Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

Tentang

PENGUJIAN PENGENDALIAN & SUBSTANTIF TERHADAP PERSEDIAAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

Nola Amelia 1816040040

Ainun Nisak btr 1816040062

Yunisha Anandita Putri 1816040077

Dosen Pengampu :

Tony Iswadi, MM. SE. AK

AKUNTANSI SYARIAH B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang selalu senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya
pada kita semua. Shalawat dan salam pada pangkuan alam Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita ke alam yang penuh rahmat ini, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan Tugas
Makalah Pemeriksaan Akuntansi II yang berjudul “pengujian pengendalian & substantif terhadap
persediaan”

Semoga makalah ini dapat membantu kita dalam mengkaji permasalahan tentang Pengujian
Pengendalian & Substantif Terhadap Persediaan, meskipun demikian kami menyadari bahwa
terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu mengharapkan adanya kritikan
dan saran yang membangun agar dapat diterima oleh pemakalah

Bukittinggi, 10 April 2021

Pemakalah
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persediaan adalah bagian yang sangat besar dari keseluruhan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan yang bisa mempengaruhi neraca atau laporan laba rugi baik
perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang. Elemen asset juga sangat peka
dalam mempengaruhi pendapatan perusahaan sehingga perlu teknik pencatatan dan
penilaian, yang tepat untuk menjaga keberadaan asset ini sangat diperlukan suatu
pemeriksaan yang intensif untuk menjamin keberadaan persediaan secara fisik dan
pencatatan serta penilaiannya benar-benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku secara konsisten. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak
dan informasi kebutuhan berbagai pihak dan informasi akuntansi mengenai persediaan
dibutuhkan pengujian kesesuai antara praktek akuntansi yang berlaku umum.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian audit persedian?
2. Bagaimana sifat-sifat persediaan?
3. Bagaimana prosedur audit persediaan?
4. Bagaimana analisis substantif persediaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui audit persediaan
2. Untuk mengetahui sifat-sifat persedian
3. Untuk mengetahui prosedur audit persedian
4. Untuk mengetahui analisis substantive
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Persediaan

Persediaan menurut kamus istilah akuntansi adalah barang dagangan atau persediaan
yang berada di tangan atau dalam perjalanan pada suatu waktu tertentu. Sedangkan yang
dimaksud dengan siklus persediaan dan pergudangan menurut Arens & Loebbekce (1999;620)
adalah “Paduan dari dua sistem yang terpisah tapi erat berhubungan. Yang pertama adalah arus
barang secara fisik dan yang kedua adalah biaya yang terkait. Selama persediaan bergerak dalam
perusahaan, harus ada pengendalian yang cukup baik atas pergerakan fisik maupun biaya-biaya
terkait”
Audit persediaan adalah bagian dari asset perusahaan yang pada umumnya nilainya
cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu,
biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas
laporan keuangan perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 14, hal 14.1s/d
14.2 & 14.9 – IAI, 2002) persediaan adalah aktiva :
1. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiataan usaha normal
2. Dalam proses produksi dan dalam perjalanan
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses atau
pemberian jasa

Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya
barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan property
lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi atau
barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan dan termasuk bahan serta
perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.

Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain
yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau
dipakai. Persediaan dapat diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi, mana yang lebih rendah (
the lower ofcost and net realiable value)

Adapun tujuan utama dari pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :

 Persediaan secara fisik benar-benar ada


 Prosedur pisah batas telah dilakukan dengan secara memuaskan
 Persediaan telah dini prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang diterapkan
secara konsisten
 Persediaan yang bergerak moving, using rusak dapat didefenisikan dengan tepat
dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
 Perhitungan persediaan telah dibuat dengan cermat persediaan yang
dijaminkan telah didefenisikan dan diungkapkan dengan jelas dalam catatan
atas laporan keuangan

Walaupun dalam tujuan audit yang disebutkan diatas diarahkan terutama atas eksistensi
dan valuasi persediaan dalam necara, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa auditor terhadap
akun persediaan yang dilalukannya harus berhubungan dengan harga pokok dan akun-akun
terkait lainnya dalam laporan laba rugi

Pada pemeriksaan siklus audit atas persediaan merupakan bagian audit yang rumit dan
memakan banyak waktu karena :

 Pada umumnya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam


neraca dan sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja
 Persediaan berada pada lokasi yang berbeda yang menyulitkan pengendalian
secara fisik serta perhitungannya
 Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai kesulitan bagi auditor
 Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor
keuangan dan kebutuhan mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke dalam
persediaan
 Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan tapi
setiap klien tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari
tahun ke tahun

B. Sifat-Sifat Persediaan

Persediaan(Inventory) adalah elemen atau unsur yang sangat penting dalam perusahaan
terutama dalam penentuaan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang ataupun
perusahaan manufaktur baik yang berskala kecil maupun berskala besar, yang berfungsi
untuk Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang, Menghilangkan resiko hilangnya
barang, Mempertahankan stabilitas operasional perusahaan., Untuk mencapai penggunaan
mesin yang optimal, Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen..Persediaan
mempunyai sifat–sifat sebagai berikut :

a.  Persediaan biasanya merupakan sebagai aktiva lancar (Current Asset) karena masa


perputarannya hanya kurang atau sama dengan satu tahun saja.
b. Persediaan merupakan jumlah yang besar terutama untuk perusahaan yang
mengelola persediaan dari bahan baku menjadi barang jadi.
c.  Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi bagi
perusahaan selain itu juga sangat menentukan perusahaan pada akhir periode
akuntansi
C. Prosedur Audit Persediaan

Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test, analytical review dan


substantive test. Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas di sini harus disesuaikan
dengan kondisi perusahaan yang diaudit.Prosedur pemeriksaan persediaan mencakup
pembelian, penyimpanan, pemakaian dan penjualan persediaan, karena berkaitan dengan siklus
pembelian, utang dan pengeluaran kas serta siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas

Prosedur pemeriksaan substantive atas persediaan


1. Lakukan observasi atas stock opname (perhitungan phisik) yang dilakukan
perusahaan (klien).
2.  Minta Final Inventory List [Inventory Compilation) dan lakukan prosedur
pemeriksaan berikut ini:
 check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
 cocokkan “quantity per book” dengan stock card.
 cocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita (auditor)
  cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.

4. Periksa unit price dari raw material (bahan baku), work in process (barang dalam


proses), finished goods (barang jadi) dan supplies (bahan pembantu).

5.  Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau


sesudah tanggal neraca.

6.  Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang


bergerak lambat), barang-barang yang rusak dan barang-barang yang
ketinggalan mode.

7. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent event).Periksa cut-


off penjualan dan cut-off pembehan.

8.  Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan agreement (perjanjian kredit),


notulen rapat,

9. Periksa apakah ada sates atau purchase commitment per tanggal neraca.

10. Seandainya ada barang dalam perjalanan (goods in transit), lakukan prosedur


berikut ini:
 minta rinciangoods in transit per tanggal neraca.
  periksa mathematical accuracy,p
 eriksa subsequent clearance.

11.  Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat


usulan adjustment jika diperlukan.

12. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

 Tahapan-Tahapan Audit Persediaan

Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan baku,
barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah dinyatakan secara wajar di
dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi perhatian auditor dalam menetapkan jenis
pengujian yang akan dilakukan yaitu:

1. Pengendalian fisik terhadap persediaan


Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidik
2.  Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaan
Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi yang
lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang benar-benar terjadi telah
dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari setiap transfer yang dicatat tersebut adalah
akurat.
3.  Catatan perpetual
Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan
luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan perpetual dapat
diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca,
penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan klien memperoleh
laporan keuangan yang diaudit lebih awal.
4.  Catatan mengenai biaya per unit
Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan
catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua hasil
produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena penilaian
persediaan akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem yang
tepat.   Pengujian rincian saldo untuk persediaan terdiri dari:
 Menilai materialitas dan risiko inheren dari persediaan
  Menilai risiko pengendalian untuk beberapa siklus
 Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus
 Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo persediaan

 Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit
yang spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel, item yang dipilih, dan waktu
audit

D. Analisis Substantif

Prosedur analisis subtantif adalah pengujian audit yang berguna dalam memeriksa
kewajiban persediaan dan harga pokok penjualan. Ketika dilaksanakan sebagai bagian dari
perencanaan audit, posedur analisis awal dapat mengenditifikasikan secara efektif apakah akun
pesediaan dan harga pokok berisi salah saji material

Prosedur analisis subtantif berguna untuk menguji asersi penilain persediaan. Tabel
berikut membuat daftar prosedur analisis subtantif yang berguna dalam mengaudit persediaan
dan akun terkait baik pada tahap peencanaan maupun sebagia review menyeluruh

Tujuan pengujian substantive terhadap persediaan


 Memperoleh keyakinan tentang kendalan pencatatan akuntansi yang
bersangkutan dengan persediaan
 Memberikan asersi keberadaan persediaan yang dicantumkan di neraca dan
kejadian transaksi yang berkaitan dengan persediaan
 Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan persediaan
yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo persediaan yang
disajikan di neraca
 Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas persediaan yang dicantumkan di
neraca
 Membuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca
 Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan persediaan di neraca

E. Program Pengujian Substantif Terhadap Persediaan

1. Prosedur Audit Awal


Sebelum membuktikan apakah saldo persediaan yang dicantumkan oleh klien di
neracaranya sesuai dengan persediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca,
auditor melalukan rekonsilasi antara informasi persediaan yang dicantumkan di neraca
dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsilasi perlu dilakukan agar auditor
memperoleh keyakinan bahwa informasi persediaan yang dicantumkan di neraca
didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu auditor
melalukan 5 hal dalam rekonsilasi informasi persediaan di neraca dengan catatan
akuntansi yang bersangkutan :
 Usut saldo persediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun persediaan yang
bersangkutan di dalam buku besar
 Hitung kembali saldo akun persediaan di buku besar
 Usut saldo akun persediaan ke kertas kerja tahun yang lalu
 Usut posting pengdebitan dan pengkreditan akun persediaan ke jurnal yang
bersangkutan
 Lakukan rekonsilasi buku pembantu persediaan dengan akun kontrol persediaan
di buku besar

2. Prosedur Analitik
Prosedur analitik merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran
persediaan yang disajikan di neraca. Dalam prosedur ini, auditor menghitung berbagai
rasio yang bersangkutan dengan persediaan, misalnya tingkat perputaran berbagai
kelompok persediaan dan jika terdapat fluktuasi rasio tertentu dari rasio tahun
sebelumnya, auditor berkewajiban mendapatkan kejelasan mengenai penyebab
terjadinya fluktuasi rasio tersebut. Hubungan antara tingkat perputaran persediaan,
tingkat persediaan pada tanggal neraca, dan volume penjualan semuanya harus
mendukung pengujian-pengujian substantive yang telah dilalukan oleh auditor

3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci


Keandalan saldo persediaan sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini
yang didebit dan dikreditkan ke dalam piutang usaha :
 Transaksi pembelian
 Transaksi penjualan
 Transaksi pemakaian

Disamping itu, keandalan saldo akun persediaan ditentukan pula oleh ketepatan pisah
batas yang digunakan untuk mncatat berbagai transaksi tersebut. Oleh karena itu,
auditor melalukan pengujian substantive terhadap transaksi rinci yang mendebit dan
mengkredit akun persediaan dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat
transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut

 Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun persediaan ke dokumen yang
mendukung timbulnya transaksi tersebut
 Periksa pendebitan akun persediaan ke dokumen pendukung : bukti kas keluar,
faktur pembelian, laporan penerimaan barang dan surat order pembelian
 Periksa pengkreditan akun persediaan ke dokumen pendukung : faktur
penjualan, laporan pengiriman barang, bukti pemakaian barang gudang, memo
debit untuk return pembelian
 Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan
 Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir
yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
 Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya persediaan (karena transaksi
penjualan atau pemakaian sendiri) dalam minggu terakhir tahun yang diaudit
dan minggu pertama setelah tanggal neraca

4. Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci


Pengamatan terhadap Perhitungan Fisik Persediaan untuk membuktikn asersi :
a) Keberadan dan keterjadian
b) Kelengkapan
c) Penilaian persediaan

Auditor melalukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan. Prosedur audit


ditempuh oleh auditor dalam melaksanakan pengamatan terhadap perhitungan fisik
persediaan adalah :

a) Memeriksa instruksi tertulis mengenai perhitungan fisik persediaan


Instruksi tertulis mengenai perhitungan fisik persediaan sebaiknya disusun
bersama antara klien dengan auditor indenpen sehingga jika instruksi tersebut
digunakan untuk melaksanakan perhitungan fisik persediaan tidak terjadi
pengajuan keberatan oleh auditor karena pertimbangan ketelitian dan
keandalan prosedur perhitungan atas persediaan
b) Melalukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan yang dilakukan
oleh klien
Perhitungan fisik persediaan merupakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh
klien untuk menjamin ketelitian data persediaan yang dicatat di dalam catatan
akuntansinya. Biasanya karena penyimpanan di gudang, persediaan mengalami
perubahan fisiknya, rusak atau kemungkinan hilang. Oleh karena itu, secara
priodik klien harus menyelenggarakan perhitungan fisik persediaan yang
disimpan du gudang untuk menyesuaikan data persediaan di dalam catatan
akuntansinya dengan keadaan fisik persediaan yang ada di gudang. Prosedur
audit ini dilaksanakan oleh auditor dengan dua tujuan :
 Untuk menguji efektif atau tidaknya struktur pengendalian intern
terhadap persediaan
 Untuk menguji kewajaran informasi persediaan yang dicantumkan di
neraca

Oleh karena itu, pengamatan perhitungan fisik persediaan disebut dengan dual
purpose test yaitu pengujian yang mempunyai tujuan ganda
 Kirimkan surat konfirmasi persediaan yang disimpan di gudang pihak
luar
 Mintalah informasi mengenai barang-barang klien yang dijual secara
konsinyasi dan barang-barang titipan yang ada di tangan klien
 Mintalah informasi mengenai persediaan yang dijadikan jaminan
penarikan utang
 Lakukan pengujian terhadap penelitian persediaan
 Mintalah informasi mengenai metode penilaian persediaan yang
digunakan oleh klien
 Periksalah kesesuaian kos persatuan persediaan dengan prinsip
akuntansi berlaku umum
 Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos
persatuan persedian
 Bandingkan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun
sebelumnya
 Lakukan pengamatan terhadap unsur persediaan yang rusak
 Hitung tingkat perputaran persediaan dan bandingkan dengan tingkat
perputaran persediaan tahun sebelumnya
 Lakukan pengamatan terhadap persediaan yang almbat
permakainyannya atau penjualannya
 Mintalah surat representrasi dari klien

5. Pemeriksaan Penyajian dan Pengungkapan Persediaan di Neraca


Diatas sudah dicantumkan 7 butir prinsip akuntansi berlaku umum dalam penyajian
unsur persediaan di neraca. Atas dasar prinsip akuntansi berlaku umum tersebut,
auditor melalukan verifikasi penyajian persediaan di neraca dengan cara :
a. Memeriksa klasifikasi persediaan di neraca
b. Memeriksa penjelasan yang bersangkutan dengan persediaan
c. Melalukan analytical review terhadap persediaan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada
umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalah
gunaan. Persediaan merupakan suatu bagian terbesar dari asset yang bisa
mempengaruhi neraca dan laporan rugi laba yang perlu di jaga keberadaannya baik
dengan membuat sistem penyimpanan yang baik maupun dengan sistem pencatatan
dan penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi indonesia yang diterapkan secara
konsisten. Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan
bahwa :
 Persediaan secara fisik benar-benar ada
 Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan
 Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK)
yang diterapkan secara konsisten
 Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat
diidentifikasika dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
 Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat.

Untuk itu diperlukan suatu pemeriksaan yang rutin dengan prosedur yang sudah


ditetapkan. Adapun pemeriksaan terhadap persediaan yang dapat diterapkan yaitu
pemeriksaan di tengah-tengah tahun dan pemeriksaan akhir tahun, hal ini tujuannya
untuk menjamin sistem pengendalian intern atas persediaan barang yang diterapkan
sebagaimana seharusnya selain itu juga perlu adanya pengamatan atas perhitungan
barang yang dilakukan oleh pelanggan dengan berbagai persiapan dan prosedur yang
ada.

Bagian terpenting dari pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah


perhitungan persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau
tidak. Prosedur audit pengujian terinci atas saldo yang umum dilakukan untuk
pengamatan persediaan secara fisik. Sebagai tambahan atas prosedur terinci, auditor
harus menelusuri semua bagian dimana peresediaan digudangkan untuk memastikan
bahwa semua persediaan telah dihitung dan diberi kartu yang memadai
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini

Penulis banyak berharap pada pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya

.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/215017172/Pengujian-Substantif-Terhadap-Persediaan

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ahsinrifqy.blogspot.com/2016/06/
makalah-pengujian-substantive-terhadap-
persediaan.html&ved=2ahUKEwizrYOVlfbvAhUa73MBHZegD7oQFjALegQIBxAC&usg=AOvVaw276_C-
UkxKgrn3axnL2szn

Anda mungkin juga menyukai