Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo piutang, berhubungan dengan kertas kerja perencanaan bukti untuk tujuan materialitas dan risiko, pengujian pengendalian substantive atas transaksi serta pengujian atas rincian saldo. 9 tujuan audit yang harus dipenuhi dalam merancang pengujian rincian saldo piutang : 1. Piutang usaha dalam neraca saldo umur sesuai dengan jumlah file induk terkait, dan jumlah totalnya dijumlahkan dengan benar dan sesuai dengan buku besar.(Kecocokan) 2. Piutang yang tercatat ada. (Adanya) 3. Piutang yang ada disertakan. (Kelengkapan) 4. Piutang akurat. (Ketepatan) 5. Batas pisah piutang sudah benar. (Memotong) 6. Piutang dinyatakan sebesar nilai realisasi. (Nilai realisasi) 7. Piutang usaha diklasifikasikan dengan benar. (Klasifikasi) 8. Klien mempunyai hak atas piutang. (Kanan) 9. Piutang usaha dikumpulkan dengan tepat dan dijelaskan dengan jelas, dan pengungkapan terkait relevan dan dapat dimengerti. (Presentasi) Terdapat 3 Tahapan dalam Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo Tahap 1 : - Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang memengaruhi piutang - Menetapkan salah saji yang dapat diterima dan mengevaluasi risiko bawaan - Mengevaluasi risiko pengendalian dalam siklus penjualan dan penagihan Tahap II : Mendesain dan melakukan pengujian pengendalian substantif atas transaksi Tahap III : - Mendesain dan melakukan prosedur analitis - Mendesain dan melakukan pengujian perincian saldo piutang
Mendesain Pengujian Perincian Saldo
a. Piutang Dagang Ditambahkan secara Tepat dan Sesuai dengan Berkas Utama dan Buku Besar Auditor melakukan pengujian atas informasi yang didapatkan dari kecocokan perincian dalam neraca saldo, sebelum melakukan pengujian lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi yang diuji sama dengan buku besar dan piutang dagang pada berkas utama. b. Piutang Dagang Dicatat Sesuai Keberadaannya Konfirmasi atas saldo tagihan pelanggan merupakan pengujian paling penting untuk menentukan keberadaan piutang dagang yang dicatat. Ketika pelanggan tidak menanggapi konfirmasi, maka auditor perlu memeriksa dokumen pendukung untuk mengecek pengiriman barang, dan juga menguji bukti penerimaan kas selama masa tenggat untuk mengetahui apakah pembayaran sudah dilakukan. c. Piutang Dagang Dicatat secara Lengkap melakukan pengujian saldo rekening di luar neraca saldo yang bergantung pada perimbangan data piutang dagang di berkas utama. d. Akurasi Piutang Dagang : Konfirmasi rekening yang diambil dari neraca saldo Auditor melakukan pengujian debit dan kredit pada saldo pelanggan individu dengan memeriksa dokumen pendukung untuk pengiriman dan penerimaan kas. e. Piutang Dagang diklasifikasi dengan Benar Auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang dagang dengan menelaah neraca saldo untuk piutang yang jumlahnya material dari afiliasi, karyawan, direktur, atau pihak terkait lainnya. f. Penetapan Cutoff/Pisah Batas Piutang Dagang Secara Tepat Salah saji akibat pisah batas (cutoff misstatement) terjadi ketika transaksi dalam waktu berjalan dicatat selama jeda waktu antara pembuatan pelaporan dan waktu audit, atau sebaliknya. Tujuan pengujian pisah batas, tanpa memperhatikan jenis transaksi, adalah untuk melihat apakah transaksi yang terjadi di akhir periode akuntansi dicatat pada periode yang tepat. Hal ini adalah salah satu tujuan terpenting dari siklus karena salah saji dalam pisah batas meinengaruhi laba periode berjalan. g. Piutang Dagang Dinyatakan dalam Nilai Terealisasi GAAP mensyaratkan perusahaan mencatat piutang dagang dalam jumlah tertingg: yang dapat ditagih. Nilai terealisasi piutang dagang sama dengan jumlah total piutang dagang dikurangi dengan cadangan piutang tak tertagih. Untuk menghitung cadangan. klien mengestimasi jumlah total piutang dagang yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Prediksi ini tentunya tidak dapat dilakukan secara tepat, tetapi auditor perlu mengevaluasi apakah klien sudah menetapkan cadangannya secara masuk akal dengan mempertimbangkan semua fakta. h. Klien Berhak atas Piutang Dagang Hak klien atas piutang dagang biasanya tidak menyebabkan masalah audit karena piutang umumnya memang milik klien. Untuk mendapatkan informasi mengenai keterbatasan hak klien atas piutangnya, auditor perlu mendiskusikan dengan klien, melakukan konfirmasi ke bank. atau memeriksa kontrak utang sebagai bukti bahwa piutang dagang dipakai sebagai jaminan, dan memeriksa berkas korespondensi. i. Penyajian dan Pengungkapan Piutang Dagang Pengujian dari keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan dilakukan sebagai bagian dari penyelesaian tahapan audit. Beberapa pengujian atas penyajian dan pengungkapan dilakukan untuk memenuhi tujuan audit-terkait saldo.
Konfirmasi Piutang Dagang
Konfirmasi piutang dagang bertujuan untuk memenuhi tujuan keberadaan, keakuratan, dan pisah batas. Konfirmasi merupakan salah satu dari delapan jenis bukti audit dan dianggap sebagai bukti yang sangat andal karena diterima langsung dari pihak ketiga. Konfirmasi tersebut dapat berupa tanggapan tertulis langsung dari pihak ketiga dalam bentuk kertas atau elektronik atau tanggapan melalui penyedia jasa konfirmasi pihak ketiga. Persyaratan Standar Auditing => Standar Auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi yang normal. Ada tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi : - Saldo piutang secara keseluruhan tidak material - Auditor menganggap bukti konfirmasi tidak efektif karena tingkat respon kemungkinan besar tidak memadai atau tidak dapat diandalkan. - Tingkat risiko kesalahan penyajian material yang dinilai oleh auditor bersifat rendah, dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk memberikan bukti yang cukup. Jenis-Jenis Konfirmasi : 1. Konfirmasi Positif : adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitur yang meminta penerimanya untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang tertera pada permintaan konfirmasi sudah benar atau salah. 2. Konfirmasi Negatif : ditujukan kepada debitur tetapi meminta tanggapan hanya jika debitur tidak setuju dengan jumlah yang disebutkan. Biasanya, ketika konfirmasi negatif digunakan, auditor memberikan penekanan besar pada efektivitas pengendalian internal, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis substantif sebagai bukti kewajaran piutang usaha, dan berasumsi bahwa sebagian besar penerimanya akan mengkonfirmasi hal tersebut Waktu Pengiriman Konfirmasi Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi diperoleh ketika konfirmasi tersebut dikirim sedekat mungkin dengan tanggal neraca. Hal ini memungkinkan auditor untuk secara langsung menguji saldo piutang usaha dalam laporan keuangan tanpa membuat kesimpulan apapun tentang transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dan tanggal neraca Verifikasi Alamat dan Pengawasan atas Konfirmasi Auditor harus melaksanakan prosedur untuk memeriksa alamat atau e-mail yang digunakan dalam konfirmasi. Untuk konfirmasi yang dikirim melalui pos, auditor harus melaksanakan pengawasan atas konfirmasi sampai jawaban diterima dari debitur. Keputusan Pengambilan Sampel Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk konfirmasi piutang : - Materialitas kinerja - Risiko inheren (ukuran relatif dari total piutang, jumlah rekening, hasil tahun sebelumnya, dan perkiraan salah saji) - Mengendalikan risiko - Pencapaian risiko deteksi dari pengujian substantif lainnya (luas dan hasil pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis substantif, dan pengujian rinci lainnya) - Jenis konfirmasi (konfirmasi negatif biasanya memerlukan ukuran sampel lebih besar). Tindak Lanjut Bila Tidak Ada Tanggapan Jika sebanyak 3 konfirmasi yang dikirim ke klien tidak ada satupun yang dikembalikan, maka perlu dilakukan tindak lanjut dengan prosedur alternatif : a. Penerimaan kas selanjutnya b. Salinan faktur penjualan c. Dokumen pengiriman d. Korespondensi dengan klien Analisis Perbedaan Ketika permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelanggan, auditor harus menentukan alasan jika ditemukan perbedaan. Dalam banyak kasus, perbedaan tersebut disebabkan oleh beda waktu antara pencatatan klien dan pelanggan. Beda waktu perlu dipisahkan dari pengecualian (exception), yang merupakan salah saji atas saldo piutang dagan. Jenis perbedaan yang biasa terjadi pada hasil konfirmasi meliputi : - Pembayaran Sudah Dilakukan - Barang Belum Diterima - Pengembalian Barang - Kesalahan pencatatan Pengambilan Kesimpulan : Jika semua perbedaan telah diselesaikan, termasuk yang ditemukan dalam melakukan prosedur alternatif, auditor harus mengevaluasi ulang pengendalian internal. Setiap salah saji klien harus dianalisis untuk menentukan apakah hal tersebut konsisten atau tidak konsisten dengan tingkat risiko pengendalian yang dinilai pada awal audit.
Mengembangkan Pengujian Atas Program Audit Perinci
Auditor menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti sebagai alat bantu untukmemutuskan luas pengujian atas rincian saldo yang direncanakan. Sumber setiap baris sebagai berikut 1. Materialitas kinerja 2. Risiko audit yang dapat diterima 3. Risiko inheren 4. Risiko pengendalian 5. Hasil pengujian substantif atas transaksi 6. Prosedur analitis 7. Risiko deteksi yang direncanakan dan bukti audit yang direncanakan