Anda di halaman 1dari 3

Prosedur Audit Awal

Sebelum membuktikan apakah saldo sediaan yang dicantumkan oleh klien dalam neracanya sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi sediaan yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi sediaan yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu auditor melakukan lima prosedur audit berikut ni: 1. Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan di dalam buku besar 2. Hitung kembali saldo sediaan di buku besar 3. Usut saldo awal akun sediaan ke kertas kerja tahun lalu 4. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun sediaan dengan akun sediaan di buku besar. 5. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu sediaan dengan akun kontrol sediaan di buku besar. Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo sediaan yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya. Hitung kembali saldo sediaan di buku besar. Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan akun sediaan. Usut saldo awal akun sediaan ke kertas kerja tahun lalu. Untuk memperoleh keyakinan mengenai kebenaran saldo awal akun sediaan. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun sediaan dengan akun sediaan di buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan utang usaha sediaan berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu sediaan dengan akun kontrol sediaan di buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien yang bersangkutan dengan sediaan dapat dipercaya ketelitiannya.

Prosedur Analitik
Pengujian analitik merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran sediaan yang disajikan di neraca. Dalam prosedur ini auditor menghitung berbagai ratio yang bersangkutan dengan sediaan dan jika terdapat fluktuasi ratio dgn tahun sebelumnya,auditor berkewajiban untuk mendapatkan kejelasan tentang hal tersebut. Ratio berikut seringkali digunakan auditor dalam pengujian analitik terhadap sediaan: Ratio Formula

Tingkat perputaran sediaan Sediaan produk jadi Sediaan produk dalam proses Sediaan bahan baku Sediaan barang dagangan

kos produk yang dijual : rerata saldo sediaan produk jadi kos produksi : rerata saldo produk dalam proses biaya bahan baku : rerata saldo sediaan bahan baku kos produk yang dijual : rerata saldo sediaan brg dagangan

Ratio sediaan dengan aktiva lancar saldo sediaan : aktiva lancar Ratio laba bruto dengan hasil laba bruto : hasil penjualan bersih Penjualan

berbagaio ratio tersebut setelah dihitung oleh auditor, kemudian dibandingkan dengan angka harapan, yang dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan penfgujian transaksi rinci dan saldo akun rinci.

Pengujian Terhadap Transaksi Rinci


Keandalan saldo sediaan sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi yang dikredit dan didebitkan kle dalam akun piutang usaha berikut ini: Transaksi pembelian Transaksi retur penjualan Transaksi pemakaian Di samping itu, keandalan saldo sediaan ditentukan pula oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut di atas. Oleh karena itu auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang mengkredit dan mendebit akun sediaan dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut. Periksa Sampel Transaksi Yang Tercatat Dalam Akun Sediaan Ke Dokumen Yang Mendukung Timbulnnya Transaksi Tersebut Prosedur audit dimulai oleh auditor dari buku pembantu sediaan. Pengujian dilaksanakan menganbil sampel berikut ini: 1. Sampel akun sediaan yang akan diperiksa transaksi mutasinya. 2. Sampel transaksi yang dicatat dalam akun sediaan pilihan. Periksa pengkreditan akun sediaan ke dokumen pendukung: bukti kas keluar, faktur pembelian, laporan penerimaan barang, dan surat order pembelian. Auditor mengambil sampel transaksi yang dicatat di sebelah kredit akun sediaan yang terpilih dalam sampel, kemudian melakukan prosedur audit berikut ini:

1. Mengambil dari arsip klien bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya: faktur pembelian, laporan pengiriman barang dan surat order penjualan. 2. Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung bukti kas keluar 3. Memeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam bukti kas keluar dan dokumen pendukungnya. 4. Memeriksa kebenaran data yang di-posting ke dalam akun sediaan berdasarkan bukti kas keluar. 5. Memastikan bahwa semua bukti kas keluar yang di sampel telah dicatat di sebelah debit akun sediaan. Periksa pendebitan akun sediaan ke dokumen pendukung: faktur penjualan, laporan pengiriman barang, bukti pemakain barang gudang, memo debit untuk retur pembelian. auditor mengambil sampel transaksi yang dicatat di sebelah kredit akun sediaan yang terpilih dalam sampel, kemudian melakukan prosedur audit berikut ini: 1. Mengambil dari arsip klien faktur penjualan, bukti pemakain barang gudang dan memo debit beserta dokumen pemdukungnya: surat permintaan barang dan laporan pengiriman barang 2. Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung faktur penjualan, bukti pemakain barang gudang dan memo debit. 3. Memeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam faktur penjualan, bukti pemakain barang gudang, memo debit dan dokumen pendukungnya. 4. Memeriksa kebenaran kebenaran data yang di-posting ke dalam akun sediaan berdasarkan faktur penjualan, bukti pemakain barang gudang dan memo debit. 5. Memastikan bahwa semua faktur penjualan, bukti pemakain barang gudang dan memo debit yang di sampel telah dicatat di sebelah kredit akun sediaan. Pengujian Pisah Batas (Cutoff) Transaksi Yang Berkaitan Dengan Sediaan Verifikasi pisah batas dimagsudkan untuk membuktikan apakah kllien menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkian transaksi pembelian, penjualan dan pemakaian barang yang termasuk dalam tahun yang diaudit dibanding dengan tahun sebelumnya. Jika klien tidak menggunakan pisah batas yang konsisten, akbatnya adalah transaksi pembelian, penjualan dan pemakaian barang yang seharusnya diakui sebagai pendapatan atau biaya dalam tahun berikutnya, dicatat oleh klien sebagai pendapatan atau biaya dalam tahun yang diaudit. Di lain pihak transaksi pembelian, penjualan dan pemakaian barang tahun yang diaudit dapat diakui oleh klien sebagai pendapatan atau biaya tahun berikutnya. Dengan demikian perhitungan rugi laba tahun yang diaudit akan terpengaruh langsung. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertam setelah tanggal neraca. Ditujukan untuk membuktikan bahwa klien menggunakan pisah batas yang koinsisten.

Anda mungkin juga menyukai