Anda di halaman 1dari 20

MELENGKAPI TES DALAM

SIKLUS PENJUALAN &


PENAGIHAN :
REKENING PIUTANG
CHAPTER 16
Tujuan Audit Rekening Piutang yg Berkaitan
Dengan Saldo
1. Rekening umur piutang dalam neraca saldo,
jumlahnya harus sesuai dengan data asli. Jumlahnya
dihitung secara benar dan sesuai dengan jurnal buku
besar (detail in)
2. Keberadaaan : ada catatan rekening piutang
3. Kelengkapan : setiap kali ada piutang selalu
dilengkapi dengan data
4. Akurasi : rekening piutang akurat
5. Klasifikasi : rekening piutang diklasifikasikan
dengan baik
6. Cut off : cut off pada rekening piutang dengan benar
7. Rekening piutang ditetapkan dengan nilai yang
dapat dicapai
8. Klien punya hak terhadap rekening piutang
9. Ada representasi dan keterbukaan pada rekening
piutang
Metodologi Utk Mendesain Rincian Saldo
Untuk Rekening Piutang
Mengidentifikasi resiko bisnis klien
yang mempengaruhi rekening Phase I
Piutang

Tentukan kesalahan yang


dapat ditoleransi dan menilai
Phase I
resiko yang melekat pada rekening
piutang

Menilai resiko pengawasan


untuk siklus penjualan dan Phase I
penagihan
Metodologi Utk Mendesain Rincian Saldo
Untuk Rekening Piutang
Mendisain dan
melaksankan
tes pengawasan dan
tes substantif transaksi Phase II
siklus penjualan
dan penagihan
Metodologi Utk Mendesain Rincian Saldo
Untuk Rekening Piutang
Mendesain dan
melaksanakan
analisis prosedur Phase III
untuk saldo
rekening piutang
Prosedur Audit
Desain tes rincian saldo
rekening piutang Ukuran sampel
yang memenuhi tujuan Phase III
audit yang berkaitan Hal yang dipilih

dengan saldo
Penentuan waktu
Mengidentifikasi Resiko Bisnis Klien Yg
Mempengaruhi RekeningPiutang

Auditor harus mempelajari industri klien dan


lingkungan eksternal
Mengevaluasi tujuan manajemen dan proses bisnis
untuk mengidentifikasi resiko bisnis yang berkaitan
dengan laporan keuangan
Kesalahan Yg Dapat Ditolerir & Penilaian
Resiko Yg Melekat

Auditor harus mempertimbangkan keputusan tentang


materialits keseluruhan dari Laporan Keuangan
Selanjutnya auditor mengalokasikannya pada setiap
rekening  rekening piutang
Alokasi  dasar penentuan kesalahan yang dapat
ditolerir
Menilai Resiko Kendali Utk siklus Penjualan
& Penagihan

Auditor harus melihat 3 aspek pengawasan


internal :
1. Pengawasan untuk mencegah & menditeksi
penggelapan
2. Pengawasan terhadap cut off
3. Pengawasan yang berhubungan dengan
rekening penyisihan barang tak tertagih
Mendesain & Melaksanakan test Pengendalian &
Substantif Test Atas Transaksi

Auditor harus memperhatikan ukuran sampel


Test pendendalian melihat apakah penilaian resiko
pada penjualan dan penerimaan tunai perlu ditinjau
kembali
Hasil dari substantif test digunakan untuk
meingkatkan tingkat resiko penditeksian yang
direncanakan
Mendesain & Melakukan Prosedur Analisis
Prosedur Analisis dilakukan dalam 3 fase desain :
selama perencanaan,ketika melakukan tes terinci dan
saat menilai kelengkapan prosedur analisis.
Prosedur analitis dilakukan untuk seluruh siklus
penjualan dan penagihan tidak hanya untuk rekening
piutang
Ketika prosedur analisis menemukan fluktuasi yang
tidak biasa, auditor perlu membuat pemeriksaan
tambahan terhadap manajemen
Merancang & Melaksanakan Tes Rincian
Saldo Piutang

Test rincian saldo tergantung pada penyatuan faktor


yang berada pada gambar 15-7
Baris kedua dari bawah menunjukkan rencana
penditeksian untuk masing-masing tujuan audit.
Rencana penditeksian untuk masing-masing tujuan
adalah keputusan auditor, yang dibuat secara subjektif
dengan mengkombinasikan berbagai kesimpulan pada
faktor dalam baris
PERANCANGAN TEST RINCIAN SALDO
Konfirmasi pada untuk rekening piutang adalah test
rinciang yang paling penting
Kebanyakan test rekening piutang didasarkan pada
neraca saldo umur piutang daftar saldo rekening
piutang pada tanggal neraca, meliputi :
Saldo pelanggan yang belum diselesaikan
Saldo piutang yang sudah berlalu antara tanggal
penjualan dan tanggal neraca (gambar 15-3)
Piutang Dagang Yg Dicatat Memang Ada :
test utama yang dlakuakan adalah menemukan
keberadaan pencatatan rekening piutang (bisa
dengan cara konfirmasi, baca bab 7)
Ketika konsumen tidak bereaksi terhadap
konfirmasi  auditor menguji dokumen
pengiriman barang &penerimaan tunai
Piutang Dagang Yg Dimasukkan Dalam Catatan :
Memeriksa ulang berkas induk piutang dagang
Footing pada saldo rekening & menyesuaikan
saldo dengan jurnal buku besar
Akurasi pada rekening piutang :
Melakukan testdebet dan kredit saldo pelanggan dan
menguji dokumen yang mendukung pengiriman
Klasiifikasi rekening piutang telah dilakukan dengan
benar:
Ada hubungan erat antara tujuan klasifikasi ini dengan
presentasi dan keterbukaan
Apakah klien telah dengan tepat memisahkan klasifikasi
rekening piutang
Dengan keyakinan atas point 1 maka auditor akan
melihat apakah transaksi pihak terkait telah dicatat
dengan tepat
Cut off :
Muncul ketika transaksi periode berjalan dicatat pada
periode yang selanjutnya atau sebaliknya
Tujuan uantuk memverifikasi apakah transaksi dicatat
pada periode yang sesuai
Dalam menentukan kewajaran cut off dilakukan 3 lapis
pendekatan :
1. Memutuskan kriteria yang sesuai untuk cut off
2. Mengevaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur
yang layak untuk memastikan cut off
3. Menguji apakah cut off layak diberikan
Pisah bataspenjualan  adalah kriteria yang
digunakan untuk menentukan kapan panjualan
terjadi dengan pengiriman barang.
Pisah batas retur penjualan dan pengurangan harga 
GAAP mensyaratkan bahwa retur penjualan dan
pengurangan harga harus sesuai dengan penjualan jika
jumalahnya material.
Rekening piutang yg dinyatakan pada nilai yg dapat
dicapai :
GAAP mensyaratkan agar rekening piutang dinyatakan
pada jumlah dimana akhirnya dapat ditagih
Contoh gambar 15-4  piutang dikecilkan
Melihat apakah ada perubahan kebijakan untuk piutang
yang tidak dapat ditagih
Menentukan rekeing mana yang belum terbayar setelah
tanggal neraca  jumlahnya meningkat atau menurun
KONFIRMASI REKEING PIUTANG
SAS 67 (AU 330) menyatakan rekeing piutang tidak
dapat dikonfirmasikan dalam 3 keadaan berikut
1. rekening piutang tidak penting  perusahaan yang
banyak menerima cash dan kartu kredit
2. Auditor berpendapat bahwa konfirmasi bukti tidak
efektif karena tingkat responnya tidak cukup
3. Kombinasi tingkat resiko yang melekat dan resiko
pengawasan yang rendah dan bukti substantif lainnya
yang dapat diakumulasi menjadi bukti yang cukup
Konfirmasi :
(+) : komunikasi yg ditunjukkan pada debitor
dan meminta untuk mengkonfirmasi secara
langsung apakah saldo yang dinyatakan benar
atau salah
 Konfirmasi format: berisi lembaran kosong tidak
menyatakan jumlah tetapi perintaan untuk mengisi
atau melengkapi informasi lain
 Konfirmasi faktur : jenis konfirmasi positif untuk

faktur, dibanding dengan rekening piutang


keseluruhan saldo
(-) : tanggapan yg diminta sekedar menanyakan
ketidak setujuan dengan jumlah yg ditanyakan

Anda mungkin juga menyukai