Anda di halaman 1dari 20

SESI 5

VARIABLE COSTING

STMIK GLOBAL 2020


Pendahuluan
Full Costing vs Variable Costing

• Metode full costing maupun variabel costing


merupakan metode penentuan harga pokok
produksi
• Full costing= absorption=conventional costing

• Variabel costing = direct costing


Perbedaan Perhitungan harga pokok

• Perbedaan dari proses perhitungannya terletak


dengan pemakaian beban overhead. Beban
overhead sendiri berarti biaya yang tidak termasuk
biaya bahan baku atau biaya tenaga kerja.
• Full costing menggunakan beban overhead tetap
yang berarti jumlah biayanya tidak akan berubah
walaupun terjadi perubahan volume produksi,
sedangkan variable costing menggunakan beban
overhead variable yang jumlah biayanya akan
sebanding dengan volume produksinya.
Perbedaan Pelapoaran Keuangan dan
Biaya Per periode
• Pelaporan keuangan
• Jumlah biaya full costing akan dilaporkan ketika unit
produk sudah terjual. Sedangkan variable costing
dapat dilaporkan, baik ketika produk sudah terjual
ataupun belum sehingga jumlah pendapatan
perusahaan akan tetap berkurang.
• Biaya per periode
• Biaya per periode untuk full costing akan dianggap
sebagai biaya yang tidak ada kaitannya dengan
keperluan biaya produksi, tetapi tidak akan
mengurangi laba perusahaan. Untuk variable costing
akan dimasukkan sebagai biaya produksi.
1. FULL COSTING

Full Costing metode penentuan harga pokok produksi yang


memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam
harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik
yang berprilaku variabel maupun tetap.
HARGA POKOK PRODUKSI MNRT FULL COSTING

Harga Pokok Produksi :


Biaya bahan baku                                          Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                        Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap                       Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                  Rp.  xxx.xxx
Harga Pokok Produk                                      Rp.  xxx.xxx
Dengan menggunakan Metode Full Costing, maka:
1. Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun
tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif
yang ditentukan di muka
2. Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan
berbeda dengan BOP yang sesungguh- nya  terjadi.
3. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut
belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead
pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk
mengurangi atau menambah harga pokok yang masih
dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun
produk jadi)
• Catatan :

• Pembebanan BOP lebih (overapplied factory


overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan
lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi.

• Pembebanan BOP kurang (underapplied factory


overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan
lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
2. Variabel Costing

Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang


hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga
dengan istilah : direct costing
HARGA POKOK PRODUKSI MNRT VARIABLE COSTING

Harga Pokok Produksi :


Biaya bahan baku                                               Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                             Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                       Rp.  xxx.xxx
Harga Pokok Produk                                          Rp.  xxx.xxx
Dengan menggunakan Metode Variable Costing, maka:

1. Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai


period costs sehingga biaya overhead pabrik tetap
dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.

2. Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual,


BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut
tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode
terjadinya.
Perbedaan antara Full Costing dan Variable Costing

Pada dasarnya, perbedaan kedua metode tersebut


terletak pada waktu (timing) perlakuan fixed overhead
cost. Variable Costing, beranggapan bahwa fixed overhead
cost dibebankan pada periode terjadinya. Namun
absorption costing, fixed overhead cost harus dibebankan
dan dikurangkan dari pendapatan untuk setiap unit yang
terjual.
Contoh Perhitungan Full Costing dan Variabel
Costing
Contoh laporan laba rugi dengan pendekatan full
costing dan variabel costing

• Perbedaan metode perhitungan pda harga pokok produksi


mempengaruhi angka Cost of Sales dari produk tersebut

• Laporan Laba Rugi juga berbeda

• Dalam kasus berikut di tunjukkan perbedaan secara sederhana


Contoh
Berikut ini adalah data-data milik PT Global yang bergerak pada
pembuatan ‘cup minuman‘
-Biaya bahan baku perunit Rp. 10,-
-Biaya tenaga kerja langsung perunit Rp. 20,-
-Biaya overhead variabel perunit Rp. 15,-
-Biaya administrasi variabel Rp. 5,-
-Biaya penjualan variabel Rp. 3,-
-Biaya penjualan tetap Rp. 1.000.000,-
-Biaya administrasi tetap Rp. 500.000,-
-Biaya overhead tetap Rp. 250.000,-
-Jumlah produksi 9.000 Cup
-Jumlah penjualan 8.000 Cup
-Biaya overhead tetap yang dianggarkan Rp. 250.000,-
-Biaya overhead variabel yang dianggarkan Rp. 150.000,-
-Jumlah produksi yang dianggarkan pada kapasitas normal 10.000 cup
minuman
-Harga jual per Cup Rp. 300,-
Menghitung harga pokok metode variabel costing

Persediaan awal 0
Biaya produksi :
Biaya bahan baku (material) 9.000 @Rp. 10,- 90,000
Biaya tenaga kerja langsung (upah langsung) 9.000 @Rp.20,- 180,000
Biaya overhead pabrik variabel 9.000 @Rp. 15,- 135,000
405,000
Tersedia untuk dijual 405,000
persediaan akhir 1.000 Cup @(Rp.10,- + Rp. 20,- + Rp.15,-) (45,000)
Harga pokok penjualan 360,000
Variabel PT Global
costing Laporan Laba Rugi
per ......2018

Penjualan 8.000 cup Rp. 300,- 2,400,000

Harga pokok penjualan variabel 8.000 cup @Rp.45 (360,000)


Manufacturing margin 2,040,000

Beban administrasi variabel 8.000 cup @Rp. 5,- 40,000


Beban penjualan variabel 8.000 cup @Rp. 3,- 24,000
(64,000)
margin kontribusi 1,976,000

Biaya-biaya tetap :
Biaya administrasi tetap 1,000,000
Biaya penjualan tetap 500,000
Biaya overhead pabrik tetap 250,000
(1,750,000)
Laba (sebelum pajak) 226,000
*) Menghitung HPP dengan metode full costing

Persediaan awal 0
Biaya produksi :
Biaya bahan baku (material) 9.000 @Rp. 10,- 90,000
Biaya tenaga kerja langsung (upah langsung) 9.000
@Rp.20,- 180,000
Biaya overhead pabrik variabel 9.000 @Rp. 15,- 135,000
Biaya overhead pabrik tetap 9.000 @Rp. 25,- 225000
630,000
Tersedia untuk dijual 630,000
persediaan akhir 1.000 Cup @(Rp.10,- + Rp. 20,- + Rp.15,-+ Rp. 25,-) (70,000)
Harga Pokok Penjualan 560,000

*) Beban administrasi
variabel 8.000 @Rp.5,- 40,000
Tetap 500,000
540,000
*) Beban penjualan
variabel 8.000 @Rp.3,- 24,000
Tetap 1,000,000
1,024,000
Full costing

PT GLOBAL
Laporan Laba Rugi
per ......2018

Penjualan 8.000 CUP @Rp. 300,- 2,400,000

Harga pokok penjualan variabel 8.000 Cup @Rp.70 560,000


Biaya overhead tetap kurang dibebankan (10.000 - 9.000) @Rp.25,- 25,000
HPP sesunguhnya (585,000)
Laba bruto 1,815,000

Biaya operasional
Biaya administrasi 540,000
Biaya penjualan 1,024,000
(1,564,000)
Laba (sebelum pajak) 251,000

Anda mungkin juga menyukai