Anda di halaman 1dari 21

AUDITING II

Modul ke:

03 Fakultas
EKONOMI DAN
BISNIS
AUDIT PIUTANG

Marsyaf, SE, Ak, M. Ak.

Program Studi
Akuntansi
Abstrak

• MENYELESAIKAN
PENGUJIAN DALAM SIKLUS
PENJUALAN DAN
PENAGIHAN: PIUTANG USAHA
Kompetensi
• Mengindentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha

• Pemahaman mengenai industri dan lingkungan eksternal klien serta mengevaluasi


tujuan manajemen digunakan untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien yang
signifikan, yang dapat mempengaruhi laporan keuangan termasuk piutang usaha.
Maka oleh karena itu auditor harus melaksanakan prosedur analitis untuk
menunjukkan kenaikan risiko salah saji piutang usaha.
• Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren untuk
piutang usaha

• Auditor harus memutuskan perimbangan pendahuluan mengenai materialitas


laporan keuangan secara keseluruhan dan kemudian mengalokasikan jumlah
pertimbangan pendahuluan ke setiap akun neraca yang signifikan, termasuk
piutang usaha. Secara khusus piutang usaha merupakan salah satu akun yang paling
material, bahkan untuk saldo piutang yang paling kecil sekalipun, transaksi dalam
silkus penjualan dan penagihan yang mempengaruhi saldo piutang usaha hampir
pasti sangat signifikan.
Pengantar
• Menilai resiko pengendalian untuk siklus penjualan dan
penagihan

• Pengendalian internal terhadap penjualan dan penerimaan kas


serta piutang usaha terkait setidaknya harus cukup efektif
karena manajemen sangat menginginkan catatan yang akurat
untuk mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan.
Auditor harus memperhatikan 3 aspek pengendalian internal :

• 1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi penggelapan


• 2. Pengendalian terhadap pisah batas
• 3. Pengendalian yang terkait dengan piutang tak tertagih
Metedologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo bagi Piutang Usaha

Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang


mempengaruhi piutang usaha Tahap I

Menetapkan salah saji yang dapat



ditoleransi dan menilai risiko inheren
untuk piutang usaha
Tahap I

Menilai resiko pengendalian untuk siklus


Tahap I
penjualan dan penagihan

Merancang dan melaksanakan pengujian


pengendalian dan pengujian subtantif
atas transaksi untuk siklus penjualan dan
Tahap II
penagihan

Merancang dan melaksanakan prosedur


analisis untuk piutang usaha Tahap III

● Prosedur Audit
Merancang pengujian atas rincian saldo
● Ukuran sampel
piutang usaha untuk memenuhi tujuan
● Item yang dipilih
Tahap III
audit yang berkaitan dengan saldo
● Penetapan waktu
Hubungan Antara tujuan Audit yang Berkaitan Dengan Transaksi untuk Siklus
Penjualan dan Penagihan dengan Tujuan Audit yang Berkaitan Dengan saldo untuk
Piutang Usaha


Dua aspek hubungan yang disajikan dalam gambar, perlu disinggung secara khusus
yaitu:


1. Untuk penjualan, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian
mempengaruhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-eksistensi/keberadaan.
Akan tetapi untuk penerimaan kas, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-
keterjadian mempengaruhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-
kelengkapan. Penyebab kesimpulan mengejutkan bahwa kenaikan penjualan
meningkatkan piutang usaha tetapi kenaikan penerimaan kas justru menurunkan
pitang usaha.

2. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha-nilai realisasi dan hak,
serta tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan, tidak
terpengaruh oleh penilaian risiko pengendalian untuk tujuan-tujuan tersebut,
auditor harus mengidentifikasi dan menguji pengendalian secara terpisah demi
mendukung tujuan-tujuan tersebut.
Tahap 2


Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi

Hasil pengujian pengendalian akan menentukan apakah penilaian risiko


pengendalian untuk penjualan dan penerimaan kas harus direvisi. Auditor
menggunakan hasil pengujian untuk menentukan sejauh mana risiko deteksi
yang direncanakan akan dipenuhi bagi setiap tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo piutang usaha.
Tahap 3

A. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis


Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tiga tahap audit: perencanaan,
ketika melaksanakan pengujian yang terinci, dan sebagai bagian dari
penyelesaian audit. Sebagian besar prosedur analitis yang dilaksanakan selama
tahap pengujian dilakukan setelah tanggal neraca tetapi sebelum pengujian atas
rincian saldo. Auditor melaksanakan prosedur analitis untuk siklus penjualan dan
penagihan secara keseluruhan, bukan hanya piutang usaha. Hal ini dikarenakan
hubungan yang erat antara akun-akun laporan laba rugi dan neraca.
B. Merancang dan Melaksanakan pengujian atas Rincian Saldo Piutang Usaha

Tugas menghubungkan faktor yang direncanakan sangatlah kompleks karena


pengukuran factor bersifat tidak jelas. Bukti audit yang direncanakan adalah
kebalikan dari risiko deteksi yang direncanakan. Setelah memutuskan bukti yang
direncanakan bagi tujuan tertentu adalah tinggi, sedang, rendah, kemudian
auditor harus memutuskan prosedur audit yang sesuai, ukuran sampel, item
yang dipilih, dan penetapan waktu.
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha (account
receivable balance related audit objective) adalah sebagai berikut:
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan


totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar
umum. (Detail tie-in)

 Biasanya auditor menguji informasi yang ada pada aged trial balance
menyangkut detail tie-in sebelum melakukan setiap pengujian lainnya untuk
memverifikasi bahwa pupulasi yang sedang diuji sesuai dengan buku besar
umum dan file iduk piutang usaha.

2. Piutang usaha yang dicatat ada. (keberadaan)

 Konfirmasi saldo pelanggan merupakan pengujian atas rincian saldo yang


paling penting untuk menentukan keberadaan atau eksistensi piutang usaha
dicatat. Jika pelanggan tidak merespon konfirmasi, auditor juga akan
memeriksa dokumen pendukung guna memverifikasi pengiriman barang dan
bukti penerimaan kas untuk menentukan apakah piutang telah ditagih.
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (kelengkapan)

 Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun yang dihilangkan pada Aged

Trial Balanced kecuali mengandalkan pada sifat menyeimbangkan sendiri
file induk piutang usaha. Jika semua penjualan kepada pelanggan
dihilngkan dari jurnal penjualan, kurang saji piutang usaha hamper tidak
mungkin ditemukan dengan pengujian atas rincian saldo.

4. Piutang usaha sudah akurat. (keakuratan)

 Konfirmasi akun yang dipilih dari neraca saldo merupakan pengujian atas
rincian saldo yang paling umum bagi keakuratan piutang usaha. Jika
pelanggan tidak merespon permintaan konfirmasi, auditor akan memeriksa
dokumen pendukung dengan cara yang sama seperti yang diuraikan untk
tujuan keberadaan.
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. (Klasifikasi)

 Ada hubungan erat antara klasifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
dan klasifikasi terkait dengan tujuan penyajian dan pengungkapan yang dapat


dipahami. Untuk memenuhi klasifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo, auditor harus menentukan apakah klien telah memisahkan dengan benar
klasifikasi piutang usaha yang berbeda.

6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (pisah batas)

 Salah saji pisah batas (cutoff misstatement) terjadi apabila transaksi periode
berjalan dicatat dalm periode selanjutnya atau sebaliknya. Tujuannya adalah
untuk memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode telah dicata
pada periode yang tepat.

 Salah saji pisah batas dapat terjadi untuk penjualan, retur dan pengurangan
penjualan dan penerimaan kas. Bagi masing–masing pos tersebut, auditor
memerlukan pendekatan rangkap tiga untuk menentukan keltakan pisah batas :
1. Memutuskan kriteria pisah batas yang tepat
2. Menegevaluasi apakah klien memeiliki prosedur yang memadai yang ditetapkan
untuk memastikan kelayakan pisah batas.
3. Menguji apakah pisah batas sudah benar.
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi ( nilai realisasi)

 Prinsip akuntansi mengharuskan penyajian piutang usaha disajikan pada


jumlah yang akhirnya akan tertagih, yaitu jumlah piutang usaha dikurangi

penyisihan piutang tak tertagih. Auditor dapat melakukan dengan
membuat skedul audit yang menganalisis penyisihan piutang tak tertagih,
mereview pengujian pengendalian atas kebijakan kredit klien, memeriksa
piutang tidak lancar pada aged trial balance untuk menentuan mana yang
belum dibayar sesudah tanggal neraca dan dibandingkan dengan informasi
serupa pada tahun sebelumnya. Pandangan mengenai kolektabilitas
piutang dapat diperoleh dengan memeriksa file kredit, diskusi dengan
manajer kredit dan mereview file koresponden klien.

8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. (Hak)

 Hak klien atas piutang dagang biasanya tidak menyebabkan masalah audit
karena piutang umumnya memang milik klien. Dalam beberapa kasus, ada
bagian dari piutang dagang yang dijadikan jaminan, ditujukan untuk pihak
lain, atau dijual dengan nilai lebih rendah.
9. Penyajian dan Pengungkapan Piutang dagang

 Pengujian dari keempat tujuan audit-terkait penyajian dan pengungkapan



dilakukan sebagai bagian dari penyelesaian tahapan audit. Beberapa
pengujian atas penuajian dan pengungkapan dilakukan untuk memenuhi
tujuan audit-terkait saldo. Bagian penting dari evaluasi meliputi keputusan
apakah klien telah memisahkan hal-hal material yang memerlukan
pengungkapan terpisah dalam laporan keuangan.
Konfirmasi Piutang Usaha

Konfirmasi piutang usaha adalah konsep yang terus berulang dalam pembahasna
kita mengenai perancanga pengujian atas rincian saldo pituang usaha. Tujuan
utamanya adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan , serta pisah
batas.

Jenis-jenis Konfirmasi

1. Konfirmasi positif
 Konfirmasi positif adalah konfirmasi yang ditujukan kepada debitur untk
meminta konfirmasi secara langsung apakah saldo yang disebutkan dalam
konfirmasi tersebut benar atau salah.
 Formulir konfirmasi kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak
menyebutkan jumlah yang dikonfirmasi, tetapi mensyaratkan penerima
untuk mengisi jumlahnya atau memasukkan informasi lain. Formulir
kosong ini jarang digunakan dalam praktik karena biasanya tingkat
responnya lebih rendah.
 Konfirmasi tagihan adalah bentuk lain dari konfirmasi positif yang
merupakan konfirmasi individual, bukan saldo keseluruhan piutang
pelanggan. Banyak pelanggan menggunakan system voucher sehingga
mereka bisa mengkonfirmasi tagihan individual, tetapi bukna informasi
saldo keseluruhan. Akibatnya, penggunaan konfirmasi tagihan ini
menaikkan tingkat respon.
2. Konfirmasi negative
 Konfirmasi negative juga ditujukan kepada debitur, tetapi hanya meminta


respon jika debitur tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan dalam
konfirmasi.
MENGEMBANGKAN PENGUJIAN PROGRAM AUDIT YANG TERINCI

 Untuk lebih mempermudah pemahaman maka dalam membahas subbab ini, maka akan menggunakan
Hillsburg Hardware Co guna mengilustrasikan pengembangan prosedur program audit untuk pengujian
perincian dalam siklus penjualan dan penagihan. Prosedur ini ditentukan atas dasar pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.


 Fran Moore, seorang auditor senior, menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti sebagai panduan dalam
memutuskan seberapa luas pengujian perincian saldo tersebut. Informasinya adalah sebagai berikut:

 Salah saji yang dapat ditoleransi. Ketentuan awal atas materealitas adalah diatas $442.000 (sekitar 6%
dari laba operasi sebesar $7.370.000). Ia mengalokasikan $265.000 ke audit piutang dagang.
 Risiko audit yang biasa diterima. Fran menentukan risiko audit yang dapat diterima adalah tinggi,
karena perusahaan dalam kondisi keuangan yang bagus, stabilitas keuangan yang tinggi, dan pengguna
laporan keuangan yang hanya sedikit.
 Risiko bawaan (Inheren). Fran menentukan bahwa tingkatan risiko yang tak terhindarkan adalah
medium untuk keberadaan dan pisah batas karena hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai
pengakuan pendapatan. Fran juga menentukan risiko yang tak terhindarkan adalah medium untuk nilai
realisasi. Pada tahun-tahun sebelumnya, klien membuat penyesuaian audit atas cadangan piutang tak
tertagih karena terbukti kurang saji. Risiko bawaan untuk tujuan lain ditetapkan rendah.
 Risiko pengendalian. Penentuan risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit sesuai dengan standar
yang ada.
 Hasil pengujian substantif atas hasil transaksi. Penentuan pengujian substantive atas hasil transaksi
untuk setiap tujuan audit sesuai dengan standar yang ada.
 Prosedur analitis. Lihat tabel 16-2 dan 16-3.
 Risiko deteksi terencana dan bukti audit terencana. Dua baris ini ditujukan untuk setiap tujuan
berdasarkan kesimpulan dari dua baris lainnya.
Kecocokan Nilai
Keberadaan Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Pisah batas Hak
perincian terealisasi

Risiko audit yang


Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
dapat diterima
Risiko bawaan Rendah Menengah Rendah Rendah Rendah Menengah Menengah Rendah

Risiko pengendalian -
penjualan
Risiko pengendalian -
Rendah

Rendah
Menengah

Menengah
Rendah

Rendah
 Rendah

Rendah
Rendah

Rendah
Menengah Tinggi

Rendah
Tidak
Tidak
berlaku
Tidak
penerimaan kas berlaku berlaku
Risiko pengendalian -
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pengendalian Rendah
hasil hasil hasil hasil hasil hasil hasil
tambahan
Pengujian substantif
Hasil tidak Tidak Tidak
atas transaksi - Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik
diterima berlaku berlaku
penjualan
Pengujian substantif
Tidak Tidak
atas transaksi - Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik Rendah
berlaku berlaku
penerimaan kas
Hasil tidak Tidak
Prosedur analitis Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik Hasil baik
diterima berlaku
Risiko deteksi
terencana untuk
Tinggi Menengah Tinggi Menengah Tinggi Rendah Rendah Tinggi
pengujian perincian
saldo
Bukti audit
terencana untuk
Rendah Menengah Rendah Menengah Rendah Tinggi Tinggi Rendah
penguijian perincian
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo an Program Audit untuk Hillsburg
Hardware Co.- Siklus Penjualan dan penagihan (Format Rancangan)

Note: Prosedur itu diikhtisarkan ke dalam format kinerja


Program audit Pengujian atas Rincian Saldo untuk Hillsburg Hardware Co.- Siklus
Penjualan dan Penagihan (Format Kinerja)
1. Mereview neraca saldo piutang usaha untuk piutang yang berjumlah besar dan tidak biasa.
2. Menghitung prosedur analitis yang ditunjukkan dalam skedul audit yang dikompensasi ke depan.
3. Mereview piutang yang tercantum pada Aged Trial Balance menyangkut wewel dan piutang


dengan pihak terkait.
4. Menanyai manajemen apakah ada pihak terkait , wesel atau piutang jangka panjang yang
dimasukkan dalam neraca saldo.
5. Mereview notulen rapat dewan direksi dan menyai manajeman untuk menentukan apakah ada
piutang yang digadaikan.
6. Menelusuri 10 akun dari neraca saldo ke file indul piutang usaha untuk melihat umur piutang
dan saldonya.
7. Memfoot 2 halaman neraca saldo untuk melihat umur kolom piutang.
8. Menelusuri saldo ke buku beasr umum
9. Menelusuri lima piutang dari file induk piutang usaha ke aged trial balance.
10. Mengkonfirmasi piutang usaha.
11. Melakukan prosedur alternatif untuk semua konfirmasi yang tidak dikembaliakan.
12. Membahas dengan manager kredit tentang kemungkinana penagihan piutang yanag sudah
lama.
13. Mengevaluasi apakah peyisihan apakah sudah memadai setelah melakukan prosedur audit.
14. Memilih 20 transakasi penjualan ddari jurnal penjualan tahun berjalan.
15. Mereview retur dan pengurangan penjualan yang besar sebelum dan setelah tanggal neraca
untuk menentukan apakah telah dicatat dalam periode yang benar.
Terima Kasih
Marsyaf. SE, Ak. M.Ak

Anda mungkin juga menyukai