Auditing II Kelas C
Bab 16 Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Penjualan
dan Penagihan: Piutang Usaha
Pertemuan 3
untuk
Drs. Wartono, Msi., Akt., CPA, CA
Oleh
Dany Adi Saputra
F0312038
direncanakan akan dipenuhi bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang
usaha.
Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)
Sebagian prosedur analitis yang dilaksanakan selama tahap pengujian yang terinci dilakukan
setelah tanggal neraca tetapi sebelum pengujian atas rincian saldo. Auditor melaksanakan
prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penagihan secara keseluruhan, bukan hanya pada
piutang usaha. Hal ini memang harus demikian karena hubungan yang erat antara akun-akun
laporan laba-rugi dan neraca. Jika auditor mengidentifikasi salah saji yang mungkin terjadi
dalam retur dan pengurangan penjualan dengan menggunakan prosedur analitis, piutang
usaha mungkin akan mengoffset salah saji itu.
Jenis Konfirmasi
1. Konfirmasi positif. Komunikasi dengan debitor yang meminta pihak yang menerima
untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan padapermintaan
konfirmasi itu benar atau salah.
2. Formulir konfirmasi yang kosong. Jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan
jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau
melengkapi informasi lainnya.
3. Konfirmasi faktur. Jenis konfirmasi positif lainnya di mana setiap faktur akan
dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.
4. Konfirmasi negatif. Ditujukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respons jika
debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan.
Penetapan Waktu
Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika konfirmasi itu
dikirim sedekat mungkin dengan tanggal neraca. Jika keputusan untuk megkonfirmasi
piutang usaha dibuat sebelum akhir tahun, biasanya auditor akan membuat sebuah skedul di
muka yang merekonsiliasi saldo piutang usaha pada tanggal konfirmasi dengan piutang usaha
pada tanggal neraca.
Keputusan Sampling
Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi piutang usaha
berada dalam beberapa kategori dan mencakup hal-hal berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Menyelenggarakan Pengendalian
Setelah item yang akan dikonfirmasi dipilih, auditor harus menyelenggarakan pengendalian
atas konfirmasi itu hingga dikembalikan dari pelanggan. Jika klien membantu dengan
menyiapkan konfirmasi, memasukkannya ke dalam amplop, atau menempelkan perangko di
amplop, auditor harus mengawasinya dengan ketat.
Menindaklanjuti Nonrespons
Konfirmasi yang dikirim tetapi tidak dikembalikan oleh pelanggan tidak boleh dianggap
sebagai bukti audit yang signifikan. Jika konfirmasi positif digunakan, SAS 67 mensyaratkan
prosedur tindak lanjut untuk konfirmasi yang tidak dikembalikan oleh pelanggan. Jika
sebanyak 3 konfirmasi yang dikirim ke pelanggan tidak ada satupun yang dikembalikan,
maka perlu dilakukan tindak lanjut dengan prosedur alternatif. Tujuan dari prosedur alternatif
adalah untuk menentukan dengan cara selain konfirmasi apakah piutang yang tidak
dikonfirmasi itu memang ada dan telah dinyatakan dengan benar pada tanggal konfirmasi.
Penerimaan Kas Selanjutnya. Bukti penerimaan kas selanjutnya pada taggal konfirmasi
meliputi pemeriksaan remittance advice, ayat jurnal dalam catatan penerimaan kas, atau
mungkin kredit selanjutnya dalam file induk piutang usaha.
Salian Faktur Penjualan. Hal ini bermanfaat dalam memverifikasi penerbitan faktur penjualan
aktual dan tanggal penagihan aktual.
Dokumen Pengiriman. Hal ini penting dalam menentukan apakah pengiriman telah benarbenar dilakukan dan sebagai pengujian pisah batas.
Korespondensi dengan klien.
Analisis Perbedaan
Jika permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelanggan, auditor harus menentukan
penyebab setiap perbedaan yang dilaporkan. Dalam banyak kasus, perbedaan itu disebabkan
oleh perbedaan waktu antara catatan klien dan pelanggan.
o
o
o
o
Menarik Kesimpulan
Jika semua perbedaan telah diselesaikan, termasuk yang ditemukan dalam melakukan
prosedur alternatif, auditor harus mengevaluasi ulang pengendalian internal. Setiap salah saji
klien harus dianalisis untuk menentukan apakah hal tersebut konsisten atau tidak konsisten
dengan tingkat risiko pengendalian yang dinilai pada awal audit. Jika sejumlah besar salah
saji yang terjadi itu tidak konsisten dengan penilaian risiko pengendalian, auditor harus
merevisi penilaian itu dan mempertimbangkan pengaruh revisi tersebut kepada audit. Auditor
perusahaan publik juga harus mempertimbangkan implikasinya bagi audit pengendalian
internal terhadap pelaporan keuangan.