Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATAKULIAH PENGAUDITAN I

PENYELESAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN


PENGUMPULAN PIUTANG : PIUTANG USAHA

OLEH: KELOMPOK 7

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. Ni Made Yastini (1807531003)


2. Ni Kadek Dwita Deasri (1807531012)
3. I Gusti Ayu Nata Dewi Utari (1807531024)
4. Ni Kadek Winda Ardiyani (1807531030)
5. Dewa Ayu Try Wahyuni (1807531032)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019/2020
1. METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO

Metodologi adalah yang berkaitan dengan kertas kerja perencanaan bukti yang untuk
pertama kalinya telah diperkenalkan pada bab 9. Sebagian dari kertas kerja tersebut telah
diselesaikan pada bab 9 untuk pertimbangan materialita dan risiko (bagian Tahap I) dan
selanjutnya telah diselesaiakn sebagai bagian dari kegiatan pengujian pengendalian dan
pengujian substantive transaksi pada bab 12 (Tahap II). Dan pada kali ini akan
menyelesaikan kertas kerja dengan melanutkan ke Tahap III. Dimana tahap II ini adalah
rancang dan lakukan prosedur analitis untuk saldo piutang usaha meliputi rancang
pengujian rinci saldo piutang untuk memenuhi tujuan audit saldo yang meliputi prosedur
audit, ukuran sampel, unsur yang dipilih dan saat.

MENGDENTIFIKASI RISIKO BISNIS KLIEN YANG BERHUBUNGAN


DENGAN PIUTANG USAHA (TAHAP I)

Pengujian pitang usaha didasarkan pada prosedur penetapan risiko oleh auditor yang
memberi pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien. Risiko bisnis klien yang
mempengaruhi piutang usaha dipertimbagkan dalam evaluasi auditor tentang risiko
bawaan dan rencana pengumpulan bukti untuk piutang usaha.

MENETAPKAN KESALAHAN PENYAJIAN BISA DITOLERANSI DAN RISIKO


BAWAAN

Auditor pertama – tama menetapkan pertimbangan atas keseluruhan laporan keuangan,


dan kemudian mengalokasikan jumlah pertimbangan pendahuluan tersebut ke setiap akun
neraca signifikan. Pengalokasian ini disebut menetapkan kesalahan penyajian bisa
ditoleransi. Auditor menetapkan risiko bawaan untuk setiap tujuan audit untuk suatu akun
seperti halnya piutang usaha dengan mempertimbangkn risiko nisnis klien dan sifat klien
serta bidang usahanya.

MENETAPKAN RISIKO PENGENDALIAN UNTUK SIKLUS PENJUALAN DAN


PENGUMPULAN PIUTANG

Auditor harus menghubungkan risiko pengendalian untuk transaksi dengan tujuan audit
saldo dalam menetapkan risiko deteksi direncanakan dan bukti yang direncanakan untuk
pengujian detail saldo. Selanjutnya auditor dapat menyimpulkan baha pengendalian untuk
tujuan audit saldo – keteitian untuk piutang usaha akan efektif karena transaksi yang
mempengaruhi piutang usaha hanya penjualan dan penerimaan kas.

MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI (TAHAP II)

Hasil pengujian pengendalian menentukan apakah penetapan risiko pengendalian untuk


penjualan dan pengumpula piutang harus direvisi atau tidak. Auditor menggunakan hasil
penngujian substantive transaksi untuk menentukan sebebrapa besar risiko deteksi untuk
memenuhi setiap tujuan audit saldo piutang usaha.

MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS (TAHAP III)

Auditor melakukan prosedur analitis untuk keseluruhan siklus penjualan dan pengumpulan
piutang, tidak hanya piutang usaha. Hal ini pentng karena adanya hubungan yang erat
atara akun – akun laba - rugi dana kun – akun neraca. Apabila uditor mengidentifikasi
adanya kemungkinan kesalahan penyajian dalam penjualan atau retur penjualan dengan
menggunakan prosedur analitis, kemungkinan kesalahan penyajian piutang usaha akan
dikurangi.

MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN DETAIL SALDO


PUTANG USAHA (TAHAP III)

Apabila prosedur analitis dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang


mengungkapkan adanya fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus mengajukan pertanyaan
tambahan kepada manajemen. Jawabam dari manajemen harus direvaluasi dengan kritis
untuk menentukan apakah jawaban tersebut cukup menjelaskan flutuasi tidak biasa
tersebut dan apakah disertai dengan bukti pendukung.

2. PERANCANGAN PENGUJIAN SALDO

Meskipun pada pengujian rinci saldo, auditor lebih menekankan pada akun – akun neraca,
namun tidak berarti bahwa auditor mengabaikan akun – akun ominal (akun – akun laba –
rugi0 karena akun – akun laba – rugi diuji sebagai hasil sampingan dari pengujian atas
akun – akun neraca. Konfirmasi piutang usaha adalah pengujian rinci saldo piutang usaha
yag paling penting.
KECOCOKAN SALDO DALAM CATATAN

Sebagian pengjian atas akun piutang usaha dana kun cadangan kerugian piutang akan
didasarkan pada dafrtar umur piutang. Daftar umur piutang adalah suatu daftar yang berisi
saldo- saldo setiap akun yang terdpat dalam master file piutang usaha per tanggal neraca.
Biasanya auditor menguji kecocokan informasi daftar piutag sebelum melakukan
pengujian lain untuk memastikan bahwa populasi yang akan diujia cocok dengan buku
besar dan master file piutang.

KEBERADAAN - PIUTANG USAHA

Konfirmasi saldo piutang adalah pengujian rinci saldo terpentin untuk menentukan
keberadaan piutang usaha sebagaiana tercantum dalam pembukuan. Apabila pelanggan
tidak member jawaban atas konfirmasi, auditor juga memeriksa dokumen pendukung
untuk memastikan bahwa barang sungguh – sungguh telah dikirmkan dan bukti adanya
penerimaan kas untuk menentukan bahwa piutang telah diteria pembayarannya setelah
tanggal neraca.

KELENGKAPAN – PIUTANG USAHA

Auditor mengalami kesulitan untuk menguji akun piutang yang dengan sengaja
dihilangkan (tidak dicantumkan) dari daftar umur piutang dan hanya mengandalkan pada
sifat keseimbangan yang dimiliki oleh master filr piutang. Apabila semua penjualan
kepada seorang pelanggan dihilangkan dari jurnal penjualan, kurang saji piutang usaha
hamper tidak mungkin terungkap melalui pengujian rinci saldo.

KETELITIAN – PIUTANG USAHA

Konfirmasi akun – akun piutang usaha yang dipilih dari daftar umur piutang adalah
pengujian rinci saldo yang paling sering dilakukan untuk menguji ketelitian piutang usaha.
Apabila pelanggan tidak menjawab permintaan konfirmasi, auditor memeriksa dokumen
pendukung dengan cara yang sama seperti telah dijelaskan pada waktu auditor melakuka
audit untuk tujuan kebradaan.
PENGGOLONGAN – PIUTANG USAHA

Pada umunya auditor dapat mengvaluasi penggolongan iutang dengan mudah. Dengan
cara mereview daftar umur piutang dapat diketahui ada tidaknya piutang kepada
perusahaan afiliasi, piutang kepada pejabat dan staf perusahaan, atau piutang pihak –
pihak berelasi yang material. Auditor harus memeriksa apakah piutang wesel atau akun
yang harus digolongkan sebagai asset tidak lancer telah dipisahkan dari akun piutang
usaha regular, demikian pula piutang bersaldo kredit yang dignifikan telah dikelompokkan
sebagai utang usaha.

PISAH BATAS – PITANG USAHA

Kesalahan penyajian pisah batas terjadi apabila transaksi tahun ini dicatat pada tahun
berikutnya atau sebaliknya.tujuan pengujian pisah batas (cutoff test), apapun jenis
transaksinya, adalah untuk memeriksa apakah transaksi menjelang akhir tahun buku telah
dicatat pada periode yang tepat.

Pisah Batas Penjualan

Pada kebanyakan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, pencatatan suatu


penjualan biasanya didasarkan pada kriteria pengiriman barang. Namun ada pula
sejumlah peusahaan lain yang mencatat faktur penuualan pada saat berpindahnya
hakkepemilikan yang bisa terjadi sebelum barag dikirimkan pada saat barang dikirm ,
atau setelah barang dikirimkan.

Pisah Batas Retur Penjualan

Standar akuntansi mensyaratkan retur penjualan bisa ditandingkan dengan penjuaan


yang bersangkutan pada periode yang sama, apabila jumlahnya material. Apabila
auditor percaya bahwa klien mencatat smua penjualan retur dengan benar, pisah batas
bisa dilakukan dengan mudah an langsung.

Pisah Batas Penerimaan Kas

Dalam audit pada umumnya, pisah batas yang tepat untuk pnerimaan kas biasanya
dipandnag kurang penting dibandingkan dengan pisah batas untuk penjulan dan retur
penjualan karena pisah batas kas yang tidak tepat hanya akan berpengaruh terhadap
saldo kas dan putag usaha, bukan pada laba perusahaan.
NILAI BERSIH YANG BISA DIREALISASI – PIUTANG USAHA

Standar akuntansi keuangan (SAK) mensyaratkan perusahaan menyatakan piutang usaha


sebesar jumlah yang akhirnya akan bisa diterim pembayarannya . nilai piutang yang bisa
direalisasi sama dengan piutang bruto dikurangi dengan caangan kerugian piutang.

Beban Kerugian Piutang

Setelah auditor merasa puas dengan cadangan kerugian piutang, selanjutnya akan
mudah untuk memriksa beban kerugian piutang dengan asumsi bahwa :

 Saldo awal dala akun cadangan telah diperiksa sebagai bagian dariaudit tahun
lalu.
 Piutang tak tertagih yang telah dihapus telah diperiksa sebagai bagian dari
pengujian substantive transaksi.
 Saldo akhir dalam akun cadangan telah diperiksa dengan berbagai cara.

HAK KLIEN ATA SPIUTANG USAHA

Hak klien atas piutang usaha umumnya tidak merupakan masalah dalam audit, karena
piutang biasanya memang merupakan milk klien. Namun dalam hal tertentu, ebagian dari
piutang mungkin saja dijadikan jaminan atau digadaikan, aau dijual kepada seseorang,
atau dijual dengan discount.

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN – PIUTANG USAHA

Pengujian atas keempat tujuan penyajian dn pengungkapan biasanya dilakukan sebagai


bagian dari tahap penyelesaian audit. Namun demikian sejumlah penyajian dan
pengungkapan sering dilakukan dengan pengujian untuk memenuhi tujuan audit saldo.
Bagian penting dari penilaian menyangkut keputusan tentang apakah klien telah
memisahkan sejumlah piutang yangberjumlah material yang membutuhkan pengungkapan
dalam laporan.

3. KONFIRMASI PIUTANG
Tujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan keberadaan,
ketelitian, dan pisah batas. Konfirmasi eksternal merupakan satu dari delapan jenis bukti
audit, konfirmasi ini diperoleh audit melalui respons tertulis langsung meskipun jawaban
lisan juga merupakan bukti audit, namun bisa disebut konfirmasi.
KETENTUAN DALAM STANDAR AUDIT
SA 505 berhubungan dengan penggunaan prosedur konfirmasi eksternal oleh auditor
untuk memperoleh bukti audit berdasarkan ketentuan SA 300 (respons auditor terhadap
risiko yang telah dinilai) dan SA 500 (bukti audit). Selain SA 505 ada SA lain yang
mengakui pentingnya konfirmasi eksternal sebagai bukti audit yaitu SA 330 paragraf 5-6
dan SA 420.
JENIS – JENIS KONFIRMASI
Dalam melaksanakan prosedur konfirmasi eksternal, auditor pertama-tama harus
memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan.
Konfirmasi Positif
Komunikasi dengan pihak ketiga untuk mengkonfirmasi apakah saldo yang diminta
pihak penerima sudah benar. Dalam konfirmasi positif ada dua macam, yaitu :
 Konfirmasi bentuk kosong, konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada
konfirmasi tetapi meminta penerimanya mengisi saldo atau melengkapi infoemasi
lainnya.
 Konfirmasi faktur, konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan
dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.

Konfirmasi Negatif

Konfirmasi yang ditunjukkan kepada pihak ketiga tetap hanya meminta respon jika
pihak ketiga tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan dalam konfirmasi.

Penentuan tentang jens konfirmasi mana yang akan digunakan merupakan keputusan
auditor, dan hak itu harus disasarkan pada keadaan yang dijumpai dalam audit
bersangkutan.

SAAT PENGIRIMAN KONFIRMASI

Bukti paling bisa dipercaya dari konfirmasi diperoleh apabila konfirmasi dikirimkan
sedekat mungkin dengan akhir tahun buku. Namun terkadang agar audit bisa
menyelesaikan tepat waktu, konfirmasi dikirim sebelum tanggal akhir buku. Apabila
auditor melakukan hal ini auditor harus membuat rekonsiliasi untuk transaksi yang terjadi
antara tanggal konfirmasi dengan tanggal neraca.
UKURAN SAMPEL UNTUK KONFIRMASI

Ukuran Sampel

Faktor- faktor penting yang mempengaruhi ukuran sampel piutang yang akan dikirimi
konfirmasi yakni : kesalahan penyajian bisa ditoleransi, risiko bawaan, risiko
pengendalian, risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lain, dan jenis
konfirmasi

Pemilihan Unsur-unsur untuk Diuji

Untuk memilih saldo yang akan dikonfirmasi, auditor harus mempertimbangkan


besarnya saldo maupun jangka waktu atau umur piutang. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi kesalahan penyajian. Selain itu, dalam banyak hal auditor memilih semua akun
yang bersaldo di atas suatu jumlah tertentu dan sisanya dipilih secara acak.

PEMERIKSAAN ALAMAT DAN PENGAWASAN ATAS KONFIRMASI

Auditor harus melaksanakan prosedur untuk memeriksa alamat atau alamat e-mail yang
digunakan dalam konfirmasi karena untuk mencegah salah kirim konfirmasi ke debitur
maka auditor harus memeriksa alamat yang dituju. Selain itu pengawasan atas konfirmasi
juga diperlukan untuk memastikan apakah konfirmasi yang dikirimkan oleh auditor sudah
sampai ke debitur dan begitu juga sebaliknya.

TIDAK LANJUT ATAS KONFIRMASI TAK TERJAWAB

Apabila debitur atau pihak ketiga tidak member jawaban, maka auditor perlu melakukan
tindak lanjut dengan melakukan prosedur alternative. Untuk konfirmasi tidak berjawab,
auditor bisa memeriksa dokumen-dokumen berikut untuk memeriksa keberadaan dan
ketelitian transaksi penjualan individual yang membenruk saldo akhir piutang usaha.

Penerimaan Kas Kemudian

Di satu sisi, penerimaan kas kemudian merupakan prosedur alternatif pelanggan tidak
akan mau melakukan pembayaran apabila tidak merasa memiliki kewajiban untuk
membayar kepada klien. Di lain pihak, pembayaran tidak menetapkan apakah
kewajiban sudah ada pada tanggal konfirmasi. Karena hal ini auditor harus cermat
dalam mencocokan setiap transaksi yang belum diterima pembayarannya dengan bukti
pembayaran yang terjadi kemudian untuk menguji ketidakjelasan atas faktur-faktur
yang diterbitkan.

Duplikasi Faktur Penjualan

Dokumen ini berguna dalam pemeriksaan faktur penjualan yang sesungguhnya


diterbitkan dengan tanggal sesungguhnya dilakukan penagihan.

Dokumen Pengiriman Barang

Dokumen ini berguna dalam menetapkan apakah pengiriman sungguh-sungguh telah


dilakukan dan untuk pengujian pisah batas.

Korespondensi dengan Klien

Digunakan untuk menggungkapkan ketidakjelasan dan piutang yang dipertanyakan


yang tidak terungkap oleh cara lain.

ANALISIS SELISIH

Apabila konfirmasi dikembalikan oleh debitur, auditor harus menentukan apa yang
menyebabkan terjadi selisih (jika ada). Jenis – jenis penyebab perbedaan dalam
konfirmasi, antara lain :

Pembayaran telah Dilakukan Debitur

Terjadi karena debitur melakukan pembayaran sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien
belum menerima pembayaran tersebut sampai tanggal konfirmasi.

Barang Belum Diterima Debitur

Klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman barang, sedangkan pembeli


mencatat setelah barang itu diterima yang menimbulkan selisih karena waktu ketika
barang masih dalam perjalanan.

Barang Telah Dikembalikan (Retur)

Klien lupa mencatat suatu kredit memo ( yang dibuat sebagai dasar pengembalian
barang atau retur penjualan ).
Kesalahan Pencatatan atau Keracunan Jumlah

Bisanya terjadi pada pembukuan klien karena dalam mencatat harga barang, barang
rusak, barang yang diteriman pembeli tidak sesuai dengan jumlah yang tertulis dalam
dokumen.

MENARIK KESIMPULAN

Setelah selisih bisa dipecahkan , auditor harus mengevaluasi ulang pengendalian internal.
Keputusan akhir tentang piutang usaha dan penjualan adalah apakah bukti kompeten yang
cukup telah diperoleh melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi,
prosedur analisi, prosedur pisah batas, konfirmasi, dan pengujian substantif lain untuk
mendukung penarikan kesimpulan tentang kebenaran saldo.

4. PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN RINCI SALDO

Auditor senipr yang bertugas dalam pengauditan pada PT ABC telah menusun kertas kerja
perencanaan bukti seperti pada gambar 13-7 sebagai alat untuk membantu dalam
menentukan luas pengujian rinci saldo yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al. Haryono.2011.Auditing Edisi II. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.
Mulyadi. 2013. Auditing Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai