Modul ke:
03 Fakultas
EKONOMI DAN
BISNIS
AUDIT PIUTANG
Program Studi
Akuntansi
Abstrak
• MENYELESAIKAN
PENGUJIAN DALAM SIKLUS
PENJUALAN DAN
PENAGIHAN: PIUTANG USAHA
Kompetensi
• Mengindentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha
● Prosedur Audit
Merancang pengujian atas rincian saldo
● Ukuran sampel
piutang usaha untuk memenuhi tujuan
● Item yang dipilih
Tahap III
audit yang berkaitan dengan saldo
● Penetapan waktu
Hubungan Antara tujuan Audit yang Berkaitan Dengan Transaksi untuk Siklus
Penjualan dan Penagihan dengan Tujuan Audit yang Berkaitan Dengan saldo untuk
Piutang Usaha
Dua aspek hubungan yang disajikan dalam gambar, perlu disinggung secara khusus
yaitu:
1. Untuk penjualan, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian
mempengaruhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-eksistensi/keberadaan.
Akan tetapi untuk penerimaan kas, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-
keterjadian mempengaruhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-
kelengkapan. Penyebab kesimpulan mengejutkan bahwa kenaikan penjualan
meningkatkan piutang usaha tetapi kenaikan penerimaan kas justru menurunkan
pitang usaha.
2. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha-nilai realisasi dan hak,
serta tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, tidak
terpengaruh oleh penilaian risiko pengendalian untuk tujuan-tujuan tersebut,
auditor harus mengidentifikasi dan menguji pengendalian secara terpisah demi
mendukung tujuan-tujuan tersebut.
Tahap 2
Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi
Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tiga tahap audit: perencanaan,
ketika melaksanakan pengujian yang terinci, dan sebagai bagian dari
penyelesaian audit. Sebagian besar prosedur analitis yang dilaksanakan selama
tahap pengujian dilakukan setelah tanggal neraca tetapi sebelum pengujian atas
rincian saldo. Auditor melaksanakan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan
penagihan secara keseluruhan, bukan hanya piutang usaha. Hal ini dikarenakan
hubungan yang erat antara akun-akun laporan laba rugi dan neraca.
B. Merancang dan Melaksanakan pengujian atas Rincian Saldo Piutang Usaha
totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar
umum. (Detail tie-in)
Biasanya auditor menguji informasi yang ada pada aged trial balance
menyangkut detail tie-in sebelum melakukan setiap pengujian lainnya untuk
memverifikasi bahwa pupulasi yang sedang diuji sesuai dengan buku besar
umum dan file iduk piutang usaha.
Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun yang dihilangkan pada Aged
Trial Balanced kecuali mengandalkan pada sifat menyeimbangkan sendiri
file induk piutang usaha. Jika semua penjualan kepada pelanggan
dihilngkan dari jurnal penjualan, kurang saji piutang usaha hamper tidak
mungkin ditemukan dengan pengujian atas rincian saldo.
Konfirmasi akun yang dipilih dari neraca saldo merupakan pengujian atas
rincian saldo yang paling umum bagi keakuratan piutang usaha. Jika
pelanggan tidak merespon permintaan konfirmasi, auditor akan memeriksa
dokumen pendukung dengan cara yang sama seperti yang diuraikan untk
tujuan keberadaan.
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. (Klasifikasi)
Ada hubungan erat antara klasifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
dan klasifikasi terkait dengan tujuan penyajian dan pengungkapan yang dapat
dipahami. Untuk memenuhi klasifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo, auditor harus menentukan apakah klien telah memisahkan dengan benar
klasifikasi piutang usaha yang berbeda.
Salah saji pisah batas (cutoff misstatement) terjadi apabila transaksi periode
berjalan dicatat dalm periode selanjutnya atau sebaliknya. Tujuannya adalah
untuk memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode telah dicata
pada periode yang tepat.
Salah saji pisah batas dapat terjadi untuk penjualan, retur dan pengurangan
penjualan dan penerimaan kas. Bagi masing–masing pos tersebut, auditor
memerlukan pendekatan rangkap tiga untuk menentukan keltakan pisah batas :
1. Memutuskan kriteria pisah batas yang tepat
2. Menegevaluasi apakah klien memeiliki prosedur yang memadai yang ditetapkan
untuk memastikan kelayakan pisah batas.
3. Menguji apakah pisah batas sudah benar.
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi ( nilai realisasi)
Hak klien atas piutang dagang biasanya tidak menyebabkan masalah audit
karena piutang umumnya memang milik klien. Dalam beberapa kasus, ada
bagian dari piutang dagang yang dijadikan jaminan, ditujukan untuk pihak
lain, atau dijual dengan nilai lebih rendah.
9. Penyajian dan Pengungkapan Piutang dagang
Konfirmasi piutang usaha adalah konsep yang terus berulang dalam pembahasna
kita mengenai perancanga pengujian atas rincian saldo pituang usaha. Tujuan
utamanya adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan , serta pisah
batas.
Jenis-jenis Konfirmasi
1. Konfirmasi positif
Konfirmasi positif adalah konfirmasi yang ditujukan kepada debitur untk
meminta konfirmasi secara langsung apakah saldo yang disebutkan dalam
konfirmasi tersebut benar atau salah.
Formulir konfirmasi kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak
menyebutkan jumlah yang dikonfirmasi, tetapi mensyaratkan penerima
untuk mengisi jumlahnya atau memasukkan informasi lain. Formulir
kosong ini jarang digunakan dalam praktik karena biasanya tingkat
responnya lebih rendah.
Konfirmasi tagihan adalah bentuk lain dari konfirmasi positif yang
merupakan konfirmasi individual, bukan saldo keseluruhan piutang
pelanggan. Banyak pelanggan menggunakan system voucher sehingga
mereka bisa mengkonfirmasi tagihan individual, tetapi bukna informasi
saldo keseluruhan. Akibatnya, penggunaan konfirmasi tagihan ini
menaikkan tingkat respon.
2. Konfirmasi negative
Konfirmasi negative juga ditujukan kepada debitur, tetapi hanya meminta
respon jika debitur tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan dalam
konfirmasi.
MENGEMBANGKAN PENGUJIAN PROGRAM AUDIT YANG TERINCI
Untuk lebih mempermudah pemahaman maka dalam membahas subbab ini, maka akan menggunakan
Hillsburg Hardware Co guna mengilustrasikan pengembangan prosedur program audit untuk pengujian
perincian dalam siklus penjualan dan penagihan. Prosedur ini ditentukan atas dasar pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Fran Moore, seorang auditor senior, menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti sebagai panduan dalam
memutuskan seberapa luas pengujian perincian saldo tersebut. Informasinya adalah sebagai berikut:
Salah saji yang dapat ditoleransi. Ketentuan awal atas materealitas adalah diatas $442.000 (sekitar 6%
dari laba operasi sebesar $7.370.000). Ia mengalokasikan $265.000 ke audit piutang dagang.
Risiko audit yang biasa diterima. Fran menentukan risiko audit yang dapat diterima adalah tinggi,
karena perusahaan dalam kondisi keuangan yang bagus, stabilitas keuangan yang tinggi, dan pengguna
laporan keuangan yang hanya sedikit.
Risiko bawaan (Inheren). Fran menentukan bahwa tingkatan risiko yang tak terhindarkan adalah
medium untuk keberadaan dan pisah batas karena hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai
pengakuan pendapatan. Fran juga menentukan risiko yang tak terhindarkan adalah medium untuk nilai
realisasi. Pada tahun-tahun sebelumnya, klien membuat penyesuaian audit atas cadangan piutang tak
tertagih karena terbukti kurang saji. Risiko bawaan untuk tujuan lain ditetapkan rendah.
Risiko pengendalian. Penentuan risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit sesuai dengan standar
yang ada.
Hasil pengujian substantif atas hasil transaksi. Penentuan pengujian substantive atas hasil transaksi
untuk setiap tujuan audit sesuai dengan standar yang ada.
Prosedur analitis. Lihat tabel 16-2 dan 16-3.
Risiko deteksi terencana dan bukti audit terencana. Dua baris ini ditujukan untuk setiap tujuan
berdasarkan kesimpulan dari dua baris lainnya.
Kecocokan Nilai
Keberadaan Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Pisah batas Hak
perincian terealisasi
Risiko pengendalian -
penjualan
Risiko pengendalian -
Rendah
Rendah
Menengah
Menengah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Menengah Tinggi
Rendah
Tidak
Tidak
berlaku
Tidak
penerimaan kas berlaku berlaku
Risiko pengendalian -
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pengendalian Rendah
hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil
tambahan
Pengujian substantif
Hasil tidak Tidak Tidak
atas transaksi - Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik
diterima berlaku berlaku
penjualan
Pengujian substantif
Tidak Tidak
atas transaksi - Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik Rendah
berlaku berlaku
penerimaan kas
Hasil tidak Tidak
Prosedur analitis Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik
diterima berlaku
Risiko deteksi
terencana untuk
Tinggi Menengah Tinggi Menengah Tinggi Rendah Rendah Tinggi
pengujian perincian
saldo
Bukti audit
terencana untuk
Rendah Menengah Rendah Menengah Rendah Tinggi Tinggi Rendah
penguijian perincian
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo an Program Audit untuk Hillsburg
Hardware Co.- Siklus Penjualan dan penagihan (Format Rancangan)
dengan pihak terkait.
4. Menanyai manajemen apakah ada pihak terkait , wesel atau piutang jangka panjang yang
dimasukkan dalam neraca saldo.
5. Mereview notulen rapat dewan direksi dan menyai manajeman untuk menentukan apakah ada
piutang yang digadaikan.
6. Menelusuri 10 akun dari neraca saldo ke file indul piutang usaha untuk melihat umur piutang
dan saldonya.
7. Memfoot 2 halaman neraca saldo untuk melihat umur kolom piutang.
8. Menelusuri saldo ke buku beasr umum
9. Menelusuri lima piutang dari file induk piutang usaha ke aged trial balance.
10. Mengkonfirmasi piutang usaha.
11. Melakukan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang tidak dikembaliakan.
12. Membahas dengan manager kredit tentang kemungkinana penagihan piutang yanag sudah
lama.
13. Mengevaluasi apakah peyisihan apakah sudah memadai setelah melakukan prosedur audit.
14. Memilih 20 transakasi penjualan ddari jurnal penjualan tahun berjalan.
15. Mereview retur dan pengurangan penjualan yang besar sebelum dan setelah tanggal neraca
untuk menentukan apakah telah dicatat dalam periode yang benar.
Terima Kasih
Marsyaf. SE, Ak. M.Ak