Anda di halaman 1dari 3

Nama : Afifah Putri Zakiyah

NIM 2210531008

Penyelesaian Pengujian Siklus Penjualan dan penerimaan : Audit Akun Piutang Dagang

Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo


Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo piutang, berhubungan dengan kertas kerja
perencanaan bukti untuk tujuan materialitas dan risiko, pengujian pengendalian substantive atas transaksi
serta pengujian atas rincian saldo.
9 tujuan audit yang harus dipenuhi dalam merancang pengujian rincian saldo piutang :
1. Piutang usaha dalam neraca saldo umur sesuai dengan jumlah file induk terkait, dan jumlah totalnya
dijumlahkan dengan benar dan sesuai dengan buku besar.(Kecocokan)
2. Piutang yang tercatat ada. (Adanya)
3. Piutang yang ada disertakan. (Kelengkapan)
4. Piutang akurat. (Ketepatan)
5. Batas pisah piutang sudah benar. (Memotong)
6. Piutang dinyatakan sebesar nilai realisasi. (Nilai realisasi)
7. Piutang usaha diklasifikasikan dengan benar. (Klasifikasi)
8. Klien mempunyai hak atas piutang. (Kanan)
9. Piutang usaha dikumpulkan dengan tepat dan dijelaskan dengan jelas, dan pengungkapan terkait
relevan dan dapat dimengerti. (Presentasi)
Terdapat 3 Tahapan dalam Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo
Tahap 1 : - Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang memengaruhi piutang
- Menetapkan salah saji yang dapat diterima dan mengevaluasi risiko bawaan
- Mengevaluasi risiko pengendalian dalam siklus penjualan dan penagihan
Tahap II : Mendesain dan melakukan pengujian pengendalian substantif atas transaksi
Tahap III : - Mendesain dan melakukan prosedur analitis
- Mendesain dan melakukan pengujian perincian saldo piutang

Mendesain Pengujian Perincian Saldo


a. Piutang Dagang Ditambahkan secara Tepat dan Sesuai dengan Berkas Utama dan Buku Besar
Auditor melakukan pengujian atas informasi yang didapatkan dari kecocokan perincian dalam neraca
saldo, sebelum melakukan pengujian lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi yang
diuji sama dengan buku besar dan piutang dagang pada berkas utama.
b. Piutang Dagang Dicatat Sesuai Keberadaannya
Konfirmasi atas saldo tagihan pelanggan merupakan pengujian paling penting untuk menentukan
keberadaan piutang dagang yang dicatat. Ketika pelanggan tidak menanggapi konfirmasi, maka auditor
perlu memeriksa dokumen pendukung untuk mengecek pengiriman barang, dan juga menguji bukti
penerimaan kas selama masa tenggat untuk mengetahui apakah pembayaran sudah dilakukan.
c. Piutang Dagang Dicatat secara Lengkap
melakukan pengujian saldo rekening di luar neraca saldo yang bergantung pada perimbangan data piutang
dagang di berkas utama.
d. Akurasi Piutang Dagang : Konfirmasi rekening yang diambil dari neraca saldo
Auditor melakukan pengujian debit dan kredit pada saldo pelanggan individu dengan memeriksa
dokumen pendukung untuk pengiriman dan penerimaan kas.
e. Piutang Dagang diklasifikasi dengan Benar
Auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang dagang dengan menelaah neraca saldo untuk piutang yang
jumlahnya material dari afiliasi, karyawan, direktur, atau pihak terkait lainnya.
f. Penetapan Cutoff/Pisah Batas Piutang Dagang Secara Tepat
Salah saji akibat pisah batas (cutoff misstatement) terjadi ketika transaksi dalam waktu berjalan dicatat
selama jeda waktu antara pembuatan pelaporan dan waktu audit, atau sebaliknya. Tujuan pengujian pisah
batas, tanpa memperhatikan jenis transaksi, adalah untuk melihat apakah transaksi yang terjadi di akhir
periode akuntansi dicatat pada periode yang tepat. Hal ini adalah salah satu tujuan terpenting dari siklus
karena salah saji dalam pisah batas meinengaruhi laba periode berjalan.
g. Piutang Dagang Dinyatakan dalam Nilai Terealisasi
GAAP mensyaratkan perusahaan mencatat piutang dagang dalam jumlah tertingg: yang dapat ditagih.
Nilai terealisasi piutang dagang sama dengan jumlah total piutang dagang dikurangi dengan cadangan
piutang tak tertagih. Untuk menghitung cadangan. klien mengestimasi jumlah total piutang dagang yang
diperkirakan tidak dapat ditagih. Prediksi ini tentunya tidak dapat dilakukan secara tepat, tetapi auditor
perlu mengevaluasi apakah klien sudah menetapkan cadangannya secara masuk akal dengan
mempertimbangkan semua fakta.
h. Klien Berhak atas Piutang Dagang
Hak klien atas piutang dagang biasanya tidak menyebabkan masalah audit karena piutang umumnya
memang milik klien. Untuk mendapatkan informasi mengenai keterbatasan hak klien atas piutangnya,
auditor perlu mendiskusikan dengan klien, melakukan konfirmasi ke bank. atau memeriksa kontrak utang
sebagai bukti bahwa piutang dagang dipakai sebagai jaminan, dan memeriksa berkas korespondensi.
i. Penyajian dan Pengungkapan Piutang Dagang
Pengujian dari keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan dilakukan sebagai bagian dari
penyelesaian tahapan audit. Beberapa pengujian atas penyajian dan pengungkapan dilakukan untuk
memenuhi tujuan audit-terkait saldo.

Konfirmasi Piutang Dagang


Konfirmasi piutang dagang bertujuan untuk memenuhi tujuan keberadaan, keakuratan, dan pisah batas.
Konfirmasi merupakan salah satu dari delapan jenis bukti audit dan dianggap sebagai bukti yang sangat
andal karena diterima langsung dari pihak ketiga. Konfirmasi tersebut dapat berupa tanggapan tertulis
langsung dari pihak ketiga dalam bentuk kertas atau elektronik atau tanggapan melalui penyedia jasa
konfirmasi pihak ketiga.
Persyaratan Standar Auditing
=> Standar Auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi yang normal. Ada tiga
pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi :
- Saldo piutang secara keseluruhan tidak material
- Auditor menganggap bukti konfirmasi tidak efektif karena tingkat respon kemungkinan besar tidak
memadai atau tidak dapat diandalkan.
- Tingkat risiko kesalahan penyajian material yang dinilai oleh auditor bersifat rendah, dan bukti
substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk memberikan bukti yang cukup.
Jenis-Jenis Konfirmasi :
1. Konfirmasi Positif : adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitur yang meminta penerimanya
untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang tertera pada permintaan konfirmasi sudah
benar atau salah.
2. Konfirmasi Negatif : ditujukan kepada debitur tetapi meminta tanggapan hanya jika debitur tidak setuju
dengan jumlah yang disebutkan. Biasanya, ketika konfirmasi negatif digunakan, auditor memberikan
penekanan besar pada efektivitas pengendalian internal, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur
analitis substantif sebagai bukti kewajaran piutang usaha, dan berasumsi bahwa sebagian besar
penerimanya akan mengkonfirmasi hal tersebut
Waktu Pengiriman Konfirmasi
Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi diperoleh ketika konfirmasi tersebut dikirim sedekat
mungkin dengan tanggal neraca. Hal ini memungkinkan auditor untuk secara langsung menguji saldo
piutang usaha dalam laporan keuangan tanpa membuat kesimpulan apapun tentang transaksi yang terjadi
antara tanggal konfirmasi dan tanggal neraca
Verifikasi Alamat dan Pengawasan atas Konfirmasi
Auditor harus melaksanakan prosedur untuk memeriksa alamat atau e-mail yang digunakan dalam
konfirmasi. Untuk konfirmasi yang dikirim melalui pos, auditor harus melaksanakan pengawasan atas
konfirmasi sampai jawaban diterima dari debitur.
Keputusan Pengambilan Sampel
Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk konfirmasi piutang :
- Materialitas kinerja
- Risiko inheren (ukuran relatif dari total piutang, jumlah rekening, hasil tahun sebelumnya, dan perkiraan
salah saji)
- Mengendalikan risiko
- Pencapaian risiko deteksi dari pengujian substantif lainnya (luas dan hasil pengujian substantif atas
transaksi, prosedur analitis substantif, dan pengujian rinci lainnya)
- Jenis konfirmasi (konfirmasi negatif biasanya memerlukan ukuran sampel lebih besar).
Tindak Lanjut Bila Tidak Ada Tanggapan
Jika sebanyak 3 konfirmasi yang dikirim ke klien tidak ada satupun yang dikembalikan, maka perlu
dilakukan tindak lanjut dengan prosedur alternatif :
a. Penerimaan kas selanjutnya
b. Salinan faktur penjualan
c. Dokumen pengiriman
d. Korespondensi dengan klien
Analisis Perbedaan
Ketika permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelanggan, auditor harus menentukan alasan jika
ditemukan perbedaan. Dalam banyak kasus, perbedaan tersebut disebabkan oleh beda waktu antara
pencatatan klien dan pelanggan. Beda waktu perlu dipisahkan dari pengecualian (exception), yang
merupakan salah saji atas saldo piutang dagan.
Jenis perbedaan yang biasa terjadi pada hasil konfirmasi meliputi :
- Pembayaran Sudah Dilakukan
- Barang Belum Diterima
- Pengembalian Barang
- Kesalahan pencatatan
Pengambilan Kesimpulan :
Jika semua perbedaan telah diselesaikan, termasuk yang ditemukan dalam melakukan prosedur alternatif,
auditor harus mengevaluasi ulang pengendalian internal. Setiap salah saji klien harus dianalisis untuk
menentukan apakah hal tersebut konsisten atau tidak konsisten dengan tingkat risiko pengendalian yang
dinilai pada awal audit.

Mengembangkan Pengujian Atas Program Audit Perinci


Auditor menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti sebagai alat bantu untukmemutuskan luas pengujian
atas rincian saldo yang direncanakan. Sumber setiap baris sebagai berikut
1. Materialitas kinerja
2. Risiko audit yang dapat diterima
3. Risiko inheren
4. Risiko pengendalian
5. Hasil pengujian substantif atas transaksi
6. Prosedur analitis
7. Risiko deteksi yang direncanakan dan bukti audit yang direncanakan

Anda mungkin juga menyukai