Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTORIES)

DOSEN PENGAMPU
FAJAR ARIBOWO, SE., M.M., AK

DISUSUN OLEH :
DWI MASNIJAR ( 201211010 )

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YKP YOGYAKARTA


DIII AKUNTANSI
2022/2023
DAFTAR ISI
MAKALAH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian persediaan


2.2 tujuan pemeriksaan persediaan
2.3 prosedur pemeriksaan ( yang disarankan ) atas persediaan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persediaan merupakan bagian dari aset perusahaan yang ada pada umumnya
nilai nya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun
penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu
perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.

Persediaan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan


manufaktur ataupun perusahaan dagang. Karena hal ini memang sudah menjadi
kegiatan utama dari perusahaan.

Menurut standar akuntansi keuangan ( PSAK : No, 14, hal 14.2 s/d 14.2 – IAI,
2015 ), persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
biasa dalam proses produksi dalam penjualan tersebut dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa. ( Agoes,
Auditing petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan publik, 2017 )

Menurut standar akuntansi keuangan ( PSAK No, 14, hal 14.1 s/d 14.9 – IAI,
2002 ), persediaan adalah aktiva dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan
untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa, dalam proses produksi dan
atau dalam perjalanan yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
( Agoes, auditing petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan publik,
2011 ).

Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali,
misalnya barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau
pengadaan tanah dan property lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga
mencakup barang jadi yang telah di produksi, atau barang dalam penyelesaian
yang sedang diproduksi perusahaan dan termasuk bahan serta perlengkapan
yang akan digunakan dalam proses produksi ( Agoes, sukrisno, 2008:205 )
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian persediaan ?


2. Apa tujuan pemeriksaan atas persediaan ?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan atas persediaan ?

1.3 Tujuan

Menjelaskan dan memahami tentang pengertian persediaan


Menjelaskan tentang tujuan pemeriksaan persediaan
Menjelaskan dan mengetahui prosedur pemeriksaan atas persediaan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persediaan

Menurut standar akuntansi keuangan ( PSAK : No, 14 hal 14.2 s/d 14.2 – IAI,
2015 )

Persediaan adalah asset :


Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi
untuk penjualan tersebut. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk
digunakan dalam proses atau pemberian jasa. ( Agoes, auditing petunjuk
praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan publik, 2017 )

Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan
untuk membuat penjualan.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Persediaan diukur yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi
neto. Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya perolehan, biaya konversi dan
biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat
ini.

Sifat – sifat persediaan :


Merupaka asset lancar ( current assets ) karena masa perputarannya kurang
dengan satu tahun. Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan
dagang dan industry.

Mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan posisi keuangan ( Neraca )


dan perhitungan laba rugi. Jika kesalahan dalam menentukan persediaan pada
akhir periode akan mengakibatkan kesalahan dalam jumlah asset lancar dan
total asset, beban pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak
penghasilan, pembagian deviden dan laba rugi ditahan, kesalahan tersebut akan
terbawa ke laporan keuangan ke periode berikutnya.

Contoh dari perkiraan – perkiraan yang digolongkan sebagai persediaan :


 Bahan baku ( raw materials )
 Barang dalam proses ( work in process )
 Barang jadi ( finish goods )
 Suku cadang ( spare-part )
 Bahan pembantu
 Bahan dalam perjalanan ( goods in transit )
 Barang yang sudah dikirim oleh supplier tetapi belum sampai digudang
perusahaan.

Barang konsinyasi:
 Consignment out ( barang yang dititip jual pada perusahaan lain )
 Consignment in ( barang perusahaan lain yang dititip jual
diperusahaan )
 Tidak boleh dilaporkan/dicatat sebagai persediaan perusahaan.

Entitas harus mengukur biaya persediaan untuk jenis yang normalnya tidak
dapat dipertukarkan, dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan
untuk proyek tertentu dengan menggunakan identifikasi khusus atas
biayanya secara individual. ( agoes, auditing petunjuk praktis pemeriksaan
akuntan oleh akuntan punlik, 2011)
Entitas harus menguji pada setiap tanggal pelaporan apakah persediaan
menurun nilainya yaitu nilai tercatatnya tidak dapat dipulihkan secara penuh
( misalnya karena kerusakan, keusangan, atau penurunan harga jual ). Jika
suatu jenis ( atau kelompok jenis ) dari persediaan menurun nilainya, maka
persediaan harus diukur pada harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual, serta mengakui kerugian penurunan nilai.
Paragraph tersebut juga mengatur pemulihan penurunan nilai sebelumnya
dalam berbagai kondisi.
2.2 Tujuan pemeriksaan persediaan
Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan. Jika
akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas perolehan,
pemyimpanan dan pengeluaran persediaan berjalan efektif, maka luasmua
pemeriksaan dalam melakukan substantive test atas persediaam dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas persediaan adalah :
Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara bagian pembelian, penerimaan
barang, gudang, akuntansi dan keuangan.
Digunakannya formulir – formulir yang prenumbered ( bernomor urut tercetak ),
seperti : purchase requisition ( permintaan pembelian ), delivery order ( surat
jalan ), receiving report ( laporan penerimaan barang ), sales order ( order
penjualan ), sates invoice ( faktur penjualan ).
Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank,
maupun pengeluaran kas.
Digunakannya anggaran ( budget ) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan
penerimaan serta pengeluaran kas.
Pemesanan barang dilakukan dengan memperhitungkan economic order
quantitydan iron stock. digunakannya perpetual inventory system dan stock card,
terutama diperusahaan yang nilai persediaan per jenisnya cukup material.
Memeriksa persediaan yang terccantum dilaporan posisi keuangan ( neraca ) betul-
betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca ( exixtence dam
ownership ).
Di amerika pernah terjadi “ robinson case “, yaitu terdapat perusahaan yang
melaporkan saldo persediaannya sangat besar, yang sebenarnya jumlah tersebut
banyak yang fiktif. Sejak kasus itu akuntan publik diharuskan untuk melakukan
pengamatan terhadap persediaan perusahaan pertanggal neraca, untuk meyakinkan
keberadaan persediaan tersebut. Dalam hal ini saldo persediaan termasuk barang
dalam perjalanan dan barang konsinyasi ( hanya concignment out ). Memeriksa
metode penelitian persediaan ( valuation ) sesuai dengan standar akuntansi
keuangan diindonesia ( SAK/ETAP/IFRS ).
Pada umumnya persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan ( acquisition cost ),
dalam hal ini bisa dipilih metode FIFO ( First in first out ), LIFO ( last in first out ),
atau AVARAGE COST ( moving average atau weighted average ).
Memeriksa sistem pencatatan persediaan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia ( SAK/ETAP/IFRS ). Ada dua sistem pencatatan persediaan
yang biasa digunakan, yaitu perpetual system dan physical ( periodical ) system.
Dalam perpetual system, setiap ada pembelian, perkiraan persediaan akan didebit,
setiap ada penjualan, perkiraan persediaan akan dikredit.

2.3 Prosedur pemeriksaan ( yang disarankan ) atas persediaan


Prosedur pemeriksaan ynag dibahas disini harus disesuaikan dengan kondisi
perusahaan yang diaudit.
Perusahaan pemeriksaan mencakup pembelian, penyimpanan,pemakaian, dan
penjualan persediaan, karena berkaitan dengan siklus pembelian, utang dan
pengeluaran kas sertas siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Prosedur pemeriksaan dibagi atas :
Prosedur compliance test
a) Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan
Auditor biasa nya menggunakan internal control questionnaires.
Lakukan tes transaksi ( compliance test ) atas pembelian dengan
menggunakan purchase order sebagai sample
b) Tarik kesimpulan mengenai internal control atas persediaan
Jika dari tes transaksi auditor tidak menemukan kesalahan, maka bisa
disimpulkan bahwa internal control atas persediaan berjalan efektif
Prosedur pemeriksaan substantive atas persediaan
a) Lakukan observsasi atas perhitungan fisik ( stock opname ) yang dilakukan
perusahaan ( klien )
Pengaturan team/tugas stock opname
Tanggal pelaksanaan stock opname
Lokasi dan denah gudang
Pembatasan seminimal mungkin keluar masuknya barang waktu stock
opname
Prosedur cut – off
Mencatat nomor dan tanggal terakhir dari receiving
Penggunaan bin-tag untuk mencatat hasil perhitungan, yang sebelumnya
ditempelkan disetiap jenis barang.
b) Minta final inventory list ( inventory complain ), lakukan prosedur
pemeriksaan sebagai berikut :
Check mathematical accuracy ( penjumlahan dan perkalian )
Cocokan “ quantity percount “ dengan count sheet auditor
Cocokan “ total value “ dengan buku besar persediaan.
c) Kirimkan konfirmasi untuk persediaan concignment out
d) Periksa unit price dari bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, dan
bahan pembantu
e) Rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau
sesudah tanggal laporan posisi keuangan ( neraca )
f) Periksa cukup tidaknya barang-barang yang bergerak lambat, barang-barang
yang rusak, dan barang-barang yang ketinggalan mode.
g) Periksa kejadian sesudah tanggal laporan posisi keuangan ( neraca)
h) Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian
i) Periksa sales atau purchase commitment per tanggal laporan keuangan posisi
( neraca )
j) Seandainya barang dalam perjalanan ( goof in transit ) lakukanlah hal
berikut :
Minta rincian good in transit per tanggal neraca
Periksa mathematical accuracy
Periksa subsequent clearance
k) Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit dan notulen rapat
l) Lakukan analytical prosedur untuk persediaan
m) Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan
n) Periksa penyajian persediaan dilaporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku di Indonesia ( SAK/ETAP/IFRS )
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persediaan merupakan bagian dari aset perusahaan yang nilainya


cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun
penyalahgunaan. Sebab itu, akun persediaan menjadi salah satu
perhatian auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan
perusahaan.

Persediaan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan


manufaktur ataupun perusahaan dagang, karena sudah menjadi
kegiatan utama dari perusahaan.

3.2 Saran

Karena persediaan memiliki nilai yang sangat material dan rawan,


hendaknya dilakukan pengendalian yang intensif. Selain untuk
meminimalisir kerentanan terhadap pencurian, persediaan juga sangat
rentan terhadap using.

Dengan adanya pengendalian yang baik, kerentanan-kerentanan


tersebut tentunya bisa di minimalisir.

DAFTAR PUSTAKA
https://aeries2021sarjana.blogspot.com/2019/10/makalah-pemeriksaan-
persediaan.html?=1

Anda mungkin juga menyukai