AUDITING
Terdapat dua sistem pencatatan persediaan Terdapat tiga metode dalam melakukan
yang dapat di gunakan penilaian persediaan
1. Perpetual system 1. First in First out (FIFO) / Masuk Pertama
Dalam Perpetual system setiap ada pembelian, perkiraan Keluar Pertama (MPKP)
persediaan akan di debitkan, setiap ada penjualan,
perkiraan persediaan akan di kreditkan 2. Last in First out (LIFO) / Masuk Terakhir
Keluar Pertama (MTKP)
2. Physical system
3. Average cost / Biaya rata rata
Dalam physical system, akun persediaan tidak pernah
didebitkan saat pembelian ataupun dikreditkan setiap
ada penjualan. Sehingga jika ingin mengetahui saldo Untuk barang barang yang harga jualnya sudah pasti
persediaan harus dilakukan stock opname di akhir seperti logam mulya atau barang barang yang mudah
periode. rusah seperti hasil pertanian, bisa dinilai dengan
menggunakan harga jual
Untuk barang – barang yang sudah usang, rusak atau
bergerak lambat, dapat digunakan lowr of cost or
market (mana yang lebih rendah antara harga perolehan
dan harga pasar)
MENURUT SAK ETAP (IAI, 2013: 56-57):
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di laporan posisi keuangan
betul – betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan
3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (valuation) sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia
4. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia
5. Untuk memeriksa apakah terhadap barang – barang yang rusak (defective), bergerak
lambat (slow moving) dan ketinggalan model (absolescence) sudah dibuatkan allowence
yang cukup
TUJUAN PEMERIKSAAN PERSEDIAAN
Prosedur pemeriksaan dibagi atas 3 prosedur yaitu compliance test,analytical review, dan
subtantive test
P RO S E D U R P E M E R I K S A A N U N T U K
C O M P L I A N C E T E S T S ATA S P E R S E D I A A N
1. Lakukan observasi atas perhitungan fisik (stock opname) yang dilakukan oleh
perusahaan
2. Minta Final Inventory List (Inventory Compilation) dan lakukan prosedur pemeriksaan
berikut;
Check mathematical accurancy (penjumlahan dan perkalian)
Cocokan “quantity per book” dengan stock card
Cocokkan “quantity per count” dengan count sheet kita (auditor)
Cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan
3. Kirim konfirmasi untuk persediaan consignment out
P RO S E D U R P E M E R I K S A A N S U B S TA N T I V E T E S T S
ATA S P E R S E D I A A N
4. Periksa unit price dari bahan baku (raw materials), barang dalam proses (work in
progress), barang jadi (finished goods) dan bahan pembantu (supplies)
5. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau
sesudah tanggal laporan posisi keuangan
6. Periksa cukup tidaknya allowance untuk barang – barang yang bergerak lambat, barang
– barang rusak, dan barang – barang yang ketinggalan mode
7. Periksa kejadian sesudah tanggal laporan posisi keuangan (subsequent event)
Tujuannya untuk mengetahui apakah ada penjualan fiktif yang dicatat untuk
memperbesar jumlah laporan penjualan (salah satu bentuk window dressing) dan
kemudian di awal periode berikutnya direversel/ dibuat jurnal balik
P RO S E D U R P E M E R I K S A A N S U B S TA N T I V E ATA S
PERSEDIAAN
11. Seandainya ada barang dalam perjalanan (goods in transit) lakukan prosedur berikut
ini:
Minta rincian goods in transit per tanggal laporan posisi keuangan
Periksa mathematical accurancy
Periksa subsequent clearance
12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
diperlukan
13. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
MENURUT SAK ETAP (IAI, 2009: 57):