Anda di halaman 1dari 26

AUDITING THE SALES &

COLLECTION CYCLE:
ACCOUNT RECEIVABLE

Kelompok 2
Stephanie (023002101001)
Gracia Peachy M (023002101020)
Barida Syava Noor Z (023002101024)
ACCOUNT RECIEVABLES
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang (AR) usaha sebagai berikut:
1. Piutang usaha dalam neraca saldo harus sama dengan jumlah file induk terkait
serta sama dengan buku besar umum. (detail tie-in)
2. Piutang usaha yang dicatat ada. (keberadaan)
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (kelengkapan)
4. Piutang usaha sudah akurat.(keakuratan)
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. (klasifikasi)
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (pisah batas)
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. (nilai realisasi)
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. (hak)
TAHAP 1: MENGIDENTIFIKASI RISIKO BISNIS
KLIEN YANG MEMPENGARUHI AR
Pemahaman mengenai industri dan lingkungan eksternal klien serta mengevaluasi
tujuan manajemen digunakan untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien yang
signifikan, yang dapat mempengaruhi laporan keuangan termasuk piutang usaha.
Maka oleh karena itu auditor harus melaksanakan prosedur analitis untuk
menunjukkan kenaikan risiko salah saji piutang usaha.

Ketika mengevaluasi risiko inheren dan bukti yang direncanakan dalam piutang
usaha, auditor mengembangkan risiko yang mempengaruhi piutang usaha. Contoh:
auditor dapat meningkatkan risiko inheren untuk nilai realisasi bersih piutang
usaha.
TAHAP 1: MENETAPKAN SALAH SAJI YANG
DAPAT DITOLERANSI DAN MENILAI RISIKO
INHEREN
Auditor harus memutuskan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas
laporan keuangan secara keseluruhan dan kemudian mengalokasikan jumlah
pertimbangan pendahuluan ke setiap akun neraca yang signifikan. Secara khusus
piutang usaha merupakan salah satu akun yang paling material, bahkan untuk saldo
piutang yang paling kecil sekalipun, transaksi dalam silkus penjualan dan
penagihan yang mempengaruhi saldo piutang usaha hampir pasti sangat signifikan.
Auditor harus mengidentifikasi secara formal risiko kecurangan tertentu
menyangkut pengakuan pendapatan. Hal ini akan mempengaruhi penilaian risiko
inheren oleh auditor untuk tujuan-tujuan berikut: keberadaan atau eksistensi, pisah
batas penjualan, serta pisah batas retur dan pengurangan penjualan.
TAHAP 1: MENILAI RISIKO PENGENDALIAN
UNTUK SIKLUS PENJUALAN DAN
PENAGIHAN
Auditor harus memperhatikan tiga aspek pengendalian internal:
1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan
2. Pengendalian terhadap pisah batas (cutoff)
3. Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piuang tak tertagih

Auditor harus menghubungkan risiko pengendalian untuk tujuan audit yang


berkaitan dengan transaksi dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dalam
memutuskan risiko deteksi yang direncanakan dan bukti yang direncanakan bagi
pengujian atas rincian saldo.
MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
ATAS TRANSAKSI (TAHAP II)

Hasil pengujian pengendalian menentukan


apakah risiko pengendalian yang dinilai
atas penjualan dan penerimaan kas perlu
direvisi. Auditor menggunakan hasil
pengujian substantif atas transaksi untuk
menentukan sejauh mana risiko deteksi
yang direncanakan terpenuhi untuk setiap
tujuan audit terkait saldo piutang.
MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PROSEDUR
ANALITIS (TAHAP III)

Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tiga tahap audit: perencanaan, ketika
melaksanakan pengujian yang terinci, dan sebagai bagian dari penyelesaian audit.
Auditor melaksanakan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan penagihan secara
keseluruhan, bukan hanya piutang usaha. Hal ini dikarenakan hubungan yang erat
antara akun-akun laporan laba rugi dan neraca.

Jika prosedur analitis dalam siklus penjualan dan penagihan mengungkapkan fluktuasi
yang tidak biasa, auditor harus melontarkan pertanyaan tambahan kepada manajemen.
Respon manajemen harus dievaluasi secara kritis.
MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN
ATAS RINCIAN SALDO PIUTANG USAHA (TAHAP III)

Tugas menggabungkan faktor-faktor yang menentukan risiko deteksi yang direncanakan


adalah rumit karena pengukuran setiap faktor tidak tepat dan bobot yang tepat yang
diberikan untuk setiap faktor sangat subjektif. Sebaliknya, hubungan antara masing-
masing faktor dan risiko deteksi yang direncanakan sudah diketahui dengan baik.
Misalnya, auditor mengetahui bahwa risiko inheren atau risiko pengendalian yang tinggi
menurunkan risiko deteksi yang direncanakan dan meningkatkan pengujian substantif
yang direncanakan, sedangkan hasil yang baik dari pengujian substantif atas transaksi
meningkatkan risiko deteksi yang direncanakan dan menurunkan pengujian substantif
yang direncanakan lainnya.
CUTTOFF MISSTATEMENTS
Cuttoff Misstatements (Salah saji pisah batas)terjadi ketika transaksi periode berjalan dicatat
pada periode berikutnya atau sebaliknya. Tujuan dari Cuttoff Misstatements adalah untuk
memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi dicatat pada periode
yang tepat.

Untuk masing-masing pendekatan tersebut, auditor memerlukan tiga pendekatan untuk


menentukan kewajaran cutt off:
1. Tentukan kriteria cutoff yang tepat.
2. Mengevaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk memastikan
cutoff yang wajar.
3. Uji apakah cutoff sudah benar.
Sebagian besar klien perdagangan dan manufaktur mencatat
SALES CUTTOFF
penjualan berdasarkan kriteria pengiriman barang . Namun,
beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat penyerahan hak
milik, yang dapat terjadi sebelum pengiriman (seperti dalam
kasus barang yang diproduksi sesuai pesanan), pada saat
pengiriman, atau setelah pengiriman

Standar akuntansi mensyaratkan bahwa retur dan potongan


SALES RETURN
penjualan dicocokkan dengan penjualan terkait jika jumlahnya
& ALLOWANCES
material. Misalnya, jika pengiriman periode berjalan dikembalikan
CUTTOFF
pada periode berikutnya, retur penjualan harus muncul pada
periode berjalan (saat ini).
CASH RECEIPTS Untuk sebagian besar audit, pisah batas penerimaan kas “kurang

CUTTOFF penting” daripada pisah batas penjualan atau retur penjualan dan
potongan tunjangan karena pisah batas kas yang tidak tepat hanya
mempengaruhi kas dan saldo piutang usaha, bukan pendapatan.

ACCOUNT Standar akuntansi mengharuskan perusahaan menyatakan piutang

RECEIVABLE IS pada jumlah yang pada akhirnya akan dikumpulkan. Bila realisasi
STATED AT piutang usaha sama dengan piutang bruto dikurangi penyisihan
REALIZABLE VALUE piutang tak tertagih.

BAD DEBT Setelah auditor puas dengan penyisihan piutang tak tertagih,

EXPENSES mudah untuk memverifikasi beban utang tak tertagih. Asumsikan


bahwa:
Saldo Awal
Penghapusan piutang tak tertagih
Saldo Akhir
KONFIRMASI PIUTANG
Standar audit Amerika menunjukkan bahwa auditor harus menggunakan konfirmasi eksternal
untuk piutang usaha. Konfirmasi mungkin tidak sesuai pada :
1. Saldo piutang secara keseluruhan tidak material,karena sebagian besar berdasarkan uang

tunai, sehingga saldo piutang usaha dapat diabaikan.


2. Auditor menganggap bukti konfirmasi tidak efektif karena tingkat respon kemungkinan
besar tidak memadai atau tidak dapat diandalkan
3. Tingkat risiko kesalahan penyajian material yang dinilai oleh auditor (diwakili oleh
tingkat gabungan risiko inheren dan risiko pengendalian) adalah rendah dan bukti
substantif lainnya dapat dikumpulkan untuk memberikan bukti yang cukup.
JENIS KONFIRMASI
1. Konfirmasi positif adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitur yang meminta
penerimanya untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang tercantum pada
permintaan konfirmasi sudah benar atau salah
2. konfirmasi kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak mencantumkan jumlah
konfirmasi tetapi meminta penerima untuk mengisi saldo atau memberikan informasi
lainnya
3. Konfirmasi faktur adalah jenis lain dari konfirmasi positif di mana faktur individual
dikonfirmasi, bukan seluruh saldo piutang pelanggan
4. Konfirmasi negatif ditujukan kepada debitur namun hanya diminta tanggapannya apabila

debitur tidak setuju dengan jumlah yang disebutkan. Standar audit menyatakan bahwa
penggunaan konfirmasi negatif sebagai satu-satunya prosedur audit substantif dapat
diterima untuk mengatasi risiko salah saji material yang telah dinilai pada tingkat asersi
hanya jika seluruh dari :
JENIS KONFIRMASI
Auditor telah menilai risiko kesalahan penyajian material pada tingkat yang rendah dan telah memperoleh
bukti yang cukup dan tepat mengenai desain dan efektivitas operasi pengendalian yang relevan dengan
asersi yang diuji melalui prosedur konfirmasi
Populasi pos-pos yang tunduk pada prosedur konfirmasi negatif terdiri dari sejumlah besar saldo akun,
transaksi, atau pos-pos lainnya yang kecil dan homogen
Auditor mengharapkan tingkat pengecualian yang rendah
Auditor secara wajar yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi negatif akan memberikan pertimbangan
yang memadai terhadap permintaan tersebut
WAKTU
Waktu, adalah bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi diperoleh ketika konfirmasi dikirim sedekat
mungkin dengan tanggal neraca. Hal ini memungkinkan auditor untuk secara langsung menguji saldo piutang
usaha dalam laporan keuangan tanpa membuat kesimpulan apa pun tentang transaksi yang terjadi antara
tanggal konfirmasi dan tanggal neraca. Namun, untuk menyelesaikan audit secara tepat waktu, sering kali
diperlukan konfirmasi akun pada tanggal interim. Hal ini diperbolehkan jika pengendalian internal memadai
dan dapat memberikan jaminan yang masuk akal bahwa penjualan, penerimaan kas,dan kredit lainnya dicatat
dengan benar antara tanggal konfirmasi dan akhir periode akuntansi. Auditor kemungkinan besar akan
mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam pengambilan keputusan, termasuk materialitas piutang dan
paparan auditor terhadap tuntutan hukum karena kemungkinan kebangkrutan klien dan risiko serupa
SAMPEL
faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel:
1. Materialitas kinerja
2. Risiko bawaan (ukuran relatif dari total piutang, jumlah rekening, hasil tahun

sebelumnya, dan perkiraan salah saji)


3. Pengendalian risiko
4. Pencapaian risiko deteksi dari pengujian substantif lainnya (luas dan hasil pengujian
substantif atas transaksi, prosedur analitis substantif, dan pengujian rinci lainnya)
5. Jenis konfirmasi (konfirmasi negatif biasanya memerlukan ukuran sampel yang lebih
besar)
Pemilihan Item untuk pengujian. Dalam pendekatan stratifikasi dalam memilih saldo untuk
konfirmasi, auditor mempertimbangkan besarnya uang di masing-masing akun dan jangka
waktu suatu akun beredar. Pada sebagian besar audit, penekanannya harus pada konfirmasi
saldo yang lebih besar dan lama karena kemungkinan besar terdapat salah saji yang
signifikan. Manajemen mungkin menolak mengizinkan auditor mengirimkan permintaan
konfirmasi kepada pelanggan tertentu. Auditor harus melakukan prosedur untuk
memverifikasi alamat atau alamat email yang digunakan untuk konfirmasi. Untuk konfirmasi
yang dikirim melalui pos, auditor harus mempertahankan kendali atas konfirmasi tersebut
sampai konfirmasi tersebut dikembalikan dari pelanggan. Tidak tepat untuk menganggap
konfirmasi yang dikirimkan melalui pos tetapi tidak dikembalikan oleh pelanggan sebagai
bukti audit yang signifikan.
Tujuan dari prosedur alternatif adalah untuk menentukan dengan cara selain konfirmasi
apakah akun yang belum dikonfirmasi ada dan telah disajikan dengan benar pada tanggal
konfirmasi.
Penerimaan Kas Setelahnya, bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi mencakup
pemeriksaan informasi pengiriman uang, entri dalam catatan penerimaan kas, atau
mungkin bahkan kredit berikutnya dalam file induk piutang usaha. Auditor harus berhati-
hati dalam mencocokkan setiap transaksi penjualan yang belum dibayar dengan bukti
pembayaran berikutnya sebagai ujian atas perselisihan atau ketidaksepakatan mengenai
masing-masing faktur yang belum dibayar
Faktur Penjualan Duplikat berguna dalam memverifikasi penerbitan faktur penjualan yang
sebenarnya dan tanggal penagihan yang sebenarnya.
Dokumen Pengiriman Dokumen penting untuk menentukan apakah pengiriman benar-benar
dilakukan dan sebagai uji batas akhir
Korespondensi dengan Klien,digunakan untuk menemukan piutang yang disengketakan dan
dipertanyakan yang tidak dapat ditemukan dengan cara lain
ANALISIS PERBEDAAN
Penting untuk membedakan antara perbedaan waktu dan pengecualian, yang merupakan
salah saji dalam saldo piutang usaha. Jenis perbedaan konfirmasi yang paling sering
dilaporkan meliputi:

1. pembayaran telah dilakukan,perbedaan yang dilaporkan biasanya muncul ketika


pelanggan telah melakukan pembayaran sebelum tanggal konfirmasi, namun klien belum
menerima pembayaran tepat waktu untuk dicatat sebelum tanggal konfirmasi
2. Barang Belum Diterima, Perbedaan ini biasanya terjadi karena klien mencatat penjualan
pada tanggal pengiriman dan pelanggan mencatat perolehan pada saat barang diterima.
Waktu transit barang seringkali menjadi penyebab perbedaan yang dilaporkan pada
konfirmasi
3. Barang Telah Dikembalikan Kegagalan klien dalam mencatat nota kredit dapat
disebabkan oleh perbedaan waktu atau pencatatan retur dan potongan penjualan yang
tidak tepat.
ANALISIS PERBEDAAN
Kesalahan administrasi dan jumlah yang disengketakan, perbedaan yang paling mungkin
dilaporkan dalam catatan klien adalah ketika pelanggan menyatakan bahwa ada kesalahan
dalam harga yang dikenakan untuk barang, barang rusak, jumlah barang yang tepat tidak
diterima, dan sebagainya. Perbedaan ini harus diselidiki untuk menentukan apakah klien
melakukan kesalahan dan jumlah kesalahannya . Dalam kebanyakan kasus, auditor akan
meminta klien untuk merekonsiliasi perbedaan tersebut dan, jika perlu, akan berkomunikasi
dengan pelanggan untuk menyelesaikan perselisihan apa pun
MENARIK KESIMPULAN
Ketika seluruh perbedaan telah diselesaikan, termasuk perbedaan yang ditemukan dalam
pelaksanaan prosedur alternatif, auditor harus mengevaluasi kembali pengendalian internal.

Setiap salah saji klien harus dianalisis untuk menentukan apakah kesalahan tersebut
konsisten atau tidak konsisten dengan tingkat risiko pengendalian awal yang dinilai. Perlu
juga dilakukan generalisasi dari sampel ke seluruh populasi piutang. Meskipun jumlah salah
saji dalam sampel mungkin tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan, auditor
harus mempertimbangkan apakah populasi tersebut kemungkinan besar mengandung salah

saji material. Auditor harus selalu mengevaluasi sifat kualitatif dari kesalahan penyajian
yang ditemukan dalam sampel, berapapun jumlah estimasi kesalahan penyajian populasi.
Keputusan akhir mengenai piutang dan penjualan adalah apakah bukti yang cukup dan tepat
telah diperoleh melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
prosedur analitis substantif, prosedur pisah batas, konfirmasi, dan pengujian substantif
lainnya untuk membenarkan penarikan kesimpulan tentang kebenaran saldo yang dinyatakan.
MENGEMBANGKAN PENGUJIAN
PROGRAM AUDIT RINCI
MENGEMBANGKAN PENGUJIAN
PROGRAM AUDIT RINCI
MENGEMBANGKAN PENGUJIAN
PROGRAM AUDIT RINCI
BUSINESS PLAN

STEP 1 STEP 2 STEP 3

Presentation are communication tools Presentation are communication tools Presentation are communication tools
that can be used as demontrations, that can be used as demontrations, that can be used as demontrations,
lectures, reports, and more. lectures, reports, and more. lectures, reports, and more.

www.reallygreatsite.com P. 08/15

Anda mungkin juga menyukai