Anda di halaman 1dari 12

Resume Pertemuan 9 Bab 15 dan Bab 16

Bab 15 Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Penjualan dan Penagihan : Piutang Usaha
 Dalam merancang pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha, auditor harus memenuhi
masing-masing dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai berikut :
1. Detail-tie-in, yaitu piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk
terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar
umum.
2. Keberadaan, yaitu piutang usaha yang dicatat ada.
3. Kelengkapan, yaitu piutang usaha yang dicatat ada telah dicantumkan.
4. Keakuratan, yaitu piutang usaha sudah akurat.
5. Klasifikasi, yaitu piutang usaha sudah diklasifikan dengan benar.
6. Pisah batas, yaitu pisah batas piutang usaha sudah benar.
7. Nilai realisasi, yaitu piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi.
8. Hak, yaitu klien memiliki hak atas piutang usaha.
 Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo bagi piutang usaha :
o Tahap I
1. Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha
 Mempelajari industri dan lingkungan eksternal klien serta mengevaluasi
tujuan manajemen dan proses bisnis
 Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan yang dapat
menunjukkankenaikan risiko salah saji piutang usaha
2. Menetapkan materialitas kinerja dan menilai risiko inheren untuk piutang usaha
 Memutuskan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas laporan
keuangan secara keseluruhan
 Mengalokasikan jumlah pertimbangan pendahuluan ke setiapakun
neraca yang signifikan, termasuk piutang usaha
 Mengidentifikasi secara formal risiko kecurangan tertentu menyangkut
pengakuan pendapatan
3. Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan
 Memperhatiak tiga aspek pengendalian internal meliputi pengendalian
yang mencegah atau mendeteksi penggelapan; pengendalian terhadap
pisah batas; dan pengendalian yang terkait dengan penyisihan piutang
tak tertagih
o Tahap II
1. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan
 Hasil pengujian pengendalian akan menentukan apakah penilaian risiko
pengendalian untuk penjualan dan penerimaan kas harus direvisi
 Hasil pengujian substantif atas transaksi digunakan untuk menentukan
sejauh mana risiko deteksi yang direncanakan akan dipenuhi bagi setiap
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha
o Tahap III
1. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk piutang usaha
 Prosedur analitis yang dilaksanakan selama tahap pengujian yang
terinci dilakukan setelah tanggal neraca tetapi sebelum pengujian atas
rincian saldo
 Auditor harus melaksanakan prosedur analitis untuk siklus penjualan
dan pengaihan secara keseluruhan, bukan hanya piutang usaha
 Hasil prosedur analitis yang menguntungkan akan mengurangi sejauh
mana auditor harus melakukan pengujian yang terinci atas saldo
2. Merancang pengujian atas rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo
 Pengujian atas rincian saldo piutang usaha yang paling penting adalah
konfirmasi piutang usaha
 Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat
bergantung pada apakah bukti yang direncanakan untuk tujuan tertentu
adalah rendah, sedang, atau tinggi
 Sebagian besar pengujian piutang usaha dan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan pada
aged trial balance
 Aged trial balance menyajikan daftar saldo-saldo dalam file induk piutang usaha pada
tanggal neraca, termasuk saldo pelanggan individual yang beredar dan rincian setiap saldo
pada waktu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca
 Biasanya auditor menguji informasi yang ada pada aged trial balance menyangkut detail-tie-
in sebelum melakukan setiap pengujian lainnya untuk memverifikasi bahwa populasi yang
sedang diuji sesuai dengan buku besar umum dan file induk piutang usaha
 Pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha meliputi :
1. Piutang usaha yang dicatat memang ada
o Auditor melakukan konfirmasi saldo pelanggan dan memeriksa dokumen pendukung
guna memverifikasi pengiriman barang dan bukti penerimaan kas apabila pelanggan
tidak merespons konfirmasi
2. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan
o Auditor memfooting neraca saldo piutang usaha dan merekonsiliasi saldonya dengan
akun pengendali pada buku besar umum
3. Piutang usaha sudah akurat
o Auditor akan melakukan konfirmasi akun yang dipilih dari neraca saldo dan
memeriksa dokumen pendukung dengan cara yang sama seperti untuk tujuan
keberadaan apabila pelanggan tidak merespons konfirmasi
4. Piutang usaha diklasifikasikan dengan benar
o Auditor akan mereview aged trial balance untuk piutang usaha yang material dari
afiliasi, pejabat, direktur, atau pihak terkait lainnya
o Auditor harus memverifikasi bahwa wesel tagih atau piutang usaha harus
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dipisahkan dari akun regular, dan saldo
kredit piutang usaha yang signifikan diklasifikasikan kembali sebagai utang usaha
5. Pisah batas piutang usaha sudah benar
o Tujuan dari pengujian pisah batas adalah untuk memverifikasi apakah transaksi yang
mendekati akhir periode akuntansi telah dicatat pada periode yang tepat
o Salah saji pisah batas terjadi apabila transaksi periode berjalan dicatat dalam periode
selanjutnya atau sebaliknya
o Untuk pisah batas penjualan, sebagian besar klien mencatat penjualan berdasarkan
kriteria pengiriman barang, namun beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat ha
katas barang beralih
o Jika pengendalian internal telah memadai, auditor dapat dengan mudah menguji
pisah batas penjualan dengan membandingkan penjualan yang tercatat dengan
dokumen pengiriman terkait selama beberapa hari terakhir periode berjalan dan
beberapa hari pertama periode selanjutnya
o Untuk retur dan pengurangan penjualan, akan ditandiingkan dengan penjualan yang
terkait jika jumlahnya material
o Untuk pengujian pisah batas penerimaan kas yang tidak tepat, hanya akan
mempengaruhi saldo kas dan piutang usaha, bukan laba, sehingga kurang begitu
penting
o Untuk menguji salah saji pisah batas penerimaan kas, auditor akan menelusuri
penerimaan kas yang dicatat ke setoran bank periode selanjutnya pada laporan bank
6. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi
o Auditor akan mengevaluasi apakah penyisihan piutang tak tertagih klien masuk akal
dengan mempertimbangkan semua fakta yang ada
o Auditor juga akan mereview hasil pengujian pengendalian yang berkenaan dengan
kebijakan kredit klien
7. Klien memiliki hak atas piutang usaha
o Auditor dapat mereview notulen rapat, membahasanya dengan klien,
mengkonfirmasi dengan bank, memeriksa kontrak utang menyangkut bukti piutang
usaha yang digadaikan sebagai jaminan, dan memeriksa file korespondensi
8. Penyajian dan pengungkapan piutang usaha
o Auditor harus memahami serta mengevaluasi kelayakan kebijakan pengakuan
pendapatan klien untuk menentukan apakah hal tersebut sudah diungkapkan dengan
layak dalam laporan keuangan
o Auditor juga harus memutuskan apakah klien telah mengkombinasikan jumlah dan
mengungkapkan informasi pihak terkait dengan tepat dalam laporan
 Konfirmasi adalah respons tertulis langsung dari pihak ketiga dalam wujud kertas atau
secara elektronik dan dianggap sebagai bukti yang sangat terpercaya atau andal karena
diterima langsung dari pihak ketiga.
 Tujuan utama konfirmasi adalah memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan, serta pisah batas.
 Konfirmasi mungkin tidak tepat dalam situasi berikut :
1. Auditor mempertimbangkan konfirmasi adalah bukti yang tidak efektif karena tingkat
responsnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan
2. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian adalah rendah dan bukti
substantif lainnya dapat diakumulasi untuk menyediakan bukti yang mencukupi.
 Jenis konfirmasi :
1. Konfirmasi positif
o Konfirmasi positif adalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak
penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan
dalam konfirmasi itu benar atau salah.
o Formulir konfirmasi yang kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak
menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untukmengisi
saldo atau melengkapi informasi lainnya.
o Konfirmasi faktur adalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur
akan dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan
2. Konfirmasi negatif
o Konfirmasi negatif ditujukan kepadadebitor tetapi hanya akan meminta respons
jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan.
 Konfirmasi positif adalah bukti yang lebih dapat diandalkan karena auditor dapat meakukan
prosedur tindak lanjut jika respons tidak diterima dari auditor, namun dengan demikian
membutuhkan biaya yang lebih mahal.
 Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika konfirmasi itu
dikirim sedekat mungkin dengan tanggal neraca karena auditor tidak perlu membuat
kesimpulan apapun mengenai transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dan tanggal
neraca.
 Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi piutang usaha
adalah sebagai berikut :
1. Materialitas kinerja
2. Risiko inheren
3. Risiko pengendalian
4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lainnya
5. Jenis konfirmasi
 Dalam sebagian besar audit, penekanan harus lebih diberikan padamengkonfirmasi saldo
yang lebih besar dan lebih lama karena saldo tersebut kemungkinan besar mengandung salah
saji yang signifikan.
 Konfirmasi yang dikirim tetapi tidak dikembalikan oleh pelanggan tidak boleh dianggap
sebagai bukti audit yang signifikan.
 Auditor dapat memeriksa dokumentasi berikut untuk memverifikasi eksistendi dan
keakuratan transaksi penjualan sebagai prosedur alternatif :
1. Penerimaan kas selanjutnya
2. Salinan faktur penjualan
3. Dokumen pengiriman
4. Korespondensi dengan klien
 Jenis perbedaan dalam konfirmasi yang paling sering dilaporkan adalah sebagai berikut :
1. Pembayaran telah dilakukan
2. Barang belumditerima
3. Barang telah dikembalikan
4. Kesalahan klerikal dan jumlah yang diperdebatkan
Bab 16 Sampling Audit Untuk Pengujian Atas Rincian Saldo
 Perbedaan utama antara tiga jenis pengujian :
Jenis Pengujian Apa yang diukur
Pengujian pengendalian Keefektifan operasi pengendalian internal
Pengujian substantif atas Keefektifan operasi pengendalian internal
transaksi Kebenaran moneter transaksi dalam sistem akuntansi
Apakah jumlah dolar saldo akun mengandung salah saji
Pengujian atas rincian saldo
yang material
 Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi :
1. Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah
2. Untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian dan karenanya mengurangi pengujian
atas rincian saldo
3. Untuk perusahaan publik berukuran besar, guna menyimpulkan bahwa pengendalian
telah beroperasi secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan
keuangan
 Langkah-langkah sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo :
1. Merencanakan sampel
o Menyatakan tujuan pengujian audit
Auditor akan mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo guna
menentukan apakah saldo akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara
wajar
o Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan
Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat
kesimpulan mengenai populasi berdasarkan sampel
o Mendefinisikan salah saji
Sampling audit untuk pengujian atas rician saldo mengukur salah saji moneter,
yaitu salah saji yang terjadi apabila item sampel disalahsajikan
o Mendefinisikan populasi
Populasi didefinisikan sebagai item yang membentuk populasi dolar yang
tercatat. Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua
atau lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit yang disebut sebagai
sampling berstratifikasi
o Mendefinisikan unit sampling
Unit sampling hamper selalu merupakan item yang membentuk saldo akun
o Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi
Salah saji yang dapat ditoleransi mungkin sama nilainya dengan materialitas
kinerja, atau mungkin lebih rendah jika populasi asal sampel dipilih lebih kecil
ketimbang saldo akun
o Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (acceptable risk of
incorrect acceptance (ARIA)) adalah risiko sampel yang dipilih mendukung
kesimpulan bahwa saldo akun yang tercatat tidak mengandung salah saji yang
material ketika dinyatakan salah saji secara material. ARIA adalah istilah yang
ekuivalen dengan ARO (acceptable risk of overreliance). Pengaruh ARO dan
ARIA terhadap pengujian substantif adalah sebagai berikut :
o Mengestimasi salah saji dalam populasi
Auditor membuat estimasi ini berdasarkan pengalan sebelumnya dengan klien
dan menilai risiko inheren, dengan mempertimbangkan hasil pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis yang
telah dilaksanakan
o Menentukan ukuran sampel awal
Jika menggunakan sampling nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel
awal dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :

2. Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit


o Memilih sampel
Standar auditing mengizinkan auditor untuk menggunakan metode pemilihan
manapun dan baru membuat keputusan setelah mempertimbangkan keunggulan
dan kelemahan setiap metode termasuk pertimbangan biaya
o Melaksanakan prosedur audit
Auditor menerapkan prosedur audit yang tepat pada setiap item sampel untuk
menentukan apakah item tersebut mengandung salah saji
3. Mengevaluasi hasil
o Menggeneralisasi dari sampel ke populasi
Auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan memproyeksikan
salah saji dari hasil sampel ke populasi dan mempertimbangkan kesalahan
sampling serta risiko sampling (ARIA)
o Menganalisis salah saji
Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang ditemukan
dalam pengujian atas rincian saldo juga harus menganalisis salah saji untuk
memutuskan apakah setiapmodifikasi model risiko audit memang diperlukan
o Memutuskan akseptabilitas populasi
 Tindakan yang dilakukan auditor apabila populasi ditolak meliputi :
1. Tidak mengambil tindakan hingga pengujian atas bidang audit lainnya telah selesai
2. Melaksanakan pengujian audit yang diperluas pada bidang tertentu
3. Meningkatkan ukuran sampel
4. Menyesuaikan saldo akun
5. Meminta klien untuk mengoreksi populasi
6. Menolak untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
 Perbedaan langkah sampling audit antara monetary unit sampling (MUS) dengan sampling
nonstatistik :
1. Definisi unit sampling adalah suatu dolar individual
Dengan berfokus pada dolar individual sebagai unit sampling, secara otomatis MUS
akan menekankan unit fisik yang memiliki saldo tercatat yang lebih besar. Dengan
demikian, sampling berstratifikasi tidak diperlukan dalam MUS karena akan terjadi
secara otomatis.
2. Ukuran populasi adalah populasi dolar yang tercatat
Dalam audit piutang usaha, yang menjadi populasi adalah jumlah dolar piutang usaha
yang tercatat.
3. Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus statistic
4. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan PPS
Sampel PPS (probability proportional to size sample selection) diperoleh dengan
menggunakan perangkat lunakkomputer atau teknik sampling otomatis. Kelemahannya,
item populasi dengan saldo tercatat nol tidak memiliki peluang untuk dipilih, selain itu
PPS tidak dapat memasukkan saldo bernilai negative.
5. Auditor menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan menggunakan teknik MUS
Hasil statistic yang diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai batas salah saji
(misstatement bounds) yang merupakan estimasi lebih saji maksimum yang mungkin
dengan ARIA tertentu.
 Langkah sampling untuk MUS :
1. Memutuskan akseptabilitas populasi dengan menggunakan MUS
Jika batas salah saji melebihi salah saji yang dapat ditoleransi, populasi itu dianggap
tidak dapat diterima
2. Menentukan ukuran sampel dengan menggunakan MUS
3. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi apabila tidak ada salah saji yang ditemukan
dengan menggunakan MUS
4. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi apabila salah saji ditemukan dengan
menggunakan MUS
 MUS memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor :
1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang tinggi
dari populasi yang sedang diaudit.
2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item sampel
akan diuji sekaligus
3. MUS mudah diterapkan
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik
 Terdapat dua kelemahan utama MUS :
1. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu tinggi
untuk digunakan oleh auditor.
2. Sulit memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan computer
 Auditor sering kali menggunakan MUS ketika mengharapkan tidak ada atau sedikit salah
saji, menginginkan hasil dolar, dan mencatat data populasi pada file computer
 Sampling variabel adalah metode statistik yang digunakan oleh auditor.
 Tiga metode variabel meliputi :
1. Estimasi perbedaan
Digunakan untuk mengukur estimasi jumlah salah saji total dalam populasi apabila ada
nilai tercatat maupun nilai yang diaudit bagi setiap item sampel, yang hampir selalu
terjadi dalam audit.
2. Estimasi rasio
Auditor menghitung rasio antara salah saji dan nilai tercatatnya serta memproyeksikan
hal ini dengan populasi untuk mengestimasi total salah saji populasi.
3. Estimasi rata-rata per unit
Auditor berfokus pada nilai yang diaudit dan bukan pada jumlah salah saji setiap item
dalam sampel. Estimasi rata-rata per unit dihitung dengan cara yang persis sama seperti
estimasi perbedaan.
 Sampling berstratifikasi dalam metode variabel paling sering digunakan dengan estimasi
rata-rata per unit tetapi dapat diterapkan untuk dua metode lainnya.
 Untuk sampling variabel, auditor menggunakan ARIA serta risiko yang dapat diterima atas
penolakan yang salah (acceptable risk of incorrect rejection (ARIR)). Perbedaan antara
keduanya adalah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai