Dosen Pengampu:
SN Khikmah, M.Si
Sutardjo, M.Si.
Disusun Oleh:
Enu Yanuar Ningsih
Ida Istirokhah
Dewi Nur Hikmawati
Chorida Rahma A.
Hevi Lusiana
13.0102.0077
13.0102.0099
13.0102.0105
13.0102.0112
11.0102.0001
2. PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan
ekspektasi atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan
penjualan, dan marjin kotor perusahaan. Auditor harus mengarahkan
perhtian utamanya pada kenaikan piutang dan pendapatan yang tidak
diharapkan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir dari
penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam
pengujian rincian konsisten dengan gambaran menyeluruh yang
dilaporkan pada laporan keuangan.
3. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama
pekerjaan interim (interim work) bersama dengan pengujian pengendalian
dalam bentuk pengujian bertujuan ganda (dual-purpose tests). Akhirnya,
pengujian saldo yang juga merupakan pengujian transaksi dan transaksi
pendapatan yang belum ditagih, yang telah termasuk dalam piutang usaha,
memiliki risiko salah saji yang lebih tinggi daripada yang telah tertagih.
a. Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung
File akun pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus berisi
dokumen seperti pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen
pengiriman, faktur penjualan, memorandum kredit, dan korespondensi.
Dalam melakukan pengujian ini, sampel debet ke akun pelanggan
dapat divouching ke faktur penjualan pendukung dan mencocokan
dokumen-dokumen itu untuk memberikan bukti yang berkaitan dengan
asersi eksistensi atau kejadian, hak dan kewajiban, serta penilaian atau
alokasi.
Pengujian ini dapat dilaksanakan secara lebih esktensif apabila
tingkat risiko deteksi yang berlaku yang akan dicapai adalah rendah,
apabila prosedur konfirmasi tidak praktis, atau untuk melengkapi
prosedur konfirmasi apabil situasi tertentu terjadi.
b. Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur
Penjualan
1) Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off) dirancang untuk
memperoleh kepastian yang layak bahwa :
a) Penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode
akuntansi di mana transaksi tersebut terjadi
b) Ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harg pokok
penjualan telah dibuat dalam periode yang sama
Penjualan hrus dicatat dalam periode ketika hak hukum atas
barang telah berpindah ke pembeli. Apabila barang telah dikirmkan
dari persedian dengan sistem FOB, maka hak akan berpindah pada
tanggal pengiriman. Jika persyaratan penjualan adalah FOB
destination, maka hak atas barang belum berpindah ke pembeli
sampai barang itu diterima oleh pembeli.
Pengujian pisah batas penjualan akan dilakukan pda tnggl
neraca. Untuk penjualan barang dari persediaan, pengujian akan
mencakup perbandingan sampel penjualan yang dicatat dalam
beberapa hari terkhir periode berjalan dan beberapa hari pertama
periode berikutnya dengan dokumen pengiriman untuk
menentukan apakah transaksi telah dicatat dlam periode yang
benar. Apabila dokumen pengiriman bernomor urut diterbitkan
secara berurutan dan auditor sedang mengobservasi nomor
dokumen pengiriman terakhir yang digunakan dalam periode
berjalan, maka dia kemudian dapat menentukkan bahwa setiap
transaksi yang dicatat sebelum akhir tahun didukung oleh dokumen
pengiriman dengan nomor yang diterbitkan selama priode berjalan,
dan setiap transaksi penjualan yang dicatat setelah akhir tahun
didukung oelh dokumen pengiriman dengan nomor yang
diterbitkan selama periode berikutnya.
Pengujian pisah batas memberikan bukti mengenai asersi
eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk piutang usaha serta
penjualan. Untuk tahun kalender klien, jika penjualan bulan januari
dicatat dalam bulan desember, maka ada salah saji dalam asersi
eksistensi atau kejidan. Sebaliknya, jika penjualan bulan desember
belum dicatat sampai buln januari, maka ada salah saji dalam asersi
kelengkapan.
2) Pengujian pisah batas (sales return cut off test) adalah serupa
dan terutam diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur
yang dilakuakn sebelum akhir tahun belum dicatat sampai setelah
akhir tahun, sehingga mengakibatkan piutang dan penjualan
ditetapkn terlalu tinggi.
c. Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas
1) Pengujian pisah batas penerimaan kas (cash receipts cutoff
test) dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa
penerimaan kas telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat.
Pisah batas yang tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang
penting untuk menyajikan secara benar baik kas maupun piutang
usaha. Dengan demikian, pengujian ini berhubungan dengan asersi
eksistensi atau kejadian dan kelengkapan baik untuk kas maupun
piutang usaha.
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Auditor
dapat
merekomendasikan
bahwa
klien
harus
REFERENSI
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern
Auditing. Jakarta: Erlangga.