam periode yang tepat (timing) dan tidak terjadi pergeseran waktu

pencatatan (cut-off).

10. Untuk memeriksa apakah saldo persediaan sudah diklasifikasikan dengan tepat seperti

bahan baku, bahan pembantu, barang dalam proses, dan barang jadi(classification).

11. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.

12. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang

cukup.

13. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan(purchase/sales

commitment) yang mempunyai pengaruh yang besar terhadaplaporan keuangan.


Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 124):

Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah persediaan turun nilainya.

Entitas harus membuat penilaian dengan membandingkan jumlah tercatat setiap jenis

persediaan (atau kelompok persediaan yang sama) dengan harga jual dikurangi biaya untuk

menyelesaikan dan menjual. Jika suatu jenis persediaan (atau kelompok jenis persediaan)

turun nilainya, maka entitas harus mengakui kerugian dalam laporan laba rugi atas perbedaan

antara jumlah tercatat dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual.
12.3. PROSEDUR PEMERIKSAAN (YANG DISARANKAN)
ATAS PERSEDIAAN
Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test, analytical review, dan
substantive test.
Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas di sini harus disesuaikan
dengan kondisi perusahaan yang diaudit.
Prosedur pemeriksaan persediaan mencakup pembelian, penyimpanan, pemakaian
dan penjualan persediaan, karena berkaitan dengan siklus pembelian, utang dan
pengeluaran kas serta siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas.Prosedur
pemeriksaan untuk compliance test.
1.Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan.
a. Dalam hal ini auditor biasanya menggunakan internal control questionnaires,
yang contohnya bisa dilihat di Exhibit 12-1.
b. Lakukan tes transaksi (compliance test) atas pembelian dengan menggunakan
purchase order sebagai sampel. Untuk tes transaksi atas pemakaian persediaan
(bahan baku) bisa digunakan material requisition sebagai sampel. Untuk tes transaksi
atas penjualan, bisa digunakan faktur penjualan sebagai sampel.
2.Tarik kesimpulan mengenai internal control atas persediaan.Jika dari tes transaksi
auditor tidak menemukan kesalahan yang berarti, maka auditor bisa menyimpulkan
bahwa internal control atas persediaan berjalan efektif.Karena itu substantive test atas
persediaan bisa di persempit.
Prosedur Pemeriksaan Substantive atas Persediaan

1. Lakukan observasi atas perhitungan fisik (stock opname) yang dilakukan


perusahaan(klien).
2. Minta Final Inventory List (Inventory Compilation) dan lakukan prosedurpemeriksaan
berikut ini:
• Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
• Cocokkan "quantity per book" dengan stock card.
• Cocokkan "quantity per count" dengan count sheet kita (auditor)
• Cocokkan "total value" dengan buku besar persediaan.
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
4. Periksa unit price dari bahan baku (raw material), barang dalam proses (work
inprocess), barang jadi (finished goods), dan bahan pembantu (supplies).
5. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum
atausesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
6. Periksa cukup tidaknya barang-barang yang bergerak lambat (allowance for
slowmoving), barang-barang yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode.
7. Periksa kejadian sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) (subsequent event).
8. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian.
9. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit (loan agreement), notulen rapat.
10. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal laporan posisikeuangan (neraca).
11. Seandainya ada barang dalam perjalanan (Goods In Transit), lakukan prosedurberikut ini: Minta rincian
goods in transit per tanggal neraca, periksa mathematical accuracy, periksa subsequent clearance.
12. Lakukan analytical procedures untuk persediaan.
13. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustmentjika diperlukan.
14. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai denganstandar akuntansi yan
berlaku umum di Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 57):

a. Kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk mengukur


persediaan, termasukrumus biaya yang digunakan;
b. Total jumlah tercatat persediaan dan klasifikasinya yang tepat
dengan entitas;
c. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama
periode;
d. Jumlah penurunan nilai persediaan dan pemulihannya yang
diakui dalamlaporan laba rugi;
e. Jumlah tercatat persediaan yang digunakan.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 124-125):

Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah persediaan


turun nilainya. Entitas harus membuat penilaian dengan membandingkan
jumlah tercatat setiap jenispersediaan (atau kelompok persediaan yang sama)
dengan harga jual dikurangi biayauntuk menyelesaikan dan menjual. Jika
suatu jenis persediaan (atau kelompok jenispersediaan) turun nilainya, maka
entitas harus mengakui kerugian dalam laporanlaba rugi atas perbedaan
antara jumlah tercatat dan harga jual dikurangi biaya untukmenyelesaikan dan
menjual.
Menurut PSAK 14 (IAI 2015)

laporan keuangan mengungkapkan:

1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan,


termasukrumus biaya yang digunakan.
2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang
sesuaibagi entitas.
3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya
untukmenjual.
4. Jumlah persediaan yang idakui sebagai beban selama periode berjalan.
5. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah
persediaanyang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui
sebagaipengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam
periode berjalan.
7. Keadaan atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan
yangditurunkan.
8. Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas.
KESIMPULAN

Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan


apakah persediaan turun nilainya. Entitas harus membuat
penilaian dengan membandingkan jumlah tercatat setiap
jenis persediaan (atau kelompok persediaan yang sama)
dengan harga jual dikurangi biaya untukmenyelesaikan dan
menjual. Jika suatu jenis persediaan (atau kelompok jenis
persediaan)turun nilainya, maka entitas harus mengakui
kerugian dalam laporan laba rugi atas perbedaanantara
jumlah tercatat dan harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai